• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Profil Komitmen Organisasi Pada Guru Tetap di SDK 2 "X" Program Matius Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Profil Komitmen Organisasi Pada Guru Tetap di SDK 2 "X" Program Matius Bandung."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

i Universitas Kristen Maranatha Program MATIUS Bandung.

Penelitian menggunakan teori Meyer & Allen (1997) menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah suatu keadaan psikologis yang merupakan karakteristik hubungan antara anggota dengan organisasinya, dan mempunyai implikasinya berupa keputusan untuk berhenti atau terus menjadi anggota organisasi tersebut. Komitmen organisasi didasari oleh tiga aspek yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment. Dilihat dari tinggi rendahnya tiga aspek tersebut akan membentuk 8 tipe profil komitmen organisasi.

Alat ukur yang digunakan adalah modifikasi alat ukur yang dibuat oleh Meyer & Allen yaitu Organizational Commitment Questioner (OCQ). Berdasarkan hasil uji vaiditas diperoleh nilai 0,303 sampai 0,887 dan reliabilitas alat ukur untuk affective commitment 0,85; continuance commitment 0,841; dan normative commitment 0,764 (reliabilitas tinggi).

Berdasarkan pengolahan data diperoleh hasil 39,1% guru di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung memiliki profil komitmen organisasi affective tinggi, continuance rendah, normative tinggi. Dengan demikian sebagian besar guru bertahan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung dikarenakan kecintaan guru terhadap organisasi dan rasa tanggung jawab terhadap organisasi, dan bukan karena kerugian yang diperoleh apabila meninggalkan organisasi.

(2)

vi Universitas Kristen Maranatha LEMBAR PENGESAHAN...

ABSTRAK...i

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...vi

DAFTAR BAGAN...ix

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR LAMPIRAN...xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah...1

1.2Identifikasi Masalah...10

1.3Maksud Dan Tujuan Penelitian...10

1.3.1 Maksud Penelitian...10

1.3.2 Tujuan Penelitian...11

1.4Kegunaan Penelitian...11

1.4.1 Kegunaan Teoritis...11

1.4.2 Kegunaan Praktis...11

1.5Kerangka Pikir...11

1.6Asumsi Penelitian...21

(3)

vii Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Antesenden dari Komitmen Organisasi...25

2.1.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Komitmen Organisasi...27

2.1.5 Konsekuensi Komitmen Terhadap Organisasi...30

2.1.6 Pengukuran Komitmen...30

2.2Teori Perkembangan Masa Dewasa...32

2.2.1 Teori Perkembangan Dewasa Awal...32

2.2.2 Teori Perkembangan Dewasa Madya...33

2.3Guru...35

2.3.1 Pengertian Guru...35

2.3.2 Tugas dan Kewajiban Guru...36

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian...39

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional...40

3.2.1 Variabel Penelitian...40

3.2.2 Definisi Operasional...40

3.3 Alat Ukur...40

3.3.1 Alat Ukur Komitmen Organisasi...40

3.3.2 Sistem Penilaian...42

(4)

viii Universitas Kristen Maranatha

3.5 Populasi Penelitian dan Tehnik Sampling...48

3.5.1 Populasi Penelitian...48

3.5.2 Karakteristik Populasi...48

3.6 Tehnik Analisis Data...48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil ...51

4.1.1 Gambaran Responden Penelitian...51

4.1.1.1 Gambaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………51 4.1.1.2 Gambaran Responden Berdasarkan Usia………...52 4.1.1.3 Gambaran Responden Berdasarkan Status Pernikahan………….52 4.1.1.4 Gambaran Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir………..53 4.1.1.5 Gambaran Responden Berdasarkan Lama Kerja………...53 4.1.2 Hasil Penelitian...54

4.2 Pembahasan...55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...64

5.2 Saran...65

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RUJUKAN

(5)
(6)
(7)

xi Universitas Kristen Maranatha Lampiran 1. Kuesioner Profil Komitmen Organisasi

Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Kuesioner Profil Komitmen Organisasi Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Profil Komitmen Organisasi Lampiran 4. Hasil Penelitian

Lampiran 5. Tabulasi Silang Profil Komitmen Organisasi Dengan Data Penunjang

Lampiran 6. Tabel Persentase Data Penunjang Profil Komitmen Organisasi Lampiran 7. Tipe Profil Komitmen Organisasi Semua Responden Dan Data

(8)

Saya mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha Bandung, bermaksud mengumpulkan data kepada guru-guru di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi.

