• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mutasi pada Beberapa Kandidat Galur Mutan Pemulih Kesuburan Tanaman Padi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mutasi pada Beberapa Kandidat Galur Mutan Pemulih Kesuburan Tanaman Padi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

PATIR-BATAN, Jl. Cinere Pasar Jumat, Kotak Pos 7002 JKSKL, Jakarta 12070

Mutasi pada Beberapa Kandidat Galur Mutan Pemulih Kesuburan Tanaman Padi

Rice Mutation on Candidate of Restorer Mutant Lines

Sobrizal 1

Diterima 23 Februari 2007/Disetujui 27 Juli 2007

ABSTRACT

Cytoplasmic male sterility (CMS) system has largely been applied in development of rice hybrid varieties. In this system the maintainer and restorer lines are necessary to maintain the CMS and to restore the pollination abilities of hybrid plants, respectively. In this study, rice candidate of restorer mutant lines were developed through irradiation of CMS seeds by 0.2 kGy gamma rays. Some mutations indicated by polymorphism between mutants and original plants were observed through simple sequence repeat (SSR) marker genome survey in six mutant lines. Frequencies of polymorphism varied depend on the lines, range from 8.5 to 18.3%. No common marker showed polymorphism between six mutant lines and original plants indicating that the mutant lines do not carry the same restoring genes. Nevertheless, allelic tests or linkage studies using segregating populations are needed for confirmation. This result should be useful as initial information on genetic studies of restoring genes induced by gamma ray irradiation as well as for application of these genes in hybrid rice breeding program.

Key words : Mutation, restorer mutant lines, hybrid rice

PENDAHULUAN

Sebagai tanaman menyerbuk sendiri, produk riset pemuliaan padi yang dikenal selama ini adalah jenis inbrida. Sejak ilmuwan Cina berhasil mengembangkan dan menggunakan padi hibrida pada akhir tahun 1970an, teknologi padi hibrida menarik perhatian para peneliti di berbagai belahan dunia. Indonesia sudah melepas 31 varietas hibrida, baik oleh lembaga riset pemerintah maupun dari introduksi oleh perusahaan benih suwasta, namun pengembangan jenis hibrida di lapangan masih terbatas. Varietas padi hibrida dengan sifat heterosis yang dimilikinya mempunyai potensi hasil 15 – 30% lebih tinggi dari pada varietas padi inbrida (Yuan, 1994; Fujimura et al., 1996). Penanaman varietas padi hibrida tentu akan membantu dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.

Penggunaan sistem mandul jantan (male sterility) merupakan persyaratan mutlak dalam mengeksploitasi

heterosis pada tanaman padi. Ada beberapa sistem mandul jantan yang diketahui, yaitu cytoplasmic genetic male sterility (CMS), environmental sensitive genetic male sterility dan chemical induced male sterility

(Virmani et al., 1997). Dari ketiga sistem itu hanya CMS yang sudah dipakai secara luas dalam pengembangan varietas padi hibrida.

CMS terjadi disebabkan oleh interaksi antara genom sitoplasmik dengan inti, dan diturunkan secara maternal (Virmani et al., 1997). Dalam pemuliaan

varietas hibrida yang menggunakan sistem CMS, selain galur CMS diperlukan juga galur pelestari (maintainer) dan galur pemulih kesuburan (restorer). Galur pelestari diperlukan untuk melestarikan galur CMS karena galur CMS tidak dapat menghasilkan biji sendiri, sedangkan galur pemulih kesuburan berfungsi untuk memulihkan kemampuan menyerbuk sendiri dari tanaman hibrida. Secara komersial sistem CMS juga telah digunakan dalam memproduksi benih hibrida pada tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi (Newton, 1988).

Pada pemuliaan tanaman, mutasi induksi

merupakan cara yang efektif untuk memperluas keragaman genetik. Berbagai mutagen kimia maupun mutagen fisika telah digunakan untuk menginduksi mutan. Akhir-akhir ini, lebih dari 2500 varietas mutan telah dilepas di berbagai negara, dan lebih dari separuhnya merupakan hasil iradiasi sinar gamma (www-mvd.iaea.org). Sebanyak 443 diantaranya adalah varietas mutan tanaman padi. Indonesia pertama kali melepas varietas mutan padi yaitu pada tahun 1982 dengan nama Atomita 1, dan sejak itu sudah 14 varietas mutan padi yang dilepas (Ismachin and Sobrizal, 2006). Sebagian besar dari varietas mutan padi tersebut merupakan hasil iradiasi sinar gamma dengan dosis 0,2 kGy. Yamaguchi et al., (2006) juga menyimpulkan bahwa dosis 0,2 kGy merupakan dosis optimum penggunaan sinar gamma untuk mendapatkan frekuensi mutasi yang tinggi.

