• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Buku Pedoman Guru Landasan

Pemulihan

Religi 225

Diterbitkan oleh

(4)

Seminaries and Institutes of Religion Curriculum Services 50 E. North Temple St., Floor 8

Salt Lake City, Utah 84150-0008 USA

Email: [email protected]

Mohon mencantumkan nama lengkap, alamat, lingkungan, dan pasak Anda. Pastikan untuk memberikan judul buku pedoman. Kemudian sampaikan komentar Anda.

© 2015, 2016 oleh Intellectual Reserve, Inc. Hak cipta dilindungi Undang-Undang.

Dicetak di Indonesia Versi 3, 5/16

Persetujuan Bahasa Inggris: 8/14 Persetujuan penerjemahan: 8/14

Terjemahan dari Foundations of the Restoration Teacher Manual Bahasa Indonesia

(5)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28

Daftar Isi

Pendahuluan untuk Buku Pedoman Guru Landasan Pemulihan (Religi 225) . . . . v

Suatu pekerjaan yang Menakjubkan dan Suatu Keajaiban . . . . 1

Penglihatan Pertama . . . . 6

Tampilnya Kitab Mormon . . . 12

Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita . . . 18

Pemulihan Imamat . . . 23

Pengorganisasian Gereja . . . 28

Maklumkan Injil Abadi . . . 33

Pengumpulan Israel Zaman Akhir . . . 39

Ikuti Nabi yang Hidup . . . 45

Carilah Kebenaran . . . 51

Suara Tuhan dalam Ajaran dan Perjanjian . . . 58

Tulisan Suci Tambahan di Zaman Kita . . . 62

“Penglihatan” . . . 68

Bait Suci Kirtland dan Kunci-Kunci Imamat . . . 74

Kekuatan di Tengah-Tengah Pertentangan . . . 79

Penebusan Orang Mati . . . 85

Ajaran Injil di Nauvoo . . . 90

Lembaga Pertolongan dan Gereja . . . 96

Ajaran tentang Pernikahan dan Keluarga Kekal . . . 102

Pernikahan Jamak . . . 108

Misi Kenabian Joseph Smith . . . 116

Kematisyahidan Nabi Joseph Smith . . . 121

Pergantian dalam Presidensi . . . 127

Meninggalkan Nauvoo dan Perjalanan ke Barat . . . 134

Perang Utah dan Pembunuhan Masal Mountain Meadows . . . 142

Wahyu mengenai Imamat . . . 150

Mempersiapkan Dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus . . . 156

Mempergegas Pekerjaan Keselamatan . . . 161

(6)
(7)

Pendahuluan untuk Buku

Pedoman Guru Landasan

Pemulihan (Religi 225)

Apakah yang diharapkan dari seorang guru agama?

Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, adalah penting untuk memahami Sasaran Seminari dan Institut Religi:

“Tujuan kita adalah untuk menolong para remaja dan dewasa muda memahami serta bersandar pada ajaran-ajaran dan Pendamaian Yesus Kristus, memenuhi syarat bagi berkat-berkat bait suci, dan mempersiapkan diri mereka, keluarga mereka, serta orang lain untuk kehidupan kekal bersama Bapa mereka di Surga” (” (Gospel Teaching and Learning: A Handbook for Teachers and Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan untuk Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi] [2012], x).

Anda dapat mencapai tujuan ini dengan secara tekun menjalankan Injil, secara efektif mengajarkan Injil kepada siswa Anda, dan secara tepat mengelola kelas atau program Anda. Sewaktu Anda bersiap dan mengajarkan Injil dengan cara-cara ini, Anda akan memenuhi syarat bagi pengaruh dari Roh Kudus (lihat A&P 42:14). Merupakan kesempatan Anda untuk membantu siswa belajar dengan Roh sehingga mereka dapat memperkuat iman mereka dan memperdalam keinsafan mereka. Anda dapat menolong siswa mencapai ini sewaktu Anda menuntun mereka untuk mengidentifikasi, memahami, merasakan kebenaran dan kepentingan dari, serta menerapkan ajaran-ajaran dan asas-asas signifikan dari Injil Yesus Kristus.

Buku pegangan Pengajaran dan Pembelajaran Injil adalah sumber penting untuk memahami proses pengajaran dan belajar bagaimana menjadi lebih berhasil di ruang kelas. Seringlah merujuk pada buku pegangan ini.

Apakah sasaran dari kursus ini?

Kursus ini, Landasan Pemulihan (Religi 225), memberi siswa kesempatan untuk menelaah wahyu-wahyu mendasar, ajaran, peristiwa-peristiwa sejarah, dan orang-orang yang relevan dengan penguakan Pemulihan Gereja Yesus Kristus sebagaimana ditemukan dalam kitab-kitab standar, ajaran para nabi zaman akhir, dan sejarah Gereja. Kursus ini akan menyediakan bagi siswa landasan ajaran dan konteks sejarah yang diperlukan untuk pemahaman yang akurat mengenai ajaran dan sejarah Gereja. Siswa akan meningkatkan kemampuan mereka untuk mencari kebenaran, mengevaluasi validitas dan keabsahan materi sumber, serta

membedakan kebenaran dari kesalahan. Siswa akan menelaah tulisan suci, ajaran Gereja, dan sejarah Gereja dengan cara yang berkaitan dengan kehidupan dan keadaan mereka. Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008) bersaksi mengenai realita dari Pemulihan:

(8)

“Ini adalah Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan. Kita sebagai umat adalah Orang Suci Zaman Akhir. Kita bersaksi bahwa surga telah dibukakan, bahwa tabir telah disingkapkan, bahwa Allah telah berfirman, dan bahwa Yesus Kristus telah menyatakan diri-Nya. …

Syukur kepada Allah atas anugerah-Nya yang menakjubkan akan kesaksian, wewenang, dan ajaran yang berkaitan dengan Gereja Yesus Kristus yang dipulihkan ini.

Ini harus menjadi pesan besar dan utama kita kepada dunia. Kita tidak memberikannya dengan kesombongan. Kita bersaksi dalam kerendahan hati tetapi dengan kesan mendesak dan ketulusan yang mutlak” (“The Marvelous Foundation of Our Faith,” Ensign, November 2002, 81). Sewaktu siswa mengembangkan iman yang lebih besar kepada Yesus Kristus dan kesaksian yang lebih kuat akan Injil yang dipulihkan, mereka akan meningkatkan komitmen mereka untuk membuat dan menaati perjanjian sakral serta menjadi lebih siap untuk berbagi pesan Pemulihan.

Apakah yang diharapkan dari siswa?

Agar menerima kredit untuk kelulusan institut, siswa diminta membaca petikan tulisan suci, ceramah konferensi umum, dan materi lain yang tercantum di bagian Bacaan Siswa dari tiap pelajaran. Siswa juga harus memenuhi persyaratan kehadiran dan menunjukkan kompetensi terhadap materi kursus.

Bagaimana pelajaran-pelajaran disusun dalam buku

pedoman ini?

Kursus ini dirancang sebagai kursus bedurasi satu semester dengan 28 pelajaran yang ditulis untuk periode kelas 50 menit. Jika kelas Anda bertemu dua kali setiap minggu, ajarkan satu pelajaran untuk tiap periode kelas. Jika kelas Anda bertemu hanya sekali tiap minggu selama 90 hingga 100 menit, gabungkan dan ajarkan dua pelajaran untuk tiap periode kelas. Setiap garis besar pelajaran terdiri dari

empat bagian: • Pendahuluan

• Bacaan Latar Belakang • Saran untuk Pengajaran • Bacaan Siswa

Pendahuluan

Bagian ini memberikan pengantar singkat untuk topik dan sasaran pelajaran.

Bacaan Latar Belakang

Bagian ini merekomendasikan sumber-sumber, seperti pesan dari para nabi zaman akhir, yang dapat membantu Anda memahami dengan lebih baik ajaran, asas, dan kebenaran Injil yang dikupas dalam garis besar pelajaran.

(9)

Saran untuk Pengajaran

Bagian Saran untuk Pengajaran menyertakan materi untuk membantu Anda mengetahui baik apa yang diajarkan maupun bagaimana mengajarkannya (lihat juga bagian 4.3.3 dan 4.3.4 dalam buku pegangan Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil]). Kegiatan-kegiatan pembelajaran yang disarankan dirancang untuk membantu siswa mengidentifikasi, memahami, dan menerapkan kebenaran-kebenaran sakral. Anda boleh memilih untuk

menggunakan sebagian atau semua saran sementara Anda mengadaptasinya sehingga cocok dengan gaya mengajar individu Anda serta untuk memenuhi kebutuhan dan keadaan para siswa Anda. Sewaktu Anda mempertimbangkan bagaimana menyesuaikan materi pelajaran, ikuti nasihat ini dari Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:

“Presiden Packer telah sering mengajarkan, sependengaran saya, bahwa kita terlebih dahulu mengadopsi, kemudian mengadaptasi. Jika kita sepenuhnya paham dengan pelajaran yang ditentukan yang harus kita berikan, maka kita dapat mengikuti Roh untuk mengadaptasinya. Tetapi ada godaan, ketika kita berbicara tentang fleksiblitas ini, untuk memulai dengan mengadaptasi alih-alih mengadopsi. Itu adalah keseimbangan. Itu adalah tantangan yang berkelanjutan. Tetapi pendekatan dengan mengadopsi terlebih dahulu dan kemudian mengadaptasi adalah cara yang baik untuk tetap berpijak pada landasan yang sehat” (“Diskusi Panel dengan Penatua Dallin H. Oaks” [siaran satelit Seminari dan Institut Religi, 7 Agustus 2012]; lds.org/broadcasts). Kursus ini mencakup pernyataan-pernyataan oleh pemimpin Gereja yang

kemungkinan besar tersedia dalam beragam bahasa. Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, Anda dapat mengadaptasikan pelajaran dengan menggunakan

pernyataan lainnya yang tersedia dari pemimpin Gereja yang relevan dengan masalah topiknya.

Bagian Saran untuk Pengajaran memuat setidaknya satu pernyataan ajaran atau asas, yang muncul dalam cetak tebal. Sewaktu siswa menemukan ajaran dan asas ini serta berbagi apa yang telah mereka pelajari, kata-kata mereka mungkin berbeda dengan kata-kata yang dinyatakan dalam buku pedoman. Ketika ini terjadi, berhati-hatilah untuk tidak menyiratkan bahwa jawaban mereka salah. Meskipun demikian, jika sebuah pernyataan dapat lebih akurat, bantulah dengan hati-hati untuk mengklarifikasi pemahaman.

