• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesehatan & Keselamatan Kerja pada industri semen : Contoh Pelaksanaan/Praktek yang baik. December Health and safety

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kesehatan & Keselamatan Kerja pada industri semen : Contoh Pelaksanaan/Praktek yang baik. December Health and safety"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

Health and safety

Kesehatan & Keselamatan Kerja pada

industri semen :

Contoh Pelaksanaan/Praktek yang baik

Translation courtesy of Holcim

Cement Sustainability Initiative (CSI)

December 2004

(2)

Catatan untuk Pembaca :

Study kompilasi dari Praktek Keselamatan yang baik ini diajukan sebagai suatu “tool-kit” di mana tiap Perusahaan dapat memutuskan apa yang paling cocok untuk dapat diimplementasikan dalam strategi korporasi CSR sesuai konteksnya dengan kewajiban internasional, nasional dan peraturan lokal. Study kompilasi ini bukan merupakan suatu kewajiban untuk diaplikasikan secara keseluruhan di setiap situasi.

Kompilasi ini juga tidak harus diperlakukan secara menyeluruh atau mendetail, program ditawarkan dengan niat tulus sebagai nasihat yang bijaksana dan saran praktek yang baik, dan tidak ada kewajiban secara legal yang dapat dikaitkan jika terjadi kesalahan atau kelalaian.

Dokumen ini merujuk pada issue Kesehatan & Keselamatan, tidak mencakup issue komunitas, masyarakat dan sosial yang lebih luas yang mana hal tersebut akan tercakup dalam dokumen TF5.

Pada keseluruhan dokumen kecuali ditentukan lain, istilah “ karyawan” harus secara umum dibaca sebagai karyawan langsung dan tidak langsung. Kita berhutang budi ke BP Plc atas ijinnya menggunakan “ Golden Rules Safety” mereka dalam dokumen ini.

(3)

Daftar isi :

1. PENGANTAR – KUNCI PENTING DARI KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA (K 3) 1.1. Posisi konteks

1.2. Tindakan yang diambil oleh CSI Task Force 3 (TF3) 1.3. Praktek terbaik dalam kesehatan dan keselamatan.

2. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K 3)

2.1. Persyaratan umum untuk Sistem Manajemen K3

2.2. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh Perusahaan-perusahaan CSI 2.3. Sistem paspor bagi Kontraktor

2.4. Slogan keselamatan

3. MANAJEMEN KESELAMATAN

3.1. Definisi keselamatan CSI dan kriteria pelaporan

3.2. Analisa kejadian fatal di Perusahaan CSI periode tahun 2000-2003 3.3. Kesimpulan: Penyebab kejadian fatal dan pencegahannya

3.4. Analisa Lost Time Injury (LTI)

3.5. Kesimpulan dari penyebab cidera dan pencegahannya. 3.6. Segitiga kecelakaan

3.7. Panduan pencegahan cidera 3.8. Praktek keselamatan yang baik 4. MANAJEMEN KESEHATAN

4.1. Issue Kesehatan

4.2. Monitoring dan Pelaporan Kesehatan

4.3. Guideline issue kesehatan kerja yang spesifik 4.4. Hasil produk yang terkait dengan resiko kesehatan 5. KONTAK UNTUK SARAN/NASIHAT LEBIH LANJUT 6. DAFTAR REFERENSI

DAFTAR DEFINISI

(4)

1. PENGANTAR : KUNCI PENTING DARI KESEHATAN & KESELAMATAN (K3)

1.1. Pendahuluan

Perusahaan-perusahaan CSI telah berkomitment penuh untuk meningkatkan kinerja keselamatan kerja dalam perusahaan mereka dan telah mencapai peningkatan yang berarti.

Semen adalah salah satu substansi yang paling banyak digunakan di bumi, membuat semen merupakan proses enerji dan intensif dalam sumber daya yang membawa akibat terhadap lingkungan lokal maupun global serta akibat bagi keselamatan & kesehatan.

Menyadari kenyataan ini, beberapa perusahaan semen memprakarsai Cement Sustainability Initiative (CSI) sebagai program yang disponsori oleh anggota dari World Business Council for Sustainable Development ( WBCSD) dimana saat ini, 16 (enam belas) perusahaan semen secara bersama-sama yang mewakili lebih dari separuh industri kelas dunia di luar China, mensponsori inisiatif ini.

Di mulai pada akhir tahun 1999, Lembaga ini melaksanakan (1) Riset yang bersifat independen terhadap kinerja industri dan issue penting bagi kesinambungan yang dihadapi; (2) Seri dialog yang mendapat fasilitas dari para Stakeholder di 7 kota (Kairo, Kuritiba, Bangkok, Lisbon, Brussels, Washington DC dan Beijing); (3) Seri rekomendasi independen untuk meningkatkan kinerja; (4) Agenda industri dari tindakan-tindakan yang terkait dengan isu-isu yang timbul.

Menjamin kondisi kesehatan dan keselamatan kerja untuk karyawan dan kontraktor merupakan dasar dari tanggung jawab sosial korporasi dan merupakan salah satu dari isu penting di industri semen. Anggota CSI menyadari perlunya diberikan lebih banyak perhatian pada area ini di seluruh industri dan komitmen untuk memainkan peran utama dalam prosesnya.

Sebagai latar belakang kutipan-kutipan berikut ini mengihtisarkan temuan CSI sebelumnya dalam hal keselamatan & kesehatan kerja.

Kutipan-kutipan berasal dari :

- Ringkasan laporan CSI tahun 2002 - Substudy 10 laporan CSI

(5)

Laporan bulan July 2002 yang dapat disimpulkan dari kesehatan karyawan bahwa :

“ Prioritas terpenting bagi perusahaan semen yang berhubungan dengan kesehatan karyawan adalah jaminan kesehatan & keselamatan kerja, baik untuk pekerja maupun tenaga kontraktor.

Industri semen belum semaju industri manufaktur berat lainnya dalam hal implementasi sistem K3, di masa mendatang Perusahaan semen perlu memikirkan desain area dan peralatan kerja yang aman dan inheren guna meminimalkan potensi kecelakaan.

Sebagai tambahan, konsiten dengan prinsip pengembangan yang berkelanjutan, diketahui ada sejumlah isu lain mengenai kesehatan pekerja yang dapat dibantu oleh pihak Perusahaan, seperti pelatihan, pengembangan karir, peningkatan profesional; penghargaan terhadap hak pekerja, kebebasan berkomunikasi dan berasosiasi, keseimbangan antara komitmen kerja dan kehidupan pribadi/keluarga; peningkatan dari pelbagai perbedaan, larangan diskriminasi dan pelecehan.

Langkah-langkah di atas akan memberi kontribusi pada produktifitas karyawan dan kesadaran kesehatan, juga loyalitas dan kebanggaan. “

Substudy 10 : Peningkatan Kinerja Lingkungan - Kesehatan & Keselamatan, (December 2002) menyimpulkan bahwa,

“ Kinerja kesehatan dan keselamatan di industri semen secara keseluruhan tertinggal dibandingkan dengan yang lain, sektor industri manufaktur terlihat lebih proaktif. Di sektor ini, terlihat ada variasi hasil kinerja yang sangat luas variasinya. Perusahaan-perusahaan yang lebih baik telah menunjukan bahwa bukan tidak mungkin untuk mencapai tingkat kecelakaan yang sama dengan rata-rata industri manufaktur. Tetapi , bahkan dari perusahaan terbaik pun masih ada ruang guna peningkatan lebih jauh. Dirasakan adanya kebutuhan khusus dari industri untuk mendorong dan membantu pabrik-pabrik/perusahaan-perusahaan yang secara nyata memiliki kinerja yang rendah untuk meningkatkan standar keselamatan mereka guna menjamin kesinambungan industri yang memenuhi harapan sosial dan harapan ketenagakerjaan.

(6)

Agenda Tindakan (July 2002) menyimpulkan bahwa :

“ Menjamin kondisi kerja yang sehat dan aman bagi karyawan dan kontraktor merupakan salah satu isu paling penting bagi industri semen, kita menyadari bahwa perhatian harus diberikan lebih banyak di area ini di keseluruhan industri dan adanya komitmen untuk memainkan peranan utama dalam proses.

Suatu Kelompok kerja Kesehatan dan Keselamatan Kerja telah dimulai untuk bertemu dan mendiskusikan topik-topik untuk kegiatan yang akan datang dan akan dipusatkan pada Proyek inisiatif dan kesepakatan.

Sistem pelaporan untuk Tingkat Cidera dan Penyakit Akibat Kerja di tiap perusahaan secara individual telah tersedia untuk berbagai kasus , tetapi hingga saat ini kita belum dapat melaporkan gambaran industri secara luas. Lembaga Riset Battelee yang benar-benar menekankan pada informasi publik untuk area ini kelihatannya sulit untuk dilibatkan.

Dari apa yang diketahui, kecelakaan/cidera dan tingkat cidera pada industri kita lebih tinggi dari industri yang lain seperti petrokimia dan petroleum refining, yakin bahwa ini tidak dapat diterima dan juga percaya bahwa masalah ini akan pula mempengaruhi reputasi industri semen secara keseluruhan, merupakan suatu alasan yang menyebabkan mengapa kita meminta kelompok kerja untuk pertama-tama membuat standar dan sistem yang berlaku antar Perusahaan untuk mengukur, mengawasi dan melaporkan kinerja kesehatan dan keselamatan kerja, di mana perusahaan secara mandiri kemudian dapat mengimplementasikannya.

Desain bangunan dan peralatan operasional yang aman, memiliki peranan yang penting untuk mengurangi cidera dan insiden dan perusahaan pemasok peralatan industri secara pasti juga meningkatkan dan memperbaiki produk mereka hingga peralatan tersebut memenuhi standar keselamatan yang tinggi. Namun pada kenyataannya, pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif dan rutin serta budaya selamat merupakan alat yang paling efektif guna mengurangi cidera dan tingkat kesakitan akibat kerja.

