• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENDIDIK MANUSIA INDONESIA DAN MEMPERSIAPKAN GENERASI PEMIMPIN NASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENDIDIK MANUSIA INDONESIA DAN MEMPERSIAPKAN GENERASI PEMIMPIN NASIONAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

MENDIDIK MANUSIA INDONESIA

DAN

MEMPERSIAPKAN GENERASI PEMIMPIN

NASIONAL

Editor:

Emanuel Prasetyono

dan

Aloysius Widyawan

FAKULTAS FILSAFAT

Uniba Widya Mandala

Surabaya

2014

.

i

~

(3)

Mendidik Manusia Indonesia dan Mempersiapkan Generasi Pemimpin Nasional

Editor: Emanuel Praset:yono dan Aloysius Widyawan Penulis Artikel:

Agustinus Pratisto Trinarso Agustinus Ryadi Aloysius Widyawan Anita Lie Emanuel Prasetyono Ramon N adres Toetik Koesbardiati

Xaverius Chandra H. Marbun @2014

Diterbitkan oleh:

FAKULTAS FlLSAPAT Unika Widya Mandala Surabaya

Cetakan Pertama, Maret 2014 Ukuran Buku: 15 x 23 cm, 365 hal

Desain Cover: Ferdinandus Eltyson Prayudi

ISBN: 978-602-17055-1-3

l"ndang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta:

I bk cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau ·~~c:·~1:ndahkan scbagian arau seluruh isi buku ini ke dalam bentuk ., · ;'un. <;ecara elektronis maupun mekanis, tcrmasuk fotokopi,

.-c· ... :~~ .. 1Lm dengan teknik perekaman lainnva, tanpa izin tertulis

- ·-, ·~, r'.•;:. l ndang-undang Nomor 19 Tahun 2002 ten tang Hak S., - '-:'.l Kctcntuan Pidana, Pasal 27, AYAT (1), (2), n\N

d.1 :: ... ] CCI llf: p

re:

c::~: ~c: ':':'i ~ ~: 1-.l_ __ ,

(4)

KATA PENGANTAR

Judul buku

ini

adalah "Mendidik Manusia Indonesia

clan Mernpersiapkan Generasi Pernirnpin Nasional". Terna ini pertama-tarna berbicara tentang pendidikan. Ini adalah terna besar. Terna besar ini digarap dalarn kaitan dengan

urgens1 untuk rnengernbalikan perhatian clan fokus

pandangan hidup berkebangsaan di Indonesia kepada pendidikan bagi anak-anak bangsa ini. Sudah sejak awal diarnati bahwa carut-rnarut kehidupan berbangsa di negeri

ini berakar dari ditelantarkannya

visi

pendidikan yang

seharusnya rnernanusiakan rnanusia (pendidikan sebagai proses hurnanisasi, sebagai lawan dari dehurnanisasi) dengan penekanan istirnewa pada sistern pendidikan nasional yang seharusnya sernakin rnenjadikan set1ap warga negara Indonesia sebagai "rnanusia Indonesia", terutarna setiap orang yang terlibat di dalarn proses pendidikan nasional 0Jaik itu peserta didik/rnurid, para pengajar/pendidik, rnaupun para pejabat penyelenggara pendidikan nasional).

Cita-cita rnenjadikan seluruh kornponen yang terlibat dalarn penyelenggaraan sistern pendidikan nasional untuk rnenjadi "rnanusia Indonesia" sudah sangat sejalan dengan

visi

bapak pendidikan dalarn sejarah bangsa Indonesia, Ki

(5)

bangsa ini, beliau sudah melihat pentingnya pendidikan sebagai jalan yang harus ditempuh untuk menanamkan dan mengembangkan rasa kebangsaan bagi anak-anak bangsa Indonesia. "Mendidik Manusia Indonesia" rnenyiratkan

suatu permenungan tentang hakekat pendidikan,

kemanusiaan, dan keindonesiaan. Pada hakekatnya,

pendidikan pertarna-tarna adalah untuk memuliakan hidup manusia agar semakin bermartabat sebagai manusia. Maka, dasar pemaharnan antropologis merupakan keniscayaan yang seharusnya menjadi asumsi dasar bagi setiap praksis pendidikan. Pada prinsipnya, kernanusiaan itu merniliki nilai universal (satu dan sama di mana-mana). Tetapi pada praksisnya, pendidikan berkaitan langsung dengan manusia konkrit di dalam diri individu-individu. Pada gilirannya, sistem pendidikan nasional mesti berpijak pada kepentingan manusia konkrit itu yang ditemukan di dalam diri manusia Indonesia. Maka pendidikan nasional mesti berorientasikan kepada pendidikan yang menjadikan manusia Indonesia semakin menjadi "manusia Indonesia".

Tema-tema tentang "Mendidik J\fanusia" tersebut secara sistematis digarap dan dijabarkan dalam sub tema tentang hakekat pendidikan dan hakekat kemanusiaan, terutama dalam bagian pertama buku ini. Tema-tema di bagian ini terasa sangat kental dimensi teoretis, konseptual,

(6)

dan refiektif. Pemahaman teoretis, konseptual, dan reflektif dalam kajian tentang pendidikan tidak terelakkan lagi apabila kita menginginkan praksis pendidikan yang holistik dan integral. Yang teoretis, konseptual, dan reflektif selalu menjadi dasar orientasi dan visi bagi praksis. Tanpa pemahaman dan pendasaran teoretis, konseptual, dan reflektif, praksis pendidikan akan kehilangan orientasi kemanusiaannya. Alih-alih pendidikan yang memuliakan martabat manusia, pendidikan yang minus orientasi dan visi

kemanusiaan justru akan menjadi sarana untuk

melanggengkan statlfs qNo dari penguasa dan kaum kapitalis

dan secara ironis justru melakukan praktek dehumanisasi dalam pendidikan.

Selanjutnya, tema-tema dalam bagian ke-2 dari buku ini menggagas tantangan-tantangan praktis dunia pendidikan dalam konteks persoalan-persoalan yang tengah terjadi di Indonesia. Tantangan itu mulai dari sistem pendidikan

nasional. "Bongkar pasang" kurikulum yang tidak

melibatkan seluruh elemen pendidikan menjadikan sistem

pendidikan nasional tidak mengakomodir

persoalan-persoalan dasar pendidikan itu sendiri dalam relevansi dengan kebhinekaan dan keanekaragaman latar belakang situasi-situasi pendidikan nasional dari Sabang sampai

(7)

semestinya menjadi titik tolak orientasi pendidikan nasional demi kepentingan kemajuan bangsa. Mana saja persoalan-persoalan mendasar dalam dunia pendidikan Indonesia yang seharusnya juga diakomodir oleh sistem pendidikan nasional? Beberapa tema berikutnya menggagas beberapa persoalan yang sekiranya relevan dan aktual bagi situasi perkembangan pendidikan di tanah air yang berkaitan langsung dengan persoalan pendidikan nasional.

Bagian terakhir dalam buku ini menjadi semacam titik klimaks dari serangkaian pembahasan tema-tema sebelumnya. Seluruh refleksi clan permenungan kita tentang

pendidikan, kemanusiaan, dan keindonesiaan, terarah

kepada kepentingan yang sangat mendesak yang dibutuhkan oleh negeri ini, yaitu pendidikan bagi generasi pemimpin. Mendidik manusia bukan lagi sekedar untuk menghasilkan generasi intelektual yang mampu membangun konsep-konsep brilian, tetapi sekaligus juga generas1 yang mampu mengambil keputusan-keputusan dalam ranah praktis untuk membuat perubahan nyata yang lebih baik lewat jiwa kepemimpinan. Oleh karena itu, menggagas persoalan tentang "Mendidik Manusia Indonesia" mesti terarah

kepada orientasi "Mendidik Generasi Pemimpin".

"Mendidik Manusia Indonesia" mes ti sekaligus

mengakomodir di dalamnya bentuk-bentuk pendidikan yang

(8)

"merawat" 11wa kepemimpinan di dalam diri para subjek-didik.

Buku ini lahir dari materi-materi yang disampaikan dalam Program Extension Course yang diadakan oleh Fakultas

Filsafat Unika \X'idya :Mandala, Surabaya, tanggal 28 Agustus - 27 NoYember 2013. Beberapa materi sudah mengalarni proses editing dan bahkan pernah dimuat dalam beberapa

jurnal ilmiah (info tentang artikel yang pernah dimuat dalam jurnal ilmiah kami sampaikan dalam catatan kaki pada bagian judul artikel yang bersangkutan). Sejatinya, artikel-artikel dalam buku ini adalah bagian dari cara kami untuk terlibat dalam berkontribusi untuk turut mengembangkan kualitas pendidikan nasional.

Terima kasih kami ucapkan kepada para penulis dan pemateri. Semoga kontribusi kecil ini rnenjadi indikasi sernangat dan kornitmen tak kunjung putus dalam rnembangun dan rnendidik manusia Indonesia sebagai bagian dari proses rnempersiapkan generasi pernirnpin nasional.

