91
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021MUTU PASRAMAN PADMA BHUANA SARASWATI DITINJAU DARI 7 PRINSIP MANAJEMEN MUTU ISO 9001-2015
Oleh
I Nyoman Santiawan
Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah [email protected]
ABSTRACT
Quality is a condition that is absolutely fulfilled by every educational institution and other institutions. Therefore, each institution maintains and improves the best quality provided by the user. Pasraman Padma Bhuana Saraswati is one of 13 couples in the Special Region of Yogyakarta and is one of the leading couples. This study aims to determine the quality of Pasraman Padma Bhuana when viewed from the 7 principles of quality management ISO 9001-2015. The research was conducted using the method of observation and interviews with interested parties. The results showed that from the results of observations and interviews obtained, even though Pasraman Padma Bhuana Saraswati was not yet a formal institution, the quality of pasraman has implemented the 7 principles of quality management ISO 9001-2015, although not all principles can be fully implemented by Pasraman Padma Bhuana Saraswati. But in general, the results of the observations and interviews, it can be concluded that Pasraman Padma Bhuana Saraswati can be said to have implemented ISO 9001-2015 in quality.
Keyword: Quality, Pasraman, Pasraman Padma Bhuana Saraswati I. PENDAHULUAN
Lawan Sastra Ngesti Mulya, sebuah semboyan agung dari bapak pendidikan kita “Ki
Hadjar Dewantara” yang artinya Dengan Ilmu Pengetahuan atau Budaya mencita-citakan kebahagian dan kesejahteraan. Semboyan itu seiring dengan Kitab Suci Weda, yang menyatakan Ilmu Pengetahuan merupakan suatu bekal yang paling tinggi. Karena dengan ilmu pengetahuan segala prilaku dan gerak manusia tetap berada di jalan kebenaran.
Dalam ajaran Hindu mengajarkan bahwa persembahan ilmu pengetahuan adalah persembahan paling tinggi diantara yang lainnya. Ilmu pengetahuan menjadi kebutuhan dan kewajiban dasar yang harus dimiliki. Itu sebabnya pada ajaran Catur Asrama, empat jenjang kehidupan menempatkan posisi brahmacari di awal. Brahmacari yang merupakan masa menuntut ilmu, hendaknya digunakan masa ini sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin, karena perlu kita sadari betul bahwa begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupan. Tidak hanya sebagai bekal untuk menjalani hidup, tetapi dengan ilmu pengetahuan segala dosa dan kesalahan dapat dihindari. Seperti sloka di bawah ini:
Api ced asi papebhyah Sarvebhyah papa-krt tamah, Sarwam jnana-plavenaiva Vrjinam santariyasi.
(Bhagawad Gita, IV.36) Artinya:
PINTU:Pusat Penjaminan Mutu
P ISSN 2746-7074Volume 2 No 1, April 2021
92
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021Walau seandainya engkau paling berdosa di antara manusia yang memikil dosa, dengan perahu ilmu pengetahuan ini lautan dosa akan engkau seberangi.
Sangat tegas dalam Bhagawad Gita mengatakan ilmu pengetahuan sangat penting dan mulia, untuk itu pergunakan kesempatan lahir menjadi manusia untuk meningkatkan kualitas jiwa yang ada dalam diri dengan cara menuntut dan mencari ilmu setinggi-tingginya. Dengan ilmu pengetahuan aspek kehidupan dari berbagai bidang dapat dilalui dengan baik dan terarah. Terlebih lagi sebagai manusia yang memiliki tujuan kebebasan, kehidupan yang harmoni, damai, bahagia dan sejahtera dengan spritualitas masing-masing, memerlukan pedoman kehidupan yang harus dipatuhi dan dijalankan. Pedoman adalah Agama, yang mana Agama juga memerlukan Ilmu pengetahuan untuk menerapkan ajaran-ajaran agama secara benar dan baik. Seperti sosok Jenius Albert Einstein mengatakan, “Ilmu Tanpa Agama Buta, Agama tanpa Ilmu itu lumpuh”.
Dewasa ini Pendidikan Nasional tengah menghadapi isu krusial. Isu yang paling sensitif. terkait dengan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, akuntabilitas, professionalisme, efisiensi, debirokrasi dan perilaku pemimpin lembaga-lembaga pendidikan. Hal tersebut masih sangat kontradiktif dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bab II pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dan pada bab III pasal 4 ayat 6 disebutkan bahwa prinsip penyelenggaraan pendidikan adalah dengan memperdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan ( Sisdiknas, 2003;no 20).
