• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PROFIL KOTA SALATIGA - DOCRPIJM 608a852f1a BAB IVBAB 4 PROFIL KOTA SALATIGA SL3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV PROFIL KOTA SALATIGA - DOCRPIJM 608a852f1a BAB IVBAB 4 PROFIL KOTA SALATIGA SL3"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

PROFIL KOTA SALATIGA

4.1. GEOGRAFI DAN ADMINISTRATIF WILAYAH

Secara geografis Kota Salatiga terletak pada posisi 110 º 27’ 56,81" - 110º 32’ 4,84” Bujur Timur dan 7º 17’ 4,14” - 7º 23’ 23,25” Lintang Selatan. Secara geografis, letak Kota Salatiga cukup strategis karena berada pada jalur transportasi darat utama Jakarta – Semarang – Solo – Surabaya dan terletak diantara dua kota pusat pengembangan yaitu Kota Semarang dan Surakarta. Adapun batas-batas administrasi Kota Salatiga adalah:

 sebelah Utara : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang;  sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang;  sebelah Selatan : Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang; dan  sebelah Barat : Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Secara administrasi, wilayah Kota Salatiga terdiri 4 kecamatan dan 22 kelurahan dengan luas wilayah 56,781 km² (5.678 Ha). Selengkapnya pembagian administrasi per kecamatan di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 1

LUAS WILAYAH KOTA SALATIGA DIRINCI PER KECAMATAN TAHUN 2012

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Persentase (%)

1 Argomulyo 1.852,690 32,63

2 Tingkir 1.054,852 18,58

3 Sidomukti 1.145,850 20,18

4 Sidorejo 1.624,718 28,61

Jumlah 5.678,110 100,00

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Luas yang ada terbagi dalam dua bagian yaitu lahan sawah dan bukan lahan sawah, lahan sawah seluas 7,870 km2 (14 persen) dan bukan lahan sawah seluas 48,911 km² (86 persen). Menurut penggunaannya, sebagian besar lahan sawah digunakan sebagai lahan sawah berpengairan teknis (46,68 persen), lainnya berpengairan setengah teknis, sederhana, tadah hujan dan lain-lain. Berikutnya, lahan kering yang dipakai untuk tegal/ kebun sebesar 34,32 persen dari total bukan lahan sawah. Untuk lebih jelasnya mengenai kondisi lahan di Kota Salatiga Tahun 2012, dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 2

LUAS TANAH SAWAH DAN TANAH KERING DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012 (Ha) No Kecamatan Lahan Sawah Lahan Kering Jumlah

1 Argomulyo 29,67 1.823,01 1.852,68

2 Tingkir 311,94 742,91 1.054,85

3 Sidomukti 62,12 1.083,73 1.145,86

4 Sidorejo 383,29 1.241,43 1.624,72

Jumlah 787,03 4.891,08 5.678,11

(2)

4.2. DEMOGRAFI

4.2.1.Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Jumlah penduduk di Kota Salatiga Tahun 2012 sebesar 173.874 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah 31 jiwa/ha. Kecamatan dengan kepadatan penduduk yang terpadat berada di Kecamatan Tingkir (38 jiwa/ha), dan yang paling rendah kepadatannya adalah Kecamatan Argomulyo (22 jiwa/ha). Selengkapnya kondisi kepadatan masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 3

KEPADATAN PENDUDUK PER KECAMATAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

No Kecamatan Luas Wilayah (Ha) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Ha)

1 Argomulyo 1.852,69 41.580 22

2 Tingkir 1.054,85 40.398 38

3 Sidomukti 1.145,85 39.208 34

4 Sidorejo 1.624,72 52.688 32

Jumlah 5.678,11 173.874 127

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.2.2.Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data Tahun 2012 jumlah penduduk Kota Salatiga berjumlah 173.874 jiwa terdiri dari laki-laki 85.299 jiwa dan perempuan 88.575 jiwa dengan sex ratio jenis kelamin 96,30. Rasio Jenis Kelamin (sex ratio), menggambarkan banyaknya laki-laki per 100 perempuan. Sebagian besar wilayah kecamatan masih menunjukkan pola sex ratio dibawah 100 (lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki). Untuk Kota Salatiga sex ratio adalah 96 artinya jumlah penduduk perempuan 4,00 persen lebih banyak dibanding laki-laki.