Semua perusahaan yang terlibat dalam proyek ini memiliki program K3 dan kelompok kerja akan mengembangkan adanya pertukaran informasi agar perusahaan-perusahaan membagi pengalaman mereka, mengidentifikasi penyebab cidera yang umum dan membuat rekomendasi untuk peningkatan yang berkesinambungan.

(7)

Agenda Tindakan, “ Apa yang akan kita laksanakan” memberikan indikasi hal berikut :

Proyek Gabungan

• Kita akan meningkatkan kegiatan melalui suatu kelompok kerja kesehatan & keselamatan kerja (telah dilakukan secara paralel dengan Battelle Institute’s study), untuk menjamin adanya sistem yang efektif bagi pengukuran, pengawasan dan pelaporan atas kinerja kesehatan dan keselamatan kerja.

• Kelompok kerja akan :

- Melakukan pertukaran informasi yang meliputi informasi mengenai keparahan, sumber dan jenis cidera atau insiden yang terjadi

- Membagi pengalaman antar Perusahaan

- Merekomendasi tindakan pencegahan.

Tindakan Individual

• Setiap Perusahaan akan menindak lanjuti rekomendasi dari

kelompok kerja (Pokja) K3 melalui :

- Peningkatan sistem , prosedur dan pelatihan yang ada untuk menelusuri, melakukan tindak lanjut dan mencegah terjadinya kecelakaan dan insiden

- Mengukur dan melaporkan secara terbuka kinerja dalam format yang umum.

1.2. Tindakan yang diambil oleh CSI (TF3) Latar Belakang

Didorong oleh kebutuhan umum untuk meningkatkan kinerja keselamatan dalam industri, beberapa perusahaan semen telah bergabung dalam kelompok kerja yang dinamakan Cement Safety Task Force (CSTF) yang didirikan pada bulan Mei 2001 di Monterrey, Mexico. Tugas diawali dengan kegiatan mendefinisikan keselamatan di industri secara umum dan untuk memperkenalkan benchmarking yang ada secara nyata, dan semua anggota berbagi data penting pada setiap kejadian yang bersifat fatal/cidera serius. CSTF melanjutkan pekerjaan ini pada tahun 2002 dan beberapa perusahaan lain juga bergabung. Pada Mei 2003, CSTF direformasi sebagai TF3

(8)

dibawah CSI”Agenda for action” dan melanjutkan kegiatan bersama-sama bahkan lebih proaktif setelah itu.

Pelaporan keselamatan

Pada awal tahun 2004, TF3 mencapai target utamanya yaitu mewujudkan definisi keselamatan di dunia industri yang telah disetujui dan kriteria pelaporannya saat ini telah dipublikasikan dimana sebelumnya, tidak ada definisi dari Industri internasional yang telah disetujui yang memungkinkan untuk dilakukannya

benchmarking dan pelaporan yang akurat pada keseluruhan industri semen.

Definisi ini meliputi kejadian fatal, tingkat kejadian fatal (untuk karyawan), lost time

injury dan lost time injury frequency ratio (untuk karyawan) sedangkan definisi lain,

meliputi lost time injury severity ratio, dalam proses pembuatan/draft untuk kesepakatan mendatang.

Kesepakatan pada definisi-definisi ini memungkinkan penyiapan suatu format pelaporan keselamatan CSI dan laporan menyeluruh saat ini telah dikompilasi atas data yang dimasukkan oleh 10 perusahaan CSI untuk tahun 2003.

Pelaporan pertama hanya mencakup kegiatan semen saja, namun tentu diharapkan bahwa pelaporan selanjutnya akan mencakup semua kegiatan dari perusahaan-perusahaan CSI.

Manajemen Kesehatan & Keselamatan

Sebagaimana dijanjikan dalam Agenda tindakan, TF3 saat ini telah membuat draft study kompilasi mengenai praktek-praktek yang baik/percontohan dalam bidang K3 di industri semen. Dokumen ini menggariskan bagaimana Manajemen K3 dapat dan seharusnya dicapai tanpa menjadi beban berlebihan, dokumen ini memberikan panduan praktis mengenai praktek yang baik dari prosedur keselamatan dalam industri semen berdasarkan pengalaman yang ada dan berfokus pada kejadian fatal yang dilaporkan serta hasil investigasi dari penyebab kecelakaan.

Secara bersamaan dokumen ini juga memberikan panduan kesehatan karyawan, berfokus pada masalah kesehatan yang paling umum dan yang secara khusus berhubungan dengan penggunaan dari bahan bakar pengganti (AFR).

Banyak perusahaan yang tergabung dalam CSI telah mengimplementasikan panduan ini; walaupun telah diketahui sebagai suatu kebutuhan, hal ini penting untuk disebarluaskan pada industri dengan skala yang lebih luas dan stakeholders eksternal.

(9)

1.3. Praktek terbaik dalam kesehatan & keselamatan

Saat ini Conference Board (http://www.conference-board.org/aboutus/about.cfm) telah mempublikasikan laporan riset : R-1334-03-RR, Driving Toward ” 0 ”, Best Practice in

Corporate Health & Safety , di mana laporan ini menyatukan semua kebijakan praktek

terbaik dari suatu lingkup industri yang luas. Temuan-temuan dapat diringkas seperti berikut ini.

Dokumen lengkap URL : http//www.conference-board. org/publications/describe.cfm?id=724

Apa yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan terkemuka untuk K3 ?

Les Smith , Manager pengembangan bisnis untuk DNV Business Solution, sebuah firma pengukuran performa global yang diakui, menemukan bahwa perusahaan – perusahaan terkemuka :

Secara jelas menggambarkan apa yang diharapkan dari orang-orang dalam hal keselamatan

Setiap jenjang karyawan, dari eksekutif yang paling senior hingga pekerja yang baru bekerja, secara jelas mengerti apa yang diharapkan dari K3. Terdapat standard yang khusus dan mengikat untuk setiap orang di semua jenjang kegiatan kerja utama. Tanpa standar yang mencukupi, sulit dilakukan pengukuran, evaluasi, koreksi atau rekomendasi yang berarti dari suatu kinerja.

Membuat suatu lini tanggung jawab manajemen dan akuntabilitas

Keselamatan akan lebih baik jika dikembangkan pada setiap aktifitas sehingga tidak memungkinkan untuk dilalaikan. Dilakukan pembicaraan singkat saat akan melakukan sesuatu pekerjaan dengan aman dan diskusi yang lebih mandalam untuk melakukan sesuatu dengan benar. Keselamatan sama dengan semua konsiderasi produksi, biaya, dan kualitas. Ini direfleksikan dalam penilaian kinerja, penyesuaian gaji dan promosi.

Menggabungkan keselamatan dalam proses bisnis sebagai suatu strategi operasional.

Pimpinan di seluruh dunia telah menyadari bahwa sistem keselamatan yang dikelola dengan baik akan memberikan strategi operasional untuk meningkatkan manajemen secara keseluruhan. Dalam tahun-tahun terakhir organisasi-organisasi utama secara signifikan telah menemukan bahwa aplikasi dan tehnik manajemen keselamatan bukan hanya mengurangi cidera dan penyakit

namun juga terjadi peningkatan yang dapat terukur dalam hal efisiensi, kualitas dan produktifitas.

Menggunakan standar K3 secara proaktif.

Konsultan manajemen terkemuka telah menekankan : “Jika Anda tidak dapat mengukurnya, anda tidak dapat menegelolanya”. Inti dari manajemen keselamatan adalah mengukur kinerja dalam terminologi yang dapat diukur dan obyektif. Perusahaan-perusahaan terkemuka secara standar menilai proses mereka untuk menentukan apakah mereka telah cukup melakukan pengendalian resiko yang ada. Walaupun mereka mendata ukuran keselamatan setelah ada konsekuensi atas kenyataan seperti yang diminta misalnya oleh OHSA recordable

rates dan lost time rate, mereka tidak hanya

mengandalkan laporan tersebut pada ”trailing indicator”

Meminta para Eksekutif secara langsung memimpinnya

Mengukur tingginya keunggulan K3 membutuhkan keahlian kepeminpinan yang sama sebagaimana diperolehnya keunggulan di area lainnya. Kinerja K3 adalah refleksi budaya korporasi dan pengaruh Manajemen senior bahwa budaya mereka lebih dari group lain. Seperti di bidang lain, kepemimpinan eksekutif akan memimpin kinerja keselamatan yang telah ditargetkan.

(10)

2. SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN & KESELAMATAN KERJA (K3) 2.1. Persyaratan umum Sistem Manajemen K3

Ruang lingkup yang tepat dari Sistem Manajemen K3 bervariasi tergantung pada perusahaan, negara dan faktor lokal lainnya tetapi secara umum mensyaratkan : - Adanya suatu kebijakan K3

- Struktur organisasi untuk menerapkam kebijakan di atas - Program implementasi

- Metode untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan dan adanya umpan balik - Rencana tindakan perbaikan untuk peningkatan secara berkesinambungan.

Dokumen ILO –OHS 2001 menentukan elemen-elemen ini secara detail. Tergantung pada tiap Perusahaan untuk mengadaptasinya dalam tujuan K3 korporasi yang lebih khusus.

- http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/managmnt/guide.htm

International Finance Corporation Environmental, Health & Safey Guideline : - http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/Content/environmentalGuidelines

- http://ifcln1.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AttachmentsByTitle/gui OHS/$FILE/OHSguideline.pdf

Draft Standard OHSAS 18001 untuk Keselamatan dan Kesehatan :

- http://www.ohsas-18001-occupational-heatlh-and safety.com/index.htm Lembaga Eropa untuk Keselamatan & Kesehatan Kerja :

- http://agency.osha.eu.int

Penggunaan Manajemen OHS di Negara-negara anggota Uni Eropa : - http://agency.osha.eu.int/publications/reports/307/enindex.htm

(11)

2.2. Contoh Sistem Manajemen K3 yang digunakan di beberapa Perusahaan CSI

Sebagai contoh kebijakan K3 secara umum, terlampir yang dipergunakan oleh perusahaan CSI.