Sehubungan dengan itu, saya memohon bantuan dan kerjasama Bapak / Ibu untuk meluangkan waktunya dalam mengisi angket ini. Data yang Bapak / Ibu berikan akan sangat bermanfaat sehingga saya mengharapkan kesungguhan Bapak / Ibu dalam mengisi angket sesuai dengan kenyataan yang ada dan menggambarkan diri Bapak / Ibu yang sebenarnya.

Data dan identitas Bapak / Ibu akan saya jamin kerahasiannya dan hanya dipergunakan untuk keperluan dalam penelitian ini.

Terima kasih atas kerjasamanya.

Hormat saya,

Peneliti

================================================================ Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Menyatakan bersedia mengisi angket yang dipergunakan dalam rangka penelitian untuk penyusunan skripsi dan bersedia apabila data dan identitas saya dalam angket ini dipergunakan untuk keperluan dalam penelitian.

(9)

Dimohon untuk mengisi pertanyaan-pertanyaan berikut sesuai dengan diri Bapak /Ibu :

1. Jenis kelamin : L / P*

2. Usia : ...tahun

3. Status pernikahan : menikah / belum menikah* 4. Jumlah anak : ...orang

5. Jumlah yang ditanggung sampai saat ini : ...orang 6. Pendidikan terakhir : SMA / S1 / S2* 7. Fakultas / Jurusan : ...

8. Lama kerja : ...tahun

9. Mengajar bidang studi : ... (* coret yang tidak perlu)

Bapak / Ibu diminta untuk memilih jawaban atau mengisi pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan bapak / ibu.

1. Menurut Bapak / Ibu, pekerjan Bapak / Ibu sebagai guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung... (jawaban boleh lebih dari satu)

a. Bervariasi b. Monoton c. Menantang d. Berat

(10)

pada prilaku Bapak / Ibu saat bekerja di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung? a. Ada, contohnya ___________________________________________ b. Tidak ada, alasannya _______________________________________ 3. Apakah Bapak / Ibu mengetahui peran dan tanggung jawab Bapak / Ibu di SDK 2

“X” Program MATIUS Bandung?

a. Tidak tahu, alasan ________________________________________ b. Tahu, sebutkan ___________________________________________ c. Bingung, alasan ___________________________________________ 4. Bagaimana pandangan Bapak / Ibu terhadap tugas dan tanggung jawab Bapak / Ibu

sebagai guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung?

a. Tugas dan tanggung jawab jelas dan dapat dilakukan dengan baik. b. Tugas dan tanggung jawab tidak jelas tetapi dapat dilakukan dengan

baik.

c. Tugas dan tanggung jawab tidak jelas dan tidak dapat dilakukan dengan baik.

d. _______________________________________________________ 5. Bagaimana perasaan Bapak / Ibu terhadap kebijakan yang diberikan oleh yayasan

dan kepala sekolah SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung mengenai tugas dan tanggung jawab sebagai guru tetap?

a. Tidak puas dengan kebijakan yayasan dan kepala sekolah. b. Puas dengan kebijakan yayasan dan kepala sekolah. c. Bingung dengan kebijakan yayasan dan kepala sekolah.

