• Tidak ada hasil yang ditemukan

Centre for Indonesia s Strategic Development Initiatives

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Centre for Indonesia s Strategic Development Initiatives"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Centre for Indonesia’s Strategic Development Initiatives

Penelitian Evaluasi Program Penguatan Puskesmas dalam Pelaksanaan Pelacakan, Pengujian, dan Pengelolaan Kasus untuk Respon COVID-19 di Provinsi Jawa Barat

REQUEST FOR PROPOSAL 1. Latar Belakang

Sejak awal tahun 2020, dunia digegerkan dengan menyebarnya Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV-2). Setelah resmi dideklarasikan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020, COVID-19 telah menginfeksi hampir 100 juta penduduk dunia dan menyebabkan 2,135,959 kematian (1). Tidak hanya itu, dengan beban kesehatan masyarakat yang telah ada sebelum masa pandemi, COVID-19 diprediksi terkait dengan kematian yang lebih tinggi dikarenakan ketidakmampuan sistem kesehatan negara-negara di dunia dalam memberikan pelayanan kesehatan esensial untuk masyarakatnya (2).

Di Indonesia, sejak kasus pertama diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020, COVID-19 telah terkonfirmasi diderita oleh 999,256 orang dengan jumlah kematian sebesar 28,132 jiwa. Puskesmas sebagai bagian dari sistem kesehatan di tingkat primer yang terdekat dengan masyarakat memiliki peran yang sangat krusial dalam penanganan COVID-19 di Indonesia, terutama dalam hal pengujian sampel, pelacakan dan penelusuran kasus. Namun, peran strategis Puskesmas dalam penanganan COVID-19 di Indonesia belum dilakukan secara optimal, terbukti dengan ketidaksiapan Puskesmas dalam hal pengendalian infeksi COVID-19 (3).

Tercatat sebagai provinsi kedua dengan kasus tertinggi di Indonesia, provinsi Jawa Barat menyadari pentingnya penguatan kapasitas Puskesmas dalam menghadapi pandemi COVID-19. Hingga 27 Januari 2021, tercatat 131,322 penduduk Jawa Barat terkonfirmasi positif menderita COVID-19 dengan Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi tercatat sebagai kota dan kabupaten dengan kasus tertinggi (4). Statistik keterisian tempat tidur yang menunjukkan tren meningkat, ketidaktersediaan pusat isolasi di beberapa kabupaten/kota serta banyaknya tenaga kesehatan yang terinfeksi hingga meninggal dunia; mendorong urgensi dibangunnya pendekatan sistem yang holistik dalam

(2)

merespon wabah COVID-19 di Provinsi Jawa Barat. Berangkat dari hal ini, pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen tinggi dalam meningkatkan kapasitas sistem pelayanan kesehatan untuk percepatan penanganan wabah COVID-19. Komitmen ini dituangkan dalam sebuah kerjasama dengan CISDI yang diharapkan dapat memberikan daya ungkit pada Puskesmas sebagai sentra pelaksanaan pelacakan, pengujian dan pengelolaan kasus untuk respon COVID-19 di Provinsi Jawa Barat.

Program kerjasama CISDI dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam penguatan pelayanan Puskesmas ini diimplementasikan dengan menerjunkan tim interprofesi di 100 Puskesmas di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Melalui kerjasama dengan tim sekretariat provinsi dan tim pelaksana kabupaten/kota, tim pelaksana di Puskesmas yang terdiri dari lima anggota akan bekerjasama dengan petugas Puskesmas dan masyarakat setempat untuk melakukan surveilans epidemiologi serta pendampingan kader dan tokoh masyarakat sebagai relawan dalam menangani COVID-19 di Jawa Barat. Untuk mengukur dan memantau dampak intervensi program ini, studi yang akurat diperlukan sebagai dasar perbaikan program serta replikasi bentuk intervensi Puskesmas di provinsi Jawa Barat, pengambilan keputusan dan desain dukungan kebijakan.

2. Tujuan

Secara keseluruhan, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi dari program intervensi yang dilakukan CISDI dan Dinas Kesehatan Jawa Barat dalam penguatan puskesmas untuk upaya pelacakan, pengujian dan pengelolaan kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Barat. Tujuan spesifik dari studi ini adalah:

a. Memantau dan mengevaluasi intervensi program terhadap pengetahuan dan/atau kesadaran masyarakat dalam melakukan 3M pada tingkat komunitas;

b. Memantau dan mengevaluasi intervensi program terhadap capaian indikator 3T di Puskesmas;

c. Memantau dan mengevaluasi intervensi program terhadap kapasitas staf Puskesmas dalam melaksanakan 3T;

d. Memantau dan mengevaluasi intervensi program terhadap kapasitas kader dalam pelaksanaan SBM dan upaya promosi kesehatan melalui pendekatan komunikasi perubahan perilaku.

