• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemilihan Jenis Fundasi Tangki Reaktor KAP. 2000 M3 Pilot Plant Biogas POME Setara 700 KW di PTPN V Riau

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemilihan Jenis Fundasi Tangki Reaktor KAP. 2000 M3 Pilot Plant Biogas POME Setara 700 KW di PTPN V Riau"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pemilihan Jenis Fundasi Tangki Reaktor KAP. 2000 M3 Pilot Plant Biogas POME Setara 700 KW di PTPN V Riau

Samdi Yarsono1*, Lan Marrakup TN1, Ika Wulandari1, Eva Nur Septinia1, Giman1 Mohammad Imamudin2, Juda Suwandi2, Basit Al Hanif2

1Desain dan Rancang Bangun, Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Desain, BPPT

Jl. Puspiptek Serpong, Gedung 480 BTBRD-BPPT, Tangerang Selatan-Banten, 15314

2Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Jl. Cempaka Putih Tengah III No.24, RT.11/RW.5, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 10510

*Corresponding Author : Samdi.yarsono@bppt.go.id

Abstrak

Kebutuhan energi terbarukan di Indonesia sangatlah penting, saat ini sumber energi terbarukan porsinya relatif kecil. BPPT ( Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi)

dalam kegiatannya melakukan pembangunan pilot plant Biogas Pome setara 700 kW

berkerjasama dengan PTPN V (PT. Perkebunan Nusantara V) dengan sistim tangki berpengaduk secara kontinu yang mana hasil gas tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler pabrik PMKS di sei pagar. Dalam penelitian pondasi sistim tangki berpengaduk ini untuk mencapai gas setara 700 kW maka diperlukan tangki dengan kapasitas 2000m3, dengan ukuran diameter 16,8m dan tinggi 9m. Kami melakukan pemilihan jenis fundasi tangki dengan pendekatan harus kuat menahan beban, gempa dan juga ekonomis, dimana anggaran buat melakukan ini sangat terbatas. Berdasarkan

data dari soil test didapat nilai N-SPT di kedalaman 10-15m, untuk itu kami

merumuskan bahwa fundasi pile yang kita pilih untuk menahan beban tangki sekitar

2174.2 ton. Dalam hal ini kita membandingkan pemakaian pile ukuran 50cm dengan

pemakaian pile 60cm agar mendapatkan kalkulasi yang maksimal dan lebih ekonomis.

Hasil yang didapat dimana pile diameter 60cm yang kita pakai karena lebih ekonomis

biaya dan maksimal dalam menahan beban dimana kebutuhan anggarannya lebih ekonomis Rp. 88,650,000.

Kata kunci: tangki kapasitas 2000m3, fundasi pile, ukuran 50cm, ukuran 60cm

Abstract

The need for renewable energy in Indonesia is very important, currently the source of renewable energy is relatively small. BPPT (Agency for Assessment and Application of Technology) in its activities carried out the construction of a Biogas Pome pilot plant equivalent to 700 kW in collaboration with PTPN V (PT. Perkebunan Nusantara V) with a continuous stirred tank system in which the results of the gas are used as fuel for PMKS plant boilers in all areas. fence. In the research of the foundation of the stirred tank system to reach gas equivalent to 700 kW, a tank with a capacity of 2000m3 is needed, with a diameter of 16.8m and a height of 9m. We chose the type of tank fundament with an approach that had to be strong in resisting loads, earthquakes and also economically, where the budget for doing this was very limited. Based on the data from the soil test, the N-SPT value was obtained at a depth of 10-15m, for that we formulated that the pile foundation that we chose to hold the tank load was around 2174.2 tons. In this case we compare the use of 50cm pile size with 60cm pile usage in order to get a maximum and more economical calculation. The results obtained where we use 60cm diameter pile because it is more economical and maximum cost in holding loads where the budget needs are more economical IDR 88,650,000.