Pada hakekatnya, berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan belum menunjukkan hasil yang menggembirakan, bahkan masih banyak kegagalan, ini disebabkan antara lain ; masalah manajemen pendidikan yang kurang tepat, penempatan tenaga tidak sesuai dengan bidang keahliaannya (termasuk didalamnya pengangkatan kepala-kepala sekolah yang kurang professional bahkan hanya mengutamakan nuansa politis dari pada profesionalisme ), penanganan masalah bukan pada ahlinya, pemerataan kesempatan, keterbatasan anggaran yang tersedia, sehingga tujuan pendidikan nasional untuk mencerdaskan kehidupan bangsa melalui peningkatan mutu pada setiap jenis dan jenjang pendidikan belum dapat diwujudkan secara signifikan. (Subchan & Sudarman, 2003).
Pasraman sebagai bentuk pendidikan keagamaan Hindu telah mendapat legalitas hukum dalam penyelenggaraan pendidikan agama Hindu. Tujuannya agar pelaksanaan pendidikan keagamaan dalam bentuk pasraman dapat terlaksana dengan baik sesuai amanah dari peraturan pemerintah, selain itu juga agar dapat berjalan tertib dan lancar sesuai prinsip-prinsip manajemen seperti yang termuat dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 56 Tahun 2014 tentang pendidikan keagamaan Hindu. Dalam Peraturan Pemerintah 55 Tahun 2007 ini Tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan. Dalam Pasal 1 ayat (5) disebutkan bahwa pasraman adalah satuan pendidikan keagamaan Hindu pada jalur pendidikan formal dan nonformal. Lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah tersebut diatur bahwa pendidikan pasraman diselenggarakan pada jalur formal dan non formal, ini berarti masyarakat pengelolaan satuan pendidikan pasraman bisa dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat (Pasal 38 ayat (2) dan (3) PP No.55 Tahun 2007. Oleh karena itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen pengelolaan pasraman seperti perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaaan, pengawasan/pengendalian dan evaluasi, untuk
93
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetepkan dengan menggunakan manusia/orang-orang dan sumber daya lain sesuai dengan perundang-undangan. (I Nyoman Santiawan, 2020)
Menurut data pada Bimbingan Masyarakat Hindu Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, Di Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki 12 pasraman yang tersebar di seluruh wilayah Yogyakarta dengan rincian sebagai berikut: 6 Pasraman ada di kabupaten Gunungkidul, 3 Pasraman ada di kabupaten Bantul, 2 Pasraman di kabupaten Sleman dan 1 Pasraman di Kota Yogyakarta.
Semenjak berdiri pada tahun 2016, pasraman Padma Bhuana Saraswati sangat memegang peran penting dalam setiap kegiatan keagamaan di Yogyakarta. Pasraman Padma Bhuana Saraswati tidak hanya aktif dan konsisten dalam kegiatan belajar mengajar, namun Pasraman Padma Bhuana Saraswati juga aktif di kegiatan- kegiatan sosial dan kebudayaan. Dalam kegiatan keagamaan sisya Pasraman Padma Bhuana Saraswati tidak pernah absen mengikuti kegiatan
Utsawa Dharma Gita, Jambore Pasraman dan Ngayah menabuh maupun menari disetiap
piodalan pura yang ada di Yogyakarta. Keterlibatan sisya dalam kegiatan keagamaan tentu memberikan dampak yang positif untuk sisya pasraman. Sebagai contoh kegiatan Ustawa
Dharma Gita, dengan mengikuti kegiatan Utsawa Dharma Gita, sisya pasraman mendapatkan
tambahan pengetahuan dan pengalaman (Wawancara dengan Muwaranata, Pengelola Pasraman, 3 April 2020).