(3)

3. Program Intervensi

Program kolaborasi ini dilaksanakan dalam bentuk penempatan tim pelaksana Puskesmas yang terdiri dari tiga tenaga kesehatan yang direkrut dari luar dan dua tenaga kesehatan Puskesmas yang akan mendampingi tenaga lokal puskesmas. Program ini akan mulai dilakukan pada minggu keempat bulan Maret sampai minggu keempat bulan Agustus 2021. Tim pelaksana Puskesmas memiliki tugas utama untuk melakukan penguatan kemampuan Puskesmas dalam penanganan COVID-19 dengan cara:

a. Meningkatkan perilaku 3M dan penerapan protokol kesehatan di masyarakat Program ini akan melibatkan kader dan lintas sektor dalam kegiatan edukasi kepada masyarakat untuk mempraktekkan perilaku 3M dan memastikan protokol kesehatan pada tempat-tempat yang memiliki potensi tinggi terjadi penularan. 

b. Penguatan pelaksanaan tracing, testing, treatment and isolation (3T) yang berkualitas di wilayah kerja Puskesmas  

Penguatan pelaksanaan 3T dilakukan melalui pelatihan dan penempatan tim tenaga kesehatan kolaboratif, penambahan penyediaan APD dan alat tes, mobilisasi kader/relawan dan pengembangan isolasi mandiri berbasis komunitas. 

c. Membangun atau memperkuat sistem Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM) di wilayah kerja Puskesmas. 

SBM akan melibatkan setidaknya 3000 kader di 100 puskesmas dalam kegiatan surveilans, seperti deteksi dini, penelusuran kontak erat dan pemantauan karantina. Melalui penguatan SBM diharapkan, kader mampu menangkap lebih banyak kasus secara dini melalui surveilans ILI (Influenza Like Illness) sehingga kasus cepat ditangani dan diisolasi sebelum menyebabkan infeksi lebih masif. 

4. Lokasi program intervensi

Program akan dilakukan pada 100 Puskesmas di 12 Kabupaten/Kota di Jawa Barat, yang akan ditentukan kemudian dengan kriteria:

‒ Kepala daerah berkomitmen mendukung program penguatan Puskesmas

‒ Jumlah kasus terkonfirmasi, suspek, kontak erat, dan probable aktif terbanyak dalam 7 hari terakhir;

‒ Jumlah sumber daya manusia kesehatan yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah kasusnya; dan

(4)

5. Scope of work

CISDI mencari organisasi/lembaga/konsorsium yang dapat melakukan studi evaluasi program yang mencakup:

1. perijinan penelitian dan persiapan serta kebutuhan birokrasi lainnya yang dibutuhkan 2. melakukan pengambilan dan pengumpulan data yang diperlukan untuk mengevaluasi

program intervensi sesuai dengan proposal yang telah diajukan dan disepakati 3. melakukan pemantauan program selama intervensi berjalan

4. melakukan pengolahan dan analisis data serta penulisan laporan studi evaluasi program intervensi

6. Deliverables

Deliverables utama untuk RFP yang diharapkan dari kandidat organisasi/lembaga/konsorsium adalah:

- Ijin penelitian untuk semua lokasi penelitian yang disepakati - Proposal penelitian

- Instrumen dan protokol pengambilan data sebelum dan setelah program intervensi - Instrumen pemantauan program

- semua data yang terkumpul selama proses pemantauan dan evaluasi program - Laporan hasil evaluasi dan pemantauan

7. Mekanisme Pengajuan

Pihak ketiga yang tertarik dapat mengirimkan statement of interest via email ke narahubung, Sdri. Gita Kusnadi (gitakusnadi@gmail.com) paling lambat 4 Februari 2021. Bagi aplikan yang tertarik akan diadakan pertemuan daring pada tanggal 5 Februari 2021 untuk penjelasan program lebih detail serta menjawab pertanyaan lain yang dimiliki oleh aplikan.

