• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN TEKS CERITA ANAK DENGAN METODE DISKUSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA SISWA SD DALAM PEMBELAJARAN TEKS CERITA ANAK DENGAN METODE DISKUSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

484 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA SISWA SD DALAM

PEMBELAJARAN TEKS CERITA ANAK DENGAN METODE DISKUSI

Warnasih1, Yena Sumayana2, Avini Martini3

1SDN Cibungur Rancakalong 2,3STKIP Sebelas April

warnasih317@gmail.com avinimartini84@gmail.com sumayana0602@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pendapat ahli dan hasil penelitian yang menyatakan bahwa masih rendahnya kemampuan membaca pemahaman siswa sekolah dasar di Indonesia. Dalam upaya mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan membaca pemahaman, peneliti menggunakan Metode Diskusi yang memiliki prinsip dasar melibatkan keaktifan siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) Mendeskripsikan pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran terhadap hasil belajar peserta didik; (2)Menganalisis dampak penggunaan metode diskusi dalam pembelajaran terhadap pemahaman materi dan keaktifan peserta didik; (3) Meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun ataupun melaksanakan pembelajaran serta perbaikan pembelajaran. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran membaca Metode Diskusi efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman Teks Cerita Pendek siswa sekolah dasar. Hal ini terlihat dari Hasil dari perbaikan mata pelajaran bahasa Indonesia dibuktikan dengan peningkatan rata-rata hasil nilai evaluasi peserta didik. Dari 18 peserta didik pada siklus I mendapatkan rata-rata nilai 65.55. Pada siklus II perbaikan pembelajaran mendapat nilai rata-rata 71.11, dan pada siklus III rata-rata nilai peserta didik adalah 76,6%.

(2)

485 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini PENDAHULUAN

Membaca merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan seseorang karena dengan membaca kita dapat mengetahui segala hal. Banyak ilmu yang kita dapat dari membaca. Roger Farr (Damaianti, 2001:4) mengemukakan bahwa “Reading is the Heart of Education”. Roger menyatakan bahwa membaca itu merupakan jantung pendidikan. Oleh karena itu, pengajaran membaca sangat perlu diajarkan pada anak-anak khususnya anak usia Sekolah Dasar. Febriyanto (2016) mengemukakan pembelajaran membaca pemahaman di SD melalui mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu pentingnya membaca untuk menggali informasi harus disertai dengan keterampilan membaca yang baik sehingga membaca menjadi efektif bagi siswa. Membaca akan memberikan informasi-informasi penting yang dapat menjadi sarana untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik dimasa yang akan datang. Jadi, tidaklah berlebihan jika pengajaran membaca perlu mendapatkan posisi yang sangat penting karena dengan membaca kita dapat mengakses informasi-informasi yang berguna, menambah wawasan, dan pengetahuan baru yang akan semakin meningkatkan kecerdasannya sehingga

mereka lebih mampu menjawab

tantangan hidup di masa-masa mendatang.

Dewasa ini, siswa dihadapkan pada kesulitan untuk memahami suatu bacaan secara efektif dan rendahnya minat baca pada anak Sekolah Dasar di Indonesia, sehingga berimbas pada rendahnya mutu atau sumber daya masyarakat. Rendahnya minat baca juga berimbas pada rendahnya kualitas pendidikan kita, sehingga berimbas pada kualitas sumber daya manusianya sendiri. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil data tes dari PIRLS (Progress in

International Reading Literacy Study) yang merupakan studi internasional dalam bidang membaca pada anak-anak di seluruh dunia yang disponsori oleh The International Association for the Evaluation Achievement (IAEA), menghasilkan bahwa Indonesia berada pada urutan keempat dari bawah yang diikuti oleh 45 negara pada tahun 2006 (IEA, 1992;

Asia’s Weeks, 1997 dalam

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar: 2008: 245-245).