Sisya Pasraman yang Cerdas berbudaya merupakan sisya yang memiliki pengetahuan
yang luas dibidang pengetahuan umum, pengetahuan agama dan pengetahuan budaya. Selain
sisya bisa berprestasi di lingkungan sekolah formal, sisya juga memahami kebudayaan dan
agama untuk menjalin kehidupan yang saling berbagi dan hidup rukun dengan orang lain. Selain itu, pasraman Padma Bhuana Saraswati juga temasuk pasraman unggulan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sehinggi pengelolaan mutu pasraman harus dilakukan secara terus menerus untuk menghasilkan ouput yang bermutu. Berdasarkan latar belakang masalah maka masalah penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau
Dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif, penelitian ini dilakukan Yogyakarta, pengambilan data dengan cara observasi, pengamatan, dokumentasi dan wawancara, yang merupakan sumber data yang utama, sedangkan cara analisis datanya yaitu dengan mengamati, memahami, dan menafsirkan setiap fakta atau data yang telah dikumpulkan serta hubungan di antara fakta (Moleong, 2013). Data penelitian yang peneliti peroleh melalui observasi dan wawancara dengan informan selama penelitian di lapangan selanjutnya di paparkan, kemudian dicari pokok-pokok penting yang terkandung di dalamnya sehingga dapat di ketahui dengan jelas maknanya. Data yang peneliti peroleh selanjutnya diseleksi dan di kode untuk memperoleh konsep yang lebih sederhana sehingga relatif lebih mudah dipahami.
II. PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Pasraman Padma Bhuana Sarawati Yogyakarta
Pasraman Padma Bhuana Saraswati berdiri pada tahun 2016, beralamatkn di Jalan Baciro No. 2 Semaki Umbulharjo Kota Yogyakarta. Pada awalnya kegiatan dimulai dari belajar menabuh, kemudian berkembang menjadi pasraman yang menerima siswa mulai dari sd sampai sma. Pasraman Padma Bhuana Saraswati bernaung di bawah yayasan Lentera Bhuana Jingga. Pasraman Pasraman Padma Bhuana Saraswati memiliki visi membentuk sisya yang cerdas
94
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021berbudaya, artinya selain cerdas secara intelek dan emosi, sisya juga cerdas spiritual melalui kegiatan kebudayaan yang dilakukan. Sehingga dengan pendekatan kebudayaan sisya menjadi paham dan militan terhadap kenbudayaanya. Dari data yang didapat Pasraman Padma Bhuana Saraswati Saraswati data dan siswa 50 sisya dan pengelola 38 orang yang terdaftar tahun 2021 adala sebagai berikut:
Tabel 1. Data Sisya Pasraman Padma Bhuana Saraswati Daerah Istimewa Yogyakarta No Jenjang Jumlah
1 SD 18 Orang
2 SMP 19 Orang
3 SMA 13 Orang
Total 50 Orang
Tabel 2. Data Pengelola Pasraman Padma Bhuana Saraswati Daerah Istimewa Yogyakarta No Jabatan Jumlah
1 Pengurus Inti 5 Orang 2 Bidang RT 7 Orang 3 Bidang Humas 3 Orang 4 Kurikulum 3 Orang
5 Guru 20 Orang
Total 38 Orang
Tabel di atas merupakan data pengelola Pasraman Padma Bhuana Saraswati Yogyakarta yang berada dalam yayasan Lentera Bhuana Jingga. Pengelola memiliki tugas dan fungsi masing-masing yang sudah ditentukan.
Kegiatan yang dilakukan oleh sisya Pasraman Padma Bhuana Saraswati adalah kegiatan intern dan kegiatan ekternal. Kegiatan intern merupakan kegiatan di dalam pasraman yaitu kegiatan Seni Kerawitan, Seni Rupa, Seni Tari, Praktek Mejejahitan, Praktek Upakara, Praktek Yoga dan Pendidikan Extrakurukuler. Sedangkan untuk kegiatan eksternal berupa Bhakti Sosial, Pentas Budaya, Ngayah di Pura yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dan kerja sama dalam bidang CSR yang berkaitan dengan budaya.
Gambar 1. Visi dan Roadmap Pasraman Padma Bhuana Saraswati Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Mutu Pasraman Padama Bhuana Saraswati Di Tinjau Dari 7 (tujuh) Prinsip
Manajemen Mutu ISO 9001-2015
Hasil observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan dengan berbagai pihak seperti Parisada Hindu Dharma Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta, Bimas Hindu Daerah Istimewa
95
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021Yogyakarta, Tokoh Umat Hindu Daerah istimewa Yogyakarta, Pengelola Pasraman, Guru Pasraman dan orang tua siswa/sisya menunjukan berbagai tanggapan sebagai berikut:
1. Fokus Pelanggan (Customer Focus)
Prinsip ini merupakan fokus utama dari manajemen mutu, dimana setiap organisasi harus dapat memenuhi persyaratan pelanggan. Bahkan, sebaiknya organisasi dapat memberikan produk atau jasa yang melebihi harapan mereka. Pelanggan dalam hal ini adalah sisiwa dan pemakai. Pada pengukuran ini menggunakan pertanyaan Apakah Output Siswa/ Sisya Pasraman Padma
Bhuana Saraswati sudah sesuai harapan bapak/ibu? Seperti apa? Mohon dijelaskan!
