BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dalam lingkup keilmuan
manajemen sumber daya manusia adalah rendahnya tingkat semangat kerja
pegawai di Badan Usaha Milik Negara.Salah satu perusahaan Badan Usaha milik
Negara yang dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada para
pelanggannya adalah PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM).
Suatu organisasi perlu memperhatikan sumber daya manusia yang kelak
akan membantu pencapaian tujuan. Namun fenomena saat ini jumlah pegawai
yang memiliki Semangat kerja rendah masih cukup banyak, sehingga proses
pencapaian tujuan pun terhambat. Tingkat kepedulian pegawai di Perusahaan pada
saat ini diindikasikan telah banyak mengalami penurunan. Salah satu hal yang
mencerminkan rendahnya Semangat pegawai adalah tingginya pegawai yang tidak
bekerja sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan atau
organisasi.
PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM) yang beralamat di Jalan
Lembong Nomor 11 Bandung adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) yang bergerak dibidang Telekomunikasi di Indonesia yang melayani
sambungan telepon nirkabel tidak bergerak,layanan komunikasi seluler,serta
layanan internet dan juga dibidang media dan edutainment. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi.
Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan
membuka Kompetisi pasar bebas dengan demikian Telkom tidak lagi memonopoli
telekomunikasi Indonesia.Oleh karena itu para pegawai mempunyai fungsi untuk
memberikan pelayanan yang terbaik kepada para konsumen, memelihara dan
mengembangkan produknya untuk bisa bersaing dengan para Perusahaan
pesaingnya dan juga sebagai salah satu Badan usaha milik negara di bidang
2
Muhamad Deri Julian, 2015
Pengaruh Insentif Terhadap Semangat Kerja Pegawai D i Bagian Marketing Pt Telkom Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
disebutkan maka Telkom memiliki peranan yang sangat penting dalam mengelola
SDM khususnya para pegawai. Telkom agar segala mematuhi peraturan yang
berlaku bagi Pegawai agar dapat berjalan dengan lancar, oleh karena itu
diperlukan profesionalisme kerja yang salah satu indikatornya adalah Semangat
Kerja pegawainya.
Rendahnya semangat kerja pegawai PT Telekomunikasi Indoneisa
(TELKOM) Bandung dapat terlihat dari tingkat ketidakhadiran pegawai selama
Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan Tanpa Alasan Bagian Marketing PT TELKOM (PERSERO) BANDUNG
Bulan
4
Muhamad Deri Julian, 2015
Pengaruh Insentif Terhadap Semangat Kerja Pegawai D i Bagian Marketing Pt Telkom Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Melihat tabel di atas dapat kita lihat bahwa tingkat ketidakhadiran
karyawan tanpa alasan cukup fluktuatif.Untuk lebih jelasnya di sini penulis
memberikan grafik rekapitulasi ketidakhadiran karyawan yang dinyatakan
dalam bentuk gambar.
Sumber : PT Telkom Indonesia (Data Diolah)
Gambar 1. 1
Grafik Rekapitulasi Ketidakhadiran Karyawan
Melihat grafik di atas kita dapat mendeskripsikan bahwa tingkat
ketidakhadiran selama 5 tahun ke belakang cukup tinggi dengan persentase
ketidakhadiran paling tinggi adalah pada tahun 2013 sebanyak 15%..
Pada tahun 2009 tingkat ketidakhadiran tertinggi berada di angka 14%,
tahun berikutnya yakni tahun 2010 tingkat ketidakhadiran cenderung tetap,
tercatat tingkat ketidakhadiran tertinggi di angka 14%. Di tahun 2011 angka
tertinggi ketidakhadiran menurun menjadi 8%, kemudian menurun di tahun 2012
menjadi 11%, dan tahun 2013 tercatat tingkat ketidakhadiran tertinggi yakni 15%.
Ketidakhadiran karyawan yang cukup tinggi ini mengindikasikan bahwa telah
terjadi penurunan semangat kerja karyawan di PT TELKOM Bandung.