(2)

Penelitian ini bertujuan untuk membuat galur mutan pemulih kesuburan secara mutasi induksi melalui iradiasi biji CMS dengan sinar gamma dosis 0,2 kGy, dan melihat terjadinya mutasi pada kandidat galur mutan pemulih kesuburan melalui survei genom dengan menggunakan marka simple sequence repeat (SSR). Terjadinya mutasi dalam hal ini ditandai dengan terlihatnya polymorfisme antara mutan dengan tanaman asalnya.

BAHAN DAN METODA

Galur CMS yang ditemukan pada saat pembuatan galur introgresi Oryza glumaepatula (Sobrizal et al., 1999) mempunyai genom sitoplasmik berasal dari padi liar Oryza glumaepatula dan genom inti dari padi budidaya Oryza sativa, cv. Taichung 65. Untuk menjaga

kemurniannya, galur CMS dilestarikan dengan

menggunakan serbuk sari (pollen) dari Taichung 65. Kandidat galur mutan pemulih kesuburan dibuat melalui iradiasi sinar gamma dosis 0.2 kGy pada 9000 biji

CMS. Seleksi terhadap kemampuan tanaman

menghasilkan biji dilakukan pada generasi M1, M2 dan M3. Iradiasi biji dan seleksi pada generasi M1 dilakukan pada tahun 2003, sedangkan seleksi pada generasi M2 dan M3 dilakukan pada tahun 2004. Iradiasi biji dan seleksi pada generasi M1, M2 dan M3 dilakukan di PATIR-BATAN, Pasar Jumat, Jakarta. Pertanaman pada setiap generasi dilakukan di bak sawah yang terbuat dari semen dan tidak terisolasi secara ketat sehingga memungkinkan untuk terjadinya persilangan liar (outcrossing), mengingat CMS sangat peka terhadap persilangan liar. Sungguhpun demikian karena latar belakar genetik dari CMS adalah Japonica sedangkan tanaman yang ada di sekitarnya pada umumnya Indica,

kalaupun terjadi persilangan liar akan dapat dikenali pada generasi berikutnya.

Pada tahun 2005, biji M4 yang berasal dari tanaman M3 yang terseleksi ditanam dan diamati fertilitas serbuk sarinya. Gabah (spikelet) tanaman M4 yang sehari sebelum antesis dipilih dan anteranya dikeluarkan untuk diamati serbuk sari yang melekat pada anter tersebut melalui pewarnaan dengan menggunakan 0,5% acetocarmine. Pada tahun yang sama, survei genom dengan menggunakan marka SSR (McCouch et al., 2002) dilakukan pada enam kandidat galur mutan pemulih kesuburan yang terseleksi. Untuk itu, sebanyak 153 marka SSR dipilih secara acak dengan interval antara 10 – 15 cM hingga mencakup ke 12 khromosom tanaman padi secara merata (Gambar 1). DNA galur CMS, Taichung 65 dan enam kandidat galur mutan pemulih kesuburan diekstraksi secara alkali (Maxime and Meredith, 2000) dan digunakan sebagai

template DNA pada reaksi polymerase chain reaction

(PCR). Amplifikasi PCR dilakukan pada total volume 15 µl, terdiri dari: primer 20 pmol, Taq polymerase 0.03 U/µl (promega), 1 x buffer mix (gotaq), dNTP 40 µM dan H2O. Kondisi PCR diatur sebagai berikut; 94 oC selama 5 menit sebagai initial denaturation, kemudian dilanjutkan dengan 35 X (95 oC – 10 detik; 55 oC – 20 detik; 72 oC – 20 detik). Produk PCR dipisahkan pada 0.4% gel agarose dengan pewarna ethidium bromide.

Skening dilakukan dengan menggunakan scanner

typhoon 9410. Pengamatan fertilitas serbuk sari dan survei genom kandidat galur mutan pemulih kesuburan dilakukan di Biological Resources Laboratory, Japan International Research Center for Agricultural Sciences

(JIRCAS), Jepang.