“Belum 100%, karena masih dalam proses menuju peningkatan mutu dan pengelolaan pasraman yang unggulan” (Wawancara dengan I Nyoman Warta, PHDI DIY, 2 Mei 2021)
“Sudah, keinginan kami sebagai orang tua adalah agar anak2 dapat berinteraksi dengan sesama teman sebaya mereka, bercerita tentang bagiamana mereka disekolahnya sebagai orang yang berasal dari kelompok minoritas, dan bagaimana mereka merasa memiliki tempat untuk ngobrol tentang agama dan budaya yang mereka anut, juga, mereka telah memiliki ruang untuk berbudaya. Semua itu sudah mereka dapatkan di Pasraman” (Wawancara dengan I Ketut Ardana, orang tua siswa, 2 Mei 2021)
“Belum karena pembelajaran di pasraman terbatas waktu, keadaan anak anak yang usianya berbeda”(Wawancara dengan Ida Made Panji, Guru Pasraman, 3 Mei 2021)
“Sudah : ada partisipasi aktif para orang tua siswa dalam program2 pasraman, mengantar anak2 ke pasraman, dan iuran lebih untuk mendukung program2 pasraman” (Wawancara dengan Purwanto, Bimas Hindu DIY, 4 Mei 2021)
Dari beberapa informan utama, dua diantaranya berpendapat belum sepenuhnya output
sisya pasraman sesuai harapan pelanggan, itu disebabkan karena pengelola pasraman terus
meningkatkan mutu dan pembelajaran masih terbatas dan tingkatan anak masih belum dipisahkan, sehingga sedikit kesulitan bagi guru untuk memberikan mater sesuai dengan tingakatan/umur sisya. Namun jika melihat kondisi, harapan pelanggan bisa dikatakan terpenuhi. Karena sebagian besar informan menyatakan sesuai harapan.
2. Leadership
Kaitannya dengan manajemen mutu, prinsip kepemimpinan menjelaskan bahwa pemimpin di semua level organisasi harus mempunyai kesatuan tujuan dan arah, serta menciptakan kondisi dimana setiap pegawai terlibat dalam mencapai sasaran mutu organisasi. Pentingnya setiap pemimpin menciptakan kesatuan tujuan, arah dan keterlibatan pegawai adalah untuk menyelaraskan strategi, kebijakan, proses, dan sumber daya dengan tujuan organisasi., dalam melihat bagaimana peran pemimpin maka peneliti memberikan pertanyaan sebagai berikut: Seperti apa Leadership/Kepemimpinan Pasraman Padma Bhuana Saraswati melibatkan
semua unsur dalam mencapai tujuan? Berikut tanggapan dari informan:
Melibatkan beberapa pihak untuk penyusunan Visi dan Misi serta program-program untuk pencapaiannya, Konsisten sosialisasi ke seluruh pihak terkait untuk alignment dan mendapatkan support yang diberikan, aktif menerima masukan dari pihak-pihak terkait untuk perbaikan berkesinambungan, peran serta aktif Orang tua, anak didik dan guru diutamakan. (Wawancara dengan Ketut Muwaranata, Pengelola Pasraman, 2 Mei 2021)
96
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021Dalam menjalankan program kerjanya, pasraman melibatkan berbagai unsur yg saling terkait seperti pengelola, guru, orang tua, serta narasumber2 berkaitan dg pembahasan tema-tema tertentu. (Wawancara dengan I Nyoman Cau Arsana, Guru Pasraman, 4 Mei 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dari semua informan, kepemimpinan Pasraman Padma Bhuana Saraswati untuk mencapai tujuan pengurus pasraman selalu melibatkan pihak-pihak yang berkaitan, terutama guru dan orang tua. Dalam hal kepemimpinan, jika dilihat dari tanggapan dari informan, pasraman Padma Bhuana Saraswati memiliki pengurus yang paham akan mengelola pasraman untuk mencapai mutu yang diharapkan.
