• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM. secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

4.1 Gambaran Umum TVRI 4.1.1 Sejarah TVRI

TVRI resmi berdiri pada tanggal 24 Agustus 1962 dan beberapa kali mengalami perubahan status hukum institusinya sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi pemerintahan. Hal ini dikarenakan TVRI merupakan media massa elektronik yang sepenuhnya milik pemerintah. TVRI mengudara pertama kali pada saat pembukaan Asian Games IV yang dilakukan oleh Presiden Soekarno di Senayan. Pada saat itu, TVRI merupakan bagian dari biro radio dan televisi – Organic Comitte Asian Games IV yang artinya bahwa status hukum TVRI pada waktu itu berada pada naungan OC Asian Games IV dan buka di bawah Departemen Penerangan. Berakhirnya Asian Games IV tahun 1962 membuat TVRI mengalami stagnasi, akan tetapi setelah itu TVRI mengudara secara tetap dimulai tanggal 12 November 1962.

TVRI untuk pertama kali menayangkan siaran iklan pada tanggal 1 Maret 1963, kemudian status hukum institusi pun ditetapkan melalui keputusan Presiden Republik Indonesia No. 215 th 1963 sebagai Yayasan Republik Indonesia. Sejak saat itu TVRI menyelenggarakan siarannya mengandalkan pembiayaan dari subsidi pemerintah, iuran wajib dari pemilik pesawat penerima televisi dan hasil-hasil pendapatan dari kegiatan lain. Pendapatan dari iuran televisi dan dana siaran iklan ditetapkan dengan Keppres No.218 th 1963. Status hukum sebagai yayasan Republik Indonesia berlangsung sampai tahun 1975. TVRI sebagai yayasan Republik Indonesia bekerja berdasarkan prinsip-prinsip penyiaran yang bebas dan

(2)

mandiri, dalam hal ini TVRI menyelenggarakan siarannya secara netral dan mandiri karena tidak ada pihak yang mencampuri pengelolaan manajemen dan kebijakan siaran kecuali pimpinan umum dan direksi. Status TVRI mulai dirubah lagi melalui Menteri Penerangan, saat itu TVRI memiliki status hukum ganda yaitu sebagi yayasan dan Unit Pelaksana Teknis Departemen Penerangan sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Penerangan No.55 th 1984.

Periode 1975 sampai 1999, TVRI yang saat itu menyandang status ganda sulit berkembang menjadi media massa yang netral dan mandiri seperti azas sebuah media massa. TVRI cenderung memihak pada kepentingan penguasa daripada kepentingan publik. Monoloyalitas dan mentalitas budaya kerja pengelolanya selama periode tersebut diatur dalam pola kerja status ganda sehingga menyulitkan TVRI untuk berkembang wajar sebagai sebuah media massa. Selama kurun waktu itu pula TVRI diberikan anggaran dana yang telah diatur dari beberapa sumber mata anggaran yang dapat digunakan dengan leluasa. Dana yang digunakan dalam periode ini berasal dari anggaran APBN dan usaha jasa lainnya dapat dinikmati penuh oleh TVRI.

Memasuki era reformasi Departemen Penerangan dilikuidasi dan bersamaan dengan itu terjadi pula kemandulan UU No.24 tahun 1997 yang mengatur mengenai Undang-Undang penyiaran. Hal ini juga berpengaruh terhadap status hukum TVRI, akibatnya satus hukum TVRI mengambang dan berpengaruh juga pada para pejabat dan pegawai serta unit pelaksana teknis TVRI. Titik terang mulai ada setelah keluar Peraturan Pemerintah No.36 tahun 2000 tentang pendirian perusahaan jawatan TVRI. TVRI dengan PP ini memperoleh kejelasan status hukum yakni sebagai perusahaan jawatan yang

(3)

menyelenggarakan kegiatan penyiaran televisi sesuai dengan prinsip-prinsip televisi publik, yaitu independen, netral, dan mandiri. Program siarannya senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat serta tidak semata-mata mencari keuntungan, dan menyelenggarakan kegiatan usaha jasa penyiaran publik dalam bidang informasi, pendidikan, dan hiburan serta usaha-usaha terkait lainya yang dilakukan dengan standar kualitas yang tinggi. Berdasarkan PP No. 9 th 2002 Perjan TVRI beralih menjadi PT, hal ini menguntungkan karena TVRI menjadi leluasa untuk mengembangkan kreativitasnya secara netral dan mandiri dalam bidang program siaran dan manajemen anggarannya.