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan metode Diskusi

dalam pembelajaran membaca

pemahaman teks cerita anak di Sekolah Dasar. Di sini ingin dilihat bahwa apakah strategi DRTA tersebut mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman karya sastra siswa serta pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir kritis mereka. Penelitian ini diharapkan dapat memotivasi guru dalam mengajar terutama bahasa Indonesia. Hasilnya diharapkan berguna

untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran. Juga dapat bermanfaat bagi pembelajaran yang akan datang. KAJIAN LITERATUR

Membaca Pemahaman

Membaca merupakan istilah yang mengandung pengertian yang berbeda-beda bagi setiap orang. Ada yang mengira bahwa membaca adalah sekadar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah kalimat atau kata-kata yang dilisankan itu dipahami atau tidak (Tarigan, 1985). Membaca seperti ini tergolong jenis membaca permulaan seperti yang pernah dilakukan di tingkat SD kelas 1 dan 2.

Membaca adalah sebuah proses yang kompleks dan rumit. Kompleks artinya dalam proses membaca terlibat sebagai faktor internal dan eksternal

(3)

486 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

pembaca. Faktor internal dapat berupa intelegensi (IQ) minat, sikap, bakat, motivasi, tujuan pembaca, dan sebagainya. Faktor eksternal bisa dalam bentuk sarana membaca, teks bacaan (sederhana, berat, mudah, sulit), faktor lingkungan, atau faktor latar belakang, sosial ekonomi, kebiasaan, dan tradisi membaca. Pengertian membaca yang diungkapkan oleh beberapa pakar di atas dapat penulis simpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses pengolahan simbol-simbol tertulis dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang isi bacaan dan merupakan kegiatan komunikasi tidak langsung antara penulis dan pembaca yang melibatkan berbagai faktor.

Menurut Budinuryana (1997),

membaca sebagai produk yang

didefinisikan sebagai pemahaman atas simbol-simbol bahasa tulis yang dipelajari seseorang. Membaca merupakan proses yang kompleks, sebagaimana dikemukakan Nurhadi (1987: 13). Menurut Tarigan (Nunan, 1982), membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis. Menurut Anderson dalam Harras (1997: 06), membaca adalah sebagai proses kegiatan mencocokan huruf atau melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.

Metode Diskusi

Secara etimologi atau sejarah kata diskusi terdapat pada bahasa Latin adalah dsicutio yang berarti bertukar pikiran. Namun dalam aktivitasnya bertukar pikiran tidak semuanya bisa dihubungkan dengan diskusi (Muchlisin: 2013). Ini disebabkan, esensi dari diskusi merupakan aktivitas bertukar pikiran yang sistematis dan terarah.

Menurut Blomm (2007) Metode diskusi adalah aktivitas pembelajaran yang pada penerapannya siswa akan diberi suatu problem yang bisa berbentuk pertanyaan atau fakta untuk dirundingkan bersama pada sebuah grup belajar.

Model diskusi merupakan

pengajaran yang berfokus pada cara belajar siswa untuk bisa memecahkan kasus dari sebuah masalah. Metode ini dilakukan oleh dua atau lebih siswa yang saling berinteraksi. Sebelum aktivitas diskusi dimulai guru akan menjelaskan beberapa materi sebagai bahan stimulus bagi siswa dalam berdiskusi. Selanjutnya siswa diberi waktu untuk bertanya tentang bahan materi belum bisa dipahami.

Selanjutnya guru akan

membimbing setiap siswa ketika akan berdiskusi dan membagikan lembar kerja. Pada saat aktivitas diskusi berjalan siswa yang berada pada satu lingkungan (grup) akan saling berbagi data, pengalaman dan pengetahuan untuk memecahkan sebuah masalah sehingga setiap siswa dituntut untuk aktif dalam aktivitas (proses) diskusi ini.

Setelah aktivitas diskusi selesai siswa akan mempresentasikan hasilnya di depan kelas. Selanjutnya siswa akan diberi cara untuk merangkum agar materi bisa dipahami dan dikuasi dengan baik.

Langkah-langkah atau Sintaks Metode Diskusi

1. Mempersiapkan rancangan diskusi

2. Tentukan arah diskusi sehingga

diskusi bisa sesuai dengan target belajar.

3. Jumlah anggota grup diskusi

disesuaikan dengan karakter dari diskusi dan tujuan anggota harus memiliki kualifikasi tertentu agar diskusi berjalan lancar.

(4)

487 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

4. Masalah yang akan didiskusikan

direncanakan dengan baik.

5. Manajemen waktu pelaksanaan

diskusi harus ditentukan dengan baik Penerapan Metode Diskusi

1. Membagi susunan grup diskusi

mulai dari ketua, juru tulis dan peserta).

