• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM 7b467ac282 BAB IVRPI2JM Binjai Bab 4 Profil Kota Binjai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM 7b467ac282 BAB IVRPI2JM Binjai Bab 4 Profil Kota Binjai"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KOTA BINJAI

4.1. PROFIL GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH

Kota Binjai dibentuk dengan Undang-Undang Drt. Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonomi Kota-Kota Kecil di Lingkungan Pemerintah Propinsi Sumatera Utara dengan walikota pertama SS. Parumuhan, dan selanjutnya dengan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1986 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Binjai, Kabupaten Daerah Tingkat II Langkat, dan Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang. Kota Binjai merupakan kota yang terdekat dengan ibukota Provinsi Sumatera Utara, diapit oleh dua kabupaten besar yaitu Langkat dan Deli Serdang.

4.1.1. Geografi dan Topografi

Secara geografis Wilayah Kota Binjai terletak di antara 3˚31’ 40” – 3˚ 40’ 2” Lintang Utara dan 98˚

27’ 3” - 98˚32’ 32” Bujur Timur dan berada pada ketinggian lebih kurang 28 m di atas permukaan

laut. Luas Kota Binjai sekitar 9.023,62 Ha atau hanya sebesar 0,13 persen dari total luas wilayah Provinsi

Tabel 4.1. Letak Geografis Kota Binjai

KOTA BINJAI

Utara : Kecamatan Binjai Kabupaten Langkat dan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang

Timur : Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Selatan: Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat dan Kecamatan Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

Barat: Kecamatan Selesai Kabupaten Langkat

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

Melalui RTRW Nasional Kota Binjai telah ditetapkanya sebagai salah satu kota yang termasuk dalam konsep pengembangan kota dalam Kawasan Strategis Nasional Mebidangro (Medan, Binjai, Deli serdang dan Karo). Posisi Kota Binjai sangat strategis karena dikelilingi oleh Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang serta berada dalam jalur Lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Medan di Provinsi Suamatera Utara dengan kota-kota pesisir Timur di Provinsi Aceh. Jarak antara pusat Kota Binjai dan pusat kota Medan hanya sekitar 22 Km, sedangkan jarak antara pusat kota Binjai dan pusat Kota Stabat (Ibu Kota Kabupaten Langkat) sekitar 21 Km.

Karakteristik fisik dasar Kota binjai pada umumnya berada pada topografi yang datar yang memanjang dari bagian utara Kota Binjai sampai bagian wilayah sekatan Kota Binjai dengan

(2)

bentang alam yang tidak berbukit, hanya sebagian kecil saja daerah wilayah Kota injai yang memiliki bentang alam yang berbukit yaitu di wilayah bagian selatan. Kondisi tersebut diketahui dengan tingkat kemiringan lereng yang landai/datar dan berada di ketinggian berkisar antara 3 sampai 76.5m dpl. Dapat sisimpulkan secara umum daerah Kota Binjai adalah dengan topografi dataran dengan ketinggian sekitar 28 meter di atas permukaan laut.

4.1.2. Administrasi Wilayah

Kota Binjai merupakan salah satu kota yang tidak mengalami pe-mekaran kecamatan maupun kelurahan di Sumatera Utara. Berbeda dengan kebanyakan kabupaten/kota lain, sejak otonomi daerah diberlakukan pada tahun 2001, Kota Binjai tidak mengalami pemekaran. Jumlah kecamatan dan kelurahan di Kota Binjai tidak mengalami perubahan sejak tahun 1996 yaitu SK Gubernur Sumatera Utara No. 146/2624/SK/1996 tanggal 7 Agustus 1996 yaitu seban yak 5 kecamatan dan 37 kelurahan.

Pemerintah Kota Binjai dipimpin oleh seorang Walikota dengan cakupan wilayah kota terdiri dari 5 kecamatan dengan 37 kelurahan dan 284 lingkungan. Rinician Administrasi Wilayah Kota Binjai seperti disajikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.2. Banyaknya Kelurahan, Lingkungan menurut Kecamatan dan Luas wilayah Kota Binjai

Kecamatan Subpusat Pelayana Kota

(SPK) Kelurahan Lingkungan Luas (ha)

Persentase (%) 1. Binjai Selatan  Kelurahan Bhakti Karya

 Kelurahan Pujidadi

8 61 2.996,50 33,21

2. Binjai Kota Kelurahan Binjai 7 51 412,00 4,57

3. Binjai Timur Kelurahan Tunggorono 7 65 2.170,00 24,05

4. Binjai Utara Kelurahan Damai 9 64 2.359,12 26,14

5. Binjai Barat Kelurahan Bandar Senembah

6 43 1.086,00 12,03

Total 37 284 9.023,62 100,00

(3)

Gambar 4.1. Peta Wilayah Administratif Kota Binjai

(4)

4.2. PROFIL DEMOGRAFI

Perkembangan wilayah tidak dapat terjadi dengan sendirinya, melainkan sangat dipengaruhi oleh dinamika dari berbagai hal, terutama aktivitas yang terdapat di dalam maupun di sekitar wilayah tersebut. Aktivitas yang beraneka ragam dapat menentukan tingkat dinamika suatu wilayah. Dalam hal ini, aspek yang paling mempengaruhi aktivitas adalah penduduk karena mereka adalah pelaku utama dari aktivitas itu sendiri, selain juga dipengaruhi oleh aspek sumber daya alam dan aspek-aspek penting lainnya.

4.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Usia Jenis Kelamin

Pada tahun 2013 penduduk Kota Binjai berjumlah 252.653 jiwa yang terdiri dari 125.917 laki-laki dan 126.346 perempuan dengan kepadatan penduduk 2.796 jiwa/km² dan rata-rata 4,27 jiwa per Rumah Tangga. Dari 5 kecamatan yang terdapat di Kota Binjai, Binjai Selatan mempunyai wilayah yang paling luas sebesar 29,96 km2, sedangkan wilayah terkecil adalah kecamatan Binjai Kota dengan luas 4,12 km2.

