• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU SMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAAN KERJA GURU SMA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAAN

KERJA GURU SMA

Rachman Komarudin AMIK BSI Jakarta e-mail: Rachman.rck@bsi.ac.id

Abstrak

Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dan cara yang paling banyak diterapkan adalah dengan memberikan kompensasi yang cukup dan layak dengan memperhatikan aspek kemanusiaan dan keadilan. Sistem pemberian kompensasi guru menggunakan sistem waktu serta digolongkan antara guru tetap dan guru tidak tetap. Kompensasi guru tetap diberikan berdasarkan sistem waktu secara perodik setiap bulannya. Kompensasi guru tidak tetap diberikan berdasarkan standar waktu yaitu per jam. Guru tidak tetap hanya mendapatkan upah per jam mereka mengajar dan hanya ditambah dengan tunjangan fungsional. Guru tetap mendapatkan gaji pokok dan mendapatkan Tunjangan Keluarga, Tunjangan Fungsional, dan Tunjangan Pangan. Pihak sekolah yang telah memberikan kompensasi tentu mengharapkan timbal balik dari para guru yang dibuktikan dengan peningkatan prestasi bagi siswa dan kinerja guru. Dari hasil analisis data dapat diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh kompensasi sangat erat kaitannya dengan kepuasan kerja guru. Sebagian guru tidak terpuaskan karena gaji dan tunjangan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan maupun tingkat pendidikan yang mereka miliki. Sebaiknya kompensasi yang diberikan pihak sekolah harus berdasarkan azas adil, azas layak dan wajar sehingga dapat memberikan pengaruh positif bagi semua pihak.

Keywords: kompensasi, kepuasaan kerja, guru

1. Pendahuluan

Guru memiliki peranan yang penting untuk kemajuan organisasi instansi sekolah, khususnya dalam mencapai visi, misi serta tujuan yang telah di tetapkan. Guru merupakan faktor yang strategis dalam semua kegiatan belajar mengajar. Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan dimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Salah satu aspek yang dapat membentuk kepuasan kerja guru adalah aspek kompensasi. Sehingg, seringkali jalan yang ditempuh oleh pimpinan untuk meningkatkan prestasi kerja, motivasi, dan kepuasan kerja adalah melalui peningkatan kepuasan di bidang kompensasi.

Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Ini nampak dari sikap yang ditunjukkan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu di lingkungan kerjanya. Secara empirik dapat dikatakan bahwa ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan produktifitas.

Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja serta cara yang paling banyak diterapkan untuk meningkatkan kepuasan kerja adalah dengan memberikan kompensasi yang cukup dan layak dengan

memperhatikan aspek kemanusiaan dan keadilan. Selain itu juga perlu memberikan kesempatan bagi guru untuk maju sehingga dengan demikian akan mendapatkan kepuasan tersendiri dalam pekerjaan. Dalam peranannya sebagai guru yang memberikan pengajaran dan pendidikan kepada siswa, memiliki peran yang sangat penting dalam mencetak siswa-siswa yang berprestasi. Namun, dalam pelaksanaannya seorang guru pun membutuhkan kepuasan kerja sehingga mampu menjadi tenaga pendidik yang handal dan profesional.

Kompensasi adalah semua pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung yang diterima karyawan sebagai imbalan balas yang diberikan perusahaan (Hasibuan, 2000:117). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi

Menurut Megginson dalam Mangkunegara (2005:84) faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan kompensasi yaitu sebagai berikut.

1. Faktor pemerintah

Peraturan Pemerintah yang berhubungan dengan penentuan standar gaji minimal, pajak penghasilan, penetapan harga

(2)

bahan baku, biaya transportasi/ angkutan, inflasi maupun devaluasi sangat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai.

2. Penawaran bersama antara perusahaan dan pegawai

Kebijakan dalam menentukan kompensasi dapat dipengaruhi pula pada saat terjadinya tawar-menawar mengenai besarnya upah yang harus diberikan oleh perusahaan kepada pegawainya. Hal ini terutama dilakukan oleh perusahaan dalam merekrut pegawai yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu yang sangat dibutuhkan di perusahaan.

