• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 PROFIL KABUPATEN BREBES - DOCRPIJM 1504175156BAB 2 PROFIL KABUPATEN BREBES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 PROFIL KABUPATEN BREBES - DOCRPIJM 1504175156BAB 2 PROFIL KABUPATEN BREBES"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

II-1

BAB 2

PROFIL KABUPATEN BREBES

2.1. WILAYAH ADMINISTRASI

Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari 35 daerah otonom di Propinsi Jawa

Tengah. Kabupaten Brebes terletak antara 6o44’– 7o21 Lintang Selatan dan antara

108o41’– 109o11 Bujur Timur. Secara administrasi Kabupaten Brebes dibatasi oleh:

 Sebelah Utara : Laut Jawa

 Sebelah Timur : Kabupaten Tegal dan Kota Tegal

 Sebelah Selatan : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap

 Sebelah Barat : Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan (Propinsi

Jabar).

Luas wilayah administrasi tercatat sebesar 176,346,27 Ha, dengan luas wilayah yang

terbesar adalah Kecamatan Bantarkawung, yaitu seluas 20.917,73 Ha atau 11,86%

dari luas Kabupaten Brebes secara keseluruhan. Sedangkan luas wilayah terendah

adalah Kecamatan Kersana, luas wilayahnya sebesar 2.671,51 Ha atau 1,5% dari

luas Kabupaten Brebes secara keseluruhan. Secara administrasi, Kabupaten Brebes

terbagi dalam 17 kecamatan dan 297 desa/kelurahan. Untuk melihat luas

masing-masing kecamatan di Kabupaten Brebes dapat dilihat dalam Tabel 2.1 dan Peta

2.1.

Diagram 2.1

(2)

II-2 Tabel 2.1

Luas Daerah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Brebes Tahun 2015

Sumber data : hasil analisis 2016

2.2. POTENSI WILAYAH

Dalam pengembangan potensi kegiatan atau komoditas unggulan pasti

terdapat beberapa sektor yang menjadi sektor unggulan dan di perlukan

pengelolaan dan pengembangan untuk mempertahan serta meningkatkan

KECAMATAN Luas Ha Luas

Km2

% terhadap Luasan Kabupaten

Banjarharjo 16054.77 160.55 9.10%

Bantar Kawung 20917.73 209.18 11.86%

Brebes 9022.44 90.22 5.12%

Bulakamba 11720.27 117.2 6.65%

Bumiayu 8045.43 80.45 4.56%

Jatibarang 3947.01 39.47 2.24%

Kersana 2671.51 26.72 1.52%

Ketanggungan 15425.51 154.26 8.75%

Larangan 16039.46 160.39 9.10%

Losari 9231.33 92.31 5.23%

Paguyangan 10690.83 106.91 6.06%

Salem 16728.11 167.28 9.49%

Sirampog 7408.34 74.08 4.20%

Songgom 5246.57 52.47 2.98%

Tanjung 7040.35 70.4 3.99%

Tonjong 8696.62 86.97 4.93%

Wanasari 7460 74.6 4.23%

(3)

II-3 pertumbuhan ekonomi daerah di Kabupaten Brebes. Seperti yang kita ketahui

sektor-sektor yang menjadi unggulan di Kabupaten Brebes adalah pertanian,

peternakan dan industri.

1. Pertanian

Padi sawah dan bawang merah merupakan potensi dari sektor pertanian

yang terdapat di Kabupaten Brebes, seperti yang di ketahui juga masyarakat di

Kabupaten Brebes bekerja sebagai petani. Hasil pertanian padi sawah yang

memiliki luas 97.841 Ha dan dengan hasil produksi 561.612 ton, selanjutnya adalah

hasil pertanian bawang merah yang merupakan jenis pertanian yang juga banyak

terdapat di Kabupaten Brebes dengan luas 30.954 Ha dan hasil produksi sebesar

3.759.742 ton. Dari hasil pengamatan kami pengelolaan hasil panen di setiap

wilayah sudah dilakukan dengan cukup baik, masyarakat di Kabupaten Brebes

yang mayoritas bekerja sebaga petani mengolah hasil panennya lalu kemudian

menjualnya kepasar-pasar yang ada di wilayah tersebut atau bahkan

menjualnyanya sampai keluar daerah yang bersangkutan, tergantung seberapa

banyak hasil panen yang telah di peroleh. Hasil panen tersebut biasanya tidak di

jual secara keseluruhan melainkan masyarakat juga mengambil sebagian dari hasil

panen mereka untuk di konsumsi sehari-hari.

Dengan adanya lahan pertanian yang sangat luas di Kabupaten Brebes hal

ini juga sangat membantu dalam menambah nilai-nilai ekonomi dan

pendapatauntuk daerah. Dan juga memberikan peluang kerja bagi masyarakat

yang masih belum mempunyai pekerjaan. Pengelolaan dan pengembangan sektor

pertanian di Kabupaten Brebes harus selalu di perhatikan karena sektor pertanian ini

merupakan adalah sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan di daerah

Kabupaten Brebes. Dalam hal pengembangan sektor pertanian ini juga di perlukan

peranan pemerintah dalam upayanya membantuk menjaga kualitas tanah serta

hasil panennya. Walaupun demikian perananya dari masyarakat juga sangat

penting karena hal itu sangat bergantung pada kinerja-kinerja para petani tersebut.

