• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Pemanfaatan Ruang Kota Berkelanjutan (Studi Kasus di Kota Denpasar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Pemanfaatan Ruang Kota Berkelanjutan (Studi Kasus di Kota Denpasar)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 15, No.1, Oktober 2018: 31 – 41

30

KAJIAN PEMANFAATAN RUANG KOTA BERKELANJUTAN

(STUDI KASUS DI KOTA DENPASAR)

Ngakan Gd. A. Khrisna Wiryananda, Hayati Sari Hasibuan, dan Taufan Madiasworo Universitas Indonesia, Jl. Salemba Raya No. 4 Jakarta

e-mail: khrisnawiryananda@gmail.com

Abstract: The rapid development of tourism and the population growth of the population caused the problem on the spatial utilization of Denpasar City. The spatial utilization that oc-curred has not been in accordance with the objectives to be achieved. The fact is that the econ-omy continues to grow, but ignores the existing environmental aspects. This study aims to ana-lyze the impact of spatial utilization on environmental and economic aspects as well as to for-mulate the sustainable urbanspatial utilization. This research uses spatial analysis technique and calculate sustainability index of environmental and economic. The results show that during the period of 2011 to 2015 the land use for settlements, tourism, and rice fields is not in accor-dance with the spatial plan of Denpasar City 2011-2031. The impact of spatial utilization on environmental and economical aspects leads to unsustainable. This is evident from the envi-ronmental index value of the year 2011 that is 1.065 continues to decline to 1.056 in 2015. The economic index value which tends to decrease that is 1.012 in 2011 down to 0.992 in 2015. The formulation of sustainable urban spatial utilization should be done by planning the vertical building, implementation of autonomous traditionalrules, the implementation of perennial rice field, the utilization of vacant land and establishment of task control unit of traditional village. Keywords: spatial utilization, environment, economy, and sustainable.

Abstrak:Pesatnya perkembangan pariwisata dan pertumbuhan penduduk menyebabkan permasalahan pada pemanfaatan ruang Kota Denpasar. Pemanfaatan ruang yang terjadi belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Fakta yang terjadi yaitu perekonomian terus mengalami pertumbuhan, namun mengabaikan aspek lingkungan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pemanfaatan ruang pada aspek lingkungan dan ekonomi serta merumuskan pemanfaatan ruang Kota Denspasar yang berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis spasial dan menghitung indeks keberlanjutan lingkungan dan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan selama kurun waktu 2011 sampai 2015 penggunaan lahan untuk pemukiman, pariwisata, dan sawah belum sesuai dengan RTRW Kota Denpasar 2011-2031. Dampak pemanfaatan ruang pada aspek lingkungan dan ekonomi mengarah pada tidak berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari nilai indeks lingkungan tahun 2011 yaitu 1,065 terus menurun menjadi 1,056 pada 2015. Nilai indeks ekonomi cenderung mengalami penurunan yaitu 1,012 tahun 2011 menjadi 0,992 tahun 2015. Rumusan pemanfaatan ruang kota berkelanjutan dilakukan dengan merencanakan bangunan vertikal, penerapan aturan adat secara otonom, penerapan sawah abadi, pemanfaatan lahan kosong dan pembentukan satuan tugas pengendalian ruang adat.

Kata kunci: pemanfaatan ruang, lingkungan, ekonomi, danberkelanjutan.

PENDAHULUAN

Penataan ruang adalah upaya aktif manusia untuk mengubah struktur dan pola ruang untuk menuju satu keseimbangan yang lebih baik (Rustiadi dkk., 2011). Penataan ruang melibatkan dua komponen yaitu ekosistem dan sistem sosial yang keduanya saling berinteraksi. Hal tersebut sesuai dengan teori berkelanjutan. Berkelanjutan diartikan sebagai kapasitas dari sistem alam dan sistem budaya manusia untuk bertahan hidup, berkembang, dan beradaptasi dengan perubahan kondisi lingkungan yang ada

(Miller dan Spoolman, 2012). Teori berkelanjutan digunakan dalam penataan ruang dengan maksud agar ruang-ruang berlangsungnya fungsi sosial budaya, ekologis, dan ekonomi dapat terus berlanjut (Mukaryanti dkk., 2006).

Penataan ruang di Indonesia secara normatif telah diatur dalam Undang-Undang (UU) Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Berdasarkan UU tersebut, pelaksa-naan penataan ruang terdiri atas perencapelaksa-naan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian

(2)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

31 pemanfaatan ruang. Tujuan yang ingin dica-pai dalam pelaksanaan penataan ruang berda-sarkan UU tersebut yaitu terwujudnya ruang kehidupan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Penataan ruang memang telah diatur dalam UU, namunmasih terjadi permasalahan dalam pelaksanaannya khusus-nya dari sisi pemanfaatan ruang seperti kon-flik antara persediaan lahan dengan kebutu-han pembangunan dan kepemilikan lakebutu-han (Lanya dan Subadiyasa, 2012). Permasalahan pemanfaatan ruang juga dialami oleh Kota Denpasar.

Kota Denpasar adalah Ibukota Provinsi Bali yang memiliki luas terkecil yaitu 127,78 km2 (BPS Kota Denpasar, 2014), namun memiliki jumlah penduduk terbesar diantara Kabupa-ten yang lainnya. Jumlah penduduk Kota Denpasar yaitu 788.589 jiwa pada tahun 2010 terus meningkat menjadi 846.200 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kota Denpasar, 2014). Meningkatnya jumlah penduduk tersebut se-lain dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian, juga dipengaruhi oleh perkembangan pariwi-sata. Pesatnya perkembangan pariwisata mempunyai daya tarik tersendiri bagi para pencari kerja, sehingga terjadi perpindahan penduduk (Trendyari dan Yasa, 2014). Per-kembangan pariwisata ditandai dengan me-ningkatnya jumlah wisatawan ke Kota Den-pasar. Jumlah wisatawan domestik tahun 2010 sebesar 162.448 jiwa meningkat menja-di 210.286 jiwa pada tahun 2013 (BPS Kota Denpasar, 2014).