Kurikulum ini memeragakan bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan pembelajaran Injil ke dalam suatu kursus berbasis tema (lihat Gospel Teaching and Learning [Pengajaran dan Pembelajaran Injil], 10, 23–31, 38–41). Di bulan-bulan mendatang, Seminari dan Institut akan menerbitkan dokumen yang disebut “Mengajarkan dan Mempelajari Tulisan Suci dalam Institut Religi,” yang akan menjelaskan lebih lanjut bagaimana menyertakan pokok-pokok pengajaran dan pembelajaran Injil ke dalam kursus berbasis tema.

Penatua David A. Bednar dari Kuorum Dua Belas Rasul menguraikan beberapa manfaat yang datang dari menelaah Injil secara tematik:

“Sementara membaca sebuah kitab tulisan suci dari awal hingga akhir

(10)

meningkatkan kedalaman dai pengetahuan kita. Mencari wahyu-wahyu untuk koneksi, pola, dan tema membangun di atas serta menambah pada pengetahuan rohani kita … ; itu memperluas perspektif dan pemahaman kita akan rencana keselamatan.

Dalam penilaian saya, secara tekun menyelidik untuk “menemukan koneksi, pola, dan tema merupakan bagian dari apa artinya ‘mengenyangkan diri’ dengan firman Kristus. Pendekatan ini akan membukakan gerbang air bah dari waduk rohani, mencerahkan pemahaman kita melalui Roh, dan menghasilkan kedalaman rasa syukur bagi tulisan suci kudus serta suatu tingkatan komitmen rohani yang tidak dapat diterima dengan cara lain. Pencarian semacam itu memampukan kita untuk membangun di atas batu karang Penebus kita dan untuk bertahan menghadapi angin kejahatan di zaman akhir ini” (“A Reservoir of Living Water” [api unggun Brigham Young University, 4 Februari 2007], 3, speeches.byu.edu).

Sebagian materi dari buku pedoman ini didasarkan pada materi dalam Doctrine and Covenants and Church History Seminary Manual [Buku Pedoman Seminari Ajaran dan Perjanjian serta Sejarah Gereja].

Bacaan Siswa

Bagian ini mencantumkan petikan tulisan suci, ceramah oleh pemimpin Gereja, dan materi lainnya yang akan memperkaya pemahaman siswa tentang topik-topik yang ditekankan dalam pelajaran. Tugasi dan imbaulah siswa untuk membaca materi-materi ini sebelum mereka datang ke tiap kelas. Sewaktu mereka menelaah materi-materi yang diilhami ini, mereka bukan hanya akan lebih siap untuk berperan serta dalam diskusi kelas, tetapi mereka juga akan memperoleh

pemahaman yang lebih luas dan lebih dalam tentang topik-topik kursus. Sediakan bagi siswa daftar dari semua Bacaan Siswa pada awal semester.

Bagaimana saya dapat bersiap untuk mengajar?

Tuhan akan membantu Anda sewaktu Anda bersiap untuk mengajar. Sewaktu Anda bersiap, mungkin akan bermanfaat jika Anda mengajukan kepada diri Anda sendiri pertanyaan-pertanyaan berikut:

• Apakah saya telah berdoa untuk menerima bimbingan Roh Kudus?

• Apakah saya telah menelaah blok-blok tulisan suci dan bacaan latar belakang yang ditugaskan?

• Apakah saya telah membaca kurikulum dan menentukan adakah sesuatu yang perlu saya adaptasi atau sesuaikan untuk memenuhi kebutuhan siswa saya? • Bagaimana saya dapat menindaklanjuti dengan siswa untuk memastikan bahwa

mereka memperoleh manfaat terbesar dari bacaan yang ditugaskan? • Bagaimana saya dapat membantu masing-masing siswa saya berperan serta

sepenuhnya dalam pelajaran?

Saran-saran berikut mungkin juga bermanfaat:

• Imbaulah siswa untuk membaca petikan tulisan suci dan artikel yang ditugaskan sebelum tiap kelas.

(11)

• Harapkan siswa memenuhi peran mereka sebagai pembelajar.

• Seringlah sediakan kesempatan bagi siswa untuk menjelaskan ajaran dan asas dengan kata-kata mereka sendiri, berbagi pengalaman yang relevan, dan bersaksi tentang apa yang mereka ketahui dan rasakan.

• Variasikan kegiatan dan pendekatan pembelajaran yang Anda gunakan dalam tiap kelas dan juga dari hari ke hari.

• Ciptakan lingkungan pembelajaran yang mengundang Roh dan memberi siswa privilese serta tanggung jawab untuk mengajar dan untuk belajar dari satu sama lain (lihat A&P 88:78, 122).

Penatua Richard G. Scott dari Kuorum Dua Belas Rasul mengajarkan:

“Pastikan bahwa ada banyak peran serta karena penggunaan hak pilihan itu oleh seorang siswa mewenangkan Roh Kudus untuk mengajar. … Sewaktu siswa mengungkapkan secara lisan kebenaran-kebenaran, mereka dikukuhkan dalam jiwa mereka dan memperkuat kesaksian pribadi mereka” (“To Understand and Live Truth” [malam bersama Penatua Richard G. Scott, 4 Februari 2005], 3; si.lds.org).

Bagaimana saya dapat mengadaptasi pelajaran bagi

para difabel?

Sewaktu Anda bersiap untuk mengajar, pedulilah terhadap siswa yang

berkebutuhan khusus. Sesuaikan kegiatan dan harapan untuk membantu mereka berhasil.

Untuk gagasan dan sumber lebih lanjut, cermatilah halaman Disability Resources [Sumber Difabel] di disabilities.lds.org dan bagian buku pedoman kebijakan Seminari dan Institut Religi yang berjudul “Kelas dan Program yang Disesuaikan untuk Siswa Penyandang Cacat [Difabel].”

(12)
(13)

PELAJARAN 1

Suatu Pekerjaan yang

Menakjubkan dan Suatu

Keajaiban

Pendahuluan

Sepanjang sejarah, Bapa Surgawi telah mengakhiri periode kemurtadan dengan memanggil nabi yang menerima wewenang ilahi untuk memulihkan kegenapan Injil dan menegakkan Gereja Yesus Kristus. Joseph Smith adalah nabi ini dalam dispensasi kita. Memahami bagaimana Allah

menuntun umat-Nya dan menegakkan Gereja-Nya melalui para nabi akan membantu siswa mengembangkan apresiasi yang lebih mendalam akan perlunya suatu Pemulihan dan kemampuan yang lebih besar untuk mengajar orang lain tentang Pemulihan.

Bacaan Latar Belakang

• M. Russell Ballard, “Mukjizat Alkitab Kudus,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 80–82.

• Gordon B. Hinckley, “Pada Puncak Zaman,” Liahona, Januari 2000, 87. • Neal A. Maxwell, “From the Beginning,” Ensign, November 1993, 18–20. • Mengkhotbahkan Injil-Ku: Buku Panduan untuk Pelayanan Misionaris (2004),

37–42.

Saran untuk Pengajaran

Amos 8:11–12; Joseph Smith—Sejarah 1:5–10

Kemurtadan Besar dan perlunya Pemulihan

Mulailah pelajaran dengan menuliskan yang berikut di papan tulis: Bencana kelaparan =

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Amos 8:11–12 dengan lantang. Mintalah siswa untuk menyimak dan mengidentifikasi bagaimana kata kelaparan digunakan sebagai simbol.

• Jenis kelaparan apa yang Amos nubuatkan akan terjadi? (Tuliskan tanggapan siswa di papan tulis di samping “Bencana kelaparan =”).

• Apa yang Amos nubuatkan akan orang lakukan karena kelaparan ini? • Bukti apa yang telah Anda lihat di dunia bahwa telah ada kelaparan akan

(14)

Jelaskan bahwa meskipun nubuat yang terdapat dalam Amos 8:11–12 kemungkinan besar telah digenapi berulang kali sepanjang sejarah, satu penggenapan penting dikenal sebagai Kemurtadan Besar. Anda mungkin ingin menyarankan agar para siswa menuliskan Kemurtadan, termasuk Kemurtadan Besar di margin tulisan suci mereka di samping Amos 8:11–12.

Peragakan pernyataan berikut, dan undanglah seorang siswa untuk

membacakannya dengan lantang: Mintalah siswa untuk mencari beberapa faktor yang berkontribusi pada Kemurtadan Besar.

“Setelah kematian Yesus Kristus, orang-orang yang jahat menganiaya para Rasul dan anggota Gereja serta membunuh banyak di antara mereka. Dengan kematian para Rasul, kunci

keimamatan dan wewenang kepemimpinan imamat diambil dari bumi. Para Rasul telah menjaga ajaran-ajaran Injil tetap murni serta mempertahankan ketertiban dan standar kelayakan bagi anggota Gereja. Tanpa para Rasul, dengan berjalannya waktu ajaran-ajaran pun tercemar, dan perubahan-perubahan yang tak sah dibuat dalam organisasi Gereja serta tata cara imamat, seperti pembaptisan dan pemberian karunia Roh Kudus.

Tanpa wahyu dan wewenang imamat, orang bersandar pada kebijaksanaan manusia untuk memahami tulisan suci serta asas-asas dan tata cara-tata cara Injil Yesus Kristus.

Gagasan-gagasan yang keliru diajarkan sebagai kebenaran. Banyak pengetahuan mengenai karakter dan sifat yang sejati Allah Bapa, Putra-Nya Yesus Kristus, dan Roh Kudus pun hilang. Ajaran mengenai iman kepada Yesus Kristus, pertobatan, pembaptisan, dan karunia Roh Kudus menjadi menyimpang atau terlupakan. Wewenang imamat yang diberikan kepada para Rasul Kristus tidak lagi berada di bumi” (Mengkhotbahkan Injil-Ku: Buku Panduan untuk Pelayanan Misionaris [2004], 39).

• Menurut pernyataan ini, apa saja faktor yang berkontribusi pada Kemurtadan Besar?

• Mengapa penting untuk memahami bahwa Kemurtadan besar benar-benar terjadi? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut: Mengetahui bahwa ada

Kemurtadan Besar dapat membantu kita mengenali perlunya Pemulihan Injil.

