BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi PT Sentosa Hastareksa.
Adapun yang menjadi objek penelitian sebagai variabel X atau variabel bebas
(independent variabel) adalah kemampuan (X1) dengan dimensinya yang
mencangkup knowledge dan skill.
Serta motivasi kerja (X2) dengan dimensinya yang mencangkup (1) need for
achievement (Kebutuhan Pencapaian), (2) need for power( Kebutuhan Kekuatan),
(3) need for affiliation (Kebutuhan Hubungan). Masalah penelitian yang
merupakan variabel Y atau variabel terikat (dependent variable) adalah kinerja
karyawan yang dimensinya mencangkup (1) quality of work (kualitas pekerjaan),
(2) quantity of work performed (kuantitas pekerjaan yang dilakukan), (3)
interpersonal effectiveness (efektivitas hubungan interpersonal), (4) competencies
(kompetensi). dan (5) job knowladge (pengetahuan).
Penelitian ini dilakukan di PT Sentosa Hastareksa dengan unit analisis
adalah karyawan bagian produksi PT Sentosa Hastareksa. Penelitian ini dilakukan
dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, maka metode penelitian yang
digunakan adalah metode cross sectional method (pendekatan silang).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Husein Umar (2008:45) pendekatan cross
sectional method yaitu metode penelitian dengan cara mempelajari objek dalam
kurung waktu tertentu (tidak berkesinambungan dalam jangka waktu panjang)
dalam penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi
dikumpulkan secara langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan
untuk mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang
3.2 Metode Penelitian
3.2.1 Jenis Penelitian dan Metode yang Digunakan
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2011:11) mengungkapkan bahwa penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) tanpa membuat perbandingan
atau menghubungkan antara satu dengan variabel yang lain. Tujuan dari penelitian
deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis,
faktual dan akurat, mengatasi fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara
fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk
mengetahui gambaran secara keseluruhan mengenai pengaruh kemampuan dan
motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi PT Sentosa
Hastareksa.
Sedangkan jenis penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji
kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data
dilapangan guna memprediksi dan menjelaskan hubungan variabel satu dengan
variabel lainnya. Menurut Toto dan Nanang (2012:53) penelitian verifikatif
(pembuktian) yaitu penelitian yang dilakukan dengan tujuan menguji kebenaran
dari hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam penelitian
verifikatif bermaksud untuk mengetahui pengaruh kemampuan dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan pada bagian produksi PT Sentosa Hastareksa.
Berdasarkan jenis penelitian di atas, yaitu penelitian deskriptif dan
verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut
Kerlinger yang dikutup Sugiyono (2011:11) menyatakan bahwa:
Penelitian yang menggunakan metode ini, informasi dari sebagian populasi
dikumpulkan langsung di tempat kejadian secara empirik dengan tujuan untuk
mengetahui pendapat dari sebagian populasi terhadap objek yang sedang diteliti.
3.2.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penelitian ini, maka dilakukan penjabaran
sejumlah variabel dan sub variabel lengkap dengan konsep, dimensi, indikator,
ukuran dan skalanya, dimana terdapat tiga variabel yang dikaji dalam penelitian
ini, yaitu: a) kemampuan, b) motivasi kerja, dan c) kinerja karyawan. Kedudukan
variabel kemampuan dan motivasi kerja sebagai variabel bebas serta kinerja
karyawan sebagai variabel terikat. Secara lengkap operasionalisasi variabel dalam
penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 3.1 berikut.
TABEL 3.1
OPERASIONALISASI VARIABEL Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
Variabel Konsep
variabel Dimensi Indikator Ukuran Skala
No
3.2.3 Jenis Dan Sumber Data
Sumber data penelitian adalah sumber dimana data yang dibutuhkan untuk
penelitian tersebut dapat diperoleh, baik secara langsung maupun tidak langsung
berhubungan dengan objek penelitian ini terdapat dua jenis sumber data, yaitu
sumber data primer dan sumber data sekunder. Menurut Anwar Sanusi (2011:104)
mengungkapkan bahwa data primer adalah data yang pertama kali dicatat dan
dikumpulkan oleh peneliti, sedangkan data sekunder adalah data yang sudah ada
menjelaskan bahwa, sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan sumber sekunder merupakan
sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,
misalnya melalui orang lain atau dokumen. Data primer diperoleh peneliti dengan
menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara maupun
menyebaran kuesioner kepada sumber data yaitu karyawan produksi PT Sentosa
Hastareksa.
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder yaitu literatur,
artikel, majalah, jurnal, serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian.
