• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten. Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya

Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya tidak terlepas dari gambaran umum PT. PLN (Persero) secara keseluruhan seperti yang tersaji berikut ini.

Sebagai dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia sejak Juli 1997, PT. PLN (persero) mengalami kesulitan keuangan yang cukup serius, dan untuk mengatasi masalah tersebut maka PT. PLN (persero) mengupayakan berbagai langkah srategis sejalan dengan kebijakan Restrukturisasi Sektor Ketenagalistrikan tanggal 25 Agustus 1998 yaitu restrukrurisasi korporat, restrukturisasi keuangan, dan nasionalisasi kontrak khusus (termasuk listrik swasta).

Restrukturisasi koporat meliputi pemisahan PT. PLN (Persero) ke dalam beberapa entitas baru dan memastikan bahwa entitas-entitas baru tersebut cukup layak dan berkelanjutan di masa yang akan datang yang mengharuskan PT. PLN (Persero) berubah dari company oriented menjadi organisasi yang berorientasi pada kebutuhan pelanggan (customer oriented).

Salah satu pelaksanaan restrukturisasi ini adalah terbentuknya PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat sebagai Strategic Business Unit (SBU) yang ditetapkan pada tanggal 20 Februari 2001, sehingga namanya pun berubahmenjadi

(2)

PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat atau PT. PLN (Persero) UBD Jawa Barat. Selanjutnya dalam rangka menyongsong era globalisasi akan dibentuk Holding Company Distribusi Jawa Barat sebagai anak perusahaan yang memiliki 2 (dua) SBU yang terpisah yaitu SBU Jaringan dan SBU Retail.

Restrukturisasi dalam bidang keuangan adalah meningkatkan kelayakan keuangan menjadi sangat sehat melalui strategi pemulihan kesehatan keuangan yang meliputi langkah-langkah peningkatan pendapatan dan penekanan biaya. Usaha ini mendapat dukungan dari Pemerintah dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tanggal 30 Juni 2001 tentang Harga Jual Tenaga Listrik yang disediakan oleh PT. PLN (Persero) dan dinyatakan dalam Tarif Dasar Listrik Tahun 2001 (TDL 2001).

Guna mempersiapkan diri dalam memasuki era globalisasi yamg sarat dengan persaingan dan ketidakpastian, PT. PLN (Persero) UBD Jawa Barat perlu merevisi ulang visi, misi, filosofi, sasaran, tujuan, strategi, kebijakan organisasi dan proses bisnis terkait sesuai dengan kebutuhan pelanggan yang bersifat dinamis dan kondisi lingkungan yang berubah. Kemudian melalui Surat Keputusan PT. PLN (Persero) No.120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya berubah menjadi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya hingga saat ini yang beralamat di Jalan Jaksa Naranata No. 01 Baleendah Kabupaten Bandung.

(3)

2.2 Sejarah Singkat PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terbentuk atas serangkaian upaya Pemerintah dalam menyediakan kebutuhan tenaga listrik kepada seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten terbentuk dalam tiga masa, yaitu :

2.2.1. Masa Penjajahan Belanda

Pada jaman penjajahan Belanda di Indonesia telah dikenal suatu badan atau perusahaan yang menyediakan tenaga listrik, baik milik Pemerintah, Daerah Otonomi (Gemente) maupun Swasta ataupun gabungan dari Pemerintah dan Swasta.

Pada tahun 1905 didirikan perusahaan listrik di Bandung dengan nama Bandoengsche Electricitiet Maatschappij atau BEM yang bertujuan membagun jaringan listrik di Bandung dan sekitarnya. Kemudian pada tahun 1919 BEM diganti menjadi Geemenschappelijke Electricitiet Bederiif Vor Bandoeng en Omsrteken atau G.E.B.E.O yang berkedudukan di Bandung dan merupakan badan usaha berbentuk perseroan terbatas.