Jelaskan bahwa selama periode kemurtadan ini, Bapa Surgawi terus mengerahkan pengaruh-Nya di dunia melalui Terang Kristus, yang “diberikan kepada setiap orang” (Moroni 7:16), dan melalui kuasa Roh Kudus, yang bersaksi bahwa Injil adalah benar (lihat Penuntun bagi Tulisan Suci, “Roh Kudus,” scriptures.lds.org. Dia mengilhami pria dan wanita di banyak budaya yang mencari bantuan-Nya selama masa itu. Para pelaku reformasi Kristiani seperti Martin Luther dan William Tyndale bekerja untuk membantu orang Kristen hidup lebih dekat dengan kondisi ideal yang mereka temukan dalam Alkitab. Upaya para pelaku reformasi, ahli filsafat, dan bahkan negarawan di Eropa dan Amerika Utara menuntun pada suatu peningkatan penekanan pada martabat manusia dan kebebasan beragama di banyak bagian dunia. Terlepas dari perkembangan-perkembangan penting ini, Allah belum sepenuhnya memulihkan Gereja-Nya. (Lihat Mengkhotbahkan Injil-Ku, 51–52).

(15)

Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Selama berabad-abad surga tetap tertutup. Pria dan wanita yang baik, tidak sedikit—benar-benar orang-orang yang hebat dan luar biasa—mencoba untuk mengoreksi, memperkuat, dan meningkatkan sistem peribadatan mereka dan tubuh ajaran mereka. Kepada mereka saya menyampaikan rasa hormat dan respek. Betapa jauh lebih baiknya dunia karena tindakan berani mereka. Sementara saya percaya pekerjaan mereka terilhami, itu tidaklah ditunjang dengan pembukaan surga, dengan penampakan diri Yang Ilahi” (“The Marvelous Foundation of Our Faith,” Ensign, November 2002, 80).

Ingatkan siswa bahwa pada tahun 1820 pemuda Joseph Smith sedang mencari Gereja yang sejati tetapi tidak dapat menemukannya. Ajaklah siswa untuk

membaca Joseph Smith—Sejarah 1:5–10 dalam hati, mencari ungkapan-ungkapan yang menggambarkan tantangan yang disebabkan oleh Kemurtadan Besar.

• Apa saja ungkapan yang Joseph Smith gunakan untuk merujuk pada tantangan rohani pada zamannya?

• Bagaimana Joseph menggambarkan perasaannya yang datang sebagai hasil dari kegemparan agama yang mengelilinginya?

Ingatkan siswa bahwa pencarian Joseph Smith akan kebenaran menghasilkan Penglihatan Pertama dan panggilannya sebagai seorang nabi. (Ini akan dibahas dalam pelajaran berikutnya). Tandaskan bahwa pemanggilan Nabi Joseph Smith dan Pemulihan Injil mengikuti pola yang ditegakkan oleh Allah yang telah diulangi sepanjang sejarah. Misalnya, pemanggilan Henokh (lihat Musa 6:26–32) dan Nuh (lihat Musa 8:17–20) mengikuti pola ini. Peragakan penjelasan berikut mengenai pola ini, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Sejarah Alkitab telah mencatat banyak kejadian ketika Allah berbicara kepada para nabi, dan juga menceritakan mengenai banyak kejadian kemurtadan. Untuk mengakhiri setiap masa kemurtadan umum, Allah telah memperlihatkan kasih-Nya bagi anak-anak-Nya dengan memanggil nabi yang lain dan memberinya wewenang imamat untuk memulihkan serta mengajarkan Injil Yesus Kristus kembali. Pada dasarnya, nabi bertindak sebagai hamba yang mengawasi kerajaan Allah di bumi ini. Masa-masa seperti itu yang dipimpin oleh penanggung jawab kenabian disebut masa kelegaan [dispensasi]” (Mengkhotbahkan Injil-Ku, 37; lihat juga Penuntun bagi Tulisan Suci, “Dispensasi”).

• Bagaimana Pemulihan Injil melalui Joseph Smith mengikuti pola yang terlihat dalam dispensasi-dispensasi sebelumnya? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi asas berikut:

Setelah periode-periode kemurtadan umum, Allah memanggil para nabi dan memberi mereka wewenang untuk memulihkan serta mengajarkan Injil kembali. Siswa hendaknya juga memahami ajaran ini: Joseph Smith dipanggil oleh Allah untuk memulihkan Injil bagi dispensasi kita).

(16)

• Bagaimana memahami pola ini dapat membantu Anda menjelaskan Pemulihan Injil kepada seseorang dari kepercayaan lain?

Tekankan bahwa dalam Penglihatan Pertama, Joseph Smith belajar bahwa tidak ada Gereja yang sejati yang ada di atas bumi dan bahwa kegenapan Injil Kristus perlu dipulihkan. Meskipun Alkitab memuat nubuat-nubuat mengenai

Kemurtadan Besar, bukti yang paling penting bahwa kemurtadan ini terjadi adalah fakta bahwa Joseph Smith dipanggil untuk menjadi seorang nabi dan kegenapan Injil dipulihkan.

2 Nefi 27:25–26; Ajaran dan Perjanjian 1:12–30

Pemulihan Injil adalah “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban”

Jelaskan bahwa tulisan suci menyampaikan beberapa alasan Tuhan untuk memulihkan Injil-Nya ke bumi pada zaman akhir.

Ajaklah siswa untuk membaca dalam hati nubuat Yesaya mengenai Pemulihan yang terdapat dalam 2 Nefi 27:25–26, mencari uraian Tuhan mengenai keadaan rohani dunia pada saat Pemulihan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai kata atau ungkapan yang menguraikan kondisi-kondisi rohani ini. (Catatan: Salah satu cara paling bermanfaat bagi siswa untuk menangkap dan mempertahankan apa yang mereka pelajari dari tulisan suci adalah untuk menandai kata dan ungkapan yang penting). Setelah waktu yang memadai, mintalah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan.

• Menurut Anda mengapa Pemulihan Injil dirujuk sebagai “suatu pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban”?

• Apa yang Anda anggap “menakjubkan” dan “penuh keajaiban” mengenai Pemulihan? (Sewaktu siswa menanggapi, tandaskan bahwa Pemulihan Injil sebagai suatu “pekerjaan yang menakjubkan dan suatu keajaiban” adalah contoh dari tema berulang dalam Ajaran dan Perjanjian. “Tema adalah kualitas atau gagasan yang menaungi secara menyeluruh, berulang, dan menyatukan” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (api unggun Universitas Brigham Young, 4 Februari 2007), 6, speeches.byu.edu]).

Ajaklah separuh siswa untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 1:12–17, mencari alasan-alasan yang Tuhan berikan untuk mendatangkan Pemulihan Injil. Ajaklah separuh lainnya untuk menelaah Ajaran dan Perjanjian 1:18–30, mencari cara-cara Pemulihan Injil akan memberkati anak-anak Allah. (Catatan: Ajaran dan

Perjanjian 1:30 akan ditelaah dengan lebih terperinci dalam pelajaran 6). Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang mereka temukan. Pastikan siswa memahami kebenaran berikut: Pemulihan Injil

membantu mereka yang percaya kepada Kristus untuk meningkat dalam iman dan mengatasi malapetaka zaman terakhir.

(17)

“[Para nabi] telah menanti-nantikan dengan antisipasi penuh sukacita terhadap hari ketika kita hidup; dan terbakar oleh antisipasi surgawi dan penuh sukacita mereka telah menyanyi dan menulis serta bernubuat mengenai zaman kita ini” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 213).

• Mengapa para nabi terdahulu telah menanti-nantikan zaman kita? (Satu gagasan yang kemungkinan siswa identifikasi adalah bahwa Pemulihan akan

menyebar ke seluruh dunia dan mempersiapkan dunia bagi Kedatangan Kedua Yesus Kristus).

Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley, dan mintalah beberapa siswa untuk bergiliran membacakannya dengan lantang:

“Brother dan sister sekalian, apakah Anda menyadari apa yang kita miliki? Apakah Anda mengenali tempat kita dalam drama besar sejarah manusia? Ini adalah titik nadir dari segala yang telah terjadi sebelumnya. …

… Pekerjaan zaman akhir Yang Mahakuasa, yang mengenainya orang di zaman dahulu berbicara, yang mengenainya para nabi dan rasul bernubuat, telah tiba. Itu sudah di sini. Untuk alasan-alasan yang tidak diketahui oleh kita, namun dalam kebijaksanaan Allah, kita telah diberi privilese untuk datang ke bumi pada zaman yang agung ini. …

Diberikan apa yang kita miliki dan apa yang kita ketahui, kita seharusnya menjadi umat yang lebih baik daripada kita adanya. Kita seharusnya menjadi lebih seperti Kristus, lebih mengampuni, lebih suka menolong dan tenggang rasa kepada semua di sekeliling kita. Kita berdiri di puncak segala zaman, terkagum-kagum oleh rasa sejarah yang hebat dan khusyuk. Ini adalah dispensasi terakhir dan final yang ke arahnya semua di masa lalu mengarah. Saya memberikan kesaksian dan saksi mengenai kenyataan dan kebenaran dari hal-hal ini” (“At the Summit of the Ages,” Ensign, November 1999, 74).

• Pemikiran dan perasaan apa yang digugah oleh pernyataan “Kita berdiri di puncak segala zaman” dalam diri Anda?

• Jika tidak terlalu pribadi, bagikan pengalaman dari kehidupan Anda yang memperkuat kesaksian Anda mengenai Injil Yesus Kristus yang dipulihkan. • Apa yang dapat kita lakukan untuk memperlihatkan rasa syukur kita untuk

Pemulihan Injil?

Bacaan Siswa

• Yesaya 29:13–14; Amos 8:11–12; 2 Nefi 27:1–5, 25–26; Ajaran dan Perjanjian 1:12–30; Joseph Smith—Sejarah 1:5–10.

• Gordon B. Hinckley, “At the Summit of the Ages,” Ensign, November 1999, 72–74.

(18)

Penglihatan Pertama

Pendahuluan

Catatan kisah tentang Penglihatan Pertama Joseph Smith yang terdapat dalam Mutiara yang Sangat Berharga ditulis untuk mengoreksi laporan-laporan palsu mengenai Gereja. Sepanjang kehidupannya, Nabi Joseph Smith memberikan beberapa catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama.

Kisah-kisah ini dapat meningkatkan pemahaman kita mengenai pengalaman itu dan memperkuat iman kita pada Pemulihan. Pelajaran ini dimaksudkan untuk membantu siswa memahami pentingnya memiliki kesaksian mengenai peristiwa penting yang unik ini.