2. Peternakan

Itik merupakan hawan ternak yang lebih banyak di kenal di Kabupaten

Brebes karena telur yang di hasilkan oleh itik tersebut. Kenyataan ini tidak sesuai

(4)

II-4 lebih banyak produksinya adalah ayam ras pedaging yaitu terdapat 6.951.000 ekor,

sedangkan itik hanyak sejumlah 519.858 ekor, namun hal ini tidak menjadi masalah.

Hewan ternak yang terdapat di Kabupaten Brebes yang paling sering di jumpai di

Kabupaten Brebes adalah itik. Dalam pengembangan potensi peternakan ini di

perlukan pengawasan pemerintah karena walau bagaimanapu itik juga

merupakan hewan unggas yang mudah terserang penyakit. Jika hal itu terjadi itu

sangatlah merugikan bagi pendapatan daerah, karena selain menyebabkan

kerugian terhadap perkembang biakannya, hal itu juga akan mempengaruhi

keberadaannya telor asin yang merupakan makanan khas yang terdapat di

Kabupaten Brebes. Hal ini juga tidak terlepas dari kesadaran dari para peternak itu

sendiri untuk selalu menjaga kebersihan dan kesehatan hewan ternaknya agar

tidak merugikan bagi pemilik dan juga pemasukan terhadap daerah.

3. Industri

Seperti yang kita ketahui banyak terdapat industri-industri yang dapat di

kembangkan di Kabupaten Brebes yaitu salah salah satunya yang paling terkenal

adalah industri yang memproduksi telur asin yang merupakan makanan khas dari

Kabupaten Brebes itu sendiri baik yang merupakan industri besar ataupun hanya

industri rumah tangga. Ada juga yang industri yang memproduksi bawang merah.

Selain itu masih banyak industri yang terdapat di Kabupaten Brebes yaitu seperti

batik salem, pengolahan rajungan, tahu dan pindang bandeng. Pembangunan di

sektor industri ini merupakan prioritas dalam pembangunan ekonomi tanpa

mengabaikan pembangunan sektor lainnya. Perlunya pengembangan dalam

sektor ini bertujuan untuk mengembangkan potensi kegiatan/komoditas unggulan

yang ada di Kabupaten Brebes agar hasil produksi dari industri-industri ini dapat di

pasarkan bukan hanya di daerah yang bersangkutan melainkan dapat di pasarkan

ke daerah-daerah lain atau bahkan dapat di ekspor keluar negeri. Karena tidak

menutup kemungkinan dengan sumber daya alam yang memadai dan dengan

mempertahankan popularitas akan kualitas yang dihasilkan oleh industri-industri

yang ada di Kabupaten Brebes adalah baik.

2.3. DEMOGRAFI DAN URBANISASI

Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2013 adalah

(5)

II-5 dengan jumlah penduduk perempuan. Hal ini dapat ditunjukkan dengan angka sex

rasio sebesar 101 yang berarti bahwa setiap 100 penduduk perempuan terdapat

101 penduduk laki-laki. Secara absolut, masing-masing jumlahnya adalah 886.698

jiwa penduduk laki-laki dan 877.950 jiwa penduduk perempuan. Bila dibandingkan

dengan kondisi sepuluh tahun yang lalu jumlah penduduk Kabupaten Brebes

sebesar 1.714.377 sehingga telah terjadi

pertambahan penduduk sebanyak 50.271 jiwa, atau dapat dikatakan

pertumbuhan rata-rata per tahun 0,29%. Jika dilihat berdasarkan angka kelahiran

kasarnya, angka kelahiran kasar di Kabupaten Brebes pada 2013adalah 14,25, yang

berarti bahwa tiap 1000 penduduk terdapat 14 kelahiran. Perhitungan ini disebut

perhitungan kasar karena yang menjadi pembagi adalah seluruh penduduk, baik

laki-laki maupun perempuan di seluruh usia termasuk perempuan yang di luar usia

reproduksi (15-49 tahun). Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Brebes

sebagian besar tinggal didaerah perdesaan, namun demikian sering terjadi

perpindahan dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan (Urbanisasi), karena

peluang untuk mendapatkan pekerjaan didaerah pedesaan relatif kecil. Urbanisasi

sendiri ada dua macam, yang pertama adalah urbanisasi penduduk dari desa ke

kota dan kedua adalah perubahan status desa menjadi kota. Oleh karena itu

pemerintah Kabupaten Brebes berupaya memacu pengembangan pembangunan

daerah agar daerahnya tidak ketinggalan dengan daerah lain. Jumlah penduduk

per Kecamatan sangat bervariatif, distribusi penduduk Kabupaten Brebes belum

tersebar secara merata.

