BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pre-eksperimental, yaitu
paradigma penelitian dimana terdapat suatu kelompok yang diberi perlakuan yang
diasumsikan dapat menyebabkan perubahan, selanjutnya diobservasi hasilnya
(Sugiyono, 2002). Siswa diberikan perlakuan berupa penggunaan penuntun
praktikum berbentuk komik dan tidak ada kelas kontrol sebagai pembanding.
Kondisi yang ingin diteliti dalam penelitian ini yaitu penguasaan keterampilan
proses sains siswa dalam keterampilan mengamati, menggunakan alat/bahan,
melaksanakan prosedur praktikum dengan benar, menginterpretasi, dan
berkomunikasi ketika menggunakan penuntun praktikum berbentuk komik dalam
kegiatan praktikum.
Desain penelitian menggunakan tipe one shot case study (Sugiyono, 2002).
X O
Keterangan:
X = perlakuan yang diberikan
O = observasi keterampilan proses sains siswa
B. Lokasi dan Sampel Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Bandung. Adapun sampel
penelitian yaitu siswa kelas XI IPA 5 dengan jumlah siswa sebanyak 32 orang.
Sampel dipilih berdasarkan kemudahan peneliti setelah dimusyawarahkan dengan
C. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini digunakan beberapa istilah, untuk menghindari adanya
kesalahan dalam penafsiran istilah maka perlu adanya penjabaran mengenai istilah
tersebut.
1. Penuntun kegiatan praktikum berbentuk komik berisi judul, tujuan, alat dan
bahan, langkah kerja praktikum, tabel untuk menuliskan hasil pengamatan,
serta pertanyaan pengarah yang dibuat dalam bentuk komik. Terdapat gambar
serta alur cerita yang memberikan panduan bagi siswa untuk melakukan
praktikum. Selain itu, terdapat pula prosedur penggunaan beberapa alat
laboratorium. Penuntun praktikum ini disesuaikan dengan tingkat
perkembangan berfikir siswa SMA, baik dari segi cerita ataupun tampilannya.
Penuntun praktikum yang digunakan merupakan penuntun praktikum untuk
melaksanakan praktikum uji urin yang meliputi uji kandungan glukosa, uji
albumin, uji klorida, dan uji amonia.
2. Keterampilan proses sains merupakan skor dari observasi kinerja berdasarkan
indikator keterampilan mengamati, menggunakan alat/bahan, melaksanakan
prosedur praktikum dengan benar, menginterpretasi, dan berkomunikasi.
Penguasaan keterampilan proses sains siswa dijaring menggunakan rubrik
observasi kinerja secara individu. Penilaian dilakukan oleh beberapa orang
observer (mahasiswa jurusan pendidikan biologi) yang sudah diberikan
penjelasan terlebih dahulu dan penyamaan persepsi mengenai kriteria rubrik
observasi.
D. Instrumen Penelitian
1. Lembar Observasi
Lembar observasi yang digunakan adalah lembar penilaian kinerja yang
berisi poin-poin indikator keterampilan proses sains, meliputi keterampilan
mengamati, menggunakan alat/bahan, melaksanakan prosedur praktikum dengan
benar, menginterpretasi, dan berkomunikasi. Penilaian yang diberikan merupakan
penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui
siswa menunjukkan apa yang dapat mereka lakukan (Wulan, 2010). Lembar
observasi berupa rubrik rating scale. Skor yang digunakan untuk penilaian rubrik yaitu skala 1-3. Adapun indikator keterampilan proses yang diamati disajikan
dalam tabel berikut:
Tabel 3.1. Indikator Keterampilan Proses Sains yang diamati
Keterampilan Indikator terpilih
Menggunakan alat dan bahan
Memakai alat dan bahan
a. Memberi label pada tabung reaksi b. Cara menggunakan pipet
Meneteskan reagen dan bahan
c. Menggunakan alat (pipet/gelas ukur) yang berbeda untuk bahan berbeda
d. Cara meneteskan/menuangkan bahan e. Cara melihat skala pada gelas ukur f. Cara memanaskan tabung reaksi
Mengamati
Menggunakan sebanyak mungkin indera
a. Mengamati indikator pada setiap uji b. Membaui amonia pada uji amonia
Mengumpulkan fakta yang relevan dan memadai
a. Informasi yang dikumpulkan sesuai fakta
Melaksanakan percobaan
Melaksanakan percobaan sesuai prosedur
a. Kesesuaian urutan langkah kerja dengan petunjuk praktikum
Berkomunikasi
Memberikan data empiris hasil pengamatan dengan tabel
a. Menuliskan hasil pengamatan dalam tabel
Menjelaskan hasil percobaan/penelitian
a. Membuat pembahasan/uraian dari tabel hasil pengamatan b. Melakukan diskusi dengan teman kelompok dan terlibat
aktif dalam pembuatan laporan
Menafsirkan
Menghubung-hubungkan hasil pengamatan
a. Mencocokkan hasil pengamatan dengan pedoman penafsiran
Menyimpulkan
a. Membuat kesimpulan hasil praktikum
2. Angket
Angket digunakan untuk menjaring tanggapan siswa terhadap penuntun
praktikum berbentuk komik dan penggunaannya dalam kegiatan praktikum uji
urin. Angket terdiri dari 19 pertanyaan berbentuk skala likert yang telah
dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),
tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Hal ini dilakukan untuk
menghindari adanya kelompok yang netral atau tidak menunjukkan pendirian
tertentu sehingga diberikan alternatif pilihan dalam jumlah yang genap (Nasution,
2003).