TABEL IV. 4

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN SEX RATIO DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 Argomulyo 20.678 20.902 41.580 98,93

2 Tingkir 19.874 20.524 40.398 96,83

3 Sidomukti 19.111 20.097 39.208 95,09

4 Sidorejo 25.636 27.052 52.688 94,77

Jumlah 85.299 88.575 173.874 96,30

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Rata-rata jumlah penduduk per rumah tangga di Kota Salatiga tahun 2012 tercatat sebesar 4 jiwa per KK. Banyaknya rumah tangga dan rata-rata anggota rumah tangga per kecamatan di Kota Salatiga Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 5

BANYAKNYA JUMLAH KK DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

No Kecamatan Penduduk Rumah Tangga Rata-rata Anggota Rumah Tangga

1 Argomulyo 41.580 10.501 4

2 Tingkir 40.398 10.372 4

3 Sidomukti 39.208 10.297 4

4 Sidorejo 52.688 16.754 3

Jumlah 173.874 47.924 4 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.2.3.Penduduk Menurut Kelompok Umur

(3)

umur di Kota Salatiga di dominasi oleh penduduk usia produktif, yaitu penduduk usia produktif antara usia 15–59 tahun. Sedangkan penduduk tidak produktif adalah penduduk yang berusia antara usia 0–14 tahun dan >60 tahun.

TABEL IV. 6

JUMLAH PENDUDUK KOTA SALATIGA MENURUT KELOMPOK UMUR TAHUN 2012

No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 - 4 7.232 6.787 14.019

2 5 - 9 6.893 6.523 13.416

3 10 - 14 6.758 6.487 13.245

4 15 - 19 7.753 8.103 15.856

5 20 - 24 7.884 8.485 16.369

6 25 - 29 7.810 8.074 15.884

7 30 - 34 7.399 7.267 14.666

8 35 - 39 6.395 6.537 12.932

9 40 - 44 6.227 6.679 12.906

10 45 - 49 5.243 5.938 11.181

11 50 - 54 4.980 5.160 10.140

12 55 - 59 3.947 3.764 7.711

13 60 - 64 2.096 2.400 4.496

14 > 64 4.682 6.371 11.053

Jumlah 85.299 88.575 173.874

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa penduduk usia produktif di Kota Salatiga sebanyak 117.645 orang, sedangkan penduduk usia tidak produktif sebanyak 56.229 orang. Gambaran mengenai kondisi penduduk menurut umur di Kota Salatiga dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4. 1 Grafik Kondisi Penduduk Menurut Umur Kota Salatiga Tahun 2012

4.3. TOPOGRAFI

Secara topografi, wilayah Kota Salatiga berada pada ketinggian 450 - 825 m dpl. Berdasarkan ketinggiannya Kota Salatiga terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu :

(4)

 Daerah Miring (± 25 %), terdiri dari : Kelurahan Tegalrejo, Mangunsari dan Sidorejo Lor, Sidorejo Kidul, Tingkir Lor, Pulutan, Kecandran, Randuacir, Tingkir Tengah dan Cebongan.  Daerah Datar (± 10%), terdiri dari : Kelurahan Kalicacing, Noborejo, Kalibening dan Blotongan.

Sedangkan secara morfologis, Kota Salatiga berada di daerah cekungan kaki Gunung Merbabu dan diantara gunung-gunung kecil antara lain Gajah Mungkur, Telomoyo dan Payung Rong dan berketinggian antara : 450 - 825 m dpl (dari permukaan laut). Untuk gambaran mengenai kondisi topografi di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut:

TABEL IV. 7

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.4. GEOHIDROLOGI

Kota Salatiga termasuk dalam DAS Rawapening dan DAS Tuntang. Luas kawasan perencanaan Rawapening 39.298,08 ha yang merupakan kawasan hulu dan hilir dari sub DAS Rawapening. Kawasan Rawapening terdiri dari 11 kecamatan dan 27 kelurahan/desa yang ada di Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga, dan terdiri dari 9 sub sub DAS Rawapening. Sedangkan DAS Tuntang yang merupakan Wilayah Sungai Jragung, Sungai Tuntang, Sungai Serang, Sungai Lusi, dan Sungai Juwana, (WS Jratun-Seluna). Hulu DAS Tuntang berada di Kabupaten Semarang (Rawapening), sedangkan bagian tengah dan hilir DAS berada di Kabupaten Semarang dan Kabupaten Demak.

DAS Tuntang terletak pada posisi 110° 18' 26" - 110° 51' 01" Bujur Timur dan antara 6° 45' 31'' - 7° 26' 55'' Lintang Selatan, dengan luas wilayah 156.789,50 Ha dan debit maksimum sebesar 12,49 m3/det dan debit minimum adalah 0,50 m3/det. DAS Tuntang memiliki sungai utama dan anak sungai yang melewati daerah aliran Sungai Tuntang.

Di Kota Salatiga mengalir beberapa sungai yang berair sepanjang tahun yang umumnya sudah dimanfaatkan untuk keperluan pengairan. Sungai-sungai tersebut antara lain adalah Kali Kedawung, Kali Tengah, Kali Buntang, Kali Sraten, Kali Ajiawur, Kali Londo dan Kali Senjoyo. Dari kondisi yang ada, sungai-sungai tersebut tidak potensial untuk dikembangkan sebagai sumber air baku guna mencukupi kebutuhan air Kota Salatiga.

Selain sungai, Kota Salatiga juga memiliki sumber mata air yang memiliki prospek untuk dikembangkan dengan mempertimbangkan kuantitas, kualitas dan kontinuitas airnya, serta lokasi pemunculan mata air yang berada di Kota Salatiga. Sehingga cukup memudahkan pengambilannya. Beberapa mata air yang digunakan oleh PDAM Kota Salatiga sebagai sumber air baku untuk memenuhi kebutuhan air bersih yaitu :

1. Mata Air Senjoyo (145 l/dt) 2. Mata Air Kaligojek (20 l/dt) 3. Mata Air Kalitaman (25 l/dt) 4. Mata Air Kaligetek (20 l/dt)

(5)

4.5. GEOLOGI DAN JENIS TANAH

Kota Salatiga memiliki ketinggian yang beragam yakni berkisar antara 450 m dpl hingga 825 m dpl. Hal ini dikarenakan letak Kota Salatiga sendiri yang berada di kaki Gunung Merbabu dan gunung-gunung kecil lainnya, yakni Gunung Gajah Mungkur, Gunung Telomoyo, dan Gunung Payung Rong. Bentuk topografi Kota Salatiga dipengaruhi oleh bentuk struktur tanah jenis latozol coklat berupa tufa vulkanis intermedier, yang memiliki tekstur remah dan konsehtensinya gembur, produktifitas tanah sedang sampai tinggi. Bentuk stuktur tanah latozol coklat tua berada di sekitar pegunungan Payung Rong cocok untuk pertanian dan tanaman campuran.

4.6. KLIMATOLOGI

Kota Salatiga memiliki iklim tropis dan berhawa sejuk, terpengaruh kondisi geografis daerah perbukitan, pengaruh musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun serta berada di dataran tinggi. Curah hujan di Kota Salatiga pada Tahun 2012 berjumlah 2.030 mm dengan rata-rata curah hujan 25,70 mm/hari. Untuk lebih jelasnya, mengenai kondisi curah hujan dan hari hujan yang terjadi di Kota Salatiga dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 8

CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

Bulan Curah Hujan Hari Hujan Rata-rata Curah Hujan

Januari 370 19 19,47

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.7. SOSIAL DAN EKONOMI

4.7.1.Tingkat Kesejahteraan Masyarakat

(6)

TABEL IV. 9

JUMLAH KELUARGA SEJAHTERA DAN PRA SEJAHTERA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

No Kecamatan Keluarga Sejahtera I Keluarga Pra Sejahtera Jumlah

1 Argomulyo 1.767 1.592 3.359

2 Tingkir 2.109 1.800 3.909

3 Sidomukti 1.870 1.394 3.264

4 Sidorejo 2.529 2.203 4.732

Jumlah 8.275 6.989 15.264

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.7.2.Agama dan Kepercayaan Masyarakat

