Rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang dengan rahmat dan hidayahNya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaiakan buku Ekonomi Manajerial. Penulis juga ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada para pe ngarang buku maupun penulis paper yang menjadi referensi dalam penyusunan buku ini.
Buku ini hadir sebagai pelengkap pembelajaran m atakuliah Ekonomi Manajerial. Ini juga menjadi alasan mengapa buku ini diberi judul yang sama dengan nama matakuliah tersebut. Namun demikian isi buku ini masih jauh dari materi yang semesti nya ada dalam mata kuliah tersebut. Buku ini disusun mulai dari hal-hal yang sederhana yakni pengenalan tentang ekonomi manajerial baik berupa definisi, ruang lingkup, teori perusahaan sampai dengan keputusan investasi serta penganggaran modal. Buku ini diperuntukan bagi mereka yang ingin mempelajari dasar-dasar ekonomi manajerial baik bagi mereka ya ng masih menuntut ilmu di perguran tinggi ataupun dosen pengajar mata kuliah Ekonomi Manajerial . Akhir kata, penulis menyadari masih banyak kekurangan yang ada pada buku ini terutama dari segi kelengkapan isi materi, untuk itu penulis mengharap saran, kritikan, maupun ide konstruktif yang dapat penulis gunakan untuk membuat versi berikutnya yang lebih baik dan lebih lengkap serta lebih ter struktur.
Jakarta, Maret 2013
Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel x
Bab 1 Ruang Lingkup Ekonomi Manajerial 1
1.1 Tujuan Pembelajaran Umum 1
1.2 Pendahuluan 1
1.3 Pengertian dan Ruang Lingkup Manajerial 2
1.4 Hubungan Ekonomi Manajerial dengan Ilmu Lain 2
1.5 Teori Perusahaan 3
1.6 Laba 4
1.7 Latihan 5
1.8 Studi Kasus 5
1.9 Analisis Kasus 8
Bab 2 Teknik Analisis Manjerial 10
2.1 Tujuan Pembelajaran Umum 10
2.2 Maksimalisasi Nilai Perusahaan 10
2.3 Metode Penggambaran Hubungan 11
Bab 3 Analisis Permintaan dan Penawaran 19
3.1 Tujuan Pembelajaran Umum 19
3.2 Penaksiran Fungsi Permintaan 19
3.3 Identifikasi dan Penaksiran Permintaan 21
3.4 Penawaran 22
3.5 Keseimbangan Pasar 24
3.6 Pendekatan Riset Pemasaran 28
3.7 Wawancara Survey dan Eksperimentasi Pasar 29
3.8 Analisis Kualitatif 29
3.9 Metode Analisis Regresi 33
3.10 Metode Analisis Waktu dan Proyeksi 35
3.11 Review Materi 38
3.12 Tugas Review Jurnal 39
Bab 4 Analisis Perilaku Konsumen
4.1 Tujuan Pembelajaran Umum 41
4.2 Pendahuluan 41
4.3 Teori Nilai Guna (Utility) 41
4.4 Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan 43
4.5 Paradoks Nilai 44
4.9 Garis Anggaran Pengeluaran 49
4.10 Price Consumtion Curve 52
4.11 Income Consumtion Curve 53
4.12 Soal Latihan 53
Bab 5 Analisis Permintaan Pasar
5.1 Tujuan Pembelajaran Umum 55
5.2 Fungsi Permintaan Pasar 55
5.3 Eelastisitas 59
5.4 Elastisitas Harga 62
5.5 Permintaan Elastits, Unitary dan Inelastis 64
5.6 Elastisitas Pendapatan 67
5.7 Elastisitas Silang 67
5.8 Pengaruh Waktu terhadap Elastisitas 69
5.9 Analisis Permintaan 70
5.10 Perhitungan Koefisien Elastisitas 73
5.11 Hubungan Elastisitas Permintaan dengan Penerimaan Barang 75
5.12 Elastisitas Silang 78
5.13 Elastisitas Pendapatan 79
5.14 Penawaran 80
5.15 Rangkuman 82
6.4 Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah 85
6.5 Review Materi 88
6.6 Tugas Review Jurnal 88
6.9 Latihan Soal 89
Bab 7 7.1 Tujuan Umum Pembelajaran 90
7.2 Pasar Persaingan Bebas Sempurna 90
7.3 Pasar Monopoli 91 7.4 Pasar Oligopoli 93 7.5 Pasar Monopolistik 94 7.6 Review materi 94 7.7 Rangkuman 95 7.8 Latihan Soal 96
Bab 8 8.1 Tujuan Umum Pembelajaran 97
8.2 Konsep Dasar Keunggulan Kompetitif 97
8.3 Penggunaan Strategi Teknologi Informasi 100
8.4 Strategi Kompetitif Lainnya 102
8.5 Rangkuman 103
8.6 Latihan Soal 104
9.4 Capital Expenditure 107
9.5 Klasifikasi Proyek 107
9.6 Persamaan Proses Capital Budgeting dengan Penilaian Surat Berharga
108
9.7 Metode Penilaian Investasi 108
9.7.1 Payback Method 109
9.7.2 Average Return of Investment Method 110
9.7.3 Present Value Method 111
9.7.4 Profitability Index 112
9.7.5 Internal Rate of Return 113
9.7.6 Modified Internal Rate of Return 116
9.8 Kasus Perusahaan Kecil 118
9.9 Contoh Kasus 119
9.10 Nilai Investasi Tiga Alternatif, Aliran Kas Masuk Stabil 121
9.11 Mesin manakah yang sebaiknya dibeli ? Aliran Kas Berubah 123
Referensi 126
Glossary 128
Gambar 1.1 Suasana Pasar 1
Gambar 1.2 The Nature of Manajerial 2
Gambar 3.1 Kurva Permintaan 20
Gambar 3.2 Kurva Penawaran 24
Gambar 3.3 Kurva Keseimbangan Pasar 25
Gambar 3.4 Kurva Permintaan bergeser ke kanan 26
Gambar 3.5 Kurva Permintaan bergeser ke kiri 27
Gambar 3.6 Kurva Penawaran bergeser ke kanan 27
Gambar 3.7 Kurva Penawaran bergeser ke kiri 28
Gambar 4.1 Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal 42
Gambar 4.2 Surplus Konsumen 44
Gambar 4.3 Kuva Kepuasan Sama 45
Gambar 4.4 Peta Kurva Kepuasan Sama 48
Gambar 4.5 Kurva Makanan dan Pakaian yang dapat dibeli konsumen 49
Gambar 4.6 Kurva hubungan sebab akibat perubahan harga 50
Gambar 4.7 Kurva hubungan sebab akibat perubahan harga 50
Gambar 4.8 Kurva Harga Konsumsi 51
Gambar 4.9 Kurva Garis Pendapatan – Konsumsi 53
Gambar 5.1 Permintaan naik harga naik 55
Gambar 5.2 Kurva permintaan akan mobil 57
dan (b)
Gambar 5.6 Kurva Permintaan dan E1astisitas Permintaan 72
Gambar 5.7 Koefisien Elastisitas Permintaan 74
Gambar 5.8 Kurva Permintaan Parabola 76
Gambar 5.9 Elastisitas Permintaan 77
Gambar 5.10 Sifat Elastisitas Harga 78
Gambar 5.11 Menggelar Penawaran Harga Menarik 80
Gambar 5.12 Kurva Penawaran dan Elastisitas Penawaran 81
Gambar 5.13 Macam Elastisitas Penawaran 82
Gambar 6.1 Proses Produksi Gula 84
Gambar 6.2 Kurva Produksi Sama 86
Gambar 6.3 Kurva Garis Ongkos Sama 87
Gambar 6.4 Kurva Isoquant dan Isocost 87
Gambar 7.1 Kondisi Pasar
Persaingan Sempurna
90
Gamabr 7.2 Pasar Terigu di Indonesia merupakan Oligopoli 93
Gambar 8.1 Strategi kompetitif untuk mengatasi tekanan kompetitif 98
Gambar 8.2 Rantai Nilai 100
Gambar 8.3 Strategi bisnis dengan Pemanfaatan TI 101
Gambar 9.1 Kurva Hubungan NPV dan IRR 1 115
Gambar 9.2 Kurva Hubungan NPV dan IRR 2 115
Tabel 2.1 Fungsi (Persamaan) 11
Tabel 2.2 Biaya Total, Rata-rata dan Manajerial 2
Tabel 2.3 Terjual (Q) dengan harga perunit (P) Rp 150,- 13
Tabel 2.4 Hubungan antara Nilai Total, Marginal dan Rata-rata untuk Laba 13
Tabel 2.5 Perhitungan Keuntungan Total dan Marginal 14
Tabel 2.6 Perhitungan Keuntungan Maximum 16
Tabel 3.1 Hubungan antara ramalan dengan jumlah barang yang diminta 20
Tabel 3.2 Faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang 23
Tabel 3.3 Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran 25
Tabel 4.1 Nilai Guna Total dan Nilai Guna Marginal 42
Tabel 4.2 Surplus Konsumen 45
Tabel 4.3 Daftar Hubungan Makanan dan Pakaian yang Mernberikan Kepuasan yang Sama Besar
46
Tabel 4.4 Barang X dan barang Y 47
Tabel 4.5 Gabungan Makanan dan Pakaian yang Dapat Dibeli Konsumen 50
Tabel 4.6 Barang terhadap nilai guna total 54
Tabel 5.1 Taksiran Permintaan Industri akan Mobil dengan Menggunakan Sebuah Fungsi Permintaan Hipotesis
56
Tabel 5.2 Hubungan Antara Elastisitas dengan Penerimaan 66
Tabel 6.1 Pengaruh Perubahan Tenaga Kerja atas Tingkat Produksi Total Suatu Barang Pertanian
85 Tabel 6.2 Gabungan Tenaga Kerja dan Modal untuk rnenghasilkan 1000 unit
Produksi
85
Bab 1
RUANG LINGKUP
EKONOMI MANAJERIAL
Mahasiswa diharapkan dapat mengenal ilmu ekonomi manajerial, yaitu ruang lingkup dan kaitannya dengan ilmu lain , serta permasalahan dalam perusahaan yang dapat dipecahkan dengan ekonomi manajerial.