2.2.2. Masa Penjajahan Jepang

Pada masa penjajahan Jepang tahun 1942 – 1945, pendistribusian tenagan listrik di Indonesia diusahakan oleh Djawa Djigyo Sha Bandoeng Shi Sha sedangkan unit pembangkitan dan penyaluran dilakukan oleh dua instansi yaitu Seibo Denki Djigyo She pada periode 1942-1943 dan Denki Kosha pada periode 1943-1945 dengan wilayah meliputi seluruh Jawa Barat.

(4)

2.2.3 Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan sampai Sekarang

Pada masa setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tanggal 27 Desember 1957 GEBEO diambil alih oleh Pemerintah RI yang dikukuhkan dengan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1959 tentang penentuan Perusahaan Listrik dan Gas Milik Belanda, yang dikenakan Nasionalisasi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 19 Tahun 1960 tentang PLN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 76 Tahun 1961 dibentuk Badan Pimpinan Umum Perusahaan Listrik Negara (BPU-PLN) sebagai wadah kesatuan PLN Eksploitasi XI sebagai badan kesatuan BPU-PLN di Jawa Barat kecuali DKI Jaya dan Tanggerang.

2.2.4. Sejarah Singkat Lahirnya PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya.

Listrik mulai masuk ke kota Majalaya pada tahun 1927 dengan mendapat pengisian dari Gardu Induk Rancaekek. Sekitar tahun 1960 mulai tumbuh industri tekstil di Majalaya, sehingga mengakibatkan pemakaian listrik pun ikut berkembang dengan cepat. Maka pada tahun 1964 dibentuklah Kantor PLN Ranting Majalaya yang membawahi Kantor Jaga Ciparay, Rancaekek dan Cicalengka.

PLN yang didirikan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1965, lalu Peraturan Pemerintah Tahun 1969 dan Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1970 maka statusnya ditegaskan menjadi Perusahaan Umum (PERUM), sebagaimana yang dimaksuk dalam pasal 2 ayat 2 UU No. 9 Tahun 1969 dengan nama “Listrik Negara”. Pada tahun 1972, pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972

(5)

tentang Perusahaan Umum Listrik Negara, kemudian mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No. 013/PRT/1975 tanggal 8 September 1975 tentang Organisasi dan tata kerja Perusahaan Umum Listrik Negara, maka PLN mengadakan reorganisasi menyangkut nama, tugas dan wilayah kerja daerah berdasarkan pengumuman PLN Eksploitasi XI No. 05/DIII/SEK/1975 tanggal 1 Juli 1975 PLN Eksploitasi XI diubah namanya menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi PLN Pusat No. 016/DIR/1975 tanggal 16 Juli 1975, PLN Ranting Majalaya ditingkatkan statusnya menjadi PLN Cabang kelas C. Daerah pengusahaan PLN Cabang Majalaya ini adalah wilayah eks PLN Ranting Majalaya ditambah dengan Kantor Jaga Banjaran, Soreang, Ciwidey, dan Pangalengan yang tadinya merupakan sebagian dari daerah pengusahaan PLN Cabang Bandung.

Dengan adanya Program Listrik Masuk Desa (LMD) yang dimulai tahun 1977, sehingga selama jangka waktu lima tahun sejak dibentuk PLN cabang telah terjadi kenaikan jumlah pelanggan hampir 3 kali lipat dan KWH Jual 2 kali lipat. Maka berdsarkan Surat Keputusan Direksi PLN Pusat No. 151/DIR/1979 tanggal 27 Desember 1979 PLN Cabang Majalaya ditingkatkan statusnya dari kelas C menjadi kelas B. kemudian dengan Surat Keputusan Direksi PLN Pusat No. 074/DIR/1982 tanggal 5 Desember 1982 telah memutuskan meningkatkan klasifikasi PLN Caban Majalaya dari kelas B ke kelas A.

Pada bulan Mei 1984 Kantor PLN Cabang Majalaya pindah dari kota Majalaya ke Baleendah. Hal ini sesuai dengan rencana Pemerintah Daerah

(6)

Kabupaten Bandung untuk memindahkan Ibu Kota Kabupaten dari wilayah Kota Madya Bandung ke Baleendah. Namun ternyata Ibu Kota Kabupaten Bandung tidak jadi di Baleendah dan Soreang menjadi pilihan Pemda untuk menjadi Ibu Kota Kabupaten, karena letaknya yang strategis maka kantor PLN Cabang Majalaya tetap di Baleendah.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI No. 23 tanggal 16 Juni 1994, maka bentuk Perusahaan Umum Listrik Negara Distribusi Jawa Barat Cabang Majalaya diubah menjadi perusahaan perseroan (Persero) dengan sebutan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Cabang Majalaya sejak tanggal 30 Juli 1994, sesuai dengan akte pendirian. Selanjutnya, Keputusan Direksi PT. PLN Persero No. 28.K/010/DIR/2001 tanggal 20 Februari 2001, PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat Cabang Majalaya diubah menjadi PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya.

Kemudian melalui Surat Keputusan PT. PLN (Persero) No. 120.K/010/DIR/2002 tanggal 27 Agustus 2002, PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya berubah menjadi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya hingga saat ini yang beralamat di Jalan jaksa Naranata No. 01 Baleendah Kabupaten Bandung.

(7)

2.3 Maksud dan Tujuan Berdirinya Perusahaan

Maksud didirikannya PLN adalah untuk mengusahakan penyediaan tenaga listrik dalam jumlah yang memadai dengan tujuan untuk :

1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan merata serta mendorong kegiatan ekonomi.

2. Mengusahakan keuntungan agar dapat membiayai pengembangan penyediaan listrik untuk melayani kebutuhan masyarakat.

3. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan tenaga listrik yang belum dapat dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi.

4. Penyediaaan tenaga listrik untuk kebutuhan masyarakat.

2.4 Landasan Hukum Ketenagalistrikan

Landasan Hukum yang mengatur Ketenagalistrikan diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2002 Pasal 2 dan Pasal 3, yaitu sebagai berikut :

Pasal 2 : Penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan menganut asas manfaat, efisien, berkeadilan, kebersamaan, optimasi ekonomis dalam pemanfaatan sumber daya, berkelanjutan, percaya dan mengandalkan pada kemampuan sendiri, keamanan dan keselamatan, serta kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Pasal 3 : Penyelenggaraan usaha ketenagalistrikan bertujuan untuk menjamin tersedianya tenaga listrik dalam jumlah cukup, kualitas

(8)

yang baik dan harga yang wajar untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan meerata serta mendorong peningkatan kegiatan ekonomi yang berkelanjutan.

2.5 Visi, Misi, Motto dan Filosogi PT. PLN (Persero) Distribusi awa Barat Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya

2.5.1. Visi

Diakui menjadi perusahaan kelas dunia yang tumbuh dan berkembang, ungguk dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.5.2 Misi

1. Melakukan bisnis kelistrikan dan bidang usaha terkait yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, karyawan dan pemegang saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

2.5.3. Motto.

Listrik untuk Kehidupan yang Lebih Baik “Electricity For a Better Life”. 2.5.4 Filosofi

Demi mewujudkan visi dan misi perusahaan maka landasan filosofi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalan “Mempunyai komitmen yang

(9)

tinggi terhadap kepentingan para pelanggan dengan menjadi sumber daya manusia (SDM) sebagai sumber daya penting bagi perusahaan”.

2.6 Stuktur Organisasi Perusahaaan dan Deskripsi Jabatan

Stuktur organisasi dan deskripsi jabatan dari PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya adalah sebagai berikut:

2.6.1. Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya

Setiap Organisasi memiliki struktur yang berbeda sesuai dengan karakteristik masing-masing organisasi tersebut. Dengan adanya struktur organisasi, maka setiap anggota organisasi akan mengetahui dimana posisinya dalam organisasi sehingga mereka dapat melakukan aktivitasnya sesuai dengan tugas, kedudukan, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing.

Struktur organisasi harus dapat menunjukkan garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas dan pemisahan fungsi-fungsi operasionalnya, sehingga memungkinkan tidak terjadinya overlapping dari fungsi masing-masing bagian. Struktur organisasi yang digunakan oleh PLN adalah bentuk susunan organisasi garis, staf dan fungsional dimana pimpinan memiliki tanggung jawab yang penuh terhadap keputusan yang dikeluarkan dan bawahan harus mematuhi dan menjalankan sesuai dengan prosedur.

(10)

2.6.2. Deskripsi Jabatan

Mengingat cukup banyaknya fungsi, tugas serta wewenang pada masing-masing bidang pekerjaan yang terdapat pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Majalaya, maka dalam hal ini, Penulis hanya menguraikan fungsi-fungsi bidang pekerjaan dimana Penulis ditempatkan selama Kerja Praktek. Untuk memperjelas fungsi-fungsi yang ada dalam perusahaan, uraian tuga tersebut adalah sebagai berikut :

1. Asisten Manajer Keuangan dan Sumber Daya Manusia

a. Fungsi utama dari Asisten Manajer Keuangan dan Sumber Daya Manusia adalah mengelola fungsi keuangan, fungsi sumber daya manusia, fungsi administrasi, hukum dan komunikasi, logistik, bekerjasama dengan ahli madya/muda dan fungsi terkait di APJ untuk memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerjanya.

b. Mengkoordinasikan penyediaan likuiditas operasional unit garis depan, rekonsiliasi penerimaan pembayaran rekening listrik bank PLN, pengembangan autodebet, apresiasi dan promosi pegawai, program kehumasan, pengembangan unit garis depan baru dan lain-lain. Bersama Asisiten Manajer Niaga, Asisten Manajer Perencanaan, asisten Distribusi dan unit garis depan yang bersangkutan.

1). Fungsi Akuntansi

(11)

b. Membagi tugas kepada bawahan di seksi akuntansi dalam rangka pelaksanaan kerja.

c. Mengklasifikasikan data-data transaksi untuk pembuatan kode perkiraan sesuai dengan fungsinya.

d. Memeriksa pencantuman kode perkiraan pada masing-masing bukti pembayaran / penerimaan untuk kebenarannya.

e. Memeriksa buku jurnal dan buku besar guna kecocokan pencatatannya. f. Memeriksa realisasi pembayaran atas Surat Kuasa Kerja untuk penilaian

mutasi aktiva tetap, dan Pekerjaan Dalam Pelaksanaan (PDP).

g. Memeriksa formulir Tata Usaha Gudang guna pencocokan dengan kartu persediaan.

h. Memonitor pembuatan laporan-laporan di bidan akuntansi untuk ketepatan penjadwalannya.

i. Memeriksa laporan-laporan di bidang akuntansi baik rutin maupun berkala untuk kebenaran pembuatannya.

j. Membuat laporan berkala sesuai dengan tugasnya.

k. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan yang sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawab pokoknya.

2). Terampil Utama Akuntansi Persediaan.

a. Entry data mutasi persediaan material ke SAP.

b. Verifikasi Aktiva Lancar seperti monitoring semua saldo akun persediaan material.

(12)

c. Verifikasi Hutang Lancar seperti monitoring saldo per debitur hutang usaha barang.

d. Pembuatan Laporan HAR I (Persediaan Material).

e. Monitoring perputaran material (ITO/Inventory Turn Over) antara target dan realisasi.

f. Melakukan inventarisasi fisik material dengan tim.

g. Pembuatan laporan keuangan seperti buku besar, penjelas dan lampiran akuntansi material.

2. Asisten Manajer Niaga

Fungsi Utama dari Asisten Manajer Niaga adalah memfasilitasi unit garis depan dalam memaksimalkan kinerja melalui Fungsi Administrasi Niaga, sistem pelayanan dan sistem pemasaran.