Secara umum penduduk Kota Binjai didominasi oleh penduduk berusia 0-4 tahun sejumlah 25.551 jiwa yang terdiri dari 13.036 laki-laki dan 12.515 perempuan. Sedangkan jumlah yang paling sedikit adalah penduduk berusia 60-64 tahun berjumlah 6.297 orang terdiri dari 3.141 laki-laki dan 3.156 perempuan.

Tabel 4.3. Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan jenis Kelamin di Kota Binjai Tahun 2013

Golongan Umur Laki – Laki

TOTAL 2013 125.917 126.346 252.263

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

(5)

4.2.2. Persebaran Penduduk

Dilihat dari persebaran penduduk, terlihat bahwa dengan jumlah penduduk sebanyak 252.653 jiwa pada tahun 2013 Kota Binjai memiliki kepadatan penduduk 2.796 Jiwa/Km2. Jumlah penduduk terbanyak berada di Kecamatan Binjai Utara yaitu sebesar 72.127 jiwa dan yang terendah di Kecamatan Binjai Kota sebesar 30.780 jiwa (lihat Tabel 4.2.2). Namun bila dilihat dari kepadatan penduduk, Kecamatan Binjai Kota merupakan wilayah terpadat penduduknya (7.471 Jiwa/Km2) dan jauh dibanding kecamatan lainnya yang berada pada interval 1.668 Jiwa/Km2 di Kecamatan Binjai Selatan sampai 4.078 Jiwa/Km2 di Kecamatan Binjai Barat. Jumlah rumah tangga yang paling banyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara yaitu 17.011 rumah tangga, dan rumah tangga yang paling sedikit terdapat di Kecamatan Binjai Kota yaitu 17.318 rumah tangga. Kondisi ini menunjukkan bahwa persebaran penduduk Kota Binjai masih belum merata dan cenderung terkonsentrasi di sekitar pusat kota (Kecamatan Binjai Kota).

Tabel 4.5. Luas Daerah, Banyaknya Rumah Tangga, Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Binjai Tahun 2013

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

4.2.3. Pekembangan Jumlah Penduduk

Data dari pemerintah daerah menunjukkan bahwa terjadi peningkatan peserta Keluarga Berencana (KB) aktif dari tahun ke tahun. Sementara peserta KB baru yang tercatat juga mengalami peningkatan. Meskipun demikian hal ini tetap perlu mendapat perhatian dari pemerintah dalam mengambil langkah-langkah kebijakan dibidang kependudukan dimasa yang akan datang. Perkembangan jumlah penduduk pada Tabel 4.6 terlihat perkembanganya jumlah penduduk laki-laki lebih besar dari jumlah perkembangan penduduk perempuan pada lima tahun terakhir, dengan perbandingan yang hampir seimbang seperti tergambar pada grafik 4.2.3.

Tabel 4.6 Jumlah Penduduk Kota Binjai Menurut Jenis Kelamin Tahun 1999-2013

(6)

Tahun Laki - Laki Perempuan Jumlah

(1) (2) (3) (4)

2011 124.173 124.283 248.456

2012 124.869 125.383 250.252

2013 125.917 126.346 252.263

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

Grafik 4.7. Perkembangan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kota Binjai 2004-2013

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

Dalam kurun waktu satu tahun yaitu dari tahun 2012 sampai tahun 2013 pertumbuhan penduduk di Kota Binjai mencapai 0,72 persen. Dari data dan hasil analisis perhitungan yang dilakukan terhadap pertumbuhan penduduk di 5 kecamatan Kota Binjai dalam kurun waktu 10 tahun sebelumnya (tahun 2004 sampai dengan 2013) adalah seperti ditunjukan pada Tabel 4.8.

Sementara itu untuk persentase rata-rata pertambahan penduduk Kota Binjai dalam kurun waktu 10 tahun sebelumnya (tahun 2004 sampai dengan 2013) adalah sebesar 1,03 persen seperti

BINJAI 232.056 237.904 244.256 248.256 252.652 257.105 246.154 248.456 250.252 252.263

Sumber: Binjai dalam angka Tahun 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 (analisis 2014)

Tabel 4.9. Jumlah Pertambahan dan Persentase Pertumbuhan Penduduk Kota Binjai pada 10 Tahun Sebelumnya (2004 -2013)

No Tahun Penduduk (jiwa) Pertambahan (jiwa) Laju Pertumbuhan (%)

(7)

No Tahun Penduduk (jiwa) Pertambahan (jiwa) Laju Pertumbuhan (%)

Rata-rata Laju Pertumbuhan dalam 10 tahun terakhir 1.03 %

Rata rata pertumbuhan per kecamatan : Binjai Selatan : 1.22 %

Binjai Kota : 0,12 % Binjai Timur : 1,02 % Binjai Utara : 1,06 % Binjai Barat : 1,79 %

Sumber: Binjai dalam angka Tahun 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 (analisis 2014)

4.2.4. Proyeksi Jumlah, Kepadatan dan Persebaran Penduduk

Proyeksi jumlah penduduk Kota Binjai untuk 5 tahun kedepan (2015 sampai 2019) sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pengolahan Data Dan Informasi Perencanaan Pembangunan Daerah, dapat dihitung dengan menggunakan pertumbuhan penduduk secara geometrik (geometric rate of growth) yaitu pertumbuhan penduduk yang menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk), dengan rumus:

dimana: Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (tahun 2010) r = Laju pertumbuhan penduduk

1 = Angka konstanta

n = jumlah rentang tahun dari awal hingga tahun n

 Dari hasil perolehan data dan analisis perhitungan terhadap persentase rata-rata pertambahan penduduk pada Kota Binjai 10 tahun sebelumnya (tahun 2004 sampai tahun 2013) adalah rata-rata sebesar 1,03 % per tahunnya.

 Jumlah rata-rata jiwa dalam satu keluarga mengacu pada data BPS Kota Binjai/Binjai Dalam Angka 2014 yaitu nilai rata-rata jiwa per keluaraga untuk Kota Binjai adalah 4,27 per keluarga.