(11)

Bapak / Ibu harapkan? 8. Saat fasilitas (lab, perpustakaan, lapangan, laptop, alat peraga, internet, komputer,

dll) tidak dapat menunjang proses belajar mengajar, Bapak / Ibu akan ... a. Tetap mengajar hanya dengan fasilitas yang ada.

b. Mengajukan permohonan kepada pihak sekolah untuk menyediakan fasilitas tersebut.

c. Memodifikasi fasilitas yang ada agar sesuai dengan apa yang bapak / ibu innginkan

d. ______________________________________________________ 9. Bapak / Ibu diminta mempersiapkan bahan – bahan untuk menunjang

pembelajaran. Menurut Bapak / Ibu hal tersebut...(jawaban boleh lebih dari satu) a. Mengasah kreatifitas

b. Menjadi beban tersendiri c. Membuang waktu

d. Menambah semangat mengajar

(12)

KUESIONER

Pada kuesioner ini, Bapak / Ibu diminta untuk memilih satu diantara empat pilihan jawaban yang paling sesuai dengan diri Bapak / Ibu . Berikan tanda check list (√) pada kolom yang sesuai dengan pilihan jawaban Bapak / Ibu.

SS = Sangat Sesuai dengan diri Bapak / Ibu. S = Sesuai dengan diri Bapak / Ibu.

TS = Tidak sesuai dengan diri Bapak / Ibu.

STS = Sangat Tidak sesuai dengan diri Bapak / Ibu.

Terima kasih,

Peneliti

(13)

Aspek No. Pernyataan SS S TS STS Program MATIUS Bandung dengan orang lain. 3. Masalah yang ada di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung adalah masalah saya juga. 4. Saya merasa SDK 2 “X” Program MATIUS

Bandung sudah menyatu dengan kehidupan saya.

8. Saya lebih suka menghindari pembicaraan tentang SDK 2 “X” Program MATIUS

(14)

commitment Program MATIUS Bandung, karena belum mendapatkan kesempatan kerja lain yang lebih menguntungkan.

10. Saat ini saya akan mendapatkan banyak kerugian secara finansial apabila saya meninggalkan SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

11. Untuk sekarang ini, saya tetap bertahan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung karena saya

membutuhkan penghasilan dan fasilitas yang sekolah berikan.

12. Saya merasa beban kerja di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung tidak sesuai dengan keuntungan yang saya dapatkan.

13. Salah satu alasan utama saya tetap bertahan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung,

adalah karena di sekolah lain mungkin saya tidak akan mendapatkan segala keuntungan seperti yang saya dapatkan disini.

(15)

MATIUS Bandung saya akan mudah mendapat pekerjaan lain.

16. Jika saya harus meninggalkan SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung dalam waktu dekat saya tidak merasakan adanya kerugian finansial yang berarti.

Normative commitment

17. Berpindah-pindah pekerjaan itu tidak baik, maka saya tetap bertahan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

18. Alasan utama saya bertahan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, karena saya merasakan adanya tanggung jawab secara moral terhadap sekolah.

19. Saya merasa telah berkhianat apabila saya meninggalkan SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

20. Bagi saya loyalitas adalah suatu hal yang penting, sehingga saya harus loyal terhadap SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

(16)

terhadap SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, oleh karenanya saya tetap bertahan di sekolah ini.

23. Saya merasa hal-hal yang berhubungan dengan SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung

bukanlah merupakan tanggung jawab saya sebagai guru.

(17)

TABEL UJI VALIDITAS

KUESIONER PROFIL KOMITMEN ORGANISASI

PER KOMPONEN

Kriteria yang digunakan :

< 0,300 : tidak valid atau tidak dapat digunakan

> 0,300 : valid atau dapat digunakan

AFFECTIVE COMMITMENT

(18)

NORMATIVE COMMITMENT

Item valid : 6

Item tidak valid : 1 No.

Item

Jumlah Keterangan

18 0,630 valid

19 0,303 valid

20 0,887 valid

21 0,514 valid

22 0,288 tidak valid

23 0,483 valid

(19)

TABEL UJI RELIABILITAS

KUESIONER PROFIL KOMITMEN ORGANISASI PER KOMPONEN

Komponen

Cronbach’s Alpha

Affective commitment

0,857

Continuance Commitment

0,841

Normative Commitment

0,764

Tabel di atas menunjukkan hasil pengujian reliabilitas dengan menggunakan

koefisien Cronbach’s Alpha terhadap komponen Affective Commitment,

Continuance Commitment, dan Normative Commitment. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa secara keseluruhan, berdasarkan kriteria dari guiltford (1991;