(2)

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemanfaatan limbah POME menjadi energi dengan adanya skema penjualan listrik kepada PT PLN (Persero) berdasarkan PERMEN ESDM No. 27/2014 tentang ditetapkannya harga Pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari pembangkit tenaga listrik yang menggunakan energi terbarukan skala kecil dan menengah atau kelebihan

tenaga listrik. Salah satu perusahaan

perkebunan kelapa sawit (PKS), yakni PT Perkebunan Nusantara V (Persero) atau PTPN V (Persero) telah menyadari bahwa limbah cair berupa POME yang menghasilkan biogas (sebagian besar berupa gas metana) sangat potensial untuk bahan bakar pembangkit

listrik. Pemilihan jenis fundasi tangki

perpengaduk sangat lah penting dikarena tangki berpengaduk inilah sumber keberhasilan Pilot Plant Biogas Pome tersebut, oleh karena tidak boleh ada kegagalan dalam menentukan jenis fundasi yang akan digunakan.

Tujuan dan Keluaran

Tujuan dari studi ini adalah:

a. Melakukan kajian perhitungan fundasi

pile dengan diameter 50cm dan 60cm

b. Melakukan analisa perbandingan dari

kekuatan dan keekonomisan biaya yang dikeluarkan.

Keluaran yang ditargetkan:

a. Kajian teknis perhitungan analisa

fundasi pile dengan mengunakan diameter 50cm dan 60cm

b. Kajian perbandingan biaya antara

pemakaian fundasi pile 50cm dengan 60cm.

METODOLOGI DAN TAHAPAN KEGIATAN:

Metodologi dan Tahapan Kegiatan yang dilakukan dalam studi kajian ini, meliputi:

a. Melakukan Studi Literatur mengenai

sistim perhitungan fundasi pile

b. Merumuskan data beban dan data

tanah

c. Melakukan perhitungan analisa

fundasi pile

d. Menyusun rekomendasi dari hasil

perhitungan pile diameter 50cm dan 60cm

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pekerjaan sipil tangki reactor kapasitas 2000m3

Pekerjaan fundasi reaktor ini terdiri dari 2 item pekerjaan antara lain :

a. Fundasi Pile

b. MAT Fundasi

Desain dari reaktor kapasitas 2000m3 seperti gambar di bawah ini pada gambar 1.

Gambar 1. Unit Continuous Stirred Tank

Reactor (CSTR)

Metoda Desain Fundasi CSTR:

Gambaran desain tapak dan titik posisi pile berdasarkan hasil kajian dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini.

(3)

Gambar 2. Desain Fundasi Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR)

Berat Tangki CSTR bersama fluida POME yang akan memberikan beban vertikal pada

Slab Rolled Compacted Concrete (RCC)

setebal 100 cm dan diestimasi mengikuti volume tangki CSTR yaitu sebesar 2174.2 ton.

Dan berdasarkan speksifikasi teknis ,

diperlukan pile dengan kekuatan beton K-600

dan untuk Mutu Beton Mat Fundasi

mengunakan K-250 dengan Tulangan yang dipakai D22, dimana jarak antar tulangan mengikuti dalam SNI 2847 : 2013. Persyaratan Beton Struktural untuk Bangunan Gedung.

Bahan Campuran Beton

(a) Semen Portland (Portland Cement / PC)

Semua merk PC yang digunakan harus Portland Cement merk Standard, yang telah disetujui oleh badan yang berwenang dan memenuhi persyaratan Portland Cement sesuai

dengan SNI 15-2049-2004. Seluruh pekerjaan

harus menggunakan satu merk PC. PC harus disimpan secara baik, dihindarkan dari kelembaban sampai tiba saatnya untuk dipakai. PC yang telah menggumpal atau membatu tidak boleh digunakan. PC harus disimpan sedemikian rupa, sehingga mudah untuk diperiksa dan diambil contohnya.

(b) Kerikil Koral dan Pasir (Agregat kasar dan halus)

- Agregat harus sesuai dengan

syarat-syarat PBI 1971 Bab 3 ayat 3.3, 3.4 dan 3.5.

Agregat kasar harus berupa koral atau crushed

stones yang mempunyai susunan gradasi yang baik, padat (tidak porous) dan cukup syarat kekerasan-nya. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (ditentukan terhadap berat kering).

- Besar maksimum butir agregat kasar

tidak boleh lebih dari 3,0 cm dan tidak lebih dari seperempat dimensi beton yang terkecil dari bagian konstruksi yang bersangkutan.