Selanjutnya dengan menggunakan Rumus Geometrik dapat ketahui proyeksi pertambahan penduduk selama 5 tahun kedepan (tahun 2015 sampai tahun 2019) yaitu 5 tahun masa perencanaan RPI2-JM seperti terlihat dalam Tabel 4.10.

Tabel 4.10. Proyeksi Jumlah Penduduk dan Jumlah Rumah Tangga Kota Binjai Tahun 2015-2019.

(8)

Proyeksi Jumlah Penduduk

Jumlah Binjai 90.23 257,491 260,145 262,827 265,537 268,274

Proyeksi Jumlah Rumah Tangga (KK)

Sumber: Binjai dalam angka Tahun 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 (analisis 2014)

Selanjutnya dengan membandingkan luas wilayah dengan jumlah pertambahan penduduk per kecamatan didapat angka proyeksi kepadatan penduduk dalam tiap km2 dengan besaran persentase masing wilayah.

Tabel 4.11. Proyeksi Kepadatan Penduduk dan Persebaran Penduduk Kota Binjai Tahun 2015-2019.

Sumber: Binjai dalam angka Tahun 2008, 2010, 2011, 2012, 2013, 2014 (analisis 2014)

(9)

4.3. PROFIL GEOHIDROLOGI

Daerah Alirab Sungai (DAS) pada wilayah Kota Binjai ada dua DAS. Dimana sebagian besar wilayah bagian barat termasuk kedalam DAS Wampu dan sebagian kecil wilayah daerah Timur termasuk ke dalam DAS Belawan.

Kota Binjai dilalui oleh tiga sungai besar yang menjadi sumber air permukaan yaitu Sungai Bingai Marcapada, Sungai Mencirim dan Sungai Bangkatan. Sungai Bingai dan Sungai Mencirim merupakan anak sungai dari Sungai Bangkatan yang menyatu di kecamatan Binjai Kota (Gambar 4.2.). Hal ini didukung oleh data kuantitas dan kualitas ketiga sungai yang melewati kota Binjai seperti di tunjukan pada tabel berikut.

Tabel 4.12. Data Kuantitas Air Permukaan Kota Binjai

No. Sungai Panjang

Sumber: Data Bapedal, Laporan Pemantauan Kualitas Air Kota Binjai, 2008/RTRW Kota Binjai 2011-2030

Tabel 4.13. Data Kulitas Air Permukaan Kota Binjai

Parameter Sungai Bingai Sungai Mencirim Sungai Bangkatan

Warna Jernih Coklat Jernih

Sumber: Data Bapedal, Laporan Pemantauan Kualitas Air Kota Binjai, 2008/RTRW Kota Binjai 2011-2030

(10)

Gambar 4.2. Peta Aliran Sungai /DAS di Kota Binjai

(11)

4.4. PROFIL GEOLOGI

Potensi rawan bencana wilayah Kota Binjai terhadap gambaran geologi yang ada adalah potensi rawan bencana alam banjir. Keadan bencana alam ini dipengaruhi oleh kondisi geologi tanah wilayah Kota Binjai berupa lahan landai sebesar ± 3,15 %. Selain itu wilayah Kota Binjai sebagian berada pada daerah rawan banjir luapan sungai yang ada yaitu Sugai Bingai, Sungai Bangkatan dan Sungai Menciri. Bencana banjir masih sering terjadi terutama bila hujan lebat yang berakibat meningkatnya debit air sungai. Hulu sungai-sungai yang melintasi Kota Binjai berada pada wilayah dataran tinggi disebelah selatan (Kabupaten Karo dan Langkat).

Berdasarkan laporan Jalan dan Drainase, 2006 di kota Binjai teridentifikasi terdapat 18 daerah berpotensi menjadi daerah genangan air. Daerah genangan air ini tersebar ke semua wilayah kota. Daerah genangan ini teridentifikasi melalui adanya cekungan-cekungan yang terbentuk akibat kondisi topografi pada areal tertentu sehiingga air terperangkap dan memerlukan saluran pembuangan untuk mendistribusikan genangan tersebut. Kecamatan yang tergolong banyak daerah genangannya adalah Kecamatan Binjai Utara sebanyak 10 daerah genangan, dan yang paling sedikit adalah Kecamatan Binjai Timur, hanya ada 1 daerah genangan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk bahwa banjir biasanya terjadi dalam sepuluh tahunan sekali. Kawasan rawan banjir sering terjadi di kelurahan Berengam Kecamatan Binjai Kota yang berada di pinggir Sungai Bingai. Banjir yang paling besar terjadi pada tahun 1997 yang menyebabkan kerusakan parah di daerah sekitar, kemudian terjadi kembali pada tahun 2006 -2007 sehingga di bangunlah tanggul di sekitar perumahan tersebut, tetapi ternyata tanggul ini belum selesai di bangun seutuhnya. Sungai Bingai ini berada pada daerah aliran Sungai Wampu yang diperkirakan memberikan genangan periode 25 dan 100 tahunan.

Diperlukan suatu perencanaan keseimbangan dan fungsi hidrogeologis di wilayah sekitar DAS terutama perencanaan dan pengawasan penata gunaan lahan yang lebih baik di hulu sungai DAS Wampu yang berasal dari daerah Tanah Karo. Selain itu, berdasarkan hasil observasi, daerah sempadan sungi perlu lebih dibenahi karena terlalu dekat dengan permukiman.

(12)

Gambar 4.3. Peta Geologi Rawan Bencana Banjir di Kota Binjai

(13)

4.5. PROFIL KLIMATOLOGI

Keadaan iklim Kota Binjai adalah daerah yang beriklim tropis dengan 2 musim yaitu musim hujan dan musim kemarau, Musim hujan hujan dan musim kemarau biasanya ditandai dengan jumlah hari hujan pada tiap bulan terjadinya musim.

Tabel 4.14. Perbandingan Rata-rata Curah Hujan antara Januari sampai Desember Per Kecamatan di Kota Binjai Tahun 2013

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

Dilihat dari Tabel 4.6 dapat disimpulkan banyaknya hari hujan di Kota Binjai pada tahun 2013 rata-rata adalah 11 hari per bulan seperti wilayah-wilayah lain di indonesia. Pada Tahun 2013 daerah Kecamatan Binjai Selatan curah hujanya cukup tinggi yaitu 431 mm/14,41 hari hujan dan yang terendah adalah di Kecamatan Binjai Timur dengan rata-rata curah hujan 191 mm/ 10 hari hujan.

4.6. KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan indekspembangunan manusia (IPM) yang mencerminkan capaian kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Dengan melihat perkembangan IPM tiap tahun, pada tahun 2013 kemajuan yang dicapai Binjai dalam pembangunan manusia berada pada peringkat 4, lebih tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya di Sumatera Utara.

Grafik 4.15. Distribusi Pendapatan Kota Binjai Tahun 2013

Peningkatan IPM ini dapat ditelusuri dari tingkat kemajuan yang dicapai Kota Binjai di bidang pendidikan, kesehatan maupun ekonomi selama ini.

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014, BPS Kota Binjai

4.6.1. Kondisi Sosial Masyarakat Kota Binjai

A. Tingkat Pendidikan

(14)

Dinas Pendidikan, jumlah Sekolah Dasar sebanyak 156, dengan 1.718 guru, dan 33,050 murid. Untuk jumlah SMP sebanyak 43 sekolah dengan 748 guru dan 15.056 murid. Sedangkan jumlah SMA sebanyak 26 dengan 906 guru dan 9.092 murid dan jumlah SMK sebanyak 22 dengan 760 guru dan 7.610

Tabel 4.16. Banyaknya Sekolah di Kota Binjai Tahun 2013

Kecamatan

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis)

Tabel 4.17. Banyaknya Murid di Kota Binjai Tahun 2013

Kecamatan

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis)

Untuk tahun ajaran 2013/2014 pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) seorang guru di Binjai rata-rata mengajar 19 murid SD, untuk jenjang SLTP dengan 20 murid dan untuk jenjang SMU/SMK dengan 10 orang murid .

Tabel 4.18. Banyaknya Guru di Kota Binjai Tahun 2013

Kecamatan

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (diolah)

(15)

Tabel 4.19. Banyaknya Mahasiswa dan Dosen Pada Perguruan Tinggi di Kota Binjai Tahun 2001 -

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

Grafik 4.20. Angka Partisipasi Sekolah Kota Binjai 2012-2013

Seperti umumnya didaerah lain, penduduk laki-laki di Binjai memiliki kemampuan baca tulis lebih tinggi dibanding penduduk perempuan. Secara umum kemampuan baca tulis di Binjai sudah tergolong tinggi, yaitu sebear 99,69 persen untuk laki laki dan 99, 29 persen untuk perempuan.

Penduduk Binjai juga bersekolah lebih lama dibanding penduduk kabupaten/kota lain di Sumatera Utara. Inikator ini ditunjukkan dengan rata-rata lama sekolah 10,08 tahun atau memutuskan berhenti sekolah ketika duduk di kelas SMU/SMK.

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014, BPS Kota Binjai

Tabel 4.21. Statistik Indikator Pendidikan Kota Binjai

Uraian 2011 2012 2013

Angka Melek Huruf 99,20 99,22 99,47

Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 9,99 10,00 10,08

Catatan :

 Tingkat kelulusanUjuan Nasional tahun 2013 untuk SD, SMU dan SMK di Binjai mencapai 99, 93%

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014, BPS Kota Binjai

B . Kesejahteraan Penduduk

(16)

PDRB pada tahun yang sam, PDRB Per kapitanya akan semakin kecil dan sebaliknyabila pertumbuhan jumlah penduduk terjadi lebih lambat, maka PDRB per kapitanya akan semakin besar.

PDRB per kapita merupakan gambran rata-rata pendapatan yang diterima oleh

setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. PDRB per kapita diperoleh

dengan membagi nilai PDRB atas harga berlaku dengan jumlah penduduk

pertengahan tahun.

PDRB Kota Binjai pada tahun 2013 berada pada peringkat 14 dari 33 kabupaten/kota di Sumatera Utara dengan pendapatan per kapita yang telah naik 2,6 kali lipat sejak reformasi tahun 2009 yaitu berada pada kisaran 28,79 juta rupiah per tahun. Angka ini masih berada di bawah PDRB per kapita provinsi yang telah mencapai 29,72 juta rupiah.

Tabel 4.22. PDRB Per Kapita Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku 2009-2013

No Lapangan Usaha Tahun

4.307.988,34 4.945.363,42 5.701.431,44 6.593.390,04 7.428.957,19

2. Penduduk

Pertengahan Tahun 243.823 246.154 248.456 250.252 258.019

3. PDRB Per kapita

(Rupiah) 17.668.507,02 20.090.526,33 22.947.449,21 26.347.002,39 28.792.287,34

4. Persentase Kenaikan

PDRB Per kapita 11,07 13,68 14,22 14,81 9,28

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara *) Angka Hasil Proyeksi 2013

Sumber: PDRB Kota Binjai 2009-2013, BPS Kota Binjai

Perkembangan tingkat kesejahteraan juga dapat diamati berdasarkan perubahan persentase pengeluaran yang dialokasikan untuk non-makanan.

Berdasarkan data yang tersedia, terlihat bahwa persentase pengeluaran untuk non-makan di Kota Binjai cenderung turun tipis selama periode 2011-2013, sebaliknya proporsi pengeluaran makanan semakin meningkat. Hal ini nenunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat relatif stabil selama tiga tahun terakhir seperti ditunjukan pada grafik berikut.

Grafik 4.23. Pengeluaran Makanan dan Non Makanan tahun 2011-2013

(17)

C . Penduduk Miskin

Walaupun jumlah penduduk miskin di Kota Binjai pada tahun 2013 tercatat lebih dari 17 ribu jiwa, namun tingkat kemiskinan penduduk Kota Binjai tergolong rendah dibandingkan tingkat kemiskinan Provinsi Sumatera Utara. Persentase penduduk miskin Kota Binjai sebesar 6,75 persen pada tahun 2013 meningkat bila dibandimgkan 2012.