Tiga kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah Kecamatan

Bulakamba 165.023 jiwa (9,35%), Kecamatan Brebes 159.706 jiwa (9,05%), dan

Kecamatan Wanasari sebanyak 142.787 jiwa (8,09%), sedangkan kecamatan

dengan jumlah penduduk paling kecil adalah Kecamatan Salem sebanyak 58.018

jiwa atau (3,29%). Namun jika dilihat dari tingkat kepadatannya, dimana luas

daerah ikut diperhitungkan, Kecamatan Jatibarang menempati urutan pertama

sebagai kecamatan yang paling padat penduduknya di Kabupaten Brebes,

dimana kepadatan penduduknya 2.398 penduduk/Km2 yang berarti bahwa tiap 1

Km2 ditempati 2.396 penduduk. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan

(6)

II-6 penduduknya hanya 381 penduduk/Km2 yang berarti bahwa tiap 1 Km2 hanya

ditempati 381 penduduk.

Tabel 2.2

Penduduk Kabupaten Brebes Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2013

Kecamatan Laki - Laki Perempuan Total

(1) (2) (3) (4)

010. SALEM 28 782 29 236 58 018

020. BANTARKAWUNG 43 510 45 755 89 265

030. BUMIAYU 48 377 49 662 98 039

040. PAGUYANGAN 49 405 48 518 97 923

050. SIRAMPOG 31 182 31 571 62 753

060. TONJONG 33 155 33 402 66 557

070. LARANGAN 70 892 68 412 139 304

080. KETANGGUNGAN 67 764 68 477 136 241

090. BANJARHARJO 60 331 60 294 120 625

100. LOSARI 62 336 60 138 122 474

110. TANJUNG 47 139 45 976 93 115

120. KERSANA 29 239 29 587 58 826

130. BULAKAMBA 83 772 81 251 165 023

140. WANASARI 72 948 69 839 142 787

150. SONGGOM 35 554 34 061 69 615

160. JATIBARANG 42 301 42 076 84 377

170. BREBES 80 011 79 695 159 706

Jumlah/Total 886 698 877 950 1 764 648

2012 882 679 873 517 1 756 196

2011 877 780 868 749 1 746 529

2010 872 242 864 284 1 736 526

(7)

II-7

Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes Menurut Kecamatan dan Sex Rasio Tahun 2013

Kecamatan Laki - Laki Perempuan Sex Rasio

Sumber : BPS Kabupaten Brebes Tahun 2013

Diagram 2.2

(8)

II-8 Tabel 2.4

Jumlah Kepadatan Penduduk Kabupaten Brebes Tahun 2013

Kecamatan Luas(Km2) laki-laki Perempuan jumlah Kepadatan K m 2

Sumber : BPS Kabupaten Brebes Tahun 2013

Tabel 2.5

(9)

II-9

160. JATIBARANG 1 161 697 714 736 13.76 8.26 442

170. BREBES 2 474 1 280 882 1 461 15.49 8.01 615

Jumlah/Total 25 153 12 271 7 194 9 739 14.25 6.95 10 337

Sumber : BPS Kabupaten Brebes Tahun 2013

Diagram 2.3

Penduduk Berdasarkan Kelahiran, Kematian, Datang dan Pindah Di Kabupaten Brebes Tahun 2013

Tabel 2.6

Banyaknya Penduduk Usia Sekolah 7- 12 Tahun Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Di Kabupaten Brebes Tahun 2013

Kecamatan Laki - Laki Perempuan Jumlah

010. SALEM 3 321 3 174 6 495

020. BANTARKAWUNG 5 020 4 968 9 988

030. BUMIAYU 5 582 5 392 10 974

040. PAGUYANGAN 5 700 5 268 10 968

050. SIRAMPOG 3 598 3 428 7 026

060. TONJONG 3 825 3 627 7 452

070. LARANGAN 8 179 7 428 15 607

080. KETANGGUNGAN 7 819 7 435 15 254

090. BANJARHARJO 6 961 6 547 13 508

100. LOSARI 7 192 6 530 13 722

110. TANJUNG 5 439 4 992 10 431

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

(10)

II-10

120. KERSANA 3 374 3 212 6 586

130. BULAKAMBA 9 665 8 822 18 488

140. WANASARI 8 417 7 583 16 000

150. SONGGOM 4 102 3 698 7 800

160. JATIBARANG 4 881 4 569 9 449

170. BREBES 9 232 8 653 17 885

Jumlah/Total 102 306 95 326 197 632

Sumber : BPS Kabupaten Brebes Tahun 2013

2.4. ISU STRATEGIS SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN

2.4.1. EKONOMI

a). Produk Domestik Regional Bruto;

Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi

makro serta perekonomian daerah. Perekonomian suatu daerah tidak dapat

terlepas dengan perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

perekonomian global. Ada faktor-faktor ekonomi yang tidakdapat dikendalikan

oleh daerah seperti yang menyangkut kebijakan pemerintah pusat menyangkut

sektor moneter maupun sektor riil. Kemudian juga pengaruh perekonomian global

seperti pengaruh naik turunnya hargaminyak dunia, dan nilai tukar mata uang

asing, dan yang terakhir adalah pengaruh krisis keuangan global yang telah

berdampak pada meningkatnya pemutusan hubungan kerja dan kelesuan pasar

ekspor. Capaian indikator ekonomi daerah adalah sebagai berikut:

1. Produk Domestik Regional Bruto

Dari sisi produksi, struktur ekonomi Kabupaten Brebes dari tahun ke tahun

tidak mengalami perubahan yang signifikan, baik dari kontribusi masing-masing

sektor maupun pertumbuhan setiap sektor usaha. Dari data BPS Kabupaten Brebes

dapat diketahui bahwa dalam kurun tiga tahun terakhir (2012 – 2014), sektor

pertanian masih menjadi leading sector dalam struktur perekonomian daerah

dengan kontribusi rata-rata sebesar 40%, diikuti oleh sektor PB & PE, Reparasi Mobil

dan Motor dengan kontribusi rata-rata sebesar 18% dan sektor industri pengolahan

dengan kontribusi rata-rata sebesar 12%.