Metoda Statistika; Prof. Dr. Sudjana) bahwa alat ukur Profil Komitmen

(20)

HASIL PENELITIAN

Tipe Profil Frekuensi Persentase

(21)

GAMBARAN RESPONDEN

Data Pribadi

o Jenis Kelamin

o Usia

o Status Pernikahan

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Perempuan

Usia Frekuensi Persentase

20-34 tahun

Status Pernikahan Frekuensi Persentase

(22)

o Jumlah Anak

o Jumlah Tanggungan

o Pendidikan Terakhir

Jumlah Anak Frekuensi Persentase

0

Jumlah Tanggungan Frekuensi Persentase

0

Pendidikan Terakhir Frekuensi Persentase

(23)

o Fakultas / Jurusan

o Lama Kerja

Lama Kerja Frekuensi Persentase

< 10 tahun

Fakultas/Jurusan Frekuensi Persentase

(24)

o Bidang Studi

Jumlah Bidang Studi Frekuensi Persentase

1 bidang studi

o Pandangan Terhadap Gaji

o Pandangan Terhadap Fasilitas

Gaji Frekuensi Persentase

Kurang Sesuai

Fasilitas Frekuensi Persentase

(25)

o Respon Terhadap Fasilitas untuk KBM

o Peran dan Tanggung jawab

o Pandangan Terhadap Job Desk

Fasilitas KBM Frekuensi Persentase

Memodifikasi fasilitas

Tetap mengajar apa adanya

Mengajukan permohonan pada sekolah

15

Peran & Tanggung Jawab Frekuensi Persentase

Tahu

Job Desk Frekuensi Persentase

Jelas & Baik

Tidak Jelas & Baik

Tidak Jelas & Tidak Baik

Jelas & Tidak Baik

(26)

o Pandangan Terhadap Kebijakan Organisasi

o Pandangan Terhadap Variasi Kerja

Pandangan terhadap pekerjaan frekuensi persentase bervariasi / menantang

Kebijakan Organisasi Frekuensi Persentase

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)

TABEL PERSENTASE DATA PENUNJANG 1. TIPE 6 : Afe(T) - Con(R) - Nor(T)

Tabel 6.1 Usia

20-34 tahun 35-45 tahun

5 (55,6%) 4 (44,4%)

Tabel 6.2 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

0 0 9(100%)

Tabel 6.3 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

7(77,8%) 2(22,2%)

Tabel 6.4 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

3(33,3%) 6(66,7%)

Tabel 6.5 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

(36)

Tabel 6.6 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

1(11,1%) 7(77,8%) 1(11,1%)

Tabel 6.7 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

3(33,3%) 0 6(66,7%)

Tabel 6.8 Variasi Kerja

Beban Mengasah

20-34 tahun 35-45 tahun

4 (66,7%) 3 (33,3%)

Tabel 6.10 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

(37)

Tabel 6.11 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

5(83,3%) 1(16,7%)

Tabel 6.12 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

4(66,7%) 2(33,3%)

Tabel 6.13 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

4 (66,7%) 2 (33,3%)

Tabel 6.14 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

1(16,7%) 4(66,7%) 1(16,7%)

Tabel 6.15 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

(38)

Tabel 6.16 Variasi Kerja

20-34 tahun 35-45 tahun

1 (50,0%) 1 (50,0%)

Tabel 6.18 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

0 0 2(100%)

Tabel 6.19 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

2(100%) 0

Tabel 6.20Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

(39)

Tabel 6.21 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

2 (100%) 0

Tabel 6.22 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 2(100%) 0

Tabel 6.23 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 0 2(100%)

Tabel 6.24 Variasi Kerja

Beban Mengasah

20-34 tahun 35-45 tahun

(40)

Tabel 6.26 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

1(50,0%) 0 1(50,0%)

Tabel 6.27 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

2(100%) 0

Tabel 6.28 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

1(50,0%) 1(50,0%)

