• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA BLOG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA BLOG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN OLEH SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 PEMATANGSIANTAR TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA BLOG TERHADAP

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN OLEH SISWA KELAS X

SMA NEGERI 4 PEMATANGSIANTAR TAHUN

PEMBELAJARAN 2012/2013

Oleh:

Prengky Manihuruk, NIM 208311100

ABSTRAK

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka media dalam mengajar harus diusahakan yang setepat, seefektif, dan seefisien mungkin. Waktu guru mengajar bila hanya menggunakan satu media maka akan membosankan. Siswa tidak akan tertarik pada pelajaran. Dengan bervariasinya media dalam mengajar dapat meningkatkan kegiatan belajar siswa. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan media dalam mengajar sangat penting karena menyangkut kelancarab proses pembelajaran.

Kata kunci : Media Blog, Menulis Cerita Pendek PENDAHULUAN

Keterampilan berbahasa terbagi menjadi empat, yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, keempat keterampilan tersebut memegang peranan yang penting dalam berbagai kesempatan. Salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa dan merupakan tuntutan kurikulum adalah keterampilan menulis yaitu keterampilan menulis cerita pendek. Standar kompetensi menulis cerpen di SMA harus diajarkan di kelas X semester 2 dan kelas XII semester 1 yaitu mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain dalam bentuk cerpen.

(2)

Tuntutan untuk mencapai tujuan standar kompetensi tidak menjadi jaminan bahwa kemampuan menulis cerita pendek siswa di lapangan sudah benar-benar berada pada nilai standar kelulusan. Harijanti (2011:26) menyatakan data observasinya tentang hasil prestasi peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, terutama pokok bahasan menulis cerita pendek masih kurang hanya sekitar 53% karena banyak yang belum memenuhi standar kelulusan minimal. Hal ini terjadi karena adanya anggapan bahwa kemampuan menulis sastra dianggap kurang penting dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya. Ketidakmampuan siswa menulis cerpen juga diungkapkan oleh Nurhayati (2007:149) yang mengemukakan bahwa hasil tes menulis cerpen yang dilakukan pada tanggal 1 Agustus 2006 menunjukkan bahwa dari 35 siswa tidak seorang pun yang memperoleh nilai 75 atau lebih. Cerpen yang dibuat siswa sangat lemah dalam semua aspek penilaian yang telah ditentukan.

Rendahnya kemampuan menulis cerpen siswa juga ditemukan oleh peneliti di SMA Negeri 4 Pematangsiantar. Setelah berkonsultasi dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah tersebut secara garis besar juga ditemukan nilai yang rendah dalam menulis cerpen. Berbagai alasan diungkapkan mulai dari alasan tidak berbakat dan anggapan bahwa menulis cerita pendek tidak termasuk hal penting yang harus dikuasai.

Setiati (dalam, Syathariah 2011 : 9) telah menyatakan bahwa, kemampuan menulis itu bukan lahir karena bakat, tetapi karena penciptaan. Manusia diberikan kemampuan oleh Allah untuk mengembangkan dirinya, menggali kelebihan, dan menemukan potensi yang terdapat dalam dirinya. Semua itu dapat terlaksana melalui pembelajaran dan latihan.

Jadi intinya alasan yang diungkapkan hanyalah sebuah alasan yang sengaja dibuat karena kemalasan siswa. Memang hal tersebut tidak mutlak kesalahan dari pihak siswa. Ada hal-hal lain yang menimbulkan hal tersebut seperti, pemilihan teknik pembelajaran guru yang salah. Masih menggunakan teknik ataupun metode yang konvensional seperti ceramah. Inilah yang menyebabkan siswa akan merasa bosan selama proses pembelajaran. Tidak ada sesuatu yang baru yang ditemukannya sehingga motivasinya lebih bangkit dalam menulis.