Perkembangan terbaru berdasarkan UU No.32 Th 2002 tentang penyiaran, status hukum TVRI menjadi lembaga penyiaran publik begitu pula RRI. TVRI menjadi lembaga penyiaran publik diharapkan dapat menyuarakan informasi dan hiburan yang dibutuhkan oleh pemirsa tidak hanya semata-mata yang diinginkan oleh pemirsa.

4.1.2 TVRI Sebagai Televisi Publik

Setelah keluar UU No 32. Th 2002 tentang penyiaran, status TVRI pun sudah menjadi televisi publik. Sebagai televisi publik, visi dari TVRI adalah terwujudnya TVRI sebagai media pilihan Bangsa Indonesia dalam rangka turut mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memperkuat kesatuan nasional. Sedangkan misi dari TVRI antara lain adalah :

1. Mengembangkan TVRI menjadi media perekat sosial untuk persatuan dan kesatuan bangsa sekaligus media kontrol sosial yang dinamis.

(4)

2. Mengembangkan TVRI menjadi pusat layanan informasi dan edukasi yang utama.

3. Memberdayakan TVRI menjadi pusat pembelajaran bangsa serta menyajikan hiburan yang sehat dengan mengoptimalkan potensi dan kebudayaan daerah serta memperhatikan komunitas terabaikan.

4. Memberdayakan TVRI menjadi media untuk membangun citra Bangsa dan Negara Indonesia di dunia internasional.

Sebagai televisi publik TVRI memiliki nilai dasar dan identitas yang membedakan dengan televisi lainnya. Nilai dasar yang dianut TVRI untuk menjalankan tugasnya sebagai televisi publik adalah: pengawal kepentingan publik, independen, netral, dan tidak komersial (lebih mengutamakan peningkatan pelayanan kepada masyarakat). Sedangkan identias TVRI sebagi televisi publik adalah sebagai saluran keberagaman dan pemersatu bangsa dan TVRI wajib mengembangkan kebhinekaan program siaran dan aneka pelayanan yang dapat dan mudah diakses oleh masyarakat.

TVRI sebagai televisi publik memiliki muatan siaran yang mementingkan kebutuhan publik akan informasi dan hiburan. Muatan siaran TVRI antara lain: 1. Isi siaran TVRI dibagi menjadi tiga, yaitu pendidikan, kebudayaan, dan

kebangsaan.

2. TVRI mendukung nilai-nilai publik, struktur sosial masyarakat demokratis serta hak asasi manusia.

3. TVRI berperan sebagai kekuatan dalam mencitrakan keunggulan dan kekayaan Negara dan Bangsa Indonesia.

(5)

4. TVRI berperan sebagai referensi bagi publik dalam mengantisipasi perubahan yang sangat cepat serta menjadi faktor perekat sosial dan integrasi individu, keluarga, dan masyarakat.

4.1.3 Profil TVRI Stasiun Jawa Barat dan Banten

TVRI stasiun Jawa Barat dan Banten mulai melakukan operasional penyiaran secara resmi pada tanggal 11 Maret 1987. TVRI stasiun Jawa Barat dan Banten menjadi tumpuan keinginan masyarakat Jawa Barat sebagai media yang menyebarluaskan seni dan budaya Jawa Barat secara lanjut dan berkesinambungan. Oleh karena itu, program acara dibuat agar dapat menampung keinginan masyarakat dan dapat menikmatinya dengan baik.