Tabel 4.24. Statistik Kemiskinan Kota Binjai

Uraian 2011 2012 2013

Garis Kemiskinan (000 Rp) 285,19 317,67 305,60

IPM 76,88 77,36 77,79

Jumlah penduduk Miskin (000 jiwa) 17,40 16,90 17.15

Penduduk miskin (%) 7,00 6,72 6,75

Catatan :

 Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan.

 Garis Kemiskinan adalah nilai pengeluaran kebutuhan minimum dengan 2100 kilokalori per kapita per hari ditambah dengan pengeluaran non makanan yanh mencakup sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014/Susenas 2011-2013, BPS Kota Binjai

Dari data Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Binjai dapat disajikan data mengenai banyaknya penderita cacat, keluarga miskin dan orang terlantar.

Tabel 4.25. Banyaknya Pederita Cacat, Keluarga Miskin dan Orang Terlantar di Kota Binjai

Tahun Tuna Rungu/ Tuna Netra/ Cacat Tubuh/ Cacat Mental

Sumber: Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai

Dari data diatas terlihat bahwa penderita cacat yang meliputi tunga rungu, tuna netra, cacat tubuh, dan cacat mental pada tahun 2013 berjumlah 971 orang. Jumlah pengemis pada tahun 2012 sebanyak 37 orang dan pada tahun 2013 turun jadi 35 orang, sedangkan jumlah orang terlantar pada thun 2012 sebanyak 67 orang dan pada tahun 2013 terjadi penurunan menjadi 65 orang. Jumlah Panti asuhan yang ada di Kota Binjai sebanyak 4 buah yaitu Panti asuhan Al Wasliyah, Panti Karya, STW Abadi dan Nahdatul Islam.

4.6.2. Profil Ekonomi Kota Binjai

A. PDRB dan Laju Pertumbuhan Ekonomi

(18)

Tabel 4.26. Realisasi Pendapatan Daerah Kota Binjai APBD 2013

Uraian (000) Rp

1. Pendapatan Asli daerah 49.196.059

1.1. Pajak Daerah 25.579.357

1.2. Retribusi Daerah 14.640.339

1.3. BUMD dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 2.981.700

1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 5.994.662

2. Dana Perimbangan 530.808.739

2.1. Bagi Hasil Pajak 32.414.156

2.2. Bagi Hasil Bukan Pajak 1.185.288

2.3. Dana Alokasi Umum 477.553.537

2.4. Dana Alokasi Khusus 19.600.758

2.5. Transfer Pemerintah Pusat Lainya 0

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah 131.568.038

Jumlah Pendapatan 711.568.038

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014/Binjai Dalam Angka, BPS Kota Binjai

Grafik 4.27. PDRB Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku dan Konstan 2000 Tahun 2009-2013

Sumber: PDRB Kota Binjai 2009-2013, BPS Kota Binjai

Tingkat keberhasilan pembangunan yang dilaksanakan di suatu daerah dapat dilihat dari laju pertumbuhan ekonomi yang dicapai. Demikian pula untuk Kota Binjai, laju pertumbuhan ekonominya terbentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Binjai.

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga berlaku tahun 2013 adalah sebesar 12,67 persen. Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi Kota Binjai atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2013 sebesar 6,22 persen, hal ini menunjukkan pertumbuhan ekonomi melambat jika dibandingkan dengan tahun 2012 sebelumnya yaitu sebesar 6,34 persen.

Tabel 4.28. Laju Pertumbuhan PDRB Kota Binjai Atas Dasar Harga Konstan 2000

(19)

No Lapangan Usaha Tahun

2009 2010 2011 2012* 2013**

7. Pengangkutan dan Komunikasi 11,03 11,08 10,41 10,98 10,99

8. Keuangan, Persewan dan Jasa Perusahaan 5,44 5,20 5,23 5,64 5,49

9. Jasa-jasa 9,92 9,93 10,00 6,76 6,34

Jumlah 5,87 6.07 6,28 6,34 6,22

Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara

Sumber: PDRB Kota Binjai 2009-2013, BPS Kota Binjai

Laju pertumbuhan ekonomi per sektor pada tahun 2013 sudah menunjukkan pertumbuhan yang positif dan rata-rata berada diatas 5 persen, sejalan dengan karakteristik wilayah yang diarahkan menjadi kota industri, perdagangan dan jasa, sektor industri pengolahan memberikan kontribusi yang terbesar bagi perekonomian Kota Binjai.

Grafik 4.29. Pertumbuhan PDRB Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga

Konstan 2000

tahun 2009-2013 (%)

Sumber: PDRB Kota Binjai 2009-2013, BPS Kota Binjai

B . Tingkat Inflasi

Jika dilihat angka inflasi yang sering digunakan sebagai tolok ukur kestabilan perekonomian daerah terlihat bahwa di Sumatera Utara semakin terkendali dan berhasil ditekan menjadi 2 digit. Inflasi di Kota Medan sebagai kota penghitungan IHK yang terdekat dengan Kota Binjai tercatat mengalami peningkatan dri 3,79 persen pada tahun 2012 menjadi 10,09 persen pada tahun 2013.

Tabel 4.30. Inflasi 4 Kota IHK di Sumatera Utara

Uraian 2011 2012 2013

Medan 3,54 3,79 10,09

Pematang Siantar 4,25 4,73 12,02

Sibolga 3,71 3,30 10,08

Padang Sidimpuan 4,66 3,54 7,82

Sumatera Utara 3,67 3,86 10,18

(20)

4.6.3. Potensi Ekonomi

Salah satu keuntungan yang dimiliki oleh Kota Binjai adalah posisinya yang terletak dijalur lintas Sumatera yang menghubungkan Kota Binjai dengan beberapa kota Provinsi Sumatera Utara (jarak terdekat adalah Kota Medan dan kota Stabat, ibukota Kabupaten Langkat) dan kota-kota di wilayah pesisir timur Provinsi Aceh. Dengan dukungan sarana transportasi yang memadai berupa infrastruktur dan sarana angkutan darat sangat memperlancar arus distribusi barang. Selain itu Kabupaten Langkat memiliki potensi sumber daya alam yang mendukung Kota Binjai sebagai pusat dagang, dimana seluruh hasil bumi yang ada di Kabupaten tersebut bermuara di Kota Binjai dan selanjutnya ke Kota Medan.

Dari data statistik persentase perolehan PDRB menurut sektor, bahwa tahun 2013 kontribusi terbesar dalam penyumbang perekonomian Kota Binjai berasal dari//;

1. Sektor Industri Pengolahan, yaitu sebesar 21,65%

2. Sektor Perbankan, Persewan dan Jasa Perusahan, yaitu sebeasr 20,78% , dan 3. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (kuliner) dengan nilai sebesar 15,91%

Besaran nilai kontribusi ini menunjukkan bahwa bidang-bidang usaha tersebut merupakan Sektor-sektor yang layak untuk dikembangkan sebagai potensi ekonomi di Kota Binjai.

Grafik 4.31. Distribusi Persentase PDRB Kota Binjai Atas Dasar Harga Berlaku 2013

Sumber: PDRB Kota Binjai 2013, BPS Kota Binjai

Dari data "Kajian Potensi Investasi di Sumatera Utara" yang diterbitkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011, bahwa dalam upayanya untuk lebih menggali jenis-jenis komoditas potensial sebagai peluang baru dan peningkatan invstasi di Sumatera Utara (termasuk Kota Binjai), terdapat beberapa potensi pendukung bidang usaha potensial yang di unggulan serta layak di kembangkan di Kota Binjai yaitu:

a. Industri Pengolahan Hasil Pertanian/perkebunan yaitu Pabrik pengolahan buah terpadu, dan

b. Industri Kecil dan Kerajinan (meubel dan anyaman dana lain-lain) c. Kawasan pusat bisnis terpadu (central busines district/CBD) d. Hasil pertanian Buah-buahan

4.6.4. Potensi Industri

(21)

Tabel 4.32. Banyaknya Perusahan Industri di Kota Binjai

Kelompok Industri 2011 2012

Tahun 2013

Kertas, barang-barang dari kertas,

percetakan, penerbitan. 1 - 1 15 1280 ton 350.000

Kimia, barang-barang dari kimia, minyak bumi, batubara, karet dan plastik.

- - - -

Barang galian bukan logam. - - - -

Logam dasar 0 0 1 25 12.000 btg 1.000.000

Barang-barang dari logam, mesin

dan perlengkapanya. 1 1 - - - -

Pengolahan lainya 1 1 2 176 300 ton 9.170.000

Sumber: Binjai dalam angka 2014/ Statistik Kota Binjai 2014,BPS Kota Binjai

Grafik 4.33. Jumlah Tenaga Kerja Sektor Industri di Kota Binjai 2011-2013

Pada tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang berkecimpung di sektor industri tercatat 122 orang dan meningkat pada tahun 2013 menjadi 232 orang. Sektor industri pada tahun 2013 menjai sektor yang paling besar peranannya dalam struktur perekonomian Kota Binjai.

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014, BPS Kota Binjai

A. Industri Pengolahan

Selain sebagai kota dagang, Kota Binjai dikenal pula sebagai kota rambutan karena buah rambutannya yang khas, rasanya manis dan dagingnya segar. Rambutan dari Kota Binjai dinikmati dan diakui sampai ke luar Pulau Sumatera. Luas areal perkebunan rambutan di Kota Binjai mencapai 425 Ha dengan jumlah produksi sekitar 2.400 ton per tahun. Usaha perkebunan rambutan ini umumnya dilakukan oleh penduduk secara tradisional. Oleh karena itu, bila musim panen tiba petani justru mengalami kerugian. Konsumen menginginkan buah ini dikonsumsi dalam keadaan segar, namun yang terjadi banyak buah rambutan yang busuk dan terbuang karena daya tampung pasar sangat terbatas dan sistem penyimpanan yang masih sederhana.

Berangkat dari permasalahan tersebut, pemerintah daerah Kota Binjai telah mewacanakan pengembangan potensi hasil buah-buahan yang melimpah di Kota Binjai tersebut untuk diolah menjadi bentuk olahan pangan lainnya melalui Industri Pengolahan Buah Terpadu.

(22)

B . Industri Kecil dan Kerajinan

Hasil-hasil industri usaha kecil dan kerajinan yang ada di Kota Binjai dan dapat menjadi unggulan adalah industri anyaman bambu, konveksi, kerupuk, mebel bambu, selai, tepung, manisan buah, terasi, sepatu/sandal, dan tahu/tempe.

Untuk mengembangkan dan menata industri kecil dan menengah ini, pemerintah daerah Kota Binjai melalui Perda RTRW Kota Binjai No. 12 Tahun 2011 telah menetapkan Kecamatan Binjai Barat dan Binjai Selatan sebagai kawasan pembangunan industri pertanian dan peternakan, dan semua lokasi (Kecamatan) untuk pembinaan industri skala sedang, terkecuali kawasan Binjai Kota sebagai kawasan perdagangan dan jasa. Sedangkan di kecamatan Binjai Utara dan Binjai Timur telah ditetapkan sebagai kawasan pembangunan industri besar.

4.6.5. Potensi Perdagangan Dan Jasa

Sentra-sentra perdagangan hampir merata terdapat di setiap kecamatan, dengan pusat perdagangan terdapat di Kecamatan Binjai Kota. Ada 18 pasar yang terdapat di Kota Binjai yang tercatat pada Dinas Pendapatan Daerah.

Pasar yang paling banyak yaitu 14 pasar terdapat di kecamatan Binjai Kota dan di kecamatan lainya masing-masing 1 pasar.

Pusat Pasar Tavip adalah pasar tradisional terbesar di Kota Binjai yang berlokasi di Kecamatan Binjai Kota. Di Kecamatan Binjai Utara terdapat Pasar kebun Lada, di Kecamatan Binjai Barat yaitu Pasar Brahrang, Pasar Rambung berada di Kecamatan Binjai Selatan dan di Kecamatan Binjai Timur terdapat Pasar Trengganu.