1) Fungsi Administrasi Niaga

a. Membuat Laporan yang benar (rekonsiliasi dengan Fungsi Keuangan dan Akuntansi Area Pelayanan dan Jaringan/Unit yang bersangkutan)

b. menyampaikannya ke Kantor Distribusi antara lain Laporan Penjualan Listrik (TUL III-07), Koreksi dan Penjualan Tenaga Listrik (TUL III-09), Neraca KWH (12 RB), Saldo Piutang (TUL IV-06), Pendapatan lain-lain, c. mengelola tagihan tertentu yang terpusat antara lain rekening TNI,

(13)

2.7 Aspek Kegiatan PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya

PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten adalah satuan administrasi yang tidak memiliki fasilitas pembangkitan dan transmisi. Unit ini membeli energi listrik dari unit PLN Pembangkitan yang diterima di outgoing Gardu Induk (GI), termasuk unit dibawahnya yaitu PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya.

Aspek kegiatan usaha PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya seperti yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah No. 17 tanggal 28 Mei 1998 Pasal 5 Ayat 1 dan 2 yaitu :

1. Menyediakan tenaga listrik meliputi pembangunan, sarana kelistrikan, pembangkitan tranmisi serta distribusi bagi kepentingan umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip akuntansi.

2. Pengusahaan tenaga listrik

3. Pemanfaatan dan pengembangan bidang tenaga listrik

4. Pelaksanaan penyediaan dan pengelolaan tenaga listrik sesuai dengan tugas berdasarkan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan lapangan usaha PT. PLN (Persero) Area Pelayanan dan Jaringan Majalaya berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 17 tanggal 28 Mei 1998 Pasal 6 adalah sebagai berikut :

(14)

1. Dengan mengindahkan prinsip ekonomi dan terjaminnya keselamatan kekayaan negara, PT. PLN (Persero) menyediakan tenaga listrik meliputi kegiatan pembangkitan, transmisi, dan pembangunan tenaga listrik.

2. Dalam penyelenggaraan usaha sebagaimana dimaksud Dinas PT. PLN (Persero) melakukan perencanaan dan pembangunan tenaga listrik.

3. Dengan persetujuan Menteri Pertambangan dan Energi, PT. PLN (Persero) diberi wewenang usaha untuk menunjang penyediaan tenaga listrik.

Di dalam mengusahakan tenaga listrik, PT. PLN (Persero) mempunyai 3 sasaran, yaitu sebagai berikut :

1. Meningkatkan jumlah Pelanggan 2. Meningkatkan daya terpasang

3. Meningkatkan jumlah penjualan KWH (satuan tenaga listrik) kepada pelanggan.

Referensi

Dokumen terkait

Dari pada jenengan mikir dunia yang tidak ada habisnya lebih baik kulo panjenengan sedoyo banyak membaca istigfar karena didalam membaca istighfar kita akan lebih dekat

identifikasi sumber daya untuk memenuhi kebutuhan yang dilakukan pada SMA N 5 Bandar Lampung, (3) identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna untuk membuat

So when a client sends data to the server, the server spawns a child process and a new port for that “connection.” Then the next time the client receives data from the server it

Terhadap guru yang belum memiliki sertifikat pendidik dimaksud, Pemerintah melalui kerjasama antara Kemendikbud, Kemenristek Dikti dan LPTK tetap melanjutkan

Kemudian mempersiapkan alat uji agregat, alat uji bitumen aspal, dan alat uji campuran beraspal, kemudian masuk ke tahap pengujian agregat dan aspal, jika

Penelitian kualitatif juga dapat didefinisikan sebagai suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar,

Understanding the indigenous low temperature-adapted bacteria (psychro- philic) and high pressure-adapted bacteria (barophilic) diversity has important implications for

Berdasarkan analisa data-data yang didapat, diperoleh hasil bahwa Golongan Obat Hipoglikemik Oral (OHO) yang sering digunakan adalah sulfonilurea sebesar 62,07%. Jenis