3. Standar dan biaya hidup pegawai

Kebijakan kompensasi perlu mempertimbangkan standar dan biaya hidup minimal pegawai. Hal ini karena kebutuhan dasar pegawai harus terpenuhi. Dengan terpenuhinya kebutuhan dasar pegawai dan keluarganya, maka pegawai akan merasa aman. Terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa aman pegawai akan memungkinkan pegawai dapat bekerja dengan penuh motivasi untuk mencapai tujuan perusahaan. Banyak penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi tinggi antara motivasi kerja pegawai dan prestasi kerjanya, ada korelasi positif antara motivasi kerja dan pencapaian tujuan perusahaan.

4. Ukuran perbandingan upah

Kebijakan dalam menentukan kompensasi dipengaruhi pula oleh ukuran besar kecilnya perusahaan, tingkat pendidikan pegawai, dan masa kerja pegawai. Artinya, perbandingan tingkat upah pegawai perlu memperhatikan tingkat pendidikan, masa kerja, dan ukuran perusahaan.

5. Permintaan dan persediaan

Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu mempertimbangkan tingkat persediaan dan permintaan pasar. Artinya, kondisi pasar pada saat itu perlu dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan tingkat upah pegawai. 6. Kemampuan membayar

Dalam menentukan kebijakan kompensasi pegawai perlu didasarkan pada kemampuan perusahaan dalam membayar upah pegawai. Artinya jangan sampai menentukan kebijakan kompensasi di luar batas kemampuan yang ada pada perusahaan.

Jenis-jenis Kompensasi

Menurut Simamora (2004:442) kompensasi terbagi dalam dua jenis yaitu sebagai berikut.

1. Kompensasi finansial

Komponen ini terdiri dari kompensasi langsung dan tidak langsung.

a. Kompensasi langsung terdiri atas pembayaran yang diperoleh seseorang dalam bentuk gaji, upah, bonus, dan komisi.

b. Kompensasi tidak langsung.yang disebut juga tunjangan, dapat berupa pembayaran diluar jam kerja, program perlindungan, dan fasilitas.

2. Kompensasi non finansial

Komponen non finansial terdiri atas kepuasan yang diperoleh seseorang dari pekerjaan itu sendiri, atau dari lingkungan psikologis dan/ atau fisik dimana orang itu bekerja. Kompensasi non finansial meliputi rasa pencapaian, pekerjaan yang menantang, kondisi tempat kerja, liburan dan kebijakan supervisi.

Kepuasan Kerja

Pandangan kepuasan kerja dikemukakan oleh Gibson dalam Wibowo (2010:501) bahwa “kepuasan kerja sebagai sikap yang dimiliki pekerja tentang pekerjaan mereka”. Sementara itu, menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2010:502) mengemukakan bahwa “kepuasan kerja merupakan respons affective atau emosional terhadap berbagai segi pekerjaan seseorang”.

Faktor-faktor Penyebab Kepuasan Kerja Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Wibowo (2010:504) menyatakan bahwa ada lima faktor penyebab kepuasan kerja yaitu sebagai berikut.

1. Need fulfillment (pemenuhan kebutuhan) Kepuasan berdasarkan tingkatan karakteristik pekerjaan memberikan kesempatan pada individu untuk memenuhi kebutuhannya.

2. Discrepancies (perbedaan)

Pemenuhan harapan mencerminkan perbedaan antara apa yang diharapkan dan yang diperoleh individu dari pekerjaan. Jika harapan lebih besar dari yang diterima, maka individu tidak puas dan juga sebaliknya.

3. Value attainment (pencapaian nilai) Kepuasan merupakan hasil dari persepsi pekerjaan memberikan pemenuhan nilai kerja individual yang penting.

(3)

4. Equity (keadilan)

Kepuasan merupakan fungsi dari seberapa adil individu diperlakukan di tempat kerja.

5. Dispotional/ genetic components (komponen genetik)

Didasarkan pada keyakinan bahwa kepuasan kerja sebagian merupakan fungsi sifat pribadi dan faktor genetik. Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2005:120) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yaitu sebagai berikut.

1. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara berpikir, persepsi, dan sikap kerja. 2. Faktor pekerjaan, yaitu jenis pekerjaan,

struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan, mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan, interaksi sosial, dan hubungan kerja. Konsep Dasar Kompensasi dengan

Kepuasan Kerja

Perusahaan memberikan kompensasi sebagai balas jasa kepada karyawannya untuk menghargai kinerja, loyalitas, keahlian, dan tanggung jawab mereka selama mereka bekerja. Pemberian kompensasi harus dilakukan menurut azas dan sistem yang sesuai sehingga bisa meminimalisir kesalahan yang berakibat timbulnya demotivasi dan ketidak puasan kerja diantara karyawan.

Menurut Sulistiyani dan Rosidah (2009:239), dalam Teori Kepuasan, sebenarnya telah menggambarkan hubungan antara apa yang dibutuhkan karyawan dengan kepuasan yang dirasakan oleh mereka. Apabila yang diharapkan oleh karyawan terpenuhi, maka kepuasan merekapun terpenuhi. Sebaliknya, apabila yang diharapkan tidak terpenuhi, maka tidak akan tercapai kepuasan. Jika semua terjadi, akan timbul masalah lain seperti kemangkiran, penurunan motivasi, penurunan prestasi, dan sebagainya.

Kemudian dipertegas kembali oleh Nawawi (2005:319) yang menggambarkan hubungan antara kompensasi terhadap kepuasan kerja seperti di bawah ini.

Sumber: Nawawi (2005:319)

Gambar I. Hubungan Kompensasi dengan Kepuasan

2. Metode Penelitian

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan, data yang dikumpulkan harus cukup valid untuk digunakan (Nazir, 2011:174).

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan keterangan tentang data. Berdasarkan sumbernya data dibedakan menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Umar (2009:42) mengemukakan, data primer dan data sekunder adalah sebagai berikut :

1. Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertamaatau secara langsung dari obyek peneliti. Dalam melakukan peneliti ini penulis menggunakan metode kuesioner (angket), yaitu pengambilan data yang dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner (angket) kepada responden untuk diisi sesuai dengan pernyataan yang termuat didalamnya. 2. Data sekunder adalah data primer yang

telah diolah lebihlanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer maupun oleh pihak lain. Data sekunder yang penulis gunakan adalah:

a. Study literatur / studi perpustakaan, yaitu dengan cara membaca, mempelajari dan memahami buku-bukureferensi serta jurnal-jurnal ilmiah yang relevan terhadap judul penelitian, mencari dan membuka fasilitas internet yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. b. Studi lapangan, dengan cara : Wawancara

langsung (interview). Teknik menggali, mengemukakan ataumenjaring informasi atau pendapat secara langsung dengan cara saling berkomunikasi mengenai keteranganketerangan yang erat hubungannya dengan permasalahan yang diteliti.

(4)

Wawancara tidak langsung, merupakan bentuk pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan terhadap gejala-gejala atau

kejadian-kejadian yang ada di lokasi penelitian.

3. Pembahasan Desain Penelitian

Merencanakan penelitian, desain dimulai dengan mengadakan penyelidikan dan evaluasi terhadap penelitian yang sudah dikerjakan dan diketahui, dalam memecahkan masalah. Penyelidikan itu, akan terjawab bagaimana hipotesis dirumuskan dan diuji dengan data yang diperoleh untuk memcahkan suatu masalah. Pemilihan desain biasanya dimulai ketika seorang peneliti sudah mulai merumuskan hipotesis-hipotesisnya. Hal yang penting adalah metode penelitian apa yang akan dipakai untuk menjawab hipotesis-hipotesis tersebut (Nazir, 2011:85).

Metode dipergunakan untuk mencapai tujuan sedangkan tujuan umumnya adalah untuk memecahkan masalah. Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Secara ilmiah,metode digunakan untuk memperoleh data yang valid dengan tujuan yang ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan untuk pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah (Sugiyino, 2010: 2).