Adapun data primer dalam penelitian ini diperoleh langsung dari perusahaan yang
diteliti yang merupakan sumber pengolahnya. Secara lebih jelasnya mengenai data
primer jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti
mengumpulkan dan menyajikan dalam Tabel 3.2 berikut ini:
TABEL 3.2
JENIS DAN SUMBER DATA
No Jenis Data Sumber Data Kategori Data
1 Tingkat Human
Development Index (HDI) Asia Tenggara
UNDP (United Nations Development P rograms) http://hdr.undp.org/en/data
Sekunder
2
Profil Perusahaan
Bagian Human Resource Development (HRD) PT
Sentosa Hastareksa
Sekunder
3
Tingkat Efisiensi Karyawan PT. Sentosa Hastareksa
Bagian Human Resource Development (HRD) PT
Sentosa Hastareksa
Sekunder
4 Hail Penilaian Kinerja Karyawan Bagian Produksi
PT Sentosa Hastareksa 2010-2014
Pengolahan data dari bagian HRD PT Sentosa
Hastareksa
Sekunder
5
Rekapitulasi Laporan Produksi Kuas 2010-2014
Data PT Sentosa Hastareksa bag. Produksi
tahun 2010-2014
Sekunder
6 Rekapitulasi Absensi
Karyawan tahun 2010-2014
Bagian HRD PT. Sentosa Hastareksa (data diolah)
Sekunder
No Jenis Data Sumber Data Kategori Data
Manajer Produksi Sentosa Hastareksa
8 Tanggapan karyawan
terhadap kemampuan
PT Sentosa Hastareksa Primer
9 Tanggapan karyawan
terhadap motivasi kerja
PT Sentosa Hastareksa Primer
10 Tanggapan karyawan
terhadap kinerja karyawan
PT Sentosa Hastareksa Primer
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2014
3.2.4 Populasi, Sampel dan Teknik Sampling
3.2.4.1 Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:130) “Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian”. Selanjutnya Sugiyono (2011:115) mengemukakan bahwa
populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu, yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Penentuan populasi harus dimulai
dengan penentuan secara jelas mengenai populasi yang menjadi sasaran
penelitiannya yang disebut populasi sasaran yaitu populasi yang akan menjadi
cakupan kesimpulan penelitian. Berdasarkan pengertian populasi menurut ahli,
maka populasi dalam penelitian ini adalah karyawan prosuksi di PT. Sentosa
Hastareksa sebanyak 246 orang yang dapat dilihat pada Tabel 3.3
TABEL 3.3
JUMLAH KARYAWAN PRODUKSI PT SENTOSA HASTAREKSA TAHUN 2014
Divisi Karyawan
Jumlah Karyawan
(orang) Handle
1. Telly 15
2. Kiln 4
3. Boiler 6
4. Slat Handle 20
5. Raw Slat 5
6. Long Slat 27
7. Fin Kering 28
8. Pengobatan 4
9. Moulding NBT 5
10. Moulding BT 4
11. Painting 5
Divisi Karyawan
Jumlah Karyawan
(orang)
13. Finishing 29
14. Umum 7
15. Utility / Electric 7
16. Finished Good 2
Brushes
17. Ferrule 7
18. Brush Head 7
19. Finishing 16
20. Packing 5
21. Gd. Raw Material 6
22. PPIC 2
Slat
23. Kiln-Boiler 7
24. BBK 7
25. Slat Moulding 16
26. Finishing Handle 5
27. Sortir 6
28. Umum 2
Jumlah Karyawan 246
Sumber: Bagian Huma n Resource Development (HRD) PT Sentosa Hastareksa
3.2.4.2 Sampel
Sampel menurut Riduwan dan Kuncoro (2012:40), adalah bagian dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.
Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau
benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang
mewakilinya. Menurut Suharsimi Arikunto (2013:174), sampel adalah sebagian
atau wakil populasi yang diteliti. Sedangkan menurut Sugiyono (2014:81), sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Salah satu syarat dalam penarikan sampel bahwa sampel itu harus bersifat
representative, artinya sampel yang digunakan harus mewakili populasi. Untuk
pengambilan sampel dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan
untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Penelitian ini tidak
mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor,
diantaranya: 1) Keterbatasan biaya; 2) Keterbatasan tenaga; 3) Keterbatasan
Maka dari itu peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek
populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili
yang lain yang tidak diteliti. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat Sugiyono
(2010:116), menyatakan bahwa bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana,
tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari
populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan
diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus betul-betul
representative (mewakili).
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur sampel, digunakan
rumus Slovin yang dikemukakan Sangadji dan Sopiah (2010:189). Dalam
pengambilan sampel ini digunakan taraf kesalahan sebesar 5%. Adapun rumus
yang digunakan yaitu sebagai berikut :
2
1 Ne
N n
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat
Adapun perhitungan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
N = 246 e = 5%
Maka:
2
1 Ne
N n
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka ukuran sampel minimal dalam
penelitian ini ditetapkan dengan e = 0,05 diperoleh ukuran sampel (n) minimal
sebesar 141 orang.
3.2.4.3 Teknik Penarikan Sampel
Teknik sampling mengacu pada pemilihan orang-orang untuk
berpartisipasi dalam sebuah proyek penelitian biasanya digunakan untuk tujuan
membuat kesimpulan tentang kelompok yang lebih besar dari individu. Seperti
yang diungkapkan oleh Charles stangor (2011:110) “Sampling refers to the
selection of people to participate in a research project, usually with the goal of
being able to use these people to make inferences about a larger group of
individuals.”
Selanjutnya Malhotra (2009:375) menyatakan, "Sebuah teknik sampling
dapat diklasifikasikan sebagai non probalitas dan probabilitas." Sampel
probability merupakan sampel dimana setiap elemen atau anggota populasi
memiliki peuang yang sama untuk terpilih sebagai sampel sedangkan sampel non
probability kebalikan dari probability dimana setiap elemen atau populasi tidak
memiliki peluang yang sama dan pemilihan sampel bersifat objektif. Dimana
probability sampling meliputi simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratified random, dan area random. Sedangkan, nonprobability
sampling meliputi sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental,
purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.
Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi
penelitian, penulis mengambil teknik simple random sampling karena semua
populasi dari karyawan produksi PT Sentosa Hatareksa memiliki kesempatan
untuk terpilih sebagai sampel secara acak oleh peneliti. Seperti yang dikemukakan
every item from a frame has the same chance of selection as every other it em”.
Oleh karena itu hak setiap subjek sama, maka penelitian terlepas dari perasaan
ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel.
Populasi yang diambil adalah sebanyak 246 orang yang merupakan
karyawan di bagian produksi PT. Sentosa Hastareksa pada tahun 2014. Dari
populasi tersebut sampel yang diambil adalah sebanyak 141 orang responden.
Sampel yang didapatkan harus representatif atau mewakili, untuk itu perlu
dilakukan langkah-langkah untuk mendapatkan sampel. Langkah langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Membuat kerangka sampling
2. Menuliskan nama-nama anggota sampel yang ada pada kerangka
sampling pada sepotong kertas yang berukuran sama
3. Setelah itu potongan kertas tersebut digulung yang dimasukan ke
sedotan dan dipotong dengan ukuran yang sama
4. Potongan-potongan nama yang ada pada sedotan tersebut dimasukan
kedalam sebuah mangkuk yang ditutup dan diberi lubang, setelah itu
dikocok dan dikeluarkan sebanyak 141 responden. Nama-nama
anggota tersebut yang akan dijadikan anggota sampel.
3.2.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
proses penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
agar dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Langkah pengumpulan data
sangat menentukan terhadap proses dan hasil penelitian yang akan dilaksanakan.
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Studi kepustakan, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,
makalah, skripsi, tesis, disertasi, jurnal, situs web-site, maupun majalah guna
konsep-konsep yang berkaitan dengan variabel yang diteliti mengenai kemampuan,
motivasi kerja dan kinerja karyawan.
2. Dokumentasi, menurut Sugiyono (2011:422) dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji catatan
ataupun laporan tahunan dari berbagai perusahaan yang sejenis yang berkaitan
dengan penelitian yang dilakakukan.
3. Wawancara, menurut Sugiyono (2011:74) adalah suatu cara pengumpulan
data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.
Dalam hal ini Sugiyono (2012:194) membedakan wawancara menjadi dua
macam yaitu:
a. Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila
peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.
b. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana peneliti
tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap dengan pengumpul datanya.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dengan cara berkomunikasi
langsung dengan bagian sumber daya manusia PT Sentosa Hastareksa
4. Kuesioner, Sugiyono (2011:142) menjelaskan bahwa kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Pernyataan atau pertanyaan kuesioner yang disebar kepada responden
harus sesuai dengan variabel yang akan diteliti sebagai bentuk pengukuran
dari indikator-indikator variabel X1 kemampuan, X2 motivasi kerja dan Y
kinerja karyawan. Kuesioner dalam penelitian ini ditujukan pada karyawan
produksi di PT Sentosa Hastareksa. Langkah-langkah penyusunan kuesioner
dilakukan sebagai berikut:
a. Menyusun kisi-kisi atau daftar pertanyaan
b. Merumuskan item-item pertanyaan dan alternatif jawabannya. Jenis
bersifat tertutup, yaitu seperangkat daftar pertanyaan tertulis dan disertai
dengan alternatif jawaban yang disediakan, sehingga responden hanya
memilih jawaban yang tersedia.
c. Menetapkan pemberian skor untuk setiap item pertanyaan. Pada penelitian
ini setiap pendapat responden diberi nilai dengan skala interval.
3.2.6 Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Esensi dari suatu penelitian adalah data yang diperoleh akurat dan objektif.
Data merupakan gambaran variabel yang diteliti dan sebagai alat uji hipotesis.
Agar data yang dikumpulkan benar-benar berguna, maka alat ukur yang
digunakan harus valid dan reliabel. Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel
adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2011: 121).
3.2.6.1 Hasil Pengujian Validitas
Arikunto (2010:211) menyatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan dan kesahihan suatu instrumen.
Sedangkan menurut Jackson (2012:168) menyatakan bahwa, validitas adalah
indikasi apakah instrumen mengukur apa yang seharusnya diukur.
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen
(kuesioner) yang digunakan dalam pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
mengkorelasi setiap skor variabel jawaban responden dengan total skor
masing-masing variabel. Untuk menghitung validitas digunakan rumus korelasi product
moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut :
∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑XY = Jumlah perkalian faktor korelasi variabel X dan Y
∑X2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑Y2
= Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
N = Banyaknya responden
Keputusan pengujian validitas responden menggunakan taraf signifikansi
sebagai berikut:
1. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan valid jika rhitung
lebih besar atau sama dengan rtabel (rhitung≥ rtabel).
2. Item pertanyaan-pertanyaan responden penelitian dikatakan tidak valid jika
rhitung lebih kecil dari rtabel (rhitung< rtabel).
Pengujian validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrumen yang
digunakkan untuk mencari data primer dalam sebuah penelitian dapat digunakan
untuk mengukur apa yang seharusnya terukur. Dalam penelitian ini yang akan
diuji adalah validitas dari instrumen kemampuan sebagai variabel X1, motivasi
kerja X2 dan kinerja karyawan sebagai variabel Y. Jumlah pertanyaan untuk
variabel X1 sebanyak 6 item, variabel X2 sebanyak 14 dan variabel Y sebanyak 15
item.
Berdasarkan kuesioner yang diuji sebanyak 30 responden dengan tingkat
signifikasi 5% dan derajat bebas (dk) n-2 (30-2=28), maka diperoleh nilai rtabel
sebesar 0,374. Hasil uji coba instrumen penelitian berdasarkan hasil perhitungan
validitas item instrumen yang dilakukan dengan bantuan program SP SS 22.0 for
windows, menunjukkan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid
karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan rtabel yang bernilai 0,374.
berikut Tabel 3.4 hasil uji validitas variabel kemampuan.
TABEL 3. 1
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS X1 (KEMAMPUAN)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
Knowledge
1 Tingkat pengetahuan yang dimiliki
karyawan
0,638 0,374 Valid
2 Tingkat kemampuan karyawan dalam
menguasai pekerjaannya
0,781 0,374 Valid
3 Tingkat kemampuan dalam mengikuti
pelatihan dibidangnya
0,872 0,374 Valid
4 Kemampuan karyawan untuk memiliki
ketertarikan terhadap bidang pekerjaannya
0,868 0,374 Valid
Skill
5 Kemampuan karyawan memiliki bakat dalam bidangnya
0,899 0,374 Valid
6 Tingkat kecepatan yang dilakukan
karyawan dalam menyelesaikan tugas pada tepat waktu
0,817 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows)
Berdasarkan Tabel 3.4 pada instrumen kemampuan dapat diketahui bahwa
rhitung seluruh indikator lebih besar dari rtabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa
seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam
mengukur variabel X1 kemampuan. Dan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
terdapat pada dimensi skill dengan item pernyataan kemampuan karyawan
memiliki bakat dalam bidangnya yang bernilai 0,899. Sedangkan nilai terendah
terdapat pada dimensi knowledge dengan item pernyataan tingkat pengetahuan
yang dimiliki karyawan yang bernilai 0,638. Adapun hasil pengujian koefisien
validitas terhadap taraf signifikan tertentu, pada Tabel 3.4 di atas, semua nilai
rhitung melebihi nilai rtabel, menunjukan bahwa adanya koefisien validitas tersebut
bukan karena faktor kebetulan.
Berikut juga disajikan dalam Tabel 3.5 mengenai hasil dari uji validitas
variabel motivasi kerja sebagai variabel eksogen kedua yang digunakan dalam
penelitian.