- Agregat kasar dan halus diangkat dan

disimpan terpisah dan harus dicegah terjadinya degregasi dari berbagai ukuran partikel. Agregat harus dijaga terhadap kebersihan dan

bebas terhadap material-material lain.

Kapasitas tempat harus disiapkan pada tempat sumbernya atau pada site untuk menjamin tersedianya kedua macam agregat tersebut, dengan kualitas dan grading yang telah

disetujui untuk menjamin kontinuitas

pekerjaan.

(c) Air

Air untuk pembuatan dan perawatan beton harus mengikuti syarat PBI-1971 pasal 3.6. Sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.

(d) Bahan Pencampur (Admixture)

- Admixture yang dicampurkan pada

beton tidak diizinkan kecuali dengan

persetujuan.

- Untuk pemakaian admixture seperti

tersebut diatas, maka harus sudah membuat percobaan – percobaan perbandingan berat dan W/C ratio dari penambahan admixture tersebut. Hasil crushing test kubus-kubus berumur 7, 14 dan 21 hari dari laboratorium yang untuk disetujui.

(4)

(e) Desain Campuran Beton

- Adukan beton terdiri dari bahan

semen, bahan pembantu (admixture), pasir, koral dan air. Kualitas bahan tersebut harus memenuhi syarat yang ditentukan.

- Perbandingan campuran beton rencana

untuk berbagai jenis pekerjaan beton harus ditentukan berdasarkan hasil percobaan kubus beton, dapat dipakai untuk pekerjaan yang dimaksud.

- Bila campuran beton rencana yang

telah disetujui diganti kualitas dari sumber ataupun agregatnya, maka harus dicari lagi campuran yang baru sehingga tetap memenuhi syarat. Untuk campuran beton yang baru tersebut prosedual membuat campuran testing kubus beton.

- Didalam membuat campuran beton,

jumlah semen dan agregat akan diukur menurut berat, kecuali dalam beberapa hal khusus, pengukuran material dengan volume, akan dipakai untuk bangunan-bagunan struktur yang kecil.

- Semua volume dan berat agregat,

semen, dan air harus ditakar dengan seksama. Bilamana proporsi - proporsi yang disyaratkan tidak dilaksanakan, maka konstruksi beton yang sudah dicor akan diperintahkan untuk segera disingkirkan.

- Jumlah semen yang dipakai minimum

sebesar 340 Kg/m3 beton untuk struktur

bangunan air dan reservoir, serta minimum

sebesar 275 Kg/m3 untuk struktur bangunan

biasa.

(f) Persiapan Pengecoran Beton

Sebelum pekerjaan beton dimulai, maka 24 jam sebelumnya harus membuat laporan tertulis yang menyebutkan:

- Jumlah volume beton yang dicor

- Jumlah alat-alat pengecoran antara

lain: mixer, fibrator, yang tersedia di lapangan.

- Jumlah portland cement yang tersedia

di lapangan.

- Jumlah pasir, koral/kerikil yang

tersedia di lapangan.

- Jumlah air yang tersedia untuk

pembetonan

- Jumlah cetakan-cetakan kubus beton

yang tersedia di lapangan.

- Jumlah tenaga kerja yang ada di

lapangan.

- Perbandingan campuran beton yang

akan dilaksanakan.

- Time schedule pelaksanaan

pengecoran.

- Skema jalannya pengecoran sampai

selesai

(g) Pencegahan Korosi

Pipa, pipa listrik, angker dan bahan lain yang terbuat dari besi yang ditanam dalam beton

harus dipasang cukup kuat sebelum

pelaksanaan pengecoran beton. Jarak antara

bahan tersebut dengan setiap bagian

pembesian sekurang-kurangnya harus 5 cm. Cara yang dibenarkan untuk mengikat bahan itu pada kedudukan yang benar adalah dengan kawat atau mengelas ke besi beton.