Penduduk di Kota Salatiga sebagian besar memeluk agama Islam sebesar 144.695 jiwa (78%), yang diikuti dengan penduduk beragama Kristen sebanyak 29.629 jiwa (16%) dan Katholik sebanyak 9.879 jiwa (5%) dan sisanya sebanyak 1.608 jiwa memeluk agama Budha, Hindu, dan Kong Hu Cu. Selengkapnya, banyaknya jumlah penduduk menurut agama di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 10

JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

No Kecamatan Islam Kristen Katolik Budha Hindu Kong Hu Cu

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

4.2.4.Mata Pencaharian Penduduk

Mata pencaharian penduduk Kota Salatiga Tahun 2012 ini proprosi besar bermata pencaharian buruh industri yakni sebanyak 26.780 jiwa (19%). Mata pencaharian terbanyak yang lain adalah sebagai buruh bangunan/lepas dan pedagang. Selengkapnya kondisi mata pencaharian penduduk di Kota Salatiga dapat dilihat pada tabel berikut :

TABEL IV. 11

PENDUDUK USIA DI BAWAH 18 TAHUN YANG BEKERJA MENURUT MATA PENCAHARIAN PER KECAMATAN DI KOTA SALATIGA TAHUN 2012

(7)

4.7.3.Keuangan Daerah

A. PDRB Kota Salatiga

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu wilayah secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Salah satu tolok ukur perbaikan ekonomi suatu wilayah adalah pertumbuhan PDRB atau yang lebih familiar dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Pertumbuhan PDRB terbagi dua, yang pertama yaitu pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Berlaku, yakni pertumbuhan yang dihitung dengan harga berlaku/harga pasar, dan sering dikatakan sebagai pertumbuhan semu karena didalamnya masih mengandung besaran inflasi. Yang kedua adalah pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga (ADH) Konstan, yang merupakan pertumbuhan riil atau pertumbuhan sesungguhnya, karena mengabaikan kenaikan harga barang dan jasa.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga selama beberapa kurun waktu terakhir dapat dipertahankan pada angka positif. Laju pertumbuhan perekonomian yang positif ini merupakan hasil dari kerja keras seluruh perangkat perekonomian baik dunia usaha maupun pemerintah daerah yang dapat memanfaatkan peluang serta menentukan kebijakan dengan tepat. Tetapi ada beberapa aspek yang perlu digarisbawahi terkait dengan pertumbuhan ekonomi terlepas dari berapa besar nilai pertumbuhannya, yaitu ada pertumbuhan ekonomi yang baik, yaitu pertumbuhan ekonomi pada sektor-sektor atau kegiatan ekonomi yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Industri ataupun sektor ekonomi lainnya, sehingga akan memiliki pengaruh ganda terutama didalam penyerapan tenaga kerja. Dan pertumbuhan ekonomi yang kurang baik, ketika pertumbuhan ekonomi terjadi pada sektor-sektor kurang bisa menyerap tenaga kerja.

Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga berlaku tertinggi terjadi pada Sektor Jasa-jasa yang mengalami peningkatan setiap tahunnya disusul oleh Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Industri Pengolahan. Sektor yang memberikan kontribusi terkecil dalam pertumbuhan ekonomi Kota Salatiga adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Kondisi PDRB atas dasar harga berlaku Kota Salatiga Tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL IV. 12

PDRB ATAS DASAR HARGA BERLAKU KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 85.074,71 89.024,36 97.207,72 110.468,55 116.527,09

2 Pertambangan & Penggalian 948,29 988,53 1.061,28 1.106,31 1.093,89

3 Industri Pengolahan 273.701,34 284.382,66 308.543,65 344.618,31 377.523,04

4 Listrik Gas & Air Bersih 96.485,05 100.437,81 114.639,14 121.109,62 131.603,27

5 Konstruksi 86.218,07 98.218,07 111.683,70 122.228,06 136.103,82

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 279.806,09 306.226,25 342.005,38 374.295,88 416.422,24

7 Pengangkutan & Komunikasi 177.287,37 195.069,19 210.339,85 235.339,27 261.845,43

8 Lembaga Keuangan, Persewaan

& Jasa Perusahaaan

158.613,36 174.433,45 192.672,37 211.947,03 231.936,46

9 Jasa - Jasa 383.036,92 412.006,60 471.122,48 508.153,34 566.482,88

(8)

Gambar 4. 2 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kota Salatiga Tahun 2008-2012