Tabel 6.29 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

1 (50,0%) 1 (50,0%)

Tabel 6.30 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

(41)

Tabel 6.31 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

1(50,0%) 1(50,0%) 0

Tabel 6.32 Variasi Kerja

Beban Mengasah

20-34 tahun 35-45 tahun

0 2 (100%)

Tabel 6.34 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

1(50,0%) 0 1(50,0%)

Tabel 6.35 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

(42)

Tabel 6.36 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

2(100%) 0

Tabel 6.37 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

0 2 (100%)

Tabel 6.38 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 2(100%) 0

Tabel 6.39 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 0 2(100%)

Tabel 6.40 Variasi Kerja

(43)

4. TIPE 5 : Afe(T) - Con(R) - Nor(R) Tabel 6.41 Usia

20-34 tahun 35-45 tahun

1 (100%) 0

Tabel 6.42 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

0 1(100%) 0

Tabel 6.43 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

0 1(100%)

Tabel 6.44 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

1(100%) 0

Tabel 6.45 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

(44)

Tabel 6.46 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 1(100%) 0

Tabel 6.47 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 0 1(100%)

Tabel 6.48 Variasi Kerja

Beban Mengasah

20-34 tahun 35-45 tahun

1 (100%) 0

Tabel 6.50 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

(45)

Tabel 6.51 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

1(100%) 0

Tabel 6.52 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

1(100%) 0

Tabel 6.53 Lama Kerja

< 10 tahun ≥ 10 tahun

1 (100%) 0

Tabel 6.54 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 1(100%) 0

Tabel 6.55 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 1(100%) 0

Tabel 6.56 Variasi Kerja

(46)
(47)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE RENDAH, CONTINUANCE RENDAH, NORMATIVE RENDAH Tipe 1 – N: 2

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 11 Perempuan 37 Menikah 2 2 Sarjana (S1) Ekonomi (Manajemen/Akuntansi) 9 1

20 Perempuan 25 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Lainnya 4 2

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi

11 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Puas

20 Ya Ada Tahu Tidak Jelas & Tidak Baik Bingung

No. Resp. Pandangan Tentang Gaji Pandangan Tentang Fasilitas Jika Fasilitas Tidak Menunjang KBM Pandangan Tentang Variasi Kerja 11 Kurang Sesuai Kurang Memodifikasi fasilitas Menjadi beban tersendiri

(48)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE RENDAH, CONTINUANCE RENDAH, NORMATIVE TINGGI Tipe 2 – N: 2

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 3 Perempuan 23 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Ekonomi (Manajemen/Akuntansi) 1 1

5 Perempuan 45 Menikah 3 3 SMA - 20 3

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi 3 Ya Tidak Tidak Tahu Tidak Jelas & Tidak Baik Bingung

5 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Tidak Puas

No. Resp. Pandangan Tentang Gaji Pandangan Tentang Fasilitas Jika Fasilitas Tidak Menunjang KBM Pandangan Tentang Variasi Kerja 3 Kurang Sesuai Cukup Mengajukan permohonan kepada sekolah Mengasah kreativitas

(49)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE RENDAH, CONTINUANCE TINGGI, NORMATIVE RENDAH Tipe 3 – N: 2

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi 21 Ya Ada Tahu Tidak Jelas & Tidak Baik Bingung

22 Ya Ada Tahu Tidak Jelas & Tidak Baik Bingung

No. Resp. Pandangan Tentang Gaji Pandangan Tentang Fasilitas Jika Fasilitas Tidak Menunjang KBM Pandangan Tentang Variasi Kerja 21 Kurang Sesuai Cukup Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas & menjadi beban tersendiri 22 Kurang Sesuai Cukup Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas & menjadi beban tersendiri

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 21 Perempuan 40 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) PGSD 19 2

(50)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE TINGGI, CONTINUANCE RENDAH, NORMATIVE RENDAH Tipe 5 – N: 1

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 14 Laki-Laki 29 Belum Menikah 0 0 Diploma (D2/D3) Sastra (Inggris/Jepang) 4 1