(h) Persiapan Permukaan Yang akan Dicor Beton

Sebelum adukan beton dicor, semua ruang-ruang yang akan diisi dengan beton harus dibersihkan dari kotoran-kotoran, kemudian

cetakan-cetakan dan pasangan-pasangan

dinding yang akan berhubungan dengan beton harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Permukaan tanah atau lantai kerja harus

dibasahi dengan siraman air sebelum

pengecoran, permukaan tersebut harus tetap basah dengan penyiraman air terus menerus sampai tiba saat pengecoran. Bagaimanapun juga permukaan tersebut harus bebas dari air yang tergenang dan juga bebas dari lumpur serta kotoran-kotoran pada saat pengecoran beton.

(5)

(i) Sambungan Beton

Bidang-bidang beton lama yang akan

berhubungan erat dengan beton baru, dan bila perlu juga bidang-bidang akhir dari beton pada siar pelaksanaan, harus dikasarkan dulu,

kemudian bidang-bidang tersebut harus

dibersihkan dari segala kotoran dan benda-benda lepas, setelah itu harus dibasahi dengan air sampai jenuh. Setelah permukaan disiapkan , sesaat sebelum beton yang baru akan dicor semua permukaan sambungan beton yang horizontal harus dilapisi atau disapu dengan spesi mortel dengan susunan yang sama seperti yang terdapat dalam betonnya. Lapisan spesi mortel tersebut harus disebar merata dan harus dikerjakan benar sampai mengisi ke dalam seluruh liku-liku permukaan beton lama yang

tidak rata, sedapat mungkin harus

dipergunakan sapu kawat untuk menyisipkan lapisan aduk tersebut ke dalam celah permukaan beton lama.

(j) Persiapan Pengecoran

Beton tidak boleh dicor, bila seluruh pekerjaan bekisting, pekerjaan tulangan dan pekerjaan instalasi yang tertanam selesai dipasang dan

persiapan seluruh permukaan tempat

pengecoran. Seluruh permukaan bekisting dan bagian instalasi yang akan ditanam di dalam beton yang tertutup dengan kerak beton bekas pengecoran yang lalu, harus dibersihkan terhadap seluruh kerak beton tersebut, sebelum beton di sekelilingnya atau beton yang berdekatan di cor.

(k) Penyingkiran Air

Beton tidak boleh dicor sebelum semua

genangan air yang memasuki tempat

pengecoran tersebut dikeringkan dengan

sebaik-baiknya. Beton tidak boleh dicor di

dalam air dan juga tidak dibenarkan

membiarkan air mengalir di atas beton sebelum beton cukup umurnya dan mencapai pengerasan awal.

(l) Toleransi Kesalahan Pada Pelaksanaan Beton

Beton harus mempunyai ukuran-ukuran

dimensi lokasi dan bentuk yang tidak boleh

melampaui toleransi berikut ini : Posisi garis as dari penyelesaian bagian struktur pada semua titik ± 0,5 cm posisi yang seharusnya.

(m) Pembengkokan Besi Beton

Pekerjaan pembengkokan besi harus

dilaksanakan dengan teliti sesuai dengan ukuran yang tertera.

Besi beton tidak boleh dibengkokan atau diluruskan sedemikian rupa, sehingga rusak

atau cacat, dan tidak diperbolehkan

membengkokan besi beton dengan cara pemanasan. Pembengkokan dilakukan dengan cara melingkari sebuah pasak dengan diameter tidak kurang dari 5 kali diameter besi beton, kecuali untuk besi beton yang lebih besar dari 25 mm, pasak yang digunakan harus tidak kurang dari 8 x diameter besi beton, kecuali bila ditentukan lain.

Semua pembesian harus mempunyai hak pada kedua ujungnya bilamana tidak ditentukan lain.

(n) Pemasangan Besi Tulangan

Pembersihan. Sebelum baja tulangan dipasang, besi beton harus bebas dari sisa logam, karatan, lemak dan lapisan yang dapat merusak atau mengurangi daya lekat besi dan beton. Pemasangan. Pembesian harus distel dengan cermat sesuai dengan gambar dan diikat dengan kawat beton. Semua tulangan harus dipasang dengan posisi yang tepat. Sebelum

pengecoran, pemasangan tulangan harus

diperiksa oleh Pemberi Tugas / Pengawas Lapangan. Tulangan-tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga selama pengecoran tidak berubah tempatnya.

Dimana biaya pekerjaan fundasi reaktor Rp.

