• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODOLOGI KAJIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODOLOGI KAJIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODOLOGI KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pembangunan merupakan suatu proses untuk melakukan perubahan yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Pembangunan juga bermakna pembebasan dari kebodohan dan kemiskinan, dengan demikian diperluka n suatu strategi yaitu mulai dari visi, misi, tujuan, kebijakan, program dan kegiatan yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat. Mewujudkan kesejahteraan masyarakat bukan tugas yang ringan apalagi jika terdapat kendala dan hambatan dalam teknis pelaksanaan pembangunan itu sendiri seperti faktor keamanan belum kondusif dan perekonomian nasional yang belum stabil.

Pembangunan harus terintegrasi dan dikonsentrasikan di desa. Dalam mewujudkan visi ”Akselerasi peningkatan kesejahteraan masyarakat guna mendukung pencapaian Visi Jawa Barat 2010”, yaitu IPM 80 perlu dilakukan upaya berkesinambungan dan berkelanjutan untuk melaksanakan pembangunan daerah yang efektif dan efisien. Pemerintah Propinsi Jawa Barat menyadari bahwa pendekatan pembangunan daerah yang bertumpu pada pembangunan manusia merupakan suatu landasan untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan.

Program Raksa Desa merupakan bentuk artikulasi perhatian Pemerintah Propinsi Jawa Barat, yang diformulasikan dalam bentuk tugas pembantuan dari Pemerintah Propinsi Jawa Barat kepada pemerintah desa. Prioritasnya adalah segala kegiatan yang terkait langsung dengan pencapaian IPM Jawa Barat yang

(2)

mempunyai komitmen yang kuat untuk mendukung keberhasilan program dan disamping itu melakukan fasilitasi, pembinaaan dan pengawasan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian.

Hal lain diperlukannya strategi yang tepat dalam pengelolaan program oleh Satuan Pelaksana Program Raksa Desa dengan mensinergikan berbagai program terkait dengan pemberdayaan masyarakat dari berbagai sektor sehingga terjadi keterpaduan yang pada akhirnya menunjang keberhasilan Program Raksa Desa.

Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan langkah-langkah perbaikan baik menyangkut koordinasi antar Satlak, antar sektor maupun kegiatan pembinaan yang berkesinambungan.

Dalam kajian ini akan mengkaji pelaksanaan strategi untuk mensinergikan Program Raksa Desa oleh Pemerintah Kabupaten Karawang (Satlak Raksa Desa) untuk diadakan penelaahan terhadap faktor-faktor yang menjadi kendala atau kelemahan dalam pelaksanaannya. Penulis tidak menguraikan secara komprehensif tentang pelaksanaan dan dampak Program Raksa Desa terhadap masyarakat sekitar, mengingat keterbatasan waktu dan pembatasan permasalahan. Dari uraian tersebut diatas maka kerangka pemikiran kajian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

(3)

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

3.2. Metode Kajian

Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini menggunakan metode campuran antara kualitatif dengan kuantitatif. Dalam hal ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk mengkaji strategi Pemerintah Kabupaten Karawang dalam formulasi Satlak Raksa Desa untuk mensinergikan Program Raksa Desa.

Untuk mengukur pendapat atau persepsi responden dalam hal pelaksanaan Strategi Pemda

Program Raksa Desa Komitmen

Pemda

Peran &Dukungan Instansi Terkait ( program & anggaran)

Pelatihan Pendampingan Bantuan Modal Usaha Ekonomi Infrastruktur Desa Bidang Kesehatan Bidang Pendidikan Ketersediaan modal dan Kemandirian Perkembangan Prasarana Desa Peningkatan Pelayanan Pendidikan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat (Peningkatan IPM) feedback

(4)

setiap pertanyaan/pernyataan diberi lima alternatif penilaian. Penggunaan lima alternatif penilaian ini sesuai dengan skala Likert.