Selain banyaknya karyawan yang mangkir, penuturan hasil wawancara
dengan bapak Rony Ruchiyat mengatakan bahwa sebagian besar karyawan sering
datang terlambat. Menurut beliau keterlambatan karyawan ini berkisar antara
10-20 menit dari jam kerja yang sudah di tetapkan. Selain keterlambat karyawan
beliau juga mengatakan bahwa setiap karyawan tidak selalu mencapai target
perusahaan yang sudah ditetapkan. PT Telkom Indonesia Bandung ini setiap
harinya di tuntut untuk mencapai target sesuai dengan kebutuhan.
Dapat diasumsikan bahwa seorang karyawan yang memiliki semangat
kerja yang tinggi maka akan memiliki sikap disiplin dan berusaha untuk datang
dan pulang sesuai dengan jam kerja yang telah ditentukan perusahaan, dan
sebaliknya seorang karyawan yang memiliki semangat kerja yang rendah tidak
akan memiliki sikap disiplin dan selalu datang terlambat dan pulang tidak sesuai
dengan jam kerja yang telah ditetapkan perusahaan. Fakta tingkat kemangkiran
karyawan yang tinggi pada data diatas membuktikan bahwa karyawan pada di PT
Telkom Indonesia Bandung cenderung memiliki semangat kerja yang rendah.
Selain data kemangkiran yang tinggi, fakta lain yang menyatakan bahwa semangat
kerja rendah yaitu adalah tingkat kedisiplinan karyawan yang juga rendah.
Fenomena lain yang menyebutkan bahwa semangat kerja karyawan rendah
di PT Telkom Indonesia Bandung adalah dapat dilihat dari data laju turn over
karyawan dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012. Laju turn over karyawan
dapat dilihat dari data di bawah ini :
Tabel 1. 2
Laju Turnover Karyawan Tahun 2010 s/d 2012
Tahun Jumlah Karyawan yang
Masuk
Jumlah Karyawan
yang Resign
Jumlah Karyawan
Per31 Desember
Laju Turn over
(%)
2010 15 20 140 14%
2011 15 15 143 10%
2012 11 11 142 8%
6
Muhamad Deri Julian, 2015
Pengaruh Insentif Terhadap Semangat Kerja Pegawai D i Bagian Marketing Pt Telkom Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Laju turn over merupakan perpindahan atau keluar masuknya karyawan
honorer. Perpindahan karyawan ini dapat mengganggu dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Laju turn over dikatakan tinggi ketika sudah melampaui batas 5%.
Pada data karyawan tahun 2010 s/d 2012 di nyatakan bahwa laju turn over
disetiap tahunnya terjadi secara pluktuatif atau turun naik. Hal ini berarti
membuktikan bahwa laju turn over karyawan bagian marketing PT Telkom
Indonesia Bandung ini tinggi. Rendahya semangat kerja karyawan tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor , antara lain: diiduga disebabkan oleh rendahnya
tanggung jawab, dan diiduga disebabkan oleh tidak ada nya pemberian reward
Jika tidak ditangani secara cepat dan tepat, masalah rendahnya semangat
kerja karyawan ini akan memberikan dampak buruk bagi semua pihak. Oleh
karena itu perlu dilakukan tindakan yang dapat membangkitkan kembali semangat
kerja karyawan.Motivasi merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam
menggerakan bawahan, oleh karena itu perlu adanya upaya untuk menumbuhkan
semangat kerja karyawan oleh pihak manajemen.
Produktivitas menjadi salah satu yang sangat penting dengan
memanfaatkan perilaku pegawai yang mempunyai kemungkinan bekerja seadanya
saja atau tidak optimal jika menerima pembayaran (gaji) yang tetap tanpa ada
tambahan apapun, sebaliknya jika pegawai menerima reward (dalam bentuk
insentif atau bonus) para pegawai ini akan terpacu untuk bekerja dengan seoptimal
mungkin dan memberikan yang terbaik untuk perusahaan. Insentif merupakan
suatu strategi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan/organisasi yang bertujuan
untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam menghadapai persaingan
yang semakin ketat dalam dunia bisnis.