Proposal yang diajukan harus mencakup pendekatan dan metodologi serta biaya yang dibutuhkan untuk melakukan evaluasi sekaligus mengukur dampak dari program. Metode penelitian ini dapat dilakukan dengan pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. Proposal yang diajukan juga harus memuat detail metode yang digunakan untuk mencapai tujuan dan indikator penelitian. Proposal yang diajukan harus mencakup:

a. Latar belakang, analisis situasi dan tujuan penelitian

(5)

c. Metode analisis d. Biaya

e. Timeline penelitian

f. Informasi organisasi/lembaga dan anggota penelitian g. Riwayat penelitian organisasi

8. Biaya

Biaya maksimal yang tersedia untuk pelaksanaan penelitian ini adalah sebesar Rp3,000,000,000. Besaran pendanaan akan disesuaikan dengan jumlah lokasi serta penerapan metode yang diajukan dalam proposal. Pendanaan yang diajukan dapat mencakup (tetapi tidak terbatas untuk):

a. Manajemen penelitian dan biaya personil b. Pengambilan dan pengolahan data c. Perjalanan (jika diperlukan)

d. Pembuatan laporan dan diseminasi hasil

Calon mitra yang lolos diwajibkan untuk melaporkan setiap penggunaan biaya penelitian sesuai dengan SOP keuangan CISDI. Pencairan dana penelitian akan dilakukan dengan dua tahap: 80% di awal dan 20% setelah penyelesaian laporan akhir.

9. Durasi

Proyek penelitian akan dilakukan selama kurang lebih sembilan bulan mulai akhir bulan Februari hingga bulan November 2021.

10. Batas waktu pendaftaran dan Timeline Evaluasi

Proposal penelitian, beserta dengan dokumen pelengkapnya, harus dikumpulkan paling lambat 10 Februari 2021.

Estimasi timeline proses seleksi:

5 Februari : pre-bidding meeting dengan semua aplikan yang tertarik 10 Februari : Batas pengumpulan proposal

11-17 Februari : Proses seleksi

18 Februari : Pengumuman hasil seleksi

22 Februari : Proses penelitian mulai dilakukan (persiapan, dsb)

Minggu ke-4 Maret : Berakhirnya pengambilan data baseline sebelum intervensi (jika diperlukan)

(6)

Minggu ke-1 Sept : Dimulainya pengambilan data pasca intervensi (jika diperlukan) Sept-Nov : pengolahan data, analisis, dan penulisan laporan

11. Penilaian proposal

Beberapa pertimbangan yang akan dipertimbangkan dalam pemilihan proposal adalah: - Sejalan dengan tujuan dan cakupan RFP

- Kemampuan teknis dan pengalaman sebelumnya mengerjakan proyek serupa - Metode dan pendekatan

- Timeline dan biaya Narahubung

Gita Kusnadi

Public Health Research Associate, CISDI gitakusnadi@gmail.com

Referensi:

1. World Health Organization. WHO Coronavirus Disease (COVID-19) Dashboard 2020 [Available from: https://covid19.who.int.

2. Al Tuwaijri S. Killer # 2: Disrupted health services during COVID-19: World Bank Blogs; 2020 [Available from: https://blogs.worldbank.org/health/killer-2-disrupted-health-services-during-covid-19.

3. Herlinda Olivia, Wahid E.A, Nuraini Sri, Salman Miki, Yenuarizki Yeyen, Sadipun Victorius E.P. Kemampuan Puskesmas dalam Merespon Pandemi COVID-19. CISDI KC, Cekdiri.id. 2020. [Available from: https://cisdi.org/wp-content/uploads/2020/11/Policy-Brief-3-November-2020-copy_compressed-1-2.pdf]

4. Barat PIKC-PJ. Angka Kejadian di Jawa Barat 2021 [Available from: https://pikobar.jabarprov.go.id.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa: (1) seharusnya pengolahan terbitan resmi pemerintah di Perpustakaan Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Barat lebih

Strategi ini memberikan langkah-langkah yang memudahkan bagi pihak manajemen Asuransi JIwasraya dalam menjangkau konsumen yang luas, menentukan pasar potensial yang

Jika aktivitas dan tindakan kolaborasi positif ada maka akan menghasilkan komitmen dan hasil akhir yang menjaga efisiensi, produktivitas dan keefektifan suatu hubungan (Zineldin

Agar dalam proses pendataan di sekolah ini bisa bekerja lebih efektif dan menggunakan sistem informasi sesuai dengan perkembangan teknologi yang dapat membantu mempercepat

b) Implementansi kebijakan pengurangan risiko bencana. Dimana potensi kerentanan akan lebih banyak berbicara tentang aspek teknis yang berhubungan dengan dimensi

Proyeksi jumlah penduduk Desa Bongo pada tahun 2018 sekitar 2.593 dan proyeksi siswa/guru/pegawai untuk fasilitas pendidikan sekitar 543 Penghitungan pemakai air rata-rata per

Hasil pengamatan yang dilakukan selama 24 jam pada penelitian lanjutan, didapatkan hasil bahwa granul ekstrak buah belimbing wuluh konsentrasi 50 mg/ 100 ml rata-rata pada 4

Morfometri yang diteliti dalam penelitian ini adalah sayap ( bentangan dan panjangnya), kepala, toraks dan abdomen (panjang dan lebar) serta panjang badan total..