Sedangkan Pertumbuhan ekonomi berdasarkan harga konstan, tertinggi terjadi pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan Sektor Industri Pengolahan yang mengalami peningkatan setiap tahunnya disusul oleh Sektor Jasa-jasa dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi. Kondisi PDRB atas dasar harga konstan Kota Salatiga Tahun 2008-2012 secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL IV. 13

PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012 (Juta Rupiah)

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

1 Pertanian 51.150,87 51.498,01 52.168,09 52.565,95 53.303,65

2 Pertambangan & Penggalian 525,83 526,59 526,92 527,69 512,15

3 Industri Pengolahan 171.322,03 175.969,61 180.162,84 188.224,62 196.967,38

4 Listrik Gas & Air Bersih 43.952,09 44.461,63 49.084,80 49.882,67 52.890,16

5 Konstruksi 47.746,46 52.400,67 57.687,89 61.411,16 65.659,36

6 Perdagangan, Hotel & Restoran 159.005,88 168.304,09 179.167,66 187.607,13 199.370,45

7 Pengangkutan & Komunikasi 127.110,14 133.785,22 139.783,67 148.326,29 158.330,17

8 Lembaga Keuangan, Persewaan

& Jasa Perusahaaan

80.439,11 85.945,59 90.590,18 96.811,17 102.837,67

9 Jasa - Jasa 150.902,46 156.561,58 163.847,99 175.667,94 186.182,16

Jumlah 832.154,87 869.452,99 913.020,04 961.024,62 1.016.053,15 Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2009-2013

Gambar 4. 3 Grafik Perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kota Salatiga Tahun 2008-2012

(9)

tahun sebelumnya. Pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi mencapai 5,26 persen, sedangkan di tahun 2012 menjadi 5,73 persen.

Pertumbuhan riil sektoral tahun 2012 mengalami fluktuasi dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh sektor konstruksi sebesar 6,92 persen, dengan peranannya terhadap PDRB sekitar 6,46 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran memberikan sumbangan tertinggi terhadap ekonomi Kota Salatiga yaitu sebesar 19,62 persen, dengan laju pertumbuhan sebesar 6,27 persen. Sektor jasa-jasa yang juga merupakan sektor dominan memberikan sumbangan yang cukup signifikan yaitu menjadi sebesar 18,32 persen dengan pertumbuhan riil sebesar 5,99 persen. Kondisi laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan Tahun 2008-2012 dapat dilihat pada tabel berikut.

TABEL IV. 14

LAJU PERTUMBUHAN PDRB ATAS DASAR HARGA KONSTAN KOTA SALATIGA TAHUN 2008-2012

No Lapangan Usaha 2008 2009 2010 2011 2012

8 Lembaga Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaaan 8,04 6,85 5,40 6,87 6,23

9 Jasa - Jasa 2,48 3,75 4,65 7,21 5,99

Jumlah 4,98 4,48 5,01 5,26 5,73

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2009-2013

B. Laju Inflasi Daerah

Kondisi perekonomian makro suatu daerah dapat bergerak secara dinamis atau statis. Kondisi tersebut dapat terlihat secara umum dari besaran angka inflasi ataupun deflasi. Angka inflasi/deflasi sangat berpengaruh terhadap perekonomian makro. Jika terjadi inflasi tinggi, maka akan berpengaruh terhadap daya beli konsumen, biasanya tingkat daya beli masyarakat akan turun disebabkan nilai uang yang dibelanjakan turun. Sebaliknya jika tidak ada inflasi atau terjadi deflasi, hal ini juga tidak menguntungkan bagi perkembangan ekonomi dan apabila terjadi deflasi terus menerus akan menyebabkan terjadinya stagnasi ekonomi.

Informasi inflasi sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian daerah. Besarnya angka inflasi dipengaruhi oleh perubahan harga menurut kelompok barang. Secara umum naiknya indeks harga masing-masing kelompok barang pada tahun 2012 lebih tinggi bila dibandingkan tahun sebelumnya. Angka inflasi pada tahun ini terutama karena meningkatnya harga kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 10,95 persen. Sedangkan kenaikan indeks terendah tercatat pada kelompok kesehatan sebesar 0,8 persen.