Namun demikian, sektor pertanian, walaupun secara kontribusi masih

(11)

II-11 mengalami penurunan. Berbanding terbalik dengan sektor industri pengolahan dan

jasa pendidikan yang kontribusinya mengalami peningkatan dalam kurun waktu

yang sama. Dengan melihat struktur perekonomian Kabupaten Brebes yang cukup

dinamis, pergeseran struktur perekonomian sangat mungkin terjadi dalam kurun

waktu lima tahun ke depan. Hal ini membutuhkan antisipasi yang serius dari

pemerintah daerah. Secara detail, struktur PDRB Kabupaten Brebes lima tahun

terakhir disajikan dalam tabel dibawah ini.

Tabel 2.7

PDRB Kabupaten Brebes Tahun 2012 – 2014 (atas dasar harga berlaku seri 2010)

C Industri Pengolahan 3.130.950,15 3.584.284,90 4.287.884,65 D Pengadaan Listrik dan Gas 14.383,34 15.246,98 15.748,95 E Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limhah & Daur Ulang

17.610,75 17.709,92 18.768,11

F Konstruksi 1.000.275,29 1.092.515,54 1.226.528,53

G PB & PE, Reparasi Mobil & Sepeda Motor

4.390.182,02 4.744.943,10 5.097.031,91

H Transportasi & Pergudangan 631.059,94 721.792,80 847.358,23 I Penyediaan Akomodasi &

Makan Minum

1.006.895,08 1.075.561,70 1.230.038,91

J Informasi & Komunikasi 692.043,95 751.449,94 874.942,09 K Jasa Keuangan & Asuransi 463.027,04 500.751,09 533.258,65

L Real Estate 282.022,28 313.934,31 356.189,95

M,N Jasa Perusahaan 83.282,42 64.901,63 73.651,58

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib

587.375,71 632.416,81 671.060,41

P Jasa Pendidikan 950.647,93 1.138.063,99 1.329.869,75

Q Jasa Kesehatan & Kegiatan Sosial

180.056,67 204.762,64 234.464,80

R,S,T,U Jasa Lainnya 472.608,23 547.511,39 636.028,71

PDRB 24.668.258,21 27.450.195,61 30.739.780,32

(12)

II-12 Sedangkan dilihat pertumbuhan ekonominya, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Brebes tahun 2014 yang ditunjukkan oleh laju pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2010 yaitu sebesar 5,32

persen, melambat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5,97 persen.

Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh kategori Informasi dan Komunikasi sebesar 20,30

persen, dan perannya terhadap PDRB sekitar 3,23 persen. Kategori Pertanian

ternyata mengalami pertumbuhan yang paling rendah selama tahun 2014, yaitu

sebesar 0,25 persen. Sedanggkan sektor-sektor sekunder dan tersier mengalami

pertumbuhan yang cukup menggembirakan khususnya sektor industri pengolahan,

sektor transportasi, sektor jasa perusahaan dan sektor jasa pendidikan.

Gambar 2.1

Pertumbuhan Ekonomi Kab. Brebes dan Sektoral

Tahun 2012 - 2014

Secara kewilayahan, dilihat dari Index Williamson, dalam kurun 2009 - 2013,

Kabupaten Brebes sebenarnya sudah termasuk dalam daerah dengan

ketimpangan rendah dengan rata-rata nilai indeks adalah 0,34. Namun demikian, -5.00

5.00 10.00 15.00 20.00

2013

(13)

II-13 jika dilihat dari rata-rata PDRB kecamatan dan pertumbuhan ekonominya, separuh

lebih kecamatan (9 kecamatan) yang ada di Kabupaten Brebes termasuk dalam

wilayah tertinggal. Hanya Kecamatan Bulakamba yang menjadi kecamatan yang

cepat maju dan cepat tumbuh. Sedangkan dua kecamatan, Losari dan Jatibarang

termasuk ke dalam kecamatan maju dan berkembang.

Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Index Williamson

2009 4,99 0,3418

2010 4,94 0,3404

2011 4,97 0,3402

2012 5,21 0,3227

2013 5,06 0,3441

Yang harus menjadi perhatian lain bagi Pemerintah Daerah adalah,

beberapa kecamatan yang merupakan kecamatan-kecamatan maju dari sisi

PDRB, namun pertumbuhannnya terus menurun dan di bawah rata-rata

pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini menunjukkan terjadinya stagnasi aktivitas

perekonomian di kecamatan-kecamatan tersebut dan dibutuhkan inovasi dan

strategi yang lebih tepat sasaran sehingga pertumbuhan ekonomi

kecamatan-kecamatan tersebut mampu tumbuh positif.