TABEL 3. 5
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS X2 (MOTIVASI KERJA)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
1 Tingkat semangat karyawan untuk berhasil dalam pekerjaan.
0,870 0,374 Valid
2 Tinggi keinginan karyawan berorientasi pada hasil kerja yang baik
0,676 0,374 Valid
3 Tingkat keinginan karyawan untuk bekerja melebihi target yang ditetapkan perusahaan
0,551 0,374 Valid
4 Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan
0,897 0,374 Valid
5 Tingkat karyawan menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
0,795 0,374 Valid
6 Keinginan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang inovatif.
0,660 0,374 Valid
Need F or Power
7 Tingkat keinginan karyawan untuk
mendapatkan promosi jabatan
0,535 0,374 Valid
8 Tingkat keinginan karyawan untuk
mempengaruhi rekan kerja
0,625 0,374 Valid
9 Tingkat keinginan karyawan untuk
dihormati dan dihargai oleh rekan kerja
0,563 0,374 Valid
10 Tingkat keinginan untuk bisa berpengaruh dalam lingkungan kerja
0,614 0,374 Valid
Need F or Affiliation
11 Tingkat hubungan karyawan dengan rekan kerja
0,458 0,374 Valid
12 Tingkat kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja
0,680 0,374 Valid
13 Tingkat kepedulian karyawan dalam
membantu rekan kerja
0,411 0,374 Valid
14 Tingkat keinginan untuk bekerjasama
dengan rekan kerja
0,675 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows)
Berdasarkan Tabel 3.5 pada instrumen variabel X2 motivasi kerja dapat
diketahui bahwa nilai tertinggi terdapat pada dimensi need for achievement
dengan item pernyataan Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi
kemajuan sebesar 0,897 dan nilai terendah terdapat pada dimensi need for
affiliation dengan item pertanyaan Tingkat kepedulian karyawan dalam membantu
rekan kerja sebesar 0,411. Adapun hasil pengujian koefisien validitas terhadap
rtabel, menunjukan bahwa adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor
kebetulan.
Selanjutnya, hasil uji coba penelitian untuk variabel kinerja karyawan
berdasarkan hasil perhitungan validitas menunjukan bahwa item-item pertanyaan
dalam kuesioner valid, karena skor rhitung lebih besar jika dibandingkan dengan
skor rtabel yang bernilai 0,374. Berikut ini Tabel 3.6 mengenai hasil uji validitas
variabel kinerja karyaawan yang pada penelitian ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.6
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS Y (KINERJA KARYAWAN)
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
Quality of Work
1 Tingkat pencapaian hasil kerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan
0,722 0,374 Valid
2 Tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
0,590 0,374 Valid
3 Tingkat ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan
5 Tingkat penyelesaian hasil kerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
0,802 0,374 Valid
6 Tingkat hasil kerja melebihi target 0,869 0,374 Valid
Interpersonal Effectiveness
7 Tingkat karyawan dan rekan kerja selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
0,761 0,374 Valid
Competencies
8 Tingkat kemampuan bekerjasama dengan atasan dan teman kerja
0,715 0,374 Valid
9 Tingkat Karyawan memiliki pengetahuan mengenai pekerjaan
0,844 0,374 Valid
10 Tingkat penggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
0,818 0,374 Valid
11 Tingkat keterampilan karyawan dengan pekerjaan yang diberikan
0,665 0,374 Valid
Job Knowledge
12 Tingkat penambahan pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas
No Pernyataan rhitung rtabe l Ket
13 Tingkat penambahan pemahaman terhadap pedoman kerja.
0,704 0,374 Valid
14 Tingkat menambah keterampilan dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan
0,781 0,374 Valid
15 Tingkat kesesuaian pengetahuan yang
dimiliki dengan pekerjaan yang dilakukan
0,630 0,374 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows)
Berdasarkan Tabel 3.6 pada instrumen variabel Y kinerja karyawan dapat
diketahui nilai tertinggi terdapat pada dimensi quantity of work dengan item
pernyataan tingkat hasil kerja melebihi target sebesar 0,869 dan nilai terendah
terdapat pada dimensi quality of work dengan item pernyataan tingkat karyawan
melaksanakan pekerjaan sesuai SOP sebesar 0,590. Hal tersebut dapat dinyatakan
bahwa seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat
dalam mengukur variabel kinerja karyawan yang digunakan dalam penelitian.
Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisa tes ini adalah
teknik kolerasi biasa, yakni kolerasi antara skor-skor tes yang divalidasikan
dengan skor-skor tes tolak ukurnya dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji
apakah koefisien validitas tersebut signifikan terhadap taraf signifikan tertentu,
artinya adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan, diuji
dengan rumus statistic t sebagai berikut:
√ √
(Sugiyono, 2013:257)
Keterangan:
r = koefisien korelasi
n = jumlah responden, (n-2 = dk, derajat kebebasan)
Keputusan pengujian validitas menggunakan taraf signifikansi dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Nilai t dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk = n-2 dan taraf signifikasi
a = 0,05
2. Jika thitung > ttabel maka instrumen valid
Hasil uji coba instrumen penelitian untuk variabel kemampuan
berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan tarak signifikansi item
instrumen yang diuji dengan rumus statistik t pada Tabel 3.7 sebagai berikut:
TABEL 3.7
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN TARAF SIGNIFIKANSI VARIABEL X1
(KEMAMPUAN)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
Knowledge
1 Tingkat pengetahuan yang dimiliki
karyawan
24,721 2,048 Valid
2 Tingkat kemampuan karyawan dalam
menguasai pekerjaannya
27,746 2,048 Valid
3 Tingkat kemampuan dalam mengikuti
pelatihan dibidangnya
23,455 2,048 Valid
4 Kemampuan karyawan untuk memiliki
ketertarikan terhadap bidang pekerjaannya
27,643 2,048 Valid
Skill
5 Kemampuan karyawan memiliki bakat dalam bidangnya
30,483 2,048 Valid
6 Tingkat kecepatan yang dilakukan
karyawan dalam menyelesaikan tugas pada tepat waktu
25,980 2,048 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows)
Berdasarkan Tabel 3.7 pada instrumen kemampuan dapat diketahui bahwa
thitung seluruh indikator lebih besar dari ttabel, sehingga dapat dinyatakan bahwa
seluruh indikator valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam
mengukur variabel X1 kemampuan. Dan dapat diketahui bahwa nilai tertinggi
terdapat pada dimensi skill dengan item pernyataan kemampuan karyawan
memiliki bakat dalam bidangnya yang bernilai 30,483. Sedangkan nilai terendah
terdapat pada dimensi knowledge dengan item pernyataan tingkat kemampuan
dalam mengikuti pelatihan dibidangnya yang bernilai 23,455. Berdasarkan hasil
uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan taraf signifikansi variabel
kemampuan, semua nilai thitung melebihi nilai ttabel, yang menunjukan bahwa
adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan. Berikut juga
dengan menggunakan taraf signifikansi variabel motivasi kerja sebagai variabel
eksogen kedua yang digunakan dalam penelitian berikut:
TABEL 3.8
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN TARAF SIGNIFIKANSI VARIABEL X2
(MOTIVASI KERJA)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
Need F or Achievement
1 Tingkat semangat karyawan untuk
berhasil dalam pekerjaan.
