26 A. Waktu dan Tempat Penelitian
Data-data yang akan digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder adalah sumber data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan tahunan yang di publikasikan setiap tahun pada periode tahun 2010-2013. Data didapat dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperole dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id, Indonesian Capital Market Directory (ICMD).
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausalitas. Metode penelitian kausalitas adalah penelitian yang menjelaskan pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen yaitu pengaruh kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage terhadap manajemen laba riil.
C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun membenarkan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
1. Manajemen Laba Riil
Manajemen laba riil dapat didefinisikan kegiatan manajemen laba melalui manipulasi aktivitas riil merupakan kegiatan yang berangkat dari praktik operasional yang normal, yang dimotivasi oleh manajer yang berkeinginan untuk menyesatkan beberapa stakeholder untuk percaya bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dipenuhi dalam operasi normal. Kegiatan manipulasi aktivitas riil sebenarnya tidak memberikan kontribusi untuk nilai perusahaan walaupun mungkin tujuan para manajer tercapai dalam penentuan target laba yang mereka harapkan. Tindakan manajemen laba diukur dengan nilai arus kas abnormal dan biaya produksi abnormal, penelitian ini menggunakan model yang digunakan dalam penelitian Roychowdhury (2006) yaitu :
a) Tingkat arus kas operasi abnormal
Arus kas operasi abnormal merupakan nilai absolut dari CFO actual dikurangi tingkat CFO normal yang dihitung dari koefisien model regresi.
b) Tingkat biaya produksi abnormal.
Biaya produksi ditentukan dari total COGS ditambah perubahan dari persediaan selama tahun berjalan.
Biaya produksi abnormal merupakan nilai absolut dari biaya produksi actual dikurangi tingkat biaya produksi normal yang dihitung dari koefisien model regresi.
Di mana :
CFOit : Arus kas operasi perusahaan i pada tahun t
PRODit : Biaya produksi perusahaan i pada tahun t, ditentukan dengan COGSit + Δ INVit
Salesit : Penjualan bersih perusahaan i pada tahun t
Δ Salesi t-1 : Pertumbuhan penjualan bersih perusahaan i dari tahun t-2 ke t-1
Δ Salesi t : Pertumbuhan penjualan bersih perusahaan i dari tahun t-1 ke t
Assetsi,t-1 : Total asset perusahaan i pada tahun t-1
2. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak institusi. Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan pihak manajemen melalui proses monitoring secara efektif sehingga dapat mengurangi manajemen laba. Persentase saham tertentu yang dimiliki oleh institusi dapat mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak manajemen (Boediono, 2005). Indikator yang digunakan untk mengukur kepemilikan institusional adalah dengan skala rasio melalui jumlah saham yang
dimiliki oleh investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahaan (Guna dan Herawaty,2010).
3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, Penjualan dan kapitalisasi pasar (Sudardmadji dan Sularto 2007). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan hasil logaritma natural dari (kapitalisasi pasar). Kapitalisasi pasar merupakan nilai sebuah perusahaan berdasarkan perhitungan harga pasar dikalikan dengan jumlah saham yamg beredar .
Ukuran perusahaan = Ln Total Asset
4. Leverage
Leverage adalah perbandingan antara total kewajiban dengan total aktiva perusahaan. Rasio ini menunjukan besarnya aktiva yang dimiliki perusahaan yang dibiayai hutang. Rasio Leverage menunjukan seberapa besar asset didanai dengan hutang. Persamaan yang digunakan untuk menghitung leverage adalah sebagai berikut ( Horne dan Wachowich,2009).
