1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur ke hadirat Illahi Rabbi, karena
berkatNya-lah, tulisan yang cukup sulit ini dapat diselesaikan. Mengapa penulis menyebutnya sulit? Karena masalah G 30 S adalah masalah yang tidak sederhana, rumit. Namun semuanya harus disederhanakan, karena buku ini memang dimaksudkan untuk bacaan bagi siswa-siswa SMU dan juga Guru-guru SMU.
Materi buku ini bukan sesuatu yang baru, karena sudah ada lebih dari 20 penulis (sejarawan, wartawan, peneliti) yang membahas tentang G 30 S. Buku ini kebanyakan mengambil bahan dari buku Malam Bencana 1965 dalam Belitan Krisis Nasional, yang baru saja terbit, di mana penulis ikut menulis sebanyak 2 (dua) bab dalam buku tersebut. Buku yang ditulis oleh 15 orang sejarawan tersebut cukup kompleks sehingga bila ditampilkan secara lebih sederhana, maka diharapkan siswa-siswa SMU yang membaca buku ini bisa lebih mudah memahami peristiwa G 30 S ini.
2
Heryawan, yang telah memungkinkan penerbitan dan peluncuran buku ini terlaksana.
Akhirul kata, terima kasih kepada Ananda Anjani yang telah membantu membuat lay-out buku ini dan juga kepada Sdr. Herry Dim yang telah membuatkan disain sampul yang cocok.
DAFTAR ISI
Hal
SAMBUTAN GUBERNUR JAWA BARAT...i
KATA PENGANTAR...iii
DAFTAR ISI...iv
BAB I PENDAHULUAN...1
BAB II KONDISI SOSIAL POLITIK SEBELUM 30 SEPTEMBER 1965...8
a.. Partai Komunis Indonesia...8
b.. Presiden Soekarno...38
c.. Tentara Nasional Indonesia- Angkatan Darat (TNI-AD)...44
BAB III JALANNYA PERISTIWA...51
a.. Persiapan...51
b. Malam Bencana...55
c. Akhir Kudeta...66
BAB IV OPERASI PENUMPASAN...69
a. Latar Belakang Tindakan...69
b.. Reaksi ABRI dan Masyarakat...74
c.. Pasca G 30 S di daerah-daerah ...75
BAB V PERKEMBANGAN DI JAKARTA PASCA G 30 S...87
a. Tritura... 87
4
c. Reformasi...92
BAB VI DAMPAK PERISTIWA G 30 S DI JAWA BARAT...96
a. Situasi di Bandung...96
b. Gerakan Lokal 99
c. Korban G 30 S dan Pasca G 30 S...105
d. PKI Jawa Barat Bubar Sendiri...108
PENUTUP...112
PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir ini, kita membaca di jejaring sosial, berbagai komentar, opini, tentang Peristiwa G 30 S, yang kadang-kadang memutarbalikkan fakta. Entah karena ketidaktahuan, atau kesengajaan. Peristiwa itu sudah 47 tahun berlalu, namun luka sejarah bangsa itu masih terasa memedihkan hati.
Berbagai tulisan tentang peristiwa yang terjadi pada tanggal 30 September 1965/ Satu Oktober 1965 itu banyak ditulis orang, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Baik berupa karya ilmiah (disertasi) ataupun laporan ilmiah, bisa juga berupa memoar atau biografi, bahkan novel. Ya, rekonstruksi sejarah itu sah-sah saja ditulis berkali-kali, bukankah sejarah adalah “dialog antara masa lalu dan masa kini “, demikian kata E.H. Carr. Bapak sejarawan dunia, Leopold von
Ranke (1795-1886) menyatakan bahwa sejarah itu: “wie est eigentlicht gewesen ist” (haruslah ditulis sebagaimana ia terjadi). Namun, tak mungkin hal itu dicapai 100 %. Dengan metode sejarah kritis, paling tidak rekonstruksi sejarah harus diusahakan bersifat obyektif.
Hingga saat ini, ada beberapa buku yang membahas Peristiwa G-30-S. Pertama, adalah buku resmi yang dikeluarkan pemerintah dengan judul Gerakan
30 September, Pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Dalam buku yang