Emanuel Prasetyono

(9)

DAFTARISI

KATA PENGANTAR 3

DAFTARISI 9

PRO LOG 13

MENDIDIK MANUSIA INDONESIA DAN MEMPERSIAPKAN GENERASI PEMIMPIN NASIONAL

Oleh : Emanuel Praset:yono

BAGIAN 1

53

ANEKA KEGELISAHAN EKSISTENSIAL

TENTANG "MENDIDIK MANUSIA INDONESIA" BAB1

MANUSIA, ILMU PENGETAHUAN, DAN KESADARAN DIRI

Oleh : Emanuel Prasctyono

BAB2

EDUCATING HUMAN BEINGS: AN OVERVIEW OF PHILOSOPHY OF EDUCATION

Oleh: Ramon Nadres

55

99

(10)

BAB3

KARAKTERISTIK MANUSIA INDONESIA ANTARA HARAPAN DAN REALITAS

Oleh : Aloysius Widyawan

BAB4

125

153 MENCARI MAKNA KEINDONESIAAN DALAM PENDIDIKAN

Oleh : Aloysius \Vidyawan

BAGIAN 2

MENEROPONG PRAKSIS PENDIDIKAN DI TANAHAIR

BAB1

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DALAM TANTANGAN

Oleh : Anita Lie

BAB2

181

183

205 MEMAKNAI HAKIKAT PENDIDIKAN DALAM ALAM BUDAYA INDONESIA: PENDEKATAN ANTROPOLOGIS ATAS PENDIDIKAN DI INDONESIA

Olch : Toetik Koesbardiati

r

I

(11)

BAB3

MENGGAGAS PENDIDIKAN BERBASIS PLURALISME

Oleh : Agustinus Pratisto Trinarso

BAB4

PENDIDIKAN DAN TEKNOLOGI SIBER

Oleh : Agustinus Ryadi

BABS

MENGGAGAS PENDIDIKAN ANTIKORUPSI DEN GAN ETIKA ARISTOTELES

Oleh: Xavcrius Chandra H. J\Iarbun

BAGIAN 3

MENGGAGAS PENDIDIKAN BAGI CALON PEMIMPIN NASIONAL BAB1 223 249 271 313 315 MENGGAGAS PENDIDIKAN CALON PEMIMPIN INDONESIA

Oleh : Agustinus Pratisto Trinarso

EPILOG

347

MENCARI COMMON CORE VALUES BAGI PENDIDIKAN NASIONAL 349

Oleh : Emanuel Prasetyono

PARA PENULIS

365

(12)

., Pentbab{//i Theot.J' padci

l, 2013.

MENGGAGAS PENDIDIKAN BERBASIS PLURALISME

BAB3

MENGGAGAS PENDIDIKAN BERBASIS PLURALISME1

Oleh: Agustinus Pratisto Trinarso

PENGANTAR

Membicarakan pluralisme bagi kita sebenarnya sebuah hal yang naif karena dalam realitas hidup sehari-hari sebagai bangsa Indonesia, kita mengalami pluralisme sebagai realitas yang sudah sudah terkandung di dalamnya. Hal ini seperti ibarat membicarakan pentingnya air bagi ikan. Bagi bangsa lain dapat saja pluralisme menjadi sebuah kajian baru dalam menghadapi perubahan jaman dan perkembangan demografi penduduknya, akan tetapi bagi bangsa Indonesia yang telah terbentuk dari keanekaragaman suku dan bangsa, pluralisme sebenarnya sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari.

Menjadi sebuah pertanyaan bagi kita saat pluralisme digagas secara serius bagi kehidupan bangsa, khususnya

1

Artikel ini pernah menjadi materi Program Extension Course Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya yang disampaikan pada tanggal 16 Oktober 2013, di Balai Paroki Santa Maria tak Bercela, Lantai 3, Jin. Ngagel Madya 1, Surabaya. Artikel ini juga pernah dimuat dalam ARETI, Jurnal Filsafat, Fakultas Filsafat Unika Widya Mandala Surabaya, Vol. 02, No. 01, Februari 2013, hal. 71-87.

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah kegiatan intra kurikuler yang wajib diikuti oleh mahasiswa program kependidikan Unnes, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang

Graves dalam Saddhono dan Slamet (2014, hlm, 161) mengemukakan bahwa banyak faktor yang menyebabkan peserta didik tidak terlalu menyukai kegiatan menulis meliputi, (1)

Gerusan merupakan fenomena alam yang disebabkan oleh aliran air yang mengikis dasar saluran.Keberadaan jembatan pada badan sungai dapat mengganggu kestabilan sungai

Undang Nomor 12 Tahun 2005 pada tanggal 28 Oktober 2005, telah melahirkan kewajiban konstitusional Negara Indonesia untuk menjunjung tinggi kewajiban internasionalnya

Rasio mol, suhu dan lama reaksi sulfonasi mempunyai pengaruh yang positif terhadap peningkatan nilai tegangan permukaan sedangkan stabilitas emulsi pada

Upaya yang dilakukan di setiap kebun tergantung permasalahan spesifik pada kebun, salah satu strateginya adalah meningkatkan produktivitas tanaman dengan penerapan

Bahrudin, kemudian beliau pindah ke daerah Cisitu Kaler, di sana beliau membuka Pesantren Gombong Sari untuk pengajian anak-anak dan warga sekitar (Fazari BA, 1996). Selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa maraknya anak jalanan di Kota Bengkulu disebabkan masih kurangnya tindakan pemerintah terhadap anak jalanan.