Kebijakan K3 secara berkelompok mensyaratkan semua Manajer setempat untuk : - Mematuhi semua peraturan K3

- Menyediakan tempat kerja yang sehat dan aman bagi semua pekerja ( baik pekerja langsung maupun tidak langsung)

- Secara terus menerus meningkatkan praktek K3 industri yang terbaik

Kebijakan K3 group juga mensyaratkan semua pekerja ( baik langsung maupun tidak langsung) untuk :

- bekerja dengan cara yang aman & sehat sebagaimana disyaratkan oleh hukum dan diperintahkan oleh Manajemen.

Contoh lain dari kebijakan K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI :

Perusahaan menempatkan nilai tertinggi pada jaminan keselamatan & kesehatan bagi karyawan, sub-kontraktor , pihak ketiga, dan pengunjung kami. Sekalipun kinerja kami dibandingkan dengan Perusahaan yang terbaik dalam industri yang sama seperti misalnya industri pertambangan dan industri berat memperlihatkan bahwa kami belum melaksanakan K3 sebaik yang telah mereka terapkan, kami harus tetap meningkatkannya secara signifikan. Tujuan kami adalah untuk mencapai nihil kecelakaan yang menyebabkan kematian atau cacat permanen dan untuk secara substansial mengurangi kecelakaan yang menyebabkan kehilangan jam kerja (lost

time injury).

Perusahaan menerapkan tantangan untuk mencapai tujuan ini secara serius. Selama tahun 2002/2003 , Komite Eksekutif telah menunjuk K3 sebagai suatu fokus korporasi yang utama. Kami telah menetapkan target dan standar K3 secara umum yang bersifat wajib bagi semua perusahaan dalam group, dalam hal ini termasuk kontraktor. Untuk membantu mencapai target dan standar ini, kami telah membuat suatu buku panduan K3 yang menggambarkan elemen utama, sistem dan prosedur sesuai dengan pendekatan kami. Kami juga telah membuat protokol audit penilaian standar untuk perusahaan kami guna keperluan memonitor kemajuan mereka dalam pencapaian standar dunia.

(12)

Beberapa elemen sistem Manajemen K3 yang digunakan oleh perusahaan CSI lainnya digambarkan sbb :

Kebijakan Kesehatan & Keselamatan : Prinsip-prinsip Panduan :

Semua orang yang bekerja di lokasi kami mempunyai hak untuk mendapatkan lingkungan/kondisi kerja yang aman dan sehat dan mempunyai kewajiban untuk memberikan kontribusi pada kondisi tersebut dengan berperilaku yang bertanggung jawab. Kami melihat K3 sebagai nilai bisnis utama yang diintregasikan pada seluruh kinerja bisnis. Setiap cidera atau kasus sakit akibat hubungan kerja, dapat dihindari dengan sistem kerja , peralatan , substansi, training dan supervisi yang tepat.

Manajemen K3 yang efektif mencakup penilaian resiko dari desain lokasi sejak awal -tahap konstruksi, komisioning dan perencanaan secara keseluruhan dari suatu organisasi dan pemeliharaannya. Semua kegiatan operasinal kami harus secara kontinyu meningkatkan kinerja K3.

Peran dan tanggung jawab utama

Setiap Manager di semua jenjang, menjamin kesehatan dan keselamatan untuk orang-orang yang ada di tempat kerja di bawah tanggung jawabnya. Manager harus menerapkan kebijakan dan sistem dalam area kontrol dan pengaruhnya. Chief

Executive officer (CEO) memikul tanggung jawab ini pada level group, ia mendukung dengan tingkat kepedulian yang tinggi untuk menjamin bahwa dalam tiap divisi dan unit bisnis manajemen memiliki otoritas, keahlian dan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.

Group Executive/Vice President SDM dari Perusahaan bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengevaluasi kembali secara keseluruhan kebijakan K3, memberikan rekomendasikan mengenai hal tersebut kepada Komite Eksekutif.

Semua karyawan memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan mereka.

Proses dan Alat Utama pada tingkat Korporasi

Divisi memiliki suatu sistem Manajemen K3 untuk memastikan adanya peningkatan kinerja secara berkesinambungan. Hal ini didasarkan pada kebijakan K3 yang merefleksikan kebijakan korporasi dalam hal prinsip-prinsipnya, kerangka kerja, tanggung jawab, koordinasi dan pengawasan, kewajiban ini juga mencakup Unit baru yang bergabung dengan Perusahaan. Sumber daya tertentu seperti manusia, keuangan di dedikasikan dan di identifikasikan guna mencapai target.

Analisa Resiko

Proses manajemen dipastikan tersedia untuk menjamin resiko telah di identifikasikan secara baik, terkontrol dalam organisasi, dll.

Karyawan, kontraktor dan konsumen berhak dan wajib mendapatkan informasi mengenai resiko yang ada dan langkah-langkah yang diambil untuk mengeliminasi atau meminimalkannya.

(13)

Suatu sistem monitoring dan kesiagaan/alert dipastikan tersedia, yang akan memastikan adanya kontrol pada resiko di tingkat Manajemen sesuai tingkat keseriusannya.

Audit & Inspeksi Keselamatan

Audit dan inspeksi direncanakan dan dilakukan secara reguler. Audit & Inspeksi dilaporkan dan digunakan untuk tindakan korektif dan preventif, yang dikelola dengan cara yang sama seperti yang dilakukan saat analisa suatu cidera.

Inspeksi dan audit ini dilakukan oleh Manajemen tingkat lini yang dilatih untuk tujuan tersebut, mencakup juga tingkat Management Atas. Personil dilibatkan sebanyak mungkin dalam audit dan inspeksi ini.

Sebagai tambahan audit internal ini, diperlukan adanya audit silang antara lokasi kerja yang berbeda, yang menggunakan apa yang disebut tehnik “ fresh view”.

Analisa Cidera dan Malfungsi

Cidera, kejadian hampir celaka/near-miss atau gangguan fungsi apapun merupakan subyek dari suatu penyelidikan yang mendalam dan metodis, yang dilakukan oleh Manager (di sektor yang menjadi tanggung jawabnya), dengan bantuan dari staff/unit keselamatan dan personil yang terluka atau terlibat.

Laporan harus dibuat dan memuat detail apa yang yang terjadi dan tindakan yang diambil ( atau yang dilakukan dan skala waktunya) untuk mencegah terulang kembali, usaha investigasi harus proporsional pada resiko potensial.

Pelaporan dan komunikasi mengenai cidera harus sesuai dengan arahan Group dan Divisi.

Komite Manajemen K3 wajib secara reguler memeriksa relevansi tindakan yang diambil dan menjamin bahwa tindakan tersebut dilakukan.

Pencegahan dan Kontrol resiko Peralatan Menetap dan Bergerak

Instalasi baru didesain dan dibangun dengan mempertimbangkan keamanan operasi dan keamanan personil perawatan.

Instalasi dan peralatan yang bergerak harus diperlihara secara efektif, diuji dan dilakukan inspeksi, merupakan subyek untuk dikontrol secara rutin.

Alat Pelindung Diri (APD)

APD guna keperluan kerja harus diidentifikasi, kondisi di mana APD harus dikenakan harus ditentukan dan direncanakan secara sesuai dan dirancang meliputi training dan pengawasan untuk menjamin APD dikenakan (lihat Appendix data sheet penggunaan APD)

(14)

Instruksi, peraturan dan prosedur

Instruksi, peraturan dan prosedur dibuat sehingga pekerjaan dapat dilakukan secara aman, tanpa resiko pada kesehatan, dan sesuai dengan penilaian resiko, akan bersifat :

- Tertulis

- Selalu disesuaikan / diperbaharui

- Sesuai dengan peraturan hokum/regulasi - Realistik

- Diketahui dan dimengerti oleh semua pihak yang terlibat - Ditindaklanjuti dan dihargai

Program Tanggap Darurat

Semua lokasi kerja harus memiliki rencana tanggap darurat, yang berhubungan dengan sifat operasi mereka dan resiko yang telah dinilai. Rencana ini harus di perbaharui, jika diperlukan dikomunikasikan dan dipraktekan secara rutin.

Latihan wajib dilakukan dan dilatih secara rutin mencakup skenario yang direncanakan atas resiko yang berpotensi tinggi.

(lihat appendix untuk kebijakan tanggap darurat) Kontraktor

Peraturan K3 diterapkan dengan cara sama untuk kontraktor dan karyawan yang bekerja di lokasi, kontrak kerjasama dengan pihak Kontraktor harus menentukan hak dan kewajiban tiap pihak dalam hal K3. Kemampuan pihak yang dikontrak untuk bekerja secara aman menjadi kriteria seleksi yang utama.

K3 harus secara efektif dikelola di lokasi kerja. Hal ini harus mencakup audit secara rutin.

Kontraktor secara aktif dibantu dalam masalah keselamatan.

Indikator kinerja keselamatan untuk Perusahaan dicatat dan dilaporkan dan merupakan alat evaluasi kinerja.

Kinerja keselamatan yang buruk tidak akan ditoleransi dan dapat menyebabkan pemberhentian lebih cepat.

Pelatihan & Komunikasi Pelatihan

Rencana dan program yang sesuai harus dibuat untuk menjamin semua personil memiliki kompetensi dalam bidang K3, ini mencakup tersedianya pelatihan & perlunya pengalaman yang sesuai.

(15)

Pelatihan Keselamatan meliputi :

- Pelatihan perilaku selamat dan mengapa K3 merupakan hal yang penting - Pelatihan Manajemen K3

- Pelatihan penilaian resiko

- Pelatihan mengenai prosedur dan metode - Pelatihan penggunaan peralatan kerja

- Pelatihan guna mendapatkan otorisasi dan lisensi Ini menyangkut semua personil seperti :

- karyawan baru dan karyawan tidak tetap

- staff yang telah ada (penempatan kembali, promosi, transfer, mutasi) - Manajemen ( audit, investigasi, tindakan pencegahan, rapat untuk

memfasilitasi, dll)

- kontraktor sesuai keperluan

Semua pelatihan keselamatan terdata, khususnya pada file pribadi secara rutin harus dikaji ulang.

Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu faktor penting dari program keselamatan, harus mencakup informasi mengenai program keselamatan khusus setiap lokasi, umpan balik dalam hal kinerja dan tindakan yang diambil, mempelajari hal penting guna mencegah kecelakaan.

Hal ini akan mendukung arus informasi yang bebas (dari atas ke bawah dan sebaliknya)

Artikel terbaru pada International Cement review ( Juni 2004) menggariskan komponen kunci sistem Manajemen K3 yang lebih mutakhir yang memungkinkan secara mandiri mendapat sertifikat dari Voluntary draft British Standard OHSAS 18001 yang baru.

http://www.ohsas-18001-occupational-health-and-safety.com/

Komponen utama Sistem Manajemen K3 yang diperlukan, diusulkan sebagai : - Sistem Manajemen Keselamatan

- Kebijakan Keselamatan & Kesehatan Kerja - Perencanaan dan Organisasi untuk K3

- Penilaian resiko dan implementasinya, kegiatan operasinal dan pemeliharaan langkah-langkah pengendalian resiko

- Mengukur kinerja K3 dan prosedur untuk tindakan koreksif sebagai respon atas kejadian yang ada.

- Audit dan Manajemen review dari kinerja yang dihasilkan

Federasi Industri Semen Australia mengikhtisarkan pendekatan secara menyeluruh secara sangat efektif dalam diagram ini :

(16)
(17)

Sistem Tanda masuk untuk Kontraktor

Analisa memperlihatkan bahwa kontraktor (pekerja tidak langsung) mempunyai resiko lebih besar dalam hal tingkat fatalitas dan kemungkinan cidera, sementara kontraktor tentu saja bertanggung jawab penuh untuk keselamatan mereka sendiri, diperlukan adanya tanggung jawab Manajemen yang lebih jelas untuk menjamin bahwa kotraktor-kotraktor tersebut benar-benar sadar akan resiko kerja di lapangan dan secara bersama menjamin bahwa kontraktor tersebut melakukan pekerjaan dengan cara yang aman dan bertanggung jawab.

Beberapa negara ( misalnya : Irlandia, Inggris) telah mengembangkan suatu sistem tanda masuk (paspor) untuk pembelajaran awal edukasi) dan kualifikasi awal (pre-kualifikasi) kontraktor sesuai dengan persyaratan keselamatan sebelum memasuki lokasi kerja. Skema yang digariskan di bawah ini merupakan prinsip-prinsip umum yang harus diterapkan pada semua keadaan .

Sistem paspor keselamatan untuk Kontraktor telah dipergunakan secara luas baik untuk operasi di off-shore maupun on-shore pada industri minyak dan gas. Mereka menyediakan suatu alat sederhana dan praktis untuk menjamin bahwa semua kontraktor yang bekerja di setiap lapangan perusahaan telah mempunyai kompetensi, mendapat induksi dan dilatih dalam hal sistem keselamatan dan persyaratan keselamatan yang minimum. Sistem paspor keselamatan bervariasi dalam format dan ruang lingkupnya, tapi secara tipikal mencakup hal-hal berikut ini :

ο Untuk setiap kontraktor diterbitkan paspor yang ditandatangani dan diberi tanggal setelah menyelesaikan program training induksi keselamatan yang hasilnya memuaskan dan evaluasi pelatihan kompetensi atau keahlian apapun.

ο Paspor secara umum memiliki validitas yang terbatas baik dalam jenis pekerjaan yang dilakukan kontraktor (mis. hot work) maupun waktu validitas paspor tsb. ο Sistem paspor mensyaratkan pelatihan penyegaran dengan interval waktu tertentu

yang diperlukan untuk menjaga agar paspor tetap valid.

ο Skema pengadaan mungkin mencakup paspor dan persyaratan yang berbeda-beda untuk setiap pekerja dan supervisor.

ο Paspor dapat berfungsi sebagai alat sederhana baik untuk kontraktor maupun personil perusahaan untuk mengecek apakah seseorang telah dilatih dan cocok melaksanakan tugas yang diberikan, dan kapan pelatihan ulang diperlukan. Jika paspor tidak berlaku, kontraktor tidak dapat melakukan pekerjaan. Ini memberikan insentif pada kontraktor untuk menjamin bahwa mereka memiliki hak pelatihan dan akreditasi, dan juga menjaga agar paspor mereka selalu diperbaharui.

ο Elemen pelatihan untuk mendapatkan paspor dapat meliputi : - Pengenalan hukum K3

- Ijin kerja yang berlaku - Praktek kerja yang aman

- Prosedur lock-out untuk elektrikal - Akses dan jalan masuk

- Prosedur pelaporan kecelakaan & cara mendapatkan pertolongan pertama - Prosedur hot work (pengelasan dan pemotongan)

(18)

- Pencegahan kebakaran dan prosedurnya

- Penanganan bahan berbahaya dan resikonya serta alat pelindung diri (APD) - Manual handling

- Bekerja dengan keran (crane) dan alat-alat berat - Penggalian/ekskavasi

- Tool box talks

- Penilaian/analisa resiko

- Dalam beberapa kasus sejumlah perusahaan yang melaksanakan kegiatan secara bersama-sama untuk memperoleh dan mengembangkan sistem paspor keselamatan untuk kontraktor, hal ini untuk menghindari kebutuhan pelatihan yang tidak perlu dan berulang dimana kontraktor memerlukan paspor yang berbeda untuk setiap lokasi.

2.3. Slogan-slogan safety

Sebagai bagian dari sistem Manajemen K3, banyak perusahaan CSI yang telah mengembangkan slogan-slogan dan tanda-tanda keselamatan, hal ini digunakan untuk menggarisbawahi pentingnya keselamatan setiap hari dan untuk menjamin bahwa karyawan sadar akan tanggungjawab mereka untuk bekerja secara aman.

(19)

5. Manajemen Keselamatan

3.1. Definisi Keselamatan CSI dan Kriteria Pelaporan

Suatu dokumen detail yang mendiskusikan definisi dan kriteria pelaporan tersedia di website WBCSD :

http://www.wbcsd.ch/DocRoot/fucY6kajLmftTR8CgnWO/cement-safety-guide.pdf

3.2. Analisa kejadian fatal tahun 2000-2003

Karena kejadian fatal merupakan tragedi paling serius yang dapat terjadi pada industri semen, TF3 mengumpulkan semua data statistik yang ada, dan melakukan analisa secara menyeluruh untuk memperoleh strategi pencegahan kejadian fatal yang paling mungkin. Data dari sejumlah anggota CSI dikumpulkan dan dianalisa sbb :

- Terjadi 389 kecelakaan fatal dari 300,000 karyawan selama 4 tahun terakhir - Rasio kecelakaan fatal yang terjadi pada kontraktor, bila data tersedia 8 (delapan)

kali lebih banyak dibandingkan karyawan

- Rasio keseluruhan bila dikombinasikan (karyawan dan kontraktor) adalah 2.67 untuk study tersebut.

Penyebab kejadian fatal di Perusahaan CSI

Analisa berdasarkan penyebab memperlihatkan bahwa 79% dari kejadian fatal timbul dari 3 penyebab utama :

- Lalu lintas/trafik dan peralatan bergerak ( 43%)

- Jatuh dari ketinggian dan tertimpa benda yang terjatuh ( 21%) - Terjepit / terperangkap dalam peralatan yang bergerak (15%) Yang lain adalah :

(20)

Rasio kejadian fatal berdasarkan aktifitas dan kategori

Analisa berdasarkan aktifitas bisnis mengindikasikan bahwa pada rata-rata kegiatan

aggregates, concrete dan asphalt (ACA) memiliki rasio kejadian fatal yang sama atau

sedikit di bawah aktifitas produksi semen. Saat ini CSI sebagai langkah awal memfokuskan diri pada aktifitas semen, data terakhir untuk aktifitas ini memiliki tingkat probabilitas yang lebih tinggi, walaupun terlihat memiliki rasio kejadian fatal yang lebih rendah.

Kejadian fatal berdasarkan kategori umur, jam, hari dan bulan, pekerjaan ο Kecelakaan fatal karyawan tertinggi terjadi pada usia 30-40 an

ο Kecelakaan fatal kontraktor tertinggi terjadi pada usia 40-50 an ο Kecelakaan fatal pihak ketiga tertinggi terjadi pada usia belasan

ο Data yang terkumpul memperlihatkan : waktu kejadian fatal tertinggi pada jam 10 pagi sampai tengah hari

ο Kejadian fatal lebih banyak terjadi pada hari Senin dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam seminggu

ο Tingkat cidera tertinggi terjadi bulan January dan Maret, mungkin berhubungan dengan kondisi cuaca dingin.

ο Pengemudi mencapai kontribusi hampir 50 % dari kejadian fatal Kejadian fatal berdasarkan Wilayah

Analisa secara regional mengindikasikan bahwa resiko yang jauh lebih tinggi terjadi pada wilayah Negara berkembang seperti Asia, Afrika dan Amerika Selatan. Resiko kontraktor menonjol di Eropa Barat dan Timur Jauh serta Afrika, sementara resiko pihak ketiga menonjol di Asia.

Rasio kejadian fatal dibandingkan dengan industri lainnya

Dibandingkan dengan industri lainnya, rasio kejadian fatal pada industri semen secara keseluruhan lebih tinggi dari kebanyakan yang lain. Efek ini utamanya karena rasio kejadian fatal kontraktor yang tinggi sementara rasio kejadian fatal karyawan agak sedikit di atas rata-rata dari industri yang sejenis.

Aturan Keselamatan yang digunakan oleh salah satu Perusahaan :

ο Seseorang yang bekerja pada/dengan peralatan yang mempunyai bagian yang bergerak harus mempunyai prosedur yang secara personal menjamin peralatan tersebut telah ditiadakan enerjinya, diisolasi dan di lock out /tag out

ο Tidak seorangpun boleh menghentikan atau melakukan bypass suatu proses

interlock safety - baik secara mekanis maupun elektrikal.