Bacaan Latar Belakang

• Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona November 2002, 78–81.

• “First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.

Saran untuk Pengajaran

Joseph Smith—Sejarah 1:1–2

Nabi menulis mengenai Penglihatan Pertama untuk mengoreksi laporan-laporan palsu

Jelaskan bahwa pada tahun 1838 Joseph Smith memulai pekerjaan penulisan sejarah resminya. Bagian dalam Mutiara yang Sangat Berharga yang dikenal sebagai Joseph Smith—Sejarah dikutip dari sejarah yang jauh lebih panjang itu. Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:1–2 dengan lantang. Mintalah kelas untuk mengikuti dan mencari alasan yang Joseph Smith berikan untuk mempersiapkan sejarahnya.

• Menurut ayat 1, apa yang beredar di antara orang-orang selama masa-masa awal Gereja?

• Apa niat dari mereka yang mensponsori laporan menentang Gereja? • Keserupaan apa terhadap situasi ini yang ada di zaman kita?

Jelaskan bahwa dewasa ini terus terdapat individu-individu dan

kelompok-kelompok yang menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan mengenai Gereja dengan niat untuk menghancurkan iman.

• Apa alasan yang Joseph Smith berikan untuk menuliskan sejarahnya? (Untuk “untuk meluruskan pendapat umum, dan menempatkan semua penyelidik kebenaran dalam kepemilikan akan fakta, sebagaimana itu … terjadi” [Joseph Smith—Sejarah 1:1]).

• Mengapa penting bahwa “penyelidik kebenaran” mengenai Pemulihan bersandar pada catatan kisah langsung Joseph Smith? (Siswa dapat menggunakan kata-kata yang berbeda, tetapi pastikan adalah jelas bahwa

(19)

bersandar pada catatan kisah Nabi dapat membantu individu-individu menghindari ditipu oleh informasi palsu atau menyesatkan).

Peragakan nasihat berikut dari Penatua Neil L. Andersen dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan ajaklah siswa untuk membacanya dalam hati:

“Selalu ada beberapa orang yang ingin mendiskreditkan Gereja dan menghancurkan iman. Dewasa ini mereka menggunakan Internet.

“Sejumlah informasi mengenai Gereja, terlepas betapa meyakinkannya, tidaklah benar” (“Pencobaan Imanmu,” Ensign atau Liahona, November 2012, 41).

• Sumber-sumber apa yang hendaknya kita cari dan percayai dalam penyelidikan pribadi kita untuk mengetahui kebenaran mengenai Penglihatan Pertama, Pemulihan Injil, dan peristiwa lainnya dalam sejarah Gereja? Mengapa? (Bantulah siswa memahami asas berikut: Untuk menghindari ditipu oleh

informasi palsu atau menyesatkan, mereka yang mencari kebenaran hendaknya menyelidiki sumber-sumber informasi yang kredibel

mengenai Gereja dan sejarahnya alih-alih menerima begitu saja informasi apa pun yang mereka dengar atau baca, termasuk informasi yang muncul dari pencarian di Internet).

Jelaskan bahwa pengkritik Gereja berdebat menentang realita Penglihatan Pertama dengan mengatakan bahwa Joseph Smith tidak mencatat pengalamannya dengan penglihatan tersebut sampai bertahun-tahun setelah itu terjadi. Jelaskan bahwa Joseph Smith yang berusia 14 tahun menjadi enggan berbicara mengenai

penglihatannya menyusul reaksi dari mereka yang pada awalnya dia beri tahu (lihat Joseph Smith—Sejarah 1:21–26). Dia mencatat pengalaman tersebut ketika dia merasa bahwa itu saat yang tepat untuk melakukannya. Juruselamat memberi petunjuk kepada Petrus, Yakobus, dan Yohanes untuk tidak berbicara mengenai pengalaman mereka di atas Gunung Perubahan Rupa sampai setelah

Kebangkitan-Nya (lihat Matius 17:9), yang menjadikan jelas bahwa sebagian pengalaman sakral hendaknya dibagikan hanya sewaktu didorong oleh Roh.

Catatan kisah Penglihatan Pertama

Catatan: Sewaktu Anda mengajarkan bagian ini dari pelajaran, tinggalkan cukup waktu untuk mengajarkan bagian terakhir dari pelajaran, yang mengupas Joseph Smith—Sejarah 1:8–20.

Jelaskan kepada siswa bahwa Joseph Smith menuliskan, baik secara pribadi atau dengan bantuan juru tulis, setidaknya empat catatan kisah berbeda mengenai Penglihatan Pertama. Selain itu, beberapa kisah mengenai penglihatan ini dicatat oleh orang-orang yang sezaman dengan Joseph Smith. Setiap kisah menekankan aspek yang berbeda dari pengalaman Joseph, tetapi semuanya memiliki elemen penting dari apa yang Joseph lihat dan dengar. Untuk membantu menjelaskan mengapa ada perbedaan dalam beragam kisah tersebut, mintalah siswa untuk mempertimbangkan yang berikut:

(20)

• Pikirkan sebuah pengalaman signifikan atau bermakna yang Anda miliki dalam hidup Anda. Bagaimana kisah Anda mengenai pengalaman itu dapat berbeda bergantung kepada siapa hadirin Anda? Bagaimana itu dapat berubah bergantung pada kapan atau mengapa Anda bercerita tentang pengalaman tersebut?

Undanglah seorang siswa untuk membacakan pernyataan berikut dengan lantang, dan mintalah siswa mendengarkan untuk apa yang para sejarawan harapkan ketika pengalaman dikisahkan berulang kali:

“Berbagai laporan mengenai Penglihatan Pertama menceritakan sebuah kisah yang konsisten, walaupun secara wajar laporan-laporan tersebut berbeda dalam penekanan dan perincian. Sejarawan mengharapkan bahwa ketika seseorang menceritakan kembali suatu pengalaman dalam sejumlah tatanan kepada hadirin yang berbeda dalam rentang waktu beberapa tahun, masing-masing kisah akan menekankan beragam aspek pengalaman tersebut dan memuat perincian-perincian yang unik. Sesungguhnya, perbedaan-perbedaan yang serupa dengan yang ada dalam kisah-kisah Penglihatan Pertama ada dalam sejumlah laporan tulisan suci mengenai penglihatan Paulus dalam perjalanan menuju Damaskus dan pengalaman para Rasul di Gunung Perubahan Rupa [Kisah Para Rasul 9:3–9; 22:6–21; 26:12–18; Matius 17:1–13; Markus 9:2–13; Lukas 9:28–36]. Namun terlepas dari perbedaan-perbedaan tersebut, suatu konsistensi dasar tetap ada di semua catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama. Beberapa telah berdebat secara keliru bahwa variasi apa pun dalam menceritakan kembali suatu kisah merupakan bukti dari pemalsuan. Sebaliknya, catatan sejarah yang kaya tersebut memungkinkan kita belajar lebih banyak mengenai peristiwa luar biasa ini daripada yang dapat kita lakukan jika itu

didokumentasikan dengan kurang baik” (“First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).

Sebagai contoh dari perbedaan dalam catatan-catatan tersebut, Anda dapat memberi tahu siswa bahwa “sementara catatan kisah tahun 1832 lebih menekankan kisah pribadi Joseph Smith sebagai pemuda yang mencari pengampunan, catatan kisah tahun 1838 berfokus pada penglihatan tersebut sebagai awal dari ‘kebangkitan dan kemajuan Gereja’” (“First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Ingatkan siswa bahwa tugas bacaan mereka mencakup artikel dalam Gospel Topics [Topik Injil] “First Vision Accounts [Kisah Penglihatan Pertama],” yang memberikan analisis yang lebih terperinci mengenai setiap catatan kisah yang berbeda tentang Penglihatan Pertama. Ajaklah siswa untuk menelaah artikel tersebut di luar jam kelas untuk lebih memahami bagaimana setiap kisah berkontribusi pada pengetahuan kita mengenai Penglihatan Pertama. (Catatan: Ingatkan siswa mengenai pentingnya membaca tugas di bawah “Bacaan Siswa” sebelum kelas. Melakukannya akan membantu mereka berkontribusi pada pembahasan kelas).

• Bagaimana sejumlah catatan kisah mengenai Penglihatan Pertama dapat mendukung keabsahan dan memperkaya pemahaman kita mengenai peristiwa sakral ini? (Bantulah siswa memahami bahwa sejumlah catatan kisah tentang

Penglihatan Pertama Joseph Smith memungkinkan kita belajar lebih banyak mengenai peristiwa sakral ini daripada yang dapat kita lakukan jika itu didokumentasikan dengan kurang baik).

(21)

Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley (1910–2008), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Saya tidak khawatir bahwa Nabi Joseph Smith memberikan sejumlah versi dari Penglihatan Pertama seperti saya tidak khawatir bahwa ada empat penulis Injil yang berbeda dalam Perjanjian Baru, masing-masing dengan persepsinya sendiri, masing-masing memberi tahu peristiwa-peristiwa tersebut untuk memenuhi tujuan penulisannya pada waktu itu” (“God Hath Not Given Us the Spirit of Fear,” Ensign, Oktober 1984, 5).

Berikan kesaksian Anda mengenai realita dari Penglihatan Pertama dan Pemulihan Injil melalui Nabi Joseph Smith.

Joseph Smith—Sejarah 1:8–20

Keabsahan Gereja bersandar pada kebenaran dari Penglihatan Pertama

Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Joseph Smith—Sejarah 1:8–15.

• Apa saja yang Joseph Smith lakukan untuk menemukan jawaban bagi pertanyaan-pertanyaannya?

• Menurut Anda mengapa Setan berusaha untuk menghentikan Joseph Smith dari berdoa?

Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membacakan dengan lantang dari Joseph Smith—Sejarah 1:16–19.

• Apa saja kebenaran penting yang kita pelajari dari ayat 16–17? (Sewaktu siswa menanggapi, tekankan bahwa kebenaran-kebenaran kekal dipulihkan ke

bumi ketika Bapa Surgawi dan Yesus Kristus menampakkan diri kepada Joseph Smith).