Pesatnya perkembangan pariwisata di Kota Denpasar memberikan dampak pada pereko-nomian Kota Denpasar. Produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Denpasar tahun 2010 yaitu 20,31 triliun rupiah meningkat menjadi 29,39 triliun rupiah tahun 2013 (BPS Kota Denpasar, 2015). Kategori akomodasi dan makan minum memberikan kontribusi paling besar yaitu 23,49 persen tahun 2010 meningkat menjadi 26,78 persen tahun 2013 (BPS Kota Denpasar, 2015).

Pesatnya perkembangan pariwisata dan per-tumbuhan penduduk dengan sumber daya lahan yang terbatas menimbulkan permasala-han pada pemanfaatan ruang Kota Denpasar. Permasalahan yang terjadi yaitu terjadinya alih fungsi lahan pertanian, khusunya sawah.

Luas lahan sawah tahun 2010 yaitu 2.632 hektar terus mengalami penurunan menjadi 2.506 tahun 2013 (BPS Kota Denpasar, 2015). Alih fungsi lahan juga terjadi pada hutan mangrove dan kawasan daerah aliran sungai (DAS) Badung. Alih fungsi hutan mangrove sebesar 169,41 hektar selama tahun 2007 sampai 2008 (Pemerintah Kota Denpasar, 2008). Perubahan kawasan DAS Badung yang terbesar yaitu menjadi pemukiman dengan kecepatan perubahan yaitu 46,45 hektar per tahun (As-syakur dkk., 2010). Selain itu, daya dukung air Kota Denpasar telah terlampaui. Kota Denpasar mengalami defisit air tahun 2010 sebesar -462 l/detik (Kementerian Pekerjaan Umum, 2010).

Berdasarkan penjelasan di atas, pemanfaatan ruang yang terjadi di Kota Denpasar belum sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, khususnya dari sisi berkelanjutan. Pemanfaatan ruang Kota Denpasar seharusnya mampu untuk membuat berlanjutnya aspek lingkungan dan ekonomi. Faktanya aspek ekonomi terus mengalami pertumbuhan, tetapi mengabaikan aspek lingkungan. Berdasarkan hal tersebut, tujuan penelitian ini yaitu: (1) menganalisis dampak pemanfaatan ruang pada aspek lingkungan, (2) menganalisis dampak pemanfaatan ruang pada aspek ekonomi, dan (3) merumuskan pemanfaatan ruang kota berkelanjutan dari sisi lingkungan dan ekonomi.

TINJAUAN PUSTAKA

Pemanfaatan Ruang

Penataan ruang melibatkan dua komponen penting yaitu ekosistem dan sistem sosial yang saling berinteraksi satu dan yang lainnya. Tujuan dari penataan ruang yaitu untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan. Pelaksanaan penataan ruang berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu kegiatan yang terdiri atas tiga proses, yaitu perencanaan ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Ketiga proses tersebut saling terkait dan membentuk suatu siklus yang dinamis.

(3)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

32 Pemanfaatan ruang adalah rangkaian program pembangunan yang memanfaatkan ruang berdasarkan jangka waktu yang telah ditetapkan di dalam rencana tata ruang wilayah (Kutarga dkk., 2008). Pemanfaatan ruang dapat berfungsi untuk mendukung proses pembangunan berkelanjutan dengan penggunaan lahan yang bijaksana, yaitu penggunaan lahan untuk fungsi lindung dan budidaya. Oleh karena itu, perspektif berkelanjutan harus diperhatikan dalam penggunaan lahan. Perspektif berkelanjutan yang dimaksud, yaitu menekankan koordinasi penggunaan lahan (keberlanjutan ekologis), profitabilitas penggunaan lahan (keberlanjutan ekonomi), dan kewajaran penggunaan lahan (keberlanjutan sosial) (Pauline dan Andreas, 2009).

Pembangunan dan Pemanfaatan Ruang Kota Berkelanjutan

Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka (World Commission on Environment and Development, 1987). Pembangunan berkelanjutan juga dapat diartikan sebagai proses dinamis perubahan dari eksploitasi sumber daya, arah investasi, orientasi perkembangan teknologi, dan perubahan kelembagaan yang dibuat sesuai dengan masa depan serta kebutuhan saat ini (Rogers dkk., 2008). Pembangunan berkelanjutan memerlukan tiga hal untuk tumbuh secara bersama-sama, yaitu ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan.

Pemanfaatan ruang kota berkelanjutan berarti melihat kota sebagai suatu ekosistem. Kota sebagai suatu ekosistem di dalamnya terdiri atas ekosistem alam, buatan, dan sosial yang saling berinteraksi. Berdasarkan hal tesebut, pemanfaatan ruang kota berkelanjutan yaitu memanfaatkan ruang secara harmonis untuk berlangsungnya ruang-ruang sebagai fungsi ekonomi, sosial budaya, dan ekologis (Mukaryanti dkkl., 2006). Selain itu, pelaksanaan penataan ruang harus terintegrasi dengan baik mulai dari perencanaan, pemanfaatan sampai pengendalian ruang. Dalam hal ini,

pemanfaatan ruang yang sesuai dengan rencana tata ruang dan tertib dalam pengendaliannya dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan perlindungan lingkungan yang berkelanjutan (Djakapermana dkk., 2005).

Pendekatan Lingkungan

Identifikasi kelestarian dan daya dukung lingkungan di daerah perkotaan dapat diestimasi dengan keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) (Muta’Ali, 2012). Dalam UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, luas RTH minimal yaitu 30 persen dari luas wilyah kota. Permasalahan yang terkait dengan RTH di perkotaan, yaitu (Moniaga, 2010): pembangunan kota yang cenderung meminimalkan RTH, alih fungsi lahan dari fungsi lindung menjadi bangunan perdagangan, industri, dan pemukiman, kurangnya dukungan kebijakan yang konsisten tentang keberadaan RTH.

Salah satu lahan RTH yang sering mengalami alih fungsi adalah lahan pertanian, khususnya sawah. Hal tersebut disebabkan oleh faktor ekonomi yaitu rendahnya pendapatan tani, pemilik lahan bekerja di sektor lain, harga jual lahan, membuka usaha di sektor non pertanian, faktor social yaitu kegiatan adat termasuk agama dan perilaku mengikuti keinginan sekitar, dan faktor kelembagaan yaitu lemahnya kelembagaan dan pelaksanaan rencana detail tata ruang (Dewi dan Sarjana, 2015).

Selain itu, disebabkan juga oleh faktor kondisi lahan seperti fungsi lahan, lokasi lahan, keadaan lahan basah dan kering, penghasilan lahan, dan perbatasan pusat kota, faktor ketergusuran yaitu terhimpit pemukiman dan pertumbuhan penduduk, fak-tor pemanfaatan lahan untuk kepentingan sendiri yaitu nilai jual lahan, biaya produksi, kebutuhan tempat tinggal, serta faktor ketidakefektifan lahan seperti sarana jalan, saluran irigasi, dan peluang kerja di sektor lain(Suputra dkk., 2012).

Pendekatan Ekonomi

Pemanfaatan ruang dalam ekonomi digunakan sebagai penyebaran kegiatan

(4)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

33 ekonomi agar menyentuh sebagain besar penduduk dan pemilihan lokasi optimum untuk kegiatan ekonomi agar menghasilkan nilai tambah dengan tetap memperhatikan aspek konservasi lingkungan (Adisasmita, 2010). Indikator yang dapat dijadikan ukuran untuk mengukur pemanfaatan ruang dan pertumbuhan ekonomi yaitu Produk domestik regional bruto (PDRB). Produk domestik regional bruto adalah indikator makro yang dapat memberikan gambaran tentang perekonomian wilayah dan tingkat kesejahteraan. Selain itu, keberhasilan ekonomi juga dapat dilihat dari besarnya pendapatan per kapita. Dalam hal ini, pendapatan per kapita dapat memberikan gambaran sejauh mana nilai tambah yang dihasilkan dari berbagai kegiatan ekonomi dapat dinikmati oleh tiap penduduk.

Selain PDRB dan pendapatan per kapita, perkembangan pemanfaatan ruang juga dapat diukur dengan gini rasio untuk mengetahui ketimpangan yang terjadi. Pertumbuhan ekonomi menjadi faktor penting dalam keberhasilan perekonomian suatu wilayah dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk peningkatan standar hidup penduduk dan mengurangi kemiskinan, tetapi hal tersebut dapat terhambat karena adanya ketimpangan pendapatan (Dewanto dkk., 2014). Dampak dari pemanfaatan ruang yang tidak merata akan menimbulkan ketimpangan suatu wilayah (Liao dan Wei, 2015).

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan metode yang digunakan yaitu metode gabungan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian ini berlokasi di Kota Denpasar.

Populasi dan Variabel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini terbagi menjadi tiga, yaitu:

a. Populasi Kepala Desa Adat. Populasi Kepala Desa Adat adalah pemimpin adat periode saat ini dan mantan pemimpin

adat satu periode sebelumnya yang mewilayahi 35 desa adat. Jumlah populasi adalah 70 orang. Penentuan sampel menggunakan teknik stratified

sampling dan purposive sampling,

dengan kriteria, kepala Desa Adat dan mantan kepala Desa Adat yang desanya memiliki jumlah penduduk pendatang lebih besar dari penduduk lokal, dan sebaliknya. Jumlah sampel yaitu 28 orang

b. Populasi ahli penataan ruang. Populasi ahli penataan ruang adalah akademisi yang memiliki spesialisasi di bidang pe-nataan ruang yang ada di perguruan ting-gi di Kota Denpasar, yaitu Universitas Udayana. Penentuan sampel ditentukan menggunakan teknik snowball sampling dan penentuan jumlah informan sampai mencapai titik jenuh.

c. Populasi kepala dinas pemerintahan kota. Populasi kepala pemerintahan kota ada-lah pemimpin dari masing-masing in-stansi Badan Perencanaan dan Pemban-gunan Daerah, Dinas Tata Ruang dan Pe-rumahan, Badan Lingkungan Hidup, Di-nas Perijinan, dan Satuan Polisi Pamong Praja yang ada di Kota Denpasar. Popu-lasi ini diambil karena lima instansi ter-sebut terkait dengan perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengen-dalian pemanfaatan ruang. Jumlah populasi adalah lima orang dan seluruh populasi akan digunakan.

Variabel penelitian ini, yaitu pemanfaatan ruang (penggunaan lahan), lingkungan (RTH dan alih fungsi lahan sawah), ekonomi (PDRB, pendapatan regional per kapita, dan gini rasio). Pengumpulan data dilakukan dengan sistem informasi geografis (SIG), dokumen instansi, wawancara mendalam, dan observasi.

Teknik Analisis Data

Analisis data penggunaan lahan dilakukan dengan analisis spasial, yaitu dengan cara melakukan pemetaan ulang penggunaan lahan Kota Denpasar tahun 2011 sampai tahun 2015 yang kemudian akan dibandingkan dengan RTRW Kota Denpasar tahun 2011-2031. Data lingkungan dan ekonomi dianalisis menggunakan analisis

(5)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

34 tren, dengan cara melihat perkembangannya selama tahun 2011 sampai 2015 dan akan dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Akan dilakukan penghitungan indeks lingkungan dan indeks ekonomi dengan rumus (Sari dan Prabatmodjo, 2013):

) arg ) ( ) ( ( ) (k Bobot X iCapaian X iT et Indeks = ×Σ ÷

Dengan Indeks (k) = nilai Indeks (k) (k=lingkungan dan ekonomi), Bobot = 1/N (k), N(k) = jumlah indikator dalam indeks k (lingkungan dan ekonomi), X(i) Capaian = nilai capaian untuk indikator penyusun indeks k yang ke-i (i=1,2,3..dan seterusnya), X(i) target = nilai target untuk indikator penyusun indeks k yang ke-i (i=1,2,3..dan seterusnya).