Ekonomi Manajerial hakekatnya merupakan kajian mengenai proses pengambilan keputusan oleh para manajemen perusahaan dengan memperhatikan prinsip-prinsip yang berlaku di dalam ekonomi. Perkembangan ekonomi manajerial merupakan perpaduan selaras dengan keperluan akan manajemen perusahaan dan proses pengambilan keputusan secara tepat untuk mengantarkan perusahaan/organisasi pada tujuannya.
Gambar 1.1 Suasana Pasar
1.1.
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
Ekonomi manajerial dapat didefinisikan sebagai aplikasi dari teori ekonomi terutama teori ekonomi mikro, serta berbagai alat dalam analisis dalam ilmu pengambilan keputusan bisnis dan administrati yaitu tentang bagaimana perusahaan dapat mencapai tujuan atau sasarannya dengan cara yang paling efisien. Masalah keputusan manajemen ini muncul karena di dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan, organisasi menghadapi kendala.
Sebagai terapan ilmu, ekonomi manajerial mempunyai kaitan yang erat dengan beberapa ilmu yang lain. Kaitan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
Teori ekonomi dalam pengambilan keputusan akan memberikan landasan teori untuk melakukan peramalan serta penjelasan perilaku ekonomi dengan menggunakan model-model. Teori ekonomi mikro teruatama berkaitan dengan teori perusahaan Ilmu pengambilan keputusan menyediakan berbagai macam alat seperti matematika, statistik, ekonometrika yang sangat berguna untuk penyusunan model serta estimasi keputusan, tentu saja dalam upaya pencapaian tujuan dengan cara yang paling efisien. Berbagai area fungsional dari ilmu adimistratif dan Bisnis (Akuntansi, keuangan, pemasaran, MSDM serta Produksi) menyediakan analisis lingkungan bisnis di mana perusahaan beroperasi.
Gambar 1.2 The Nature of Managerial Economic
Management Decision Problem Econ. Theory ! Microeconomics ! Macroeconomics Decision Sciences ! Math, Statistic Econometrics Managerial Economics
Application of Econ. Theory and decision Science tools to solve managerial decision problem
Optimal Solution to Managerial Decision
Problem
1.4. HUBUNGAN EKONOMI MANAJERIAL DENGAN ILMU LAIN
1.3. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP MANAJERIAL
Sasaran dan Nilai Perusahaan
Pada dasarnya sasaran yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan adalah memaksimumkan laba sekarang atau dalam jangka pendek. Namun demikian ada kalanya perusahaan rela mengorbankan atau melepaskan laba jangka pendeknya untuk meningkatkan laba dalam jangka panjang. Jika laba perusahaan sama dengan nilai perusahaan maka secara singkat dapat dikatakan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan adalah nilai sekarang atau aliran kas suatu perusahaan yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang. Nilai sekarang dari seluruh laba yang diharapkan pada masa yang akan datang :
(
)
(
)
(
)
(
)
∑
= + = + + + + + = n t n n n n r r r r PV 1 2 2 1 1 1 1 ... 1 1 π π π π Dimana :PV : Present Value of all expected future laba (nilai sekarang dari seluruh laba yang diharapkan akan diterima pada masa yang akan datang.
πn : Expected Laba at year n (laba yang diharapkian pada tahun ke – n. dan t sama dengan 1,2, 3,...sampai ke n Nilai perusahaan
(
)
∑
= + − = n t t t t r TC TR 1 1 TR = P.Q,Kendala Perusahaan dan keterbatasan Teori
Dalam usahanya tesebut perusahaan menghadapi kendala. Kendala tersebut muncul karena terbatasnya ketersediaan input yang esensial, seperti perusahaan tidak dapat memperoleh seluruh bahan mentah khusus sebanyak yang dibutuhkan.
Adanya kendala mempersempit gerak perusahaan dalam upayanya mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba atau nilai perusahaan. Masalah ini selanjutnya disebut sebagai kendala optimasi.
Fungsi Laba
Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan mengenai realokasi sumberdaya dalam masyarakat, dimana hal tersebut mencerminkan perubahan kemampuan konsumen dan permintaan, dalam suatu waktu.
Laba Bisnis dan Laba Ekonomi
Business profit : penerimaan dikurangi dengan biaya eksplisit.
Biaya eksplisit yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan untuk membeli atau meggaji input yang digunakan dalam proses produksi.
Laba ekonomi berarti penerimaan dikurangi dengan baik biaya eksplisit maupun biaya implisit.
Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusaahaan dalam prosees produksi.
• Gaji yang dapat diperoleh oleh pengusaha/pemilik yang dapat diperoleh dari
orang / pihak lain yang setara.
• Pendapatan/return yang dapat diperoleh dari investasi modalnya, menyewakan
tanahnya atau pendapatan dari input yang lain.
Laba ekonomi ini penting agar keputusan investasinya benar.
Contoh:
• Laba suatu perusahaan (secara akuntansi) dilaporkan sebesar Rp. 60 juta selama
satu tahun.
• Penghasilan pengusaha (enterpreneur)/gaji Rp. 70 juta
• Modal yang mungkin dipinjamkan kepada pihak lainRp. 20 juta
Maka, laba ekonominnya =
Rp. 60 juta – Rp. 70 juta – Rp. 20 juta = - Rp. 30 juta (kerugian ekonomi)
Teori tentang Laba.
1. Risk-Bearing Theory of Profit
Laba ekonomi dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang memiliki risiko di atas rata-rata.
2. Frictional Theory of Profit
Laba timbul sebagai akibat dari gesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang.
Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga yang tinggi dibandingkan dengan harga pada pasar persaingan. 4. Innovatioan Theory of Profit.
Laba ekonomi adalah imbalan karena pengenalan dari inovasi yang berhasil. 5. Managerial Efficieny Theory of Profit.
Bila rata-rata perusahaan cenderung hanya memperoleh hasil normal dari investasi jangka panjang, perusahaan yang lebih efisien dari rata rata perusahaan tersebut akan memperoleh laba ekonomi.
1. Ekonomi Manajerial merupakan penerapan teori ekonomi (terutama Teori ekonomi mikro) dan ilmu pengambilan keputusan untuk dunia bisnis. Titik berat pembahasannya adalah teori perusahaan dimana diasumsikan tujuan perusahaan dalam jangka pendek adalah memaksimumkan laba. Namun demikian orientasi pencapaian laba maksimum tersebut bergeser karena perusahaan menghadapi ketidakpastian dalam. Jangka panjang. Dalam jangka panjang tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan laba jangka pendek berbeda dengan memaksimumkan nilai perusahaan dalam jangka panjang. Jelaskan maksudnya.
2. Jelaskan pengaruh faktor-faktor berikut terhadap nilai perusahaan: i. Tingkat inflasi meningkat.
ii. Pesaing baru masuk pasar. iii. Tingkat bunga meningkat.
iv. Bagian produksi menemukan teknologi baru yang dapat menurunkan biaya produksi.
Kasus-kasus yang akan dikaji di sini terkait erat dengan proses pengambilan keputusan dari manajer yang pada akhirnya mempengaruhi stabilitas perusahaan di mana mereka memimpin. Hasilnya ada yang sesuai dengan harapan dan ada pula yang tidak. Tetapi idealisme seorang pemimpin adalah melaksanakan dengan baik keputusan yang dibuat sampai pada tahap evaluasi. Tentu saja dengan tetap memperhatikan aspek manajemen risiko dan menanggung konsekuensi dari keputusan yang telah dibuat. Di sini juga letak uniknya ekonomi manajerial sebagai seni dan sekaligus ilmu yang dapat diterapkan oleh siapa saja yang menjadi manajer atau menjalankan tugas tersebut, tetapi belum tentu akan menjalani proses yang sama dan hasil yang persis sama.
1.7. LATIHAN
dengan proses pembuatan keputusan oleh para manajer. Sebelum membahas keterkaitan keterkaitan diantara kasus tersebut dalam tema besar pengambilan keputusan maka bagian berikut akan terlebih dahulu menguraikan intisari dari setiap kasus sebagai gambaran untuk memahami analisis yang dilakukan.
Kasus I :
The Offended Colonel. Kasus ini mengisahkan tentang seorang Profesor bernama Benjamin Cheever dan mahasiswanya di Senior Commanding Officer Executive Institute. Pada suatu kesempatan, Prof. Ben diberi kesempatan untuk memberikan kuliah kepada mahasiswanya yang berasal dari kalangan militer. Ben memiliki ide baru berkaitan dengan cara memberikan kuliah. Ia berniat menerapkan metode kasus yang lebih mementingkan diskusi dan adu argumentasi di dalam kelas yang diberikannya. Awalnya Ben yakin bahwa metode yang akan diterapkannya akan berhasil dengan kelasnya saat ini. Tetapi setelah berada di ruang kuliahnya, ia menghadapi kenyataan metodenya sulit untuk dijalankan dengan baik, karena mahasiswa cenderung tidak memiliki silang pendapat. Agar dapat menghidupkan suasana diskusi, Ben kemudian merekayasa diskusi tersebut dengan caranya sendiri. Ia melontarkan pendapat yang bersilangan dan berusaha membangkitkan semangat mahasiswanya. Ben kadang-kadang juga menggunakan selipan kata-kata kotor dalam pendapatnya. Diskusi berhasil berlangsung sesuai dengan cara tersebut. Namun di saat-saat menjelang akhir sesi kuliahnya Ben mendapatkan pertanyaan dari seorang mahasiswa mengenai kebiasaannya dalam menggunakan kata-kata kotor untuk mengemukakan gagasan/penyampaian kuliah. Ben dengan cepat dapat berkelit bahwa pernyataan tersebut tidak ditujukan kepada orang tertentu. Mahasiswi tersebut minta maaf, tetapi melontarkan lagi satu pertanyaan, apakah Ben tidak merasa bersalah kepada satu-satunya wanita yang menjadi mahasiswinya di kelas tersebut dan tidakkah ia harusnya meminta maaf? Ben harus berpikir keras merespon kondisi yang belum diperkirakannya.
Kasus II :
Tiberg Company. Kasus Tiberg Company menceritakan proses manajemen perusahaan yang dilakukan oleh Mr. Porter. Ia baru saja diberi kewenangan baru untuk memimpin perusahaan yang sedang mengalami masalah dengan pemesanan bahan baku untuk produksi. Tiberg Company memiliki 20 pabrik yang tersebar di Eropa dan Asia. Hampir setiap saat secara tidak terduga, perusahaan cabang/pabrik mengajukan pesanan bahan baku tambahan, sementara perusahaan induk sudah membuat kontrak pesanan untuk jangka waktu satu tahun. Penambahan mendadak tentu akan sangat menyulitkan. Porter kemudian mengambil inisiatif untuk melakukan sentralisasi pemesanan. Pabrik diminta untuk menghitung dengan cermat keperluan seluruh bahan baku dan hal tersebut harus disampaikan kepada perusahaan induk sebelum perusahaan induk melakukan pemesanan kepada pemasok. Ide tersebut disampaikan kepada pimpinan tertinggi. Pimpinan menyetujui dan meminta agar Porter juga mengunjungi setiap pabrik untuk
setiap pabrik untuk hal itu. Ia melakukannya dan hasilnya setiap manajer pabrik menyambut baik gagasannya dan menjalankan sistem tersebut dengan baik.
Kasus III :
FV Holding Company. FV Holding Company adalah salah satu anak perusahaan FV Trading yang bergerak dalam bidang ekspor udang dari Filiphina ke Jepang. Perusahaan ini berkembang pesat dan berkompetisi dengan sangat ketat dengan anak perusahaan yang lain maupun kompetitor di luar grup perusahaan. Perusahaan menyadari dalam menjalani kompetisi beberapa tahun terakhir telah terjadi kebocoran dana operasional yang sangat besar, meskipun perusahaan tetap berjalan dan tingkat permintaan terus bertambah. Masalahnya adalah pada berbagai biaya dan beban yang harus ditanggung perusahaan dari bisnis yang dijalankan karena terjadi perbedaan besar nilai mata uang antara di Philipina dengan Jepang. Improtir dari Jepang mengehndaki penurunan harga, sementara jika hal itu dilakukan perusahaan akan mengalami kerugian meskipun permintaan bertambah. Oleh sebab itu FV Holding perlu meninjau kembali sistem operasinya, terutama berkaitan dengan alokasi jenis usaha dan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perhitungan dengan pendekatan akuntansi manajemen untuk keputusan manajerial harus dilakukan. Perusahaan melakukannya dengan menggunakan contoh pesanan dari Saki. Hasilnya sungguh mengejutkan, ternyata perusahaan tidak memperhitungkan banyak sekali cost driver, expense driver, dan potensi porfit.
Kasus IV :
Nissan U Turn 1999 – 2001. Perusahaan skala besar sekelas Nissan juga dapat mengalami masalah sulit berkaitan dengan skala ekonominya dalam bersaing dengan kompetitor. Sejak tahun 1998, Nissan mengidentifikasi banyak kerugian yang dialami dalam operasi perusahaan. Penyebabanya adalah inefisiensi, terlalu banyak sumberdaya yang dialokasikan untuk produksi dan pemasaran. Nissan kemudian meminta Ghosn untuk melakukan restrukturisasi pada pabrik Nissan dalam rangka efisiensi. Ghosn setuju, dan dalam menjalankan tugasnya banyak keputusan-keputusan tidak populer yang dibuatnya. Tentu ini menuntut penyesuaian dari seluruh komponen perusahaan yang terlibat. Perubahan yang dilakukan Ghosn antara lain: pengurangan jumlah tenaga kerja, meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab karyawan, mengaktifkan team work, menumbuhkan kesadaran bahwa burning platform dan reengenering merupakan suatu kewajaran, penghematan, standarisasi keuangan internasional. Tantangan terbesar bagi Gohsn adalah mengubah mindset dari anggota perusahannya. Hasilnya sangat menakjubkan bagi Nissan. Nissan berhasil mengatasi krisis, tetapi bagaimana kelanjutannya?
Dalam keempat kasus terlihat dengan jelas bahwa manajemen terhadap aspek-aspek ekonomi perusahaan menyangkut pengambilan keputusan oleh manajer untuk membuat perusahaan tetap bergerak dalam koridor untuk menuju pada tujuannya. Keputusan yang dibuat oleh manajer bukan suatu langkah mudah. Pembuatan keputusan dapat dilakukan dengan cara intuitif maupun berdasarkan pada pengalaman emprik. Pada keempat kasus, hampir tidak ada manajer yang membuat keputusan murni dengan salah satu cara tersebut. Semuanya memadukan antara intuisi yang dimiliki dengan pengalaman-pengalaman mereka secara empirik terkait dengan bidang tugasnya. Walaupun demikian, asumsi-asumsi yang ditetapkan bisa saja tidak merupakan suatu kewajaran. Asumsi tersebut berlaku dan dianggap tepat sesuai dengan kondisi perusahaan atau lingkungan yang dipimpinnya.
Keputusan yang dibuat para manajer boleh saja tidak populer, tetapi dapat juga mengikui pola-pola umum. Untuk mendapatkan kompetensi utama dari perusahaan, kadang kala manajer membuat keputusan-keputusan yang tidak populer. Keputusan tersebut bisa saja berseberangan dengan budaya kerja perusahaan. Tidak menjadi masalah, di sinilah letak tantangan terbesar manajer untuk dapat menghasilkan budaya organisasi yang baru. Dalam manajemen proses ini dikenal dengan banyak istilah, seperti business process reenginering atau setting mindset, atau burning platfrom and renew one.
Hasil dari keputusan baru dapat ditentukan setelah dijalankan. Manajer yang baik tentunya memiliki komitemen untuk menjalankan keputusan sampai pada saat hasil dari keputusan dievaluasi. Bisa saja keputusan tersebut gagal. Kegagalan dapat menjadi sebuah pengalaman yang berati untuk memikirkan langkah dan strategi baru. Pada hampir semua kasus, ide-ide cemerlang justru timbul ketika perusahaan mengalami kesulitan dan masalah. Di sinilah letak pentingnya sensitifitas bisnis, komunikasi, knowledge management, dan teamwork. Komponen-komponen tersebut terbukti dapat menjawab pelaksanaan keputusan yang telah dibuat oleh manajer. Manajer dalam menjalankan perusahaan harus siap menghadapi risiko. Oleh sebab itu, selain membuat keputusan manajerial dalam bidang operasional perlu juga dilakukan manajemen risiko terhadap operasional dan keputusan yang telah dibuat. Perkembangan dan operasi perusahaan pada dasarnya harus menjalani siklus bisnis. Sampai pada saatnya, perusahaan mungkin akan berada di bawah, tetapi dengan keputusan yang tepat perusahaan harus mampu bangkit kembali mungkin dengan perubahan pada platform ataupun kebijakan yang diterapkan. Masa depan tidak dapat diprediksi dengan tepat oleh proses pengambilan keputusan dengan teknik secanggih apapun juga. Yang mungkin dilakukan oleh para manajer profesional adalah mengantisipasi dengan penerapan manajemen yang tepat. Berbagai teknik dan metode manajemen modern tetap menekankan bahwa perusahaan harus berani mengambil risiko dan menanggung risiko, tetapi dengan memperhatikan usaha
dukungan dari para pekerja di dalam perusahaan. Manajer berfungsi mengarahkan, mengendalikan, mengawasi, dan melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana yang telah ditetapkan. Operasi tetap kembali kepada para karyawan dan unit kerja. Rasa memiliki perusahaan, karisma, dan kepemimpinan sangat penting bagi para manajer untuk dapat membuat programnya dapat berjalan dan dilaksanakan dengan baik oleh para karyawan. Hasil akhirnya tentu saja perusahaan mendapatkan tujuannya: profit dan satisfaction bagi karyawan serta customer satsfaction and customer loyality.
Bab 2
Teknik Analisis Manajerial :
Teknik Optimasi
Agar mahasiswa mengetahui dan mengerti cara penggunaan teknik analisis manajerial khususnya memahami teknik optimasi ekonomi.
Dalam ekonomi manajerial, tujuan pokok manajemen adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Memaksimumkan nilai perusahaan mencakup faktor-faktor penentu penerimaan, biaya dan tingkat diskonto (discount rate) untuk setiap tahun pada masa yang akan datang. Penerimaan total (TR) suatu perusahaan secara langsung ditentukan oleh jumlah produk yang terjual dan harga jual. Ini berarti TR = P (harga produk) x Q (kuantitas).
Dalam ekonomi manajerial, tujuan utama manajemen dianggap untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan ini diekspresikan dalam suatu persamaan sebagai berikut:
VALUE =
n t 1 Keuntungant (1+ I )t =
n t 1 TRt-TCt ( 1 + i )t Dimana:TRt = Total Revenue (total pendapatan) pada periode t TCt = Total Cost (total biaya) pada periode t
TR = P x Q.
Faktor-faktor berpengaruh terhadap pendapatan (P*Q) adalah Demand dan Supply: Disain produk
Strategi periklanan
2.1. TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM
kebijakan harga jual produk
Kondisi ekonomi secara umum; dan Tingkat persaingan yang terjadi. Proses keputusan memerlukan 2 langkah :
Hubungan ekonomi harus diekspresikan dalam bentuk yang tepat agar dapat dianalisis.
Aplikasi berbagai teknik evaluasi berbagai alternatif untuk memperoleh solusi optimal
Guna menjelaskan hubungan antar variabel dalam ekonomi dapat dilakukan baik dengan berbagai metode baik tabel, persamaan maupun grafik. Tabel dan grafik dapat digunakan untuk menggambarkan hubungan yang cukup sederhana, namun manakala hubungan tersebut nampak rumit maka diperlukan metoda persamaan.
Bentuk persamaan ini juga sangat bermanfaat dalam penentuan solusi optimal, karena memungkinkan digunakan teknik kalkulus diferensial. Persamaan (Fungsi) merupakan suatu metode untuk menggambarkan hubungan dalam ekonomi
Contoh 1 :
TR = Px Q
= 100Q – 10Q2 (Persamaan)
Tabel 2.1. Fungsi (Persamaan)
Q 100Q – 10Q2 TR 0 100x0 – 10x02 0 1 100x1 – 10x12 90 2 100x2 – 10x22 160 3 100x3 – 10x32 210 4 100x4 – 10x42 240 5 100x5 – 10x52 250 6 100x6 – 10x62 240
1.2. Hubungan antara Total, Rata-rata dan Marginal
Hubungan antara total, rata-rata dan marginal merupakan konsep serta ukuran yang sangat penting dalam optimasi. Pada dasarnya hubungan antara total, rata-rata dan marginal adalah sama, baik untuk biaya, penerimaan, produksi maupun laba.
2.3. METODE PENGGAMBARAN HUBUNGAN
TC = TFC + TVC; AC = AFC + AVC;
TC= Total Cost, TFC = Total Fixed Cost, TVC = Total Variable Cost.
AC = Average Cost, AFC = Average Fixed Cost, AVC = Average Variable Cost
MC = dTC/dQ
Contoh 2 :
Fungsi biaya PT ABC dirumuskan sebagai berikut : TC = 190 + 50Q
Tabel 2.2. Biaya total, biaya rata-rata dan biaya Marginal Q TC=190 + 50Q AC= TC/Q MC=dTC/dQ 0 190 - - 1 240 240 50 2 290 145 169 3 340 113 241 4 390 98 302 5 440 88 358 6 490 82 412
Dengan menggunakan hubungan fungsional kita dapat menunjukkan penerimaan total (TR) yaitu :
TR = f(Q) → TR = P x Q TR = Total Penerimaan P = Harga
Q = Jumlah yang terjual
Berikut ini tabel hubungan antara TR dengan Jumlah terjual (Q) dengan harga perunit (P) Rp 150,-
Q TR
1 150
2 300
3 140
4 600
Hubungan Antara Nilai Total, Rata-rata dan Marginal
Hubungan antara nilai total, rata-rata dan marginal sangat berguna dalam analisis optimisasi. Hubungan marginal didefinisikan sebagai perubahan variabel dependen (tergantung) sebesar satu unit. Dalam fungsi TR, Marginal Revenue (MR) adalah perubahan penerimaan total yang disebabkan oleh perubahan satu unit barang yang terjual. Oleh karena optimisasi mencakup analisis diferensi atau perubahan-perubahan, maka konsep marginal menjadi sangat penting. Secara khusus kita akan menganalisis suatu fungsi tujuan dengan melihat perubahan berbagai variable independen serta pengaruhnya terhadap variable dependen.
Tabel 2.4. Hubungan antara Nilai Total , Marginal dan Rata-rata untuk Laba Output
Terjual Laba Total Laba Marginal Laba Rata-rata
0 0 - - 1 19 19 19 2 52 33 26 3 93 41 31 4 136 43 34 5 175 39 35 6 210 35 35 7 217 7 21 8 208 -9 26
Hubungan antara nilai marginal dengan nilai total dalam analisis pengambilan keputusan berperan penting , jika nilai marginal positif, maka nilai total akan meningkat dan jika nilai marginal negative maka nilai total akan turun.
Oleh karena antara nilai rata-rata dengan marginal menunjukkan perubahan dari nilai total, maka jika nilai marginal tersebut lebih besar dari nilai rata, pasti nilai rata-rata tersebut sedang naik.
Misal : jika 10 pekerja secara rata-rata menghasilkan 200 unit output perhari dan pekerja yang ke 11 (pekerja tambahan) menghasilkan 250 unit maka output rata-rata dari para pekerja meningkat. Demikian juga, jika pekerja tambahan tersebut akan turun.
Pendekatan Total
adalah perbedaan antara penerimaan total (TR) dan biaya total (TC). Laba terbesar terjadi pada selisih posistif terbesar antara TR dengan TC. Pada selisih negative antar TR dengan TC perusahaan mengalami kerugian, sedang jika TR = TC perusahaan berada pada titi impas? pulang pokok (Break Even Point/BEP)
Pendekatan Marginal.
Perusahaan memaksimumkan keuntungan pada saat penerimaan marginal (MR) sama dengan biaya marginal (MC)
Biaya Marginal (MC) adalah perubahan biaya total perunit perubahan output.
Penerimaan Marginal (MR) adalah perubahan penerimaan total per unit output atau penjualan.
Pengambilan keputusan manajerial sering memerlukan cara untuk menemukan nilai maksimum/minimum dari suatu fungsi. Suatu fungsi mencapai titik maksimum atau minimum pada saat slopnya atau nilai marginalnya sama dengan 0.