Dengan kondisi yang cukup kontradiktif ini, maka pemerintah Kabupaten

Brebes perlu mengambil kebijakan yang strategis yang mampu melindungi

kepentingan masyarakat Brebes. Walaupun menurun secara kontribusi dan lambat

pertumbuhannya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa sektor pertanian masih

memegang peranan yang vital bagi perekonomian Kabupaten Brebes. Oleh

karenanya, sektor ini harus tetap menjadi fokus perhatian bagi pemerintah

Kabupaten Brebes. Ditambah lagi dengan kebijakan pemerintahan yang baru

dengan jargon “kemandirian pangan” dan target swasembada beras tahun 2017,

maka pertanian menjadi prioritas di tahun 2016.

Namun demikian, sektor-sektor potensial yang mengalami pertumbuhan

positif juga harus menjadi fokus dan prioritas Pemerintah Kabupaten Brebes. Secara

khusus, sektor industri pengolahan, khususnya industri pengolahan hasil pertanian,

(14)

II-14 mengingat pengembangan industri pengolahan, khususnya industri mikro, kecil dan

menengah, efek dominonya dapat dirasakan oleh banyak sektor yang lain

khususnya dalam upaya pengurangan angka kemiskinan, pengangguran dan

peningkatan nilai tambah produk pertanian.

2. Pendapatan Perkapita

PDRB perkapita sebagai indikator yang lebih merepresentasi kan tingkat

kemakmuran masyarakat dalam beberapa tahun juga selalu mengalami kenaikan

meskipun fluktuatif. Perkembangan PDRB perkapita Kabupaten Brebes dapat dilihat

berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.8

Pendapatan Perkapita Kabupaten Brebes Tahun 2009 - 2013

Uraian 2009 2010 2011 2012 2013

PDRB

(Jutaan Rp.)

5.247.897,41 5.507.402,71 5.780.877,86 6.082.267,39 6.390.184,05

Penduduk tengah tahun

1.749.623 1.744.230 1.739.421 1.745.515 1.760.422

Pendapatan perkapita

2.999.445 3.157.498 3.323.450 3.484.512 3.629.916

Sumber: Pendapatan Regional Kab. Brebes 2013 (Bappeda Kab. Brebes, 2014)

3. Inflasi

Dalam konteks ilmu ekonomi makro, inflasi adalah proses meningkatnya

harga dari sekelompok barang dan jasa secara terus menerus yang berkaitan

dengan mekanisme pasar. Inflasi diukur sebagai persentase perubahan Indeks

Harga Konsumen (indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu),

deflektor Produk Domestik Bruto (menunjukkan besarnya perubahan harga dari

semua barang baru, atau indeks-indeks lain dalam tingkat harga keseluruhan. Inflasi

dapat disebabkan antara lain konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya

(15)

II-15 ketidaklancaran suplai dan distribusi barang. Jika besarannya tidak terkendali, inflasi

akan mempengaruhi kondisi perekenomian masyarakat.

4. Kondisi Sektor Pertanian

Kondisi pertanian tanaman pangan di Kabupaten Brebes meliputi padi

sawah, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Luas

panen padi sawah di kabupaten Brebes sebesar 99,865 Ha dengan produksi 576,686

ton. Kecamatan Banjarharjo merupakan produsen padi terbesar pada tahun 2015

dengan produksi 49,149 ton. Kondisi tanaman padi tersebut dapat dilihat pada

Tabel 2.19.

Selain padi sawah juga dihasilkan padi ladang untuk memenuhi kebutuhan

beras di Kabupaten Brebes. Pada tahun 2015 luas panen padi ladang sebesar 2,482

Ha dan produksinya sebesar 14,493 ton, mengalami kenaikan bila dibandingkan

dengan tahun 2014 dengan luas panen 1,915 ha dan produksinya sebesar 9,896

ton.

Tanaman palawija yang mendominasi di Kabupaten Brebes salah satunya

adalah jagung. Pada tahun 2013 luas panen jagung sebesar 17.735 Ha dan

produksinya sebesar 116.470 ton, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan

tahun 2012 dengan luas panen 17.141 ha dan produksinya sebesar 134.104 ton.

Tabel 2.9

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Brebes Tahun 2015

Kecamatan

Luas Luas Jumlah Rata-rata Jumlah

Tanam Panen Produksi Produksi Komsumsi

(ha) (ha) (Ton) (kuintal/ha) ( ton )

01. SALEM 6,825 7,241 41,274 57.00 6,889

02. BANTARKAWUNG 9,184 8,380 47,766 57.00 5,412

03. BUMIAYU 8,116 8,097 46,348 57.24 5,874

04. PAGUYANGAN 6,043 5,976 34,063 57.00 5,739

(16)

