• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pernikahan merupakan peresmian ikatan perkawinan baik secara sosial maupun hukum dan Pernikahan biasanya disahkan dalam dokumen tertulis yang berarti bahwa pasangan telah resmi menjadi suami-istri dan dokumen tersebut ditanda tangani oleh kedua belah pihak (Menurut Maya, 2013:12) menyatakan bahwa Pelaksanakan proses pernikahan terdapat banyak perbedaan berdasarkan suku, agama, dan budaya. Selain maraknya barang-barang asing yang beredar di Indonesia yang lebih diminati masyarakat lokal dibanding barang-barang serupa yang mengandung unsur budaya di dalamnya dan Pernikahan sendiri merupakan peresmian ikatan perkawinan baik secara sosial maupun hukum. Disebutkan dalam Undang-Undang RI Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan Bab I pasal I yang berbunyi, “Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami-isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Mahar/mas kawin sendiri merupakan barang yang menjadi simbol atau tanda bahwa mempelai pria sangat bersungguh-sungguh untuk menikahi mempelai wanita yang selanjutnya mas kawin tersebut dijadikan hak milik mempelai wanita secara penuh. Mas kawin dalam pernikahan di Indonesia banyak yang berupa perhiasan/emas, perhiasan atau emas tersebut diwujudkan dalam bentuk cincin dan liontin pernikahan yang akan diberikan kepada wanita. Perhiasan merupakan benda untuk mempercantik seseorang yaitu wanita, aksesoris dan produk-produk pendukung lainnya dan banyak aksesoris pernikahan yang digunakan oleh para wanita dan Liontin merupakan salah satunya benda atau perhiasan yang melingkar di leher dan dada. Liontin dapat dipakai oleh perempuan dan secara tradisional maupun modern dan liontin terbuat dari logam; seperti emas, perak. Logam lainnya seperti baja antikarat, besi, sepuh emas, dan tembaga yang juga lazim digunakan. Liontin dapat berbentuk polos, ber geometris atau bertabur intan dengan campuran berlian. Liontin

(2)

2

merupakan bentuk perhiasan yang tergantung longgarnya, pada umumnya dilampirkan oleh lingkaran kecil ke kalung, yang mungkin dikenal sebagai "pendant". Sejauh ini desain liontin dapat dimasukkan ke dalam perhiasan kalung secara keseluruhan dan membuatnya tidak selalu akurat untuk memperlakukan mereka sebagai barang yang terpisah.

Pengguna perhiasan di setiap acara tertentu memiliki simbol pernikahan ada yang disebut mahar pernikahan berupa emas, perak. Tujuan perancangan ini mendesain mahar pernikahan berupa liontin terbuat dari emas dan pengguna perhiasan di Indonesia yang sedang bertahap perkembangan secara keseluruhan dan signifikan. Hal ini dibuktikan dengan mulai bertambahnya jumlah pengguna perhiasan dari berbagai kalangan usia baik kalangan remaja sampai usia dewasa. Pemakaian perhiasan juga mempunyai tujuan yang berbeda-beda, ada perhiasan yang digunakan pada saat upacara adat dan atau diacara tertentu. Beberapa kondisi, perhiasan dapat digambarkan sebagai simbol pernikahan. Akan tetapi, desain perhiasan yang beredar di seluruh indonesia sudah terinspirasi oleh desain-desain yang berasal dari luar negeri terutama negara barat, dibuktikan dengan banyaknya desain perhiasan yang mempunyai bentuk sangat sederhana. Desain perhiasan liontin juga memiliki beragam jenis bentuk dan jenis material yang berbeda mulai dari perhiasan yang terbuat dari tembaga, sambungan berlian, emas dan perak. Kujang merupakan senjata budaya Sunda yang berasal dari Jawa Barat yang diakui oleh kebudayaan Nusantara. Secara umum, kujang memiliki pengertian sebagai pusaka yang memiliki kekuatan tertentu dari para dewa dan sebagai sebuah senjata yang digunakan sebagai penolak bala seperti penyakit dan menghalau dari serangan musuh. Menurut Suryadi (2010:12) menjelaskan, “Kujang merupakan senjata tajam seperti keris atau parang.