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi

14 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Tidak Puas

(51)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE TINGGI, CONTINUANCE RENDAH, NORMATIVE TINGGI Tipe 6 – N: 9

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 4 Perempuan 31 Menikah 1 1 Sarjana (S1) Ekonomi (Manajemen/Akuntansi) 8 1

6 Perempuan 25 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Lainnya 4 2 8 Perempuan 43 Menikah 2 2 Sarjana (S1) Lainnya 10 1 12 Laki-Laki 32 Menikah 1 3 Sarjana (S1) Ekonomi (Manajemen/Akuntansi) 12 1 13 Perempuan 35 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Lainnya 7 1 16 Laki-Laki 27 Menikah 0 1 Sarjana (S1) Lainnya 2 2 17 Perempuan 43 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) PGSD 21 2

18 Perempuan 44 Menikah 2 2 Sarjana (S1) PGSD 20 1

23 Perempuan 33 Menikah 0 0 Sarjana (S1) Sastra (Inggris/Jepang) 8 1

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi

4 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Bingung

6 Ya Tidak Tahu Tidak Jelas & Baik Bingung

8 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Bingung

12 Ya Ada Tahu Tidak Jelas & Baik Bingung

13 Tidak Tidak Tahu Jelas & Baik Puas

16 Ya Ada Tahu Jelas & Tidak Baik Bingung

17 Tidak Ada Tahu Jelas & Baik Puas

18 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Puas

23 Tidak Tahu Tidak Jelas & Baik Bingung

No. Resp. Pandangan Tentang Gaji Pandangan Tentang Fasilitas Jika Fasilitas Tidak Menunjang KBM Pandangan Tentang Variasi Kerja 4 Kurang Sesuai Kurang Tetap mengajar apa adanya Mengasah kreativitas

6 Kurang Sesuai Kurang Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas & menjadi beban tersendiri 8 Kurang Sesuai Baik Tetap mengajar apa adanya Mengasah kreativitas

12 Tidak Sesuai Kurang Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas & menambah semangat mengajar 13 Sesuai Cukup Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas & menambah semangat mengajar 16 Kurang Sesuai Kurang Tetap mengajar apa adanya Mengasah kreativitas & menjadi beban tersendiri

(52)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE TINGGI, CONTINUANCE TINGGI, NORMATIVE RENDAH Tipe 7 – N: 1

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 10 Perempuan 24 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Psikologi 2 2

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi

10 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Puas

(53)

PROFILE KOMITMEN AFFECTIVE TINGGI, CONTINUANCE TINGGI, NORMATIVE TINGGI Tipe 8 – N: 6

No. Resp. Jenis Kelamin Usia Status Pernikahan Jumlah Anak Jumlah Yang Ditanggung Pendidikan Terakhir Fakultas/Jurusan Lama Kerja Mengajar Bidang Studi 1 Perempuan 26 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Psikologi 2 4

2 Perempuan 44 Menikah 2 3 Sarjana (S1) PGSD 15 3

7 Perempuan 45 Menikah 1 1 Diploma (D2/D3) - 11 1

9 Perempuan 26 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Sastra (Inggris/Jepang) 3 1 15 Perempuan 24 Belum Menikah 0 0 Diploma (D2/D3) Sastra (Inggris/Jepang) 3 3 19 Laki-Laki 24 Belum Menikah 0 0 Sarjana (S1) Lainnya 2 1

No. Resp. Variasi & Tantangan kerja Dampak Tantangan Kerja Peran & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Tugas & Tanggung Jawab Pandangan Tentang Kebijakan Organisasi 1 Tidak Ada Tahu Tidak Jelas & Baik Tidak Puas

2 Ya Ada Tahu Tidak Jelas & Baik Puas

7 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Puas

9 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Bingung

15 Ya Ada Tahu Jelas & Baik Bingung

19 Ya Tidak Tahu Jelas & Baik Tidak Puas

No. Resp. Pandangan Tentang Gaji Pandangan Tentang Fasilitas Jika Fasilitas Tidak Menunjang KBM Pandangan Tentang Variasi Kerja 1 Kurang Sesuai Kurang Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas

2 Tidak Sesuai Baik Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas 7 Sesuai Cukup Tetap mengajar apa adanya Mengasah kreativitas 9 Kurang Sesuai Kurang Memodifikasi fasilitas Mengasah kreativitas

(54)

TABEL PERSENTASE DATA PENUNJANG 1. TIPE 6 : Afe(T) - Con(R) - Nor(T)

Tabel 7.1 Usia

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

0 2(33,33%) 3(100%) 1(50,0%) 3(37,5%)

Tabel 7.2 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

0 0 9(50,0%)

Tabel 7.3 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

7(36,8%) 2(50,0%)

Tabel 7.4 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

3(23,1%) 6(60,0%)

Tabel 7.5 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

(55)

Tabel 7.6 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

1(50%) 7(36,8%) 1(50,0%)

Tabel 7.7 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

3(50%) 0 6(40,0%)

Tabel 7.8 Variasi Kerja

Beban Mengasah

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

2(50,0%) 2(33,3%) 0 0 2(25,0%)

Tabel 7.10 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

(56)

Tabel 7.11 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

5(26,3%) 1(25,0%)

Tabel 7.12 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

4(30,8%) 2(20,0%)

Tabel 7.13 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

4(40,0%) 0 1(33,3%) 1(50,0%) 0

Tabel 7.14 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

1(50%) 4(21,1%) 1(50,0%)

Tabel 7.15 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

(57)

Tabel 7.16 Variasi Kerja

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

0 1(16,7%) 0 1(50,0%) 0

Tabel 7.18 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

0 0 2(11,1%)

Tabel 7.19 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

2(10,5%) 0

Tabel 7.20Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

(58)

Tabel 7.21 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

1(10,0%) 1(25,0%) 0 0 0

Tabel 7.22 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 2(10,5%) 0

Tabel 7.23 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 0 2(13,3%)

Tabel 7.24 Variasi Kerja

Beban Mengasah

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

(59)

Tabel 7.26 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

1(50,0%) 0 1(5,6%)

Tabel 7.27 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

2(10,5%) 0

Tabel 7.28 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

1(7,7%) 1(10,0%)

Tabel 7.29 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

1(10,0%) 0 0 0 1(25,0%)

Tabel 7.30 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

(60)

Tabel 7.31 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

1(16,7%) 1(50,0%) 0

Tabel 7.32 Variasi Kerja

Beban Mengasah

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

0 0 0 0 2(25,0%)

Tabel 7.34 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

1(50,0%) 0 1(5,6%)

Tabel 7.35 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

(61)

Tabel 7.36 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

2(15,4%) 0

Tabel 7.37 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

0 0 0 1(50,0%) 1(25,0%)

Tabel 7.38 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 2(10,5%) 0

Tabel 7.39 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 0 2(13,3%)

Tabel 7.40 Variasi Kerja

(62)

4. TIPE 5 : Afe(T) - Con(R) - Nor(R) Tabel 7.41 Usia

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

0 1(16,7%) 0 0 0

Tabel 7.42 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

0 1(33,3%) 0

Tabel 7.43 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

0 1(25,0%)

Tabel 7.44 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

1(7,7%) 0

Tabel 7.45 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

(63)

Tabel 7.46 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 1(5,3%) 0

Tabel 7.47 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 0 1(6,7%)

Tabel 7.48 Variasi Kerja

Beban Mengasah

<=24 tahun 25-29 tahun 30-34 tahun 35-39 tahun >=40 tahun

1(25,0%) 0 0 0 0

Tabel 7.50 Pendidikan Terakhir

SMA Diploma (D2/D3) Sarjana (S1)

(64)

Tabel 7.51 Jenis Kelamin

Perempuan Laki-laki

1(5,3%) 0

Tabel 7.52 Status Pernikahan

Belum Menikah Menikah

1(7,7%) 0

Tabel 7.53 Lama Kerja

<=4 tahun 5-9 tahun 10-14 tahun 15-19 tahun >=20 tahun

1(10,0%) 0 0 0 0

Tabel 7.54 Kesesuaian Gaji

Tidak Sesuai Kurang Sesuai Sesuai

0 1(5,3%) 0

Tabel 7.55 Fasilitas KBM

Apa Adanya Meminta Pada Sekolah Memodifikasi

0 1(50,0%) 0

Tabel 7.56 Variasi Kerja

(65)
(66)