II-16

06. TONJONG 5,906 5,709 32,827 57.50 7,873

07. LARANGAN 6,751 6,658 38,616 58.00 16,478

08. KETANGGUNGAN 8,419 7,607 44,881 59.00 16,116

09. BANJARHARJO 8,386 8,474 49,149 58.00 14,268

10. LOSARI 4,737 6,538 37,920 58.00 14,487

11. TANJUNG 2,062 2,815 16,327 58.00 11,014

12. KERSANA 1,886 1,844 10,695 58.00 6,958

13. BULAKAMBA 6,948 7,219 41,870 58.00 19,520

14. WANASARI 3,074 3,695 21,431 58.00 16,890

15. SONGGOM 7,518 7,179 41,639 58.00 8,235

16. JATIBARANG 4,781 4,600 26,680 58.00 9,981

17. BREBES 3,119 3,178 18,432 58.00 18,891

JUMLAH 98,650 99,865 576,686 57.75 192,005

Sumber/Source : Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Brebes

Diagram 2.10

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah

0 20 40 60

(17)

II-17 Tabel 2.10

Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi LadangDi Kabupaten Brebes Tahun 2015

Kecamatan

Luas Luas Jumlah Rata-rata Jumlah

Tanam Panen Produksi Produksi Komsumsi

(ha) (ha) (Ton) (kuintal/ha) ( ton )

01. SALEM - - - -

02. BANTARKAWUNG 81 - - -

03. BUMIAYU 25 5 29 58.00 sama dengan

atas 04. PAGUYANGAN 79 63 369 58.50

05. SIRAMPOG - - - -

06. TONJONG 1,041 1,043 6,154 59.00

07. LARANGAN 449 429 2,445 57.00

08. KETANGGUNGAN 786 672 3,965 59.00

09. BANJARHARJO 185 158 901 57.00

10. LOSARI 112 112 631 56.30

11. TANJUNG - - - -

13. BULAKAMBA - - - -

14. WANASARI - - - -

15. SONGGOM - - - -

16. JATIBARANG - - - -

17. BREBES - - -

JUMLAH 2,758 2,482 14,493 58.39

Sumber/Source : Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Kab. Brebes

5. Perkebunan

Produksi tanaman perkebunan di Kabupaten Brebes sebagian besar

tanaman perkebunan rakyat . Luas dan produksi tanaman perkebunan rakyat

(18)

II-18 luas, tanaman perkebunan rakyat yang mempunyai area yang cukup tinggi pada

tahun 2013 adalah tanaman tebu sebesar 4.912 ha terjadi kenaikan bila dibanding

tahun 2012 yang sebesar 2.523 Ha, dan tanaman kelapa sebesar 3.778 ha terjadi

penurunan bila dibanding tahun 2012 yang sebesar 4.113 Ha.

6. Peternakan

Jenis ternak yang diusahakan Di Kabupaten Brebes adalah ternak besar

yaitu sapi, kerbau dan kuda sedangkan ternak kecil antara lain kambing, domba

dan kelinci. Disamping itu juga diusahakan ternak ungags yaitu ayam ras, ayam

kampung dan itik.

Populasi ternak besar pada tahun 2013 untuk sapi, kerbau dan kuda

masing-masing tercatat 28.031 ekor, 7.540 ekor dan 354 ekor. Kecamatan

Bantarkawung dan Ketanggungan merupakan kecamatan dengan jumlah ternak

besar terbanyak di Kabupaten Brebes. Pada tahun 2013 populasi ternak kecil yaitu

kambing dan domba sebanyak 116.597 ekor dan 173.009 ekor sedangkan kelinci

pada tahun 2013 ada sebanyak 8.562 ekor. Dibandingkan tahun sebelumnya

populasi ternak kecil baik kambing, domba maupun kelinci mengalami kenaikan.

Banyaknya ternak besar yang dipotong pada tahun 2013 tercatat sebagai berikut:

sapi yang dipotong di RPH Pemerintah sebanyak 1.997 ekor, RPH swasta sebanyak

119 ekor dan di luar RPH sebanyak 1.828 ekor, sedangkan kerbau di potong pada

RPH Pemerintah 544 ekor dan di luarRPH sebanyak 74 ekor. Banyaknya ternak kecil

yang dipotong pada tahun 2013 adalah kambing sebanyak 8.407 ekor, dan domba

sebanyak 38.998 ekor baik yang dipotong di RPH maupun diluar RPH. Produksi telur

(ayam ras dan itik) pada tahun 2013 tercatat sebanyak 381.012.155 butir terjadi

kenaikan sebesar 16,76 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

7. Perikanan

Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan perikanan

darat. Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya (tambak, sawah, kolam dan

karamba) dan perairan umum (waduk, sungai, telaga/rawa). Produksi yang

dihasilkan dari perikanan laut pada tahun 2013 sebesar 2.207,66 ton dengan nilai

10,47 milyar rupiah, dibanding dengan tahun sebelumnya terjadi penurunan,

produksi pada tahun 2012 mencapai 3.078,74 ton dengan nilai 13,99 milyar rupiah.

(19)

II-19 dengan produksi ikan 59.346,30 ton, sementara luas perikanan kolam sebesar 114,39

ha dengan produksi ikan 2.960,92 ton. Produksi perikanan waduk di Kabupaten

Brebes 313,11 ton dengan nilai produksi 3,16 milyar rupiah.