2. Membuat susunan pembagian tugas

setiap anggota.

3. Menstimulus siswa agar diskusi bisa

bergejolak.

4. Menulis setiap gagasan yang dirasa

penting.

5. Siswa ditantang untuk bisa menerima

setiap pemikiran anggota lain.

6. Membuat kondisi lingkungan diskusi

menjadi nyaman.

7. Mempresentasikan hasil diskusi.

8. Menarik kesimpulan dari hasil

diskusi.

9. Melakukan revisi dan evaluasi

terhadap hasil diskusi.

10. Hasil dan aktivitas diskusi dinilai

untuk digunakan sebagai bahan evaluasi. Agar diskusi selanjutnya bisa lebih baik.

Manfaat dan Tujuan Metode Diskusi

1. Rumusan masalah yang telah

memiliki solusi diberikan kepada siswa.

2. Agar siswa bisa menyelesaikan

permasalahan.

3. Siswa bisa melakukan penyampaian

pendapat secara runtut sehingga pendapat yang mereka sampaikan mudah diterima.

4. Melatih siswa untuk bisa menghargai

segala pendapat yang diajukan orang lain. Walaupun pendapat tersebut bertentangan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas partisipan,

yaitu peneliti berpartisipasi aktif dalam setiap langkah tindakan perbaikan pembelajaran. Jadi dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai peneliti yang berkolaborasi dengan teman sejawat. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian Kemmis dan Mc.Taggart (dalam Badrujaman dan Hidayat, 2010:12), alur pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas ini dimulai dari (1) perencanaan, (2) tindakan (3) observasi dan (4) refleksi. Penelitian ini dilaksanakan SDN Cibungur Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. Subjek penelitian adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 18 orang dengan memiliki kemampuan yang heterogen. Pemilihan subjek penelitian ini karena peneliti adalah guru yang mengajar pada kelas

tersebut sehingga memudahkan

pelaksanaan penelitian, yang lebih khusus lagi karena masalahnya berdasarkan pengalaman peneliti sekaligus untuk mencari solusi dan perbaikan proses pembelajaran.

Jenis data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi guru dan siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang diperoleh siswa setelah dilakukan tes akhir tindakan. Adapun sumbernya data adalah siswa kelas V SDN Cibungur.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Berikut penjelasan setiap teknik tersebut.

1) Observasi adalah melakukan pengamatan langsung secara intensif di lokasi penelitian. Teknik ini merupakan pengumpulan data,

(5)

488 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap gejala-gejala subyek yang diselidiki, pengamatan itu dilakukan di dalam situasi sebenarnya. Lembar observasi guru dan siswa diisi langsung oleh teman sejawat yang telah ditugaskan sebagai pengamat dalam pelaksanaan penelitian yang dilaksanakan.

2) Wawancara dilakukan melalui suatu mekanisme pengumpulan data yang

dilakukan melalui kontak

komunikasi interaktif dalam bentuk tatap muka antara peneliti dengan informan. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang efektif dan efisien, data tersebut berbentuk tanggapan, pendapat, keyakinan, dan hasil pemikiran tentang segala sesuatu yang dipertanyakan.

3) Dokumentasi merupakan suatu teknik untuk memperoleh data tentang jumlah siswa dan melihat jalannya proses pembelajaran yang dilakukan

oleh guru dalam rangka

meningkatkan kemampuan siswa bertanya jawab melalui metode diskusi kelas V SDN Cibungur.

Pelaksanaan tindakan dilakukan dalam dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) perencanaan, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Adapun kegiatan-kegiatan dalam setiap siklus yang terdiri dari empat fase tersebut adalah sebagai berikut: Secara rinci prosedur penelitian tindakan kelas dijabarkan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi:

1) Menyiapkan materi

2) Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran

3) Membuat perangkat pembelajaran

4) Membuat lembar observasi guru dan siswa

5) Menyiapkan alat evaluasi (tes) b. Pelaksanaan Tindakan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini disesuaikan dengan rencana yang telah disusun dalam rencana pembelajaran.

c. Observasi

Kegiatan yang dilakukan adalah mengamati kegiatan yang dilakukan siswa selama pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode diskusi dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SDN Cibungur, kemudian peneliti mengisi dan menganalisis lembar observasi afektif dan psikomotorik untuk mengetahui kemampuan siswa.