1,729,348,465.97 , dengan pile diameter 60cm dapat dilihat pada tabel 1. Biaya dengan pile

diameter 50cm Rp. 1,817,998,465.97 dapat

dilihat pada tabel 2, dimana selisih Rp.

88,650,000, dalam tabel 3 terlihat perbedaaan banyaknya pile antara ukuran 50 cm dengan ukuran 60cm

(6)

Tabel 1. Rencana Biaya Pekerjaan Fundasi Tangki Reaktor 2000m3 dengan ukuran pile 60cm

Jumlah Harga Bahan & Upah

VIII.A.1 Pekerjaan galian tanah pondasi tapak 192.33 m3 88,750.00 17,068,843.75 VIII.A.2 Pekerjaan lapisan pasir bawah tapak 24.04 m3 281,770.00 6,773,926.91 VIII.A.3 Pekerjaan lantai kerja bawah tapak Mutu Beton K-150, Tanpa Tulangan 12.02 m3 1,079,000.00 12,969,917.19 VIII.A.4 Pekerjaan Pengadaan Tiang Pancang Spun Pile Diameter 60 cm , kedalaman 12 m 384.00 m' 540,000.00 207,360,000.00 VIII.A.5 Pekerjaan Beton Slab Pondasi Tangki Mutu Beton K-350, ex. Baja Tulangan KS/setara 312.53 m3 4,161,000.00 1,300,429,528.13 VIII.A.6 Pekerjaan Pemadatan Tanah Eks. Mesin Giling 4 ton 306.25 m2 225,000.00 68,906,250.00 VIII.A.7 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Pancang 1.00 ls 8,000,000.00 8,000,000.00 VIII.A.8 Pemancangan Spun Pile dengan Drop Hammer 80 ton DD Hammer 80 ton 384.00 m' 255,000.00 97,920,000.00 VIII.A.9 Pengelasan penyambungan Spun Pile 32.00 ttk 130,000.00 4,160,000.00 VIII.A.10 Pemotongan tiang spun pile 32.00 ttk 180,000.00 5,760,000.00 1,729,348,465.97

Harga Satuan No Uraian Pekerjaan Spesifikasi Material & Keterangan Pekerjaan Volume Sat

Total biaya pekerjaan pondasi / sub struktur

Tabel 2. Rencana Biaya Pekerjaan Fundasi Tangki Reaktor 2000m3 dengan ukuran pile 50cm VIII.A. Pekerjaan Pondasi dan Struktur

Jumlah Harga Bahan & Upah

VIII.A.1 Pekerjaan galian tanah pondasi tapak 192.33 m3 88,750.00 17,068,843.75 VIII.A.2 Pekerjaan lapisan pasir bawah tapak 24.04 m3 281,770.00 6,773,926.91 VIII.A.3 Pekerjaan lantai kerja bawah tapak Mutu Beton K-150, Tanpa Tulangan 12.02 m3 1,079,000.00 12,969,917.19 VIII.A.4 Pekerjaan Pengadaan Tiang Pancang Spun Pile Diameter 60 cm , kedalaman 12 m 492.00 m' 540,000.00 265,680,000.00 VIII.A.5 Pekerjaan Beton Slab Pondasi Tangki Mutu Beton K-350, ex. Baja Tulangan KS/setara 312.53 m3 4,161,000.00 1,300,429,528.13 VIII.A.6 Pekerjaan Pemadatan Tanah Eks. Mesin Giling 4 ton 306.25 m2 225,000.00 68,906,250.00 VIII.A.7 Mobilisasi dan Demobilisasi Alat Pancang 1.00 ls 8,000,000.00 8,000,000.00 VIII.A.8 Pemancangan Spun Pile dengan Drop Hammer 80 ton DD Hammer 80 ton 492.00 m' 255,000.00 125,460,000.00 VIII.A.9 Pengelasan penyambungan Spun Pile 41.00 ttk 130,000.00 5,330,000.00 VIII.A.10 Pemotongan tiang spun pile 41.00 ttk 180,000.00 7,380,000.00 1,817,998,465.97

Harga Satuan No Uraian Pekerjaan Spesifikasi Material & Keterangan Pekerjaan Volume Sat

