• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia usaha zaman sekarang semakin tumbuh dan berkembang dengan pesat, sejalan dengan kecenderungan globalisasi perekonomian dan liberasi perdagangan menuntut perusahan-perusahaan untuk dapat mampu mempertahankan dan mengembangkan perusahaannya di tengah-tengah persaingan yang semakin ketat.

Dunia perekonomian yang pasang surut dan tidak stabil seperti saat ini tentunya akan membuat perusahaan rentan terhadap terjadinya suatu masalah disaat menjalankan usahanya. Namun, hal itu tidak akan terjadi jika perusahaan mampu mengelola usahanya dengan baik. Memiliki manajemen perusahaan yang bagus akan sangat membantu keberlangsungan suatu perusahaan. Dalam menjalankan perusahaan di butuhkan informasi-informasi yang akurat agar tidak terjadi ketimpangan. Untuk itulah perusahaan perlu menerapkan sistem informasi akuntansi yang efektif.

Sistem informasi akuntansi mempunyai peranan penting dalam membantu manajemen dalam mengelola perusahaan. Menurut Romney & Steinbart (2015: 10) sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi bagi pengambil keputusan.

Sistem informasi akuntansi tentunya harus dilakukan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan dapat dikatakan bermanfaat apabila didalamnya telah menggambarkan suatu sistem yang diterapkan dalam menjaga kekayaan dan catatan perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi serta mendorong efisiensi dan kepatuhan terhadap kebijakan manjaemen. Dengan adanya sistem informasi akuntansi yang efektif akan akan mampu menjaga perusahaan hingga mencapai tujuan.

Sistem akuntansi pembelian dan pengeluaran kas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Menurut Mulyadi (2013: 299) sistem akuntansi pembelian digunakan dalam perusahaan untuk mengadakan barang yang diperlukan oleh

(2)

2 perusahaan. Sistem pembelian bertanggungjawab untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk proses produksi, terkait harga barang, menentukan pemasok yang dipilih pengadaan barang dan mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Di dalam sistem pembelian ini memiliki fungsi sebagai pertanggungjawaban untuk menyediakan bahan baku, dalam kuantitas maupun kualitas yang sesuai dengan yang diperlukan dalam proses produksi. Selain itu, sistem pembelian juga memiliki peranan dalam membantu mengendalikan kas perusahaan.

Dalam sistem informasi akuntansi siklus-siklus pemprosesan transaksi salah satunya ialah siklus pengeluaran yaitu kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajiban yang berkaitan. Salah satu bagian dari siklus pengeluaran adalah pembelian. Baik pembelian bahan baku untuk jenis perusahaan manufaktur atau pembelian produk untuk jenis perusahaan dagang. Transaksi pembelian melibatkan bagian-bagian seperti bagian gudang (permintaan), pembelian, penerimaan, utang dagang, keuangan dan akuntansi (Mulyadi, 2016: 244-245). Sistem pembelian mencakup prosedur permintaan pembelian, prosedur permintaan penawaran harga dan pemilihan pemasok, prosedur order pembelian, prosedur penerimaan barang, prosedur pencatatan utang, dan prosedur distribusi pembelian (Mulyadi, 2016: 245). Semua prosedur harus dijalankan secara efektif dan efisien untuk melaksanakan suatu sistem pembelian yang baik.

Barang-barang yang dimiliki perusahaan menjadi lebih terkendali sehingga tidak terjadi penumpukan barang dalam jumlah besar di dalam gudang. Penggunaan check-list pada bagian gudang sangat bermanfaat untuk menentukan barang dagang yang masih tersimpan di dalam gudang. Hal itu akan membantu kerja sistem pembelian dalam mengelola barang yang perlu atau tidak perlu untuk di re-stock.

Perusahaan tidak bisa menggerakkaan usahanya sendiri tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhannya diperlukan adanya transaksi pembelian yang menyebabkan terjadinya prosedur pengeluaran kas. Pengertian prosedur pengeluaran kas adalah prosedur pengeluaran cek untuk melunasi utang yang sudah disetujui dan mencatat pengeluaran tersebut (Baridwan, 2009: 187). Sistem pengeluaran kas dalam perusahaan dilakukan

(3)

3 dengan dua sistem, yakni sistem pengeluaran kas menggunakan cek dan sistem pengeluaran kas dengan uang tunai melalui sistem dana kas kecil. Pengeluaran kas di sini lebih kepada besar atau kecilnya kas yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam pengadaan barang. Kemudian, bukti transaksi dalam sistem pengeluaran kas digunakan untuk membuat laporan keuangan.

Sistem akuntansi yang dibuat oleh perusahaan harus memiliki prinsip-prinsip dan teknik pengendalian intern agar informasi keuangan yang dihasilkan dapat dipercaya. Agar suatu perusahaan dapat menjalankan siklus pembelian dengan baik dan sesuai dengan tujuan perusahaan, maka dibutuhkan pengendalian intern yang baik. Pengendalian internal merupakan proses dan prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi (Romney dan Steinbart, 2015: 226). Tujuan utama dalam pengendalian internal yaitu memastikan keandalan data dan informasi serta meningkatkan efektivitas dalam mengelola berbagai aktivitas perusahaan.