Penelitian ini metode penelitiannya menggunakan desain penelitian deskriptif analitis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Sumadi S,2011:75). Sementara penelitian analitis ditujukan untuk menguji hipotesis-hipotesis dan mengadakan interpretasi yang lebih tentang hubungan-hubungan anatar variable (Nazir, 2011:89). Sedangkan jenis penelitiannya adalah survei. Metode penelitian survei adalah usaha pengamatan untuk mendapatkan keterangan – keterangan yang jelas terhadap suatu masalah tertentu dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini data dan informasi dikumpulkan dari responden dengan menggunakan kuesioner. Setelah data diperoleh kemudian hasilnya akan dipaparkan secara deskriptif dan pada akhirnya penelitian akan dianalisis untuk menguji hipotesis yang diajukan pada awal

penelitian ini. Penelitian dilakukan secara meluas dan berusaha mencari hasil yang segera dapat dipergunakan untuk suatu tindakan yang sifatnya deskriptif yaitu melukiskan hal-hal yang mengandung fakta-fakta, klasifikasi dan pengukuran yang akan diukur adalah fakta yang fungsinya merumuskan dan melukiskan apa saja yang terjadi. Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis menarik kesimpulan bahwa metode survei deskriptif cocok untuk digunakan dalam penelitian ini, karena sesuai dengan maksud dari penelitian, yaitu untuk memperoleh gambaran Pengaruh Kompensasi terhadap Kepuasan Kerja guru.

Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:80).

Nazir (2005:271) mengatakan populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Handari dalam Riduwan (2010:276) berpendapat bahwa populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik menghitung ataupun pengukuran kuantitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap.

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang mempunyai kaitan dengan masalah yang diteliti. Menurut Nazir (2011: 271) ada dua jenis populasi, yaitu:

a) Populasi finit adalah sebuah populasi dengan jumlah individu tertentu.

b) Populasi infinit adalah sebuah populasi yang mana jumlah individu dalam kelompok tidak mempunyai jumlah yang tetap, ataupun jumlahnya tidak terhingga. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah para guru yang berada di SMA Negeri 35. Jadi jenis populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi finit, di mana jumlah individu atau responden (konsumen) guru SMA Negeri 34 yang terbatas.

Sampel

Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi.Sampel merupakan bagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci.

(5)

Penentuan sampel responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, sesuai dengan pendapat Ferdinand (2006 : 26).

Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah Purposive sampling (Ferdinand, 2006: 26), peneliti menggunakan pertimbangan sendiri secara sengaja dalam memilih anggota populasi yang dianggap sesuai dalam memberikan informasi yang diperlukan atau unit sampel yang sesuai dengan kriteria tujuan penelitian. Teknik pengambilan sampel menggunakan

Random Sampling.

Instrument Penelitian

Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah, sesuai dengan yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2010:265).

Instrument penelitian juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk merekam keadaan dan aktivitas dengan menggunakan atribut-atribut psikologis. Atibutatribut psikologis secara teknis biasanya digolongkan menjadi atribut kognitif dan atribut non kognitif. Atribut kognitif, perangsangnya adalah pertanyaan. Sedangkan untuk atribut non-kognitif, perangsangnya adalah pernyataan, sebagaimana yang dijelaskan oleh (Sumadi Suryabrata, 2008:52). Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian memiliki arti pemeriksaan, penyelidikan, kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data secara sistematis dan objektif. Dari pengertian masing-masing kata tersebut di atas maka instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah, menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis.

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk angket/kuesioner dengan tingkat pengukuran ordinal, kategori jawaban terdiri dari 5 tingkatan, kemudian responden diminta untuk memilih satu dari

lima tanggapan yang telah disediakan dengan derajat yang berbeda.

Analisa secara kuantitatif, maka alternatif jawaban tersebut dapat diberi skor dari nilai 1 sampai 5, dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

kelompok orang tentang fenomena social (Sugiyono,2012:92)

Dengan melakukan penyebaran kuesioner digunakan Skala Likert yang dikembangkan oleh Rensis Likert (Sugiyono, 2012; 92), umumnya menggunakan 5 angka dari nilai 1 – 5, yaitu:

Ada 5 (lima) alternatif jawaban untuk variable kepuasan kerja guru, sebagai berikut:

5 = Sangat Setuju 4 = Setuju

3 = Netral 2 = Tidak Setuju

1 = Sangat Tidak Setuju Uji Coba Instrument

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen. Validitas dapat diartikan sebagai “derajat ketetapan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti” (Sugiyono,2012:125). Jadi, sebelum disebarkan ke responden, terlebih dahulu kuesioner (angket) dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya dari masing-masing variabel yang diteliti. Jika validitas dan reliabilitas tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun dalam memberi alas an terhadap hubungan-hubungan antarvariabel (Nazir, 2011:133).