Menurut Sugiyono (1994 : 74-75) menyatakan bahwa ”Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial, ini telah ditetapkan secara specifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut dengan variabel penelitian”. Penelitian dengan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai denga n sangat negatif dengan penilaian atau penskoran sebagai berikut :

Keterangan Simbol Bobot

Sangat Setuju Setuju

Netral Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

(SS) (S) (N) (TS) (STS) 5 4 3 2 1

Untuk menginterprestasikan data yang diperoleh melalui angket, digunakan interprestasi data kuantitatif ke dalam data kualitatif dari masing-masing indikator yang dikembangkan dalam butir-butir pernyataan yang telah disusun sesuai dengan interprestasi yang dikemukakan oleh Sugiyono (1994 : 74) sebagai berikut :

a. Jumlah prosentase 0-20 persen masuk kategori jawaban sangat tidak setuju.

b. Jumlah prosentase 21-40 persen masuk kategori jawaban tidak setuju. c. Jumlah prosentase 41-60 persen masuk kategori jawaban netral atau ragu. d. Jumlah prosentase 61-80 persen masuk kategori jawaban setuju.

(5)

Selanjutnya menggunakan analisis SWOT, SPACE matrik dan QSPM guna menentukan alternatif-alternatif strategi yang layak dari paduan faktor-faktor penting dari lingkungan internal dan eksternal Satlak Program Raksa Desa, kemudian dilakukan analisis strategi guna memilih strategi yang layak untuk diterapkan.

3.3. Lokasi dan Waktu Kajian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karawang Propinsi Jawa Barat, pengumpulan dan pengolaha n data dilakukan selama 4 bulan, dimulai dari Bulan September 2006 sampai dengan Bulan Desember 2006.

3.4. Sasaran Kajian

Sasaran kajian adalah pelaksanaan strategi yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang dalam formulasi Satlak Raksa Desa untuk mensinergikan Program Raksa Desa, berupa pelaksanaan Satlak kabupaten, kecamatan, desa dan kelompok masyarakat penerima bantuan. Adapun aspek yang dikaji mencakup komitmen dan koordinasi yang dilakukan oleh Dinas atau Instansi yang tergabung dalam Satlak Program Raksa Desa dalam menunjang keberhasilan program. Selanjutnya mengkaji dan menguraikan peran dan fungsi serta dukungan dari dinas atau instansi terkait dalam menunjang pelaksanaan Program Raksa Desa. Dilain pihak mengungkapkan pelaksanaan Program Raksa Desa yang dirasakan oleh kelompok masyarakat penerima bantuan di desa, dan

(6)

3.5 Prosedur Pengumpulan dan Analisis Data

Data yang dipergunakan dalam kajian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden dengan mempergunakan kuisioner dan wawancara. Informasi yang dikumpulkan dari responden meliputi pelaksanaan koordinasi dan komitmen para Kepala Dinas atua Instansi terkait yang tergabung dalam SATLAK Program Raksa Desa tingkat Kabupaten Karawang, Satlak kecamatan, dan Satlak desa, serta ketua kelompok masyarakat penerima bantuan. Dalam hal ini masyarakat sekitar tidak dijadikan responden mengingat luasnya cakupan kajian dan pembatasan masalah serta keterbatasan waktu penulis.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari Bagian Pemerintahan, BPS, Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Sosial (BPMS), Bapeda, Dinas Pendidikan, serta Dinas kesehatan Kabupaten Karawang meliputi jumlah desa lokasi Raksa Desa,perkembangan IPM, APBD Kabupaten Karawang, dukungan program dan anggran dari dinas atau instansi, prasaranan fisik Rakdes, jumlah dan prosentase buta aksara, jumlah tenaga medis, jumlah penanganan kasus pelayanan kesehatan dari program Rakdes, realisasi kegiatan Rakdes,prasarana kesehatan dan pendidikan serta penambahan prasarana desa.

Dalam hal ini penentuan sampel dilakukan dengan cara :

a. Untuk Satuan Pelaksana (Satlak) Program Raksa Desa Kabupate n Karawang berjumlah 15 Responden, terdiri atas Kepala BPMS, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, Kepala Dinas Koperasi, Kepala Dinas Binamarga dan Ciptakarya, Kepala Bagian Pemerintahan, Kepala Bagian

(7)

b. Dalam menentukan ukuran sampel dari Satlak Kecamatan, Satlak Desa, dan Kelompok masyarakat maka penelitian ini menggunakan rumus Slovin

(Sevila at all 1993:161) yaitu sebagai berikut :

n = N Keterangan :

1 + N e² n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian yg dinginkan) yaitu 10 %

Dengan demikian didapat distribusi sampel sebagai berikut :

Tabel 1. Distribusi Sampel Pengukuran dari Satlak Kecamatan, Desa dan Masyarakat

No Lokasi dan lingkup kegiatan Uraian Jumlah Populasi Nilai yang diperoleh Jumlah Sampel Ket

1 Satlak Kecamatan 24 Kec x 7 Org 168 6,75 7 n1

2 Satlak Desa 202 Desa x 7 Org 1414 56,80 57 n²

3 Ketua Kelompok Masyarakat Penerima Bantuan 202 Desa x 4 Org 808 32,45 32 n³ Jumlah 2390 96,00 96 -

3.6. Metode Perancangan Program

Sesuai dengan tujuan kajian, hasil dari kajian ini diharapkan adanya rancangan program atau strategi untuk mensinergikan Program Raksa Desa. Dalam kajian ini menggunakan metode analisis SWOT (strength, weaknesses,

(8)

Adapun paduan lingkungan internal berupa kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan Satlak Program Raksa Desa sebagai berikut :

Kekuatan-kekuatan : Kelemahan-kelemahan :

1. Adanya komitmen Pemda 1. Kurang komitmen pejabat 2. Legalitas kewenangan Satlak 2. Sinergitas program blm oftimal

3. Dukungan BOP 3. Kurang koordinasi antar Satlak

4. Dukungan Dinas atau instansi 4. Jarang melaksanakan rakor

5. PTO dan Juknis 5. Kemampuan SDM aparat relatif

6. Kesanggupan pemerintah desa

Sedangkan lingkungan eksternal berupa peluang dan ancaman pada Satlak Program Raksa Desa adalah :

Peluang : Ancaman :

1. Terdapat pendamping 1. Persepsi thd bantuan pemerintah 2. Peningkatan peran masy desa 2. Kecemburuan yang blm dibantu 3. Tersedia modal usaha 3. Masih terjadi penyelewengan 4. Meningkat pelayanan kesehatan 4.Timbul kemacetan modal usaha

dan pendidikan. 5. Keterlambatan realisasi program 5. Bertambahnya infrastruktur desa.

6. Dapat dibentuk Bumdes.

Dari paduan lingkungan Internal dan Eksternal dalam SWOT kemudian dilakukan analisis strategi dengan menggunakan Matrik IE untuk menentukan alternatif strategi yang dapat dikembangkan, kemudian penentuan strategi melalui SPACE matrik, dan metode QSPM untuk dapat menentukan alternatif-alternatif

Gambar

Gambar 3. Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini pada akhirnya memberikan jawaban bahwa: pertama, penyebab pihak Bank ragu untuk memberikan pinjaman kredit dengan jaminan kapal laut adalah a) Petunjuk

Sedangkan nilai tingkat penurunan kadar air terendah dari tanah sebelum diolah hingga setelah dilakukan pembajakan adalah pada kecepatan pembukaan throttle 60 o

Ada hubungan antara kasus campak dengan status imunisasi campak di Desa Tegaljati Kecamatan Sumber Wringin Kabupaten Bondowoso Tahun 2016, yaitu 9 responden dari

a. Menganalisis data aktivitas siswa untuk mengetahui sejauh mana keterlaksanaan langkah-langkah pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya dalam pembelajaran

bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu diatur mengenai Prosedur Pengujian di Darat (Ground Inspection) Peralatan Fasilitas Elektronika

Sebuah pesawat luar angkasakhusus yang bisa take-off dari Bandar udara biasa dan membawa penumpang dari bumi ke luar angkasa dipercaya oleh para ilmuwan dapat

Berdasarkan hasil analisis penilaian ahli media dengan rata-rata skor 4,30 termasuk dalam kategori “Sangat Baik”, sehingga e-learning berbasis web yang dikembangkan

Secara garis besar dapat diperoleh hasil kesimpulan bahwa, implementasi pendekatan tematik dalam pengajaran menggambar pada anak usia dini (Taman Kanak-Kanak) adalah,