Contoh 3 :
π = - 10.000 + 400 Q - 2 Q2 Keuntungan Marginal = 400 – 4 Q
Tabel 2.5. Perhitungan Keuntungan Total dan Marginal
Q Keuntungan Total Keuntungan Marginal 0 -10000 400 25 -1250 300 50 5000 200 75 8750 100 100 10000 0 125 8750 -100 150 5000 -200 175 -1250 -300 200 -10000 -400
Keuntungan maksimum terjadi pada saat keuntungan marginal sama dengan 0. Keuntungan Marginal = 400 – 4 Q
Suatu masalah muncul ketika derivatif digunakan untuk mengetahui nilai minimum atau maksimum. Derivatif/ turunan pertama dari suatu fungsi memberikan ukuran apakah fungsi tersebut menaik atau menurun pada suatu titik. Untuk menjadi maksimum atau minimum, fungsi tersebut harus menaik atau menurun yakni slop diukur dengan derivatif pertama sama dengan nol. Pada saat nilai marjinal suatu fungsi sama dengan nol baik untuk nilai maksimum atau minimum, maka selanjutnya adalah menentukan titik maksimum atau minimum.
Konsep turunan kedua digunakan untuk membedakan antara minimum dan maksimum sepanjang fungsi. Turunan kedua merupakan derivatif fungsi asal yang ditentukan dengan cara yang sama seperti turunan pertama.
Misalkan :
Persamaan total keuntungan (π) = a – bQ + cQ2 – dQ3, maka turunan pertama menunjukkan fungsi keuntungan marjinal sebagai berikut:
M π = -b + 2cQ – 3dQ2
Turunan kedua dari fungsi keuntungan total merupakan turunan dari fungsi keuntungan marjinal sebagai berikut:
(M π)` = 2c – 6dQ Contoh 4 :
Keuntungan Total = π = -3.000 – 2.400 Q + 350 Q2
- 8,333 Q3
Keuntungan marjinal diperoleh dari turunan pertama fungsi keuntungan total: M π = -2400 + 700Q – 25Q2
Keuntungan total baik maksimum atau minimum pada titik dimana turunan pertama sama dengan nol.
M π = -2400 + 700Q – 25Q2 = 0 Untuk menentukan dua titik dapat diselesaikan dengan : X1, X2 = -b ± √ b2 – 4ac
2a Atau diubah menjadi :
Q1, Q2 = -b ± √ b2 – 4ac 2a
Maka didapat X1 = 4 unit, X2 = 24 unit
Evaluasi turunan kedua dari fungsi keuntungan total untuk setiap titik akan menunjukkan minimum atau maksimum.
(M π )` = 700 – 50Q
Pada titik X1 = 4 unit, maka (M π )` = 700 – 50 (4) = 500 Pada titik X2 = 24 unit, maka (M π )` = 700 – 50 (24) = -500
Oleh karena pada titik X1=4 memberikan turunan kedua positif, maka hal ini menunjukkan keuntungan marjinal meningkat dan keuntungan totalnya minimum pada titik 4 unit output.
Oleh karena pada titik X2=24 memberikan turunan kedua negatif, maka hal ini menunjukkan keuntungan marjinal menurun dan keuntungan totalnya maksimum pada titik 24 unit output.
Kesimpulan ; Keuntungan maksimum tercapai pada saat Q = 24 unit. Tabel 2.6. Perhitungan Keuntungan Maksimum Q π = - 3.000 – 2.400Q + 350Q2 – 8,333Q3 Mπ = – 2.400 + 700Q – 25Q2 (M π )` = 700 – 50Q 0 -3000 -2400 700 1 -5058.333 -1725 650 2 -6466.664 -1100 600 3 -7274.991 -525 550 4 -7533.312 0 500 5 -7291.625 475 450 6 -6599.928 900 400 7 -5508.219 1275 350 8 -4066.496 1600 300 9 -2324.757 1875 250 10 -333 2100 200 11 1858.777 2275 150 12 4200.576 2400 100 13 6642.399 2475 50 14 9134.248 2500 0 15 11626.125 2475 -50 16 14068.032 2400 -100 17 16409.971 2275 -150 18 18601.944 2100 -200 19 20593.953 1875 -250 20 22336 1600 -300 21 23778.087 1275 -350 22 24870.216 900 -400 23 25562.389 475 -450
25 25546.875 -525 -550 26 24739.192 -1100 -600 27 23331.561 -1725 -650 28 21273.984 -2400 -700 29 18516.463 -3125 -750 30 15009 -3900 -800
Maksimisasi profit terjadi jika MC = MR (kedua slop sama) Contoh 5 : TR = 41,5Q – 1,1Q2 TC = 150 +10Q -0,5Q2 + 0,02Q3 π = TR – TC π = 41,5Q – 1,1Q2 - 150 -10Q + 0,5Q2 - 0,02Q3 π = -150 + 31,5Q - 0,6Q2 - 0,02Q3 Derivatif pertama Mπ = 31,5 - 1,2Q - 0,06Q2
Fungsi tersebut maksimum atau minimum pada profit marginal sama dengan 0 0 = 31,5 - 1,2Q - 0,06Q2
X1 = -35 unit dan X2 = 15 unit
Derivatif kedua (derivatif fungsi profit marjinal) menjadi : (Mπ)` = 1,2 – 0,12 Q
Dengan menggunakan persamaan derivative kedua, maka dapat diketahui titik maksimum dan minimum
Q1 = -35 (Mπ)` = 1,2 – 0,12Q = 5,4 (minimum) Q2 = 15 (Mπ)` = 1,2 – 0,12Q = -0,6 (maksimum)
Silahkan disimak video berikut , lalu buatlah catatan penting mengenai materinya. Optimization Problems: Applications to Economics
Link http://www.youtube.com/watch?v=UCLuDcvLR7E
Bab 3
Analisis Permintaan dan Penawaran
Mahasiswa diharapkan dapat memahami konsep permintaan dan penawaran.
Penaksiran Fungsi Permintaan
Penaksiran permintaan merupakan proses untuk menemukan nilai dari koefisien koefisien fungsi permintaan akan suatu produk pada masa kini (curen values). Sedangkan prakiraan permintaan merupakan proses menemuan nilai-nilaipermintaan pada periode waktu yang akan datang (future values). Nilai-nilai masa kini dibutuhkan untuk mengevaluasi optimalitas penentuan harga sekarang dan kebijaksanaan promosi dan untuk membuat keputusan sehari-hari.
Nilai-nilai pada untuk waktu yang akan datang diperlukan untuk perencanaan produksi, pengembangan produk baru, investasi, dan keadaan-keadaan lain dimana keputusan yang harus dibuat mempunyai dampak pada periode waktu yang panjang.
Sebagaimana diketahui bahwa fungsi permintaan dinyatakan sebagai fungsi dari variabel harga atas produk itu sendiri, harga yang berhubungan dengan barang lain, advertensi produk itu sendiri, advertensi barang lain, pendapatan konsumen, rasa, dan harapan, serta variabel-variabel lain yang dianggap penting dalam penetapan estimasi permintaan. Fungsi tersebut diformlasikan sebagai berikut :
Q x = ∝ + β 1 Px + β 2 Py + β 3 Ax + β4 Ay + β5 Ic + β6 Tc + β7 Ec + β8 N Alfa (∝) intercept atau konstanta, sedangkan beta (β) adalah ukuran nilai
∝ β atau koefisien penentu terhadap naik/turunnya permintaan sebagai variable tergantung, sehingga nilai perubahannya adalah sangat tergantung pada nilai yang ditentukan atas variabel explanatif.
Besarnya nilai setiap variabel pada saat ini dapat diketahui atau ditemukan melalui suatu penelitian. Koefisien dari variabel-variabel inilah yang menjadi "rahasia" dan penting bagi kita dalam pengambilan keputusan.Oleh karena itu, makalah ini ingin
3.1. TINJAUAN PEMBELAJARAN UMUM
membahas penentuan koefisien itu dan hubungan antara variable dependen variabel indevenden.
Hubungan antara ramalan dengan jumlah barang yang diminta adalah positif. Artinya, bila masyarakat memperkirakan harga-harga barang akan naik maka kenaikan harga diikuti dengan kenaikan permintaan. Pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi permintaan suatu barang dapat disajikan secara ringkas sebagai berikut :
Tabl 3. 1
Hubungan antara Ramalan dengan Jumlah Barang yang diminta Positif
Kurva permintaan dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kurva Permintaan
No Nama Variabel Notasi Hubungan
1 Harga Barang P Negatif
2 Pendapatan konsumen I Positif
3 Harga barang substitusi Ps Positif 4 Harga barang
komplementer
Pk Negatif
5 Selera konsumen T Positif
6 Advertensi / iklan A Positif
7 Jumlah penduduk N Positif
Kegiatan memperkirakan jumlah permintaan konsumen terhadap barang atau jasa dimasa yang akan datang berdasarkan data atau keadaan masa lalu dan saat ini. Dalam melakukan estimasi permintaan konsumen, metode yang sering digunakan, antara lain: 1. Customer, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap Survey dan
persepsi para pelanggan dengan cara wawancara secara langsung atau memberikan questioner yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu. Kelemahan dari metode ini, antara lain: biaya relative mahal (besar), dan hasil survey tidak realistic karena konsumen tidak memberkan jawaban yang akurat (ditutupi kekurangan mereka). 2. Metode Observasi, suatu metode yang digunakan untuk mengetahui perilaku
konsumen /pelanggan dengan cara pengamatan yang dilakukan oleh salesman (ditugaskan oleh manager perusahaan). Kelemahan dari metode ini adalah hasil dari sering kali tidak memberikan gamabarn yang objektif dari konsumen, tapi gambaran justru subyektif dari salesman.
3. Metode Market Experiment, suatu cara untuk membuat estimasi permintaan dengan malakukan uji coba dapa segmen pasar tertentu. Uji coba ini dilakukan dengan memberikan perlakukan tertentu terhadap factor –factor yang mempengaruhi permintaan.
Metode estimasi permintaan konsumen yang ada diatas merupakan beberapa metode estimasi yang bersifat kualitatif direktif, artinya metode yang mengunakan data yang secara langsung diperoleh dari konsumen untuk mengestimasi permintaan mendatang dengan mengunakan analisis secara kualitatif.
Agar hasil analisis ini bersifat mendalam kita harus membubuhinya dengan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif yang sering digunakan adalah analisis Regresi. Metode Regresi adalah metode statistik untuk mencari besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.variabel bebas antara lain: harga barang tersebut dan barang lain; pendapatan konsumen; selera konsumen dan lain –lain. Varibel terikatnya adalah permintaan atas barang/ jasa itu sendiri. Analisis Regresi ini terdapata dua macam yaitu:
Analisi regresi sederhana dan berganda. Dalam analisis regresi sederhana persamaan dapat dirumuskan dengan
Y = a + bX,dimana: b = ∑(Xt-X)(Yt-Y) ∑(Xt-X)2
a = Y – bX
Pengertian Penawaran
Penawaran adalah jumlah komoditi atau output baik berupa barang maupun jasa yang akan dijual oleh penguasaha kepada konsumen. Hukum penawaran menjelaskan bahwa apabila harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang ditawarkan akan naik, ceteris paribus. Sedangkan apabila harga suatu barang turun, maka jumlah barang yang ditawarkan akan turun. Oleh sebab itu hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah positif.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang ditawarkan dengan semua faktor yang mempengaruhinya. Secara matematis fungsi penawaran ditunjukkan oleh persamaan berikut ini:
QSA = f (PA, PS, PK, Pi, T, …)
Dimana :
QSA = Jumlah barang A yang ditawarkan PA = Harga barang itu sendiri
Sesuai dengan hukum penawaran, semakin tinggi harga suatu barang maka jumlah barang yang ditawarkan akan semakin banyak. Sebaliknya jika harga barang semakin rendah maka jumlah barang yang ditawarkan semakin sedikit. Hubungan antara keduanya adalah hubungan positif.
PS = Harga barang substitusi
Hubungan antara harga barang substitusi dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah positif. Artinya, bila harga barang substitusi naik maka jumlah barang yang ditawarkan juga naik.
PK = Harga barang komplementer
Hubungan antara harga barang komplementer dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah negatif. Artinya, bila harga barang komplementer naik maka jumlah barang yang ditawarkan turun.
Pi = Harga barang input
Barang-barang input adalah sejumlah barang yang dibutuhkan produsen untuk memproduksi suatu komoditi, misalnya tenaga kerja, capital, bahan mentah dan lain-lain. Hubungan antara harga barang input dengan jumlah barang yang ditawarkan adalah negatif. Artinya, bila harga barang input naik maka jumlah barang yang ditawarkan turun.
T = Teknologi
Semakin maju teknologi maka semakin terciptanya efisiensi dalam suatu proses produksi. Dengan teknologi yang maju, produksi barang yang dihasilkan dapat ditingkatkan dengan cepat dan semakin lama biaya produksi yang dikeluarkan semakin murah. Karena itu, kemajuan teknologi mempunyai hubungan positif dengan jumlah barang yang ditawarkan di pasar. Pengaruh masing-masing faktor yang mempengaruhi penawaran suatu barang dapat disajikan secara ringkas sebagai berikut
Tabel 3.2 Faktor yang mempengaruhi penawaran terhadap barang
No Nama Variabel Notasi Hubungan
1 Harga Barang P Positif
2 Harga barang substitusi Ps Positif
3 Harga barang
komplementer Pk Negatif
4 Harga barang input i Negatif
Kurva penawaran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.2 Kurva Penawaran
Pengertian Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar adalah tingkat harga maupun jumlah barang yang diminta dalam keadaan seimbang dimana tidak ada kekuatan/kecenderungan untuk berubah. Harga equilibrium adalah harga yang terjadi pada saat jumlah yang diminta sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Pada harga berapapun di bawah harga equilibrium maka akan menyebabkan kelebihan permintaan, sedangkan bila harga terjadi di atas harga equilibrium maka akan terjadi kelebihan penawaran.
Gambar 3.3 Kurva Keseimbangan Pasar
Empat Hukum Keseimbangan Pasar
Apabila terjadi perubahan pada faktor-faktor selain harga, baik pada kurva permintaan maupun kurva penawaran maka akan menyebabkan pergeseranpergeseranpada kurva tersebut. Akibat pergeseran-pergeseran tersebut maka mempengaruhi harga dan kuantitas keseimbangan. Tabel berikut menunjukkan berbagai kemungkinan pergeseran pada kurva permintaan maupun penawaran yang lebih dikenal sebagai 4 hukum permintaan dan penawaran.
Tabel 3.3 Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran Kondisi Perubahan Pergeseran Permintaan
atau Penawaran
Pengaruh Terhadap Harga dan Kuantitas
Keseimbangan Bila permintaan
meningkat
Kurva permintaan bergeser ke kanan
Harga dan kuantitas keseimbangan meningkat Bila permintaan
menurun
Kurva permintaan bergeser ke kiri
Harga dan kuantitas keseimbangan menurun Bila penawaran Kurva penawaran Harga menurun
meningkat bergeser ke kanan sedangkan Kuantitas meningkat Bila penawaran menurun Kurva penawaran bergeser ke kiri Harga meningkat sedangkan kuantitas menurun
Hukum-hukum permintaan dan penawaran yang terdapat pada tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Apabila jumlah permintaan meningkat akan menyebabkan jumlah barang menjadi berkurang sehingga para pembeli berani membeli dengan harga yang lebih tinggi. Harga yang lebih tinggi ini merangsang produsen untuk memproduksi komoditi tersebut lebih banyak. Hal tersebut akan meningkatkan harga maupun jumlah equilibrium.
Gambar 3.4 Kurva Permintaan Bergeser ke kanan
2. Apabila jumlah permintaan menurun maka persediaan barang menjadi berlimpah sehingga harga turun. Harga yang rendah menyebabkan produsen enggan memproduksi barang tersebut sehingga jumlah produk di pasaran berkurang. Pada posisi keseimbangan yang baru baik harga maupun jumlah barang sama-sama menurun.
Gambar 3.5 Kurva Permintaan Bergeser ke kiri
3. Kenaikan jumlah penawaran menyebabkan harga turun. Penurunan harga ini merangsang konsumen untuk membeli barang tersebut. Oleh sebab itu ekuilibrium yang baru terjadi pada harga yang lebih rendah sedangkan jumlah barang meningkat daripada sebelumnya.
Gambar 3.6 Kurva Penawaran Bergeser ke kanan
4. Turunnya penawaran menyebabkan harga menjadi lebih tinggi. Dampak dari kenaikan harga tersebut menyebabkan jumlah barang yang diminta berkurang. Sehingga equilibrium yang baru terjadi pada harga yang lebih tinggi sedangkan jumlah barang lebih rendah.
Gambar 3.7 Kurva Penawaran Bergeser ke kiri
Konsep inti pemasaran sesungguhnya menekankan pada identifikasi kebutuhan konsumen, yang selanjutnya dibuat dan dikembangkan sebuah produk/jasa layanan kemudian dipertemukan dengan kebutuhan konsumen secara tepat. Proses identifikasi kebutuhan konsumen ini tentunya akan terus berlangsung karena pasar dan konsumen itu terus beruabah dan berkembang.
Diperlukan perangkat alat analisa yang ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan baik secara tahapan, metodologi, perolehan data, dan hasilnya secara ilmiah pula. Salah satu bidang ilmu terapan yang mengkombinasikan ilmu pemasaran dengan metodologi penelitian ini adalah riset pemasaran.
Riset pemasaran bukan monopoli para pelaku pasar saja, saat ini kebutuhan riset pemasaran pun merambah hingga organisasi non profit seperti partai politik. Seperti dalam Pilkada, beberapa calon pemimpin daerah dan partai politik merengkuh kemenangan melalui informasi karakteristik “pasar” calon pemilih saat menentukan tema dan pendekatan kampanye.
Dalam membahas riset pemasaran dibedakan dalam dua tujuan, yakni penelitian teoritis atau akademis (theoritical research) dan penelitian terapan (applied research). Penelitian teoritis umumnya dilakukan oleh akademisi dan lebih berfokus pada pembuktian, evaluasi, atau pengembangan dari teori-teori pemasaran. Sedangkan penelitian terapan berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam pemasaran.
Penaksiran permintaan secara langsung adalah dengan mewawancarai para pembeli atau pembeli potensial, misalnya untuk mencari informasi tentang apakah akan terjadi kenaikan atau penurunan jumlah produk yang mereka beli bila harga (iklan, atau variabel lain) berubah. Pembeli dapat dikumpulkan untuk membicarakan masalah tersebut atau menyampaikan kuesioner kepada suatu sampel pembeli. Metode ini mempunyai 3 (tiga) kelemahan yakni :
1. Individu yang diwawancarai atau di survey harus mewakili pasar secara keseluruhan agar hasilnya tidak bias. Oleh karena itu sampelnya harus banyak, dan dikumpulkan secara acak. Jika tidak maka akan terjadi yang disebut dengan “sampel bias“.
2. Dalam wawancara kadangkala si responden enggan menjawab pertanyaan dengan jujur karena mungkin malu dengan si pewawancara sehingga responden mungkin memberikan jawaban yang tidak benar. Distorsi jawaban responden yang disebabkan oleh si pewawancara disebut pula dengan “response bias“.Bias si pewawancara ini akan dapat dikurangi bila kuesioner dikirim lewat pos atau wawancara dengan telepon, tetapi responden yang dipilih mungkin kurang representatif dan jawabannya kurang meyakinkan dibanding dengan wawancara secara tatap muka.
3. Ada kesenjangan antara intensi dan tindakan. Masalah ini disebut sebagai masalah akurasi jawaban (response accuracy). Konsumen mungkin berminat untuk membeli suatu produk ketika diwawancarai, tetapi berubah pikiran dan minatnya ketika dipasarkan. Akhirnya, jawaban-jawaban responden juga tidak dapat dipercaya bila pertanyaan yang diajukan membingungkan konsumen. Banyak penelitian yang dilakukan untuk mempelajari perumusan kuesioner dengan tujuan agar hasil wawancara, survey dan kelompok sasaran dapat dipercaya. Singkatnya, pertimbangan yang matang harus dilakukan dalam proses penyusunan kuesioner ini, dan harus di analisis secara kritis dalam menginterpretasikan hasil-hasil survey tersebut.
Analisis kualitatif adalah aktivitas intensive yang memerlukan pengertian yang mendalam, kecerdikan, kreativitas, kepekaan konseptual, dan pekerjaan berat. Analisa kualitatif tidak berproses dalam suatu pertunjukan linier dan lebih sulit dan kompleks dibanding analisis kuantitatif sebab tidak diformulasi dan distandardisasi.
3.7. WAWANCARA SURVEY DAN EKSPERIMENTASI PASAR
Analisis Kualitatif : Pertimbangan-pertimbangan Umum Tujuan dari analisis data, dengan mengabaikan jenis data yang dimiliki dan mengabaikan tradisi yang sudah dipakai pada koleksinya, apakah untuk menentukan beberapa pesanan dalam jumlah besar informasi sehingga data dapat disintesis, ditafsirkan, dan dikomunikasikan. Walaupun tujuan utama dari kedua data kualitatif dan kuantitatif adalah untuk mengorganisir, menyediakan struktur, dan memperoleh arti dari data riset. Satu perbedaan penting adalah, di dalam studi-studi kualitatif, pengumpulan data dan analisis data pada umumnya terjadi secara serempak, pencarian konsep-konsep dan tema-tema penting mulai dari pengumpulan data dimulai.
Tugas analisis data adalah selalu hebat, tetapi itu yang terutama sekali menantang untuk peneliti kualitatif, tiga pertimbangan utama, yaitu:
1. Tidak ada aturan-aturan sistematis untuk meneliti dan penyajian data kualitatif. Ketiadaan prosedur analitik sistematis, menjadi sulit bagi peneliti untuk menyajikan kesimpulan.
2. Aspek analisis kualitatif yang kedua yang menantang adalah jumlah besar pekerjaan. Analis kualitatif harus mengorganisir dan bisa dipertimbangkan dari halaman dan bahan-bahan naratif. Halaman itu harus dibaca ulang dan kemudian diorganisir, mengintegrasikan, dan menafsirkan.
3. Tantangan akhir adalah pengurangan data untuk tujuan-tujuan pelaporan. Hasil-hasil utama dari riset kuantitatif dapat diringkas. Jika satu data kualitatif dikompres terlalu banyak, inti dari integritas bahan-bahan naratif sepanjang tahap analisa menjadi hilang. Sebagai konsekuensi, adalah kadang sukar untuk melakukan satu presentasi hasil riset kualitatif dalam suatu format yang kompatibel dengan pembatasan ruang dalam jurnal professional.
Model-Model Analisa Crabtree dan Miller (1992) mengamati ada banyak strategi analisis kualitatif. Mereka sudah mengenal empat pola analisa utama yang lebih tepat sasaran, sistematis, dan distandardisasi, dan pada ekstremum lain adalah satu model yang lebih yang intuitif, hubungan, dan interpretive. empat prototypical model-model yang mereka uraikan adalah sebagai berikut:
“Model Quasi-statistical”. Peneliti menggunakan statistik secara khas mulai dengan pertimbangan analisa, dan menggunakan ide-ide untuk memilih jenis data. Pendekatan ini adalah kadang dikenal sebagai analysis peneliti meninjau ulang isi dari data naratif, mencari-cari tema atau kata tertentu yang telah ditetapkan dalam suatu codebook. Hasil pencarian adalah informasi yang dapat digerakkan secara statistik dan disebut Quasi statistik. Sebagai contoh, analis dapat menghitung frekwensi kejadian dari tema-tema spesifik. Model ini adalah serupa dengan pendekatan kwantitatif tradisional sampai melakukan analisa isi.
“Model Analisa Template”. Di model ini, peneliti mengkembangkan analisa cetakan untuk data naratif yang digunakan. Unit-unit template adalah secara khas perilaku-perilaku, kejadian, dan ungkapan ilmu bahasa. Template lebih mengalir dan dapat menyesuaikan diri dibanding suatu codebook di dalam model Quasi statistik. Peneliti dapat mulai dengan template bersifat elementer sebelum mengumpulkan data, template mengalami revisi tetap sebanyak data dikumpulkan. Analisa menghasilkan data. Model
jenis ini adalah bisa dipastikan diadopsi oleh peneliti yang biasa meneliti etnografi,
etologi, analisa ceramah, dan ethnoscience.
“Model Analisa Editing” . Peneliti menggunakan model editing bertindak sebagai interpreter yang membaca sampai habis data mencari segmen-segmen penuh arti dan unit-unit. Suatu ketika segmen ini dikenali dan ditinjau, interpreter dikembangkan satu rencana pengelompokan dan kode-kode sesuai yang dapat digunakan untuk memilih jenis dan mengorganisir data. Peneliti kemudian mencari-cari struktur dan pola-pola yang menghubungkan kategori-kategori pokok. Pendekatan teori yang khas menyertakan model ini. Peneliti-peneliti yang biasa meneliti fenomenologi, hermeneutics, dan ethnomethodology menggunakan prosedur pola analisa editing. “Model Immersion/crystallisasi”. Model ini melibatkan pembaptisan total analis di dalam dan cerminan bahan-bahan teks, menghasilkan satu kristalisasi data yang intuitif. Terjemahan yang interpretive dan subjektif dicontohkan dalam laporan kasus pribadi dari semi anekdot dan jumlah sedikit ditemui di dalam literatur riset dibanding tiga
model yang lain.
Proses Analisa Analisa dari data kualitatif secara khas adalah satu proses yang interaktip dan aktif. Peneliti-peneliti kualitatif sering membaca data naratif mereka berulang-ulang dalam mencari arti dan pemahaman-pemahaman lebih dalam. Morse dan Field (1995) mencatat bahwa analisis kualitatif adalah proses tentang pencocokan data bersama-sama, bagaimana membuat yang samar menjadi nyata, menghubungkan akibat dengan sebab. Yang merupakan suatu proses verifikasi dan dugaan, koreksi dan modifikasi, usul dan pertahanan. Beberapa kaum intelektual memainkan peran dalam analisis kualitatif. Morse dan Field (1995) mengenali empat proses-proses:
1. Memahami
Awal proses analitik, peneliti-peneliti kualitatif berusaha untuk bisa mempertimbangkan data dan belajar mencari ” apa yang terjadi.” Bila pemahaman dicapai, peneliti bisa menyiapkan cara deskripsi peristiwa, dan data baru tidak ditambahkan dalam uraian. Dengan kata lain, pemahaman
diselesaikan bila kejenuhan telah dicapai.