(10)

membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Perkembangan inflasi Kota Salatiga, selengkapnya dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :

TABEL IV. 15

PERKEMBANGAN INFLASI KOTA SALATIGA TAHUN 2011-2013

No Bulan 2011 2012 2013

1 Januari 0,60 0,40 0,89

2 Februari -0,24 0,25 0,93

3 Maret -0,05 0,28 0,63

4 April -0,52 0,36 -0,32

5 Mei 0,14 0,31 -0,07

6 Juni 0,41 0,61 0,99

7 Juli 0,68 0,84 3,55

8 Agustus 0,59 0,77 0,81

9 September 0,44 -0,14 -0,49

10 Oktober -0,11 0,04 0,06

11 Nopember 0,49 0,06 0,27

12 Desember 0,39 0,26 0,21

Kumulatif 2,82 4,04 7,67

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2013

Gambar 4. 4 Grafik Perkembangan Inflasi Kota Salatiga Tahun 2012

C. PAD Kota Salatiga

Realisasi Penerimaan

(11)

TABEL IV. 16

REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAERAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2013

Uraian 2013 (Rp) 2012 (Rp) 2011 (Rp) 2010 (Rp) PENDAPATAN 603.204.201.915,00 562.323.845.006,00 496.936.015.921,00 436.160.124.600,00 PENDAPATAN ASLI DAERAH 106.100.450.499,00 77.798.870.961,00 60.611.340.067,00 51.549.747.508,00

Pendapatan Pajak Daerah 24.383.336.212,00 18.695.207.840,00 15.900.467.916,00 9.206.459.923,00 Pendapatan Retribusi Daerah 13.120.666.772,00 10.185.796.292,00 7.558.789.810,00 7.283.075.519,00 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang Dipisahkan 4.272.634.922,00 3.386.255.556,00 2.964.213.854,00 2.469.461.328,00

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah 64.323.812.593,00 45.531.611.273,00 34.187.868.487,00 32.590.750.738,00

PENDAPATAN TRANSFER 497.103.751.416,00 484.524.974.045,00 417.562.170.854,00 359.954.691.998,00

Transfer Pemerintah Pusat - Dana

Perimbangan 403.863.968.133,00 387.037.577.686,00 308.552.525.942,00 285.798.621.729,00

Dana Bagi Hasil Pajak 27.724.214.657,00 32.771.843.178,00 20.582.494.864,00 26.035.796.351,00 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (SDA) 849.126.476,00 915.958.508,00 1.776.381.078,00 511.516.378,00 Dana Alokasi Umum 358.331.867.000,00 325.710.016.000,00 262.653.050.000,00 238.069.009.000,00

Dana Alokasi Khusus 16.958.760.000,00 27.639.760.000,00 23.540.600.000,00 21.182.300.000,00

Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya 54.303.589.000,00 46.948.716.000,00 45.090.453.960,00 23.319.876.400,00

Dana Otonomi Khusus - - - -

Dana Penyesuaian 54.303.589.000,00 46.948.716.000,00 45.090.453.960,00 23.319.876.400,00

Transfer Pemerintah Provinsi 38.936.194.283,00 50.538.680.359,00 45.156.685.952,00 26.180.508.775,00 Pendapatan Bagi Hasil Pajak 28.205.198.085,00 28.815.306.359,00 24.142.436.952,00 13.279.856.775,00 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 10.730.996.198,00 21.723.374.000,00 21.014.249.000,00 12.900.652.000,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH - - 18.762.505.000,00 24.655.685.094,00

Pendapatan Hibah - - - 24.655.685.094,00

Pendapatan Dana Darurat - -

Pendapatan Lainnya - - 18.762.505.000,00

Sumber : LKPJ Kota Salatiga 2011-2013

Gambar 4. 5 Grafik Perkembangan Realisasi Penerimaan Kota Salatiga Tahun 2010-2013

Realisasi Pengeluaran Rutin

(12)

2013 menjadi Rp. 69.203.906.339,-. Perkembangan belanja tidak langsung sebesar 1.132.892.300,- pada tahun 2011, pada tahun 2012 mengalami peningkatan menjadi Rp. 6.494.926.347,- dan mengalami penurunan menjadi Rp. 14.457.080,- Selengkapnya realisasi pengeluaran rutin di Kota Salatiga pada tahun 2010-2013 dapat dilihat pada tabel dan gambar berikut :

