• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Keuangan Negara dalam Pembangunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Peran Keuangan Negara dalam Pembangunan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

Universitas Indonesia

Peran Keuangan Negara dalam Pembangunan Bangsa

Keuangan Negara

Nama : Sarah Khanita

NPM : 1206275805

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Program Ilmu Administrasi Fiskal

DEPOK

(2)

2

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Tingginya tingkat pengangguran di Indonesia menjadi sorotan utama bagi pemerintah dalam menangani permasalahan yang ada di Indonesia. Indonesia sebagai negara yang memiliki penduduk usia produktif yang paling tinggi di ASEAN dengan jumlah penduduk yang saat ini telah mencapai 255,5 juta atau 40,3 persen dari total jumlah penduduk ASEAN semestinya dapat menggerakan sumber daya manusianya untuk berinovasi dan berpikir kreatif menciptakan suatu hal baru yang dapat membangun bangsanya1.Potensi dalam bidang sumber daya manusia ini dapat dijadikan bekal untuk mencapai perekonomian negara yang lebih baik lagi, diharapkan nantinya pada tahun 2019, Indonesia dapat menjadi middle income country.

Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah penduduknya yang sangat banyak tentunya perlu mempunyai suatu strategi yang efektif dalam membangun bangsanya agar dapat mencapai pengharapannya untuk menjadi middle income country pada tahun 2019. Hal ini jika kita telusuri lebih lanjut, akan terdapat suatu keterkaitan dengan pendapatan serta pengeluaran negara yang dimana hal tersebut merupakan dua komponen penting dalam keuangan negara. Keuangan negara merupakan suatu pengelolaan ekonomi pemerintahan dalam menyediakan, mendistribusikan serta mengalokasikan barang dan jasa.

Keuangan negara dalam ekonomi pemerintahan memiliki peranan yang sangat penting dalam membangun bangsa. Peranan tersebut terbagi menjadi dua kelompok yaitu peran keuangan negara dalam jangka pendek dan jangka panjang. Peran keuangan negara dalam jangka menengah disini memiliki keterkaitan dengan pengeluaran publik yang dimana pengeluaran publik tersebut diperlukan untuk membangun masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera, sedangkan peran keuangan negara dalam jangka panjang adalah meningkatkan pendapatan negara dari sektor pajak dan non-migas.

(3)

3

BAB 2

KERANGKA KONSEPTUAL

2.1 Definisi Keuangan Negara

Keuangan negara adalah keseluruhan tatanan, perangkat, kelembagaan, dan kebijaksanaan penganggaran negara yang meliputi pendapatan dan belanja negara. Sumber -sumber pendapatan negara dibedakan atas penerimaan dalam negeri dan penerimaan pembangunan yang merupakan pinjaman dan bantuan luar negeri. Penerimaan dalam negeri terdiri atas penerimaan minyak bumi dan gas alam dan penerimaan di luar migas, yang terutama bersumber dari penerimaan pajak. Anggaran belanja negara terdiri atas pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Selisih antara penerimaan dalam negeri dan pengeluaran rutin merupakan tabungan pemerintah. Dana yang terkumpul melalui tabungan pemerintah dan penerimaan pembangunan merupakan dana pembangunan pemerintah.2

Bambang Kusmato menggunakan istilah public finance dalam menjelaskan keuangan negara yang dimana hal tersebut diinterpretasikan dalam arti sempit yakni government finance. Government (pemerintah) digambarkan sebagai segala kegiatan pemerintah dalam mencari sumber-sumber dana (source of fund) dan kemudian dana-dana tersebut dapat digunakan (use of fund) untuk mencapai tujuan-tujuan pemerintah tertentu, jadi secara singkat keuangan negara mencerminkan kegiatan pemerintah yang berada didalam sektor publik bukan dalam sektor swasta. (Bambang kusmato, dkk, 1992:2). Selain itu, definisi keuangan negara juga termaktub didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 yang pada Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.

