• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 4 PROFIL KOTA JAYAPURA - DOCRPIJM 46caaca5a2 BAB IVBab 4 Profil Kota Jayapura ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab 4 PROFIL KOTA JAYAPURA - DOCRPIJM 46caaca5a2 BAB IVBab 4 Profil Kota Jayapura ok"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 4

PROFIL KOTA JAYAPURA

4.1 GAMBARAN GEOGRAFIS DAN ADMINISTRATIF WILAYAH 4.1.1 Gambaran Geografis

(2)

Gambar 4.1

(3)

Bagian Utara : Samudera Pasifik

Bagian Barat :Kab. Jayapura

Bagian Selatan : Kabupaten Keerom

Bagian Timur : Negara Papua New Guinea (PNG). Luas wilayah administrasi Kota Jayapura adalah 940 km2.

4.1.2 Administratif Wilayah

Gambaran administrasi pemerintahan di Kota Jayapura disajikan pada Tabel dan Gambar berikut ini:

Tabel 4.1

Tabel Administratif Kota Jayapura

No Distrik Ibukota Distrik Jumlah

Kelurahan

Jumlah Kampung

Luas Wilayah Km2 % Thd Total

1. Abepura Kotabaru 8 3 155,7 16,56

2. Jayapura Selatan Entrop 5 2 43,4 4,62

3. Jayapura Utara Tanjung Ria 7 1 51 5,43

4. Muara Tami Skow Mabo 2 6 626,7 66,67

5. Heram Waena 3 2 63,2 6,72

Jumlah 25 14 940,00 100,00

Sumber : Kota Jayapura Dalam Angka, 2011

(4)

Tabel 4.2.

Tabel Nama Kampung / Kelurahan dan Status Pemerintahan Wilayah Kota Jayapura Menurut Disktrik, 2012

No Distrik Nama Kampung/Kelurahan Status Pemerintahan

1 Abepura Asano

2 Jayapura Selatan Entrop

Tobati

3 Jayapura Utara Gurabesi

Bayangkara

4 Muara Tami Koya Barat

Holtekam

(5)

Peta 4.2

(6)

4.1.3 Kondisi Topografi

Topografi daerah Kota Jayapura cukup bervariasi, mulai dari daratan, yang landai sampai berbukit-bukit/gunung, dimana terdapat ±60% daerah tidak layak huni (non budidaya) karena terdiri dari daerah perbukitan yang terjal dengan kemiringan diatas 40%, rawa-rawa berstatus konservasi atau hutan lindung. Kota Jayapura berada pada ketinggian 1 – 700 M di atas permukaan laut (dpl) dan hanya ± 40% lahan yang layak huni (budidaya) dan hamparan itu sebagian besar di Distrik Muara Tami yang merupakan wilayah perbatasan dengan Negara PNG.

(7)

Peta 4.3

(8)

4.1.4 Kondisi Geohidrologi

Iklim di Kota Jayapura adalah tropis basah. Suhu udara rata-rata berkisar 30°C dengan suhu udara minimum berkisar 29°C dan suhu udara maksimum 31,8°C. Curah hujan bervariasi antara 45-255 mm/tahun dengan hari hujan rata-rata antara 148-175 hari hujan/tahun. Kelembaban udara bervariasi antara 79% - 81%. Menurut pencatatan Badan Meteorologi dan Geofisika wilayah V Jayapura Tahun 2005 suhu udara ratarata 23,0 °C 32,2°C. Kelembaban udara berkisar antara 77% -82%, sedang curah hujan tertinggi pada bulan Maret 2005 yaitu 500 mm dan terendah bulan Desember 2005 yaitu 100 mm.Kota Jayapura memiliki 17 sungai/kali, yaitu:

1. Distrik Jayapura Utara : Kali Anafre, Kloofkamp, Bahabuaya, APO, Yapis dan Dok IX. 2. Distrik Jayapura Selatan : Kali Acai, Siborogonyi, Entrop I, II, III dan Hanyaan. 3. Distrik Abepura : Kali Kampwalker, Buper

4. Distrik Muara Tami : Sungai Tami, Skamto, Buaya

Arah aliran sungai bermuara ke Laut Pasifik kecuali Sungai Kampwolker dan Buper yang bermuara ke Danau Sentani. Sungai-sungai yang terdapat di wilayah kota Jayapura secara umum mengalir ke arah utara dan selatan yang dipisahkan oleh suatu pemisah morfologi yang membentang dari barat ke timur, sehingga memisahkan aliran permukaan (Surface run off) pada dua area tangkapan hujan secara makro. Arah aliran sungai pada umumnya sejajar dengan sungai utama yaitu Kali Kamp Wolker, Kali Acai, Kali Entrop, Kali Anafre, Kali Kloofkamp, Kali APO, Kali Dok IX dan Kali Tami yang menyebar di Kota Jayapura dan sebagian besar bermuara ke lautan Pasifik kecuali Kali Kamp Wolker yang bermuara ke danau Sentani.

Sebagian besar alian sungai dapat dijadikan sebagai aliran air bersih yang dikelola oleh pihak PDAM yang meliputi Kali Kujabu, Kali Entrop II, Kali Kloofkamp, Kali APO, juga sebagian masyarakat menggunakan air tanah berupa sumur (air tanah dangakal) yang kedalamannya berkisar antara 1-3 meter namun dengan tingkat kadar kapur yang sangat tinggi. Air tanah di daerah datar yang berada di tepi pantai atau rawa mempunyai tinggi muka air sekitar 1 meter, terdapat di kelurahan Gurabesi, sekitar pasar Hamadi di kelurahan Argapura.

4.1.5 Kondisi Geologi

(9)

hitam, koyo koso, koya barat, moso dan koya tengah; pasir dan batu (sirtu) tersebar di daerah pasir II, waena, padang bulan dan yoka dengan luas keseluruhan ± 32.000 ha; bentonit terdapat di daerah Nafri dengan luasan ± 1000 ha, tanah liat/batu lempung terdapat di daerah Nafri, Koya Timur, Koya Barat, Koya Tengah, Holtekamp dan Koya Koso dengan luasan ± 28.000 ha; dan pasir besi terdapat di daerah angkasa dan waena dengan luasan ± 12.000 ha. Bahan galian ini tersebar sesuai dengan kondisi geologi (morfologi, stratigrafi dan struktur geologi) daerah Kota Jayapura. Eksploitasi bahan galian golongan B dan C di Kota Jayapura telah dilakukan oleh perorangan maupun perusahaan berbadan hokum, namun kontribusi terhadap pendapatan asli daerah Kota Jayapura dan pengelolaan lingkungan tambang belum optimal.