TABEL IV. 17

REALISASI PENGELUARAN PEMERINTAH KOTA SALATIGA TAHUN 2010-2013

Uraian 2013 (Rp) 2012 (Rp) 2011 (Rp) 2010 (Rp) BELANJA 529.237.634.485,00 551.634.845.320,00 458.618.399.163,00 418.615.915.631,00 BELANJA OPERASI 460.019.271.066,00 420.234.638.866,00 380.076.035.954,00 328.973.091.955,00

Belanja Pegawai 326.682.673.013,00 309.315.405.554,00 278.029.858.532,00 241.205.368.023,00

Belanja Barang 112.206.179.848,00 93.621.867.979,00 83.537.355.548,00 69.513.635.702,00

Belanja Subsidi - - -

Belanja Bunga - - - -

Belanja Hibah 19.062.817.000,00 15.823.569.000,00 10.292.912.725,00 8.954.166.355,00

Belanja Bantuan Sosial 1.234.885.000,00 498.856.802,00 6.825.816.368,00 8.181.675.964,00

Belanja Bantuan Keuangan 832.716.205,00 974.939.531,00 1.390.092.781,00 1.118.245.911,00

Bantuan Keuangan Kepada Vertikal Dalam Negri - -

BELANJA MODAL 69.203.906.339,00 124.905.280.107,00 77.409.470.909,00 89.642.823.676,00

Belanja Tanah 614.573.659,00 2.081.264.867,00 404.658.950,00 4.597.077.250,00

Belanja Peralatan dan Mesin 18.207.545.480,00 30.091.349.533,00 24.457.427.292,00 14.922.453.788,00 Belanja Gedung dan Bangunan 7.816.917.550,00 29.364.900.491,00 18.243.905.248,00 21.298.693.974,00 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 41.925.580.200,00 62.941.248.166,00 32.140.112.699,00 47.708.661.624,00

Belanja Aset Tetap Lainnya 600.639.450,00 377.767.050,00 1.824.232.420,00 407.752.040,00

Belanja Aset Lainnya 38.650.000,00 48.750.000,00 339.134.300,00 708.185.000,00

BELANJA TIDAK TERDUGA 14.457.080,00 6.494.926.347,00 1.132.892.300,00 -

Belanja Tidak Terduga 14.457.080,00 6.494.926.347,00 1.132.892.300,00 -

TRANSFER - - - -

TRANSFER BAGI HASIL KE KEL/DESA - - - -

Bagi Hasil Pajak - - - -

Bagi Hasil Retribusi - - - -

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya - - - -

Surplus (Defisit) 73.966.567.430,00 10.688.999.686,00 19.555.111.758,00 (7.111.476.125,00)

Sumber : Kota Salatiga Dalam Angka, 2010-2013

Gambar

TABEL IV. 1
TABEL IV. 6
TABEL IV. 8
TABEL IV. 11
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, Majelis Hakim berkesimpulan bahwa perceraian merupakan alternatif terbaik bagi kedua belah pihak

Game edukasi merupakan salah satu contoh yang dapat menjadi media peraga digital untuk membantu kegiatan sekolah minggu dalam proses belajar dan mengajar.. Game

Dalam penelitian saputra (2012) Pada sistem pembelajaran yang lebih inovatif dan interaktif, pengajar akan selalu dituntut untuk kreatif inovatif dalam mencari

Sementara itu pada kelompok pengeluaran lainnya terjadi kenaikan indeks, secara berturut-turut kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau naik 0,91 persen; kelompok

Taekwondo Putra Fly (>54-58 kg) Pada Lomba Pekan Olah Raga dan Seni (PORSENI) X Politeknik Se-Indonesia.

Hasil penelitian pada tikus jantan yang diturunkan kinerja reproduksinya menunjukan bahwa ekstrak rumput kebar dapat mengembalikan berat testis mulai perlakuan hari ke-7.. Untuk

yang terdiri dari: dokumen asli 1 (satu) rangkap dan salinannya 1 (satu) rangkap ditandai “ASLI” dan “REKAMAN”. Jika terdapat ketidaksesuaian antara dokumen asli dan

Secara lebih rinci, metode deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan: (1) dinamika masyarakat perkotaan di wilayah studi, yang meliputi tekanan penduduk terhadap