ο Seseorang yang bekerja pada posisi dengan potensi terjatuh dari ketinggian 1,8 meter atau lebih harus menggunakan peralatan pelindung diri dari terjatuh. ο Seseorang yang melakukan pengelasan, pemotongan atau brazing lebih dari 6

meter dari bahan yang mudah terbakar harus mendapatkan ijin hot work dan menerapkan persyaratan kerjanya.

ο Seseorang yang memasuki ruang tertutup/confined space harus mendapatkan ijin masuk yang sesuai dan menerapkan persyaratan kerjanya.

(21)

ο APD yang ditentukan harus selalu dipakai saat menjalankan proses pekerjaan atau melakukan pekerjaan dengan sistem yang terbuka (mis. pembersihan sumbatan material, pekerjaan elektrikal, dll).

ο Pengunaan obat-obat terlarang benar-benar dilarang di lokasi kerja manapun-dan tidak diperbolehkan mengkonsumsi alkohol/obat legal lainnya yang dapat mempengaruhi konsentrasi secara personal.

3.3. Kesimpulan :

Penyebab kejadian fatal dan pencegahan

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab utama dan strategi pencegahan yang terkait. Adalah penting bahwa Manajemen menerapkan strategi pencegahan ini dan mematuhinya secara konsisten dalam mengelola kegiatan di lokasi sehari-hari.

Kategori resiko Tinggi Pencegahan :

- Kontraktor – Manajemen keselamatan kontraktor

- Karyawan tidak tetap yang masih muda – Induksi K3 secara khusus Penyebab langsung

- Lalu lintas & peralatan bergerak (43%) - Pelatihan bagi pengemudi

- Jatuh dari ketinggian atau kejatuhan - Prosedur keselamatan untuk bekerja di obyek dari ketinggian ( 21%) ketinggian dan pelindung dari kejatuhan - Terjepit pada peralatan yang - Prosedur isolasi peralatan.

bergerak (15%)

3.4. Analisa Kecelakaan yang menyebabkan hari hilang (Lost Time Injury)

Statistik berikut ini berhubungan dengan data yang tersedia dari salah satu Perusahaan CSI .

Penyebab dan Jenis Cidera secara tipikal

Penyebab utama adalah terpeleset , tersandung dan jatuh (29%), obyek yang jatuh atau bergerak (19%) dan kegiatan mengangkat, kelebihan beban dan pengerahan tenaga secara berlebih (18%). 3 (tiga) penyebab utama ini mencapai 66% dari total kecelakaan.

(22)

ο Kebanyakan cidera pada lengan dan tangan (32%), kaki dan telapak kaki (25%) serta punggung (13%), cidera ini mencapai 71 % dari total

Kategori Cidera dan Umur secara tipikal

ο Operator peralatan (39%) dan operator secara umum (33%) adalah jenis pekerjaan yang paling banyak mendapat cidera

ο Usia 30-39 tahun adalah rentang umur yang paling tinggi mendapat cidera (33%), diikuti oleh pekerja dengan usia 20-29 tahun (25%) dan 40-49 tahun (24%)

Kesimpulan penyebab cidera dan pencegahannya

Tabel berikut mengikhtisarkan penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang terkait. Strategi pencegahan ini harus ditanamkan pada pengelolaan operasional harian secara terus menerus.

Penyebab Cidera Pencegahan

- Terpeleset, tersandung dan jatuh - Housekeeping, membersihkan jalan lalu lintas/walkways

- Obyek yang terjatuh/bergerak - Pelindung pada mesin dan area yang tinggi.

- Mengangkat dan beban berlebih - Pelatihan manual handling Jenis Cidera

- Lengan dan tangan - Penggunaan APD yang sesuai & benar - Kaki dan telapak kaki - Penggunaan APD yang sesuai & benar - Cidera punggung - Penggunaan lifting gear, forklift

(23)

3.6. Segitiga Cidera (Injury Triangle)

Untuk tiap industri, seperti terlihat pada contoh, ada hubungan statistik antara berbagai kategori keseriusan cidera dari “kejadian hampir celaka /near miss” hingga kematian atau kejadian fatal. Hal ini penting untuk menitikberatkan pada perlunya monitoring dan pengurangan “kejadian hampir celaka” untuk mengurangi kemungkinan cidera yang bersifat serius. CSI TF3 belum mengumpulkan dan menganalisa data kejadian ”hampir celaka”, namun beberapa Perusahaan CSI telah melakukannya secara pribadi dan telah terbukti membawa manfaat.

3.7. Panduan Pencegahan Cidera

Informasi yang berhubungan dengan cidera dalam berbagai bahasa dapat ditemukan pada (daftar ini tidak lengkap), sumber lain mungkin ada dan dapat dibandingkan :

ο Panduan ILO untuk mencegah kecelakaan industrial terbanyak ( ILO Guideline Prevention of Major Industrial Accident , 1991 )

http://www.ilo.org/public/english/protection/safework/cops/english/download/e91 0972.pdf)

ο Kesehatan Kerja WHO (WHO Occupational health)

http://www./who.int/oeh/OCHweb/OCHweb/OSHpages/OSHdocuments/WHOO SHDocuments/WHOOCHDocumentshtm

ο IFC: Panduan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan ( IFC: Environmental , Health & Safety Guideline )

(24)

Panduan Lingkungan, Keselamatan & Kesehatan untuk Plants Material Konstruksi :

http://ifcln.ifc.org/ifcext/enviro.nsf/AtachmentsByTitle/gui_constmatplants/$FIL E/constmat.pdf

ο Agency Eropa untuk Keselamatan & kesehatan kerja (European Agency for safety & Health at work)

Factsheet, dalam semua bahasa resmi uni eropa

http://agency.osha.eu.int/publications/factsheets/index_en.htm

ο Departemen Tenaga Kerja, Administrasi Keselamatan & kesehatan kerja US ( US.Department of Labor, Occupational safety & health Adminsitration (OSHA)

http://www.osha.gov/html/a-z-index.html#S

ο Canada, Worker’s Compensation Board of B.C (WCB) – Health & safety Centre

http://regulation.healthandsafetycentre.com/s/Home.asp

ο Australian Government, National Occupational health & safety Commission, National Standard and Codes of Practice

http://www.worksafe.gov.au/OHSLegalObligations/NationalStandards/nationalsta ndards.htm

ο Japan International centre for Occupational Safety & health (JICOSH), Guidelines

http://www.jicosh.gr.jp/english/guideline/index.html

ο Japan Industrial safety and Helath Association (JISHA)

http://www.jisha.or.jp/

ο Asia-Pasific Occupational safety and health Organization (APOSHO)

http://www.aposho.org/members.html

3.8. Praktek-Praktek yang baik dalam keselamatan

Item berikut ini memberikan contoh praktek safety yang baik di pabrik semen. 3.8.1. Peralatan Bergerak / Mobile Plant

Bahaya umum yang terkait dengan alat berat (mis. dumper truck, front loading shovels dan forklift) yang digunakan di penambangan dan transportasi material bulk a.l seperti kasus tabrakan kendaraan, ankle yang terpelintir saat menaikan dan membongkar material dll. Tabrakan kendaraan memiliki potensi sebagai insiden berat, baik yang terjadi di lokasi penambangan maupun pada lokasi pengolahan/manufacturing. Saat melaporkan dan menganalisa insiden, akan sangat membantu jika dibedakan antara proses produksi, proses penambangan atau kegiatan transportasi di luar pabrik secara umum. Insiden dapat dikurangi dengan pelatihan bagi pengemudi, meningkatkan

(25)

kesadaran karyawan yang bekerja dengan menggunakan kendaraan tersebut, menggunakan jalur yang ditentukan serta pemisahkan jalur kendaraan dan pejalan kaki. Kendaraan yang modern juga menawarkan visibilitas yang lebih baik, membantu lebih jauh dalam mengurangi resiko seperti yang ada pada peralatan model lama.

Keselamatan Mengemudi

Golden Rule :

Semua kategori kendaraan, termasuk self propelled mobile plant, tidak boleh dioperasikan kecuali :

ο Kendaraan sesuai dengan tujuannya, dilakukan inspeksi dan konfirmasi sesuai dengan standar kerja yang aman (SOP).

ο Jumlah penumpang tidak boleh melebihi spesifikasi desain pabrik kendaraan tersebut.

ο Muatan aman dan tidak melebihi spesifikasi desain pabrik atau batas legal untuk kendaraan

ο Sabuk pengaman dipasang dan dipergunakan oleh semua penumpang. ο Helm keselamatan (safety helmet) dipakai oleh pengendara dan penumpang

sepeda motor, sepeda, quad, snow-mobile dan kendaraan yang sejenis Pengemudi tidak diberi wewenang untuk mengoperasikan kendaraan kecuali :

ο Mereka sudah terlatih, mempunyai sertifikat dan secara medis sehat untuk mengoperasikan kendaraan

ο Mereka tidak di bawah pengaruh alkohol, obat-obatan , atau menderita kelelahan/fatigue

ο Mereka tidak menggunakan handphone atau radio saat mengemudi

(praktek terbaik adalah dengan mematikan semua telpon dan radio 2(dua) arah saat mengemudi)

(26)

Mundur dengan aman untuk kendaraan penarik di jalan/road haulage dan mobile plant

Standard berikut ini adalah persyaratan minimum yang digunakan oleh salah satu Perusahaan CSI untuk menjamin sistem yang aman dan efektif untuk memundurkan kendaraan. Persyaratan tambahan serta peraturan lokal harus juga dijalankan sepanjang waktu.

Semua perusahaan yang memiliki dan menyewa kendaraan penarik dan mobile plant harus memiliki suatu sistem peringatan mundur yang dapat didengar dan efektif, jika memungkinkan suatu sistem yang dapat terlihat seperti bleeper mundur yang dilengkapi dengan lampu mundur warna putih.

Kendaraan penarik dan kendaraan bergerak milik kontraktor yang bekerja untuk perusahaan wajib juga memiliki sistem peringatan mundur yang dapat didengar dan dilihat secara efektif.