Gambar 1. Peta keterpautan memuat marka SSR yang digunakan pada survei genom kandidat galur mutan pemulih. 1 – 12 adalah nomor khromosom; angka di sebelah kiri masing-masing khoromosom adalah posisi marka yang digunakan (McCouch et al., 2002). RM7562 8,6 RM3703 RM6378 RM5897 RM6853 RM3501 RM7426 RM8252 RM3688 RM5804 RM1385 RM3220 RM6290 RM8255 RM1092 RM1255 28 17,9 32,8 42,1 48,1 57,3 88,2 109,3 98,2 81,4 156,3 146,6 137,5 126,4 118,1 RM3252 30,5 RM1247 RM8105 RM3746 RM3598 RM1032 RM3627 RM493 RM5385 RM5638 RM5853 RM1349 RM3143 RM3547 RM3709 RM3640 RM1068 RM3520 RM5310 RM6840 19,9 0,3 9,5 38,8 49,3 54,3 64,9 73,4 86 94,5 103,4 113 123,2 132 142,9 159,6 181,8 164,1 150,7 RM3202 2,2 13,3 21,5 28,5 36,9 47,7 59,5 68,7 83,2 99 115,6 126,8 136,5 145,6 156,3 164,4 RM6301 RM3779 RM1324 RM1022 RM1284 RM6929 RM1164 RM6881 RM5626 RM3350 RM1350 RM3525 RM1352 RM6987 RM7389 1 2 3 4 5 6 4,4 RM7454 11 RM5752 25,1 RM1353 35,7 RM8263 44,4 RM6776 53 RM7338 67 RM3691 83,3 RM1132 95,8 RM5426 103,4 RM6650 116,6 RM7601 0,5 RM6369 16,4 RM6863 26,3 RM1376 36,8 RM7080 48,8 RM6429 57,8 RM7027 67,3 RM3689 76,7 RM7049 86,7 RM3262 96,6 RM5485 106,1 RM6542 119,9 RM3120 4,8 RM3717 16.7 RM6085 19,8 RM1124 28.6 RM4504 41,7 RM120 54,3 RM5731 64,2 RM7303 80,2 RM1341 90,6 RM5997 101,9 RM4112 112,9 RM1233 10 RM8214 26,7 RM6296 38,1 RM7619 49,5 RM101 61,6 RM1261 73,3 RM3326 89,5 RM7376 95,4 RM5479 108,2 RM5313 AP6235 2,4 RM6021 20,7 34,9 RM3912 42,5 RM6051 55,3 RM3700 65,1 RM3533 74,7 RM6251 79,1 RM3808 93,5 RM6797 10,9 RM7217 7 RM307 0,0 10,7 19,8 25,5 30,8 41,5 56,1 68,3 74,5 85,5 97,7 108,2 RM8213 RM3536 RM518 RM8219 RM6314 RM3643 RM3524 RM7051 RM7187 RM6148 RM3836 RM8217 113,2 3 RM5816 12 RM5796 20,6 RM7302 30,7 RM5874 48,6 RM7293 58,7 RM6645 67,5 RM5454 75 RM7568 87,4 RM3575 95,3 RM6841 RM3348 RM3170 122 RM1054 104,4 115,4 8 9 1,1 RM6370 17,9 RM6207 30,9 RM5689 41.6 RM5304 53,6 RM5629 58,9 RM7300 73,7 RM3123 83,8 RM6673 10 11 12 1,7 RM8109 11,5 RM3414 33,5 RM5981 35,8 RM7088 51,3 RM7023 61,6 RM3330 70,6 RM7193 80,4 RM3827 90,5 RM5957 100 RM6734 110.,6 RM3138 119,2 RM5814 124,4 RM5753 115,8 RM3414 RM7562 8,6 RM3703 RM6378 RM5897 RM6853 RM3501 RM7426 RM8252 RM3688 RM5804 RM1385 RM3220 RM6290 RM8255 RM1092 RM1255 28 17,9 32,8 42,1 48,1 57,3 88,2 109,3 98,2 81,4 156,3 146,6 137,5 126,4 118,1 RM7562 8,6 RM3703 RM6378 RM5897 RM6853 RM3501 RM7426 RM8252 RM3688 RM5804 RM1385 RM3220 RM6290 RM8255 RM1092 RM1255 28 17,9 32,8 42,1 48,1 57,3 88,2 109,3 98,2 81,4 156,3 146,6 137,5 126,4 118,1 RM3252 30,5 RM1247 RM8105 RM3746 RM3598 RM1032 RM3627 RM493 RM5385 RM5638 RM5853 RM1349 RM3143 RM3547 RM3709 RM3640 RM1068 RM3520 RM5310 RM6840 19,9 0,3 9,5 38,8 49,3 54,3 64,9 73,4 86 94,5 103,4 113 123,2 132 142,9 159,6 181,8 164,1 150,7 RM3252 30,5 RM1247 RM8105 RM3746 RM3598 RM1032 RM3627 RM493 RM5385 RM5638 RM5853 RM1349 RM3143 RM3547 RM3709 RM3640 RM1068 RM3520 RM5310 RM6840 19,9 0,3 9,5 38,8 