Sehingga dapat diketahui bahwa tujuan pemberian insentif adalah untuk
meningkatkan produktivitas kerja pegawai agar pegawai tersebut memberikan
kontribusi yang maksimal terhadap perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau
organisasi mengharapkan adanya kekuatan atau semangat yang timbul dalam diri
arti lebih produktif agar tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan/instansi dapat
terpenuhi sedangkan bagi pegawai sebagai salah satu alat pemuas kebutuhannya
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa melalui insentif
yang dilakukan perusahaan akan meningkatkan semangat kerja bagi karyawannya.
Berpangkal dari uraian permasalahan di atas, mendorong penulis
melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Insentif terhadap Semangat
Kerja Pegawai Di Bagian Marketing PT Telkom Bandung
1.2 Identifikasi dan Pembatasan masalah
Inti dari kajian penelitian ini adalah mengenai semangat kerja pada PT
Telkom Bandung. Menurut uraian sebelumnya yang mengatakan bahwa semangat
kerja di PT Telkom tersebut mengalami penurunan maka perlu beberapa
pendekatan untuk meningkatkan semangat kerja karyawannya.
Menurut Nawawi (2003:115) faktor yang mempengaruhi semangat kerja
diantaranya adalah faktor minat terhadap pekerjaan, faktor upah/gaji, faktor sosial
berdasarkan jabatan, faktor kondisi Insentif, faktor tujuan yang mulia terhadap
pengabdian, hubungan manusiawi yang dikembangkan. Dan berdasarkan hasil
kajian secara empirik mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
karyawan di PT Telkom Bandung menyebutkan bahwa faktor determinan yang
paling berpengaruh terhadap semangat kerja adalah masalah Upah/Gaji. Oleh
karena itu masalah semangat kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam
perspektif pemberian Insentif
1.3 Rumusan Masalah
Dari uraian identifikasi masalah maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini yaitu :
1. Bagaimana gambaran tingkat insentif di PT Telkom Indonesia
Bandung?
2. Bagaimana gambaran tingkat semangat kerja karyawan di PT Telkom
Indonesia Bandung ?
8
Muhamad Deri Julian, 2015
Pengaruh Insentif Terhadap Semangat Kerja Pegawai D i Bagian Marketing Pt Telkom Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan ruang lingkup permasalahan yang telah diuraikan, penelitian
ini memiliki tujuan untuk mendapatkan gambaran empiris mengenai pengaruh
insentif dengan Semangat kerja pegawai pada Perusahaan Telkom Jalan Lembong
Bandung. Adapun tujuan yang ingin di capai adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat insentif pada PT Telkom
Indonesia Bandung.
2. Untuk mengetahui gambaran tingkat Semangat kerja yang dicapai
pegawai PT Telkom Indonesia Bandung.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat insentif terhadap
Semangat kerja pegawai di PT Telkom Indonesia Bandung.
1.5 Kegunaan Penelitian
Penelitian ini akan memberikan dua macam manfaat, yaitu manfaat teoritis
dan manfaat praktis
1. Secara Teoritis
Menambah pengalaman dan pengetahuan bagi peneliti, serta
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang juga bermanfaat bagi
generasi yang akan datang,dan dijadikan studi banding bagi peneliti
berikutnya yang berkaitan dengan masalah insentif terhadap semangat
kerja pegawai di lembaga tersebut.
2. Secara Praktis
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang
berharga kepada berbagai pihak.Bagi peneliti sendiri,dapat
memberikan pengetahuan, pengalaman dan pemahaman mengenai
teori insentif dan semangat kerja diaplikasikan dilapangan. Sedangkan
bagi Perusahaan, hasil penelitian ini dijadikan bahan masukan dan