c. Refleksi

Kegiatan yang dilakukan adalah merefleksikan kegiatan yang dilakukan siswa selama pelaksanaan pembelajaran apakah siswa mampu berperan aktif dalam pembelajaran, apakah siswa-siswa sudah termotivasi dalam mengikuti pembelajaran melalui metode yang diberikan oleh guru. Hal ini dimaksudkan agar hasil refleksi dapat berguna bagi siswa maupun guru di masa yang akan datang. Dalam tindakan siklus I, masih terdapat kelemahan atau kekurangan siswa, oleh karena itu peneliti dan teman sejawat memutuskan untuk melanjutkan tindakan penelitian pada siklus II.

PEMBAHASAN

1. Pembahasan Siklus I

Menurut teori konstruktivisme seorang pengajar atau guru berperan sebagai mediator dan fasilitator yang membantu agar proses belajar murid berjalan dengan baik. Jadi, tekanannya

(6)

489 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

ada pada peserta didik yang belajar dan bukan pada disiplin atau guru yang mengajar. Dari hasil temuan siklus I, tingkat penguasaan peserta didik meningkat 67,5%. Hasil ini sejalan dengan strategi mengajar yang diterapkan, yaitu dengan menggunakan metode demonstrasi. Karena dengan metode demonstrasi dapat memupuk keinginan peserta didik selama proses pembelajaran. Pembelajaran pada siklus I, belum dikatakan berhasil penuh karena proses interaksi antara guru dengan peserta didik masih rendah. 2. Pembahasan Siklus 2

Dari hasil temuan siklus 2, tingkat penguasaan peserta didik meningkat 72%. Hasil ini sejalan dengan strategi mengajar yang diterapkan, yaitu dengan menggunakan metode diskusi. Karena dengan metode demonstrasi dapat memupuk keinginan peserta didik

selama proses pembelajaran.

Pembelajaran pada siklus II, belum dikatakan berhasil penuh karena proses interaksi antara guru dengan peserta didik masih kurang baik.

3. Pembahasan Siklus 3

Temuan siklus III, tingkat penguasaan peserta didik lebih meningkat, karena peneliti memadukan metode diskui. Hal ini disesuaikan dengan tingkat kemampuan berfikir peserta didik yang ada pada tahap operasional konkrit. Perpaduan antara metode diskusi ini dapat lebih memudahkan peserta didik untuk memahami pelajaran, karena selain menjawab pertanyaan, peserta didikpun

diberi kesempatan untuk

mendemonstrasikan jawabannya di depan kelas. Paduan metode diskusi dapat melatih peserta didik terampil

menjawab, menjelaskan, dan

mengeluarkan pendapatnya.

Tabel 1

Nilai Evaluasi Pelaksanaan dan Perbaikan Pembelajaran Kode Siswa Nilai Evaluasi Rerata Siklus I Siklus II Siklus III S1 60 80 80 73 S2 60 60 75 65 S3 60 80 80 73 S4 60 60 80 66 S5 80 80 90 86 S6 60 60 80 66 S7 60 80 80 73 S8 80 80 80 80 S9 60 60 80 66 S10 60 80 80 73 S11 60 60 75 65 S12 60 60 80 66 S13 60 80 80 73 S14 60 60 80 66 S15 60 60 80 66 S16 80 80 80 80 S17 80 80 90 86 S18 80 80 90 83 Jumlah 1180 1280 1360 1306 Rerata 65,55 71,11 76,66 72,55 SIMPULAN

Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang telah dilaksanakan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dalam meningkatkan minat dan perhatian peserta didik terhadap pembelajaran, digunakan pendekatan partispatoris dan konstuktivisme.

2. Untuk meningkatkan

(7)

490 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

materi pelajaran, digunakan metode pembelajaran diskusi.

3. Keberanian peserta didik

dapat ditingkatkan dengan pemberian penguatan, motivasi yang baik dan memberikan kesempatan berfikir pada peserta didik serta menciptakan interaksi yang baik antara guru dan peserta didik.