Perumusan keuangan negara menggunakan beberapa pendekatan, yaitu: pendekatan dari sisi obyek, pendekatan dari sisi subyek, pendekatan dari sisi proses, dan pendekatan dari sisi

(4)

4

tujuan. Dari sisi obyek Keuangan Negara akan meliputi seluruh hal dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan uang, di dalamnya termasuk berbagai kebijakan dan kegiatan yang terselenggara dalam bidang fiskal, moneter dan/atau pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan. Selain itu segala sesuatu dapat berupa uang maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. Dari sisi subyek, keuangan negara meliputi negara, dan/atau pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan negara/daerah, dan badan lain yang ada kaitannya dengan keuangan negara. Keuangan Negara dari sisi proses mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan obyek di atas mulai dari proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. Terakhir, keuangan negara juga meliputi seluruh kebijakan, kegitan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan obyek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara, pendekatan terakhir ini dilihat dari sisi tujuan.3

2.2 Ruang Lingkup Keuangan Negara

Ruang lingkup keuangan negara sesuai dengan pengertian keuangan negara pada pasal 1 ayat 1 diuraikan dalam Pasal 2 UU No. 17/2003 meliputi:

a. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan melakukan pinjaman;

b. Kewajiban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan pihak ketiga; uang, surat berharga, piutang, barang, serta hak-hak lain yang dapat dinilai dengan uang, termasuk kekayaan yang dipisahkan pada perusahaan negara atau daerah;

3 Suminto. Makalah sebagai Bahan Penyusunan Budget in Brief 2004 (Ditjen Anggaran,

(5)

5

h. Kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan/atau kepentingan umum;

i. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan menggunakan fasilitas yang diberikan pemerintah.

Bidang pengelolaan Keuangan Negara yang demikian luas secara ringkas dapat dikelompokkan dalam sub bidang pengelolaan fiskal, sub bidang pengelolaan moneter, dan sub bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan Sub bidang pengelolaan fiskal meliputi enam fungsi, yaitu:

a. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal. Fungsi pengelolaan kebijakan ekonomi makro dan fiskal ini meliputi penyusunan Nota Keuangan dan RAPBN, serta perkembangan dan perubahannya, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan ekonomi makro, pendapatan negara, belanja negara, pembiayaan, analisis kebijakan, evaluasi dan perkiraan perkembangan fiskal dalam rangka kerjasama internasional dan regional, penyusunan rencana pendapatan negara, hibah, belanja negara dan pembiayaan jangka menengah, penyusunan statistik, penelitian dan rekomendasi kebijakan di bidang fiskal, keuangan, dan ekonomi.

b. Fungsi penganggaran. Fungsi ini meliputi penyiapan, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan, serta perumusan standar, norma, pedoman, kriteria, prosedur dan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang APBN.

c. Fungsi administrasi perpajakan. d. Fungsi administrasi kepabeanan.

e. Fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan meliputi perumusan kebijakan, standard, sistem dan prosedur di bidang pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengadaan barang dan jasa instansi pemerintah serta akuntansi pemerintah pusat dan daerah, pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran negara, pengelolaan kas negara dan perencanaan penerimaan dan pengeluaran, pengelolaan utang dalam negeri dan luar negeri, pengelolaan piutang, pengelolaan barang milik/kekayaan negara (BM/KN), penyelenggaraan akuntansi, pelaporan keuangan dan sistem informasi manajemen keuangan pemerintah.

(6)

6

Sementara itu, bidang moneter meliputi sistem pembayaran, sistem lalu lintas devisa, dan sistem nilai tukar. Adapun bidang pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan meliputi pengelolaan perusahaan negara/daerah.