2. Sintesis
Sintesis meliputi penyaringan data dan menyatukannya. `Pada langkah ini, peneliti mendapatkan pengertian dari apa yang “khas” mengenai suatu peristiwa dan apa variasi dan cakupannya. Pada akhir proses sintesis, peneliti dapat mulai membuat pernyataan umum tentang peristiwa mengenai peserta studi.
3. Teoritis
Meliputi sistem pemilihan data. Selama proses teori, peneliti mengembangkan penjelasan alternatif dari peristiwa dan kemudian menjaga penjelasan ini sampai menentukan apakah “cocok” dengan data. Proses teoritis dilanjutkan untuk dikembangkan sampai yang terbaik dan penjelasan paling hemat diperoleh. 4. Recontextualisasi
Proses dari recontextualisasi meliputi pengembangan teori lebih lanjut dan aplikabilitas untuk kelompok lain yang diselidiki. Di dalam pemeriksaan terakhir pengembangan teori, adalah teori harus generalisasi dan sesuai konteks.
Manajemen dan Organisasi Data Kualitatif Pengembangan skema pengelompokan Langkah awal analisa data kualitatif penelitian adalah untuk mengorganisir, tanpa beberapa sistem dari organisasi, ada hanya kekacauan. Tugas utama di dalam mengorganisir data kualitatif mengembangkan metoda untuk menggolongkan dan memberi index. Yaitu, peneliti harus mendisain mekanisme untuk memperoleh akses sampai bagian-bagian data, tanpa harus berulang-kali membaca himpunan data keseluruhannya. Tahap ini sangat utama, suatu data harus dikonversi menjadi lebih kecil, lebih dapat dikendalikan, dan lebih banyak manipulatable unit-unit yang dapat dengan mudah didapat kembali dan review. Prosedur secara luas yang digunakan adalah mengembangkan skema pengelompokan dan kemudian mengkode data menurut kategori.
Kode topik digunakan di dalam penelitian Gagliardi’s ( I991) studi pengalaman keluarga tentang penyesuaian diri seorang anak dengan Duchenne kekurangan gizi otot. Ini adalah suatu contoh dari sistem pengelompokan konkrit dan deskriptif. Sebagai contoh, itu mengijinkan coders untuk mengkode hubungan-hubungan spesifik antar anggota-anggota keluarga, dan kejadian yang terjadi di dalam lokasi spesifik.
Dalam mengembangkan satu rencana kategori, konsep-konsep yang terkait sering dikelompokkan bersama-sama untuk memudahkan proses koding.. Sebagai contoh, semua kutipan yang menggambarkan bagaimana keluarga merasakan tentang menyesuaikan diri seorang anak dengan Duchenne kekurangan gizi otot dikelompokan sebagai “Kode perasaan.”
Studi-studi yang dirancang untuk mengembangkan teori lebih mungkin untuk pengembangan abstrak dan kategori konseptual. Dalam merancang kategori konseptual, peneliti harus merinci data ke dalam segmen-segmen, menguji dan membandingkan dengan segmen-segmen lain untuk perbedaan dan persamaan. Untuk menentukan apa tipe fenomena yang dicerminkan dan apa arti dari fenomena tersebut.
Peneliti menanyakan pertanyaan tentang kejadian berbeda, peristiwa-peristiwa, atau pemikiran yang ditandai pernyataan, seperti berikut:
“Apakah ini? “Apa yang terjadi? “Untuk apa ini?
Metode Analisis Data Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini. Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain. Variabel "penyebab" disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak.
Metode Analisis Data Analisis regresi adalah salah satu analisis yang paling populer dan luas pemakaiannya. Hampir semua bidang ilmu yang memerlukan analisis sebab-akibat boleh dipastikan mengenal analisis ini. Analisis regresi dalam statistika adalah salah satu metode untuk menentukan hubungan sebab-akibat antara satu variabel dengan variabel(-variabel) yang lain. Variabel "penyebab" disebut dengan bermacam-macam istilah: variabel penjelas, variabel eksplanatorik, variabel independen, atau secara bebas, variabel X (karena seringkali digambarkan dalam grafik sebagai absis, atau sumbu X). Variabel terkena akibat dikenal sebagai variabel yang dipengaruhi, variabel dependen, variabel terikat, atau variabel Y. Kedua variabel ini dapat merupakan variabel acak (random), namun variabel yang dipengaruhi harus selalu variabel acak.
Analisi regresi terbagi atas 3 bagian yaitu: 1. Analisis Regresi Berganda
Salah satu teknik peramalan adalah menggunakan metode regresi. Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik dengan menggunakan analisis regresi berganda. Persamaan regresi menggunakan variabel independent suatu periode tertentu pada masa lalu untuk meramalkan nilai variabel dependen. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu laba yang diprediksikan dipengaruhi oleh variabel-variabel independen yaitu laba itu sendiri, piutang dagang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, serta rasio laba kotor terhadap penjualan. Persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y=a + a1x1 + a2x2 + a3x3 + a4x4 + a5x5 + e
Keterangan : Y : Perubahan laba a : konstanta ai : koefisien regresi x1 : Laba x2 : Piutang dagang
x3 : Persediaan
x4 : Biaya administrasi dan penjualan x5 : Rasio laba kotor terhadap penjualan e : error item
2. Asusmsi Regresi BErganda
Pengujian terhadap asumsi-asumsi model regresi perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum persamaan regresi tersebut digunakan.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kepastian sebaran data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara agar data dapat berdistribusi normal adalah dengan menggunakan metode trimming yaitu menghilangkan data yang bersifat outlier. Outlier adalah data yang memiliki
nilai di luar batas normal.
Setelah data yang bersifat outlier dihilangkan, uji normalitas menggunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai-nilai sampel yang teramati berdistribusi normal. Kriteria pengujian dengan dua arah (two-tailed test) yaitu dengan membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikansi 0,05. Jika p>0,05 maka data terdistribusi normal. b. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah kondisi di mana seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau variannya tidak konstan untuk seluruh pengamatan-pengamatan atas x. Heteroscedasticity akan menyebabkan penaksiran koefisien-koefisien regresi menjadi tidak efisien. Pendeteksian ada tidaknya heteroskedastisitas dengan cara membandingkan t hitung dengan t
tabel pada hasil regresi.
c. Autokorelasi
Autokorelasi adalah adanya korelasi antar anggota-anggota dari serangkaian pengamatan. Autokorelasi menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Akibat adanya autokorelasi terhadap penaksiran regresi adalah R2 menjadi lebih tinggi dari yang seharusnya dan pengujian hipotesis dengan menggunakan statistik dan f-statistik akan menyesatkan. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji Durbin-Watson .
d. Multikolinieritas
Multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Jika variabel-variabel bebas berkorelasi secara sempurna maka metode kuadrat terkecil tidak bisa digunakan. Variabel-variabel yang tidak berkorelasi dikatakan orthogonal yang menunjukkan bahwa tidak ada masalah multikolinieritas. Akibat adanya multikolinieritas adalah koefisien-koefiesien regresi menjadi tidak dapat ditaksir
dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga. Adanya multikolinieritas dapat dilihat dari nilai tolerance yang lebih kecil dari 0,1 atau Variance Inflation Factor (VIF) yang lebih besar dari 10 atau Eigenvalue yang semakin mendekati 0 atau condition index melebihi 15.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Koefisien Regresi Parsial (Uji t)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara individu variabel independen mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Dalam penelitian ini variabel laba, piutang dagang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, rasio laba kotor terhadap penjualan secara individu diuji pengaruhnya terhadap laba sebagai variabel independen.
b. Pengujian Koefisien Regresi Serentak (Uji F)
Pengujian ini dilakukan untuk menyelidiki apakah variabel independen secara serentak mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini laba, piutang dagang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, rasio laba kotor terhadap penjualan diuji pengaruhnya secara serentak terhadap laba sebagai variabel independen.
c. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)
Metode ini digunakan untuk menilai proporsi total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen R2 yang digunakan adalah R2 yang telah memperhitungkan jumlah variabel bebas dalam suatu regresi atau disebut R2 yang telah disesuaikan (adjusted R2).
Waktu
Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling menentukan adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan semakin jelek. deret waktu adalah rangkaian data yang berupa nilai pengamatan (pengamatan) yang diukur selama kurun waktu tertentu, berdasarkan waktu dengan interval yang uniform sama. Beberapa Contoh data deret waktu adalah produksi total tahunan produk pertanian indonesia, harga penutupan harisan sebuah saham di pasar modal untuk kurun waktu satu bulan, suhu udara per jam, dan penjualan total bulanan sebuah pasar swalayan dalam waktu satu tahun.