(10)

Peta 4.4

(11)

4.1.6 Kondisi Hidrologi

Untuk menjaga keberlanjutan ketersediaan air tanah di wilayah Kota Jayapura, maka perlu pengelolaan dan pemanfaatan alam secara optimal dan tidak menimbulkan dampak terhadap air tanah itu sendiri.Sumber air tanah di Kota Jayapura ada yang termasuk tipe “uncounfined aquifer” atau sumber air tanah dengan permukaan air tanah bebas. Air tanah pada sumber dangkal ini berasal dari aii “meteoric”(air hujan) yang mengisi formasi aquifer bagian pangkal dan fan. Di samping itu juga terhadap sumber air dalam dengan tipe “confined aquifer”.

Penggunaan air bersih di Kota Jayapura digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (masak, minum, mandi, cuci, dll), untuk kebutuhan industri dan kebutuhan lain. Untuk keperluan tersebut, masyarakat pada umumnya menggunakan air sumur, mata air, dan sumber dari PDAM.Sedangkan untuk keperluan pengairan sawah digunakan sumber air yang berasal dari Ingar ataupun limpahan air yang berasal dari mata air.Sistem pengelolaan dan pemanfaatan sumber air perlu dibatasi guna menjaga kelestariannya.Upaya tersebut dapat dilakukan dengan menjaga serta membatasi pembangunan pada kawasan-kawasan lindung.

Tabel 4.3

Sungai-sungai yang mengalir di Kota Jayapura

No. Nama Sungai Panjang (m) Lebar (m) Kedalaman (m)

1 Sungai APO 2,151 9 4,5

2 Sungai Anafree 3,763 20 5,6

3 Sungai Hanyaan 2,413 6,3 4

4 Sungai Entrop 1 0,935 8,5 3,5

5 Sungai Entrop 2 4,068 5,05 2,5

6 Sungai Entrop 3 1,706 2,5 2,5

7 Sungai Dok IX 2,512 4 2,5

8 Sungai Dok VII 1,733 8 4,5

9 Sungai Acai 2,245 12,5 4,5

10 Sungai Siborogonyi 11,619 12 4,5

11 Sungai Mati 2,358 3 2,5

12 Sungai Tami 45,5 43,5 6,5

13 Sungai Kojabu 13,008 35 8

14 Sungai Onabu 11,512 9,56 5,3

15 Sungai Hubari 6,935 15 45

16 Sungai Temani 11,566 9,56 5,421

(12)

Tabel 4.4Sungai lintas kabupaten/Kota yang melintas Kabupaten/Kota

No. Nama Sungai Daerah yang dilintasi Ukuran (besaran) ruas sungai di wilayah kabupaten/ Kota Jayapura

Panjang

1 Sungai Tami Distrik Muara Tami 45,5 43,5 6,5

2 Sungai Kamwolker/ Kojabu

Waena / Kab. Jayapura 13,008 35 8

3 Sungai Onabo Waena / Kab. Jayapura 11,512 9,56 5,3

4 Sungai Hubari Waena / Kab. Jayapura 6,935 15 45

5 Sungai Temani Waena / Kab. Jayapura 11,566 9,56 5,421

Sumber: Pokja AMPL dan dinas terkait.

4.1.7 Kondisi Klimatologi

Kota Jayapura beriklim tropis basah dengan suhu minimum 29oC dan maksimum 31,8oC, curah hujan rata-rata 146 mm/ht. Kelembaban udara rata-rata 80,42%. Variasi curah hujan antara 45-255 mm/th dengan jumlah hari hujan rata-rata bervariasi antara 148-175 hari hujan per tahun. Suhu tara-rata 29o C-31,8oC, musim hujan dan musim kemarau tidak teratur. Kelembaban udara rata-rata bervariasi antara 79% - 81% di lingkungan perkotaan sampai daerah pinggiran kota keadaan iklim seperti ini sangat menunjang bidang pertanian dan peternakan.

Tabel 4.5Data Rata-rata Suhu Udara di Kota Jayapura

No Bulan

Rata-rata Suhu Udara ( °C )

Minimum Mutlak Maksimum Mutlak

2009 2010 2009 2010

1 Januari 24,7 24,8 32,2 31,1

2 Februari 24,0 24,6 31,5 31,2

3 Maret 24,46 24,9 31,6 31,4

4 April 25,1 24,7 32,5 31,9

5 Mei 25,3 25,9 32,5 31,9

6 Juni 23,9 25,7 31,4 32,8

7 Juli 24,4 25,8 31,5 32,7

8 Agustus 24,9 25,3 31,9 32,2

9 September 24,8 25,8 32,1 32,1

10 Oktober 25,1 25,7 32,3 32,2

11 November 25,4 25,1 32,4 32,2

12 Desember 25,2 25,3 31,9 32,2

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Wilayah V Jayapura

(13)

Rata-rata Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin pada Stasiun Dok II Kota Jayapura

No Bulan Kelembaban Udara

(%)

Kecepatan Angin (Knot)

1 Januari 82 7

2 Februari 80 7

3 Maret 75 6

9 September 73 7

10 Oktober 80 7

11 November 76 7

12 Desember 77 7

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Wilayah V Jayapura

Tabel 4.7

Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan pada Stasiun Dok II Kota Jayapura

No Bulan Curah Hujan (MM) Jumlah Hari Hujan

1 Januari 465 23

2 Februari 242,4 19

3 Maret 270 24

4 April 267 22

5 Mei 365 19

6 Juni 244,2 17

7 Juli 71 6

8 Agustus 134,2 14

9 September 44,9 14

10 Oktober 175,4 17

11 November 151,9 19

12 Desember 281,2 21

Sumber: Badan Meteorologi dan Geofisika, Wilayah V Jayapura

(14)

Peta Curah Hujan Kota Jayapura

(15)

Kawasan lindung berfungsi utama melindungi kelestarian sumberdaya alam, sumberdaya buatan, serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Di kawasan ini tidak diperkenanakan adanya aktifitas atau kegiatan budidaya yang dapat mengurangi atau merusak fungsi lindungnya, kecuali digunakan untuk meningkatkan fungsi lindungnya. Kawasan lindung di Kota Jayapura, baik dalam konteks internal wilayah maupun regional, harus membentuk suatu kesatuan yang secara sinergis memberikan perlindungan dari daerah hulu hingga hilir, tanpa di batasi oleh batasan-batasan administratif. Kriteria yang dipergunakan untuk menentukan kawasan lindung ini didasarkan pada Keppres No. 32 Tahun 1980. Berdasarkan kriteria tersebut, maka kawasan lindung yang terdapat di Kota Jayapura adalah hutan lindung, kawasan perlindungan setempat, suaka alam dan cagar budaya, serta kawasan rawan bencana.

Untuk pengelolaan kawasan budidaya bertujuan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna sumberdaya serta untuk menghindari konflik pemanfaatan ruang dan kelestarian lingkungan hidup. Sedangkan sasaran yang diinginkan dari pengelolaan kawasan budidaya adalah :

1. Terselenggaranya pemanfaatan ruang dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan masyarakat dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan.

2. Terhindarinya konflik pemanfaatan sumberdaya dengan pengertian pemanfaatan ruang yang berdasarkan pada prioritas pemanfaatan bagi kehidupan yang memberikan keuntungan terbesar pada masyarakat.

Pengelolaan kawasan budidaya dilakukan secara seksama dan berdaya guna bagi masyarakat melalui kegiatan-kegiatan budidaya dengan mempertimbangkan aspek teknis serta aspek-aspek keruangan. Untuk itu, dalam penetapan kegiatan-kegiatan budidaya dibutuhkan pertimbangan teknis sektoral dan kriteria keruangan, yaitu ukuran yang digunakan untuk penentuan suatu kawasan yang ditetapkan untuk kegiatan budidaya.Kriteria teknis sektoral adalah ukuran untuk menentukan bahwa pemanfaatan ruang untuk suatu kegiatan dalam kawasan memenuhi ketentuan-ketentuan teknis, daya dukung, kesesuaian lahan, dan bebas bencana alam.

Kawasan budidaya yang dikelola pemanfaatan ruangnya terdiri dari : 1. Kawasan hutan produksi terbatas,

(16)

6. Kawasan permukiman

Tabel 4.8

Data Pemanfaatan Lahan

2008 (ha) 2012 (ha) 2017 (ha) 2022 (ha) 2027 (ha)

6.387.60 9.872.13 13.356.66 16.841.19 20.325.72 143.53 160.81 178.09 195.37 212.64

34.40 43.80 53.20 62.60 72.00

96.39 102.78 109.17 115.56 121.95 82.85 93.70 104.55 115.40 126.25 151.30 176.60 201.89 227.19 252.49 5.326.41 6.740.68 8.154.95 9.569.22 10.983.49

12.00 22.00 22.00 22.00 22.00

6.50 20.00 20.00 20.00 20.00

19.568.27 15.528.37 11.488.47 7.448.57 3.408.67

15.00 15.00 20.00 20.00 20.00

31.824.25 32.775.87 33.708.98 34.637.10 35.565.21

2246 2246 2246 2246 2246

561.2 561.2 561.2 561.2 561.2

6431.78 6431.78 6431.78 6431.78 6431.78

1650 1650 1650 1650 1650

8217.72 8217.72 8217.72 8217.72 8217.72 43.069.05 42.117.43 41.184.32 40.256.20 39.328.09 62175.752 61224.134 60291.016 59362.898 58434.79

94000 94000 94000 94000 94000

Sumber : Hasil Analisis, 2007 Pelabuhan laut

Taman dan lapangan olahraga

12.00 Pertanian, perkebunan dan peternakan 3.912.14 Kantor pemerintahan

Hutan lindung pegunungan djar Hutan lindung abepura

Cagar alam pegunungan cycloop Taman wisata teluk yotefa

Lahan cadangan Jumlah Total

(17)

Peta 4.6

(18)

4.1.9 Potensi Pengembangan Wilayah

Dilihat dari luas wilayah Distrik Muara Tami merupakan distrik terluas yakni 626.7 km2 atau sekitar 66.70 % dari total luas Kota Jayapura, jika dilihat jumlah penduduk tahun 2010 didiami 11.137 jiwa, tidak sebanding luas wilayah Distrik Muara Tami, hal ini diakibatkan wilayah paling timur Kota Jayapura sekaligus merupakan daerah perbatasan yang sebagian besar masih di huni penduduk Eks transmigrasi. Kondisi demikian semakin memicu pemerintah Kota Jayapura untuk terus mengarahkan pembangunan ke wilayah timur mengingat potensi yang cukup besar utamanya budi daya perikanan, pertanian dan pariwisata dengan tujuan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar yang secara otomatis mempengaruhi pendapatan asli daerah.

4.1.10 Wilayah Rawan Bencana

(19)

Peta 4.7

(20)

Peta 4.8

(21)

Peta 4.9

(22)

4.2 DEMOGRAFI

4.2.1 Distribusi dan Kepadatan Penduduk

Bagian ini membahas tentang jumlah dan kepadatan penduduk, persebaran penduduk, struktur kependudukan menurut kelompok umur, pendidikan, dan sosial budaya masyarakat.

Berdasarkan Data Kota Jayapura Dalam Angka Tahun 2011 Kota Jayapura Tahun 2011, jumlah penduduk Kota Jayapura tahun 2010 adalah 256.705 jiwa dengan laju pertumbuhan 4,10% per tahun yang tersebar pada 5 (lima) distrik yaitu Distrik Abepura, Distrik Jayapura Selatan, Distrik Jayapura Utara, Distrik Muara Tami dan Distrik Heram.

Secara keseluruhan kepadatan penduduk jika dilihat dari penyebaran per- distrik, pada tahun 2010 Distrik Abepura yang penduduknya paling banyak di Kota Jayapura yaitu sebanyak 73.157 jiwa. Sedangkan posisi ke dua Distrik Jayapura Selatan 66.937 jiwa, dan posisi ke tiga Distrik Jayapura Utara sebanyak sebanyak 65.039 jiwa. Posisi ke empat adalah Distrik Heram dengan jumlah penduduk 40.435 jiwa dan distrik yang paling sedikit jumlah penduduknya adalah Distrik Muara Tami dengan 11.137 jiwa.

Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Distrik Jayapura Selatan dengan 1.542 jiwa/km2 disusul oleh Distrik Jayapura Utara dengan 1.275 jiwa/km2 dan Distrik Heramdengan 640jiwa/km2. Sedangkan Distrik Abepura memiliki kepadatan penduduk 470 jiwa/km2. Distrik Muara Tami memiliki kepadatan penduduk terendah dengan 18 jiwa/km2. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.9

Jumlah dan Kepadatan Penduduk Berdasarkan Distrik di Kota Jayapura

Distrik Luas Wilayah

(23)

4.2.2 Pertumbuhan Penduduk

Berdasarkan sensus penduduk Tahun 2010 penduduk Kota Jayapura berjumlah menjadi 256,705 jiwa. Laju pertumbuhan selama 5 tahun terakhir sebesar 2,44% per tahun, dengan tingkatpertumbuhan tertinggi pada tahun 2010 yaitu 10.71%. Bila dihitung selama 10 tahun terakhir, ditemukan angka yang lebih tinggi, yakni 4,16%. Pertumbuhan penduduk tertinggi di Distrik Muara Tami, yakni 5,1% dan terendah di Distrik Jayapura Selatan, hanya 1,2%. Tingginya laju pertumbuhan itu lebih disebabkan oleh meningkatnya arus migrasimasuk.Adapun tingkat kepadatan penduduk Kota Jayapura pada tahun 2010 adalah 278 jiwa per km2, dengan tingkat kepadatan terendah di Distrik Muara Tami, yaitu 18 jiwa per km2, sedangkan tingkat kepadatan tertinggi di distrik Jayapura Selatan, yaitu 1,542 jiwa per km2. Menurut datahasil sensus tahun 2010, sex ratio penduduk Kota Jayapura sebesar 114, yang berarti bahwa penduduk laki-laki 14 % lebih banyak dibanding penduduk perempuan. Adapun rata-rata banyaknya rumah tangga yang menempati satu rumah tangga (2010) adalah 4 orang.

Pendataan demografi berbasis kampung tahun 2008 yang tujuan untuk mengetahui penduduk Papua secara keseluruhan sekaligus jumlah penduduk yang etnis papua dan non papua dengan menggunakan beberapa indikator yang terukur dan akurat, dari hasil pendataan tersebut didapatkan hasil bahwa penduduk Papua secara keseluruhan berjumlah 106,568 jiwa, atau sekitar 43% dan non Papua 134.992 jiwa atau 57 % dari jumlah penduduk Kota Jayapura 236.456 jiwa dengan laju pertumbuhan 2,44%.

Tabel 4.10

Pertumbuhan,Kepadatan Penduduk dan Rerata Rumah Tangga diKota Jayapura per Distrik Tahun 2008-2010

No Distrik

Jumlah Penduduk Kepada

tan Jml RT Rerata Agt RT

2008 2009 2010

Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita 2010 2010 2010

1. Jayapura

Utara 33.101 31.878 33.909 32.656 34.457 30.582 25,34 15.643 4.24

2. Jayapura

Selatan 33.768 29.133 34.592 29.844 35.375 31.562 25,56 15.391 4.35

3. Abepura 33.750 29.155 34.574 29.866 39.135 34.022 28,52 17.007 4.39

4. Muara Tami 6.656 4.314 6.818 4.419 5.928 5.209 4,34 2.846 3.99

5. Heram 18.198 16.503 18.642 16.906 21.692 18.743 16,23 11.409 3.72

(24)

4.3 KEUANGAN DAN PEREKONOMIAN DAERAH

2.3.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Kontribusi Kota Jayapura dalam perekonomian Provinsi Papua adalah paling besar. Pada tahun 2009, pendapatan per kapita Kota Jayapura sebesar Rp. 10,74 juta per kapita. Sedangkan Provinsi Papua diperkirakan sebesar Rp.5,28 juta per kapita untuk tahun yang sama. Dibandingkan dengan pendapatan per kapita di tingkat Provinsi, maka Pendapatan perkapita Kota Jayapura tampak lebih tinggi. Meskipun ukuran pendapatan per kapita saat ini masih diperdebatkan dalam menghitung tingkat kesejah-teraan suatu wilayah, namun paling tidak dari indikator ini dapat dikatakan bahwa tingkat kesejahteraan wilayah di Kota Jayapura masih lebih tinggi dibandingkan tingkat Provinsi Papua secara menyeluruh. Dan hal tersebut juga mengindikasikan bahwa produktifitas ekonomi wilayah di Kota Jayapura jauh lebih baik dibandingkan kabupaten lain di Provinsi Papua.

Selama ini sektor tersier menjadi pondasi perekonomian wilayah Kota Jayapura. Kontribusinya dalam menciptakan PDRB hingga tahun 2009 adalah sebesar 42.67% berada jauh di atas sektor sekunder sebesar 18.05%, dan sektor primer

sebesar 7.78 %.Kota Jayapura dari tahun 2005–2008 didominasi oleh sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor per¬dagangan, Hotel dan Restoran, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor bangunan. Peranan keempat sektor tersebut sangat diandalkan dalam pembentukan PDRB Kota Jayapura.Bila dilihat peranan sektor pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor

listrik dan air minum serta jasa-jasa terlihat mengalami penurunan sejak tahun 2005 hingga 2008.

(25)

Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, tampak adanya perkembangan perekonomian Kota Jayapura yang ditunjukkan dengan peningkatan PDRB (ADhB dan ADhK). Untuk PDRB (ADhB) pada tahun 2009, menjadi

5.62 trilyun rupiah lebih yang mengalami rata-rata perkembangan selama 5 tahun sebesar 596.44 milyar rupiah atau 50.66 %. Tetapi

bila dibandingkan dengan Tahun 2005, maka perkembangannya menjadi 2, 98 trilyun atau 224.07%. Sementara itu, untuk PDRB (ADhK2000) mengalami rata-rata perkembangan selama 5 tahun terakhir sebesar 177,76 milyar rupiah atau 15.10 %, di mana pada tahun 2009 dicapai PDRB (ADhK) sebesar 2,60 trilyun rupiah lebih dan pada tahun 2005 hanya sebesar 1,71 trilyun rupiah. Dibanding tahun 2005, maka perkembangannya pada tahun 2009 menjadi 888, 81 milyar rupiah lebih (75.50 %).

Tabel 4.11.

Perkembangan Perekonomian Makro Kota Jayapura, 2006-2010.

Sat Tahun

2006 2007 2008 2009 2010

PDRB (ADH Berlaku)

Indeks Gini - 0.22 0.23 0,23 0,23

Konsumsi Pemerintah Rp 412,156 534,042 603,39

8

632,54 0

(26)

Tabel 4.12. Nilai Kontribusi Sektor Terhadap PDRB atas Harga Konstan Kota Jayapura Tahun 2007 – 2010 (Juta Rupiah)

SEKTOR 2007 2008 2009 2010

Pertanian 184,146 193,795 203,038 219,044

Pertmbangan Dan Penggalian 13,684 15,442 16,652 18,058 Industri Pengolahan 101,455 107,501 115,110 124,102 Listrik Dan Air Minum 18,707 19,190 20,089 20,897

Bangunan 441,234 518,918 615,721 738,775

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 360,397 394,665 438,648 485,563 Pengangkutan Dan Komunikasi 401,691 458,597 525,115 606,791 Keuangan, sewa dan Jasa Perush. 242,087 281,118 466,044 332,724

Jasa-Jasa 423,915 539,766 721,804 823,766

Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011

Tabel 4.13.Nilai dan Kontribusi Sektor Terhadap PDRB atas Harga Berlaku Kota Jayapura Tahun 2007 – 2010 (juta rupiah)

SEKTOR 2007 2008 2009 2010

Pertanian 263,835 286,304 310,907 341,400

Pertmbangan Dan Penggalian 23,358 28,182 32,336 37,523 Industri Pengolahan 173,874 195,444 220,810 251,620 Listrik Dan Air Minum 26,217 27,536 29,045 30,764

Bangunan 717,603 952,148 1,322,98 1,897,78

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 804,624 995,804 1,209,69 1,452,31 Pengangkutan Dan Komunikasi 867,252 1,047,37 1,256,54 1,552,47 Keuangan, sewa dan Jasa Perush. 446,439 594,264 1,046,67 765,959

Jasa-Jasa 692,488 998,359 1,387,47 1,710,54

Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011

a. Pertumbuhan PDRB

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 sebesar 7,93 persen, dimana sektor bangunan merupakan sektor mengalami pertumbuhan paling tinggi yakni sebesar 19,99 persen, hal ini disebabkan potensi Kota Jayapura sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan yang semakin meningkat menuntut buhan 15,55 persen menempati urutan kedua yang mengalami pertumbuhan terbesar. Perumbuhan negatif dialami sektor ke-uangan persewaan dan jasa perusahaan sebesar -28,61 persen hal ini dikarenakan adanya penurunan nilai tambahan pada subsektor bank sebesar 44,33 persen. Secara series selama kurun waktu 4 tahun yaitu dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, sektor pengangkutan dan komunikasi mempunyai tren yang cukup baik karena pertumbuhannya selalu meningkat walaupun tidak terlalu tinggi sementara sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pertumbuhannya sangat fluktuatif.Dengan demikian, sektor bangunan dan pengangkutan, komunikasi sangat mendominasi struktur ekonomi Kota Jayapura, disusul sektor jasa, perdagangan, hotel, dan restoran, serta sektor-sektor lainnya.

(27)

Tabel 4.15.Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRBatas Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk)Kota JayapuraTahun 2007 – 2010

SEKTOR 2010 2010

Hb Hk

Pertanian 9,81 7,88

Pertmbangan Dan Penggalian 16,04 8,44

Industri Pengolahan 13,95 7,81

Listrik Dan Air Minum 5,92 4,02

Bangunan 43,45 19,99

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 20,06 10,70

Pengangkutan Dan Komunikasi 21,16 15,55

Keuangan, sewa dan Jasa Perusahaan -26,82 -28,61

Jasa-Jasa 23,82 14,13

Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011

dan air minum serta sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan merupakan sektor dengan sumbangan terkecil masing –masing sebesar 0,05 persen 0,03 persen dan -4,27 persen.

Nilai kontribusi dari masing – masing sektor tahun 2010 mengalami kenaikan dibanding tahun 2009 hal ini dipengaruhi iklim perekonomian di Kota Jayapura cukup baik dan tingkat produktifitas penduduk dalam menghasilkan barang dan jasa cukup tinggi dan berkualitas sasaran ini perlu dicapai dalam pelaksanaan pembangunan agar kesejahtraan masyarakat meningkat, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 dilihat dari PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 17,51 persen namun pertumbuhan itu tidak bisa dijadikan jaminan bahwa produktifitas penduduk tahun 2010 lebih besar dibandingkan tahun 2009 karena masih dipengaruhi oleh faktor inflasi.

Tabel 4.14.Perkembangan Kontribusi Sektor dalamPDRB atas Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota JayapuraTahun 2007 – 2010

SEKTOR 2007 2008 2009 2010

Hb Hk Hb Hk Hb Hk Hb Hk

Pertanian 8,88 4,54 8,52 5,22 8,59 4,77 9,81 7,88

Pertmbangan Dan Penggalian 16,48 6,29 20,65 12,85 14,74 7,84 16,04 8,44

Industri Pengolahan 17,30 6,61 12,41 5,96 12,98 7,08 13,95 7,81

Listrik Dan Air Minum 6,20 4,55 5,03 2,58 5,48 4,69 5,92 4,02

Bangunan 23,77 15,91 32,68 17,61 38,95 18,65 43,45 19,99

Perdagangan, Hotel Dan Restoran 22,04 9,09 23,76 9,51 21,48 11,14 20,06 10,70 Pengangkutan Dan Komunikasi 27,90 13,54 20,77 14,17 19,97 14,50 21,16 15,55 Keuangan, sewa dan Jasa Perush. 64,03 48,28 33,11 16,12 76,13 65,78 -26,82 -28,61