Di dalam angket terdapat satu pertanyaan pilihan beralasan mengenai
kendala menggunakan penuntun praktikum berbentuk komik. Angket diolah
dengan memberi skor pada masing-masing pernyataan. Pemberian skor untuk
pernyataan positif yaitu skor 4 untuk jawaban sangat setuju, skor 3 untuk jawaban
setuju, skor 2 untuk tidak setuju, dan skor 1 untuk sangat tidak setuju. Seluruh
pernyataan dalam angket ini bernilai positif. Kisi-kisi pernyataan dalam angket
yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.2. Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa
No. Indikator Nomor Jumlah
1. Isi penuntun praktikum berbentuk komik 9
- Kejelasan dan kesesuaian gambar dengan situasi nyata pada kegiatan praktikum
1, 2, 3
- Keterbacaan tulisan pada balon kata 4
- Kejelasan kalimat dan alur cerita 5, 7 - Kesesuaian warna dalam komik dengan warna
asli alat dan bahan praktikum
6
- Tampilan dan ukuran komik 8, 9
2. Ketertarikan siswa terhadap penuntun praktikum berbentuk komik
4
- Minat siswa terhadap komik (secara umum) 10 - Minat siswa terhadap penuntun praktikum
berbentuk komik
12
- Penggunaan penuntun praktikum berbentuk komik dalam pembelajaran di kelas
No. Indikator Nomor Jumlah
3. Pandangan siswa terhadap penuntun praktikum berbentuk komik
6
- Penggunaan penuntun praktikum dapat memudahkan praktikum
14, 15, 16 - Penuntun praktikum dapat membantu siswa
menghubungkan hasil praktikum dengan materi
17, 18
- Ketertarikan siswa untuk menggunakan penuntun praktikum berbentuk komik
19
4 Kendala menggunakan penuntun praktikum berbentuk komik
20 1
Jumlah Pernyataan 20
3. Pedoman Wawancara
Dalam penelitian ini, digunakan pedoman wawancara yang berisi sejumlah
pertanyaan untuk mengetahui pendapat guru biologi mengenai penerapan
penuntun praktikum berbentuk komik dalam kegiatan praktikum di sekolah.
Untuk kisi-kisi pertanyaan yang terdapat dalam pedoman wawancara disajikan
dalam tabel 3.3:
Tabel 3.3. Kisi-kisi Pertanyaan Wawancara Guru
No. Aspek Jumlah
pertanyaan
1. Respon siswa terhadap kegiatan praktikum (sebelum dan
ketika menggunakan penuntun praktikum berbentuk komik) 2
2. Pendapat guru mengenai tampilan dan isi penuntun
praktikum berbentuk komik 1
3. Kelayakan penggunaan penuntun praktikum berbentuk
komik dalam kegiatan praktikum di sekolah 1
4. Masukan dan saran untuk pengembangan penuntun
praktikum berbentuk komik 1
Jumlah 5
E. Uji Coba Instrumen
Sebelum peneliti mengambil data yang diperlukan, terlebih dahulu
dilakukan pengujian terhadap instrumen atau alat ukur yang akan digunakan.
Alat-alat pengukur pada umumnya harus memenuhi dua syarat utama, yaitu harus
Uji coba instrumen berupa lembar observasi dan angket dilakukan pada
sekelompok kecil siswa yang dianggap mewakili keseluruhan siswa. Uji coba
dilakukan pada tujuh orang siswa SMA kelas XI yang kemampuan kognitifnya
beragam, yaitu tinggi, sedang, dan kurang, dilihat dari nilai harian selama
pembelajaran biologi. Siswa-siswa ini diberikan penuntun praktikum berbentuk
komik satu hari sebelum melakukan kegiatan uji coba praktikum. Ketika mereka
melakukan praktikum, observer mengisi lembar observasi dan setelah selesai
praktikum, siswa diminta mengisi angket.
Pengujian validitas instrumen yaitu dengan melakukan judgment oleh dosen
ahli. Hasil judgment menyatakan bahwa instrumen yang digunakan sudah cukup valid karena terdapat kesesuaian antara bahan yang diujikan dengan kemampuan
dan pengetahuan orang yang diuji. Untuk poin pada lembar observasi disesuaikan
dengan kemampuan yang tercantum di dalam penuntun praktikum berbentuk
komik. Berdasarkan masukan dari dosen yang melakukan judgment, terdapat beberapa hal yang harus diperbaiki dalam penyusunan instrumen, yaitu:
1. Untuk pernyataan pada angket, lebih baik seluruhnya dibuat dalam
bentuk pernyataan positif sehingga memudahkan dalam pengolahan data.
2. Kalimat pada rubrik dibuat lebih spesifik agar tidak membingungkan
observer.
3. Ada beberapa butir pernyataan pada angket yang overlap dengan pernyataan yang lain sehingga harus ada butir pernyataan yang dibuang.
Ketika uji coba, pedoman observasi kinerja yang digunakan yaitu berbentuk
daftar cek. Setelah direvisi, maka lembar observasi yang digunakan yaitu rubrik
dengan skor rating scale. Hal ini dimaksudkan agar penilaian pada siswa menjadi lebih rinci.
Adapun untuk mengetahui reliabilitas dari masing-masing instrumen diukur
menggunakan metode split-half. Metode ini adalah metode pengujian reliabilitas yang dilakukan dengan membagi butir perangkat menjadi dua bagian, selanjutnya
mengkorelasikan skor kedua bagian (Purwanto, 2009). Pembagian dilakukan
Korelasi dihitung menggunakan rumus dari Purwanto (2009):
= � −
� 2 − 2 � 2− 2
Keterangan:
X= skor butir belahan ganjil Y= skor butir belahan genap N= jumlah responden
Koefisien reliabilitas yang diperoleh merupakan koefisien reliabilitas
setengah tes dan harus diubah menjadi koefisien reliabilitas penuh menggunakan
rumus dari Purwanto (2009):
11 = 2. 1
2 1 2 1 + 1 2 1 2
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas penuh tes r ½ ½ = koefisien reliabilitas setengah tes
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas yang dilakukan (terlampir),
diperoleh bahwa koefisien reliabilitas pedoman observasi keterampilan proses
sains yaitu 0,79 dan untuk angket memiliki koefisien reliabilitas 0,92. Koefisien
reliabilitas yang mendekati angka 1,0 merupakan indeks reliabilitas tinggi.
Dengan kata lain, alat penilaian tersebut memiliki tingkat keajegan atau ketetapan
(Sudjana, 2009).
Pada uji coba juga dilakukan uji keterbacaan penuntun praktikum berbentuk
komik. Siswa yang diberikan penuntun praktikum berbentuk komik diminta
pendapatnya mengenai keterbacaan penuntun praktikum, baik dari segi kalimat,
kejelasan gambar, maupun pemahaman mereka. Dari hasil tersebut diketahui
bahwa penuntun praktikum berbentuk komik sudah dapat dipahami oleh siswa
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan diambil menggunakan tiga buah instrumen yaitu
lembar observasi kinerja praktikum siswa, angket, dan pertanyaan wawancara
untuk guru. Lembar observasi diisi oleh observer ketika siswa sedang
melaksanakan praktikum uji urin. Satu orang observer mengamati kinerja satu
kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa. Angket diisi oleh siswa setelah
selesai melaksanakan praktikum. Wawancara dilakukan kepada guru biologi
untuk mengetahui pendapatnya mengenai penggunaan penuntun praktikum
berbentuk komik dalam pembelajaran.
G. Teknik Pengolahan Data
Terdapat tiga jenis data yang didapatkan, yaitu hasil observasi kinerja siswa
saat kegiatan praktikum, angket siswa, dan hasil wawancara guru.
1. Analisis lembar observasi
Data yang diperoleh dari hasil observasi penilaian kinerja siswa
dihitung kemudian dibuat dalam bentuk tabulasi per poin indikator yang di
observasi. Setelah itu, dari data ini dibuat pula persentasenya sehingga akan
terlihat berapa persen kemunculan indikator pada tiap-tiap keterampilan
proses sains berdasarkan penuntun praktikum yang telah diberikan. Hasil
dari observasi ini dideskripsikan berdasarkan hasil perhitungan persentase
pada setiap aspek dari masing-masing indikator. Skor yang diperoleh tiap
siswa dipresentasekan dan di interpretasi berdasarkan rumus:
X = � � ℎ
� 100%
Keterangan:
X = persentase munculnya aspek keterampilan kemampuan siswa selama pembelajaran.
Tabel 3.4. Interpretasi Kemunculan Keterampilan Proses Sains Siswa
Persentase kemunculan Kriteria
86%-100% Sangat baik
76%-85% Baik
60%-75% Cukup
55%-59% Kurang
<54% Kurang sekali
(Purwanto, 2012)
2. Analisis Angket
Angket yang diberikan pada siswa berupa skala likert yang telah
dimodifikasi dengan empat pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju
(S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Pemberian skor untuk
pernyataan pada angket disajikan dalam tabel 3.5.
Tabel 3.5. Skor Pernyataan Angket
Pilihan jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Di adaptasi dari skor untuk pernyataan positif pada angket oleh Sudjana (2009)
Hasil angket dibuat dalam bentuk tabulasi dan dihitung
persentasenya tiap butir pernyataan menggunakan rumus yang di adaptasi
dari cara perhitungan persentase menurut Purwanto (2009):
X = �ℎ � � � ℎ � ��
�ℎ ℎ � 100%
Keterangan:
3. Analisis Hasil Wawancara
Hasil wawancara yang diperoleh dari narasumber, dalam penelitian ini yaitu
guru mata pelajaran biologi, akan dituliskan secara lengkap dan diuraikan
tiap nomor pertanyaan.
H. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap pelaksanaan yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, dan pasca pelaksanaan. Berikut merupakan penjelasan dari ketiga
tahapan tersebut:
a) Tahap persiapan
1. Studi pustaka mengenai penuntun praktikum, komik, keterampilan proses
sains, dan praktikum uji urin.
2. Mengembangkan penuntun praktikum berbentuk komik. Komik yang
digunakan dalam penelitian ini disusun sendiri oleh peneliti, mulai dari
cerita, gambar, dan pewarnaan sehingga dapat disesuaikan dengan
kebutuhan penelitian.
3. Menyusun instrumen penelitian berupa rubrik observasi keterampilan
proses sains, angket, dan pedoman wawancara.
4. Judgment instrumen oleh dosen ahli. Ada beberapa masukan yang diberikan dosen terkait penuntun praktikum berbentuk komik dan
instrumen penelitian yang akan digunakan, yaitu (a) warna pada komik
sebisa mungkin disesuaikan dengan kondisi asli, misalnya pada
pewarnaan rambut tokoh sebaiknya warna hitam, (b) ukuran tulisan pada
komik sebaiknya diperbesar, (c) seluruh pernyataan pada angket
sebaiknya dibuat dalam bentuk pernyataan positif, (d) butir pernyataan
pada angket yang overlap dengan butir lainnya sebaiknya dibuang.
5. Uji coba instrumen pada subjek uji coba sebanyak 7 orang siswa kelas XI
IPA yang kemampuan kognitifnya berbeda. Uji coba ini dilaksanakan
pada minggu keempat bulan April 2014.
6. Memperbaiki instrumen penelitian dan komik berdasarkan hasil judgment
7. Melakukan observasi ke sekolah untuk menyepakati jadwal pelaksanaan
penelitian dan menentukan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.
b) Tahap pelaksanaan
1. Pada pertemuan pertama, siswa mendapatkan materi mengenai sistem
ekskresi dan peneliti memperkenalkan penuntun praktikum berbentuk
komik pada siswa. Penuntun praktikum berbentuk komik diberikan pada
siswa satu minggu sebelum kegiatan praktikum.
2. Siswa diminta membaca komik tersebut dan membuat rangkuman
mengenai alat bahan serta langkah kerja yang harus dilakukan
berdasarkan apa yang ada di dalam penuntun praktikum berbentuk komik.
3. Satu minggu setelah pemberian penuntun praktikum, siswa
melaksanakan praktikum uji urin secara berkelompok berdasarkan
penuntun praktikum yang telah diberikan. Masing-masing siswa dalam
kelompok mengerjakan satu uji yang berbeda untuk menghindari adanya
siswa yang pasif dalam praktikum.
4. Observer menilai kinerja siswa secara individu saat melakukan
praktikum berdasarkan lembar observasi kinerja yang telah dibuat. Aspek
yang dinilai pada tiap uji dibuat sama.
5. Siswa diminta mengisi angket setelah kegiatan praktikum.
6. Peneliti melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui
pendapatnya terhadap penggunaan penuntun praktikum berbentuk komik
di sekolah.
c) Tahap pasca pelaksanaan
1. Melakukan analisis terhadap data hasil penelitian.
2. Melakukan pembahasan dan menarik kesimpulan.
I. Diagram Alur Penelitian
1. Tahap persiapan Studi Pustaka
Observasi ke sekolah dan menyepakati jadwal penelitian
Penyusunan instrumen
Judgment instrumen
2. Tahap pelaksanaan
Penentuan subjek penelitian
Observasi kinerja siswa
3. Tahap pasca-
pelaksanaan Analisis data
Penyusunan laporan hasil penelitian Pengembangan penuntun praktikum berbentuk komik
Memberikan penuntun praktikum berbentuk komik pada siswa
Pelaksanaan praktikum
Pemberian angket dan wawancara
Pembahasan dan kesimpulan