3. Keterlibatan Orang (Engagement of People)
Prinsip ketiga ini menjelaskan bahwa dalam suatu organisasi setiap pegawai merupakan pegawai kompeten, dapat diberdayakan, dan dapat dilibatkan dalam menjalankan proses bisnisnya. Dengan kata lain, tidak ada pegawai yang pekerjaannya dianggap tidak penting oleh organisasi. Keterlibatan orang yang ada di suatu lembaga sangat penting karena akan lebih mudah mencapai tujuan dan melaksanakan tugas. Peneliti memakai pertanyaan Apakah
orang-orang yang terlibat di Pasraman Padma Bhuana Saraswati berkompeten dan telah diberdayakan untuk meningkatkan nilai organisasi? seperti apa? Mohon dijelaskan!
Ya, Kita posisikan kapabilitas masing-masing individu sesusai fungsi organisasi. Pengelola:
Leadershipnya kuat dan kemampuan management system sangat baik. Guru Agama: Lulusan
Pendidikan Agama, Guru Seni Budaya: Lulusan ISI. Alignment Visi dan Misi dilakukan secara konsosten ke team dan juga orang tua untuk support implementasi. (Wawancara dengan Ketut Muwaranata, Pengelola Pasraman, 2 Mei 2021)
Orang-orang yang terlibat di Pasraman Padma Bhuana Saraswati adalah orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya masing-masing. Sebagai contoh, ketika membahas tema tertentu, pasraman mengundang narasumber yang sesuai dengan tema yang dikaji. Dengan demikian, anak-anak pasraman dapat menimba pengetahuan dari narasumber-narasumber yang kredibel. (Wawancara dengan I Nyoman Cau Arsana, Guru Pasraman, 4 Mei 2021)
Pasraman Padma Bhuwana memang mengutamakan bagaimana menggali potensi yang ada sesuai kompetensinya. Memberdayakan orang orang professional yang sesuai dengan bidangnya kemudian meramu sehingga bisa saling melengkapi, sehingga ide-ide kreatif cepat bisa direalisasikan. (Wawancara dengan I Dewa Made Mustika, Orang tua siswa, 4 Mei 2021)
Berdasarkan hasil wawancara dari semua informan, Pasraman Padma Bhuana Saraswati telah menempatkan orang yang berkompeten sesuai bidangnya, seperti guru dan pengurusnya. Kondisi inilah yang membuat Pasraman Padma Bhuana Saraswati menjadi pasraman yang favorit dan unggul di Daerah Istimewa Yogyakarta.
4. Pendekatan Proses (Process Approach)
Prinsip pendekatan sistem (system approach) dianggap memiliki kesamaan dengan pendekatan proses, sehingga prinsip pendekatan sistem dianggap bagian dari pendekatan proses. Prinsip pendekatan proses mempercayai bahwa suatu hasil dapat menjadi lebih efektif dan efisien, ketika kegiatan-kegiatan yang dikelola menjadi suatu proses yang saling terkait dan berfungsi sebagai sistem yang koheren. Esensi pentingnya prinsip ini adalah sistem manajemen mutu dibangun atas dasar adanya hubungan proses yang saling terkait dan bersama-sama mengarah pada pencapain tujuan organisasi yang merefleksikan kepuasan dari pihak-pihak yang
97
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021berkepentingan. Lebih lanjut, prinsip pendekatan proses menjelaskan bahwa proses-proses dalam sebuah organisasi harus terstruktur dan mengarah pada tujuan tertentu dengan cara yang paling efisien dan efektif. Untuk mengukur ini, peneliti menggunakan pertanyaan: Bagaimanakah
proses pembelajaran yang dilakukan di Pasraman Padma Bhuana Saraswati? Pertanyaan ini
digunakan untuk mengetahui apakah semua pihak paham aktivitas yang dilakukan oleh pasraman. Berikut beberapa tanggapan dari informan:
Banyak kegiatan yang telah dilakukan Pasraman bersama siswa, awal Covid tetap melaksanakan
Zoom meeting dengan berbagai macam acara yg menarik. Di sisi lain terdapat kegiatan Tirta Yatra di Gunung Kidul dgn pengawasan Prokes yang ketat. Selain itu untuk menanamkan jiwa
sosial para siswa, Pasraman mengadakan kegiatan ke Panti asuhan di Bantul beberapa waktu yang lalu. (Wawancara dengan I Nengah Lotama, PHDI DIY, 3 Mei 2021)
Pembelajaran dilakukan setiap hari Sabtu/Minggu yang dalam masa pandemi dilakukan secara daring, disamping oleh guru-guru pasraman, pasraman dalam pembelajaran melibatkan orang tua dan tokoh-tokoh inspiratif yang mengangkat tema-tema sebagaimana diharapkan/menjadi isu penting di keumatan. (Wawancara dengan Wayan Suweta, orang tua siswa, 3 Mei 2021).