(3)

Inilah alasan peneliti untuk memilih sekolah tersebut sebagai populasi untuk penelitian, karena sebelumnya juga teknik ini belum pernah dilaksanakan oleh salah seorang guru yang mengajar di lokasi tersebut. Selain karena SMA Negeri 4 dapat mewakili sekolah formal lokasi sekolah juga dekat dengan lokasi peneliti.

Menulis cerpen memang tidak semudah yang kita bayangkan. Segala sesuatunya harus terencana dengan sempurna. Sesuai dengan pendapat Zaidan dalam Kusmayadi (2009 : 7) yang mengatakan bahwa cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang isinya merupakan kisah pendek yang mengandung kesan tunggal. Beranjak dari teori tersebut maka diperlukan kecermatan untuk menciptakan sebuah cerita yang berkesan tunggal sehingga tidak terlalu membuat orang lain merasa pusing ketika membaca.

Alasan – alasan yang menyatakan bahwa menulis cerpen tersebut sangat sulit sehingga menyebabkan nilai siswa menjadi rendah menurut penulis dapat ditangani dengan memberikan sebuah teknik yang baru dan menarik. Dengan demikian diharapkan akan membuat siswa juga tertarik untuk menulis cerpen.

Pembelajaran menulis bidang bahasa Indonesia telah dicantumkan dalam kurikulum. Salah satu kegiatan menulis terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran Bahasa Indonesia SMA adalah menulis cerpen yang dilaksanakan di kelas X semeseter genap. Keterampilan menulis cerpen siswa perlu ditingkatkan, karena bermanfaat untuk melatih siswa untuk dapat menulis pengalaman sendiri ke dalam bentuk cerita pendek. Selain itu juga bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi siswa.

Pada umumnya, model pembelajaran ekspositori ini hanya pada guru, karena materi pelajaran lebih banyak disampaikan melalui ceramah, sehingga siswa sulit mengembangkan kemampuannya dalam berpikir kritis ketika siswa tersebut diberi tugas menulis cerita pendek. Fenomena tersebut dialami penulis ketika melakukan observasi di sekolah. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap siswa dalam proses mengajar tersebut, kemampuan menulis cerpen relatif rendah.

(4)

Rendahnya keterampilan menulis cerpen tersebut terlihat ketika guru hanya menyuruh siswa untuk membuat tugas cerpen dan hasilnya kebenyakan tugas cerpen tersebut masih sekedar hanya teori saja.

Untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen tersebut perlu dilakukan eksperimen. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan mutu dalam proses pembelajaran. Dalam meningkatkan hasil belajar menulis cerpen siswa, penulis menggunakan media blog sebagai sarana tempat menulis siswa. Blog adalah singkatan dari “web log” adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum. Tulisan-tulisan ini seringkali dimuat dalam urut terbalik (isi terbaru dahulu baru kemudian diikuti isi yang lebih lama), meskipun tidak selamanya demikian. Situs web seperti ini biasanya dapat diakses oleh semua pengguna internet sesuai dengan topik dan tujuan dari si pengguna blog tersebut. Pemanfaatan media ini sangat bagus karena akan merangsang terjadinya sistem belajar yang berbasis internet. Dalam media ini juga menggugah kreatifitas siswa untuk mencari strategi, media dan alat peraga yang sesuai dengan materi yang diberikan guru. Dengan metode ini masing-masing siswa dapat berlomba-lomba membuat berbagai karya dan catatan yang paling baik untuk menarik minat dan motivasi menulis dalam mempelajari materi. Penggunaan media ini dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat menarik perhatian siswa dan dapat menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan prestasi menulis siswa.

Pengenalan media baru ini akan dapat merangsang keinginan siswa untuk menulis. Siswa tidak akan merasa bahwa menulis itu merupakan suatu beban karena sebagai penulis pemula akan sangat efektif apabila dilakukan secara individu. Sehingga setiap siswa tidak perlu merasa malu untuk menuliskan ide ataupun imajinasinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Syathariah (2009:101). Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu menjawab rumusan masalah penelitian yaitu, bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 4 Pematangsiantar dengan menggunakan media gambar berseri? Bagaimanakah kemampuan siswa kelas X SMA Negeri 4 Pematangsiantar

(5)

menulis cerpen dengan menggunakan media blog?, apakah pemanfaatan media blog lebih efektif dibanding dengan pemanfaatan media gambar berseri dalam menulis cerpen siswa kelas X SMA Negeri 4 Pematangsiantar?. Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa serta membantu guru untuk mengembangkan dan menggunakan sebuah media yang inovatif sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh dalam menulis cerpen.