30,299 2,048 Valid
2 Tinggi keinginan karyawan berorientasi pada hasil kerja yang baik
33,935 2,048 Valid
3 Tingkat keinginan karyawan untuk
bekerja melebihi target yang ditetapkan perusahaan
36,229 2,048 Valid
4 Tingkat keinginan karyawan menghadapi tantangan demi kemajuan
27,228 2,048 Valid
5 Tingkat karyawan menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
28,580 2,048 Valid
6 Keinginan karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan cara yang inovatif.
44,714 2,048 Valid
Need F or Power
7 Tingkat keinginan karyawan untuk
mendapatkan promosi jabatan
22,732 2,048 Valid
8 Tingkat keinginan karyawan untuk
mempengaruhi rekan kerja
28,435 2,048 Valid
9 Tingkat keinginan karyawan untuk
dihormati dan dihargai oleh rekan kerja
29,856 2,048 Valid
10 Tingkat keinginan untuk bisa berpengaruh dalam lingkungan kerja
25,547 2,048 Valid
Need F or Affiliation
11 Tingkat hubungan karyawan dengan rekan kerja
32,342 2,048 Valid
12 Tingkat kepercayaan karyawan terhadap rekan kerja
31,798 2,048 Valid
13 Tingkat kepedulian karyawan dalam
membantu rekan kerja
47,535 2,048 Valid
14 Tingkat keinginan untuk bekerjasama dengan rekan kerja
31,002 2,048 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows)
Berdasarkan Tabel 3.8 pada instrumen variabel X2 motivasi kerja dapat
item pernyataan tingkat kepedulian karyawan dalam membantu rekan kerja
sebesar 47,535 dan nilai terendah terdapat pada dimensi need for power dengan
item pertanyaan tingkat keinginan karyawan untuk mendapatkan promosi jabatan
sebesar 22,732. Semua nilai thitung melebihi nilai ttabel, menunjukan bahwa adanya
koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.
Selanjutnya, hasil uji validitas instrumen penelitian dengan menggunakan
taraf signifikansi untuk variabel kinerja karyawan berdasarkan hasil perhitungan
validitas menunjukan bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner valid, karena
skor thitung lebih besar jika dibandingkan dengan skor ttabel yang bernilai 2,048.
Berikut ini Tabel 3.9 mengenai hasil uji validitas instrumen penelitian dengan
menggunakan taraf signifikansi variabel kinerja karyaawan yang pada penelitian
ini dijadikan sebagai variabel Y.
TABEL 3.9
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN PENELITIAN DENGAN MENGGUNAKAN TARAF SIGNIFIKANSI VARIABEL Y
(KINERJA KARYAWAN)
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
Quality of Work
1 Tingkat pencapaian hasil kerja sesuai dengan standar yang telah ditentukan
41,076 2,048 Valid
2 Tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP
44,714 2,048 Valid
3 Tingkat ketelitian dalam melaksanakan pekerjaan
37,902 2,048 Valid
4 Tingkat hasil kerja yang rapih sesuai dengan aturan
34,089 2,048 Valid
Quantity of Work
5 Tingkat penyelesaian hasil kerja sesuai dengan target yang telah ditentukan
28,745 2,048 Valid
6 Tingkat hasil kerja melebihi target 33,104 2,048 Valid
Interpersonal Effectiveness
7 Tingkat karyawan dan rekan kerja selalu berdiskusi dalam menyelesaikan masalah pekerjaan
35,521 2,048 Valid
Competencies
8 Tingkat kemampuan bekerjasama dengan atasan dan teman kerja
34,670 2,048 Valid
No Pernyataan thitung ttabe l Ket
mengenai pekerjaan
10 Tingkat penggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tepat
30,483 2,048 Valid
11 Tingkat keterampilan karyawan dengan pekerjaan yang diberikan
32,342 2,048 Valid
Job Knowledge
12 Tingkat penambahan pengetahuan yang mendukung pelaksanaan tugas
28,099 2,048 Valid
13 Tingkat penambahan pemahaman terhadap pedoman kerja.
28,707 2,048 Valid
14 Tingkat menambah keterampilan dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan
25,440 2,048 Valid
15 Tingkat kesesuaian pengetahuan yang
dimiliki dengan pekerjaan yang dilakukan
27,585 2,048 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SPSS 22.00 F or Windows)
Berdasarkan Tabel 3.9 pada instrumen variabel Y kinerja karyawan dapat
diketahui nilai tertinggi terdapat pada dimensi quantity of work dengan item
pernyataan tingkat karyawan melaksanakan pekerjaan sesuai SOP sebesar 44,714
dan nilai terendah terdapat pada dimensi job knowledge dengan item pernyataan
tingkat menambah keterampilan dalam menyelesaikan masalah pekerjaan sebesar
25,440. Hal tersebut dapat dinyatakan bahwa seluruh indikator valid dan dapat
digunakan sebagai alat ukur yang tepat dalam mengukur variabel kinerja
karyawan yang digunakan dalam penelitian.
3.2.6.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2012:175) “Reliabilitas adalah digunakan untuk mengukur berkali-kali menghasilkan data yang sama atau konsisten.” Uji
reliabilitas dilakukan untuk mendapat tingkat ketepatan (keterandalan atau
keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Reliabilitas
menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya
untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah
baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan
data yang dapat dipercaya juga. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat
Reliabilitas menunjukan tingkat keterandalan sesuatu. Sedangkan menurut
Susan Stainback dalam Sugiyono (2014:362) menyatakan bahwa “Reliabilitas
berkenaan dengan derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan”.
Selanjutnya Stainback dalam Sugiyono (2014:363) menyatakan bahwa penelitian
kuantitatif lebih menekankan pada aspek realibiltas , sedangkan kualitatif lebih
pada aspek validitas.
Sugiyono (2013:172) mengemukakan bahwa “Instrumen yang reliable adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama”. Jika suatu instrumen dapat dipercaya
maka data yang dihasilkan oleh instrumen teersebut dapat dipercaya (reliable)
atau dapat dilakukan (depenable). Pengujian reliabilitas instrumen dengan tentang
skor antara 1-7 menggunakan rumus Cronbach Alpha, yaitu:
(Suharsimi Arikunto 2010:239)
Keterangan :
= Reliabilitas instrumen
k = Banyak butir pertanyaan atau butir soal = Varian butir soal
= Jumlah varian butir soal
Untuk mendapatkan koefisien reliabilitas instrumen terlebih dahulu seperti
item tersebut dijumlahkan untuk mendapatkan jumlah varian item
Σ
,
langkahselanjutnya adalah melakukan perhitungan untuk mendapatkan varian total ( )
=
∑∑
(Suharsimi Arikunto, 2010:24)
Dimana :
= Harga varian total
�X2 = Jumlah kuadrat skor total
(�X)2 = Jumlah kuadrat dari jumlah skor total
N = Jumlah responden
Keputusan uji reliabilitas ditentukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika koefisien internal seluruh item rhtung > rta bel dengan tingkat signifikasi 5%
dan derajat kebebasan (dk = n) maka item pertanyaan dikatakan reliabel.
2. Jika koefisien internal seluruh item rhtung ≤ rta bel dengan tingkat signifikasi 5%
dan derajat kebebasan (dk = n) maka item pertanyaan dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan jumlah angket yang diuji kepada sebanyak 30 responden
dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan (df) n-2 (30-2=28) maka
didapat nilai rtabel sebesar 0,374. Hasil pengujian reliabilitas instrumen yang
dilakukan dengan bantuan program SPSS 22.0 for Windows diketahui bahwa
semua variabel reliabel, hal ini disebabkan nilai rhitung lebih besar dibandingkan
dengan nilai rtabel. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 3.10 berikut:
TABEL 3. 10
HASIL PENGUJIAN RELIABILITAS
No Variabel rhitung rtabe l Keterangan
1 Kemampuan 0,801 0,374 Reliabel
2 Motivasi Kerja 0,765 0,374 Reliabel
3 Kinerja Karyawan 0,784 0,374 Reliabel
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2015 (Menggunakan SP SS22.00 F or Windows)
3.2.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara untuk mengukur, mengolah dan
menganalisis data tersebut. Tujuan pengolahan data adalah untuk memberikan
keterangan yang berguna, serta untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, digunakan dua jenis analisis yaitu
analisis deskriptif analisis verifikatif. Analisis deskriptif digunakan untuk
menggambarkan karakteristik responden dan variabel penelitian, sedangkan
metode verifikatif digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan
dengan menggunakan uji statistik yang relevan. Alat penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada responden.
Kuesioner yang dibentuk merupakan penjabaran dari variabel-variabel yang
Dalam penelitian kuantitatif analisis data dilakukan setelah data seluruh
responden terkumpul. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Editing, yaitu pemerikasaan angket yang terkumpul setelah diisi oleh
responden menyangkut kelengkapan pengisian angket yang dilakukan oleh
responden dan pemerikasaan jumlah lembar angket.
2. Coding, yaitu pembobotan dari setiap item instrumen berdasarkan pada
pembobotan sebagai berikut: untuk jawaban positif rangking pertama dimulai
dari skor yang terbesar sampai dengan yang terkecil dan untuk jawaban
negatif ranking pertama dimulai dari skor yang terkecil sampai yang terbesar.
3. Tabulating, yaitu tabulasi hasil skoring yang dituangkan kedalam tabel
rekapitulasi secara lengkap untuk seluruh item setiap variabel, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Pemberian skor pada setiap item
Dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh kemampuan (X1) dan motivasi
kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y), dengan skala pengukuran
menggunakan skala semantic differential. Data yang diperoleh melalui
pengukuran dengan skala semantic differential adalah data interval.
Menurut Umar (2008:99) “Skala berusaha mengukur arti suatu objek atau
konsep bagi responden. Skala ini mengandung unsur evaluasi (misalnya:
bagus buruk, jujur tidak jujur), unsur potensi (aktif pasif, cepat lambat)”.
Dalam penelitian ini, pertanyaan dari angket terdiri dari 7 kategori sebagai
berikut:
Alternatif Jawaban
Sangat Setuju/Sangat Sesuai/Sangat
Mampu
Rentang Jawaban Sangat Tidak Setuju/ Sangat
Tidak Sesuai/Sangat Tidak Mampu 7 6 5 4 3 2 1
Positif 7 6 5 4 3 2 1
Sumber: modifikasi dari Asep Hermawan (2009:135)
c. Menyusun rangking skor pada setiap variabel penelitian
4. Menganalisis dan menafsirkan hasil perhitungan berdasarkan angka-angka
yang diperoleh dari perhitungan statistic.
5. Pengujian
Untuk menguji hipotesis dimana metode analisis yan digunakan dalam
penelitian kuantitatif ini adalah analisis verifikatif, maka dilakukan
analisis regresi linear ganda.
3.2.7.1 Analisis Data Deskrptif
Analisis deskriptif bertujuan mengubah kumpulan data mentah menjadi
mudah dipahami dalam bentuk informasi yang lebih ringkas. Analisis deskriptif
dapat digunakan untuk mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis
kolerasi dan membuat perbandingan dengan membandingkan rata-rata data
sampel atau populasi tanpa perlu diuji signifikasinya (Sugiyono, 2010:144).
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif untuk mendeskripsikan
variabel-variabel penelitian, antara lain:
1. Analisis deskriptif kemampuan (X1)
Variabel X1 terfokus pada penelitian terhadap kemampuan yang meliputi: 1)
Knowledge dan 2) Skill.
2. Analisis deskriptif motivasi kerja (X2)
Variabel X2 terfokus pada penelitian terhadap motivasi kerja yang melalui: (1)
self actualization needs, (2) self esteem needs, (3) ownership needs, (4) safe
needs, (5) fisiologis needs. (1) need for achievement (Kebutuhan Pencapaian),
(2) need for power( Kebutuhan Kekuatan), (3) need for affiliation (Kebutuhan
Hubungan)
3. Analisis deskriptif kinerja karyawan (Y)
Variabel Y terfokus pada penelitian terhadap kinerja karyawan yang meliputi:
(1) quality of work (kualitas pekerjaan), (2) quantity of work performed
(efektivitas hubungan interpersonal), (4) competencies (kompetensi) dan (5)
job knowladge (pengetahuan).
Analisis deskriptif yang menggunakan angket pada penelitian ini akan
dibantu oleh program SPSS melalui distribusi frekuensi. Untuk mengkategorikan
hasil perhitungan, digunakan kriteria penafsiran persentase yang diambil dari 0%
sampai 100%. Penafsiran pengolahan data berdasarkan batas-batas disajikan pada
Tabel 3.11 sebagai berikut.
TABEL 3.11
KRITERIA PENAFSIRAN HASIL PERHITUNGAN RESPONDEN
No Kriteria Penafsiran Keterangan
1 0% Tidak Seorangan
2 1% - 25% Sebagian Kecil
3 26% - 49% Hampir Setengahnya
4 50% Setengahnya
5 51% - 75% Sebagian Besar
6 76% - 99% Hampir Seluruhnya
7 100% Seluruhnya
Sumber: Moch. Ali (1985: 184)
3.2.7.2 Analisis Data Verifikatif
Teknik analisis data secara verifikatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analsisi linear ganda, karena penelitian ini menganalisis tiga
variabel. Analisis ini dipergunakan untuk menentukan seberapa kuatnya pengaruh
variabel independen (X1) yaitu kemampuan dan (X2) motivasi kerja terhadap
variabel dependen (Y) yaitu kinerja karyawan. Dengan menggunakan teknik
analisis linear ganda dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji untuk mengukur apakah data kita memiliki
distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistic parametric. Adapun
tujuan dari dilakukannya uji normalitas data adalah untuk mengetahui apakah
suatu variabel normal atau tidak. Pada penelitian ini, untuk mendeteksi apakah
data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak dilakukan dengan
berdistribusi normal apabila sebaran datanya terletak di sekitar garis diagonal
pada normal probability plot yaitu data kiri di bawah ke kanan atas. Berikut
Gambar 3.1 memperlihatkan normal probability plot yang digunakan untuk
mendeteksi apakah data yang akan digunakan berdistribusi normal atau tidak.
GAMBAR 3.1
GARIS NORMAL PROBABILITY PLOT
Untuk menetapkan kenormalan, kriteria yang berlaku adalah sebagai
berikut:
1. Tetapkan taraf signifikansi uji
2. Bandingkan dengan taraf signifikansi yang diperoleh
3. Jika signifikansi yang diperoleh > , maka sampel berasal dari populasi yang
berdistribusi normal
Jika signifikansi yang diperoleh < , maka sampel bukan berasal dari
populasi yang berdistribusi normal.
2. Uji Linearitas Data
Uji linearitas regresi variabel x atas variabel y, dimaksudkan untuk
mengetahui kemungkinan adanya hubungan linear antara variabel x dan variabel
y. Pengujian linearitas data dapat dibuktikan melalui Ftest (Husaini dan R.
Purnomo, 2008:113). Berdasarkan tabel ANOVA, dapat diketahui besarnya Fhitung
tabel F melalui DK pembilang (dk tuna cocok, k-2) dan dk penyebut (dk
kesalahan, n-k) dengan taraf kesalahan (a)=0,10. Dengan kriteria, penolakan
hipotesis:
Fhitung ≥ Ftabel maka H0 ditolak, H1 diterima dengan tingkat signifikansi < 0,05.
Jika sebaliknya Fhitung < Ftabel maka H0 diterima , H1 ditolak.
3. Uji Heterokedastisitas
Menurut Ghozali (2006: 105) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance residual dari
satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda disebut heteroskedatisitas. Akibat terjadinya heteroskedastisitas maka
setiap terjadi perubahan pada variabel terikat mengakibatkan errornya (residual)
juga berubah sejalan atau kenaikan atau penurunannya. Dengan kata lain
konskuensinya apabila variabel terikat bertambah maka kesalahan juga akan
bertambah (Gujarati, Damodar N., 1988: 401). Model regresi yang baik adalah
homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Gejala heteroskedastisitas
diuji dengan metode Glejser dengan cara menyusun regresi antara nilai absolut
residual dengan variabel bebas. Apabila masing-masing variabel bebas tidak
berpengaruh signifkan terhadap absolut residual (ɑ = 0,05) maka dalam model
regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
Adapun kriteria yang digunakan dalam uji heteroskedastisitas dalam
metode Glejser adalah nilai thitung ≤ ttabel dan nilai signifikansi ≥ 0,05, sehingga
dapat disimpulkan data tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. (Suliyanto,
2011:96)
4. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi
linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
ada problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi.
Gejala autokorelasi dideteksi dengan melakukan uji Durbin Watson (d).
Hasil perhitungan Durbin Watson (d) dibandingkan dengan dtabel pada ɑ = 0,05.
Tabel d memiliki dua nilai, yaitu nilai batas atas (du) dan nilai batas bawah (dL)
untuk berbagai nilai n dan k. Jika:
d < dL ; terjadi autokorelasi positif
d > 4 - dL ; terjadi autokorelasi negatif
du< d < 4 – du; tidak terjadi autokorelasi
dL< d < du atau 4 – du< d < 4 – dL ; pengujian tidak meyakinkan
5. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (indepandent). Jika variabel bebas
saling berkorelasi maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal
adalah variabel bebas yang nilai korelasinya antar sesama variabel bebas sama
dengan nol. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas ialah sebagai berikut:
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris
sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebasnya banyak yang
tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat.
2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel bebeas. Jika ada
korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90 maka hal ini
mengindikasi adanya multikolinearitas
3) Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya
Variance Inflation F actor (VIF).
6. Analisis Korelasi
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menghitung
dengan menggunakan analisis korelasi yang bertujuan mencari hubungan antara
variabel yang diteliti. Untuk perhitungan koefisien korelasi dalam penelitian ini
Korelasi ganda merupakan hubungan secara bersama-sama antara X1 dan
X2 terhadap Y. Pada penelitian ini korelasi ganda yang dimaksud merupakan
hubungan antara variabel kemampuan, motivasi kerja, dan kinerja karyawan.