Tabel 3.1
Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
No Variabel Indikator Skala
1 Kepemilikan institusional (X1) Rasio 2 Leverage (X2) Rasio 3 Ukuran Persusahaan (X3) Ln Total Asset Rasio 4 Manajemen Laba
Riil (Y) Rasio
Sumber: Data diolah
D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Sugiyono (2010:115) : “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sampai penelitian ini berlangsung sebanyak 140 (seratus empat puluh) perusahaan selama periode 2010 sampai 2013, yaitu terdiri dari:
a. Sub sektor Semen (5 perusahaan)
b. Sub sektor Keramik Porselin dan Kaca (6 perusahaan) c. Sub sektor Logam dan Sejenisnya (16 perusahaan) d. Sub sektor Kimia (10 perusahaan)
f. Sub sektor Pakan Ternak (4 perusahaan)
g. Sub sektor Kayu dan Pengolahannya (2 Perusahaan) h. Sub sektor Pulp dan Kertas (7 perusahaan)
i. Sub sektor Mesin dan Alat Berat (1 perusahaan) j. Sub sektor Otomotif dan Komponen (12 perusahaan) k. Sub sektor Tekstil dan Garment (18 perusahaan) l. Sub sektor Alas Kaki (2 perusahaan)
m. Sub sektor Kabel (6 perusahaan) n. Sub sektor Elektronika (1 perusahaan)
o. Sub sektor Makanan dan Minuman (15 perusahaan) p. Sub sektor Rokok (4 perusahaan)
q. Sub sektor Farmasi (10 perusahaan)
r. Sub sektor Kosmetik dan Keperluan Rumah Tangga (4 perusahaan) s. Sub sektor Peralatan Rumah Tangga (4 perusahaan)
2. Sampling
Sampel adalah sebagian dari elemen populasi yang diteliti. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili populasi sebenarnya, dengan kata lain sampel harus representative. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan (Indriantoro dan Supomo, 2002:131).
Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
2. Laporan keuangan yang dipublikasikan harus bersifat audited dalam kurun waktu tahun 2010 sampai dengan tahun 2013
3. Data-data mengenai variabel penelitian yang akan diteliti tersedia lengkap dalam laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
4. Perusahaan yang tidak mengalami kerugian pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2013.
5. Perusahaan menyajikan laporan keuangan dalam mata uang rupiah. Tabel 3.2
Prosedur Pemilihan Sampel
Kriteria Jumlah
Perusahaan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI pada 2010 – 2013 140 Perusahaan yang tidak memiliki tanggal publiksi (17) Perusahaan memiliki laba negative selama tahun 2010- 2013 (60) Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangan (8) Perusahaan yang menyajikan laporan keuangan tidak dalam mata
uang rupiah pada tahun 2010 – 2013
(12)
Jumlah perusahaan sampel penelitian 43
Sumber: www.idx.co.id
Data hasil penyeleksian tersebut di atas maka diperoleh perusahaan sample pada periode tahun 2010 -2013, berikut daftar perusahaan sample penelitian tersebut.
Tabel 3.3
Daftar Perusahaan Sampel
No Kode Saham Nama Perusahaan
1 ADES Akasha Wira International Tbk Tbk
2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
4 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk
6 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk
7 ASII Astra International Tbk
8 AUTO Astra Otoparts Tbk
9 BATA Sepatu Bata Tbk
10 BRNA Berlina Tbk
11 BUDI Pt Budi Starch & Sweetener Tbk.
12 CEKA Pt Wilmar Cahaya Indonesia Tbk.
13 CPIN Charoen Pokphand Indonesia Tbk
14 DLTA Delta Djakarta Tbk
15 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk
16 EKAD Ekadharma International Tbk
17 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk
18 GGRM Gudang Garam Tbk
19 GJTL Gajah Tunggal Tbk
20 HMSP Hm Sampoerna Tbk
21 IGAR Champion Pacific Indonesia Tbk
22 IMAS Indomobil Sukses Internasional Tbk
23 INAI Indal Aluminium Industry Tbk
24 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
25 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
26 JPFA Japfa Comfeed Indonesia Tbk
27 JPRS Jaya Pari Steel Tbk
28 KAEF Kimia Farma (Persero) Tbk
29 KBLI Kmi Wire And Cable Tbk
30 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk
33 KICI Kedaung Indah Can Tbk
31 KLBF Kalbe Farma Tbk
32 LION Lion Metal Works Tbk
33 LMPI Langgeng Makmur Industri Tbk
34 LMSH Lionmesh Prima Tbk
35 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk
36 MAIN Malindo Feedmill Tbk
37 MERK Merck Tbk
38 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk
39 MRAT Mustika Ratu Tbk
40 MYOR Mayora Indah Tbk
41 SMCB Holcim Indonesia Tbk
42 SMGR Semen Indonesia (Persero) Tbk
43 SMSM Selamat Sempurna Tbk
E. Teknik Pengumpulan Data
Pada suatu penelitian, metode pengumpulan data menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian dan mempunyai tujuan yaitu mengungkapkan fakta variabel yang diteliti. Hal ini dikarenakan dengan pemilihan metode yang tepat akan dapat diperoleh data yang akurat, sehingga tujuan dilaksanakannya penelitian akan tercapai.
Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain, tidak langsung dari subyek penelitiannya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kepustakaan yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencatat data dari laporan-laporan, catatan dan arsip-arsip yang ada di beberapa sumber.
Pada penelitian ini sumber yang digunakan yaitu buku-buku literature, perpustakaan, jurnal ilmiah, internet, dan sumber-sumber lain yang relevan dengan data yang dibutuhkan. Data yang terdapat pada penelitian ini diperoleh dari BEI tahun 2010sampai dengan 2013.
F. Metode Analisis
Untuk menganalisis data yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan teknik analisis sebagai berikut:
1. Penelitian Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi tentang suatu data yang dilihat melalui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum range, kurtosis, dan skewness. Skewness
mengukur kemencengan dari data dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data yang terdistribusi secara normal mempunyai nilai skewness dan kurtosis mendekati nol (Ghozali, 2009).
2. Uji Asumsi Klasik
Analisis asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk menghasilkan keputusan adalah melalui uji F dan uji t tidak boleh bias dengan melakukan uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas bertujuan untuk menguji apakah model statistik variabel-variabel penelitian mempunyai distribusi normal atau tidak normal. Untuk menguji normalitas data digunakan uji kolmogorov–smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%. b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi dapat dikatakan baik jika variabel-variabel independennya tidak saling berkorelasi. Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat Varian Inflation Factor (VIF) dan tolerance value (nilai toleransi) diantara variabel independen. Jika nilai VIF < 10 atau nilai tolerance > 0.10, maka tidak terjadi multikolinieritas. Tolerance yaitu mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model yang homoskedastisitas atau model yang tidak terjadi heteroskedastisitas, dengan dasar analisis: 1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi. Salah satu cara untuk mengetahui ada atau tidak nya autokorelasi adalah dengan uji Durbin-Watson (DW).
3. Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Uji Koefision Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R²) digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh variabel independent terhadap perubahan variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel independennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model. Apabila R² sama dengan 0, maka tidak ada sedikitpun persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau dapat dijelaskan bahwa variabel independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan variasi variabel dependen. Sebaliknya jika R² sama dengan 1 maka persentase pengaruh yang diberikan variabel independen terhadap variabel dependen adalah sempurna atau 100%.
b) Uji F (simultan)
Uji F digunakan untuk menguji besarnya pengaruh dari seluruh variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen. Tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5% dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom
(n-k) dan (k-1), dimana n adalah jumlah observasi dan ((n-k) adalah jumlah variabel. Pembuktiannya dilakukan dengan cara membandingkan tingkat signifikan pada nilai Fhitung dengan nilai Ftabel dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika Fhitung > dari Ftabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
2) Jika Fhitung < dari Ftabel, berarti Ha ditolak dan Ho diterima.
Tujuannya adalah untuk membuktikan apakah semua variabel independen (X1, X2 dan X3) berpengaruh terhadap variabel
dependen (Y). c) Uji t (parsial)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independennya. Tingkat signifikan yang digunakan adalah sebesar 5%, dengan level of confidence 95% (α = 0.05) dan degree of freedom (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah variabel. Uji ini dilakukan dengan membandingkan tingkat signifikan nilai thitung dengan nilai ttabel
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Jika thitung > dari ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini
berarti ada pengaruh persamaan tingkat profitabilitas, risiko keuangan dan nilai perusahaan terhadap praktik perataan laba. 2) Jika thitung < dari ttabel, berarti Ha ditolak dan Ho diterima, hal ini
berarti tidak ada pengaruh antara tingkat profitabilitas, risiko keuangan dan nilai perusahaan terhadap praktik perataan laba.
4. Analisis Statistik
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan Leverage terhadap Manajemen Laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Perhitungan analisis regresi linear berganda dapat diformulasikan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 e
Dimana:
Y = Manajemen Laba
Α = Konstanta
β1, β2, β3 = Koefisien Regresi Variabel X1 X2 dan X3
X1 = Kepemilikan Institusional
X2 = Ukuran Perusahaan
X3 = Leverage