METODE PENELITIAN

Dalam mengumpulkan semua data-data penelitian yang dibutuhkan dan dalam melaksanakan kegiatan dibutuhkan strategi dan tergantung pada strategi yang digunakan agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan baik, maka sebaiknya strategi yang digunakan pun sesuai dan tepat dengan masalah yang dibahas. Strategi penelitian merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan penelitian. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah post test only control group design. Dikuatkan pendapat Arikunto (2007:12) yang mengemukakan bahwapost test only control group design yaitu eksperimen yang dilaksanakan dengan memberi perlakuan yang berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode post test only control group design. Metode ini dipergunakan karena peneliti ingin membandingkan hasil belajar siswa dengan menggunakan media blog dan dengan menggunakan media gambar berseri.

(6)

DESAIN EKSPERIMEN POST TEST ONLY CONTROL GROUP DESIGN

No Kelas Perlakuan Post test

1 Eksperimen X1 T

2 Kontrol X2 T

Keterangan:

X1 : Pembelajaran dengan Menggunakan Media Blog

X2 : Pembelajaran dengan Menggunakan Media Gambar Berseri

T : Pemberian Post Test

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah dilakukan penelitian maka dapat dilihat hasil perolehan skor menulis cerita pendek siswa seperti di bawah ini,

HASIL PENELITIAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BLOG

No. Nama Siswa Nilai Akhir

1 Ade Febria Marpaung 81

2 Ahmad Riyadi Limbong 78

3 Ayu Juliana Nasution 75

4 Dea Ramadana 90

5 Dede Mardi Saputro 75

(7)

7 Fadlan naibaho 69

8 Firdha Aulia 87

9 Ilma Mindani 78

10 Juhairatun sipayung 87

11 Marko rivaldi Dwisetyo 64

12 Masyita Br. Ginting 72

13 Matius Nur Cholis 81

14 Matius Rizki 84

15 Mutia Sari 90

16 Najmah Khiyroh 67

17 Nurliza Sahara 72

18 Oktavia Larasati Daulay 69

19 Putri Mei Simamora 67

20 Rahmaini Tanjung 64

21 Rika Wahuyuni 84

22 Riska Mutiara Raudah 84

23 Riza Syach Putra 81

24 Sajidah Chairi 90

25 Sigit H. Prayogi 67

(8)

27 Siti Nurul Khairiyah 81

28 Suci Putri Sanjaya 87

29 Tria Gayatri 78

30 Yeni Novlana 90

Ó

2351

Nilai rata-rata 78,37

HASIL PENELITIAN DATA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI

No. Nama Siswa Nilai Akhir

1 Akbar Anggina 75

2 Anggi Dea Isnani 81

3 Anugerah Hidayat 78

4 Aulia Putra Zain 69

5 Ayu Zahra Sumantri 67

6 Armayeni 84

7 Dedi Syahputra 87

(9)

9 Fahmi Aulia 61

10 Fitri Khairani Nst 75

11 Indah Dwi Lestari 81

12 Julia Maysarah Pasha 69

13 Jundi Abdillah 78

14 Liza Nurliza 72

15 Loli Nurjannah Sitepu 69

16 Markus Fadil Lubis 61

17 Matius Husin Harahap 72

18 Matius Rasyid Adnan 64

19 Melly Tria Utari 67

20 Mikail 61

21 Mutiara Aprilianti 87

22 Nur Alisa Ariga 64

23 Oeman Bahari 81

24 Putri Syahfitri 72

25 Rini Andriani 64

26 Rizky T. Sulaiman 67

27 Sally Aprianti 75

(10)