Pengendalian internal dapat melindungi perusahaan dari risiko-risiko yang tidak diinginkan perusahaan, jika dalam sistem informasi akuntansi dalam siklus apapun tidak memiliki pengendalian internal maka risiko-risiko seperti kecurangan dan pencurian dapat terjadi serta dapat membuat kerugian pada perusahaan tersebut sekalipun menggunakan aplikasi akuntansi. Sistem pengendalian intern yang baik dapat memperkecil terjadinya penyelewengan atau kesalahan yang dilakukan oleh karyawan.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Khasanah, dkk (2013: 11) adapun permasalahan yang sering terjadi dalam pembelian bahan baku ialah seperti perangkapan fungsi pada bagian gudang, yaitu sebagai fungsi penerimaan dan fungsi penyimpanan (gudang), belum adanya format formulir memo permintaan pembelian, penggunaan formulir dalam sistem pembelian bahan baku tidak bernomor urut tercetak, sebagian formulir tidak dibuat rangkap sebanyak bagian yang terkait dengan prosedur, serta tidak pernah dilakukan pemeriksaan secara mendadak oleh pimpinan perusahaan terhadap kecocokan catatan akuntansi yang dihasilkan dengan kekayaan fisik perusahaan. Permasalahan tersebut tentunya akan membuat pengendalian intern perusahaan menjadi kurang baik dan efektif.

(4)

4 UKM Agronas Gizi Food Batu adalah usaha kecil dan menengah yang memproduksi berbagai jenis keripik, seperti keripik kentang, keripik apel, keripik nangka, keripik salak, dan masih banyak lagi jenis keripik buah-buahan lainnya. UKM Agronas Gizi Food Batu terletak di Desa Sidomulyo Kecamatan Bumiaji kota Batu – Malang. UKM ini sudah berdiri sejak tahun 1992, saat ini memiliki 12 orang karyawan , dan kini sudah berkembang sangat pesat dengan memperoleh laba sekitar ± Rp 250.000.000 pertahun dengan total kisaran produksi sekitar ± 47.450 ton pertahun. Seperti kebanyakan usaha kecil menengah yang lain, pelaksanaan sistem akuntansi pada UKM Agronas Gizi Food Batu masih menggunakan sistem pencatatan akuntansi sederhana, hal tersebut masih harus dikaji untuk mengurangi kesalahan dalam pengecekan barang dan pencatatan keuangan. Pada pembelian bahan baku yang terlalu banyak terkadang terjadi kesalahan dalam penghitungan kuantitas barang karena kurang teliti dalam pengecekan dan kurangnya alat penimbang, kesalahan atau ketidaksamaan barang yang dipesan dengan barang yang dikirim, serta terjadi ketidaksamaan antara catatan dengan uang kas. Perangkapan fungsi terjadi pada fungsi pembelian dengan fungsi penerimaan barang dan fungsi akuntansi dengan fungsi keuangan. Sistem yang masih sederhana dan perangkapan fungsi pada pelaksaan kegiatan usaha tidak seharusnya terjadi pada suatu kegiatan usaha, dan sistem akuntansi pada UKM Agronas Gizi Food Batu pada masih harus dikaji untuk mengurangi kesalahan dalam pengecekan barang dan pencatatan keuangan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi sistem informasi akuntansi pembelian bahan baku serta pengeluaran kas yang terdapat dalam UKM Agronas Gizi Food Batu.

(5)

5 B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini, yaitu :

1. Bagaimana sistem informasi akuntansi pembelian tunai bahan baku dan pengeluaran kas pada UKM Agronas Gizi Food Batu ?

2. Apakah sistem informasi akuntansi pembelian tunai bahan baku dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh UKM Agronas Gizi Food Batu sudah efektif ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Untuk menganalisis sistem informasi akuntansi pembelian tunai bahan baku

dan pengeluaran kas pada UKM Agronas Gizi Food Batu.

2. Untuk mengevaluasi efektifitas sistem informasi akuntansi pembelian tunai bahan baku dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh UKM Agronas Gizi Food Batu.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang luas serta masukan mengenai sistem pembelian dan pengeluaran kas.

2. Bagi akademis, dengan adanya penelitian ini diharapkan untuk dapat dijadikan referensi bagi mahasiswa yang melakukan penelitian terhadap sistem informasi akuntansi pembelian dan pengeluaran kas.

3. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengetahui dan memahami tentang sistem informasi akuntansi pembelian dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh suatu perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu pemaparan cuaca ( weathering ) terhadap karakteristik komposit HDPE–sampah organik berupa kekuatan bending dan

Sedangkan untuk tanaman perkebunan di Desa Keburuhan hanya ada tanaman tebu, karena menurut sebagaian petani, tanaman tebu merupakan tanaman yang mendapatkan hasil yang cukup

A Question. Penelitian ini termasuk Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan subyek yang melakukan tindakan adalah Guru Kelas III dan penelitidan subyek yang menerima tindakan

Tindak pelanggaran kode etik oleh humas Presiden AS dalam film Wag The Dog tersebut dilakukan secara berkelanjutan di media massa untuk menutupi kebohongan demi kebohongan

Ibu S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE., MA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya dan Dosen Pembimbing I yang

Pada bendung bertangga dengan kondisi aliran tenggelam, aliran yang melimpas pada anak-anak tangga berkembang dan berputar membentuk pusaran air pada sumbu horizontal

Manajer marketing mengkoordinasikan kepada kepala cabang, kepala bagian marketing pembiayaan, staff marketing pembiayaan bina.. agrobisnis untuk melakukan penjaringan

Fasindo Lima Mandiri maka penyusun bertujuan membuat sistem informasi penyewaan mobil berbasis web yang dapat mempermudah pengelolaan data penyewaan mobil secara