Teknik pengambilan sampel dilakukan melalui random sample (sampel acak) dengan menggunakan rumus Taro Yamane yaitu sebagai berikut.

Keterangan:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

d2 = Presisi yang ditetapkan (10%)

(6)

Jadi bila menggunakan rumus tersebut, jumlah sampel yang dapat ditetapkan yaitu sebagai berikut.

n = 55 _________ 55.0,12 + 1 = 55 __________ 55.0,01 + 1 = 55 _______ 0,55 + 1 = 55 ____ 1,55

= 35,48 atau dibulatkan menjadi 35 orang.

Dari hasil kuesioner yang disebarkan pada responden, Penulis mendapatkan data yaitu sebagai berikut.

Tabel 1

Mengenai Kesesuaian Gaji yang Diterima dengan Harapan Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju Setuju 14 40% Netral 13 37% Tidak Setuju 8 23% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 40% responden menyatakan setuju, 37% responden menyatakan netral, dan 23% responden menyatakan tidak setuju mengenai kesesuaian gaji yang diterima dengan harapan.

Tabel 2

Mengenai Kesesuaian Gaji yang Diterima dengan

Kemampuan yang Dimiliki

Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju Setuju 17 49% Netral 14 40% Tidak Setuju 4 11% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 49% responden menyatakan setuju, 40% responden menyatakan netral, dan 11% responden menyatakan tidak setuju mengenai kesesuaian gaji yang diterima dengan kemampuan.

Tabel 3

Mengenai Kesesuaian Gaji yang Diterima dengan

Tingkat Pendidikan yang Dimiliki Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju Setuju 15 43% Netral 11 31% Tidak Setuju 9 26% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 43% responden menyatakan setuju, 31% responden menyatakan netral dan 26% responden menyatakan tidak setuju mengenai kesuaian gaji yang diterima dengan tingkat pendidikan yang dimiliki.

Tabel 4

Mengenai Ketepatan Pembayaran Gaji Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju 13 37% Setuju 18 51% Netral 4 11% Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 37% responden menyatakan sangat setuju, 51% responden menyatakan setuju, dan 11%

(7)

responden menyatakan netral mengenai ketepatan pembayaran gaji.

Tabel 5

Mengenai Besarnya Tunjangan yang Diharapkan Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju Setuju 19 54% Netral 11 31% Tidak Setuju 5 14% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 54% responden menyatakan setuju, 31% responden menyatakan netral, dan 14% responden menyatakan tidak setuju mengenai besarnya tunjangan yang diharapkan.

Tabel 6

Tanggapan Responden Bekerja Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju 11 31% Setuju 22 63% Netral 2 6% Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 31% responden menyatakan sangat setuju, 63% responden menyatakan setuju, dan 6% responden menyatakan netral mengenai kenyamanan selama bekerja.

Tabel 7

Mengenai Masalah Frustasi selama Bekerja Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju 2 6% Setuju 17 49% Netral 7 20% Tidak Setuju 9 26% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner

Dari data di atas dapat dilihat bahwa 6% responden menyatakan sangat setuju, 49% responden menyatakan setuju, 20% responden menyatakan netral, dan 26% responden menyatakan tidak setuju mengenai masalah frustasi selama bekerja.

Tabel 8

Mengenai Berartinya Pekerjaan tersebut bagi Kehidupan Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju 13 37% Setuju 22 63% Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 37% responden menyatakan sangat setuju dan 63% responden menyatakan setuju mengenai berartinya pekerjaan tersebut bagi kehidupan.

Tabel 9

Mengenai Pemanfaatan Perlengkapan yang Berhubungan dengan Pekerjaan Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju 2 6% Setuju 24 69% Netral 8 23% Tidak Setuju 1 3% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data di atas dapat dilihat bahwa 6% responden menyatakan sangat setuju, 69% responden menyatakan setuju, 23% responden menyatakan netral, dan 3% responden menyatakan tidak setuju mengenai masalah pemanfaatan perlengkapan yang berhubungan dengan pekerjaan.