Penilaian resiko harus dilakukan di tiap lokasi untuk mengidentifikasi langkah-langkah kontrol lebih jauh yang mungkin diperlukan, mis. sistem Manejemen lalu-lintas, tanda-tanda atau banksmen yang terlatih, dll. Sebagai tambahan, penilaian resiko harus dilakukan untuk semua kendaraan dan peralatan bergerak guna identifikasi apakah diperlukan peningkatan visibilitas pengemudi, seperti perlunya cermin tambahan atau kamera untuk mundur dengan monitor di dalam kabin pengemudi.

Operator kendaraan yang membawa penumpang secara rutin serta kendaraan lain yang mengunjungi lapangan harus benar-benar didukung untuk memasang alat peringatan mundur yang sesuai, guna menjamin kendaraan tersebut dapat bergerak secara aman. Untuk sementara, standar kerja/operasi yang aman sebagai alternatif harus dibuat.

Jika kendala lingkungan menimbulkan masalah terkait dengan penggunaan sistem peringatan untuk mundur yang terdengar, alat audible alternatif dapat dipasang, mis. suatu alat yang mengubah intensitas suaranya tergantung pada tingkat kebisingan lingkungan atau alat yang secara terarah serta tidak terlalu menganggu lingkungan (white noise). Jika peraturan lokal secara tegas melarang adanya sistem suara, alternative lain tetapi sama efektifnya harus tersedia.

Sistem peringatan untuk mundur secara rutin harus dicek dan secara khusus juga dilakukan sebelum dimulainya hari kerja/shift. Saat pengecekan sistem peringatan untuk mundur yang bersuara, pemeriksaan harus juga menjamin suatu tingkat intensitas kebisingan yang mencukupi.

Tehnologi kamera untuk melihat ke belakang dapat membantu operator loader dan pengemudi truk untuk melihat apa yang terjadi di area mereka, yang sebelumnya secara tipikal tidak dapat terlihat.

(27)

Feature sistem kamera untuk melihat ke belakang meliputi :

ο Heavy –duty design, dapat tahan di lingkungan yang keras - tahan air ο Sistem hitam putih atau berwarna

ο Iluminator infra untuk lokasi kerja dengan penerangan yang rendah ο Kabel multi seksional agar pemeliharaan lebih mudah

ο Ruang pandang yang luas.

ο Microphone built –in dengan suara yang jelas .

ο Kerangka tahan tumbukan (high impact resistance housing)

ο Kompensasi backlight guna mengontrol kualitas gambar untuk semua kondisi penerangan

Selalu mengemudi secara waspada

Beberapa pengemudi kendaraan berpikir bahwa dengan mengetahui tehnik mengemudi dasar seperti mengubah gear, mengerem dan berputar sudah cukup untuk dipertimbangkan sebagai pengemudi yang baik. Hal ini salah karena untuk menjadi pengemudi yang aman, anda memerlukan bukan hanya tehnik tetapi juga tanggung jawab dan sikap profesional berhubungan dengan apapun yang terjadi saat mengemudi; apakah ini berhubungan dengan kita sendiri, dengan kondisi jalan, pengemudi lain, pejalan kaki dan kondisi cuaca ( lihat appendix untuk datasheet Safe Driving).

Pengemudi yang baik

Beberapa aktifitas guna mendorong anda mengemudi secara benar adalah : Perhatian :

Ini berarti selalu waspada pada apa yang tejadi atau dapat terjadi, bukan hanya apa yang anda lakukan, tetapi juga apa yang dilakukan pengemudi lain atau orang lain di sekitarnya.

Akuntabilitas : bertanggung jawab untuk konsekuensi yang mungkin terjadi dari tiap tindakan atau kejadian, ini berarti mengambil keputusan yang benar dan tepat waktu, sesuai dengan situasi yang ada.

Tetap tenang :

Tetap tenang dan kalem , bahkan saat berada di bawah provokasi eksternal. Jangan melarikan diri.

Peringatan : Cintalah kehidupan, kehidupan kita dan kehidupan orang lain, hal ini akan mengarahkan kita untuk mengemudi dengan hati-hati, memberikan hak pejalan kaki, kendaraan emergensi , dll.

Taati rambu-rambu di jalan :

Mengetahui dan selalu mentaati rambu-rambu jalan, bahkan jika tidak ada kendaraan lain di dekat kita. Ini akan mencegah kecelakaan yang mungkin saja terjadi . Operasikan dan pelihara kendaraan anda dengan benar; kegagalan tehnik apapun akan menghabiskan waktu dan uang. Cidera yang diakibatkan oleh kegagalan mekanis dapat mengarah pada resiko yang bersifat fatal.

(28)

Mengemudi secara waspada

Aktifitas utama yang perlu dikembangkan adalah mengemudi dengan hati-hati, banyak kecelakaan dapat dihindari dengan mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan kesalahan yang dilakukan orang lain. Mengemudi dengan hati-hati artinya mengantisipasi dan berfikir mengenai orang lain.

Aturan untuk mengemudi secara hati-hati adalah :

Selalu waspada untuk menghindari kejutan yang pasti tidak menyenangkan, selalu melihat bukan saja pada jalan di depan tetapi juga di sisi lainnya. Gunakan kaca spion dan jika pandangan terbatas, kurangi kecepatan. Selalu menjaga jarak aman dari kendaraan di depan anda, gunakan aturan 3-4 detik : 3 detik membuat jarak dalam kondisi normal dan 4 detik dalam kasus kondisi mengemudi yang tidak sesuai. Saat mengemudi, kontrol kendaraan secara penuh-indikasikan gerakan anda kepada pengemudi lainnya saat berhenti atau berputar, beritahukan pada mereka sebelumnya. Walaupun anda mempunyai hak jalan, perhatikan selalu kendaraan lain. Jangan pernah mengira bahwa mereka akan memberikan anda hak jalan .

Jangan pernah mengganggu pengemudi lainnya, apakah memprovokasi mereka atau membalas dendam.

Antisipasi reaksi pejalan kaki, khususnya bila berada di dekat sekolah / rumah sakit.

3.8.2. Bekerja di ketinggian

Kontrol yang berkaitan dengan bekerja di ketinggian atau pada ruang tertutup/confined

space (mis. ijin kerja, penilaian resiko pekerjaan) akan efektif untuk mengurangi cidera

dengan meningkatkan kesadaran akan bahaya, menjamin diterapkannya metode kerja yang benar dan pastikan bahwa peringatan yang sesuai telah dikomunikasikan. Penggunaan wajib dari berbagai peralatan keselamatan (harness, safety nets) yang dipastikan untuk melindungi pekerja dari kemungkinan terjatuh, meminta perijinan dan inspeksi secara rutin di tempat kerja biasanya merupakan metoda yang umum dipergunakan ( lihat appendix untuk datasheet Working at height)

Tangga

1. Tangga utama hanya untuk akses

2. Sebelum dipergunakan, pastikan apakah tangga dalam kondisi baik 3. Tangga harus terikat dan berpijak pada alasnya

4. Tangga harus diperpanjang1 (satu) meter di atas platform sebagai pegangan tangan saat naik/turun.

5. Sebagai pemandu sudut, tangga harus “one out every four up”. Scaffolding/perancah

1. Semua perancah harus didirikan, diubah atau dibongkar oleh ahli perancah yang terlatih , kompeten dan mempunyai sertifikat.

2. Peralatan pelindung jatuh (fall arrest) harus dipergunakan oleh ahli perancah jika bekerja di atas 4 meter dengan sisi yang tidak terlindung (untuk pekerja lain, batas ini biasanya hanya 2 meter)

(29)

3. Perancah harus diinspeksi oleh orang yang kompeten dan pelaporan hasil inspeksi terdata pada buku log perancah.

a. Sebelum penggunaan pertama b. Setelah perubahan yang substansial c. Setelah angin besar atau tumbukan

d. Jangka tertentu yang tidak melebihi 7 (tujuh) hari.

4. Jangan pergunakan dan bekerja dengan perancah kecuali luas platform perancah tersebut minimal 4 board, dilengkapi dengan handrail, intermediate

rail dan toe board .

5. Pekerjaan ringan dapat dilakukan tanpa handrail tetapi diperlukan penggunaan

full harness yang dapat dikaitkan pada anchor

6. Akses harus dilengkapi dengan tangga yang aman

7. Jangan memindahkan board perancah, handrail atau anchor untuk menjalankan kegiatan.

Perubahan hanya dibuat oleh scaffolder yang mempunyai kompetensi. Perancah Bergerak (Mobile scafoold tower)

1. Dioperasikan oleh tenaga yang terlatih, kompeten, dan mempunyai sertifikat yang sesuai.

2. Dioperasikan di landasan tanah yang rata dan kuat, terbebas dari adanya pekerjaan di bawah tanah.

3. Area kerja di bawah – sekitarnya ditandai dengan lingkaran atau alat/tanda yang sesuai.

4. Platform dilengkapi dengan handrail, intermediate rail dan toeboard. Akses menuju platform harus malalui tangga internal.

(30)

Bekerja pada Permukaan Tambang

Driller dan tenaga pembuat lubang ledakan (loading shotholes) bekerja berdekatan

dengan sisi permukaan tambang, walaupun mereka telah bertindak secara hati-hati saat berada di lokasi, suatu bentuk perlindungan sisi permukaan tambang tetap diperlukan. Sistem yang direkomendasikan seperti penggunaan strapping/pengikat antara tiang alumninium yang terikat secara kuat, tiang galah dan pengikatnya juga dapat dipergunakan untuk menangani situasi di mana seseorang mungkin harus mendekat ke arah barrier. Standar kerja aman, untuk menggabungkan semua kegiatan harus tersedia untuk tim pekerja/pengawas keselamatan. Setiap pekerja mungkin perlu menggunakan

harness dan harus dilatih untuk penggunaannya.