Kondisi dianggap mengarah pada keberlanjutan jika nilai indeks lingkungan dan ekonomi terus meningkat. Nilai gini rasio akan dibalik yaitu menjadi 1-gini rasio, agar sesuai dengan asumsi yang ditetapkan. Rumusan pemanfaatan ruang kota berkelanjutan dari sisi lingkungan dan

ekonomi menggunakan analisis deskriptif komparatif dengan menggabungkan hasil penelitian dampak pemanfaatan ruang pada aspek lingkungan dan ekonomi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Ruang Kota Denpasar

Rencana pola ruang yang ada pada dokumen rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Denpasar Tahun 2011-2031 didominasi oleh penggunaan lahan untuk fungsi pemukiman, pariwisata (gabungan antara perdagangan dan jasa serta kawasan efektif pariwisata), dan sawah. Pada dokumen RTRW tersebut, pemukiman memiliki luas rencana yang terbesar yaitu 5.904,690 hektar atau 46,211 persen dari luas Kota Denpasar. Pariwisata memiliki luas rencana yaitu 2.437,180 hektar atau 19,074 persen dari luas Kota Denpasar. Sawah memiliki luas rencana yaitu 1.563,520 hektar atau 12,236 persen dari luas Kota Denpasar.

Gambar 1. Penggunaan Lahan Kota Denpasar Tahun 2011 dan 2015 Sumber: Hasil Interpretasi Citra Satelit, 2011; 2012; 2013; 2014; 2015.

(6)

W Penggu waktu katego antara efektif pemuk hektar Kota mening 52,808 lahan 39,676 tahun. waktu rencan Denpas Penggu waktu mening sebesar mening 13,476 G Sumb Penggu dan saw 2015 b di dala Penggu sampai untuk namun penuru memili (RDTR masih Pelang menunj Wiryananda, Hasibu unaan lahan y 2011 sampa ri pemukima perdaganaga f pariwisata), kiman tahun atau 52,493 Denpasar. gkat menjad 8 persen dari pemukiman 6 hektar sel Luas lahan p 2011 samp a yang ditent sar 2011-203 unaan lahan 2011 sam gkat. Luas lah

r 1.688,80 gkat menjad 6 persen dari Gambar 2. Pe ber: * Perda N unaan lahan wah selama k belum sesuai am RTRW K unaan lahan s i 2015 me fungsi pem n untuk fun unan. Selain i iki dokumen R) dan zonas dalam ggaran pem njukkan pe uan, Madiasworo / yang terjadi s ai 2015 dido an, pariwisat an dan jasa se dan sawah. 2011 sebesa persen dari Luas ters i 6.641,116 luas Kota De telah bertam ama kurun pemukiman s pai 2015 tel tukan dalam 1 yaitu 5.904 pariwisata s mpai 2015 han pariwisat 04 hektar i 1.694,713 luas Kota D erbandingan Re Nomor 27 Tahu ** Hasil Inter pemukiman kurun waktu dengan renca Kota Denpasar selama kurun enunjukkan mukiman dan ngsi sawah itu, Kota Den

rencana deta si. Kedua atu

proses manfaatan r ningkatan / Kajian Pemanfaa selama kurun ominasi oleh ta (gabungan erta kawasan Luas lahan ar 6.601,440 luas wilayah sebut terus hektar atau enpasar. Luas mbah sebesar waktu lima selama kurun lah melebihi RTRW Kota 4,690 hektar. selama kurun cenderung ta tahun 2011 cenderung hektar atau enpasar pada

encana dan Pen Tahu un 2011 Tentan Tahu rpretasi Citra S n, pariwisata, 2011 sampai ana yang ada r 2011-2031. n waktu 2011 peningkatan n pariwisata, mengalami npasar belum ail tata ruang uran tersebut penyusunan. ruang juga yaitu 715

atan Ruang Kota …

35 n h n n n 0 h s u s r a n i a n g g u a tahun selam hekta 2015 mele Denp hekta Tren lahan samp penu 2011 perse terse 2.103 Kota sawa yaitu lebih RTR 1.563 nggunaan Laha un 2011-2015 ng Rencana Tat un 2011-2031. Satelit, 2011; 20 , i a . n , i m g t . a 5 pelan pelan Ruan 2013 Dam Ling Tren penu 2015 hekta penu 26,82 … / JTS, Vo1. 15, N n 2015. Pen ma lima tahu ar. Selama k 5 penggunaan ebihi dari ren pasar 2011-20 ar. n yang berbed n sawah se pai 2015 urunan. Pengg 1 sebesar 2.1 en dari lua ebut terus men

3,566 hektar a Denpasar pa ah yang berk u 19,544 hekta h besar dari RW Kota D 3,520 hektar. an Pemukiman ta Ruang Wilay 012; 2013; 201 nggaran tah nggaran pada ng dan Perum 3; 2014; 2015 mpak Pemanf gkungan n RTH Kota urunan selama 5. Luas RTH ar atau 27,00 urunan menja 29 persen No. 1, Oktober 20 nggunaan lah un meningkat kurun waktu n lahan par ncana dalam 031 yaitu seb da terjadi pad elama kurun yang teru gunaan lahan 123,110 hekta as Kota De ngalami penu atau 16,727 p ada tahun 20 kurang selam ar. Pengguna yang direnc Denpasar 20 n, Pariwisata, d yah (RTRW) K 14; 2015. hun 2011 m a tahun 201 mahan Kota D ; 2016). faatan Ruan Denpasar ter a kurun wakt tahun 2011 y 03 persen ter adi 3.373,96 pada tahun 18, hlm 30-41 han pariwisa t sebesar 5,90 u 2011 samp riwisata belu m RTRW Ko besar 2.437,18 da penggunaa waktu 20 s mengalam n sawah tahu ar atau 16,88 enpasar. Lu urunan menja persen dari lu 15. Luas laha ma lima tahu an lahan sawa canakan dala 11-2031 yai an Sawah Kota Denpasar menjadi 127 5 (Dinas Ta Denpasar, 201 ng Pada Aspe rus mengalam tu 2011 samp yaitu 3.395,84 rus mengalam 60 hektar ata 2015 (Has ata 08 pai um ota 80 an 11 mi un 82 uas adi uas an un ah am itu 73 ata 2; ek mi pai 48 mi au sil

(7)