Bagus. Sangat fleksibel sesuai situasi dan kondisi. contoh: sangat tidak terikat dengan Zonasi atau batas2 tertentu. Yang penting nyaman. Contoh lain : pada masa pandemipun program masih berjalan dengan daring yg sesekali diselingi luring yg tetap dgn prokes yg ketat. (Wawancara dengan I Dewa Made Mustika, Orang tua siswa, 4 Mei 2021)
Dari hasil wawancara yang dilakukan semua informan memberikan jawaban yang mencerminkan semua pihak memahami aktivitas dan prosedur yang ditetapkan oleh pengurus. Tentu ini merupakan hasil kinerja pengurus pasraman yang selalu memberikan informasi terkait apapun yang berkaitan dengan pasraman.
5. Perbaikan (Improvement)
Prinsip manajemen mutu yang kelima adalah perbaikan. Sebelumnya, prinsip ini dikenal dengan perbaikan berkelanjutan (continual improvement). Prinsip perbaikan menjelaskan bahwa untuk mencapai kesuksesan, organisasi harus memiliki fokus perbaikan yang berkelanjutan. Hal ini dikarenakan tindakan perbaikan dapat mempertahankan tingkat kinerja organisasi dan dapat bereaksi terhadap perubahan yang terjadi baik dalam kondisi internal dan eksternal organisasi, serta dapat menciptakan peluang baru. Lebih lanjut, dalam manajemen mutu, tindakan perbaikan dapat dilakukan dengan peningkatan efisiensi dan efektifitas organisasi. Lebih spesifik, prinsip perbaikan dalam manajemen mutu menekankan pentingnya organisasi untuk memberikan pelatihan kepada pegawainya terkait dengan metode dan alat perbaikan dalam organisasi; dan membuat peningkatan produk, proses, dan sistem yang objektif untuk setiap individu dalam organisasi (Rundle, 2015).
Peneliti menggunakan pertanyaan Bagaimanakah inovasi Pasraman Padma Bhuana
Saraswati dalam memperbaiki mutu?. Pertanyaan ini mampu mengetahui sejauh mana pengelola
melakukan perbaikan/inovasi untuk meningkatkan mutu pasraman!. Berikut jawaban dari beberapa informan/ narasumber.
Inovasi salah satunya dihimpun dari masukan orang tua, anak-anak dan pihak luar lainnya. (Wawancara dengan Ketut Muwaranata, Pengelola Pasraman, 2 Mei 2021)
Mengevaluasi setiap selesai pembelajaran, Peningkatan kualitas pengajar, Pelibatan orang tua dan tokoh yg inspiratif dlm peroses belajar dan Pengembanganmpola pembelajaran yang lebih
98
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021interaktif seperti outing, baksos, group project dan lain lain. (Wawancara dengan Wayan Suweta, orang tua siswa, 3 Mei 2021).
Pasraman selalu mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan metode pembelajaran dan materi ajar yg cocok/sesuai dan dibutuhkan untuk anak-anak pasraman (Wawancara dengan I Nyoman Cau Arsana, Guru Pasraman, 4 Mei 2021)
Meningkatkan akses teknologi informasi dan anak-anak pasraman diajak melihat langsung kondisi masyarakat (Wawancara dengan Purwanto, Bimas Hindu DIY, 4 Mei 2021)
Saya pikir pasraman ini sangat inovatip, kreatif dan konstruktif , bagaimana mereka melibatkan tenaga profesional yang sesuai dengan kompetensinya, kemudian mengaggap siswa sebagai sahabat dengan orang tua murid sebagai partner. Tidak lupa juga membuka lebar diskusi untuk anak didik sedemokratis mungkin dan memberikan kesempatan mereka utk berkompetisi di luar pasraman. Contohnya : anak-anak remaja pesraman padma Bhuwana berhasil menjadi salah satu pemenang Projeck Young Leadership untuk kepedulian sosial dan lingkungan dari muda
Pertamina Foundation . Ya cukup senanglah kitanya jadi orang tua (Wawancara dengan I Dewa
Made Mustika, Orang tua siswa, 4 Mei 2021)
Hasil wawancaya menunjukan bahwa inovasi yang dilakukan oleh pengelola pasraman mengantarkan para sisya memiiliki prestasi yang bergengsi seperti menjadi pemenang project
young leadership dari Pertamina Foundation. Ini bukti yang tinggi bahwa Pasraman Padma
Bhuana Saraswati selalu melakukan inovasi yang sesuai dengan kebutuhan dan diharapkan oleh masyarakat. Jawaban dari semua narasumber juga mengarahkan pengelola selalu melakukan inovasi.
6. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Bukti (Evidence-Based Decision Making)
Prinsip ini menjelaskan bahwa setiap organisasi dalam mengambil keputusan harus berdasarkan hasil dari analisis dan evaluasi data dan informasi. Hal ini dikarenakan kadangkala organisasi sering menghadapi situasi yang kompleks dalam pengambilan keputusan, dan sering menghadapi beberapa ketidakpastian. Bahkan, untuk mengambil keputusan, organisasi sering melibatkan beberapa jenis dan sumber input, serta interpretasi beberapa orang yang kadang kala cenderung subjektif. Oleh karena itu, setiap organisasi perlu memahami hubungan sebab dan akibat, serta mempelajari potensi konsekuensi yang tidak diinginkan. Peneliti menggunakan pertanyaan Bagaimanakah Pengelola Pasraman Padma Bhuana Saraswati dalam mengambil
keputusan terhadap hasil analisis dan evaluasi yang didapatkan untuk mencapai mutu yang lebih tinggi?. Berikut jawaban dari beberapa narasumber:
Kita diskusikan bersama dg pihak terkait masukan untuk perbaikan dan juga melakukan
benchmark dengan pihak-pihak external (Wawancara dengan Ketut Muwaranata, Pengelola
Pasraman, 2 Mei 2021)
Hasil analisis ditindaklanjuti dengan berbagai cara: memperluas networking, mencoba berbagai kemungkinan program nasional (pertamina program), dan bekerjasama dengan komunitas-komunitas: panti asuhan (Wawancara dengan I Ketut Ardana, orang tua siswa, 2 Mei 2021) Dilaksanakannya kegiatan, dan setelah kegiatan tersebut berjalan tetap melaksanakan monev pada masing-masing sub kegiatan (Wawancara dengan I Nengah Lotama, PHDI DIY, 3 Mei 2021)
99
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021Pengelola pasraman menjadikan hasil analisis dan evaluasi sebagai dasar pijakan utk merencanakan, memilah dan memilih serta memutuskan program kerja berikutnya berserta realisasinya (Wawancara dengan I Nyoman Cau Arsana, Guru Pasraman, 4 Mei 2021)
Hasil wawancara menunjukan pengambilan keputusan diambil setelah dilakukannya kegiatan dan benchmark ke pihak-pihak yang berkaitan. Tindakan ini menjadi suatu keputusan yang tepat untuk menentukan bagaimana pasraman berikutnya. Pengelola mengambil keputusan yang benar-benar tepat karena berdasarkan hasil analisi dan masukan-masukan dari berbagai pihak.
7. Manajemen Relasional (Relationship Management)
Prinsip yang terakhir dari sistem manajemen mutu berdasarkan ISO 9001: 2015 adalah manajemen relasional (relationship management). Prinsip ini menggantikan prinsip sebelumnya yaitu prinsip menjalin hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan (mutually
beneficial supplier relationship). Prinsip manajemen relasional menjelaskan bahwa untuk
mencapai kesuksesan yang berkelanjutan, organisasi harus mengelola hubungan dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk mengetahui prinsip ini, peneliti menggunakan pertanyaan
Bagaimanakah Pasraman Padma Bhuana Saraswati mengelola hubungan dengan pihak-pihak yang berkepentingan (Orang Tua, Guru, PHDI dan Pembimas Hindu)?. Berikut jawaban dari
informan/narasumber:
Semua lembaga keagamaan, lembaga pemerintah dan orang tua siswa bersatu pada dalam memajukan proses pembelajaran di Pasraman Padma Bhuana Saraswati secara baik (Wawancara dengan I Nyoman Warta, PHDI DIY, 2 Mei 2021)
Kunci utama kesuksesan Pasraman Padma Bhuana adalah pada sinergi yang dibangun antar siswa, ortu, pengelola pengajar dan pemerintah. Implementasinya dikordinasikan melalui whatapps group pasraman (Wawancara dengan Wayan Suweta, orang tua siswa, 3 Mei 2021). Dengan cara menjalin komunikasi yang baik dan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan demi kelancaran program-program yang digagas (Wawancara dengan I Nyoman Cau Arsana, Guru Pasraman, 4 Mei 2021)
Secara struktur dan moril semua hubungan dengan setiap komponen bisa bersinergi dengan baik. Bahkan ke luar umatpun pasraman bisa menjalin kerja sama yg bersifat universal. (Wawancara dengan I Dewa Made Mustika, Orang tua siswa, 4 Mei 2021).
Hasil wawancara membuktikan keberhasilan Pasraman Padma Bhuana Saraswati banyak diminati dan menjadi unggulan adalah keberhasilan pengelola membangun suatu hubungan yang baik dan berkesinambungan sehingga mendapatkan kepercayaan dari pihak-pihak yang bersangkutan. Dari hasil wawancara semua informan memberikan jawaban yang seirama.
III. PENUTUP
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil observasi dan wawancara yang diperoleh, meskipun Pasraman Padma Bhuana Saraswati belum menjadi lembaga formal, namun kualitas pasraman telah menerapkan 7 prinsip manajemen mutu ISO 9001-2015, walaupun tidak semua prinsip dapat sepenuhnya diterapkan. dilaksanakan oleh Pasraman Padma Bhuana Saraswati.
100
JURNAL Pusat Penjaminan Mutu,
Volume 2, No. 1, April 2021Namun secara umum dari hasil observasi dan wawancara dapat disimpulkan bahwa Pasraman Padma Bhuana Saraswati dapat dikatakan telah menerapkan kualitas ISO 9001-2015.
Dari hasil penelitian ini maka diharapkan pasraman-pasraman lain yang ada terutama pasraman yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta dapat mengikuti dan menjadikan contoh Pasraman Padma Bhuana Saraswati untuk terdepan dalam menjaga dan meningkatkan mutu pasraman. Dengan adanya mutu yang tinggi, maka pasti bagi suatu lembaga menjadi tempat yang diperebutkan oleh masyarakat untuk mempercayakan dan menempatkan anaknya di lembaga pendidikan tersebut untuk bertumbuh dan berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Ardana, I.K. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 3 Mei 2021, Yogyakarta
Arsana, I.N.C.. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 4 Mei 2021, Yogyakarta I Nyoman Santiawan, I. N. W. (2020). UPAYA PASRAMAN PADMA BHUANA
SARASWATI DALAM MEWUJUDKAN SISYAYANG CERDAS BERBUDAYA. Bawi
Ayah, 11(1), 1–17. https://doi.org/https://doi.org/10.33363/ba.v11i1.455
ISO (2015). Quality management systems – Requirements, 5th edition, ISO 2015, Switzerland Lotama, I.N. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 3 Mei 2021, Yogyakarta Moleong, Lexy J. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Mustika, D.M. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 4 Mei 2021, Yogyakarta Muwaranata, I.K. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip
Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 2 Mei 2021, Yogyakarta Pandji, I.M. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen
Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 3 Mei 2021, Yogyakarta
Purwanto. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 4 Mei 2021, Yogyakarta
Suweta, I.W. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 4 Mei 2021, Yogyakarta
Subchan, & Sudarman. (2003). Perlunya Manajemen Mutu Pendidikan Terpadu Dalam
Mencapai Keberhasilan Pendidikan Di Indonesia. 20. ejurnal.stiedharmaputra-smg.ac.id
Rundle, Jeremy (2015). “Seven Principles of Quality Management as per ISO 9001:2015
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Warta, I.N. 2021, Mutu Pasraman Padma Bhuana Saraswati Ditinjau dari 7 Prinsip Manajemen Mutu ISO 9001-2015, Hasil Wawancara Pribadi: 2 Mei 2021, Yogyakarta
https://www.linkedin.com/pulse/seven-principles-quality-management-per-iso-90012015-committee, diakses pada tanggal 30 November 2010
http://smtp.lipi.go.id/berita463-7-Prinsip-Sistem-Manajemen-Mutu-ISO-9001-3A2015.html diakses pada tanggal 6 Mei 2021