Total biaya pekerjaan pondasi / sub struktur

Tabel 3. Perbandingan Pekerjaan Sipil Sistim Penutup Lagoon dan Sistim Tangki

Pile Ukuran 50cm Pile Ukuran 60cm

Jumlah Pile yang dibutuhkan 41 pile dengan kedalaman 12m

Jumlah pile yang dibutuhkan 32 pile dengan kedalaman 12m

Ketebalan Mat Fundasi 100cm Ketebalan Mat Fundasi 100cm

Waktu pemancangan lebih lama karena jumlah nya lebih banyak

Waktu Pemacangan relative lebih cepat Biaya yang di perlukan sekitar Rp.

1,817,998,465.97

Biaya yang di perlukan sekitar Rp.

1,729,348,465.97

SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN

Dari kajian pemilihan pondasi dengan mengunakan pile 50cm dan 60cm dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

a. Tinjauan dari kebutuhan pile yang di

gunakan antara mengunakan pile 50cm dan 60cm dengan perbedaan 9 pile dimana 50cm lebih banyak

b. Waktu Pekerjaan sipilnya dengan

mengunakan diameter 60cm akan lebih cepat pengerjaannya.

c. Biaya pekerjaan sipilnya fundasi

sistim tangki dengan menggunakan

diameter 60cm, lebih ekonomis Rp. 88,650,000

SARAN

Dalam pemilihan sistim fundasi pile perlu di

perlukan perencanaan berdasarkan

pembebanan yang ada dan type perhitungan yang digunakan untuk mendapatkan desain fundasi yang maksimal.

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kepada Dr.Ir. Semuel Pati

Senda , MSc, ES Kepala Program dan Dr.

Ir. Agus Hadi Santosa Wargadipura, MSc,

Group leader dalam kegiatan Insinas Flagship PLT Biogas Pome MenrisitekDikti

DAFTAR PUSTAKA

Ika Wulandari. 2018. Rencana Anggaran

Pekerjaan Sipil. Technical Note . BTBRD-BPPT

SNI 2847 : 2013. Persyaratan Beton

Struktural untuk Bangunan Gedung

PERMEN ESDM. Tentang ditetapkannya

harga Pembelian tenaga listrik oleh PT PLN (Persero) dari pembangkit tenaga

listrik yang menggunakan energi

terbarukan skala kecil dan menengah atau kelebihan tenaga listrik. No. 27/2014

Laporan Kemajuan. Konstruksi Pondasi Pilot

Plant Biogas Pome 700kW. Insinas Flagship. 2019

Gambar

Gambar 1. Unit Continuous Stirred Tank  Reactor (CSTR)
Gambar 2. Desain Fundasi Continuous Stirred  Tank Reactor (CSTR)
Tabel 2. Rencana Biaya Pekerjaan Fundasi Tangki Reaktor 2000m3 dengan ukuran pile 50cm

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terdapat komponen-komponen yang harus diperhatikan, yaitu identitas mata pelajaran, standar kompetensi,

Data tersebut menunjukkan calon varietas padi hibrida memberikan respons yang berbeda terhadap lokasi untuk karakter tinggi tanaman, jumlah anakan produktif, panjang malai, jumlah

Menurut Junaidi dan Nasution (2018) besarnya temperatur uap saturated yang dihasilkan tergantung pada laju penguapan air di dalam boiler yang menerima transfer panas

Dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku dan ketentuan lainnya dalam Perjanjian ini, besaran biaya interkoneksi sebagaimana tercantum di dalam DPI ini dapat

Setelah berdiskusi, peserta didik mampu merencanakan penerapan dua kegiatan yang sesuai dengan sila kesatu dan kedua dari sila Pancasila dalam kehidupan sehari- hari

 Drug-induced hepatitis (DIH) / Drug-induced liver injury (DILI) dapat diartikan sebagai kerusakan hepatik yang diinduksi oleh obat kimiawi atau herbal yang

manajerial pengawasan sekolah terhadap kinerja guru bahasa Indonesia SMA negeri di Kabupaten Gianyar, dengan keeratan hubungan atau koefisien korelasi sebesar 0,650,