Jasa-Jasa 10,79 4,44 44,17 32,05 38,98 28,95 23,82 14,13

Sumber: BPS PDRB Kota Jayapura, 2011

Secara makro kegiatan ekonomi suatu daerah secara umum dapat diketahui dari kemanpuan daerah itu sendiri dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki untuk menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan bagi kebutuhan hidup masyarakatnya, yang diindikasikan dengan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

(28)

menunjukkan tren positif, sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2010 yang cukup berarti baik dari PDRB atas dasar harga berlaku maupun PDRB atas dasar harga konstan, hal ini terlihat tabel 2.13 gambaran besarnya peranan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah sehingga mencerminkan dan kontribusi dalam perekonomian Kota Jayapura, sektor perekonomian yang menjadi kontributor utama pada tahun 2010 adalah sektor bangunan yang manpu meningkatkan pertumbuhannya walaupun kecil dengan kontribusi sebesar 43,45 di ikuti oleh sektor jasa-jasa sebesar 23,82, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 21,16, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 20,06, sementara sektor – sektor lain kontribusinya masih relatif kecil terhadap perekonomian Kota Jayapura.

Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 atas dasar harga berlaku sebesar 17,51 persen dari setiap sektor mencerminkan tingkat produktivitas penduduk tahun 2010 lebih besar dibandingkan tahun 2009, dalam menghasilkan barang dan jasa di suatu daerah pada suatu periode, untuk mengetahui pertumbuhan secara rill, maka digunakan PDRB atas dasar harga konstan, secara berturut – turut penyumbang terbesar ada pada sektor bangunan 43,45 harga berlaku, 19,99 dari harga konstan, sementara kedua dan seterusnya sektor jasa-jasa, pengangkutan dan perdagangan,hotel dan restoran 20,06 dan harga konstan 10,70.

Tabel 4.16.

Perkembangan Kontribusi SektordalamPDRB atas Harga Berlaku(Hb) dan Harga Konstan (Hk) Kota JayapuraTahun 2007 – 2010

SEKTOR 2007 2008 2009 2010

Pertanian 8,88 4,54 8,52 5,22 8,59 4,77 9,81 7,88

Pertmbangan Dan Penggalian 16,48 6,29 20,65 12,85

14,74 7,84 16,04 8,44

Industri Pengolahan 17,30 6,61 12,41 5,96 12,98 7,08 13,95 7,81

Listrik Dan Air Minum 6,20 4,55 5,03 2,58 5,48 4,69 5,92 4,02

Bangunan 23,77 15,91 32,68 17,61 38,95 18,65 43,45 19,99

Perdagangan, Hotel Dan Restoran

22,04 9,09 23,76 9,51 21,48 11,14 20,06 10,70

Pengangkutan Dan Komunikasi 27,90 13,54 20,77 14,17 19,97 14,50 21,16 15,55 Keuangan, sewa dan Jasa

Perush.

64,03 48,28 33,11 16,12 76,13 65,78 -26,82 -28,61

Jasa-Jasa 10,79 4,44 44,17 32,05 38,98 28,95 23,82 14,13

Sumber : BPS PDRB Kota Jayapura, 2011

b. Laju Inflasi

(29)

dan olah raga, transportasi dan komunikasi serta dan jasa keuangan. Tahun 2010 inflasi mencapai 4,48 lebih tinggi dari tahun 2009 dikarenakan Kenaikan ini ditunjukkan oleh perubahan indeks pada kelompok tertentu.

Tabel 4.17.Nilai Inflasi Rata- Rata Kota JayapuraTahun 2007 – 2010

Uraian 2007 2008 2009 2010 Rata-Rata Pertumbuhan

Inflasi Kota Jayapura

10,35 12,55 1,92 4,48 7,93

Sumber : BPS PDRB Kota Jayapura, 2011

Tabel 4.18

Ringkasan Realisasi APBD 4 tahun terakhir

No ANGGARAN 2007 2008 2009 2010 2011 2012

(a) (b) © (d) (e) (f) (g) (h)

A Pendapatan

1 Pendapatan Asli Daerah (PAD) 24,500,000,000 27,500,000,000 35,435,500,000 44,000,000,000 56,500,000,000 64,240,000,000 2 Dana Perimbangan (transfer) 393,027,700,000 447,901,489,830 459,934,484,100 432,267,840,000 489,389,339,000 585,308,822,530 3 Lain-lain Pendapatan yang sah 54,451,000,000 89,003,000,000 92,603,145,000 130,194,960,000 127,866,883,000 118,327,004,040

Jumlah Pendapatan

B Belanja

1 Belanja Tidak langsung 219,384,120,494 235,883,541,900 273,097,086,747 328,027,408,187 376,670,161,785 372,965,114,640 2 Belanja Langsung 272,131,494,822 347,683,590,266 339,134,542,609 284,640,165,813 304,086,060,215 394,910,711,930 Jumlah Belanja 491,515,615,316 583,567,132,166 612,231,629,356 612,667,574,000 680,756,222,000 767,875,826,570 Surplus/Defisit Anggaran 19,536,915,316 19,162,642,336 24,258,500,256 6,204,774,000 7,000,000,000 0

Sumber: BPKAD

Tabel 4.19

Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 4 Tahun Terakhir

No. Subsektor / SKPD 2008 2009 2010 2011

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

A Air Limbah

1 Dinas PU 0 0 492.800.000 842.540.000

2 Badan Lingkungan Hidup 0 0 0 0

3 RSU Lasinrang 0 0 67.000.000 65.000.000

B Persampahan

1 Dinas KPK 374.000.000 100.000.000 150.990.000 50.000.000

C Drainase

1. Dinas PU 4.590.411.000 5.555.000.000 3.056.699.000 3.349.624.000

2. Bappeda 240.000.000 0 200.000.000 0

D Aspek PHBS

1 Dinas Kesehatan 242.380.250 283.900.250 221.330.000 261.961.500

E Total Belanja Modal Sanitasi dari

(30)

APBD Murni (Bukan Pendamping)

G Total Belanja APBD 507.361.775.000,00 506.981.969.694 571.591.533.119 727.320.203.139 H Proporsi Belanja Modal Sanitasi

terhadapBelanja Total (F:Gx100%) 1,07% 1,17% 0,73% 0,62%

I Jumlah Penduduk 340.945 342.118 353.367 358.931

J Belanja Modal Sanitasi per

Penduduk (E : I) 15.976 17.359 11.854 12.591

Sumber: BappedaKota Jayapura(diolah Pokja AMPL)

Tabel 4.20

Ringkasan Anggaran Sanitasi dan Belanja Modal Sanitasi per penduduk 5 tahun terakhir.

No SUBSEKTOR / SKPD 2008 2009 2010 2011 2012

(a) (b) © (d) (e) (f) (g)

A Air Limbah

1 Dinas PU

2 Badan Lingkungan Hidup (BLH)

B Persampahan

1 DKPP 1,458,000,000 1,000,000,000 5,712,257,000 2,885,898,000 8,085,328,000

C Drainase

1 Dinas PU 1,815,000,000 0 525,000,000 1,889,000,000 3,624,779,766 2 Bappeda

D Aspek PHBS

1 Dinas Kesehatan 300,000,000 347,490,000 589,510,000 708,550,000 250,000,000

E Total Belanja Modal Sanitasi dari

APBD (A s/d D) 3,573,000,000 1,347,490,000 6,826,767,000 5,483,448,000 11,960,107,766 F Total Belanja Modal Sanitasi dariAPBD murni (bukan pendamping) 3,573,000,000 1,347,490,000 6,826,767,000 5,483,448,000 11,960,107,766

G Total belanja APBD 238,953,560,000 269,849,588,339 202,950,746,640 208,147,592,622 294,278,227,916

H Proporsi Belanja Modal sanitasiterhadap Belanja Total (F:Gx100%) 1.50% 0.50% 3.36% 2.63% 4.06%

I Jumlah Penduduk 230,824 236,456 242,225 256,705 271,012

J Belanja Modal Sanitasi per penduduk

(E:I) 15,479 5,699 28,184 21,361 44,131

Tabel 4.21

Data Mengenai Ruang Fiskal Kota Jayapura 5 Tahun Terakhir

Tahun Indeks Kemampuan Fiskal/RuangFiskal Daerah

(31)

Tabel 4.22

Data Perekonomian umum daerah 4 tahun terakhir

No. Deskripsi 2006 2007 2008 2009 2010

(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g)

1 PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (milyar Rp.) 2 Pendapatan Perkapita Kota

Jayapura(Rp.)

3 Upah Minimum Regional Kota jayapura(Rp.)

4 Inflasi (%)

5 Pertumbuhan Ekonomi (%) Sumber : BPKAD Kota Jayapura

4.4 SOSIAL DAN BUDAYA

Struktur penduduk menurut agama berdasarkan data dari Profil Kota Jayapur 2012 menunjukkan bahwa mayoritas penduduk Kota Jayapura adalah pemeluk agama Kristen Protestan, yaitu berjumlah 120.170 orang. Pemeluk agama Islam menempati urutan kedua terbanyak yaitu 96.460 orang. Selanjutnya pada tempat ketiga, pemeluk agama Katolik dengan jumlah 45.561 orang. Di tempat keempat, pemeluk agama Budha dengan jumlah 1.863 orang, pemeluk agama Hindu menempati urutan terakhir dengan jumlah 1.586 orang.

Total Sarana ibadah yang ada di Kota Jayapura terdiri dari 270 bangunan gereja Protestan, 146 bangunan masjid, 44 bangunan mushola, 13 bangunan gereja Katolik, 45 bangunan kopel, 3 bangunan wihara dan 1 pura.

(32)

4.4.1 Angka Partisipasi Sekolah

Derajat keberhasilan pembangunan pendidikan di Kota Jayapura, antara lain dapat

ditelusuri dari

perkembangan angka partisipasinya (APK dan APM). Data menunjukkan bahwa dalam tahun 2010, pencapaian APM SD adalah 94.07 SMP 92.67, SLTA 88.17, sementara APK SD 113.99, SLTP 122.11, dan APK SLTA 116.98. Berkenaan dengan pencapaian prestasi kelulusan dan nilai rata-rata kelulusan, tampak terlihat bahwa dalam tahun 2010, proporsi kelulusan pada jenjang SD/MI mencapai 99.61% dan SMP/MTs. 96.07%. Sementara pada jenjang SMA hanya 79.27% dan SMK 88.90%.Adapun nilai rata-rata kelulusan berdasarkan standar nasional di atas angka 6 pada semua jenjang pendidikan bahkan pada jenjang SMP hampir mencapai angka 7 (6.96) dan SMK 6.9. Capaian tersebut masih diikuti dengan angka putus sekolah yang tertinggi pada jenjang SMK, yakni 1.14 dan terendah pada jenjang SD, yakni 0.14. Pendidikan non-formal (PLS), telah di kembangkan program kejar paket (A,B,C) dan program pemberantasan buta aksara. Adapun murid setara dengan Paket A,B, dan C, tersebar ke semua Distrik, dengan ketersediaan tutor yang cukup memadai. Adapun penduduk Kota Jayapura yang telah mengikuti program Paket (A,B,C) ini hingga 2010 sudah mencapai jumlah 8,794 orang atau sekitar 3.72 % dari total penduduk Kota Jayapura tahun 2010. Hal ini mengindikasikan adanya keberhasilan pemerintah Kota Jayapura dalam meningkatkan status dan kualifikasi pendidikan masyarakat menjadi lebih baik dalam 2 tahun terakhir. Dalam tahun 2010, jumlah peserta belajar pada paket A tercatat sebanyak 507 orang, Paket B sebanyak 833 orang, dan paket C sebanyak 1,040. Sementara angka PABF mencapai 839. Adapun angka melek huruf hingga tahun 2010 telah mencapai 99.27%, berarti masih terdapat 0.73% dari jumlah penduduk yang masih buta huruf. Aspek lainnya adalah angka rata-rata lama sekolah di Kota Jayapura adalah 10.86, yang berarti bahwa rata-rata penduduk kota Jayapura berpendidikan antara kelas 1 dan 2 SMTA.

Tabel 4.23

APM/APK Jenjang Pendidikan Dasar-Menengah,2010

Jenjang Pendidikan

Jumlah

APM APK

Penduduk Murid Seluruh Murid

SD/MI/SDLB 7-12 THN 7-12 THN 31,419 94.07 113.99 4,834 25,954

SMP/MTS/SM PLB

13-15 THN 13-15 THN 12,600 92.67 122.11 9,100 3,500

SLTA/MA 16-18 THN 16-18 THN 12,763 88.17 116.98 10,063 2,700

(33)

4.4.2 Ketersediaan sekolah / penduduk usia sekolah

Hingga Tahun 2010, di Kota Jayapura terdapat 92 unit SD/MI/SDLB, 34 unit SLTP, 21 unit SMA/MA, 12 unit SMK. Adapun jumlah siswa SD/MI/SDLB adalah 31.419 siswa dan jumlah gurunya sebanyak 1.444 orang, sedangkan jumlah siswa SMP/MTS/ SMPLB adalah 12.600 siswa dan jumlah gurunya sebanyak 777 Orang jumlah siswa SMA/MA sebanyak 8.126 siswa dan jumlah gurunya berjumlah 711 Orang, kemudian jumlah siswa SMK adalah 4.637 siswa dan banyaknya guru yaitu 556 Orang. Dengan kondisi tersebut, dapat diketahui bahwa : (1) rasio murid terhadap sekolah adalah 79.71 pada jenjang SD, dan 118.81 pada jenjang SLTP, serta 181.87 pada jenjang SMU dan 116.20 pada jenjang SMK. Adapun rasio murid terhadap guru, jenjang SD, lebih tinggi dari pada jenjang SMP, SMU dan SMK, yaitu 104,40 dan terendah senilai 30,61 pada jenjang SMK. Sedangkan rasio guru terhadap sekolah tertinggi pada jenjang SMK, yaitu 44,33 dan terendah pada jenjang SD, yaitu 16,85.

4.4.3 Sarana Pendukung (Laboratorium dan Perpustakaan)

Terkait dengan penyediaan sarana laboratorium dan perpustakaan sekolah tampak masih sedikit dengan rata-rata sekolah yang memiliki laboratorium MIPA, Bahasa dan IPS yang rendah.

Tabel 4.24

Jumlah dan Rasio Guru, Murid, dan Sekolah, Tahun 2010

Jenjang Sekolah MuridJumlah Guru M/S G/SRasio M/G

TK 44 4,555 211 92.96 4.63 23.22

SD 92 31,419 1,444 79.71 16.85 104.40

SMP 34 12,600 777 118.81 18.73 77.27

SMU 21 8,126 711 181.87 18.55 48.79

SMK 12 4,637 556 116.20 44.33 30.61

Sumber : Dinas P dan P Kota Jayapura, 2011

Tabel 4.25

Persentase Rata-rata Pemilikan Lab. dan Perpustakaan sekolah, Tahun 2010

MIPA IPS Bahasa Kom

puter

SMU 36.46 4.17 33.33 66.6

7

3 0.79

SMK 22.92 0 41.67 100 3 100

(34)

4.4.4 Jumlah Penduduk Miskin per Kecamatan Tabel 4.26

Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan Tahun 2011 No Distrik & Kelurahan Jumlah Keluarga Miskin

Distrik Abepura 3.985

1 Kota Baru 325

2 Vim 2.082

3 Wai Mhorock 1.273

4 Wahno 305

Distrik Jayapura Selatan 8.652

1 Entrop 1.417

Distrik Jayapura Utara 4.763

1 Gurabesi 925

2 Bayangkara 960

3 Trikora 848

4 Imbi 1.105

5 Tanjung Ria 925

Sumber: Data Raskin Kota Jayapura, 2011

4.4.5 Jumlah Rumah per Kecamatan

Tabel 4.27

Jumlah Rumah Per Kecamatan Tahun 2011 No Distrik & Kelurahan Luas Area

(Ha)

Populasi (Orang)

L P KK Rumah

Distrik Abepura

1 Kota Baru 13.08 4.254 4.064 2.080 2.080

2 Vim 10.22 7.276 6.590 3.467 3.467

3 Wai Mhorock 5.80 5.310 4.281 2.398 2.398

4 Wahno 5.90 4.443 3.905 2.087 2.087

Distrik Jayapura Selatan

1 Entrop 2.70 8.594 7.603 4.049 4.049

2 Tobati 2.50 104 79 46 46

3 Hamadi 7.10 10.095 9.216 4.828 4.828

(35)

5 Numbai 9.30 4.572 3.998 2.143 2.143

6 Argapura 3.70 3.855 3.530 1.846 1.846

Distrik Jayapura Utara

1 Gurabesi 7.05 8.494 7.292 3.947 3.947

2 Bayangkara 13.57 6.632 6.055 3.172 3.172

3 Trikora 1.90 2.721 2.498 1.305 1.305

4 Imbi 0.34 5.117 4.607 2.431 2.431

5 Tanjung Ria 1.46 7.256 6.509 3.441 3.441

(36)

4.5 KELEMBAGAAN PEMERINTAH DAERAH

Gambar 4.10

Bagan Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota Jayapura dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Jayapura

Gambar

Gambar 4.1
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Sungai lintas kabupaten/Kota yang melintas Kabupaten/Kota
Tabel 4.7
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pliometrik Depth Jump dan Ballistic Stretching salah satu metode latihan untuk meningkatkan power tungkai sebagai syarat untuk meningkatkan jauhya lompatan pada

Jika contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan

Pada akhirnya, Farid Esack ingin mengatakan bahwa manusia tidak akan memiliki suatu teologi pembebasan yang otentik sampai mereka yang tertindas mampu

Dapat disimpulkan bahwa politik adalah bermacam-macam kegiatan yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari sistem negara dan upaya-upaya dalam mewujudkan

perangkat yang saling terhubung dapat melakukan pengiriman data, perangkat lainnya hanya dapat menerima data. • Contoh:

lingkungan-minim. Dipetik pada tanggal 5 April, 2017) Dengan penjelasan tersebut, dapat diartikan bahwa komitmen Pemerintah Kota Surabaya dalam pengendalian pencemaran

Penelitian ini mendukung penelitian Badara et al.(2013)yang menyatakan bahwadaya tanggap berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan konsumen, serta penelitian Irwan

Kendala yang dialami Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Kota Surakarta diantaranya ketidakpatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, manipulasi besarnya