Dalam setiap pembelajaran peserta didik dituntut untuk aktif dalam menerima materi, keaktifan peserta didik dapat diciptakan oleh guru dengan menggunakan metode diskusi. Adapun saran-saran yang penulis kemukakan adalah :

1. Diusahakan dalam mengajar

guru menggunakan alat peraga yang relevan. Karena dengan alat peraga peserta didik dapat lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

2. Penggunaan metode yang

diskusi sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar guna meningkatkan pemahaman dan interaksi peserta didik. Oleh kerena itu guru harus terampil dalam

memilih metode yang akan

digunakan dalam pembelajaran.

3. Upayakan pemberian

penguatan kepada peserta didik muncul disetiap pembelajaran, karena dengan penguatan peserta didik akan merasa lebih dihargai dan termotivasi dalam belajar.

Di samping itu, berdasarkan pengalaman melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK), kiranya perlu ada kelompok kerja diantara guru untuk selalu bertukar pikiran dan pengalaman berkenaan dengan masalah tugas mengajar di sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. C. (1985). Reading in Foreign Language: a Reading Problem or

Language Problem Reading in Foreign Language. London: Longman

.

Blomm, AZ. (2007). Model-Model Mengajar. Bandung: CV. Diponegoro

BSNP. (2008). Model Silabus Kelas V Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Budinuryanta,J. dkk. (1997). Pengajaran

keterampilan berbahasa, Jakarta: Depdikbud

Febriyanto, B. (2016). Penerapan Model Cooperative Integrated Reading

And Composition Dalam

Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman. Jurnal Cakrawala Pendas. Vol 2 No 2. Hal 42-57.

Hisnu P, Tantya dan Wanardi. (2004).

Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta ; Pusat Perbukuan Departeman Pendidikan Nasional

Kuraesin, E . (2004). Belajar Sains 4. Bandung: Sarana Panca Karya Nusa

Mardiyanis. (2007). Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN 001 Dengan Menggunakan Metode Diskusi Tahun Ajaran 2007/2008. Tidak Diterbitkan.

Muchlisin, R. (2013). Metode Diskusi dalam Belajar. Tersedia di : https://www.kajianpustaka.com /2013/01/metode-diskusi-dalam-belajar.html

Nunan, D. (1982). Mengembangkan Pemahaman Wacana, terjemahan Wily W. Silangen. Jakarta: PT. Rebia Indah Perkasa.

(8)

491 Meningkatkan Pemahaman Membaca Siswa SD dalam Pembelajaran Teks Cerita Anak dengan Metode Diskusi

Warnasih, Yena Sumayana, Avini Martini

Nurhadi dan Rukhan. (1990). Dimensi-Dimensi dalam Belajar Bahasa kedua. Bandung: Sinar Ilmu

Nurhadi. (2004). Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca? Suatu Teknik Memahami Literatur yang Efisien. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Subroto, S. (2002). Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT. Ardi Mahatya.

Surakhmad, W. (2009). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdiknas

Susanto, H. (2015). Membaca Pemahaman.

Tersedia di :

https://bagawanabiyasa.wordpr ess.com/2015/12/03/membaca-pemahaman/

Tarigan, HG. (1985). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Taufik, A, dkk. (2007). Pendidikan Anak di SD. Jakarta ; Universitas Terbuka Winata, PS. Udin dkk, (2007). Teori

Belajar dan Pembelajaran. Jakarta ; Universitas Terbuka

Winata, PS. Udin dkk. (2007). MateriDan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta : Universitas Terbuka Zainul, A. (1997). Penelitian Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

penggunaan Metronom Lampu Untuk Meningkatkan Koordinasi Gerak Tari Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..

rangka perbaikan yang lebih baik pada masa yang akan datang. Oleh karena itu judul penelitian diajukan adalah” Pengaruh Perilaku kepemimpinan dan Iklim

Pengumpulan data merupakan kegiatan menggali informasi terkait data dari permasalahan yang diteliti. Dari data yang terkumpul diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang

Penggunaan Teknik Sebar Gambar Dalam Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Bahasa Perancis.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB

PERAN PROGRAM ADIWIYATA MANDIRI MELALUI PEMBELAJARAN PKN DALAM MENINGKATKAN KEPEDULIAN LINGKUNGAN PESERTA DIDIK.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Value Added Capital Employed merupakan kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya berupa capital asset yang jika dikelola dengan baik dapat meningkatkan kinerja