49,3 54,3 64,9 73,4 86 94,5 103,4 113 123,2 132 142,9 159,6 181,8 164,1 150,7 RM3202 2,2 13,3 21,5 28,5 36,9 47,7 59,5 68,7 83,2 99 115,6 126,8 136,5 145,6 156,3 164,4 RM6301 RM3779 RM1324 RM1022 RM1284 RM6929 RM1164 RM6881 RM5626 RM3350 RM1350 RM3525 RM1352 RM6987 RM7389 RM3202 2,2 13,3 21,5 28,5 36,9 47,7 59,5 68,7 83,2 99 115,6 126,8 136,5 145,6 156,3 164,4 RM6301 RM3779 RM1324 RM1022 RM1284 RM6929 RM1164 RM6881 RM5626 RM3350 RM1350 RM3525 RM1352 RM6987 RM7389 1 2 3 4 5 6 4,4 RM7454 11 RM5752 25,1 RM1353 35,7 RM8263 44,4 RM6776 53 RM7338 67 RM3691 83,3 RM1132 95,8 RM5426 103,4 RM6650 116,6 RM7601 4,4 RM7454 11 RM5752 25,1 RM1353 35,7 RM8263 44,4 RM6776 53 RM7338 67 RM3691 83,3 RM1132 95,8 RM5426 103,4 RM6650 116,6 RM7601 0,5 RM6369 16,4 RM6863 26,3 RM1376 36,8 RM7080 48,8 RM6429 57,8 RM7027 67,3 RM3689 76,7 RM7049 86,7 RM3262 96,6 RM5485 106,1 RM6542 119,9 RM3120 0,5 RM6369 16,4 RM6863 26,3 RM1376 36,8 RM7080 48,8 RM6429 57,8 RM7027 67,3 RM3689 76,7 RM7049 86,7 RM3262 96,6 RM5485 106,1 RM6542 119,9 RM3120 4,8 RM3717 16.7 RM6085 19,8 RM1124 28.6 RM4504 41,7 RM120 54,3 RM5731 64,2 RM7303 80,2 RM1341 90,6 RM5997 101,9 RM4112 112,9 RM1233 4,8 RM3717 16.7 RM6085 19,8 RM1124 28.6 RM4504 41,7 RM120 54,3 RM5731 64,2 RM7303 80,2 RM1341 90,6 RM5997 101,9 RM4112 112,9 RM1233 10 RM8214 26,7 RM6296 38,1 RM7619 49,5 RM101 61,6 RM1261 73,3 RM3326 89,5 RM7376 95,4 RM5479 108,2 RM5313 10 RM8214 26,7 RM6296 38,1 RM7619 49,5 RM101 61,6 RM1261 73,3 RM3326 89,5 RM7376 95,4 RM5479 108,2 RM5313 AP6235 2,4 RM6021 20,7 34,9 RM3912 42,5 RM6051 55,3 RM3700 65,1 RM3533 74,7 RM6251 79,1 RM3808 93,5 RM6797 10,9 RM7217 2,4 RM6021 20,7 34,9 RM3912 42,5 RM6051 55,3 RM3700 65,1 RM3533 74,7 RM6251 79,1 RM3808 93,5 RM6797 10,9 RM7217 7 RM307 0,0 10,7 19,8 25,5 30,8 41,5 56,1 68,3 74,5 85,5 97,7 108,2 RM8213 RM3536 RM518 RM8219 RM6314 RM3643 RM3524 RM7051 RM7187 RM6148 RM3836 RM8217 113,2 RM307 0,0 10,7 19,8 25,5 30,8 41,5 56,1 68,3 74,5 85,5 97,7 108,2 RM8213 RM3536 RM518 RM8219 RM6314 RM3643 RM3524 RM7051 RM7187 RM6148 RM3836 RM8217 113,2 3 RM5816 12 RM5796 20,6 RM7302 30,7 RM5874 48,6 RM7293 58,7 RM6645 67,5 RM5454 75 RM7568 87,4 RM3575 95,3 RM6841 RM3348 RM3170 122 RM1054 104,4 115,4 3 RM5816 12 RM5796 20,6 RM7302 30,7 RM5874 48,6 RM7293 58,7 RM6645 67,5 RM5454 75 RM7568 87,4 RM3575 95,3 RM6841 RM3348 RM3170 122 RM1054 104,4 115,4 8 9 1,1 RM6370 17,9 RM6207 30,9 RM5689 41.6 RM5304 53,6 RM5629 58,9 RM7300 73,7 RM3123 83,8 RM6673 10 1,1 RM6370 17,9 RM6207 30,9 RM5689 41.6 RM5304 53,6 RM5629 58,9 RM7300 73,7 RM3123 83,8 RM6673 10 11 12 1,7 RM8109 11,5 RM3414 33,5 RM5981 35,8 RM7088 51,3 RM7023 61,6 RM3330 70,6 RM7193 80,4 RM3827 90,5 RM5957 100 RM6734 110.,6 RM3138 119,2 RM5814 124,4 RM5753 115,8 RM3414 1,7 RM8109 11,5 RM3414 33,5 RM5981 35,8 RM7088 51,3 RM7023 61,6 RM3330 70,6 RM7193 80,4 RM3827 90,5 RM5957 100 RM6734 110.,6 RM3138 119,2 RM5814 124,4 RM5753 115,8 RM3414