TVRI stasiun Jawa Barat didukung oleh 17 satuan transmisi yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Banten, yaitu:

1. Transmisi Bandung 10. Transmisi Gn.Walat 2. Transmisi Panyandakan 11. Transmisi Kuningan 3. Transmisi Gn. Nagrak 12. Transmisi Ciamis 4. Transmisi Gn. Malang 13. Transmisi

Puncak Surangga 5. Transmisi Cikuray 14. Transmisi Pasir Koja 6. Transmisi Cirebon 15. Transmisi Bayah 7. Transmisi Bukit Nyampai 16. Transmisi Gn Tela 8. Transmisi Pasir Sumbul 17. Transmisi Pandeglang 9. Transmisi Pasir Pogor

(6)

Peralatan yang dimiliki oleh stasiun TVRI Jawa Barat dan Banten pun telah memenuhi standar penyiaran dengan studio penyiaran dan Out Broadcasting Van (OB Van). Produksi acara siaran TVRI Jawa Barat dan Banten terdiri dari program informasi, pendidikan, budaya, agama, dan hiburan. TVRI stasiun Jawa Barat menawarkan program yang melestarikan budaya dan kearifan lokal di sekitar Jawa Barat, bahkan untuk mendukung kearifan lokal pun TVRI Jawa Barat dan Banten menghadirkan program berita yang menggunakan bahasa sunda. Hal ini dilakukan TVRI untuk melestarikan budaya dan memotret keadaan lingkungan yang tidak terjamah oleh stasiun tv swasta nasional maupun lokal yang bagi mereka tidak memiliki daya jual yang tinggi. TVRI Jawa Barat dan Banten hadir sebagai stasiun televisi yang berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi maupun hiburan bukan semata-mata apa yang diinginkan masyarakat dan memiliki daya jual yang tinggi.

TVRI Jawa Barat dan Banten sebagai Lembaga Penyiaran Publik mengutamakan siaran-siaran yang sifatnya “Pro-Publik”, artinya TVRI Jawa Barat dan Banten berkewajiban memberikan pelayanan informasi, pendidikan, hiburan yang sehat, kontrol dan perekat sosial serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat dengan program siaran yang berorientasi pada kepentingan masyarakat/publik yang sejalan dengan kebijakan visi dan misi instansi, Departemen, dan lembaga yang ada di lingkungan pemerintahan Propinsi maupun Kabupaten Jawa Barat.

TVRI Jawa Barat dan Banten menayangkan program acara yang menjangkau seluruh masyarakat Jawa Barat mulai dari laki-laki dan perempuan di segala usia. Tayangan-tayangan yang disajikan TVRI dapat dinikmati oleh segala

(7)

usia mulai dari anak-anak sampai dewasa. Akan tetapi seiring dengan banyaknya televisi bermunculan peminat program yang ditayangkan TVRI Jawa Barat dan Banten lebih banyak berasal dari usia dewasa, kalangan aktivis, dan pecinta budaya. Program acara yang disajikan TVRI Jawa Barat dan Banten terbagi menjadi dua, yaitu news dan non-news dengan porsi yang sama yaitu 50% untuk kedua jenis acara tersebut. Untuk jenis program news dibagi lagi menjadi straight news dan current affair sedangkan untuk non news memiliki banyak bagian seperti drama, musik, dokumenter, dan lain-lain.

Straight news dikemas sama seperti siaran berita lainnya, akan tetapi muatan informasi dalam jenis program current affair dapat dikemas lebih menarik, seperti talkshow dan dialog. Untuk program non-news TVRI Jawa Barat dan Banten mengedepankan mengenai program yang mengandung kearifan lokal sunda dan budaya-budaya sunda. Program yang mengedepankan budaya Sunda diharapkan dapat menjadi wadah bagi seniman Sunda mengeksperikan hasil budaya sekaligus melestarikan budaya Sunda serta mengenalkan dan mendekatkan budaya Sunda pada masyarakat Sunda. Selain itu TVRI Jawa Barat dan Banten tidak lupa menayangkan program agama terutama agama islam, hal ini karena mayoritas penduduk Jawa Barat beragama islam serta tayangan anak-anak yang mendidik baik formal maupun moral yang dikemas dengan format yang dapat diterima dan diminati usia anak-anak. TVRI Jawa Barat dan Banten juga menayangkan mengenai informasi kebijakan Pemerintah Daerah sehingga masyarakat mengetahui peraturan-peraturan daerah yang dinikmati oleh masyarakat Jawa Barat, biasanya program ini dikemas menarik seperti tayangan talkshow. Setiap harinya TVRI Jawa Barat dan Banten mulai menayangkan