29 Sugiarto 72

30 Yolla Yaumul Farroh 84

Ó

2188

Nilai rata-rata 72,93

DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BLOG

0 2 4 6 8 10 12 14 16 8 15 7

Sangat Baik Baik Cukup

(11)

Rentang F. Absolut F. Relatif Kategori 85-100 8 26,67% Sangat baik 70-84 15 50% Baik 55-69 7 23,33% Cukup 40-54 0 0% Kurang 0-39 0 0% Sangat kurang Jumlah 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui kategori siswa dalam kelas eksperimen yang menggunakan media blog dalam pembelajaran menulis cerpen, yakni sebanyak 8 orang siswa atau 26,67% masuk dalam kategori sangat baik, 15 orang siswa atau 50% masuk dalam kategori baik, dan 7 orang siswa atau 23,33% masuk dalam kategori cukup.

DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI

0 2 4

61 64 67 69 72 75 78 81 84 87

Identifikasi Kecenderungan Nilai di Kelas Kontrol F r e k u e

(12)

Rentang F. Absolut F. Relatif Kategori 85-100 3 10% Sangat baik 70-84 14 46,67% Baik 55-69 13 43,33% Cukup 40-54 0 0% Kurang 0-39 0 0% Sangat kurang 30 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui kategori siswa dalam kelas kontrol yang menggunakan gambar berseri dalam pembelajaran menulis cerpen yakni sebanyak 3 orang siswa atau 10% masuk dalam kategori sangat baik, 14 orang siswa atau 46,67% masuk dalam kategori baik, dan 13 orang siswa atau 43,33% masuk dalam kategori cukup

Oleh sebab itu, hal pertama yang harus dimiliki untuk bisa menulis cerpen adalah ide (adanya ide cerita). Setelah memilikinya, ide tersebut kemudian dirancang dan dikembangkan menjadi sebuah cerpen berdasarkan kreativitas yang ada pada diri seseorang (siswa) dengan memasukkan unsur – unsur cerpen, yaitu tema, amanat, alur, penokohan, latar, sudut pandang dan gaya bahasa. Dengan demikian, dibutuhkan adanya suatu media yang dapat dijadikan perangsang/pemancing ide siswa pada saat melakukan pembelajaran menulis cerpen. Untuk itu, dilakukan uji coba penggunaan media blog (di kelas eksperimen) dan media gambar seri (di kelas kontrol) pada pembelajaran menulis cerpen.

Dari temuan penelitian, diketahui bahwa perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa di kelas eksperimen adalah 78,37, sementara perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa di kelas kontrol

(13)

adalah 72,93. Perbedaan perolehan nilai rata-rata antara kedua kelas tersebut menunjukkan bahwa rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan media blog lebih tinggi daripada nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan media gambar berseri. Hal tersebut berarti bahwa kemampuan menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan media blog lebih baik daripada kemampuan menulis cerpen siswa yang diajar menggunakan media gambar berseri.

Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa media blog merupakan media yang lebih mampu daripada media gambar berseri dalam hal memancing ide dan kreativitas siswa untuk menulis cerpen. Hal tersebut karena media blog berisi tulisan – tulisan yang ada di dalam postingan yang membantu siswa dalam menulis cerpen, sedangkan media gambar berseri hanya bersi gambar – gambar saja. Alhasil, siswa yang menggunakan permainan media blog dapat memperoleh gambaran tentang tulisan peristiwa secara lebih nyata (konkret) daripada siswa yang menggunakan media gambar berseri, sehingga kulaitas ide cerita yang muncul berdasarkan kedua media tersebut akan berbeda. Akhirnya, kualitas cerpen yang ditulis oleh siswa berdasarkan masing-masing media tersebut juga berbeda.