Penggunaan Safety harneses

Semua safety harnesses (termasuk yang digunakan oleh kontraktor) harus dicek sebelum dipergunakan untuk item berikut :

a. Terdapat label yang dapat dilacak dan dilekatkan sesuai keperluan pada alat tsb. b. Pengecekan jaring dan tali temali :

- Kemungkinan adanya lubang atau sobekan - Dipergunakan secara berlebihan

- Terbakar atau terkena zat kimia - Serat telah mengeras/kaku

- Bagian jahitan terbebas dari lubang. c. Pengecekan fitting logam :

- Adanya sisi yang tajam

- Cara penggunaan yang berlebihan - Pengoperasian yang kurang benar - Adanya distorsi/kerusakan

d. Jangan gunakan peralatan ini untuk aktifitas yang akan merusaknya mis. jangan mematahkan lanyard.

e. Jika peralatan dalam kondisi basah-lembab , keringkan di lokasi dengan ventilasi yang baik dan jauhkan dari sumber panas secara langsung.

(31)

Bekerja di ketinggian : Golden Rules :

Bekerja pada ketinggian 2 meter (6 kaki) atau lebih tinggi dari atas tanah tidak dapat dilakukan , kecuali :

ο Bila dipergunakan/tersedia platform menetap (fixed) yang dilengkapi dengan

guard atau handrail dan telah disetujui oleh tenaga yang mempunyai

kompetensi untuk hal tersebut, atau

ο Dipergunakannya peralatan penahan jatuh yang memiliki :

- anchor yang baik dan benar, dengan overhead yang telah terpasang

- full body harness menggunakan kunci ganda dengan pengancing yang

dapat mengunci sendiri untuk tiap sambungan yang ada. - lanyard terbuat dari serat sintetis

- tahan guncangan/shock absorber

ο Peralatan penahan jatuh akan menahan dari kondisi terjatuh secara bebas setinggi kurang-lebih 2 meter ( 6 kaki).

ο Dilakukan inspeksi secara visual pada peralatan penahan jatuh dan bagian-bagiannya, peralatan yang telah rusak atau tidak dapat dipergunakan lagi harus dikeluarkan dari daftar peralatan/penggunaan.

ο Hanya tenaga yang mempunyai kompetensi yang dapat melaksanakan kegiatan 3.8.3. Isolasi/Lock out Peralatan

Isolasi adalah salah satu area penting dari keselamatan peralatan dan dengan berkembangannya tehnologi di dunai industri, prosedur ini menjadi lebih komplek, tetapi sistem yang efektif yang secara pasti akan mengisolasi mesin dari semua sumber energi yang ada adalah hal yang amat esensial.

(lihat appendix untuik Tag out lock out procedures) Sistem Isolasi dari bahaya

Prosedur isolasi yang tertulis dan detail harus ditentukan dan disahkan, dan hal ini harus mencakup semua area isolasi :

Isolasi Elektrikal

ο Matikan semua switch isolasi elektrikal , yakinkan bahwa isolasi lokal efektif, beberapa mesin memerlukan isolasi sub-station. Setiap pekerja harus memiliki kuncinya pribadi untuk menjamin proses isolasi tersebut.

Isolasi proses

ο Matikan suplai udara bertekanan/compressed air supply ο Matikan steam

ο Cegah elevator run-back ο Alihkan system tranportasi

(32)

ο Cegah masuknya material

ο Lakukan isolasi pada barring gear ο dll

Proses ini harus dirinci untuk setiap prosedur isolasi yang potensial, setiap langkah harus dilakukan dan kemudian di beri tanda (tagged off). Pemeriksaan akhir wajib dilakukan oleh Supervisor sebelum memulai suatu pekerjaan.

3.8.4. Tergelincir, Tersandung dan Jatuh (slips, trips, and falls)

Tergelincir, tersandung dan terjatuh adalah penyebab umum yang lain dari cidera dalam industri, hal ini dapat terjadi di/dari permukaan yang tidak rata pada lokasi penambangan dan jalan atau adanya masalah dengan housekeeping yang kurang baik di area kerja. Sebagaimana hasil dari analisa kecelakaan, tergelincir, tersandung dan terjatuh menyebabkan hampir 30% dari cidera

(lihat catatan untuk slips, trips and falls prevention policy).

Kemungkinan tergelincir, tersandung dan terjatuh dapat dikurangi melalui prosedur

housekeeping sederhana sebagai berikut :

ο Jaga tempat kerja agar selalu tetap rapi

ο Pergunakan tempat pembuangan scrap dan sampah yang tersedia.

ο Tata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan cidera ο Pekerjaan tidak dapat dianggap selesai sampai Anda selesai merapikannya. ο Housekeeping yang baik mengarah pada keselamatan secara lebih luas. ο Tumpuk dan tatalah material pada posisi yang stabil dan kokoh

ο Letakkan alat dan peralatan lain untuk menghindari terjatuh atau menjatuhi orang di bawahnya

ο Pasang rambu-rambu dengan jelas di pagar atau penutup lubang di lantai, atap atau tanah.

ο Rapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan dan tangga dari penghalang. ο Setiap pekerjaan penggalian di area kerja harus diberi tanda/dikelilingi dengan

handrail.

ο Menyediakan toeboard dan railing pada semua perancah dan platform.

ο Saat bekerja di ketinggian singkirkan semua material yang dapat terlepas seperti baut, mur, pea\ralatantools, kayu-kayu,dll jika pekerjaan telah selesai.

ο Jangan pernah melemparkan alat atau material, pastikan disampaikan dari tangan ke tangan

ο INGAT, sebuah mur atau baut yang terjatuh dari ketinggian dapat membunuh seseorang.

(33)

3.8.5. Manual Handling

Karena sifat suatu tugas yang kadang berulang terkait dengan produksi semen, penting untuk menjamin bahwa telah diberikan pelatihan yang benar pada karyawan mengenai manual handling ( lihat appendix untuk Manual Handling procedure).

ο Pertama kenali pekerjaan, jika anda pikir beban tersebut terlalu berat mintalah bantuan atau gunakan keran (crane) atau forklift.

ο Perhatikan sisi yang tajam, pecahan atau paku

ο Lepaskan atau tekan paku yang ada sebelum anda melewati material tersebut atau membuangnya.

ο Jangan mencoba membawa beban yang anda tidak dapat memikulnya dan singkirkan dahulu penghalang yang ada sebelum mengangkat barang tersebut. ο Tumpuk barang dengan hati-hati dan rapi di truk atau trailer

ο Saat mengangkat beban yang berat, pergunakan kaki anda sebanyak mungkin untuk menopang otot punggung anda.

ο Pastikan ada pegangan yang cukup kuat untuk bahan tertentu. ο Jaga punggung anda tetap lurus dan menghadap ke depan ο Lenturkan dan tekuk lutut anda

ο Ambil posisi yang stabil, angkat dengan kokoh dan jangan memelintirkan badan anda.

ο Saat mengangkat atau membawa suatu peralatan, perhatikan titik beban. 3.8.6. Kebakaran

Secara umum, terdapat beberapa jenis bahan/peralatan yang mudah terbakar di area pabrik semen. Beberapa kasus kebakaran belt conveyor yang signifikan telah terjadi (lihat photo) saat belt keluar dari roda, terjadi friksi karena panas atau pembakaran yang terjadi kemudian. Kebakaran dapat menyebar dalam hitungan menit ke seluruh belt

conveyor dan menghasilkan emisi asap yang mengandung racun dan kerusakan pada

kerangka conveyor itu sendiri. Di bidang K3 hal yang penting adalah adanya jalan keluar yang aman di kedua ujung conveyor, penggunaan detektor panas pada conveyor tension

station dan penggunaan belt dari bahan yang tidak mudah terbakar, hal ini perlu

direncanakan untuk mengurangi resiko kebakaran yang mungkin terjadi. Pastikan prosedur pemadam kebakaran telah tersedia.

Kabel listrik dapat pula menyebabkan atau menghantarkan kebakaran yang juga menghasilkan emisi asap beracun tinggi, dengan alasan tersebut cable tunnel dapat merupakan bahaya keselamatan yang cukup signifikan dalam kasus kebakaran. Sangat penting untuk memiliki jalur yang telah ditentukan sebagai jalan keluar personil secara cepatdari ruang tersebut.

Penyimpanan berbagai jenis bahan bakar harus sesuai dengan peraturan dan praktek yang baik, hal ini juga menyangkut penyimpanan batubara, pet-coke, ban dan barang yang sejenis, bila perlu dapat dipasang rambu peringatan kebakaran yang sesuai khususnya pada daerah dengan iklim yang panas dan kering.

(34)

Pembuangan sampah yang benar dan housekeeping yang tertata adalah bentuk pencegahan yang terbaik.

3.8.7. Memasuki silo dan/atau ruang tertutup (confined space)

Confined space adalah ruang

dengan sifat tertutup di mana terdapat resiko kematian atau cidera serius dari bahan atau kondisi yang berbahaya.

Memasuki Confined Space Peraturan :

Masuk ke dalam confined space tidak dapat dilakukan kecuali :

ο Semua pilihan lain yang ada telah dilakukan ο Surat Ijin telah diterbitkan dengan otorisasi

dari orang yang bertanggung jawab untuk hal itu.

ο Surat ijin dikomunikasikan keseluruh personil yang terkait dan ditempatkan pada lokasi ttt. (jika diperlukan).

ο Semua tenaga kerja yang terlibat merupakan orang yang mempunyai kompetensi untuk melakukan pekerjaannya

ο Semua sumber energi yang mempengaruhi ruangan tersebut telah diisolasi.

ο Dilakukan analisa udara, verifikasi dan diulang secara rutin sesuai yang ditentukan dalam penilaian resiko

ο Tempatkan tenaga yang stand by

ο Cegah orang yang tidak berkepentingan untuk masuk.

Resiko timbul karena : ο Kurangnya oksigen

ο Adanya gas, asap atau uap yang beracun.

ο Adanya cairan atau zat padat, yang mungkin dapat memenuhi ruangan secara tiba-tiba.