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Melalui pemuliaan silang balik (backcross

breeding) antara spesies padi liar Oryza glumaepatula

(Acc. IRGC 105668) dengan spesies padi budidaya

Oryza sativa cv. Taichung 65 (Sobrizal et al., 1999), diperoleh galur CMS. Pada persilangan untuk

mendapatkan tanaman F1, Oryza glumaepatula

digunakan sebagai tanaman induk betina dan Taichung 65 sebagai induk jantan, selanjutnya disilangbalik lebih dari 10 kali dengan menggunakan serbuk sariTaichung 65. Dengan demikian galur CMS yang dihasilkan dipastikan mempunyai genom sitoplasmik berasal dari

Oryza glumaepatula dan genom inti berasal dari Taichung 65.

Dari 9000 benih yang diiradiasi dan disemai, hanya 4316 tanaman M1 yang dapat tumbuh baik sampai mencapai stadia keluar malai, dan diantaranya hanya 69 tanaman yang dapat menghasilkan biji dengan total biji M2 sebanyak 93 biji. Semua biji M2 yang diperoleh ditanam pada musim tanam berikutnya menjadi 93 tanaman M2. Dari 93 tanaman M2, hanya 10 tanaman yang dapat menghasilkan biji M3. Tanaman M2 yang tidak dapat menghasilkan biji M3 kemungkinan

tanaman yang berasal dari persilangan liar

(outcrossing), bukan sebagai mutan. Selanjutnya biji M3 dipanen terpisah menurut masing-masing tanaman asalnya. Untuk pemurnian, biji M3 ditanam secara pedigri. Galur M4 yang dihasilkan disebut kandidat galur mutan pemulih kesuburan, dan masing-masing galur M4 diberi nama R1, R2, dan seterusnya R10. Sifat

agronomi kandidat galur mutan pemulih kesuburan

mirip dengan sifat agronomi Taichung 65 yang merupakan pelestari dari galur CMS. Dari 10 kandidat

galur mutan pemulih kesuburan yang diperoleh, 6 diantaranya digunakan pada penelitian ini.

Serbuk sari masing-masing kandidat galur mutan pemulih kesuburan yang diteliti disajikan pada Gambar 2. Sebagai pembanding juga diikutkan serbuk sari dari galur CMS dan serbuk sari Taichung 65. Serbuk sari galur CMS terlihat 100 % steril yang ditandai dengan warna terang pada butiran serbuk sari, sedangkan serbuk sari Taichung 65 tetrlihat hampir 100% fertil yang ditandai dengan warna gelap. Walaupun belum sesempurna fertilitas serbuk sari Taichung 65, fertilitas serbuk sari semua kandidat galur mutan pemulih kesuburan terlihat jauh lebih baik bila dibandingkan dengan fertilitas serbuk sari galur CMS. Hal ini sudah cukup untuk dapat membuahi bunga betina normal, karena menurut Namai dan Kato (1986), satu atau dua serbuk sari saja yang jatuh pada kepala putik (stigma) dapat berkembang menjadi biji. Tetapi kenyataannya fertilitas gabah semua kandidat galur mutan pemulih kesuburan masih agak rendah, yaitu sekitar 60 – 70 %. Rendahnya fertilitas gabah semua kandidat galur mutan pemulih kesuburan kemungkinan bersumber dari bunga betina galur pemulih kesuburan itu sendiri. Sterilnya bunga betina dapat disebabkan oleh interaksi alel pada satu lokus (Wan et al., 1996), atau interaksi epistatik antara suatu lokus dengan lokus lainnya (Kubo dan Yoshimura, 2005). Pada penelitian ini mutasi dapat saja terjadi pada gen lain selain gen pemulih kesuburan,

yang mempengaruhi fertilitas bunga betina,

menyebabkan rendahnya fertilitas gabah. Untuk mengatasi hal ini, latar belakang genetik dari galur pemulih kesuburan perlu dibebaskan dari pengaruh

iradiasi dengan mengembalikannya seperti latar

belakang genetik galur CMS dengan menyilangbalik galur-galur pemulih kesuburan tersebut dengan galur CMS.

Gambar 2. Serbuk sari kandidat galur mutan pemulih kesuburan, CMS dan Taichung 65 (TC65)

R3

R5

R7

R8

R9

R10

CMS

TC65

R3

R5

R7

R8

(4)

Sebagaimana disebut di atas bahwa kandidat galur mutan pemulih kesuburan diperoleh melalui irradiasi sinar gamma biji CMS. Dengan demikian genom sitoplasmik kandidat galur mutan pemulih tersebut sama dengan genom sitoplasmik galur CMS yang berasal dari genom sitoplasmik padi liar O. glumaepatula, kalau pada genom sitoplasmik tidak terjadi mutasi. Untuk dapat menghasilkan serbuk sari yang fertil, tentu kandidat galur mutan pemulih kesuburan mempunyai gen pemulih kesuburan pada inti sel yang merupakan hasil mutasi dari iradiasi sinar gamma biji CMS.

Untuk mendeteksi mutasi pada kandidat galur mutan pemulih kesuburan, dilakukan survei genom pada kandidat galur mutan pemulih kesuburan tersebut dengan menggunakan marka SSR. Dengan telah diketahui posisi marka pada peta khromosom seperti

terlihat pada Gambar 1, maka posisi terjadinya mutasi juga akan dapat diketahui. Hasil survei disajikan pada Gambar 3 dan Tabel 1. Pada survei dengan menggunakan marka RM5981 (Gambar 3) terlihat pola pita yang sama (non polimorfisme) antara TC65, CMS, galur R3, R5, R7, R8, dan R9, sedangkan pola pita berbeda (polimorfisme) terlihat pada galur R10. Hal ini menunjukkan bahwa galur R10 telah mengalami mutasi pada lokus RM5981. Begitu juga mutasi yang ditandai dengan terlihatnya polimorfisme antara kandidat galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asalnya telah terjadi pada lokus RM 6673 untuk galur, R5, R8, R9, dan R10. Demikian seterusnya hasil survei pada 6 kandidat galur mutan pemulih kesuburan yang menggunakan 153 marka disajikan pada Tabel 1.

Gambar 3. DNA gel-blot dari Taicung 65 (TC65), galur CMS dan 6

kandidat galur mutan pemulih kesuburan setelah

diamplifikisi dengan primer RM5981 dan RM6673. M adalah marka berat molekul (20 base pair ladder DNA).