Selain itu juga ada pusat perbelanjaan modern seperti: Binjai Supermall, Pusat perbelanjaan Suzuya, Mini Market Tahiti dan Toserba Binjai Ramayana.

Dari data statistik perkembangan harga sembilan bahan pokok (sembako) secara konsisten mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Bila dilihat perkembangan harga sepanjang tahun 2012, harga sembako setiap bulan tidak mengalami fluktuasi. Komoditi yang fluktuati harganya adalah gula, semntara komoditi yang lain stabil harganya.

Grafik 4.34 Perkembangan Harga Sembako Terpilih di Binjai (Rp/Kg) 2013

Sesuai arahan RTRWN Kota Binjai bahwa kawasan perdangan dan jasa dengan dominasi utama kegiatan komersial perdagangan dan jasa dialokasikan di sub pusat kota dan koridor jalan-jalan utama kota sebagai kawasan pusat bisnis atau Central Business District /CBD Kota Binjai. Walaupun pertumbuhan pasar pada kawasan CBD sampai saat ini masih belum meningkat secara maksimal, namun di masa depan diperkirakan akan terjadi peningkatan Permintaan, seiring dengan perbaikan ekonomi nasional.

(23)

4.6.6. Potensi Pertanian

Hasil Sensus Tani 2013 (ST 2013) menunjuka bahwa usahan pertanian di Binjai didominasi oleh usaha rumah tangga.Hal ini tercermin dari besarnya jumlah ruamah tangga usaha pertanian jika dibandingkan dengan perusahaan pertanian berbadan hukum atau usaha pertanian lainya.

Tabel 4.35. Jumlah Usaha Pertanian Menurut Kecamatan dan Jenis Usaha, ST 2003

Sumber: Statistik Kota Binjai 2014, BPS Kota Binjai

Kota Binjai sampai saat ini adalah daerah pengimpor beras dimana produksi padi yang dihasilkan masih dibawah kebutuhan domestik. Produksi Padi di Binjai selama periode 2011-2013 mengalami penurunan dari 26.036 ton di tahun 2011 menjadi 24.280 ton pada tahun 2013.

Grafik 4.36. Produksi Tanaman Pangan Binjai tahun 2013 (ton)

Produktivitas lahan produksi menurun dan luas panen juga mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir. Pada tahun 2013 luas panen padi di Binjai sebesar 3.949 hektar. Sementara pada tahun 2011 luas panen sebesar 4.230 hektar. Tahun 2013 produksi palawija mengalami penurunan.

Tabel 4.37. Produksi Hasil Pertanian dan Peternakan Kota Binjai

Uraian 2011 2012 2013

Padi :

Luas Panen (ha) 4.230 4.225 3.949

Produksi (ton) 26.036 25.809 24.280

Jagung :

Luas Panen (000 ha) 9.46 10.06 9.81

Produksi (000 ton) 5.906 5.268 6.138

Ubi Kayu :

Luas Panen (000 ha) 99 125 111

Produksi (000 ton) 1.440 1.750 1.577

Produksi Daging :

Ternak (000) 518,5 523,0 404

Unggas (000) 210,2 298 266

(24)

Produksi peternakan di Kota Binjai berupa produk daging dan ternak unggas menunjukkan kondisi yang berbeda. Produksi daging ternak menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Begitu pula produksi daging unggas baik ayam dan itik juga mengalami penurunan.

Secara umun data-data produksi pertanian/perkebunan dan peternakan di Kota Binjai belum nenunjukkan potensi mengembirakan dan masalah lahan pertanian di Kota Binjai yang terbatas. Namun dengan keterbatasan itu pemerintah daerah dan petani dituntut untuk kreatif melakukan berbagai inovasi. Hal ini terbukti telah membuahkan hasil yang ditandai dengan diterimanya penghargaan Satya Lencana oleh walikota Kota Binjai pada tanggal 7 Juni 2013 terhadap pengembangan potensi pertanian dan inovasi-inovasi yang dilaksanakan bersama Kelompok Tani dan segenap pihak daerah Kota Binjai.

Beberapa program pertanian yang sedang digalakkan pemerintah Kota Binjai dalam upaya mengembangkan potensi pertanian di kota Binjai agar memiliki daya saing yang kuat, dikenal di daerah lain dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat antara lain adalah program pertanian buah-buahan khas Kota Binjai (Rambutan Binjai, Jambu Klutuk Non biji, Jambu Air Deli dan Jambu Air Kesuma Merah dengan memamfaatkan lahan sempit, termasuk lahan pekarangan. Melalui pertanian buah perkotaan ini Binjai kini dikenal sebagai salah satu kota buah yang nantinya juga bisa dikembangkan sebagai objek wisata dan edukasi.

Khusus untuk Jambu air Kesuma Merah dan Deli Hijau telah ditetapkan sebagai varietas unggulan asal Sumatera Utara khususnya Binjai sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian nomor 048/Kpts/SR.120/D.2.7/5/2013 tentang Tanda Daftar Varietas Tanaman Hortikultura yang ditanda tangani oleh atas nama Menteri Pertanian. Jenis Jambu ini merupakan varietas terbaru yang

Rambutan Binjai dan Jambu Kesuma Binjai sebagai Potensi Unggulan Hasil Pertanian Kota

(25)

memiliki kombinasi tingkat kemanisan jambu air tertinggi di Indonesia yaitu *14 brix. dengan tingkat kandungan vitamin C yang tinggi yaitu :210,463 mg/ 100 gr (sumber: hasil penelitian laboratorium Universitas Sumatera Utara) Jika dibandingkan penelitian sebelumnya rata-rata kemanisan Jambu air yang pernah ada di Indonesia (Citra,mutiara,rose apple,cincalo) hanya berkisar antara 7 - 9 brix.