Tabel 10

Mengenai Terpenuhinya Kebutuhan Sehari-hari

(8)

sebagai Pegawai Jawaban Jumlah Responden Persentase Sangat Setuju 2 6% Setuju 19 54% Netral 7 20% Tidak Setuju 7 20% Sangat Tidak Setuju Total 35 100%

Sumber: Data diperoleh dari kuesioner Dari data yang penulis dapatkan, kompensasi jelas sangat mempengaruhi kepuasan kerja guru SMA Negeri 35 Jakarta Pusat. Sebagian guru menyatakan bahwa gaji dan tunjangan yang mereka terima, tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan ada yang tidak puas dengan kompensasi yang mereka terima karena tidak sesuai dengan tingkat pendidikan yang mereka miliki. Dampak terburuk dari minimnya kepuasan kerja bagi guru dapat menyebabkan beberapa gejala negatif misalnya mangkir dalam mengajar, malas mengajar, banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, rendahnya kualitas pengajaran, indisipliner guru, dan gejala negatif lainnya. 4. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dari penelitian yang dilakukan, Penulis mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut.

1. Kompensasi bagi seorang guru adalah hal yang sangat penting diperhatikan bagi setiap pengelola sekolah. Dengan pemberian kompensasi yang cukup tentu akan berdampak baik terhadap kegiatan belajar mengajar, diantaranya menghindari perilaku mangkir mengajar, perilaku malas, dan rasa jenuh dengan permasalahan dalam kelas.

2. Kepuasan kerja guru memang tidak semata-mata diukur dari kompensasi yang mereka terima dari sekolah, namun pengaruh kompensasi bagi guru akan menambah kinerja dan semangat dalam mengajar, serta menumbuhkan rasa tanggung jawab yang tinggi sebagai pendidik yang mencetak generasi-generasi muda yang berprestasi dan mampu berkompetisi dalam menghadapi era persaingan global.

3. Pemberian kompensasi guru memang mempengaruhi kepuasan kerja pada guru SMA Negeri 35 Jakarta Pusat. Sebagian guru tidak terpuaskan karena gaji dan

tunjangan yang diberikan tidak sesuai dengan harapan maupun tingkat pendidikan yang mereka miliki. Padahal hal tersebut diiringi dengan beberapa tuntutan seperti diperpanjangnya jam mengajar.

Referensi

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hasibuan, Malayu S. P. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen.Semarang: Universitas Diponegoro.

Mangkunegara, A. A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIEN YKPN.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfa Beta.

Sulistiyani, Ambar Teguh, dan Rosidah. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia: Konsep, Teori, dan Pengembangan dalam Konteks Organisasi Publik. Yogyakarta: Graha Ilmu

Wibowo. 2010. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Gambar

Gambar I. Hubungan Kompensasi dengan  Kepuasan

Referensi

Dokumen terkait

Tapi kenyataannya, beberapa makanan yang memiliki IG yang rendah atau kandungan karbohidrat yang sangat kecil ternyata dapat menyebabkan suatu respons insulin yang tinggi

“Pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan Publik, dan pihak lain yang tunduk pada Undang-undang pasar modal untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang

Perbedaan perolehan nilai rata-rata antara kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan media blog lebih tinggi

Selanjutnya, dengan menggunakan metode analisis Capital Asset Pricing Model (CAPM) yang diharapkan dapat memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah

Yield curve model Nelson-Siegel dan McCulloch menggunakan data hasil saringan untuk tanggal pelaporan 6 April

Sutajaya & Gunamantha (2014) melaporkan bahwa melalui pemberdayaan pedagang kuliner mengakibatkan: (a) munculnya semangat baru bagi pedagang kuliner yang sebelumnya sempat

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa school well-being pada siswa SMP Hang Tuah 1 Jakarta berada pada ketgori tinggi, yaitu sebesar 60% (90 siswa) sehingga

Celakanya, walaupun pendidikan yang ditempuh betul-betul sesuai dengan standar Belanda, tidak ada jaminan bagi anak-anak lapisan atas Bumiputra untuk memperoleh penghargaan