2.3 Asas-Asas Pengelolaan Keuangan Negara

Dalam rangka mendukung terwujudnya good governance dalam penyelenggaraan negara, pengelolaan keuangan negara perlu diselenggarakan secara professional, terbuka, dan bertanggung jawab sesuai dengan aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD 1945. Sebagai penjabaran aturan pokok yang telah ditetapkan dalam UUD 1945 tersebut, UU No. 17/2003 menjabarkannya ke dalam asas-asas umum yang telah lama dikenal dalam pengelolaan kekayaan negara, seperti asas tahunan, asas universalitas, asas kesatuan dan asas spesialitas; maupun asas-asas baru sebagai pencerminan best practices (penerapan kaidah-kaidah yang baik) dalam pengelolaan keuangan negara, antara lain: akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proporsionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan negara, dan pemeriksaan keuangan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.

2.4 Kekuasaan atas Keuangan Negara

(7)

7

Gambar 1:

Delegasi wewenang kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara

Pemisahan fungsi seperti di atas dimaksudkan untuk membuat kejelasan dan kepastian dalam pembagian wewenang dan tanggung jawab. Sebelumnya fungsi-fungsi tersebut belum terbagi secara tegas sehingga seringkali terjadi tumpang tindih antar lembaga. Pemisahan ini juga dilakukan untuk menegaskan terlaksananya mekanisme checks and balances. Selain itu, dengan fokusnya fungsi masing-masing kementrian atau lembaga diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme di dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintah. Menteri Keuangan dengan penegasan fungsi sebagai CFO akan memiliki fungsi-fungsi antara lain:

1. Pengelolaan kebijakan fiskal; 2. Penganggaran;

3. Administrasi Perpajakan; 4. Administrasi Kepabeanan; 5. Perbendaharaan (Treasury); dan 6. Pengawasan Keuangan.

Seperti halnya pemerintah pusat, pengelolaan keuangan daerah juga menggunakan pendekatan pembagian fungsi yang tidak berbeda. Gubernur/Bupati/Walikota akan memiliki fungsi sebagai pemegang kekuasaan pengelolaan Keuangan Daerah atau CEO, dinas-dinas sebagai COO, dan pengelola Keuangan Daerah sebagai CFO.

Presiden

sebagai CEO

Menteri Teknis

sebagai COO

(8)

8

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Peran Keuangan Negara Jangka Menengah

Apabila kita berbicara mengenai pengeluaran publik, hal tersebut tentunya berhubungan dengan pengeluaran negara yang telah dianggarkan didalam APBN. Pengeluaran publik merupakan salah satu elemen yang ada didalam keuangan negara itu sendiri. Berkenaan dengan peran keuangan negara dalam jangka menengah, kita dapat mengambil dua contoh mengenai tujuan dari pengeluaran publik di sektor kesehatan dan pendidikan yang dimana kedua hal ini dapat juga menjadi peran keuangan negara dalam jangka menengah.

3.1.1 Meningkatnya Umur Harapan Hidup

Tinggi redahnya kualitas sumber daya manusia dalam suatu negara salah satunya dapat diukur oleh baik atau buruknya tingkat kesehatan penduduknya yang dimana hal tersebut berimplikasi terhadap umur harapan hidup seseorang. Jika kita tinjau kembali, peningkatan umur harapan hidup masyarakat dalam suatu negara dapat bergantung terhadap bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang disediakan oleh pemerintah kepada masyarakatnya. Selain itu, adanya anggaran pelayanan kesehatan di Indonesia yang diatur dalam UU No 36 tahun 2009 menunjukkan kepada kita bahwa terdapat besar anggaran kesehatan pemerintah pusat yang dialokasikan minimal sebesar 5 persen dari APBN di luar gaji, dan besar anggaran kesehatan pemerintah daerah provinsi dan Kabupaten/Kota yang dialokasikan minimal sebesar 10 persen dari APBD di luar gaji.

(9)

9

anggaran belanja pemerintah pusat yang dialokasikan melalui fungsi kesehatan terdiri atas beberapa subfungsi, yaitu:

(1) subfungsi obat dan perbekalan kesehatan (11,5 persen terhadap fungsi kesehatan)

(2) subfungsi pelayanan kesehatan perorangan (60,1 persen) (3) subfungsi pelayanan kesehatan masyarakat (12,3 persen) (4) subfungsi kependudukan dan keluarga berencana (9,5 persen) (5) subfungsi Litbang kesehatan (1,7 persen)

(6) subfungsi kesehatan lainnya (4,9 persen)

3.1.2 Meningkatnya Masyarakat Berpendidikan dan Berketrampilan

Kebijakan Pembangunan Bidang Pendidikan diarahkan terutama untuk: (1) meningkatkan kualitas wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang merata; (2) meningkatkan akses, kualitas, dan relevansi pendidikan menengah universal; (3) meningkatkan kualitas, relevansi, dan daya saing pendidikan tinggi; (4) meningkatkan profesionalisme dan pemerataan distribusi guru dan tenaga kependidikan; (5) memantapkan pelaksanaan sistem pendidikan nasional; (6) meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen pelayanan pendidikan; dan (7) memperkuat tata kelola pendidikan untuk mendukung upaya peningkatan mutu pelayanan pendidikan, yang berdampak pada perbaikan kinerja pendidikan nasional.

(10)

10

dapat dikatakan sebagai salah satu peran dari keuangan negara itu sendiri untuk mewujudkan masyarakat yang berpendidikan dan berketrampilan.

3.2 Peran Keuangan Negara Jangka Panjang

Pada prinsipnya peran dari keuangan negara tidak hanya meliputi peran keuangan negara dalam jangka menengah saja namun juga dalam jangka panjang. Berbeda dari peran keuangan negara dalam jangka menengah, peran keuangan negara dalam jangka panjang lebih mengutamakan aspek penerimaan atau pendapatan negara yang dimana dalam hal ini lebih ditekankan kepada peningkatan penerimaan negara dari sektor pajak dan non-migas.

3.2.1 Peningkatan Penerimaan Negara dari Sektor Pajak

Pajak merupakan salah satu komponen paling esensial dalam pemasukan negara yang dimana hingga saat ini pajak masih menjadi penyumbang terbesar kas negara. Peningkatan pendapatan dari sektor pajak merupakan salah satu hal yang ingin dicapai oleh pemerintah karena pada dasarnya kebutuhan bangsa dapat tercukupi dari pajak yang dibayarkan oleh rakyatnya namun sayangnya hingga saat ini masih terdapat banyak oknum yang tidak bertanggung jawab dalam menjalankan kewajibannya kepada negara untuk membayar pajak.

(11)

11

pajak orang (MPO) dan pajak bunga, dividen, dan royalti (PBDR) menjadi pajak penghasilan, dan pajak penjualan, pajak penjualan impor menjadi pajak pertambahan nilai, serta Ipeda, pajak kekayaan menjadi pajak bumi dan bangunan.

Pada dasarnya pelaksanaan kebijaksanaan perpajakan sejak Repelita IV dipusatkan pada usaha-usaha untuk menyempurnakan mekanisme pelaksanaan agar sistem perpajakan menjadi makin efektif, sederhana dan adil. Penerimaan pajak yang paling utama bersumber dari tiga jenis pajak yakni pajak penghasilan (PPh), pajak pertambahan nilai (PPN), dan pajak bumi dan bangunan (PBB). Sementara itu, penerimaan bea masuk dan cukai juga merupakan komponen yang penting dalam penerimaan pajak.

3.2.2 Peningkatan Penerimaan Negara dari Sektor Non-Migas

Peran keuangan negara dalam jangka panjang selain meningkatkan penerimaan negara dari sektor pajak juga dibutuhkan dalam sektor lainnya seperti non-migas. Hal ini dapat berdampak positif agar penerimaan negara dari sektor pajak dapat diimbangi juga dengan penerimaan negara dari sektor non-migas yang dimana penerimaan dalam sektor ini lebih berpotensi dalam jangka panjang jika dibandingkan penerimaan negara dalam sektor migas.