Kujang sering dijadikan simbol suatu produk, oleh karena itu kajian yang digunakan penulis salah satunya yaitu melalui teori visual dan bentuk. Dharsono Sony Kartika mengatakan bahwa “visual adalah merupakan salah satu indra yang dapat dilihat dari penglihat (mata) berdasarkan penglihatan. Contoh (Garis, Bidang/Bentuk, Warna).

(3)

3

Sehingga dengan menggunakan teori visual dapat dihasilkan produk yang mewakili simbol-simbol dan tanda-tanda yang berkaitan dengan kujang.

Selain maraknya barang-barang asing yang beredar di Indonesia yang lebih diminati masyarakat lokal dibanding barang-barang serupa yang mengandung unsur budaya di dalamnya. Selain itu dengan masuknya era globalisasi yang ditandai dengan banyaknya pengguna sosial media di Indonesia yang telah menduduki posisi pertama sebagai negara dengan jumlah pengguna sosial media terbanyak sekaligus memudahkan budaya asing masuk ke dalam Indonesia. Namun Berdasarkan permasalahan tersebut, alasan penulis melakukan perancangan desain Kujang sebagai landasan inspirasi dari Senjata Kujang untuk desain liontin pernikahan di Budaya Sunda sebagai strategi untuk menanamkan nilai-nilai budaya yang ada di perhiasan terutama Liontin pernikahan. Dengan hal ini juga membuktikan bahwa Indonesia mampu memasukan nilai-nilai budaya ke dalam produk yang digunakan sehari-hari sekaligus mampu menarik minat masyarakat Indonesia untuk membeli

produk lokal yang tidak kalah bagus dengan produk buatan luar negeri atau asing.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, disimpulkan beberapa permasalahan yang dapat teridentifikasi.

1. Menentukan hasil desain perhiasan dari pembuat menjadi elemen penting dalam Keberlangsungan Pra Pernikahan.

2. Menentukan material perhiasan dari perancang ke produksi yang akan dibuat untuk calon pengantin wanita.

3. Bentuk desain perhiasan liontin yang beragam dan digunakan dalam pernikahan di Indonesia terutama simbol kujang Suku Sunda di Jawa Barat.

(4)

4 1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan Proses identifikasi masalah yang telah dilakukan, terdapat beberap poin permasalahan yang dapat dikaji menjadi rumusan masalah sebagai berikut.

 Bagaimana rancangan desain perhiasan dalam Pernikahan dengan unsur budaya untuk era saat ini ?

1.4 Batasan Masalah

Perancangan ini melakukan proses desain, batasan masalah yang harus diperhatikan yaitu:

1. Ruang lingkup pembahasan dilakukan pada studi kasus pernikahan Sunda. 2. Perhiasan pernikahan yang dirancang adalah berupa liontin pernikahan

untuk pengantin wanita.

1.5 Tujuan Perancangan

Tujuan Perancangan ini untuk memberikan wawasan tambahan kepada mahasiswa yaitu dalam hal:

 Mengaplikasikan keilmuan desain produk dalam merancang desain perhiasan dengan unsur budaya sunda yang akan dicocokan dengan pernikahan budaya sunda saat ini.

1.6 Manfaat Perancangan

Adapun manfaat perancangan ialah : 1. Manfaat bagi keilmuan:

Memberikan invoasi perancangan produk perhiasan dengan dasar inspirasi desain senjata daerah dengan menerapkan aspek-aspek keilmuan dalam melakukan perancangan.

(5)

5

a. Bagi Penulis:

1. Merupakan tempat mengeksplorasi kreatifitas dan ilmu pengetahuan selama perkuliahan.

2. Kesempatan memperluas relasi dalam dunia kerja.

3. Kesempatan mengetahui lebih dalam mengenai tata cara pernikahan. 4. Kesempatan mengetahui dan mendesain mahar pernikahan.

5. Menjadi tempat untuk mengembangkan diri

6. Menjadi tempat untuk beradaptasi dengan dunia kerja yang sesungguhnya.

b. Bagi Program Studi Desain Produk:

1. Memperkaya koleksi penelitian mahasiswa.

2. Menciptakan lulusan Program Studi Desain Produk menjadi lulusan yang unggul dan berdaya saing di pasar kerja.

c. Bagi Masyarakat dan suku Sunda di Jawa Barat:

1. Melestarikan suku sunda dan pernikahan etnik Indonesia dalam sebuah produk perhiasan.

2. Memberikan warna dan desain baru dalam dunia desain perhiasan. 3. Membantu memperkenalkan simbolisasi pernikahan suku sunda kepada

masyarakat Indonesia dalam sebuah upacara pernikahan suku sunda.