Peragakan dan bacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Tad R. Callister, yang melayani dalam Presidensi Tujuh Puluh. Sewaktu Anda

membacakan pernyataan ini, Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai dalam tulisan suci mereka kebenaran-kebenaran yang Brother Callister tekankan. Anda juga mungkin ingin menyarankan agar mereka menuliskan kebenaran-kebenaran yang Joseph pelajari di margin di samping Joseph

Smith—Sejarah 1:16–19. (Catatan: Belajar menandai dan membuat catatan pada tulisan suci merupakan keterampilan penelaahan tulisan suci yang penting yang dapat Anda bantu siswa kembangkan [lihat Gospel Teaching and Learning: A Handbook for Teachers and Leaders in Seminaries and Institutes of Religion [Pengajaran dan Pembelajaran Injil: Buku Pegangan bagi Guru dan Pemimpin di Seminari dan Institut Religi] (2012), 21]).

(22)

“Joseph Smith adalah orang yang diurapi Tuhan untuk memulihkan Gereja Kristus ke bumi. Ketika dia keluar dari hutan kecil tersebut, dia pada akhirnya mempelajari empat kebenaran fundamental yang ketika itu tidak diajarkan oleh mayoritas dunia Kristen zaman itu.

Pertama, dia belajar bahwa Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, adalah dua makhluk yang terpisah, yang berbeda. …

Kebenaran besar kedua yang Joseph Smith temukan adalah bahwa Bapa dan Putra memiliki tubuh berupa daging dan tulang yang dimuliakan. …

Kebenaran ketiga yang Joseph Smith pelajari adalah bahwa Allah masih berbicara kepada manusia dewasa ini—bahwa surga tidaklah tertutup. …

Kebenaran keempat yang Joseph Smith pelajari adalah bahwa Gereja Yesus Kristus yang penuh dan lengkap tidak ada di atas bumi” (“Joseph Smith—Nabi Pemulihan,” Ensign atau Liahona, November 2009, 35–36).

• Menurut Anda mengapa kebenaran-kebenaran tentang Bapa Surgawi dan Yesus Kristus ini penting untuk diketahui dan dipahami?

• Bagaimana kebutuhan akan kebenaran-kebenaran itu mungkin membantu menjelaskan mengapa Setan mencoba mencegah Joseph Smith muda dari berdoa?

Untuk menyoroti pentingnya Penglihatan Pertama Joseph Smith, peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Gordon B. Hinckley dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Seluruh kekuatan kita bersandar pada keabsahan dari [Penglihatan Pertama]. Itu terjadi atau itu tidak terjadi. Jika tidak, maka pekerjaan ini adalah suatu penipuan. Jika terjadi, maka ini adalah pekerjaan yang paling penting dan luar biasa di kolong langit. …

… Pada tahun 1820 datanglah manifestasi agung itu sebagai jawaban atas doa seorang pemuda yang telah membaca dalam Alkitab keluarganya perkataan Yakobus: ‘Apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah, yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dengan tidak membangkit-bangkit, maka hal itu akan diberikan kepadanya’ (Yakobus 1:5).

Di atas pengalaman yang unik dan luar biasa itu berdiri keabsahan dari Gereja ini” (“At the Summit of the Ages,” Ensign, November 2002, 80).

• Bagaimana keabsahan Gereja dikaitkan dengan Penglihatan Pertama Joseph Smith?

• Mengapa penting untuk memiliki kesaksian bahwa Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus? (Siswa mungkin memberikan beragam jawaban, namun pastikan asas berikut jelas: Ketika kita memperoleh

kesaksian bahwa Joseph Smith melihat Allah Bapa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, kita juga dapat mengetahui kebenaran dari Pemulihan Injil.

(23)

dibangun di atas batu karang wahyu, membantu kita tetap kuat dalam iman kita ketika kita dikonfrontasi dengan informasi palsu mengenai Nabi Joseph Smith dan Gereja. Bersaksilah bahwa cara Joseph Smith belajar kebenaran akan berlaku bagi kita juga. Kita dapat mencari kebenaran, membaca tulisan suci, merenung, dan pada akhirnya bertanya kepada Allah, dan Dia akan menjawab (lihat Yakobus 1:5). Ajaklah siswa merenungkan bagaimana mereka telah memperoleh kesaksian bahwa Bapa dan Putra menampakkan diri kepada Joseph Smith. Perkenankan waktu untuk satu atau dua siswa berbagi bagaimana mereka memperoleh kesaksian mengenai Penglihatan Pertama.

Bacaan Siswa

• Joseph Smith—Sejarah 1:1–26.

• Gordon B. Hinckley, “Landasan Menakjubkan Iman Kita,” Ensign atau Liahona November 2002, 78–81.

(24)

Tampilnya Kitab Mormon

Pendahuluan

Tuhan mengutus malaikat Moroni untuk mempersiapkan Joseph Smith untuk menerima dan menerjemahkan Kitab Mormon. Hanya sedikit yang diketahui mengenai proses penerjemahan yang sebenarnya. Joseph Smith berkata bahwa Kitab Mormon diterjemahkan “melalui karunia dan

kuasa Allah” (kata pengantar bagi Kitab Mormon, edisi tahun 1830). Sesuai dengan hukum saksi (lihat 2 Korintus 13:1), Tuhan memperkenankan beberapa orang lainnya untuk menjadi saksi dari catatan kuno ini. Kesaksian mereka memperkuat kredibilitas Kitab Mormon bagi seluruh dunia.

Bacaan Latar Belakang

• Neal A. Maxwell, “By the Gift and Power of God,” Ensign, Januari 1997, 36–41. • “Book of Mormon Translation [Penerjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics

[Topik Injil], lds.org/topics.

• “Kedatangan Kitab Mormon dan Pemulihan Imamat,” bab 5 dalam Buku Pedoman Siswa Sejarah Gereja dalam Kegenapan Waktu, edisi ke-2 (buku pedoman CES, 2003), 56–72.

Saran untuk Pengajaran

Joseph Smith—Sejarah 1:30–35, 42–54

Diterjemahkan melalui karunia dan kuasa Allah

Undanglah satu atau dua sukarelawan untuk merangkum bagi kelas apa yang mereka ingat mengenai kunjungan malaikat Moroni kepada Joseph Smith muda pada malam tanggal 21 September, 1823. Bila diperlukan, bagikan informasi berikut:

“Pada malam tanggal 21 September 1823, Joseph pergi ke kamar tidurnya di loteng dalam rumah kayu gelondongan milik keluarganya di Palmyra, New York, tetapi dia tetap terjaga setelah semua orang lain di ruangan itu tertidur, dengan sungguh-sungguh berdoa untuk mengetahui lebih banyak mengenai tujuan Allah baginya. …

Sebagai jawaban terhadap doanya, Joseph melihat suatu terang muncul di kamarnya yang kian lama kian terang sampai kamar itu ‘lebih terang daripada saat tengah hari.’ Seorang utusan surgawi muncul di sisi tempat tidurnya, berdiri di udara, mengenakan jubah yang ‘paling hebat putihnya.’ (Joseph Smith—Sejarah 1:30–31). Utusan ini adalah Moroni, nabi orang Nefi yang terakhir, yang berabad-abad lalu telah menguburkan lempengan-lempengan yang di atasnya Kitab Mormon dituliskan dan yang kini memegang kunci-kunci yang berkaitan dengan catatan sakral ini (lihat A&P 27:5). Dia telah diutus untuk memberi tahu Joseph bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan memiliki suatu pekerjaan besar yang harus dilakukannya. Sebagai bagian dari pekerjaan ini, Joseph harus pergi ke sebuah bukit di dekat sana, di mana sebuah catatan sakral, yang ditulis di atas lempengan-lempengan emas, tersimpan. … Joseph harus menerjemahkan catatan ini dan menampilkannya ke hadapan dunia.

Hari berikutnya, Joseph Smith pergi ke bukit tempat lempengan-lempengan Kitab Mormon dikuburkan. Di sana dia bertemu Moroni dan melihat lempengan-lempengan tersebut, tetapi diberi tahu bahwa dia belum dapat menerimanya sampai empat tahun kemudian. …

(25)

… Pada tanggal 22 September 1827, [istri Joseph, Emma,] pergi bersamanya ke bukit tersebut dan menanti di dekat sana sementara Moroni menyerahkan lempengan-lempengan itu ke dalam tangan Nabi” (Ajaran-Ajaran Presiden Gereja: Joseph Smith [2007], 65–67).

Ajaklah siswa untuk membuka halaman judul dari Kitab Mormon dan memindai paragraf pertama, mencari informasi tentang bagaimana catatan kuno ini akan tampil dan diterjemahkan. Setelah siswa membaca, mintalah mereka untuk berbagi apa yang mereka temukan. (Siswa hendaknya mengidentifikasi kebenaran berikut:

Kitab Mormon diterjemahkan melalui karunia dan kuasa Allah).

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:34–35 dengan lantang. Mintalah kelas untuk menyimak dan mencari satu cara dimana Tuhan membantu Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon.

• Menurut ayat-ayat ini, apa satu cara Tuhan menolong Joseph Smith dalam menerjemahkan catatan kuno tersebut? (Tuhan menyediakan Urim dan Tumim untuk penerjemahan).

Jelaskan bahwa alat lain yang Joseph Smith gunakan sementara menerjemahkan Kitab Mormon adalah sebuah batu oval kecil, kadang-kadang dirujuk sebagai “batu pelihat,” yang dia temukan beberapa tahun sebelum dia memperoleh lempengan-lempengan emas tersebut (lihat “Book of Mormon Translation [Terjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics). Laporan sejarah tersebut mengindikasikan bahwa Nabi kadang-kadang menggunakan Urim dan Tumim dan kadang-kadang menggunakan batu pelihat untuk

menerjemahkan.

Bacalah pernyataan berikut dengan lantang untuk membantu siswa memahami bahwa Tuhan mengungkapkan terjemahan bahasa Inggris dari Kitab Mormon kepada Nabi melalui Urim dan Tumim serta batu pelihat:

“Ketika ditekan untuk hal-hal spesifik mengenai proses penerjemahan, Joseph mengulangi dalam beberapa kesempatan bahwa itu telah dilakukan ‘melalui karunia dan kuasa Allah’ dan sekali waktu menambahkan, ‘Tidaklah dimaksudkan untuk memberi tahu dunia segala perincian perihal tampilnya Kitab Mormon.’