(12)

12

BAB 4

KESIMPULAN

Keuangan negara sebagai salah satu elemen penting dalam pembangunan bangsa memiliki keterkaitan yang bersifat luas dan umum dalam sisi pengeluaran dan pendapatan negara. Selain itu, jika kita berbicara mengenai keuangan negara, kita tak dapat lepas dari pembahasan mengenai suatu anggaran belanja negara beserta keterkaitannya dengan sektor publik yang ada didalam suatu negara. Mengutip ulang tentang definisi keuangan negara menurut Bambang Kusmato yang dimana keuangan negara mencerminkan kegiatan pemerintah yang berada didalam sektor publik, secara tidak langsung hal ini merepresentasikan tindakan yang telah diambil pemerintah dalam membangun bangsanya dengan menggunakan dana yang dimiliki oleh negara itu sendiri.

Indonesia dengan label sebagai negara berkembang dan memiliki jumlah penduduk usia produktif terbanyak di Asean dirasa perlu untuk menjadikan hal ini sebagai motivasi agar dapat berkembang dan bergerak maju kedepan kearah yang lebih baik lagi. Pencapaian tersebut dapat kita rasakan apabila kesejahteraan serta kemakmuran bangsa sudah terjamin oleh negara dengan menggunakan sumber-sumber dana yang berasal dari negara. Pengelolaan dana tersebut menjadi salah satu tonggak efektivitas pengelolaan keuangan negara yang dimana keuangan negara itu sendiri memiliki peranan penting bagi pembangunan bangsa, baik itu bersifat langsung maupun tidak langsung.

(13)

13

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bkkbn.go.id/ViewBerita.aspx?BeritaID=1106 diakses pada hari Minggu tanggal 18 May 2014 pukul 17.00

http://www.bphn.go.id/data/documents/sumber-sumber_keuangan_negara.pdf diakses pada hari Minggu tanggal 18 May 2014 pukul 18.00

http://www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/8707/1728/ diakses pada hari Senin tanggal 19 May 2014 pukul 19.00

Suminto. Makalah sebagai Bahan Penyusunan Budget in Brief 2004 (Ditjen Anggaran, Depkeu) :

“Pengelolaan APBN dalam Sistem Manajemen Keuangan Negara”

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003

Gambar

Gambar 1: Delegasi wewenang kekuasaan atas Pengelolaan Keuangan Negara

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian peran kajian pendidikan agama Islam, sikap keberagamaan dan pondok pesantren Fatimatuzzhra tersebut diatas, maka yang dimaksud peran kajian

Membangun kepercayaan antar masyarakat dan peneliti adalah langkah awal yang benar-benar harus dilakukan agar untuk mendapatkan data lebih mudah, sehingga bisa membangun

Kimia Bahan peledak 29-31 32 - Definisi Handak, Klasifikasi Bandak dan Bahan Pendorong Serta Rangkaian Peledak P. Direktur Pendidikan

Namun, terminator rho-dependent berisi dua urutan tambahan: urutan 50-90 nukleotida- pasangan hulu dari urutan berulang terbalik yang menghasilkan untai RNA dengan banyak c

Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat memilih sendiri secara

Harpindo Jaya Cabang Kudus dalam upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah stress kerja yang terdiri dari variable konflik kerja, beban kerja dan pengaruh

Sehingga untuk view dari luar ke dalam dengan membuat bentukan lengkung bangunan bagian depan, yang juga digunakan sebagai main enterance , sehingga mudah dalam

Sebegitu mendasarnya, sehingga banyak orang yang beranggapan Bahwa sikap kerja yang produktif dan tempat kerja yang tertata rapi  Ada dengan sendirinya.. api kenyataannya