• Tidak ada hasil yang ditemukan

D ADP 1201639 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "D ADP 1201639 Chapter5"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan temuan lapangan yang sudah dijelaskan di Bab IV,

disimpulkan bahwa instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum

menetapkan seluruh kebijakan tentang manajemen pembiayaan dan

implementasi hasil riset dalam rangka mencapai visi dan melaksanakan misi

organisasi. Walaupun setiap instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU

secara regulasi dapat memanfaatkan fleksibilitas manajemen pembiayaan riset

sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005

Tentang Badan Layanan Umum, namun instansi pemerintah yang

menerapkan PK-BLU baru dapat menetapkan kebijakan tentang kriteria

seleksi proposal riset; pola kerjasama dalam perencanaan kebutuhan riset dan

pengelolaan alih teknologi hasil riset; mekanisme monitoring, evaluasi dan

pelaporan penggunaan biaya riset; dan pengelolaan alih teknologi hasil riset.

Namun demikian, instansi pemerintah yang menerapkan PK-BLU belum

menetapkan kebijakan tentang standar biaya dan komponen pembiayaan riset;

pola kerjasama dalam komersialaisasi hasil risetdan pengelolaan dampak

komersialisasi hasil riset.

Fleksibilitas BLU dan PTN-BH belum dimanfaatkan instansi pemerintah

yang menerapkan PK-BLU untuk menentukan standar biaya khusus dalam

aktivitas riset, baik dalam pengelolaan biaya riset yang bersumber dari

internal maupun eksternal. UNS, UPI, dan BPTP sebagai lembaga pelaksana

riset masing-masing sudah menetapkan kebijakan standar dan kriteria seleksi

proposal riset yang berlaku secara internal. Sementara LPDP sebagai

lembaga pemberi biaya riset sudah menetapkan kebijakan standar dan

kriteria seleksi proposal riset yang berlaku secara intenal dan eksternal.

Keempat instansi pemerintah masih menggunakan standar biaya umum

(2)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

dengan status BLU dan UPI sebagai PTN-BH belum menetapkan kebijakan

standar biaya khusus untuk pembiayaan riset. Begitu juga BPTP dan LPDP

sebagai lembaga yang menerapkan PK-BLU belum menetapkan kebijakan

standar biaya dan komponen pembiayaan riset.

Implementasi kebijakan dan pola kerja sama pengelolaan riset antara

UNS dan UPI dengan mitra riset tidak mengalami hambatan dari segi regulasi

pemerintah, karena mempunyai fleksibilitas dalam pengelolaan pendanaan

dan dapat memotong siklus normal pengelolaan keuangan negara, khususnya

tentang PNBP, namun masih terbatas pada perencanaan kebutuhan riset

institusi dan pengelolaan alih teknologi hasil riset dengan tingkat kesiapan

teknologi (TKT skala 6). Artinya belum sampai pada tingkat komersialisasi

hasil riset ke ranah industri yang langsung menunjang pembangunan

ekonomi Indonesia (TKT skala 9) dan pengelolaan dampak komersialisasi

hasil riset berupa royalti.

Pembobotan aspek administrasi pembiayaan dan aspek substansi riset

dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi riset belum seragam di instansi

pemerintah PK-BLU, dan cenderung difokuskan pada aspek substansi riset,

sehingga dalam mekanisme pelaporan penggunaan pembiayaan riset

dipandang kurang akuntabel.

Unit khusus yang dibentuk di instansi pemerintah PK-BLU untuk alih

teknologi hasil riset belum mampu berperan sebagai inkubasi bisnis atau unit

transfer teknologi yang merupakan media bisnis ke arah start up company

atau spin-off company. Sementara LPDP sebagai lembaga pemberi dana riset

mengarahkan seluruh hasil riset yang dibiayai dalam bentuk RISPRO ke

tahap alih teknologi paten atau bentuk kekayaan intelektual lainnya.

Kebijakan komersialisasi hasil riset oleh perguruan tinggi BLU belum

mampu memenuhi harapan perguruan tinggi untuk mengkomersialkan hasil

risetnya dalam bentuk spin-off university, start-up company, atau joint

venture. Hal ini menunjukkan belum sinkronnya kebijakan BLU yang

mengatur fleksibilitas manajemen pembiayaan perguruan tinggi dengan

(3)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

memanfaatkan fleksibilitasnyauntuk menentukan standar manajemen

komersialisasi yang mampu memenuhi kebutuhan industri dan/atau

masyarakat. Sementara UNS dan BPTP sebagai instansi BLU terkendala oleh

regulasi keuangan negara dalam komersialisasi hasil riset ke tingkat industri

masal.

Sesuai regulasi perguruan tinggi dengan status PTN-BH dan status BLU

mempunyai kewenangan untuk menentukan tarif layanan riset dan dampak

komersialisasi produk dalam bentuk royalti. Namun demikian, UPI dengan

status PTN-BH belum menetapkan tarif layanan internal royalti riset, di pihak

lain UNS dan BPTP yang berstatus BLU sudah menetapkan tarif layanan

royalti riset.

B. Implikasi

Model manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset pada instansi

pemerintah yang menerapkan PK-BLU mempunyai implikasi positif bagi

lembaga pemberi bantuan dana riset, lembaga riset, dan mitra riset, serta bagi

bangsa Indonesia secara keseluruhan. Penjelasan implikasi untuk setiap

lembaga adalah sebagai berikut.

1. Bagi Lembaga Pemberi Bantuan Dana Riset

a. Standardisasi seleksi proposal dapat meningkatkan kualitas proposal

riset yang diterima dari lembaga riset;

b. Standardisasi besaran biaya dan komponen pembiayaan riset dapat

memudahkan verifikasi biaya riset yang diberikan kepada periset;

c. Pola kerja sama riset dengan mitra industri dapat meningkatkan

pembiayaan riset secara keseluruhan sehingga mampu menghasilkan

produk riset yang lebih berkualitas;

d. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan riset dan

penggunaan dana riset yang efektif dapat meningkatkan efektivitas

riset dan akuntabilitas penggunaan dana riset;

e. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan pendapatan lembaga

(4)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Lembaga Riset

a. Standardisasi seleksi proposal dapat meningkatkan kualitas proposal

riset baik yang diajukan kepada lembaga riset internal maupun kepada

lembaga pemberi bantuan dana riset;

b. Standardisasi besaran biaya dan komponen pembiayaan riset dapat

meningkatkan produktivitas riset melalui perolehan hibah atau

bantuan pembiayaan riset dari lembaga pemberi bantuan dana riset;

c. Pola kerja sama riset dengan lembaga pemberi dana riset dan mitra

industri dapat meningkatkan pembiayaan riset dan menumbuhkan

minat periset untuk meningkatkan kesiapan teknologi hasil riset

dan/atau tingkat kesiapan inovasi produk riset ke arah komersialisasi

atau implementasi;

d. Mekanisme monitoring dan evaluasi pelaksanaan riset dan

penggunaan dana riset yang efektif dapat meningkatkan efektivitas

riset dan akuntabilitas penggunaan dana riset;

e. Pengelolaan alih teknologi hasil riset yang efektif dapat meningkatkan

produktivitas riset khusunya bagi kelompok periset yang mempunyai

hak kekayaan intelektual dapat dijamin dan dihargai baik secara

akademik maupun secara finansial;

f. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan pendapatan lembaga

riset secara finansial berupa royalti atau tumbuhnya industri pemula

(star-up company) lingkungan lembaga riset dan spin off company,

dan joint venture di lingkungan lembaga riset.

3. Bagi Mitra Riset

a. Pola kerja sama riset dengan lembaga riset dan lembaga pemberi dana

riset dapat meningkatkan pembiayaan riset secara keseluruhan

sehingga mampu menghasilkan produk riset yang lebih berkualitas;

b. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan kualitas proses atau

(5)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

mempunyai tingkat kesiapan teknologi yang tepat dan mampu

mendorong inovasi hasil riset.