Meskipun demikian, para juru tulis dan orang lain yang mengamati penerjemahan tersebut meninggalkan sejumlah kisah yang memberikan wawasan terhadap prosesnya. Beberapa kisah mengindikasikan bahwa Joseph menelaah aksara-aksara pada lempengan-lempengan emas. Sebagian besar kisah berbicara mengenai penggunaan Joseph akan Urim dan Tumim (baik alat penafsir atau pun batu pelihat), dan banyak kisah merujuk pada penggunaannya akan sebuah batu tunggal. Menurut kisah-kisah ini, Joseph menempatkan baik alat penafsir maupun batu pelihat dalam sebuah topi, menekankan wajahnya ke dalam topi itu untuk menghalangi cahaya dari luar, dan membacakan dengan lantang kata-kata bahasa Inggris yang muncul pada alat tersebut. Proses tersebut sebagaimana diuraikan mengingatkan akan sebuah petikan dalam Kitab Mormon yang berbicara mengenai Allah mempersiapkan ‘sebuah batu, yang akan bersinar dalam kegelapan pada terang’ [Alma 37: 23–24]” (“Book of Mormon Translation [Penerjemahan Kitab Mormon],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics).

(26)

Jelaskan bahwa bantuan Tuhan juga dibuktikan dalam singkatnya waktu yang dengannya Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon. Tampilkan pernyataan berikut oleh Penatua Russell M. Nelson dari Kuorum Dua Belas Rasul, dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Pikirkan singkatnya waktu yang Joseph gunakan untuk menerjemahkan Kitab Mormon. Bekerja dari April hingga Juni 1828, Joseph menerjemahkan ke-116 halaman yang kelak Martin Harris hilangkan. Joseph mulai menerjemahkan kembali pada hari Selasa, 7 April 1829, dengan Oliver Cowdery sebagai tenaga penulis. Naskah tersebut rampung delapan puluh lima hari kemudian, pada tanggal 30 Juni tahun itu. Tentu saja, tidak seluruh waktu itu dihabiskan mengerjakan terjemahan tersebut. … Diperkirakan secara umum, ini menyisakan enam puluh lima hari kerja atau kurang ketika nabi dan para tenaga penulisnya menerjemahkan kitab ini, yang memuat 531 halaman dalam edisi bahasa Inggris yang terkini. (Lihat John W. Welch, Ensign, Januari 1988, hlm. 46–47). Itu dikalkulasikan menjadi rata-rata delapan halaman per hari. Pertimbangkan ini ketika Anda menerjemahkan sebuah buku, atau sewaktu Anda

menjadwalkan pembacaan Anda sendiri akan Kitab Mormon” (“A Treasured Testament,” Ensign, Juli 1993, 61–62).

• Apa saja cara bahwa tampilnya Kitab Mormon terjadi “melalui karunia dan kuasa Allah”?

• Jika kita tidak mengetahui semua perincian seputar tampilnya Kitab Mormon, bagaimana kita dapat mengetahui bahwa kitab ini benar? (Kita dapat menerima kesaksian rohani mengenai Kitab Mormon tanpa mengetahui semua perincian mengenai penerjemahannya).

• Apa yang telah membantu Anda memperoleh kesaksian mengenai Kitab Mormon?

Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut dari Presiden Gordon B. Hinckley:

“Pertama-tama datanglah Moroni dengan lempengan-lempengan yang darinya diterjemahkan Kitab Mormon. Betapa ini merupakan hal yang langka dan luar biasa. Kisah Joseph mengenai lempengan-lempengan emas tersebut adalah fantastis. Itu sulit dipercaya dan mudah ditantang. Dapatkah dia menulisnya dengan kemampuannya sendiri? Itu ada di sini, saudara-saudari sekalian, untuk dilihat, diraba, dibaca semua orang. Setiap upaya untuk menjelaskan asal mulanya, selain daripada apa yang dia berikan, telah rontok karena bobotnya sendiri. Dia pada dasarnya tidak mengenyam pendidikan; namun, dalam waktu yang amat singkat, dia memunculkan terjemahan yang dalam bentuk terbitannya memiliki lebih dari 500 halaman. … Sepanjang bertahun-tahun selama ini para pengkritik telah mencoba menjelaskannya. Mereka telah berbicara menentangnya. Mereka telah mengolok-oloknya. Tetapi kitab tersebut telah bertahan melampaui semua itu, dan pengaruhnya dewasa ini lebih besar daripada kapan pun dalam sejarahnya” (“Batu yang Terpenggal dari Gunung,” Ensign atau Liahona, November 2007, 85).

(27)

• Apa yang dapat Anda katakan untuk membantu seseorang yang bergumul untuk percaya bahwa Kitab Mormon adalah benar?

Bersaksilah bahwa Kitab Mormon tampil melalui karunia dan kuasa Allah.

Ajaran dan Perjanjian 17

Kesaksian Tiga Saksi dan Delapan Saksi

Jelaskan bahwa sementara Joseph Smith menerjemahkan Kitab Mormon, dia mengetahui bahwa Tuhan akan menunjuk orang-orang lain untuk menjadi saksi akan catatan kuno tersebut (lihat 2 Nefi 27:12–13; Eter 5:2–5). Pada waktu itu, Oliver Cowdery, David Whitmer, dan Martin Harris masing-masing menyatakan hasrat untuk menjadi saksi khusus ini. Ajaran dan Perjanjian 17 memuat petunjuk Tuhan kepada para pria ini.

Undanglah beberapa siswa untuk bergiliran membaca dengan lantang dari Ajaran dan Perjanjian 17:1–6. Mintalah kelas untuk menyimak, mencari petunjuk apa yang Tuhan berikan untuk para saksi lakukan setelah mereka melihat

lempengan-lempengan tersebut. Setelah siswa berbagi apa yang mereka temukan, tanyakan:

• Menurut Anda mengapa para pria ini perlu memperlihatkan iman seperti para nabi zaman dahulu sebelum Tuhan akan memperkenankan mereka melihat lempengan-lempengan tersebut?

• Menurut ayat 3–5, tanggung jawab apa yang akan para saksi ini miliki setelah melihat lempengan-lempengan tersebut?

• Apa tanggung jawab yang kita miliki ketika Tuhan menyatakan kepada kita kebenaran dari Kitab Mormon? (Siswa hendaknya mengidentifikasi asas yang serupa dengan yang berikut: Setelah kita memperoleh sebuah kesaksian

tentang kebenaran, kita memiliki tanggung jawab untuk bersaksi tentangnya. [Lihat juga A&P 88:81]). Anda dapat menegaskan bahwa asas ini

juga suatu contoh dari sebuah pola yang dapat kita temukan dalam tulisan suci. “Sebuah pola adalah sebuah rencana, model, atau standar yang dapat

digunakan sebagai pedoman untuk berulang kali melakukan atau membuat sesuatu” [David A. Bednar, “A Reservoir of Living Water” (Api Unggun Brigham Young University, 4 Februari 2007), 5, speeches.byu.edu]).

• Bagaimana bersaksi mengenai kebenaran dapat merupakan suatu peragaan akan iman kita?

Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang kisah Joseph Smith mengenai pengalamannya dengan Tiga Saksi tersebut:

“Martin Harris, David Whitmer, Oliver Cowdery dan saya sendiri, sepakat untuk pergi ke hutan, dan mencoba untuk memperoleh, melalui doa yang sungguh-sungguh dan rendah hati penggenapan dari janji-janji tersebut. … [Setelah] kegagalan kami yang kedua, Martin Harris mengusulkan bahwa dia akan undur diri dari kami, percaya, sebagaimana yang dia nyatakan sendiri, bahwa kehadirannyalah yang menyebabkan kami tidak memperoleh apa yang kami harapkan. Dia sesuai dengan itu menarik diri dari kami, dan kami berlutut kembali, dan belum lagi beberapa menit terlibat dalam doa, ketika … seorang malaikat [Moroni] berdiri di hadapan

(28)

kami. Di tangannya dia memegang lempengan-lempengan itu. … Dia membalikkan halamannya satu demi satu, agar kami dapat melihatnya, dan memperbedakan ukiran-ukiran di atasnya dengan jernih. … Kami mendengar suara keluar dari terang cemerlang di atas kami,

mengatakan, ‘Lempengan-lempengan ini telah diungkapkan melalui kuasa Allah, dan itu telah diterjemahkan melalui kuasa Allah. Terjemahannya yang telah kalian lihat adalah benar, dan Aku memerintahkan kalian untuk memberikan kesaksian mengenai apa sekarang kalian lihat dan dengar.’

Sekarang saya meninggalkan David dan Oliver, dan pergi mengejar Martin Harris, yang saya temukan dalam jarak yang tidak terlalu jauh, sedang khusyuk terlibat dalam doa. Dia segera memberi tahu saya, bagaimana pun, bahwa dia belum berhasil dengan Tuhan, dan dengan sungguh-sungguh meminta saya untuk bergabung dengannya dalam doa, agar dia juga bisa mendapatkan berkat yang sama yang baru saja kami terima. Oleh karena itu, kami bergabung dalam doa, dan akhirnya memperoleh hasrat kami, karena sebelum kami selesai, penglihatan yang sama dibukakan pada pandangan kami, setidaknya itu sekali lagi dibukakan kepada saya, dan saya sekali lagi melihat dan mendengar hal-hal yang sama; sementara pada saat yang sama, Martin Harris berseru, tampaknya dalam sukacita besar, ‘Ini cukup; ini cukup; mataku telah melihat; mataku telah melihat’” (dalam History of the Church, 1:54–55).

Joseph kembali ke rumah keluarga Whitmer dan berkata kepada orangtuanya: “Tuhan telah menyebabkan lempengan-lempengan itu diperlihatkan kepada tiga orang lagi selain diri saya sendiri yang juga telah melihat seorang malaikat dan akan harus bersaksi akan kebenaran dari apa yang telah saya katakan, karena mereka mengetahui bagi diri mereka sendiri bahwa saya tidak pergi kian-kemari menipu orang-orang, dan saya merasa seolah saya dibebaskan dari beban mengerikan yang hampir terlalu berat untuk saya tanggung, … dan itu membuat jiwa saya bersukacita, bahwa saya tidak lagi sepenuhnya sendirian di dunia.” (dalam Lucy Mack Smith, History, 1844–1845, buku 8, halaman 11, josephsmithpapers.org/

paperSummarylucy-mack-smith-history-1844-1845).

• Menurut Anda mengapa Joseph Smith bersukacita setelah pengalaman ini? (Dia tidak lagi sendirian sebagai saksi mengenai lempengan-lempengan dan utusan surgawi).

Jelaskan bahwa delapan saksi tambahan juga menerima kesempatan untuk melihat lempengan-lempengan tersebut.

Ajaklah separuh kelas untuk membaca “Kesaksian Tiga Saksi” dan separuh lainnya membaca “Kesaksian Delapan Saksi,” yang keduanya dapat ditemukan di

halaman-halaman pendahuluan Kitab Mormon. Mintalah siswa untuk mencari elemen-elemen yang signifikan mengenai pengalaman para saksi tersebut. Setelah waktu yang memadai, undanglah siswa untuk berbagi apa yang telah mereka temukan.

• Bagaimana pengalaman Tiga Saksi berbeda dari pengalaman Delapan Saksi? (Tiga Saksi mendengar suara Allah dan melihat seorang malaikat tetapi tidak meraba lempengan-lempengannya. Delapan Saksi diperlihatkan

lempengan-lempengannya oleh Joseph Smith dan dapat merabanya. Delapan Saksi memiliki kesaksian yang lebih bersifat fisik mengenai nyatanya

lempengan-lempengan tersebut, sementara Tiga Saksi memiliki pengalaman yang lebih bersifat rohani).

• Menurut Anda mengapa memiliki sejumlah saksi begitu penting bagi tampilnya Kitab Mormon?

(29)

Sebagian siswa mungkin tidak menyadari bahwa masing-masing dari Tiga Saksi dan beberapa dari Delapan Saksi pada akhirnya meninggalkan Gereja. Mintalah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Dallin H. Oaks dari Kuorum Dua Belas Rasul:

“Diukurkan terhadap segala kemungkinan penolakan …, kesaksian Tiga Saksi bagi Kitab Mormon tetap berdiri dengan kekuatan besar. … Sebagaimana umum diketahui, karena ketidaksepakatan atau keirihatian yang melibatkan pemimpin Gereja yang lainnya, masing-masing dari tiga saksi ini diekskomunikasi dari Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir kira-kira delapan tahun setelah dipublikasikannya kesaksian mereka. … Namun sampai akhir hayat mereka … tidak seorang pun dari para saksi ini yang menyimpang dari kesaksiannya yang telah diterbitkan atau mengatakan sesuai yang menimbulkan keraguan akan kebenarannya. Lebih jauh lagi, kesaksian mereka berdiri tak terkontradiksikan oleh saksi lain mana pun. Menolaknya orang boleh saja, tetapi bagaimana orang menjelaskan tiga orang dengan karakter yang baik bersatu dan bersikeras dalam kesaksian yang dipublikasikan ini sampai akhir hayat mereka dalam menghadapi olok-olok hebat dan kerugian pribadi lainnya? Seperti Kitab Mormon itu sendiri, tidak ada penjelasan yang lebih baik daripada yang diberikan dalam kesaksian itu sendiri, pernyataan khusyuk dari pria-pria yang baik dan jujur yang memberi tahu apa yang mereka lihat” (“The Witness: Martin Harris,” Ensign, Mei 1999, 36).

• Menurut Anda bagaimana kesaksian Tiga Saksi diperkuat oleh fakta bahwa mereka tidak pernah menyangkal kesaksian mereka, bahkan setelah mereka diekskomunikasi dari Gereja? (Jelaskan bahwa Oliver Cowdery dan Martin Harris kemudian dibaptiskan kembali).

Rujukkan siswa kembali pada Ajaran dan Perjanjian 17:6, dan tekankan bahwa ayat ini memuat kemungkinan kesaksian terkuat mengenai kebenaran dari Kitab Mormon. Ayat ini memuat kesaksian Allah Sendiri, ditegaskan dengan sumpah bahwa Kitab Mormon adalah benar.

Mintalah siswa untuk membayangkan bahwa kesaksian pribadi mereka tentang Kitab Mormon dapat ditambahkan pada setiap Kitab Mormon. Undanglah siswa untuk berbagi apa yang akan mereka sertakan dalam pernyataan saksi atau kesaksian mereka.

Ajaklah siswa untuk berbagi kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon dengan seseorang sebelum kelas berikutnya.

Bacaan Siswa

• Ajaran dan Perjanjian 17; Joseph Smith—Sejarah 1:29–54.

• Neal A. Maxwell, “By the Gift and Power of God,” Ensign, Januari 1997, 36–41.

(30)

Kitab Mormon—Batu Kunci

Agama Kita

Pendahuluan

Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita dan bukti bahwa Allah telah memulihkan Injil Yesus Kristus ke bumi pada zaman kita. Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994) mengajarkan bahwa Kitab Mormon “adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus. Itu adalah batu kunci ajaran kita. Itu adalah batu kunci kesaksian” (“The Book of

Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 5). Sewaktu siswa memperdalam kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon, mereka dapat menjadi terbentengi terhadap mereka yang mencoba menyanggah

autentisitasnya.

Bacaan Latar Belakang

• Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 4–7.

• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90.

• “Book of Mormon and DNA Studies [Kitab Mormon dan Penelaahan DNA],” Gospel Topics [Topik Injil], lds.org/topics.

Saran untuk Pengajaran

Ajaran dan Perjanjian 17:6; 19:26; 20:5–12.

Kitab Mormon adalah bukti bahwa Allah telah memulihkan kebenaran di zaman kita

Sebelum kelas, tulislah tanggal dan peristiwa berikut di papan tulis. 1820 Penglihatan Pertama diterima

1823 Kunjungan-kunjungan Moroni dimulai 1829 Imamat dipulihkan

Juni 1829 penerjemahan Kitab Mormon rampung 6 April 1830 Gereja diorganisasi

• Apa yang dapat kita pelajari dari urutan peristiwa-peristiwa ini mengenai peran Kitab Mormon dalam Pemulihan Injil? (Kitab Mormon harus rampung sebelum Gereja dapat dipulihkan. Itu akan memainkan peran yang signifikan dalam menyebarkan Injil).

Jelaskan bahwa ketika Gereja diorganisasi pada bulan April 1830, pencetakan Kitab Mormon baru saja rampung, dan kitab tersebut telah diiklankan untuk penjualan baru dua minggu sebelumnya. Mintalah siswa untuk membaca Ajaran dan

(31)

Perjanjian 20:8–12 dalam hati, mencari apa yang Kitab Mormon muat dan apa yang Kitab Mormon buktikan. Anda mungkin ingin menyarankan agar siswa menandai apa yang mereka temukan. (Catatan: Sepanjang kursus ini, Anda dapat mendorong siswa untuk menandai kebenaran-kebenaran penting yang mereka temukan dalam tulisan suci mereka). Sewaktu siswa membaca, tuliskan pernyataan tidak lengkap berikut di papan tulis:

Kitab Mormon membuktikan kepada dunia bahwa …

Setelah waktu yang memadai, ajukan kepada siswa pertanyaan-pertanyaan berikut: • Berdasarkan apa yang Anda baca, bagaimana Anda akan menyelesaikan

pernyataan di papan tulis tersebut? (Siswa mungkin menggunakan kata-kata yang berbeda, namun pastikan mereka mengidentifikasi kebenaran berikut:

Kitab Mormon membuktikan kepada dunia bahwa tulisan suci adalah benar, bahwa Allah mengilhami dan memanggil orang untuk melakukan pekerjaan-Nya di zaman kita, dan bahwa Allah tak terubahkan.

• Bagaimana Kitab Mormon membuktikan bahwa Allah mengilhami dan memanggil orang untuk melakukan pekerjaan-Nya di zaman kita?

• Ketika seseorang tiba pada pengetahuan bahwa Kitab Mormon adalah benar, pengetahuan apa yang dia peroleh mengenai Nabi Joseph Smith?

Ajaklah siswa untuk membaca Ajaran dan Perjanjian 17:6 dan 19:26 dalam hati, mencari apa kesamaan dari kedua ayat tersebut.

• Apa kesamaan yang dimiliki kedua ayat ini? (Pernyataan Tuhan mengenai kebenaran Kitab Mormon).

• Apa nilainya bagi Anda untuk mengetahui bahwa Tuhan telah menyatakan kesaksian-Nya mengenai kebenaran Kitab Mormon?

Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita

Tuliskan kebenaran berikut di papan tulis: Kitab Mormon adalah batu kunci

agama kita.

• Menurut Anda apa artinya pernyataan ini?

Peragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson (1899–1994), dan undanglah seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Ada tiga cara di mana Kitab Mormon adalah batu kunci agama kita. Itu adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus. Itu adalah batu kunci ajaran kita. Itu adalah batu kunci kesaksian” (“The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 5).

(32)

Bagilah kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil. Tugasi setiap kelompok untuk membahas satu dari topik berikut: bagaimana Kitab Mormon adalah “batu kunci dalam kesaksian kita tentang Kristus,” bagaimana itu adalah “batu kunci ajaran kita,” atau bagaimana itu adalah “batu kunci kesaksian.” (Anda mungkin perlu menugasi masing-masing topik kepada lebih dari satu kelompok). Sediakan bagi setiap kelompok salinan dari selebaran berikut dan mintalah mereka menggunakan pernyataan yang berhubungan dengan topik mereka dalam

pembahasan mereka.

Kitab Mormon—Batu Kunci Agama Kita

“Batu Kunci dalam Kesaksian Kita tentang Kristus”

“Kitab Mormon adalah batu kunci dalam kesaksian kita tentang Yesus Kristus, yang diri-Nya sendiri adalah batu kunci dari segala sesuatu yang kita lakukan. Itu memberikan kesaksian tentang kenyataan-Nya .… Kesaksiannya mengenai Guru jelas, tidak dilarut-larutkan, dan penuh kuasa .… Kebanyakan dari dunia Kristen dewasa ini menolak keilahian

Juruselamat. Mereka mempertanyakan kelahiran-Nya yang penuh mukjizat, kehidupan-Nya yang sempurna, dan kenyataan dari kebangkitan-Nya yang agung. Kitab Mormon mengajar dengan istilah yang gamblang dan tak mungkin disalahpahami mengenai kebenaran dari semua itu. Itu juga menyediakan penjelasan yang paling lengkap mengenai ajaran Pendamaian” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 5).

“Batu Kunci Ajaran Kita”

“Dalam Kitab Mormon kita menemukan kegenapan dari ajaran-ajaran yang disyaratkan bagi keselamatan kita. Dan itu diajarkan secara gamblang dan sederhana sehingga bahkan anak-anak dapat mempelajari cara-cara keselamatan dan permuliaan. Kitab Mormon menawarkan begitu banyak yang memperluas pemahaman kita mengenai ajaran-ajaran keselamatan. Tanpanya, banyak dari apa yang diajarkan dalam tulisan suci lainnya tidak akan menjadi begitu gamblang dan berharga” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 6).

“Batu Kunci Kesaksian”

“Kitab Mormon adalah batu kunci kesaksian. Sama halnya kubah runtuh jika batu kunci dilepaskan, demikian pula seluruh Gereja berdiri atau runtuh bersama kebenaran Kitab Mormon .… Jika Kitab Mormon benar … maka orang harus menerima pengakuan tentang Pemulihan dan segala yang menyertainya” (Ezra Taft Benson, “The Book of Mormon—Keystone of Our Religion,” Ensign, November 1986, 6).

(33)

Setelah waktu yang memadai, undanglah kelompok-kelompok tersebut untuk berbagi dengan kelas apa yang mereka bahas.

Akhiri bagian pelajaran ini dengan meminta siswa untuk berbagi bagaimana perasaan mereka mengenai Kitab Mormon dan untuk berbagi bagaimana itu telah menjadi batu kunci dari kesaksian mereka sendiri.

Musuh berupaya menyanggah Kitab Mormon

Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:

“Selama [lebih dari 180] tahun kitab ini telah diperiksa dan diserang, ditolak dan dibedah, dijadikan sasaran dan dicabik mungkin seperti yang belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan modern—mungkin seperti yang belum pernah dialami buku lainnya dalam sejarah keagamaan mana pun. Dan itu masih berdiri. Teori-teori yang gagal mengenai asal mulanya telah dilahirkan dan diulang-ulang serta telah mati—dari Ethan Smith sampai Solomon Spaulding sampai si paranoid yang gila sampai si jenius yang licik. Tidak satu pun dari jawaban yang sungguh menyedihkan ini bagi kitab ini pernah bertahan terhadap pemeriksaan tidak ada jawaban lain daripada yang Joseph berikan sebagai penerjemahnya yang muda yang tak terpelajar. Dalam hal ini saya sepakat dengan kakek buyut saya sendiri, yang mengatakan dengan cukup sederhana, ‘Tidak ada orang jahat yang dapat menulis buku seperti ini; dan tidak ada orang baik yang dapat menulisnya, kecuali itu benar dan dia diperintahkan oleh Allah untuk melakukannya’” (“Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 89).

• Mengapa penting untuk mengingat bahwa musuh-musuh modern Gereja sering kali berupaya untuk mendiskreditkan Kitab Mormon?

• Bagaimana pernyataan oleh kakek buyut Penatua Holland mendukung kebenaran Kitab Mormon?

Sebagai contoh, Anda mungkin ingin menjelaskan bahwa satu cara musuh-musuh modern Gereja berupaya untuk mendiskreditkan Kitab Mormon adalah dengan menggunakan bukti DNA untuk mencoba mendiskreditkan kaitan apa pun antara orang-orang Kitab Mormon dengan penduduk asli Benua Amerika. Jika siswa memiliki pertanyaan mengenai isu ini, imbaulah mereka untuk membaca artikel Gospel Topics [Topik Injil] “Book of Mormon and DNA Studies [Kitab Mormon dan Penelaahan DNA],” yang dapat ditemukan di lds.org/topics.

Berpeganglah dengan erat pada apa yang Anda tahu adalah benar

Mintalah siswa untuk membayangkan bahwa seorang teman berkata bahwa dia telah mendengar sesuatu yang tampaknya menentang kebenaran Kitab Mormon.

• Nasihat apa yang akan Anda berikan kepada teman Anda?

• Bagaimana kesaksian Anda bahwa Kitab Mormon adalah benar membantu Anda ketika Anda dikonfrontasi oleh kritikan mengenai Kitab Mormon? Undanglah seorang siswa untuk membacakan dengan lantang pernyataan berikut oleh Penatua Jeffrey R. Holland dari Kuorum Dua Belas Rasul:

(34)

“Pada saat-saat … keraguan atau waktu-waktu yang mencemaskan,

pertahankanlah tanah yang telah Anda menangkan, bahkan jika itu terbatas. … Ketika saat-saat itu datang dan masalah-masalah mengemuka, yang

pemecahannya tidaklah tersedia dengan segera, berpeganglah dengan erat pada apa yang telah Anda ketahui dan berdirilah dengan kukuh sampai pengetahuan tambahan datang” (“Aku Percaya,” Ensign atau Liahona, Mei 2013, 93–94). • Bagaimana Anda dapat menerapkan pernyataan Penatua Holland ketika Anda

menghadapi pertanyaan mengenai autentisitas Kitab Mormon? (Siswa mungkin menyarankan beragam jawaban, namun Anda mungkin ingin menekankan asas berikut: Ketika kita menghadapi pertanyaan atau

keraguan mengenai Injil, kita hendaknya berpegang dengan erat pada apa yang telah kita ketahui adalah benar dan percaya bahwa kita dapat

menemukan jawaban melalui penelaahan lebih lanjut atau bahwa Allah akan mengungkapkan jawabannya pada suatu waktu kelak).

• Kebenaran apa yang telah Anda ketahui mengenai Kitab Mormon dan asas-asas yang dimuatnya? Bagaimana Anda telah tiba pada pengetahuan itu? Akhiri pelajaran dengan memeragakan pernyataan berikut oleh Presiden Ezra Taft Benson dan mengundang seorang siswa untuk membacakannya dengan lantang:

“Setiap Orang Suci Zaman Akhir hendaknya menjadikan penelaahan kitab ini suatu pengejaran seumur hidup. Jika tidak, dia menempatkan jiwanya dalam bahaya dan melalaikan apa yang dapat memberikan kesatuan rohani dan kecerdasan pada seluruh kehidupannya. Terdapat perbedaan antara orang insaf yang dibangun di atas batu karang Kristus melalui Kitab Mormon dan berpegang teguh pada batang besi itu, dan orang yang tidak” (“The Book of Mormon Is the Word of God,” Ensign, Januari 1988, 5).

• Bagaimana secara teratur menelaah Kitab Mormon telah melindungi Anda terhadap mereka yang ingin menghancurkan iman Anda?

Bersaksilah mengenai kebenaran Kitab Mormon. Ajaklah siswa

mempertimbangkan bagaimana Kitab Mormon telah memengaruhi kehidupan mereka. Mintalah mereka untuk memikirkan apa yang dapat mereka lakukan untuk memberikan prioritas yang lebih besar pada penelaahan Kitab Mormon. Ingatkan siswa akan janji Moroni, terdapat dalam Moroni 10:3–5, bahwa mereka yang berhasrat untuk memperkuat kesaksian mereka mengenai Kitab Mormon dapat melakukannya dengan menelaah kitab tersebut dan berdoa mengenai kebenarannya.

Bacaan Siswa

• Ajaran dan Perjanjian 17:6; 19:26; 20:5–12.

• Jeffrey R. Holland, “Keamanan bagi Jiwa,” Ensign atau Liahona, November 2009, 88–90.

(35)

PELAJARAN 5

Pemulihan Imamat

Pendahuluan

Tanggal 15 Mei 1829, Yohanes Pembaptis menampakkan diri kepada Joseph Smith dan Oliver Cowdery serta memulihkan Imamat Harun. Tidak lama sesudahnya, Rasul zaman dahulu Petrus, Yakobus, dan Yohanes menampakkan diri kepada Joseph dan Oliver serta memulihkan Imamat Melkisedek.

Imamat Melkisedek memegang wewenang atas semua jabatan dalam Gereja dan mengelola dalam segala masalah rohani. Pelajaran ini akan membantu siswa memahami bagaimana Gereja berfungsi di bawah arahan Imamat Melkisedek.

Bacaan Latar Belakang

• Thomas S. Monson, “Imamat—Sebuah Karunia Sakral,” Ensign atau Liahona, Mei 2007, 57–60.

• Dallin H. Oaks, “Kunci dan Wewenang Imamat,” Ensign atau Liahona, Mei 2014, 49–52.

• Larry C. Porter, “The Restoration of the Aaronic and Melchizedek Priesthoods,” Ensign, Desember 1996, 30–47.

Saran untuk Pengajaran

Joseph Smith—Sejarah 1:68–71; Ajaran dan Perjanjian 13:1

Yohanes Pembaptis memulihkan Imamat Harun

Peragakan gambar dari baptisan (lihat Remaja Putra Dibaptis [Buku Seni Injil (2009), no. 103; lihat juga LDS.org]) dan gambar yang memperlihatkan penyelenggaraan sakramen (lihat Memberkati Sakramen [Buku Seni Injil, no. 107; lihat juga LDS.org]). Mintalah siswa untuk menjabarkan bagaimana kehidupan mereka akan berbeda jika mereka tidak memiliki akses terhadap tata cara-tata cara sakral ini. Ingatkan siswa bahwa tata cara-tata cara ini mewakili sebagian dari berkat-berkat yang kita terima karena pemulihan Imamat Harun.

Undanglah seorang siswa untuk membacakan Joseph Smith—Sejarah 1:68 dengan lantang. Mintalah kelas

untuk menyimak dan mengidentifikasi apa yang sedang Joseph Smith dan Oliver Cowdery lakukan yang menuntun mereka untuk bertanya kepada Tuhan mengenai pembaptisan. Mintalah mereka untuk melaporkan apa yang mereka temukan.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disarankan beberapa hal berikut: (1) diharapkan kepada guru bimbingan konseling, sebaiknya lebih aktif dalam pemberian

Sebagai tambahan, penelitian tersebut menunjukkan bahwa kehadiran orangtua dalam membahas masalah yang dihadapi oleh anak remaja mereka dapat menurunkan risiko dan

Jawab : Microfin Indonesia yang merupakan lembaga konsultan dalam hal ini hanya sebatas memberikan pembinaan BMT Mitra Usaha Ummat terkait hal-hal yang berhubungan

Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini peneliti dibantu oleh teman sejawat sebagai observer yang mengamati dan mencatat aktivitas

Pola asupan yang biasa didapat pada bayi dengan ADB karena nutrisi pada negara maju adalah kelebihan konsumsi dari susu sapi (rendah kandungan zat besi, kehilangan

Tipe batuan asal endapan pasir dan kerakal adalah batuan beku intermediet (andesit) pada tatanan busur magmatik yang berasal dari hasil erupsi gunung Merapi, Merbabu

dapat ditentukan atau dihitung”. Yang menjadi obyek Perjanjian Pembiayaan dengan Pola Bagi Hasil antara PT. Sarana Jateng Ventura dengan Perusahaan Pasangan Usaha adalah berupa

Alasan proses alokasi dibuat dalam 4 tahapan adalah agar proses penempatan operator lebih sistematis, yaitu dari ditempatkannya terlebih dahulu stasiun kerja