Tabel 1. Persentase marka yang memperlihatkan polymorfisme antara kandidat galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asal (TC65 dan CMS)

Jumlah marka Galur

Polimorfisme Non Polimorfisme Total

Polimorfisme (%) R3 27 126 153 17.6 R5 28 125 153 18.3 R7 16 137 153 10.5 R8 20 133 153 13.1 R9 1 140 153 8.5 R10 18 135 153 11.8 M T C 6 5 CMS R3 R5 R7 R8 R9 R10 TC 6 5 C M S R3 R5 R7 R8 R1 0 R9 RM6673 RM5981 M T C 6 5 CMS R3 R5 R7 R8 R9 R10 TC 6 5 C M S R3 R5 R7 R8 R1 0 R9 RM6673 RM5981

(5)

Pada Tabel 1 terlihat frekuensi polimorfisme yang terjadi antara kandidat galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asalnya. Frekuensi tertinggi yaitu pada galur R5 sebanyak 18.3% dan terendah pada galur R9 sebanyak 8.5%. Angka ini jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan tingkat polimorfisme yang terdeteksi antara varietas Indica IR36 dengan varietas Japonica Koshihikari yaitu sebanyak 72% (data tidak dipublikasi). Namun demikian tingkat polimorfisme yang diperoleh antara kandidat galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asalnya diperkirakan akan mampu untuk mendeteksi keterpautan antara marka dengan gen pemulih kesuburan.

Tidak ditemukan satupun marka yang sama yang memperlihatkan polimorfisme antara ke enam kandidat

galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman

asalnya mengindikasikan bahwa keenam kandidat galur mutan pemulih kesuburan tidak membawa gen pemulih kesuburan yang sama. Untuk memastikannya diperlukan

allelic test atau studi keterpautan agar diketahui keterkaitan marka dengan gen pemulih kesuburan pada

masing-masing kandidat galur mutan pemulih

kesuburan. Selain itu, analisis genetik juga perlu diarahkan untuk mengetahui jumlah gen yang terlibat dalam pemulihan kesuburan serbuk sari. Semua informasi ini akan memberi kemudahan dalam penggunaan gen tersebut pada perakitan varietas padi hibrida.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut;

1. Melalui iradiasi sinar gamma dengan dosis 0.2 kGy pada 9000 biji CMS didapat 10 kandidat galur mutan pemulih kesuburan.

2. Dari hasil survei genome menggunakan 153 marka SSR pada enam kandidat galur mutan pemulih kesuburan terdeteksi mutasi yang ditandai dengan terlihatnya polimorfisme antara kandidat galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asalnya. 3. Frekuensi polimorfisme bervariasi pada

masing-masing kandidat galur mutan pemulih kesuburan, yang terendah sebanyak 8.5% ditemukan pada galur R9 dan yang tertinggi 18.3% pada galur R5.

4. Tidak ditemukan satupun marka yang sama yang memperlihatkan polimorfisme antara ke enam kandidat galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asalnya mengindikasikan bahwa keenam kandidat galur mutan pemulih kesuburan tidak

membawa gen pemulih kesuburanyang sama. Untuk

memastikannya perlu dilakukan allelic test atau studi keterpautan agar diketahui keterkaitan marka dengan gen tersebut pada masing-masing kandidat galur mutan pemulih kesuburan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih kami sampaikan kepada Dr. Hiroshi Tsunematsu, Japan International Research Center for Agricultural Sciences (JIRCAS) yang telah membantu menyediakan fasilitas untuk melakukan survei genom di

laboratorium Agrobiological Resources, JIRCAS,

Tsukuba, Jepang. Terima kasih juga kami sampaikan kepada kolega di Balai Iradiasi, Elektromekanik dan Instrumentasi, PATIR-BATAN yang telah membantu dalam iradiasi biji CMS, serta kepada bapak Carkum, Kel. Pemuliaan Tanaman PATIR-BATAN yang telah membantu pelaksanaan penelitian di lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Fujimura, T., H. Akagi, M. Oka, A. Nakamura, R. Sawada. 1996. Establishment of a rice protoplast culture and application of an asymmetric protoplast fusion technique to hybrid rice breeding. Plant Tissue Cult. Lett. 13:243-247.

Ismachin, M., Sobrizal. 2006. A significant contribution of mutation techniques to rice breeding in Indonesia. Plant Mutation Reports. 1:18-21. Kubo, T., A. Yoshimura. 2005. Epistasis underlying

female sterility detected in hybrid breakdown in a Japonica-Indica cross of rice (Oryza sativa L.). Theor Appl Genet. 110: 346-355.