Dengan demikian, telah jelas bahwa perbedaan perolehan nilai rata-rata keterampilan menulis cerpen siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol merupakan akibat dari perbedaan perlakuan yang diterapkan pada masing-masing kelas tersebut. Dalam hal ini, perbedaan perlakuan yang dimaksud adalah perbedaan pada pengunaan media pembelajaran, yakni penggunaan media blog pada kelas eksperimen dan penggunaan media gambar berseri pada kelas kontrol.

(14)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media blog tergolong baik. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yakni 78,37. Selain iti, nilai tertinggi pata kelas eksperimen adalah 90 sedangkan nilai terendahnya adalah 64. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen dengan menggunakan media gambar berseri juga tergolong baik. Hal ini terbukti dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa yakni 72,93. Selain itu, nilai tertinggi pada kelas kontrol adalah 87 sedangkan terendahnya adalah 61. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran dengan menggunakan media blog dan media gambar berseri. Dengan adanya peningkatan nilai rata-rata maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media blog berpengaruh positif terhadap pembelajaran menulis cerpen.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. Dkk.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:Balai Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Ar, Erman S. 2011. Jurnal Pendidikan dan Budaya. Model Belajar dan Pembelajaran Kompetensi Siswa.

Davi Angelique, dkk. 2007. Jurnal Online Belajar Mengajar. Blogging di Seberang Disiplin: Mengintegrasikan Teknologi untuk Meningkatkan Belajar Liberal.

Harijanti, Sutji. 2011. Jurnal Pendidikan Oktodika. Pengembangan Model Pembelajaran Menulis Cerpen. Nomor 3.

Margono S. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Munadi, Yudhi. 2008. Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta :

(15)

Kusmayadi, Ismail. 2010. Lebih Dekat Dengan Cerpen. Jakarta: Trias Yoga Kreasindo.

Laksana, A. S. 2005.Creative Writing. Jakarta: Mediakita.

Margono S. 2010.Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Mularsih, Heni. 2010. Jurnal Makara, Sosial Humaniora. Strategi Pembelajaran,

Tipe Kepribadian dan Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa Menengah Pertama. Volume 14. Nomor 1.

Nurgiyantoro, Burhan. 1994. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurhayati, Een, Jaenah, dkk. 2007. Jurnal Bahasa dan Sastra. Penggunaan Strategi Suggestopodia Dapat Meingkatkan Kemampuan Menulis Cerpen. Volume 8. Nomor 2.

Nuryatin, Agus. 2008. Jurnal Hiski. Pembelajaran Menulis Karya Sastra Cerita Pendek: Memberi Bekal Life Skill Kepada Siswa. Nomor 12-14

Syathariah, Sitti. 2009. Menulis Berantai (Estafet Writing) Sebagai Metode Efektif dalam Pembelajaran Menulis Cerpen di SMA Cendana Pekanbaru. Jurnal Cendekia. Jilid 1. Nomor 2.

Sugiyono. 2009.Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suroto. 1989.Apresiasi Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi pemasaran tomat di Kabupaten Boyolali adalah penyediaan bibit unggul melalui p enemuan dalam bidang teknologi pertanian, melakukan budidaya yang intensif

Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-

Beberapa produk olahan sabut kelapa yang dapat dimanfaatkan untuk dikembangkan menjadi produk baru adalah tali dan lembaran (cocosheet).. Salah satu sifat sabut

Dalam lingkup sistem transportasi, pusat perbelanjaan Paris Van Java ini adalah sebuah sistem kegiatan yang berpengaruh terhadap perubahan sistem pergerakan di kawasan tersebut

[r]

Kelima-lima kaedah tersebut didapati menggunakan bahan manipulatif untuk membantu murid melakukan algorithma penolakan. Semua responden yang menggunakan setiap kaedah

Akibat adanya permasalahan tersebut rakyat Indonesia yang dipelopori oleh mahasiswa dan pemuda mengadakan agenda reformasi diantaranya: adili Soeharto dan kroninya,

Tabel diatas menunjukan bahwa responden yang menyatakan terganggu dengan kelas yang tidak kondusif sebanyak 27 orang (90%), yang menyatakan sedikit terganggu ada