W Interpr 2014; telah b RTH s belum dalam yaitu 3 Penuru fungsi (perdag pariwis adanya Dalam jalur h lahan t Masya kepada hal te Pemeri waktu pelang dengan hijau s berturu pelang pelang Tata R 2012; Kota D menge dengan bentuk yang ta Luas la selama selama target Kota D hektar tersebu pelaran menjad Terdap fungsi pesatny pening kelemb Wiryananda, Hasibu retasi Citra S 2015). Selam berkurang seb selama kurun mencapai tar RTRW Ko 36 persen. unan RTH ce pemukim gangan dan j sata). Penurun a kebutuhan

hal ini masy ijau, namun m tersebut untuk rakat mem a Pemerintah ersebut belum intah Kota D 2011 samp garan pema n jalur hijau. selama kurun ut-turut, yait garan, 64 garan, dan Ruang dan Pe 2013; 2014; Denpasar telah ndalikan pe n cara men k kompensasi anahnya ditet ahan sawah ju a tahun 2011 a lima tahun t yang telah d Denpasar 20 atau 12,236 ut juga tela ngan alih di lahan bud pat lima fakt lahan sawah ya pariwisa gkatan pen bagaan. uan, Madiasworo / Satelit, 2011; ma lima tahu besar 21,888 waktu 2011 rget yang tela ota Denpasar

enderung terg man dan

asa serta kaw nan RTH dise untuk tem yarakat memi masyarakat m k dijadikan te minta pertuk h Kota Denp m dapat di Denpasar. Se pai 2015 m anfaatan ru Jumlah pelan waktu 2011 tu 63 pelan 4 pelangg 156 pelangg erumahan Ko 2015; 2016) h melakukan emanfaatan netapkan ins i pajak bagi apkan sebaga uga mengalam -2015. Luas tersebut belum ditetapkan da 11-2031 yait 6 persen. Da ah menyata fungsi laha di daya buka tor utama ter h, yaitu fakt ata dan pe nduduk, so / Kajian Pemanfaa 2012; 2013; un luas RTH hektar. Luas sampai 2015 ah ditetapkan r 2011-2031, gantikan oleh pariwisata wasan efektif ebabkan oleh mpat tinggal. iliki lahan di membutuhkan mpat tinggal. karan lahan pasar, namun penuhi oleh elama kurun masih terjadi uang terkait nggaran jalur sampai 2015 nggaran, 53 garan, 48 garan (Dinas ota Denpasar, ). Pemerintah upaya untuk RTH yaitu sentif dalam i masyarakat ai RTH. mi penurunan lahan sawah m melampaui alam RTRW tu 1.563,520 alam RTRW akan adanya an pertanian an pertanian. rjadinya alih tor ekonomi, embangunan, osial, dan

atan Ruang Kota …

36 ; H s 5 n , h a f h . i n . n n h n i t r 5 8 s , h k u m t n h i W 0 W a n . h , , n G Solu meng lahan a) M p y f b) A b s ( m p b c) M d P m d b D a p H p p m r d) M d Seca pada … / JTS, Vo1. 15, N Gambar 3. Al L Sumber: si yang dap ghentikan ata n sawah, yaitu Memberikan petani dan i yang dijual ha fungsi pertani Adanya saw bentuk ekow sawah dan (pajak, bagi h membuat p perlindungan berkelanjutan Menetapkan dengan men Pakraman ( membeli laha dengan lemba bagi yang Dalam hal ini akan dijual d pembeli, kh Hindu. Selai pengendalain pengendalian membentuk ruang adat. Mulai meren dan pemanfaa ara umum, d a aspek lingku No. 1, Oktober 20 lur Terjadinya Lahan Sawah Hasil Analisis pat dilakuka au memperlam u (Hasil Waw insentif u insentif agar arus tetap fun ian. wah abadi, wisata, mene memberika hasil, atau be peraturan d lahan pert n. aturan adat s ngharuskan (adat) bagi an. Dapat jug

aga perkredit ingin menj i, LPD memb dan menungg husunya ya in itu, deng penduduk pemanfaatan satuan tugas canakan ban atan lahan kos dampak pema ungan menga 18, hlm 30-41 Alih Fungsi , 2017 an agar dap mbat alih fung wancara, 2017 untuk menja r lahan sawa ngsinya sebag seperti dala etapkan fung an kontribu entuk lainnya daerah terka tanian panga secara otonom masuk De yang ing ga bekerjasam tan desa (LPD ual lahanny beli lahan yan gu sampai ad ang beragam gan melakuka . Melakuka n ruang denga s pengendalia ngunan vertik song. anfaatan ruan arah pada tida pat gsi 7): adi ah gai am gsi usi a), ait an m, esa gin ma D) ya. ng da ma an an an an kal ng ak

(8)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

37 berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari nilai indeks lingkungan tahun 2011 yaitu 1,065 terus menurun menjadi 1,056 pada2015. Hal

tersebut disebabkan oleh terus menurunnya RTH dan lahan sawah.

Tabel 1. Indeks Lingkungan Kota Denpasar Tahun 2011-2015

Deskripsi Tahun Kesimpulan

2011 2012 2013 2014 2015

Ruang Terbuka Hijau

Capaian (%) 27,003 26,969 26,935 26,922 26,829 Indikasi kinerja memburuk Target (%) 36,000 36,000 36,000 36,000 36,000

Capaian/Target 0,750 0,749 0,748 0,748 0,745 Alih Fungsi Lahan Sawah

Capaian (%) 16,882 16,843 16,809 16,785 16,727 Indikasi kinerja memburuk Target (%) 12,236 12,236 12,236 12,236 12,236 Capaian/Target 1,380 1,376 1,374 1,372 1,367 Indeks Ling-kungan 1,065 1,063 1,061 1,060 1,056 Mengarah pada tidak berkelan-jutan

Sumber: Hasil Analisis, 2017

Dampak Pemanfaatan Ruang Pada Aspek Ekonomi

Tren produk domestik regional bruto (PDRB) Kota Denpasar terus meningkat dari tahun 2011 sebesar 22,664 triliun rupiah terus meningkat menjadi 38,464 triliun rupiah pada tahun 2015 (BPS Kota Denpasar, 2016). Nilai PDRB selama lima tahun tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Denpasar 2010-2015. Kategori yang memberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB yaitu dari sektor pariwisata (kategori akomodasi dan makanan minuman). Tahun 2011 kategori akomodasi dan makanan minuman sebesar 23,85 persen meningkat menjadi 28,40 persen pada tahun 2015 (BPS Kota Denpasar, 2016). Selain itu, pemanfaatan ruang juga memberikan dampak ekonomi pada Desa Adat (Pakraman). Hal tersebut dalam bentuk adanya retribusi usaha dan penyerapan tenaga kerja lokal.