McCouch, S. R., L. Teytelman, Y. Xu, K. B. Lobos, K. Clare, M. Walton, B. Fu, R. Maghirang, Z. Li, Y. Xing, Q. Zang, I. Kono, M. Yano, R. Fjellstrom, G. DeClerc, D. Scheneider, S. Cartinhour, D. Ware, L. Stein. 2002. Development and mapping of 2,240 new SSR markers of rice (Oryza sativa

L.). DNA Res. 9:199-207.

Maxime, P., C. Meredith. 2000. Cereal DNA: rapid high-throughput extraction method for marker assisted selection. Plant Molecular Biology reporter. 18: 357-360.

Namai, H., H. Kato. 1988. Improving pollination characteristics of japonica rice. In: Hybrid Rice. International Rice Research Institute, Manila, Philippines. p. 165-173.

Newton, K. J. 1988. Plant mitochondrial genomes: Organization, expression and variation. Annu Rev Plant Physiol Plant Mol. Biol. 39:503-532.

(6)

Sobrizal, K. Ikeda, P. L. Sanchez, K. Doi, E. R. Angeles, G. S. Khush, A. Yoshimura. 1999. Development of Oryza glumaepatula introgression lines in rice, Oriza sativa L. RGN 16:107-108. Virmani, S. S., B. C. Viraktamath, C. L. Casal, R. S.

Toledo, M. T. Lopez, J. O. Manalo. 1997. Hybrid

Rice Breeding Manual. International Rice

Research Institute, Los Banos, Laguna,

Philippines, p 11.

Wan, J., Y. Yamaguchi, H. Kato, H. Ikehashi. 1996. Two new loci for hybrid sterility in cultivated rice (Oryza sativa L.). Theor Appl Genet. 92:183-190.

Yamaguchi, H., T. Morishita, K. Degi, A. Tanaka, N. Shikazono, Y. Hase. 2006. Effect of carbon-ion irradiation on mutation induction in rice. Plant Mutation Reports. 1:25-27.

Yuan, L. P. 1994. Increasing yield potential in rice by exploitation of heterosis. In: Virmani, S. S. (ed). Hybrid Rice Technology. New Developments and Future Prospects. International Rice Research Institute, Manila, Philippines, p 1-6.

Gambar

Gambar 1.  Peta keterpautan memuat marka SSR yang digunakan pada survei genom kandidat galur mutan pemulih
Gambar 2.  Serbuk sari kandidat galur mutan pemulih kesuburan, CMS dan Taichung 65 (TC65)
Tabel 1.  Persentase marka yang memperlihatkan polymorfisme antara kandidat  galur mutan pemulih kesuburan dengan tanaman asal (TC65 dan CMS)

Referensi

Dokumen terkait

Klaim imunitas ilmu pengetahuan atas etika penelitian ditolak, bukan semata­mata karena keinginan sepihak dari para etikawan yang tergabung dalam komisi etika penelitian, tetapi

“Persoalan Dalam Keluarga Sebagai Tema Penciptaan Seni Lukis” yang dimaksud adalah, tentang keluarga yang diulas dan dibahas dari berbagai permasalahannya,

Menurut Soekondo Bustaman dalam bukunya, lukisan ini jelas sekali menampakkan pengaruh yang sangat besar dari karya Géricault yang berjudul The Raft of the “Medusa”

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kualitas layanan terhadap behavioral intention Fakultas Ekonomi UPN ”Veteran” Jawa Timur, untuk mengetahui peran

Modul ini berfungsi untuk menerima data PDU yang masuk dan menampung masing-masing bagian dari data tersebut, input-an pada prosedur ini yaitu string data PDU yang belum

Selain itu alunan musik menciptakan ketenangan dan kenyamanan, sebagai pendidikan moral, mengubah dan mengendalikan emosi, mengembangkan spiritual serta dipercaya dapat

Berdasarkan hal tersebut, untuk mengetahui penyimpangan atau kesalahan salah satu mesin perkakas yang ada di Laboratorium manufaktur Teknik Mesin Universitas Sam

Pada tabel 1 menunjukkan bahwa pestisida nabati ekstrak babadotan yang ditambahkan pada media PDA secara nyata menurunkan daya kecambah konidia jamur.. Pada perlakuan X1