Peminat bibit Jambu air Kesuma Merah juga datang dari Manca Negara seperti: Malaysia,Singapore,Philipina,Vietnam,Laos,Taiwan,Hongkong, dan Bahkan Thailand ( Negara penghasil buah unggul Asia tenggara). Selain buah-buahan jenis-jenis komoditi pertanian maupun peternakan lain yang perlu diperhatikan dan dikembangkan secara serius dibawah binaan instasi terkait (Dinas Pertanian, Dinas Koperasi Dan Perindag dan Dekranasda) Kota Binjai adalah:

 Budidaya jamur tiram,

 Tanaman bunga Anggrek,

 Susu Kambing Ottawa, dan

 Abon Ikan Lele.

4.6.7. Potensi Pariwisata, Seni Dan Budaya

Beberapa tempat wisata di Binjai yang dapat dijadikan tujuan wisata dan rekreasi masyarakat lokal maupun luar daerah sesuai arahan pengembangan dalam RTRW Kota Binjai maupun potensi wisata baru yang layak untuk dikembangkan adalah seperti pada tabel berikut.

Tabel 4.38. Objek Wisata di Kota Binjai

Uraian Lokasi Potensi Wisata

Taman Titi Kembar Kec. Binjai Kota Taman RTH

Taman Balita Kec. Binjai Kota Taman RTH/Play Ground

Taman Pinggir Rel Kereta Api Jl. Jati Negara Kec. Binjai Utara Taman RTH

Pantai SB (Sei Bingei) Kec. Binjai Selatan Wisata Sungai, river front

Kolam Renang Great Wall dan Tirta Renim

Pasar Kaget Jl. A. Yani Kec. Binjai Kota Wisata Kuliner Malam

Sky Cross Jl. Sudirman Kec. Binjai Kota Wisata Belanja

Tugu Perjuangan '45 Kec. Binjai Kota Wisata Sejarah & Gerbang Kota

Kawasan Pertanian Buah Kec. Binjai Selatan Agro Wisata, RTH, Belanja Buah

Sumber: www.binjaikota.go.id (analisis 2014)

(26)

Kota Binjai memiliki keanekaragaman budaya yang berasal dari penduduknya sendiri yang multi etnis (ada 15 etnis) antara lain Melayu, Jawa Batak, Karo, Batak Toba, Batak Mandailing, Batak Simalungun, Banten, Minang, Aceh, Tionghoa/Cina dan India. Sedangkan mayoritas pemeluk agama mayoritas adalah Islam disamping Kristen, Hindu dan Budha. Kesenian dan budaya di Kota Binjai pada umumnya dikembangkan oleh Sanggar Seni secara individu menurut masing-masing suku yang ada seperti sering terlihat pada tradisi budaya masyarakat maupun even-even yang diselenggarakan Pemerintah Daerah.

Beberapa jenis seni tari tradisionsl sebagai potensi budaya yang sering di tampilkan di Kota Binjai adalah:

 Tarian Serampang Duabelas dalam kesenian suku Melayu,

 Tarian Landek dalam budaya suku Karo

 Tarian Barongsai yang rutin digelar pada perayaan imlek etnis Tionghoa di Vihara Setia Budha Jl. Jendral Sudirman Kota Binjai.

Beberapa sarana penunjang yang ada guna menyalurkan kegiatan tersebut sebagai pengembangan seni budaya masyarakat Kota Binjai adalah:

 Gedung Olahraga (GOR) di Kecamatan Binjai Selatan,

 Rumah Adat Melayu di Kelurahan Rambung

 Rumah Adat/Jambur Suku Karo (dalam tahap konstruksi).

Adapun potensi-potensi cagar budaya yang masih eksis ada di Kota Binjai sebagai warisan pelestarian sejarah daerah di beberapa lokasi dan kawasan dan objek cagar budaya, yaitu:

Kawasan Pusat Kota Bersejarah;

a. Komplek sejarah Stasiun Kereta Api Kota Binjai;

b. Masjid Raya Kota Binjai di Jl.Wahid Hasyim, Kelurahan Binjai Kota;

c. Kantor WaliKota Binjai, Gedung Kesenian Kota Binjai, Masjid Raya Kota Binjai dan Keleteng Setia Budha;

d. Kawasan rumah-rumah tua di sekitar Pasar Tavip dan Jalan HOS. Cokroaminoto; dan Bangunan sejarah : Gedung Pengadilan Agama Kota Binjai di Jalan Hasanuddin, Kelurahan Kartini;

e. bangunan-bangunan bersejarah sebagai hunian penduduk yang tersebar di berbagai lokasi Kota Binjai.

(27)

Gambar

Tabel 4.1.
Tabel 4.2. Banyaknya Kelurahan, Lingkungan menurut Kecamatan dan Luas wilayah Kota Binjai
Gambar 4.1.  Peta Wilayah Administratif Kota Binjai
Grafik  4.4. Piramida Penduduk Kota Binjai 2013 (000) jiwa
+7

Referensi

Dokumen terkait

melalui Pengetahuan Pajak, Kualitas Layanan dan Tax audits dengan Tax Awareness sebagai Variabel Interverning (Studi Kasus Pasa Pajak Hotel di Kabupaten pati) ”.. Dalam

The purpose of this study was to find out the impact of CSR performance on firm reputation, and also the impact of board diversity and gender composition (in this

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perassan tidak nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu. Terkadang seseorang

Dari tabel tersebut diketahui bahwa lokasi ditemukannya M. nigra dengan densitas tinggi adalah Cagar Alam Tangkoko Batuangus, lokasi dengan densitas sedang adalah Cagar

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Se jauhmanakah

Menurut Zubair Amin (2009) tujuan dari assessment adalah menentukan apakah learning outcomes tercapai, mendorong mahasiswa belajar, sertifikasi dan

Berdasarkan aturan dalam Pelelangan Umum dengan pasca kualifikasi, maka Pokja Pengadaan Barang diharuskan melakukan pembuktian kualifikasi terhadap data-data kualifikasi

memberikan pendidikan kepada mereka. Pendapat seperti ini adalah sangat keliru, karena orang tua belum menyadari sampai di mana tanggung jawab dan kewajibannya sebagai