1.7 Metode Perancangan

Pada perancangan ini, penulis memfokuskan pada studi kasus pernikahan sunda, studi kasus dilaksanakan dengan tujuan untuk mengarahkan perkembangan pada kerangka (Hamidi, 2005:14) Analisis ini dilakukan berdasarkan logika dan argumentasi yang bersifat ilmiah dan mengumpulkan data berupa metode kualitatif atau dimana tahapan.

1. Studi Literatur

Studi literatur dibutuhkan perancangan untuk mengetahui landasan teori-teori yang mampu mendukung perancangan. Studi literasi ini berguna untuk mengetahui

(6)

6

data-data produk sebelumnya yang berkaitan dengan produk yang akan sedang dirancang. Penulis akan mengumpulkan literasi dari berbagai sumber baik dari buku, jurnal dan serta artikel di internet yang berkaitan dengan sejarah budaya sunda, budaya sunda dan makna dari pernikahan sunda, perhiasan liontin pernikahan yang akan dirancang berbentuk simbol kujang. Serta berbagai teori pendukung dalam menyusun laporan.

2. Observasi

Observasi dibutuhkan dalam studi kasus agar penulis dapat mengetahui kejadian yang ingin diteliti. Penulis melakukan observasi ke tempat dimana diadakan pernikahan dengan adat sunda secara langsung. Dalam observasi tersebut, penulis melakukan pengamatan secara langsung serta melakukan tanya-jawab dengan masyarakat sekitar mengenai pernikahan sunda.

3. Dokumentasi

Penulis mengumpulkan data berupa dokumentasi kegiatan pernikahan sunda. Dokumentasi berguna dalam penelitian untuk menguatkan bukti-bukti konkret mengenai studi kasus yang sedang diteliti. Dokumentasi kegiatan yang dilakukan penulis merupakan dokumentasi proses kegiatan pada saat pelaksanaan pernikahan.

4. Wawancara

Penulis mengumpulkan data-data berupa foto pembicaraan dan kegiatan diskusi dengan ahli pembuat kujang. Wawancara berguna dalam penelitian untuk menguatkan bukti-bukti konkret mengenai studi kasus yang sedang diteliti. Kegiatan Wawancara yang dilakukan penulis merupakan wawancara proses kegiatan percakapan antara penulis dan tokoh ahli pembuat senjata kujang yang berada di kota Bogor, Jawa Barat.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang diterapkan kelompok kami untuk menyajikan gambaran singkat mengenai penjelasan konsep yang akan dibahas dalam

(7)

7

laporan ini, sehingga akan memperoleh gambaran yang jelas tentang isi dan laporan yang terdiri dari lima bab, diantaranya :

1.8.1 BAB IPENDAHULUAN

Pada bab ini menguraikan beberapa pokok persoalan yang terdiri dari Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, dan Sistematika Penulisan.

1.8.2 BAB IITINJAUAN UMUM

Pada bab ini akan dibahas teori-teori yang berhubungan dengan produk, yaitu Landasan Teori dan Data Empirik, ide awal, 5W+1H, dan Peninjauan umum produk.

1.8.3 BAB IIIANALISIS ASPEK DESAIN

Pada bab ini akan diuraikan dengan jelas mengenai hasil Analisis aspek desain dan pembobotan desain berdasarkan aspek ergonomi serta Term of Reference (TOR) dalam perancangan produk.

1.8.4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

Pada bab ini menguraikan proses perancangan desain yang meliputi flow of activity, tabel kebutuhan desain, blocking system, sketsa, proses pembuatan produk, gambar operasional dan gambar hasil jadi produk.

1.8.5 BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini menguraikan pokok persoalan yang terdiri dari kesimpulan dan saran. Kesimpulan berisi jawaban atas rumusan masalah yang dikemukakan, sedangkan saran berupa gagasan untuk mengembangkan produk yang telah dirancang oleh penulis.

Referensi

Dokumen terkait

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus

Dari teori-teori diatas dapat disimpulkan visi adalah suatu pandangan jauh tentang perusahaan, tujuan-tujuan perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun