• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (Studi Pada Kantor Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini, kita telah berada di era globalisasi yang menuntut kita untuk terus mengikuti segala perkembangan yang ada baik dari kemajuan bidang teknologi maupun bidang lainnya. Begitu pula halnya dengan organisasi, baik itu organisasi pemerintahan maupun organisasi swasta yang dituntut dapat lebih maju ditengah persaingan bebas baik dari segi sumber daya manusia maupun teknologi yang akan berdampak pada kemajuan dan keberhasilan organisasi tersebut. Kesuksesan suatu organisasi didukung oleh keberhasilan manajemen di dalam organisasi tersebut begitu pula halnya dengan kesusksesan manajemen juga didukung dari ketersediaan sumber informasi yang merupakan faktor sentral dalam aktivitas suatu organisasi. Keberhasilan suatu informasi dalam mendukung kegiatan organisasi tergantung pada tiga faktor utama yaitu keserasian data dan mutu, pengorganisasia data, dan tata cara penggunaannya (Cook, 1977:37).

(2)

juga mendorong organisasi untuk menerapkan Sistem Informasi Manajemen (SIM).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan sebuah bidang yang mulai berkembang sejak tahun 1960an. Walau tidak terdapat konsensus tunggal, secara umum SIM didefinisikan sebagai sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan sebuah organisasi. SIM menggambarkan suatu unit atau badan yang khusus bertugas untuk mengumpulkan berita dan memprosesnya menjadi informasi untuk keperluan manajerial organisasi dengan memakai prinsip sistem. Dikatakan memakai prinsip sistem karena berita yang tersebar dalam berbagai bentuknya dikumpulkan, disimpan serta diolah dan diproses oleh satu badan yang kemudian dirumuskan menjadi suatu informasi.

Di Indonesia, dalam suatu organisasi milik pemerintahan permasalahan yang masih sering terjadi yaitu mengenai sumber daya manusianya seperti masih banyaknya pegawai yang tidak disiplin dan menyalahgunakan kewenangannya. Tidak hanya itu pengelolaan data informasi tentang pegawai yang kurang up to date terkadang membuat data yang ada tidak valid dan hasil yang didapatkan

(3)

salah satunya dengan cara membuat atau membangun Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG).

SIMPEG adalah sebuah Sistem Informasi yang dirancang sebagai solusi untuk menangani berbagai hal dalam pengurusan kepegawaian mulai dari penyimpanan dan pemusatan data secara terkomputerisasi hingga menangani berbagai macam laporan yang berhubungan dengan kepegawaian sehingga memudahkan untuk meningkatkan kebutuhan Administrasi kepegawaian. Sistem Informasi ini sebagai jawaban terhadap Manajemen Kepegawaian untuk memantapkan administrasi Kepegawaian sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan informasi data pegawai yang cepat, tepat, akuntabel, dan up to date.

Pada umumnya hampir semua Badan Kepegawaian Daerah yang ada di Indonesia telah menerapkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian begitu pula dengan Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi. Dengan menerapkan Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian tersebut berarti Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi telah melaksanakan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 17 Tahun 2000 yang bertujuan untuk mewujudkan penyempurnaan manajemen di bidang kepegawaian, penyusunan pedoman pelaksanaan manajemen kepegawaian, peningkatan penyelenggaraan administrasi kepegawaian, pengawasan dan pengendalian kepegawaian, serta pembangunan sistem informasi manajemen kepegawaian.

(4)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimana Implementasi SIMPEG (Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian) pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi?”

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disini adalah untuk menjawab semua permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan masalah tersebut diatas. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi SIMPEG (sistem informasi manajemen kepegawaian) Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui usaha apa saja yang dilakukan untuk lebih mengoptimalkan SIMPEG (sistem informasi manajemen kepegawaian) Pada Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi.

(5)

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Secara Subyektif

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berfikir, pengetahuan, wawasan, dan mengembangkan kemampuan menulis berdasarkan kajian teori yang diperoleh dari Ilmu Administrasi Negara.

2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi pemerintah khususnya Badan Kepegawaian Daerah Kota Jambi. 3. Secara Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah kemampuan berpikir secara ilmiah dan memberikan kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung bagi kepustakaan Departemen Ilmu Administrasi Negara.

1.5. Kerangka Teori

(6)

mana peneliti menyoroti masalah yang dipilih. Pedoman tersebut disebut juga dengan kerangka teori. Kerangka teori diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti.

1.5.1. Kebijakan Publik

Menurut Chander dan Plano (Tangkilisan, 2003) kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Kebijakan publik merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan secara terus menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas. Pengertian kebijakan publik menurut Chander dan Plano dapat diklasifikasikan kebijakan sebagai intervensi pemerintah. Dalam hal ini pemerintah mendayagunakan berbagai instrumen yang dimiliki untuk mengatasi persoalan publik.

Menurut James E. Anderson, kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan yang dibangun oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah, dimana implikasi dari kebijakan tersebut adalah :

1. Kebijakan publik selalu memiliki tujuan tertentu atau mempunyai tindakan-tindakan yang berorientasi pada tujuan.

2. Kebijakan publik berisi tindakan-tindakan pemerintah.

(7)

4. Kebijakan publik yang diambil bisa bersifat dalam arti merupakan tindakan pemerintah mengenai segala sesuatu masalah tertentu, atau bersifat negatif dalam arti merupakan keputusan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu.

5. Kebijakan pemerintah setidak-tidaknya dalam arti positif didasarkan pada

peraturan perundangan yang bersifat mengikat dan memaksa.

Kebijakan publik menurut Thomas Dye (dalam Subarsono,2005:2) adalah apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan (public policy is whatever governments choose to do or not to do). Defenisi menurut Dye

mengandung makna bahwa (1) kebijakan publik dibuat oleh badan pemerintahan bukan organisasi swasta.(2) kebijakan publik menyangkut pilihan yang harus dilakukan atau tidak dilakukan oleh badan pemerintah.

Dari beberapa pengertian tersubut, maka dapat disimpulkan bahwa kebijakan publik yakni merupakan suatu bentuk intervensi yang dilakukan pemerintah untuk memecahkan suatu masalah yang terjadi dimasyarakat dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa kebijakan publik adalah setiap keputusan yang dibuat oleh negara untuk merealisasikan tujuan negara.

1.5.2. Implementasi Kebijakan

(8)

diseleksi. Kamus Webster dalam Wahab (1997:64), pengertian implementasi dirumuskan secara pendek bahwa “to implement” (mengimplementasikan) berarti “to provide means for carrying out; to give practical effect to” (menyajikan sarana untuk melaksanakan sesuatu; menimbulkan dampak/ berakibat sesuatu).

Jones (Tangkilisan, 2003:18) implementasi merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus usaha-usaha untuk mencari apa yang akan dan dapat dilakukan. Dengan demikian implementasi mengatur kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penempatan suatu program kedalam tujuan kebijakan yang diinginkan.

Implementasi kebijakan adalah bagian dari rangkaian proses kebijakan publik. Proses kebijakan adalah suatu rangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut urutan waktu, penyusunan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, dan penilaian kebijakan. Proses yang perlu ditekankan disini adalah bahwa tahap implementasi kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan dan saran-saran ditetapkan atau diidentifikasi oleh keputusan-keputusan kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi terjadi hanya setelah undang-undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut (Winarno, 2002:102).

(9)

Menurut Robert Nakamura dan Frank Smallwood hal-hal yang berhubungan dengan implementasi kebijakan adalah keberhasilan dalam mengevaluasi masalah dan kemudian menerjemahkan ke dalam keputusan-keputusan yang bersifat khusus (Tangkilisan, 2003:17).

Sedangkan menurut Pressman dan Wildavsky (1984), implementasi diartikan sebagai interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan dengan cara untuk mencapainya (Tangkilisan, 2003:17).

Keberhasilan implementasi kebijakan program dan ditinjau dari tiga faktor menurut Rippley dan Franklin (dalam Tangkilisan, 2003:21) yaitu :

1. Prespektif kepatuhan (compliance) yang mengukur implementasi dari kepatuhan atas mereka.

2. Keberhasilan impIementasi diukur dari kelancaran rutinitas dan tiadanya persoalan.

3. Implementasi yang herhasil mengarah kepada kinerja yang memuaskan semua pihak terutama kelompok penerima manfaat yang diharapkan. Suatu kebijakan (publik) dikatakan berhasil bila dalam implementasinya mampu menyentuh kebutuhan kepentingan publik. Pertanyaannya adalah ketika suatu kebijakan tidak lagi memenuhi kepentingan publik, bagaimana bisa disebut sebagai kebijakan yang berhasil. Peters (dalam Tangkilisan, 2003:22)mengatakan bahwa:

(10)

kepada para pelaksana dari isi kebijakan itu; isi kebijakan, dimana implementasi kebijakan dapat gagal karena masih samarnya isi atau tujuan kebijakan atau ketidaktepatan atau ketidaktegasan internal ataupun eksternal kebijakan itu sendiri; dukungan, dimana implementasi kebijakan publik akan sangat sulit bila pada pelaksanaannya tidak cukup dukungan untuk kebijakan tersebut; pembagian potensi, dimana hal ini terkait dengan pembagian potensi di antaranya para aktor implementasi dan juga mengenai organisasi pelaksana dalam kaitannya dengan diferensiasi tugas dan wewenang”.

Menurut Edward III dalam Subarsono (2005:89) implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat variabel, yakni :

1. Komunikasi

Pemerintah sebagai pihak yang berperan langsung dalam mengimplementasi kebijakan/program telah mentransmisikan (mengirimkan) perintah-perintah implementasi sesuai dengan keputusan yang telah dibuat kepada kelompok sasaran sehingga akan mengurangi distorsi implementasi. Perintah yang diterima harus jelas, apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan tidak jelas, atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.

2. Sumberdaya

(11)

manusia, diperlukan juga sumberdaya financial, yang dapat berupa kewenangan atau otoritas yaitu hak untuk mengeluarkan jaminan, mengeluarkan perintah untuk pejabat lain, menarik dana dari sebuah program, memberikan dana, bantuan teknik, membeli barang dan jasa, pengawasan serta mengeluarkan cek untuk para warga, atau bisa juga disebut dengan adanya fasilitas fisik, yang disediakan oleh implementator sebagai persediaan yang esensial, yang bisa menunjang implementasi kebijakan atau program

3. Disposisi

Disposisi adalah watak dan karakteristik yang harus dimiliki oleh implementator, seperti, komitmen, kejujuran, dan sifat demokratis. Apabila implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia dapat menjalankan kebijakan dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif.

4. Struktur Birokrasi

(12)

Gambar 1.1 Model Implementasi Edward III

Sumber : Subarsono, 2005

1.5.3 Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) 1.5.3.1 Pengertian Sistem Informasi Manajemen

Menurut Gordon B. Davis (1974:3) dalam bukunya yang berjudul Management Information System: Conceptual Foundations, Structure, and

Development,mengemukakan belum ada persetujuan mengenai istilah sistem

informasimanajemen: “There is no agreement of the term Management Information system”. Hal ini senada dengan George M. Scott (2004:100) yang

menyatakanmakna dari istilah sistem informasi manajemen ini ternyata masih longgar. DiIndonesia sendiri Sistem Informasi Manajemen mulai diadaptasi sekitar tahun1970an.

(13)

Sedangkan W. Kumorotomo dan S.A Margono (2004:7) menyatakan bahwa pada umumnya apabila orang membicarakan tentang sistem informasi manajemen yang tergambar adalah suatu sistem yang diciptakan untuk melaksanakan pengolahan data yang akan dimanfaatkan oleh suatu organisasi. Pemanfaatan data disini dapat berarti penunjang tugas-tugas rutin, evaluasi terhadap prestasi organisasi, atau untuk pengambilan keputusan oleh organisasi tersebut.

Selanjutnya Wing Wahyu Winarno (2006:2) menyimpulkan bahwa pengertian Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah sekumpulan komponen yang saling bekerja sama, yang digunakan untuk mencari data, mengolah data dan menyajikan informasi untuk para pembuat keputusan agar dapat membuat keputusan dengan baik. Komponen sistem informasi yang paling utama adalah teknologi komunikasi, teknologi komputasi, dan teknologi informasi. Teknologi komunikasi digunakan untuk mengirimkan data dari satu tempat atau alat ke tempat atau alat yang lain. Teknologi komputasi adalah berbagai perangkat yang digunakan untuk mengolah data. Sedangkan teknologi informasi adalah berbagai metode untuk menyajikan berbagai bentuk informasi ke berbagai pihak yang memerlukannya.

(14)

yang saling berinteraksi untuk menyediakan data dan informasi yang tepat pada waktunya kepada pihak-pihak di dalam maupun di luar organisasi yang berkompeten (Parker dalam W. Kumorotomo dan S.A. Margono, 2004:16).

Kriteria bagi suatu SIM yang efektif adalah bahwa sistem tersebut dapat memberikan data yang cermat, tepat waktu, dan yang penting artinya bagi perencanaan, analisis, dan pengendalian manajemen untuk mengoptimalkan pertumbuhan organisasi.

1.5.3.2 Pengertian Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) Sistem informasi manajemen kepegawaian dirancang untuk mendukung efisiensi dan efektifitas kinerja kepegawaian pemerintah daerah dengan mengacu kepada Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. SIMPEG merupakan sistem informasi yang dibangun untuk memenuhi kebutuhan pengelolaan kepegawaian di Pemerintah Daerah yang efektif dan efisien. SIMPEG dapat menghasilkan suatu platform data dan informasi yang memungkinkan dihasilkannya output laporan yang berguna untuk kepentingan manajerial. Dengan demikian, pengambil keputusan dapat mengolah informasi tersebut menjadi bahan untuk pengambilan keputusan yang valid dan akurat.

(15)

penyimpanan meliputi pusat data dan bank data serta perangkat komunikasi yang saling berkaitan, bergantung, dan saling menentukan dalam rangka penyediaan informasi di bidang kepegawaian” (Keputusan Mendagri No. 17 Tahun 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Depdagri dan Pemda).

Tujuan SIMPEG di lingkup pemerintahan:

1. Untuk mendukung Sistem Manajemen PNS yang rasional dan pengembangan SDM di aparatur Pemerintah.

2. Mewujudkan data kepegawaian yang mutakhir dan terintegrasi.

3. Menyediakan Informasi PNS yang akurat untuk keperluan perencanaan, pengembangan, kesejahteraan, dan pengendalian PNS.

4. Membantu kelancaran pekerjaan di bidang kepegawaian, terutama pembuatan laporan.

Manfaat SIMPEG antara lain:

1. Memberikan informasi yang cepat, tepat dan akurat mengenai kepegawaian.

2. Membantu menganalisis personal yang pantas untuk duduk pada suatu posisi tertentu di organisasi.

3. Pengelolaan data yang lebih mudah.

4. Memberikan sistem kesejahteraan yang optimal sesuai prestasi yang dicapai .

Keuntungan SIMPEG Online (Berbasis Intranet/ Internet): 1. Dapat memelihara satu data besar secara bersama-sama

(16)

4. Berbagi sumber daya misalnya pemakaian satu printer untuk beberapa komputer yang terhubung dalam jaringan computer

5. Mempermudah komunikasi dalam suatu lingkungan kerja, misalnya dengan adanya program E-mail atau Chatting

Sedangkan Shawn P. Mc. Carthy (Senior Analyst and Program Manager at IDC Government Insights) dalam Government Computer News

menyatakanbahwa teknologi informasi di manajemen pemerintahan seharusnya: 1. Dikelola oleh ahli informasi yang memiliki keahlian teknik untuk

memecahkan masalah sistem informasi. Hal ini agar dapat mempercayakan pada keahliannya dan menyetting sisi politik dan kerugian teknologi.

2. Memberi penghargaan manajer yang mempunyai keahlian IT mendasar. Sebagian besar manajer supervisi tidak memiliki keahlian IT sehingga berpotensi melewatkan sesuatu yang berharga.

3. Hindari membuang waktu dan uang.

4. Hindari ketergantungan. Tidak ada solusi yang sempurna. Beberapa teknologi yang lain mungkin bisa lebih baik, tetapi satu-satunya solusi adalah kerjasama tim.

(17)

Di dalam Keputusan Mendagri No. 17 Tahun 2000 tentang Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian Depdagri dan Pemda dijelaskan bahwa elemen yang ada di dalam SIMPEG meliputi:

1. Formulir Isian Pegawai

Formulir Isian Pegawai adalah formulir yang berisikan kumpulan data pegawai di Pemerintah Daerah.

2. Pembangunan Database

Yaitu serangkaian kegiatan pembentukan database yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data, dan pengamanan serta perawatan sistem.

3. Pembangunan Sistem

(18)

1.6. Definisi Konsep

Konsep adalah istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. (Singarimbun, 1995:37).Oleh karena itu, untuk mendapatkan batsan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka peneliti mengemukakan defenisi konsep dari penelitian ini adalah:

1. Kebijakan Publik adalah pemanfaatan srategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah.

2. Implementasi adalah adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baik oleh individu-individu / pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang telah digariskan dalam keputusan kebijakan.

3. Sistem Informasi Manajemen Kepegawaian (SIMPEG) merupakan suatuaplikasi perangkat lunak (software) yang dipergunakan untuk mengelola data-datakepegawaian di lingkungan Pemerintah Daerah yang terintegrasi dan menyeluruh

1.7. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini menggunakan sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

(19)

tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep serta sistematika penulisan.

BAB II METODE PENELITIAN

Pada bab ini memuat bentuk pnelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini memaparkan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi, serta struktur organisasi.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat hasil pengumpulan data dilapangan. Dalam bab ini akan dicantumkan semua data yang diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian selama proses penelitian. BAB V ANALISIS DATA

Bab ini memuat hasil analisis data-data yang diperoleh saat penelitian dilakukan dan memberikan interpretasi terhadap masalah yang diteliti.

BAB VI PENUTUP

Gambar

Gambar 1.1 Model Implementasi Edward III

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut diperlukan kebijakan, strategi dan upaya dari pemerintah secara optimal dengan dukungan dari berbagai pihak sehingga sila ke-5

Predator yang termasuk ke dalam kelompok aphidophaga dan coccidophaga didominasi oleh Ordo Coleoptera sebanyak 72,73% dan 87,5% di dalamnya didominasi oleh

Data rendemen, massa jenis, viskositas kinematik, angka penyabunan, angka asam, gliserol total, dan kadar metil ester dianalisa dengan SPSS 13 sehingga ada tidaknya

Nah sekarang kita akan berlatih mengembangkan ornamentasi ritmis maupun melodis musik populer dalam bentuk ansambel, yang akan ditampilkan pada kegiatan pementasan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berbatasan dengan 10 negara di wilayah laut, dengan demikian Indonesia mempunyai peran dalam politik luar negeri/internasional

(3) Apabila dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah lewat dan Bupati tidak memberi suatu keputusan, permohonan yang diajukan oleh Wajib Pajak

Analisis kelayakan dari aspek pasar dan pemasaran menunjukan bahwa Pembangunan Pasar Hewan di Kabupaten Bekasi sudah selayaknya segera dilaksanakan mengingat