(8)

programnya pukul 15.00WIB sampai pukul 19.00 WIB dan dalam waktu tertentu ditayangkan sampai pukul 21.00 WIB. Sedangkan TVRI nasional ditayangkan mulai pukul 04.00 WIB sampai pukul 15.00 WIB, kemudian dari pukul 15.00 WIB sampai selesai TVRI nasional memberikan waktu untuk TVRI daerah menayangkan program-program daerahnya masing-masing

TVRI Jawa Barat dan Banten memiliki pola acara sebagai panduan program-program yang akan ditayangkan. Pola acara ini dibuat dua sampai tiga bulan sekali, dan program yang ditayangkan pun dapat berbeda-beda tergantung dari dana yang diberikan oleh pemerintah.

4.1.4 Permasalahan TVRI Sebagai Televisi Publik

Sebagai televisi publik yang mengedepankan siaran informatif dan edukatif, masih ada permasalahan yang dihadapi oleh TVRI khususnya TVRI Jawa Barat dan Banten. TVRI Jawa Barat dan Banten mengalami masalah utama pada kendala dana. Dana TVRI hanya berasal dari Pemerintah, karena tidak diperbolehkan mengambil keuntungan dari iklan komersial. TVRI tidak boleh menampilkan iklan komersil untuk mendapatkan dana, mereka diberi kelonggaran untuk menampilkan iklan dan itu bersifat layanan masyarakat. Dana yang diberikan pemerintah tidak hanya digunakan untuk memproduksi program, akan tetapi untuk gaji karyawan, dan juga untuk dana operasional. Kendala yang dialami karena banyaknya karyawan yang ada di TVRI dan berstatus pegawai negri, jadi mereka digaji berdasarkan golongan pegawai negri mereka bukan berdasarkan pekerjaan yang mereka lakukan dan karena banyaknya karyawan, dana operasional untuk program pun menjadi berkurang. Dengan dana yang

(9)

minim, tim kreatif TVRI berusaha sedemikian mungkin agar hasil yang didapat maksimal, mengedepankan informasi, pendidikan, kebudayaan dan tetap menghibur.

Permasalahan kepopuleran juga menjadi masalah yang diperhatikan, kepopuleran TVRI kalah dibandingkan televisi swasta karena dirasa kuno dan ketinggalan jaman. Meskipun begitu, mereka tetap optimis untuk menayangkan program yang berkualitas dan sebagai wadah generasi muda untuk menunagkan bakat baik di bidang seni budaya lokal maupun kontemporer. Hal ini dikarenakan TVRI berfungsi sebagai wadah untuk menampung mereka yang ingin mempertunjukan kebolehan seni baik seni Sunda maupun kontemporer yang tidak dapat dilakukan televisi swasta karena kegiatan ini tidak menghasilkan keuntungan.

Televisi publik di negara lain seperti Malaysia dan Australia dapat berkembang karena mendapat dukungan penuh dari pemerintah dan masyarakat. Mereka dapat berhasil juga karena masalah penayangan stasiun televisi swasta, di Negara lain penayangan televisi swasta tidak disiarkan secara nasional akan tetapi per Negara bagian. Hal ini lah yang menjadi salah satu kendala penyiaran televisi publik di Indonesia. Penayangan televisi swasta di Indonesia disiarkan secara nasional sehingga peluang televisi publik mendapatkan perhatian penonton menjadi kecil. Masyarakat Indonesia masih menonton apa yang mereka inginkan tanpa tahu apa yang sebenarnya mereka butuhkan. Inilah gambaran umum permasalahan yang dihadapi dan dirasakan oleh karyawan TVRI yang dapat menghambat eksistensi televisi publik di dunia pertelevisian.

(10)

4.2 Gambaran Umum Penonton 4.2.1 Karakteristik Penonton

Karakteristik responden yang akan dilihat pada penelitian kali ini adalah jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan pilihan stasiun televisi. Tabel 1 memperlihatkan persentase penonton berdasarkan karakteristiknya.

Tabel 1. Persentase Karakteristik Penonton TVRI dan Televisi Swasta No Karakteristik Penonton Persentase

TVRI Swasta 1 Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan 52.0 48.0 44.0 56.0 2. Usia : 1. 20 tahun - 30 tahun 2. 30 tahun - 40 tahun 3. > 40 tahun 20 .0 72 .0 8.0 60.0 16.0 24.0 3. Tingkat Pendidikan : 1. SMA 2. D3 3. S1 44.0 0.0 56.0 8.0 16.0 76.0 4 Status Pekerjaan: 1. Bekerja 2. Tidak Bekerja 88.0 22.0 40.0 60.0

4.3 Perilaku Penggunaan Media Massa

Media massa baik cetak maupun elektronik dibutuhkan dan digunakan oleh responden baik untuk mencari informasi maupun sekedar mencari hiburan melepas lelah dari kegiatan sehari-hari. Hampir semua responden memiliki media

(11)

elektronik seperti televisi dan menggunakan media cetak dalam kehidupan sehari-hari. .

Sebanyak 100 % responden menggunakan media massa dalam kehidupan sehari-hari.Tidak hanya media elektornik seperti televisi yang mereka gunakan akan tetapi media cetak juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari baik untuk mencari informasi maupun hiburan. Media elektronik seperti televisi merupakan media utama yang digunakan responden, akan tetapi tidak hanya televisi satu-satunya media yang digunakan oleh responden. Pilihan media massa yang digunakan responden dalam penelitian adalah televisi, internet, radio, koran., dan majalah. Pilihan media massa yang digunakan oleh responden dapat dilihat melalui Tabel 2.

Tabel 2. Persentase Pilihan Media Massa yang Digunakan Penonton Media Massa yang Digunakan Persentase (%)

Internet 2.0

Radio, majalah, internet 2.0

Televisi 28.0

Televisi, internet 12.0

Televisi, koran 22.0

Televisi, koran, internet 18.0

Televisi, majalah 2.0

Televisi, majalah, koran, internet 4.0

Televisi, radio, koran 4.0

Televisi, radio, koran, internet 2.0 Televisi, radio, majalah, internet 2.0

Televisi, radio, majalah, Koran 2.0

(12)

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa pilihan media massa yang paling banyak digunakan oleh responden adalah televisi. Sebanyak 28 % responden hanya menggunakan televisi saja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, selain itu dapat dilihat pada tabel bahwa walupun responden menggunakan media massa lain selain televisi akan tetapi responden tetap menggunakan televisi sebagai kombinasi media massa lain. Televisi banyak dipilih karena hampir semua responden memiliki televisi dan merupakan media yang paling lengkap secara audio dan visual sehingga banyak diminati oleh responden. Terlepas dari televisi menjadi media massa yang paling banyak digunakan tidak menutup kemungkinan media massa lain yang digunakan oleh responden, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2. Banyak juga responden yang menggunakan koran di samping mereka juga menggunakan televisi dalam kebutuhan sehari-hari yaitu sebanyak 22 %. Hal ini menunjukkan bahwa responden masih membutuhkan media massa lain selain televisi dalam kebutuhan sehari-hari.

Gambar

Tabel 1. Persentase Karakteristik Penonton TVRI dan Televisi Swasta

Referensi

Dokumen terkait

Sekretaris Badan Kepegawaian dan Diklat Daerah mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan serta pelayanan

PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya, maka dalam hal ini, Penulis hanya menguraikan fungsi- fungsi bidang pekerjaan dimana Penulis ditempatkan selama

Batas wilayah Kabupaten Sleman, sebelah timur ada Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten

Uraian Pekerjaan PPOPT dan Sub Unit Pelayanan Perlindungan Laboratorium Kimia Agro di Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk, Kantor Cabang Buah Batu Bandung merupakan salah satu unit perbankan yang berusaha memberikan pelayanan yang baik dalam

Daerah atau provinsi yang memiliki sumbangan paling besar terhadap jumlah penduduk miskin nasioal adalah provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan

57 PEMDA Surakarta atau pegawai yang perusahaan sudah melakukan perjanjian dengan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten,Tbk. Disamping itu

Program ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu sepuluh tahun ( 2005 - 2015) dengan menyelenggarakan proses peningkatan kapasitas kelembagaan dinas di provinsi Banten, Jawa