Tren pendapatan regional per kapita Kota Denpasar tahun 2011 yaitu 27,949 juta rupiah terus meningkat menjadi 43,679 juta rupiah pada tahun 2015 (BPS Kota Denpasar, 2016). Pendapatan regional per kapita selama lima tahun tersebut telah melebihi target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Denpasar 2010-2015.

Berdasarkan hal tersebut, pemanfaatan ruang yang terjadi memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pendapatan regional per

kapita Kota Denpasar. Penggunaan lahan untuk fungsi pariwisata selama kurun waktu 2011-2015 mengalami peningkatan. Hal tersebut karena dalam RTRW Kota Denpasar 2011-2031 telah ada peruntukkan untuk fungsi pariwisata (perdagangan dan jasa serta kawasan efektif pariwisata), seperti kawasan strategis sanur. Adanya fungsi pariwisata tersebut menyebabkan banyaknya program pengembangan, atraksi pariwisata, dan ruang untuk berinvestasi di dalamnya.

Nilai gini rasio atau kesenjangan pendapatan Kota Denpasar cenderung berfluktuatif (BPS Kota Denpasar, 2016). Nilai gini rasio tahun 2011 yaitu 0,295 terus meningkat menjadi 0,425 pada tahun 2013. Hal tersebut berarti semakin meningkatnya kesenjangan pendapatan yang terjadi di Kota Denpasar. Tahun 2014 sampai tahun 2015 cenderung menurun mencapai 0,359. Namun, selama kurun waktu 2011 sampai 2015 nilai gini rasio belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Denpasar 2010-2015.

Berdasarkan hal tersebut, pemanfatan ruang belum sepenuhnya dapat memberikan pemerataan pendapatan. Penyebab terjadinya kesenjangan pendapatan tersebut karena terus menurunnya luas lahan sawah yang menyebabkan hilangnya pendapatan penduduk dari sektor sawah. Selain itu, penduduk yang kurang memiliki keahlian sulit bersaing dengan penduduk pendatang. Nilai gini rasio yang mulai menurun pada

(9)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

38 tahun 2014 dan 2015 cenderung disebabkan karena telah terjadi alih profesi yang awalnya bekerja di sektor sawah berpindah ke sektor informal. Hal tersebut terlihat dari

meningkatnya pekerja di sektor informal yaitu 21,14 persen di tahun 2013 meningkat menjadi 29,30 persen di tahun 2014 (BPS Kota Denpasar, 2015).

Tabel 2. Indeks Ekonomi Kota Denpasar Tahun 2011-2015

Deskripsi Tahun Kesimpulan

2011 2012 2013 2014 2015 Produk Domestik Regional Bruto

Capaian

(triliun rupiah) 22,664 25,819 29,389 34,209 38,464

Indikasi kinerja mem-baik Target

(triliun rupiah) 21,574 24,077 27,428 31,220 36,340 Capaian/Target 1,051 1,072 1,072 1,096 1,058 Pendapatan Per Kapita

Capaian

(juta rupiah) 27,949 31,148 34,731 39,612 43,679

Indikasi kinerja mem-baik Target (juta rupiah) 26,288 28,534 31,798 35,457 40,440 Capaian/Target 1,063 1,092 1,092 1,117 1,080 Gini Rasio Capaian 0,705 0,660 0,575 0,636 0,641 Indikasi kinerja 2011-2013 memburuk, 2014-2015 membaik Target 0,765 0,765 0,765 0,765 0,765 Capaian/Target 0,922 0,863 0,752 0,831 0,838 Indeks Eko-nomi 1,012 1,009 0,972 1,015 0,992

Mengarah pada tidak berkelanjutan Sumber: Hasil Analisis, 2017

Secara umum, dampak pemanfaatan ruang pada aspek ekonomi mengarah pada tidak berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari nilai indeks ekonomi tahun 2011 yaitu 1,012 cen-derung menurun menjadi 0,992 tahun 2015. Hal tersebut disebabkan oleh membaiknya perekonomian, pendapatan regional per kapi-ta, dan gini rasio, namun gini rasio belum mencapai target yang ditetapkan.

Rumusan Pemanfaatan Ruang Kota Berkelanjutan Dari Sisi Lingkungan Dan Ekonomi

Dampak pemanfaatan ruang pada aspek lingkungan dan ekonomi mengarah pada tidak berkelanjutan. Permasalahan yang terjadi selama kurun waktu 2011 sampai 2015 yaitu terus menurunnya RTH dan meningkatnya alih fungsi lahan. Selain itu,

masih terjadinya kesenjangan pendapatan di Kota Denpasar. Kesenjangan pendapatan yang terjadi cenderung disebabkan karena berkurangnya lahan sawah di Kota Denpasar. Berdasarkan hal tersebut, perlu adanya rumusan pemanfaatan ruang Kota Denpasar berkelanjutan dari sisi lingkungan dan ekonomi.

Rumusan pemanfaatan ruang juga mempertimbangkan perencanaan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Hal tersebut karena pemanfaatan ruang adalah suatu siklus dinamis yang tidak terlepas dari perencanaan tata ruang dan pengendalaian pemanfaatan ruang. Rumusan pemanfaatan

ruang berkelanjutan yang mempertimbangkan perencanaan tata ruang

dan pengendalian pemanfaatan ruang juga harus melibatkan Pemerintah Kota Denpasar dan masyarakat.