2.4.2. PENDIDIKAN DAN KESEHATAN

Pendidikan merupakan bagian integral dari pembangunan yang dapat

dijadikan indikator kemajuan suatu bangsa. Pembangunan suatu bangsa tidak bias

mengandalkan sumber daya alam semata maka usaha dalam meningkatkan

kualitas sumber daya manusia mutlak diperlukan, dimana pendidikan adalah salah

satu faktor untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) tersebut. Peningkatan

di bidang pendidikan akan berimbas pada kualitas penduduk yang semakin baik.

Makin tinggi tingkat pendidikan suatu bangsa, maka semakin tinggi pula tingkat

kemajuan bangsa tersebut.

Salah satu sisi yang dapat dilihat untuk mengetahui gambaran pendidikan

suatu daerah adalah jumlah sekolah, guru, dan murid. Pada Tahun 2013 sebagian

besar jumlah sekolah di Kabupaten Brebes mengalami penambahan. Hanya

Sekolah tingkat MA yang jumlahnya masih sama. Jumlah guru dalam suatu

Kabupaten akan menggambarkan ketersediaan tenaga pendidik dalam wilayah

tersebut. Jumlah guru di Kabupaten Brebes pada tahun 2013 relatif bertambah

jumlahnya jika dibandingkan tahun 2012. Jumlah murid di kabupaten Brebes relatif

meningkat pada tahun 2013 dibandingkan satu tahun sebelumnya kecuali jumlah

murid pada tingkat MTs. Jumlah murid MTs pada tahun 2013 adalah 30.346,

(20)

II-20 Diagram 2.

Banyaknya Sekolah, Guru dan Murid SD, SLTP, SLTA Negeri dan Swasta Di Kabupaten Brebes Tahun 2013

Ketenaga kerjaan merupakan indikator yang mendasar bagi kebutuhan

masyarakat karena mencakup dua aspek, yaitu aspek ekonomi dan sosial. Aspek

ekonomi menjelaskan kebutuhan manusia akan pekerjaan berkaitan dengan

kebutuhan hidup sehari-hari. Sedangkan aspek sosial berkaitan dengan pengakuan

masyarakat terhadap kemampuan individu Oleh karena itu, dalam setiap

perencanaan tata ruang ataupun pembangunan yang lain, keterkaitan dengan

perluasan kesempatan kerja diharapkan menjadi manfaaat langsung yang bisa

diterima masyarakat. Gambaran keadaan, distribusi/penyebaran dapat dilihat

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.11

Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Bekerja Dirinci Menurut Jenis Pekerjaan dan Kecamatan Di

Kabupaten Brebes Tahun 2013

Kecamatan Petani/Peternak Buruh Tani Nelayan Pengusaha

010. SALEM 20 844 9 683 - 727

020. BANTARKAWUNG 25 179 20 522 4 820

030. BUMIAYU 10 663 11 911 7 548

040. PAGUYANGAN 9 174 11 963 145 817

050. SIRAMPOG 13 512 17 007 - 16

060. TONJONG 10 228 10 084 3 100

(21)
(22)

II-22

Jumlah/Total 48 754 84 064 94 759 14 783

2012 46 019 79 350 89 444 13 954

Sumber/Source : BPS Kabupaten Brebes 2013

Kecamatan PNS/TNI/Polisi Pensiunan Lain-lain Jumlah

010. SALEM 1 100 197 1 558 39 319

Sumber/Source : BPS Kabupaten Brebes 2013

Salah satu factor penunjang terciptanya peningkatan kualitas Sumber daya

Manusia (SDM) adalah tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang memadai.

Secara umum dapat dikatakan bahwa masyarakat yang sehat akan berperan

menciptakan SDM yang berkualitas dan selanjutnya akan sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan perencanaan pembangunan.

Peningkatan status kesehatan dan gizi dalam suatu masyarakat sangat

penting dalam upaya peningkatan kualitas manusia dalam aspek lainnya, seperti

pendidikan dan produktivitas tenaga kerja. Tercapainya kualitas kesehatan dan gizi

yang baik tidak hanya penting untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi

selanjutnya. Tersedianya fasilitas kesehatan yang memadai sangat diperlukan

(23)

II-23 terwujud bila adanya dukungan pemerintah dan swasta sekaligus. Pada tahun 2013

jumlah rumah sakit umum ada 8 buah terdiri dari rumah sakit umum negeri 2 buah,

rumah sakit swasta 6 buah. Didukung pula oleh tersedianya puskesmas induk dan

puskesmas pembantu sebanyak 38 puskesmas induk dan 59 puskesmas pembantu.

Tabel 2.12

Banyaknya Puskesmas, Balai Pengobatan, RS Khusus, Rumah Bersalin dan Rumah Sakit Umum Di Kabupaten Brebes 2013

Kecamatan Puskesmas Poli Klinik BP RS Rumah RSU

Mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor No.1/2011

tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, disebutkan bahwa setiap warga

negara Indonesia mempunyai hak untuk menempati dan/atau memiliki rumah yang

layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur. Hal ini sejalan

dengan UUD 1945 Pasal 28 butir 1, bahwa setiap warga negara berhak hidup

sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup

yang baik dan sehat. Amanat tersebut mendudukan bahwa rumah yang layak dan

lingkungan perumahan yang sehat merupakan hak setiap orang untuk

(24)

II-24 Keberadaan dan perwujudan rumah akan berbeda antara satu

masyarakat dengan masyarakat lainnya. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi keadaan perumahan yaitu :

1. Faktor lingkungan dimana masyakat berada;

2. Tingkat perekonomian masyarakat;

3. Kemajuan teknologi;

4. Kebijakan pemerintah dalam menangani perumahan.

Kondisi dan keadaan perumahan dan lingkungan yang disajikan dalam

gambaran umum sosial budaya dan ekonomi diharapkan dapat merefleksikan

kondisi tempat tinggal masyarakat dan sekaligus menunjukkan tingkat

kesejahteraan yang dicapai.

Kondisis social budaya akan memberikan gambaran lengkap mengenai

situasi social dan budaya dengan menelaah kaitan sejarah dan struktur social

dalam masyarakat. Indikator social budaya sebenarnya tidak bisa diukur hanya

dengan melihat sarana telekomunikasi yang dipakai atau aksesibilitas masyarakat

terhadap informasi. Sosial budaya dalam kehidupan masyarakat melingkupi

pranata social/kelembagaan masyarakat, adat istiadat, warisan budaya dan

kondisi gender. Bagaimana suatu masyarakat memperlakukan kawasannya

dengan pendekatan kearifan local melalui adat istiadat dan warisan budaya.

Bagaimana pranata social berjalan diwilayah atau kawasan tersebut, bagaimana

tingkat aksesibiemitas masyarakat terhadap informasi dan bagaimana keberadaan

(25)

II-25 Tabel 2. 13

Klasifikasi (Tipe) Rumah Di Kabupaten Brebes Menurut Kecamatan Keadaan Akhir Tahun 2013

Kecamatan Tipe A Tipe B Tipe C

01.SALEM 690 11 756 3 799

02.BANTARKAWUNG 12 339 5 338 4 710

03.BUMIAYU 11 283 4 599 4 667

04.PAGUYANGAN 4 311 13 660 5 326

05.SIRAMPOG 7 853 3 410 4 341

06.TONJONG 4 835 7 214 2 134

07.LARANGAN 19 078 12 100 9 333

08.KETANGGUNGAN 18 498 11 967 5 365

09.BANJARHARJO 13 030 11 428 7 636

10.LOSARI 15 111 8 965 4 631

11.TANJUNG 6 318 8 043 7 181

12.KERSANA 7 557 4 146 2 369

13.BULAKAMBA 14 885 10 436 7 244

14.WANASARI 14 254 10 334 5 091

15.SONGGOM 14 597 9 055 1 621

16.JATIBARANG 10 004 6 812 2 231

17.BREBES 26 273 7 078 3 354

Jumlah/ Total 200 916 146 341 81 033

Sumber/Source : Bag Pemerintahan Desa Sekretariat Daerah Kab Brebes 2013

Sosial budaya juga menunjukkan keberagaman nilai budaya dan

tempat-tempat yang dijaga kelestariannya oleh masyarakat. Hal ini penting digambarkan

sebelum perencanaan dilakukan, karena beberapa wilayah memiliki kondisi spesifik,

bersifat unik, dan keberagaman yang tidak dimiliki oleh wilayah lain. Dengan

mengetahui kondisi ini, diharapkan tata ruang juga memperhatikan local wisdom

Gambar

Tabel 2.1 Luas  Daerah Dirinci Menurut Kecamatan di Kabupaten Brebes Tahun 2015
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Tabel 2.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemegang Unit Penyertaan akan mendapatkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang akan disediakan oleh Bank Kustodian paling lambat 7 (tujuh) Hari Bursa setelah:

Hal ini selain dikarenakan bahwa penulis adalah seorang warga jemaat GKJW dan lebih mengetahui tentang permasalahan pendeta yang ada di GKJW dibanding yang ada dalam denominasi

Dua minggu setelah diberikan pengelolaan stres untuk mengatasi stres emosional berupa sugesti terhadap diri sendiri, pasien sudah dapat mengelola stres dengan baik dan merasa lebih

Tidak tertutup kemungkinan bahwa suatu saat pada sapi perah di Indonesia juga dapat terjadi resistensi cacing terhadap antelmintik yang diberikan, mengingat pola pemberian obat

mengemudikan Kendaraan Bermotor Umum, tidak memiliki izin penyelenggaraan Angkutan orang dalam Trayek, izin penyelenggaraan Angkutan orang tidak dalam Trayek atau

Keadaan stabilitas kapal yang demikian ini apabila kedudukan titik G lebih tinggi dari pada kedudukan metasentrumnya (titik M),sehingga sebuah kapal yang memiliki

Adapun materi yang diuraikan dalam laporan ini diperoleh dari mata kuliah yang berhubungan dengan Teknik Sipil, buku penunjang lainnya serta data- data selama pengerjaan

Nyatanya kondisi yang kurang maksimal, maka dengan ini Pondok Pesantren Darul Muawanah yang berada di Yayasan Suhulul A’la mengajukan permohonan Dana