4. Bagi bangsa Indonesia

a. Pengelolaan alih teknologi hasil riset yang efektif berupa kekayaan

intelektual dalam bentuk paten atau kekayaan intelektual lainnya

mampu meningkatkan tingkat produktivitas nasional dan tingkat

inovasi nasional;

b. Komersialisasi hasil riset dapat meningkatkan kualitas produk riset

dan produktivitas nasional yang mampu bersaing di tingkat

internasional;

c. Tumbuhnya industri pemula (star-up company) dan spin-off company

dan joint venture berbasis riset akan berdampak pada penguatan

ekonomi nasional.

Tabel berikut menggambarkan hubungan implikasi ketujuh komponen

pembahasan riset bagi lembaga pemberi bantuan dana riset, lembaga riset,

mitra riset, dan bangsa Indonesia.

(6)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu Komponen

X = Tidak Mempunyai Implikasi

C. Rekomendasi

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang disajikan dalam Bab

IV, direkomendasikan untuk penyempurnaan kebijakan dan implementasi

manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset pada instansi

pemerintah yang menerapkan PK-BLU, sebagai berikut.

Pertama,pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan agar mengkaji

ulang PP 23/2005 tentang Badan Layanan Umum (BLU) dalam rangka

sinkronisasi kebijakan alih teknologi hasil riset dan komersialisasi hasil riset

di lingkungan perguruan tinggi yang menerapkan PK-BLU agar mampu

meningkatkan hilirisasi hasil riset dalam bentuk lisensi atau kerja sama (start

up company, spin-off company, dan joint venture).

Kedua, pemerintah dalam hal ini Menteri Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi agar menetapkan Tingkat Kesiapan Teknologi

(Technology Readiness Level) dan Tingkat Kesiapan Inovasi (Innovation

Readiness Level) sebagai acuan kebijakan hilirisasi hasil riset.

Ketiga, pemerintah dalam hal ini Menteri Keuangan dan Menteri

Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi merumuskan kebijakan pembiayaan

riset dalam bentuk block grantuntuk jangka waktu pelaksanaan riset yang

(7)

Mohammad Sofwan Effendi, 2015

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN DAN IMPLEMENTASI HASIL RISET PADA INSTANSI PEMERINTAH YANG MENERAPKAN PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM (PK-BLU)

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

Keempat, lembaga riset dan PTN BLU dapat menerapkan model

manajemen pembiayaan dan implementasi hasil riset sebagai bagian di

(8)

Gambar

Tabel berikut menggambarkan hubungan implikasi ketujuh komponen

Referensi

Dokumen terkait

Beberpa hal yang menjadi penyebab surplus material di lapangan ditemukan beberapa penyebab sebagai berikut Tidak terjadinya integrasi antara MTO menggunakan sistem manual via excel

We tested the speed-up of the D-TIN parallel algorithm using different type of point sets and the results of the experiments shows that the method of dynamic strips partitioning

Pentingnya melakukan penilaian usaha yaitu untuk mengetahui penilaian investasi terhadap usaha peternakan Curug Farm sehingga menghindari penanaman modal yang terlalu besar untuk

Wilayah pesisir di Desa Keffing dan Desa Kway sangat strategis untuk pengembangan kegiatan perikanan karena memiliki karakteristik sumberdaya perikanan yang

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG. FORMULIR

Urgensi Pidana Mati terhadap pelaku Tindak Pidana Korupsi dalam upaya pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia, dianggap masih sangat penting penjatuhannya terhadap

Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dari penelitian tentang peningkatan pembelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Blekatuk Purworejo,maka dapat

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Bagaimana Pengelolaan LAZIS di lembaga Amil Zakat Infaq Shodaqoh Muhammadiyah (LAZISMU) Kabupaten Kendal dalam perspektif Good