(10)

W Perenc dengan vertika yang t yang c Merenc mempe bangun menen jangka pengem Peman penerap penerap lahan k otonom pembe (Pakram lahan seluruh dalam (Bende ingin diskusi Lemba membe menjad yang in duk Hi dalam sasi, p perlind lanjuta kerjasa atau m song d ta Den kerjasa kosong masyar Wiryananda, Hasibu Ga canaan tata n mulai m al. Hal tersebu terjadi tidak cenderung m canakan ba erhatikan sy nan yang a tukan zona, waktu mbangun tekn nfaatan ruang pan aturan pan sawah kosong. Pene m dilakukan li lahan untuk man). Hal t harus meng h kegiatan d Desa Pakra esa) juga dap

menjual lah i. Dalam hal aga Perkredi

eli lahan terse di aset LPD, ngin membel indu. Penerap bentuk ekow pembuatan P dungan lahan an, dan Peme ama dengan model lainnya apat dilakuka npasar membe ama dengan p g dapat mem rakat dan ling

uan, Madiasworo / ambar 4. Rumu ruang dapa merencanakan ut agar peman mengarah k mengurangi l angunan ver yarat batas ada di Kota fungsi, ska pengemban nologi. g dapat dilaku adat seca abadi, dan erapan aturan n dengan m k masuk dala tersebut bera gikuti dan m dan aturan y man. Kepala pat terlibat ji han dengan lahan harus itan Desa ( ebut. Selain la juga menun li lahan khus pan sawah aba wisata, peratu Peraturan Da n pertanian pa rintah Kota D petani (sistem a). Pemanfaat an dengan Pem eli lahan kos pemilik lahan mberikan ma gkungan. / Kajian Pemanfaa usan Pemanfaa Sumber: H at dilakukan n bangunan nfaatan ruang ke horizontal ahan sawah. rtikal harus ketinggian a Denpasar, ala prioritas, ngan, dan ukan dengan ara otonom, pemanfaatan n adat secara mengharuskan m Desa Adat arti, pembeli melaksanakan yang ada di a Desa Adat ika ada yang melakukan dijual, maka (LPD) dapat ahan tersebut nggu jika ada sunya pendu-adi dilakukan uran kompen-erah tentang angan berke-Denpasar be-m bagi hasil tan lahan ko-merintah Ko-song atau be-n agar lahabe-n anfaat untuk

atan Ruang Kota …

39 atan Ruang Ko Hasil Analisis, n n g l . s n , , n n , n a n t i n i t g n a t t a -n -g -l -n k Peng deng gend nanti mela di lin juga tegur deng harus terleb ruang KES Kesi a) D l b n 1 2 c s 2 b) D e b n 1 t c p r t c) R D d p b ( … / JTS, Vo1. 15, N ota Denpasar B 2017 gendalian pem gan cara mem dalian ruang D inya akan me akukan penge ngkungan des dapat memb ran yang na gan dinas-din s diberikan bih dahulu t g. SIMPULAN D impulan Dampak pem lingkungan berkelanjutan nilai indeks li 1,065 terus m 2015. Hal cenderung me sawah selama 2015. Dampak pem ekonomi m berkelanjutan nilai indeks 1,012 cenderu tahun 2015. H cenderung m pendapatan re rasio, namun target yang di Rumusan p Denpasar dengan tiga perencanaan bangunan ve (penerapan a No. 1, Oktober 20 erkelanjutan manfaatan ru mbentuk satu Desa Adat. S elakukan patr endalian pem sanya. Satuan berikan sanksi antinya akan nas terkait. pelatihan at terkait dengan DAN SARAN manfaatan rua mengarah n. Hal tersebu ingkungan tah menurun menj tersebut dis emburuknya R a kurun wakt manfaatan rua mengarah n. Hal tersebu ekonomi tah ung menurun Hal tersebut d membaiknya egional per k gini rasio be itetapkan. pemanfaatan berkelanjutan a kategori tata ruang rtikal), pema aturan adat s 18, hlm 30-41 uang dilakuka uan tugas pe Satuan tugas i roli rutin untu manfaatan ruan n tugas terseb i dalam bentu berkoordina Satuan tug tau pendidika n pemanfaata N

ang pada aspe pada tida ut terlihat da hun 2011 yai jadi 1,056 pad sebabkan ole RTH dan laha tu 2011 samp ang pada aspe

pada tida ut terlihat da hun 2011 yai menjadi 0,99 disebabkan ole perekonomia kapita, dan gi elum mencap ruang Ko n dilakuka utama, yai (merencanaka anfaatan ruan secara otonom an en-ini uk ng but uk asi gas an an ek ak ari itu da eh an pai ek ak ari itu 92 eh an, ini pai ota an itu an ng m,

(11)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

40 penerapan sawah abadi, dan pemanfaatan lahan kosong), pengendalian pemanfaatan ruang (membentuk satuan tugas pengendalian ruang adat).

Saran

Saran untuk Pemerintah Kota Denpasar Pemerintah Kota Denpasar disarankan melakukan kajian terkait dengan perencanaan bangunan vertikal dan kajian peraturan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. Pemerintah Kota Denpasar juga disarankan untuk melakukan kerjasama atau pemberdayaan dengan petani untuk membantu pekerjaan di sektor sawah serta bekerjasama dengan pemilik lahan untuk memanfaatkan lahan kosong.

Saran untuk Desa Adat (Pakraman)

Desa adat (Pakraman) disarankan untuk membentuk satuan tugas pengendalian pemanfaatan ruang desa dan bekerjasama dengan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) untuk melakukan perlindungan lahan.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, R., 2010, Pembangunan kawa-san dan tata ruang, Yogyakarta: Graha Ilmu.

As-Syakur, A. R. Suarna, I. W. Adnyana, I. W. S. Rusna, I. W. Laksmiwati, I. A. A. Diara, I. W., 2010, Studi perubahan penggunaan lahan di das badung, Jur-nal Bumi Lestari, Vol. 10(2).

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Denpasar., 2010, Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Daerah

Kota Denpasar 2010-2015, Denpasar:

Bappeda Kota Denpasar.

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2016, Denpasar Dalam Angka 2016, Denpasar: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar.

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar., 2014,

Denpasar Dalam Angka 2014,

Denpasar: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar.

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar., 2015, Luas Lahan Menurut Penggunaan di Kota Denpasar 2014, Denpasar: Badan Pusat Statistik Kota Denpasar.

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar., 2015, Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota

Denpasar 2014, Denpasar: Badan

Pusat Statistik Kota Denpasar.

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar., 2015, Statistik Ketenagakerjaan Kota

Denpasar Tahun 2014, Denpasar:

Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar., 2016,

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Kota

Denpasar 2015, Denpasar: Badan

Pusat Statistik Kota Denpasar.