ο Kemungkinan terjadinya kebakaran dan ledakan’ ο Debu

ο Kondisi ruangan yang panas

Untuk meminimalkan resiko : ο Sedapat mungkin hindari

untuk masuk ke dalam

confined space, mis.

dengan melaksanakan pekerjaan dari luar.

ο Sumbatan yang terjadi di silo dapat dibersihkan dengan menggunakan alat pemukul berputar yang dioperasikan dari jarak jauh, penggunaan vibrator atau pembersih udara.

ο Lakukan inspeksi, pengambilan sampel atau pekerjaan pembersihan dengan menggunakan peralatan yang benar dan sesuai.

ο Gunakan kamera jarak jauh untuk melakukan inspeksi bagian dalam vessel. ο Jika prosedur masuk tidak dapat dihindari, patuhi sistem kerja yang benar :

- Pastikan adanya penunjukan seorang supervisor

- Pastikan tenaga yang ada telah dilatih sesuai dengan pekerjaan ini. - Lakukan prosedur isolasi

- Lakukan pembersihan sebelum masuk - Lakukan pengecekan ukuran pintu masuk - Cukupi keperluan ventilasi

- Lakukan pengujian dan analisa udara

- Cukupi peralatan dan penerangan khusus yang diperlukan - Sediakan alat bantu pernapasan sesuai kebutuhan.

(35)

ο Tersedia prosedur emerjensi yang siap diterapkan bila terjadi keadaan darurat sebelum pekerjaan dimulai .

- Pengecekan fungsi alarm.

- Tersedia peralatan untuk penyelamatan dan resusitasi (P3K)

- Kemampuan regu penyelamat (pengetahuan mengenai penyelamatan dan peralatan resusitasi)

- Prosedur shut down

- Prosedur pertolongan pertama - Fasilitas pelayanan emerjensi lokal (lihat apendiks prosedur memasuki kiln)

3.8.8. Electrocution (kematian karena listrik)

Karena pabrik semen sangat intensif energinya, dipastikan terdapat peralatan distribusi tenaga yang cukup signifikan di semua pabrik, pemeliharaan yang bersifat elektrikal harus dilakukan secara profesional agar tidak menimbulkan bahaya keselamatan. Prosedur isolasi/lock out harus dipatuhi dengan seksama, pengetahuan yang mencukupi harus diberikan pada kemungkinan timbulnya umpan balik karena sistem yang terbalik atau pemberian energi dari arah yang sebaliknya; setiap Supervisor elektrik harus mengelola masalah ini.

Hal ini bukan mengatakan bahwa orang yang tidak kompeten/berwenang tidak boleh membuka atau berusaha menjalankan peralatan elektrikal, tetapi dimaksudkan sebagai bagian dari prosedur isolasi; jika karyawan tersebut perlu mengakses ke peralatan elektrikal (sebagai contoh untuk me-reset overload trips) mereka harus dilindungi dari kemungkinan terjadinya kecelakaan melalui kontak dengan live terminal atau busbars (mis. menutupinya dengan kerangka plastik).

(36)

Bahaya listrik utama lainnya yang harus dipikirkan adalah adanya kontak tiba-tiba dengan peralatan bertegangan tinggi atau peralatan yang menyentuh kabel overhead. Jika ditemui adanya kabel overhead, diperlukan tanda bahaya yang sesuai dan “gerbang” untuk mencegah terjadinya kontak. Dalam hal ini juga bermanfaat untuk menyediakan instruksi kerja yang jelas, dalam kasus kecelakaan ini terjadi lompatan bebas tanpa pembawa arus yang terus menerus ke tanah

(lihat appendix untuk datasheet resiko listrik). 3.8.9. Tenggelam

Kasus tenggelam dapat terjadi di kolam tambang , fasilitas settlement, penyimpanan air /pekerjaan pembuangan melalui air atau di slurry basin pada industri dengan proses basah.

Kebanyakan kasus tenggelam berhubungan dengan adanya pihak ketiga yang masuk tanpa diundang, pihak ketiga tersebut biasanya anak-anak atau orang muda yang tertarik untuk berenang pada musim panas, namun tidak menyadari bahaya air atau kedalamannya.

Karenanya fokus penting adalah pencegahan jalan masuk dengan pemagaran dan pemasangan tanda peringatan.

Dalam semua kasus di mana ada kegiatan yang melibatkan pekerja secara langsung, pastikan terpasang handrail untuk mencegah terjatuh ke air, penyediaan sabuk pengaman/life-belts atau peralatan penyelamatan lain seperti tangga. Bila seorang karyawan harus bekerja di dekat atau di atas air yang dalam, safety harness atau pelampung/life jacket merupakan kewajiban untuk digunakan.

3.8.10. Pelindung Mesin (Guarding)

(37)

Dimana terdapat resiko kontak fisik dengan pearalatan yang bergerak yang dapat memungkinkan terjadinya cidera, alat tersebut harus dilengkapi dengan pelindung atau peralatan lain untuk mencegah akses ke area yang berbahaya.

Kode praktek untuk safeguarding mesin yang digunakan pada coated stone , aggregate, ready mixed concrete dan slagplants.

(British Aggregates Construction Materials Industries)

Prinsip dasar untuk mengurangi resiko cidera dari mesin yang bergerak : ο Lakukan identifikasi bahaya yang ada.

ο Eliminasi atau kurangi bahaya melalui proses desain ο Penggunaan safeguard yang sesuai

ο Terapkan penggunaan standar kerja yang aman

ο Penggunaan safeguard harus selalu diterapkan setiap saat hal tersebut memungkinkan, sebelum pemberlakuan penerapan standar kerja yang aman Bahaya dari Mesin

Cidera dapat terjadi sebagai hasil dari : ο Kontak langsung atau terbelit mesin

ο Terperangkap di antara mesin-material atau mesin-struktur tetap ο Kontak atau terbelit material yang bergerak

ο Terbentur peralatan mesin yang terlepas

ο Terbentur meterial yang keluar / tersembur dari mesin. Penentuan safeguard

Akses tidak diperlukan selama operasi berjalan normal

Bila akses ke area berbahaya tidak diperlukan (selama operasi berjalan normal),

safeguard direkomendasikan sesuai dengan urutan prioritas sebagai berikut :

ο Gunakan pagar penutup yang menetap (fixed enclosure guard)

ο Semua pagar tetap dipersyaratkan untuk dipasang dan diperlukan alat untuk melepasnya.

ο Gunakan pagar jarak jauh yang menetap (fixed distance guard) ο Tersedia alat interlock

(38)

Akses diperlukan selama operasi normal

Dalam situasi ini, harus dipikirkan urutan prioritas sebagai berikut : Tersedia interlocking guard

Automatic guard Trip device

Adjustable guard (mis. top guard pada circular saw) Self adjusting guard

Two hand control device

Hold–to-run control (mis. inch button atau slow crowl system)

Prosedur Kerja Aman

Khususnya untuk tujuan pemeliharaan, mungkin diperlukan untuk melepas pagar pengaman atau menganggu sistem keselamatan agar pekerjaan dapat dilakukan. Dalam situasi ini, prosedur kerja aman yang sesuai perlu direncanakan dan diterapkan, dan yang paling umum adalah sistem lock – off.

Desain pagar pengaman (guard) dan konstruksinya

Desain dan konstruksi, keduanya harus dapat menahan penggunaan dan kemungkinan kerusakan di lokasi kerja dengan lingkungan yang berat dan meminimalkan campur tangan selama operasi dan kegiatan lain dari proses jalannya mesin guna menghindari kemungkinan gangguan fungsi safeguard. Dalam hal ini pengontrolan material tumpahan yang baik sangat penting.

Sebagai aturan umum, pagar pengaman juga harus didesain untuk dapat mengikuti kontur mesin, tapi jika hal tersebut tidak memungkinkan; langkah-langkah harus diambil untuk mengurangi timbulnya kebutuhan akses ke area yang diamankan. Jika kebutuhan ini tidak dapat dikurangi, provision of perimeter guarding dapat memberikan ruang kerja yang lebih baik/luas dibanding close proximity guards.

Sebagai suatu item terpisah dan dalam hubungannya dengan isolasi mesin, penggunaan

personal tag/locks dan hasp lock harus dilakukan. Penggunaan alat keselamatan tersebut

diterapkan dan digabungkan dengan program pelatihan yang khusus. 3.8.11. Cidera terbakar

Insiden dan kecelakaan yang menyebabkan proses terbakar dapat timbul akibat kontak langsung dengan klinker panas atau debu semen panas, bahaya khususnya berhubungan dengan debu semen kiln (CKD), dan debu dari sistem preheater.

Gambar

Tabel di bawah ini mengikhtisarkan pada resiko kejadian fatal yang tinggi, penyebab  utama dan strategi pencegahan yang terkait
Tabel berikut mengikhtisarkan  penyebab cidera utama dan strategi pencegahan yang  terkait

Referensi

Dokumen terkait

Suatu relasi rekursif dapat diaplikasikan dalam beberapa bentuk formula dikarena menggunakan tahapan-tahapan dalam menyelesaikannya. Tahapan yang dimaksud adalah dengan

Di tengah fenomena umum maraknya tradisi penafsiran Al-Quran yang terjadi di kalangan Muhammadiyah, metodologi tafsir ternyata masih menjadi hal langka kaitannya dengan kajian

Inpari 18 9.5 Tahan hama wereng cokelat biotipe 1, 2, agak tahan biotipe 3, juga tahan penyakit hawar daun bakteri patotipe III dan. agak tahan

Dalam pengembangan praktek di lapangan, terutama bagi para pemeriksa di lingkungan BPK RI, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai

Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui ada atau tidak adanya kontribusi yang signifikan dari motivasi berprestasi terhadap kemampuan kognitif mata

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan peneliti tentang pemahaman perawat tentang penerapanRJPdipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur, pendidikan,

menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam Laporan Akhir/ Skripsi/ Tesis saya yang berjudul “Uji Penambahan Jintan Hitam

Intisari— Aplikasi Augmented reality untuk media promosi rumah pada alang-alang construction berbasis android, dirancang sebagai media penunjang promosi rumah untuk lebih