R
yx
1x
2 =√
(Sugiyono: 2012:256) Keterangan :
R = Koefisien validitas item yang dicari X = Skor yang diperoleh subjek seluruh item
Y = Skor total
∑ = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
ry. X1. Y2 = Korelasi antara variabel X1 dan X2 secara dengan variabel Y Ryx1 = Korelasi antara X1 dengan Y
Ryx2 = Korelasi antara X2 dengan Y Rx1x2 = Korelasi antara X1 dengan X2
Selanjutnya untuk mengetahui koefisien korelasi kuat rendahnya hubungan
pengaruh Kemampuan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Karyawan
(Y), digunakan klasifikasi koefisien korelasi pada Tabel 3.12 dibawah ini:
TABEL 3.12
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2010:95)
6. Analisis Linear Ganda
Menurut Sugiyono (2012:277), “Analisis regresi berganda digunakan oleh
dependent, bila dua atau lebih variabel independent sebagai faktor prediktor
dimanipulasi”. Regresi linear berganda rumus umumnya ialah: Y = a + b1X1+b2X2+…+bnX (Muhammad Idrus, 2009:186)
Keterangan:
Y : variabel terikat (kinerja karyawan)
a : konstanta
b1,b2` : koefisien regresi
X1,X2 : variabel bebas (kemampuan dan motivasi kerja)
Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, diperlukan rumus-rumus
sebagai berikut:
a = Y-b1X1-b2X2
b1 = (∑ (∑ ) ∑ )(∑ ∑ ) ∑ ∑ (Muhammad Idrus, 2009:186)
b2 = (∑ (∑ ) ∑ )(∑ ∑ ) ∑ ∑
Rumus-rumus yang diperlukan untuk menghitung a, b1, dan b2 adalah
sebagai berikut :
1.∑ ∑ ∑
2.∑ ∑ ∑
3.∑ ∑ ∑
4.∑ ∑ ∑ ∑ (Muhammad Idrus, 2009:186)
5.∑ ∑ ∑ ∑
6.∑ ∑ ∑ ∑
X1 dan X2 dikatakan dipengaruhi Y jika berubahnya nilai X1 dan X2 akan
menyebabkan adanya perubahan nilai Y, artinya naik turunnya X1 dan X2 akan
membuat nilai Y juga ikut naik turun. Dengan demikian, nilai Y ini akan
bervariasi namun nilai Y yang bervariasi tersebut tidak semata-mata disebabkan
oleh X1 dan X2 karena masih ada faktor lain yang menyebabkannya.
Koefisien determinasi adalah kuadrat koefisien korelasi. Koefisien
determinasi digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y, sehingga diketahui besarnya persentase pengaruh variabel X terhadap
Y. koefisien determinasi dapat diketahui dengan rumus yang dikemukakan
Riduwan (2010:81), yaitu:
Keterangan:
KD : Koefisien determinasi r : Koefisien korelasi 100% : Konstanta
Untuk mengetahui kuat lemahnya pengaruh antara variabel X terhadap variabel Y
dapat dikategorikan sebagai berikut:
TABEL 3.13
PEDOMAN UNTUK MEMBERIKAN INTERPRETASI PENGARUH (GUILF ORD)
Koefisien Korelasi Klasifikasi
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2011:84)
3.2.7.3 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan data interval setelah menggunakan skala
semantic differential seperti yang dijelaskan dalam operasionalisasi variabel
sebelumnya, maka setelah data penelitian berskala interval selanjutnya akan
ditentukan pasangan data variabel indepoenden dari semua sampel penelitian.
menghitung korelasi antar variabel yang akan diberi hubungannya. Korelasi
merupakan angka yang menunjukan arah dan kuatnya hubungan antar dua
variabel atau lebih.
Objek penelitian yang menjadi variabel bebas atau independent variabel
yaitu kemampuan (X1) dan motivasi kerja (X2), sedangkan kinerja karyawan (Y).
Hipotesis tersebut digambarkan pada Gambar 3.2 berikut:
GAMBAR 3.2 MODEL REGRESI
Keterangan:
X1 : Variabel kemampuan
X2 : Variabel motivasi kerja
Y : Variabel kinerja karyawan
: Residu (variabel lain diluar X yang berpengaruh) kearah variabel akibat (endogenus) dinyatakan oleh besarnya nilai numeric dari variabel eksogenus.
Sebagai langkah terakhir dari analisis data adalah pengujian hipotesis.
Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan harus menggunakan uji statistik
yang tepat. Hipotesis penelitian akan diuji dengan mendeskripsikan hasil analisis
regresi linear ganda. Untuk uji global regresi dilakukan dengan uji F sebagai
berikut:
(Anwar Sanusi, 2011:143)
Keterangan:
F : F hitung yang selanjutnya dibandingkan dengan F table
µ
SSR : Keragaman regresi SSE : Keragaman kesalahan k : Jumlah variabel bebas n : Jumlah sampel penelitian
Bila Fhitung > Ftable, maka Ho ditolak dan Ha dietrima
Bila Fhitung≤ Ftable, maka Ho diterima dan Ha ditolak
Untuk menguji keberartian koefisien korelasi antara variabel X dan Y
dilakukan dengan membandingkan thitung dan ttabel yaitu dengan rumus sebagai
berikut:
(Anwar Sanusi, 2011:144)
Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis pengaruh yang diajukan
harus dicari terlebih dahulu nilai dari thitung dan dibandingkan dengan nilai dari
satu pihak, yaitu uji pihak kanan, maka:
thitung> ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
thitung≤ ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan
keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis 1
Ho : ≤ 0 :artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap
kinerja karyawan.
Ha : > 0 :artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan terhadap
kinerja karyawan.
Hipotesis 2
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan
Ha : > 0 : artinya terdapat pengaruh positif dari motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan.
Hipotesis 3
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan
Ha : > 0 : artinya terdapat pengaruh positif dari kemampuan dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan.
Hipotesis 4
Ho : ≤ 0 : artinya tidak terdapat hubungan positif antara kemampuan dengan
motivasi kerja
Ha : > 0 : artinya terdapat hubungan positif antara kemampuan dengan