Dewanto, P., Rujiman., & Suriadi, A., 2014, Analisis pengaruh pertumbuhan eko-nomi dan ketimpangan pendapatan terhadap pengentasan kemiskinan di kawasan mebidangro, Jurnal Ekonom, 17 (3).

Dewi, I. A. L., & Sarjana, I. M, 2015, Fak-tor-faktor pendorong alih fungsi lahan sawah menjadi lahan non pertanian (kasus: subak kerdung, kecamatan Denpasar selatan), Jurnal Manajemen Agribisnis, 3 (2).

Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar, 2014, Data Realisasi Penertiban Bangun-Bangunan Tahun 2013, Denpasar: Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.

Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar., 2012, Data Realisasi Penertiban Bangun-Bangunan Tahun 2011, Denpasar: Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.

Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar., 2013, Data Realisasi Penertiban Bangun-Bangunan Tahun 2012, Denpasar: Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.

Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar., 2015, Data Realisasi Penertiban Bangun-Bangunan Tahun 2014, Denpasar: Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.

Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar., 2016, Data Realisasi Penertiban Bangun-Bangunan Tahun 2015, Denpasar: Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.

Djakapermana, R. D., Sitorus, S. R. P., Ma-rimin., & Rustiadi, E., 2005, Perhitun-gan nilai ekonomi total dalam rangka

(12)

Wiryananda, Hasibuan, Madiasworo / Kajian Pemanfaatan Ruang Kota … / JTS, Vo1. 15, No. 1, Oktober 2018, hlm 30-41

41 pemanfaatan ruang wilayah pulau Ka-limantan, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, 16 (3).

Kementerian Pekerjaan Umum., 2010, Kajian Keterpaduan Pengembangan Air Baku, Air Bersih, dan Sanitasi (studi kasus: Kota Palembang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan

Banjarmasin), Jakarta: Kementerian

Pekerjaan Umum Sekretaris Jenderal-Pusat Kajian Strategis.

Kutarga, Z. W., Nasution, Z., Tarigan, R., & Sirojuzilam., 2008, Kebijakan penge-lolaan danau dan waduk ditinjau dari aspek tata ruang, Jurnal Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, 3 (3). Lanya, I. dan Subadiyasa, N. N., 2012,

Pena-taan Ruang dan Permasalahannya di Provinsi Bali, Jurnal Kajian Bali, Vol. 2(1).

Liao, F. H., & Wei, Y. D., 2015, Space, scale, and regional inequality in pro-vincial China: a spatial filtering

ap-proach, Applied Geography, 61,

94-104.

Miller, T and Spoolman, S., 2012, Living in

the environment, Nelson Education,

Canada.

Moniaga, I. L., 2010, Ruang terbuka hijau (RTH) perkotaan. TEKNO, 8 (54). Mukaryanti. Zain, A. M dan Suwedi, N.,

2006, Keberlanjutan fungsi ekologis sebagai basis penataan ruang kota berkelanjutan, Jurnal Teknik Lingkun-gan P3TL-BPPT, Vol. 7(1).

Muta’Ali, L., 2012, Daya dukung lingkungan untuk perencanaan pengembangan

wi-layah, Yogyakarta: Badan Penerbit

Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.

Pauline, G., & Andreas, K., 2009, How sus-tainable are sussus-tainable development programs? The case of the Sloping Land Conversion Program in China, World Development 37, 268–285. Pemerintah Kota Denpasar., 2008, Laporan

Status Ligkungan Hidup Kota

Denpasar Tahun 2008, Denpasar:

Desempber 2008.

Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor 27 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Denpasar Tahun

2011-2031. Denpasar: 30 Desember 2011.

Rogers, P. P., Jalal, K. F., & Boyd, J. A., 2008, An introduction to sustainable development. London: Earthscan. Rustiadi, E. Saefulhakim, S dan Panuju, D.,

2011, Perencanaan dan pembangunan wilayah, Crestpent, Jakarta.

Sari, I. dan Prabatmodjo, H., 2013, Evaluasi

keberlanjutan kota bandung, Jurnal

Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 2(3).

Suputra, D. P. A., Ambarawati, I. G. A. A., & Tenaya, I. M. N., 2012, Faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan studi kasus di subak daksina, Desa Ti-bubeneng, Kecamatan Kuta Utara,

Kabupaten Badung, E-Journal

Agri-bisnis dan Agrowisata, 1 (1).

Trendyari, A. A. dan Yasa, I. N. M., 2014, Analisis faktor -faktor yang mempen-garuhi migrasi masuk ke kota denpa-sar, E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, Vol. 3(10). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor

26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang. Jakarta: 26 April 2007.

World Commission on Environment and De-velopment., 1987, Our common future. United Nations.

Gambar

Gambar 1. Penggunaan Lahan Kota Denpasar Tahun 2011 dan 2015  Sumber: Hasil Interpretasi Citra Satelit, 2011; 2012; 2013; 2014; 2015
Tabel 1. Indeks Lingkungan Kota Denpasar Tahun 2011-2015
Tabel 2. Indeks Ekonomi Kota Denpasar Tahun 2011-2015

Referensi

Dokumen terkait

Politik Islam kontemporer selain menampilkan beragam pandangan dari para tokoh atau aliran yang hadir dalam kurun mutakhir, juga membahas isu-isu yang juga

Dari beberapa definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Bimbingan dan Konseling Islam adalah usaha pemberian bantuan dalam rangka mencari solusi atas permasalahan

Indomobil Sukses Internasional Tbk Lampiran 8: Model ARMA Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Lampiran 9: Correlogram ARMA. Lampiran 10:

(6) Penyediaan akomodasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf f, merupakan usaha yang menyediakan pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan

1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. Prinsip pembagiannya adalah harus di pisahkan fungsi-fungsi operasi, penyimpanan dan fungsi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan pelayanan pengobatan sesuai aturan perundangan yang dilakukan oleh dokter PPK-I (dokter keluarga

Pada periode 1966-77, mereka menemukan bahwa ekspor Indonesia berpengaruh positif terbadap pertumbuhan PDB, tetapi tidak sebaliknya Sepintas lalu, temuan tersebut nampaknya

Masyarakat di Desa Karang Tengah selain menjadi petani mempunyai pekerjaan lain sebagai pengrajin olahan pangan (agroindustri pangan) dengan bahan baku dari