1 Universitas Kristen Maranatha 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam keseluruhan aspek

kehidupan manusia dan akan berpengaruh langsung terhadap pembentukan

kepribadian manusia. Di samping itu pendidikan adalah pengembangan

kemampuan dan jati diri peserta didik sebagai wujud kepribadian yang utuh,

melalui program pengajaran yang diarahkan melalui kurikulum program studi.

(Keputusan Mentri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan

Pendayagunaan Aparatur Negara, Nomor : 38/KEP/MK.WASPAN/9/1999).

Pendidikan di Indonesia mempunyai dua jalur, yaitu jalur pendidikan

sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah. Jalur pendidikan sekolah merupakan

pendidikan di sekolah melalui kegiatan belajar mengajar secara berjenjang dan

berkesinambungan. Jenjang pendidikan yang termasuk dalam jalur pendidikan

sekolah adalah pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi, sedangkan

jalur pendidikan luar sekolah merupakan kegiatan belajar mengajar yang tidak

harus berjenjang dan berkesinambungan, misalnya kursus penyegaran, penataran,

seminar, lokakarya dan konferensi ilmiah (Fuad Hasan,1995).

Pada Jalur pendidikan sekolah terdapat jenjang Sekolah Dasar (SD). Di

Jenjang SD ini siswa sebagai calon Sumber Daya Manusia masa depan harus

dipersiapkan sebaik mungkin dan itulah yang menjadi tujuan dari YPK “X” maka

(67)

Universitas Kristen Maranatha didirikan SDK “X” Bandung. Sejalan dengan waktu SDK “X” Bandung

dimekarkan menjadi SDK 1 “X” dan SDK 2 “X”, dan untuk menghadapi era

globalisasi dan segala tantangannya, SDK 2 “X” membuka program MATIUS.

Dengan Visi yaitu “Menjadi lembaga penyedia layanan pendidikan yang

memperhatikan perkembangan berbagai aspek kepribadian peserta didik secara

seimbang, baik fisikal, intelektual, emosional, social, maupun spiritual”. Dan

Misinya adalah “Me-MATIUS-kan peserta didik”.

Program MATIUS adalah program sekolah yang menekankan pada

pembinaan karakter setiap siswanya. Kepanjangan dari MATIUS adalah

karakter-karakter yang ingin dikembangkan pada anak didik yaitu Mandiri, Aktif, Taat,

Inovatif, Ulet, dan Sopan. Di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, program

sekolahnya adalah program full day school, sekolah mulai pukul 07.30 sampai

dengan 15.30. Selain itu SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung ini menekankan

penggunaan Bahasa Inggris dan Mandarin dalam penyampaian materi setiap hari

di dalam kelas, tetapi kurikulum yang dipakai tetap kurikulum nasional.

Penekanan karakter MATIUS ditunjang dengan fasilitas dan gaya

pembelajaran yang sesuai untuk mengasah karakter MATIUS setiap siswa. Di

sekolah setiap siswa mempunyai loker masing-masing yang harus selalu dijaga

kerapian, kelengkapan, dan kebersihannya, disini siswa diajarkan untuk mandiri.

Karakter taat ditekankan pada saat siswa harus mengikuti schedule dan mematuhi

peraturan yang ditetapkan oleh sekolah. Penekanan karakter aktif dilakukan pada

jam pelajaran, siswa berpartisipasi di setiap kegiatan belajar dan kegiatan tersebut

(68)

Universitas Kristen Maranatha didorong melalui sistem pembelajaran yang lebih menekankan pada

penemuan-penemuan baru yang bisa dilakukan oleh siswa.

Karakter ulet dapat dibentuk pada saat siswa belajar di kelas mereka

diharapkan mau mencoba hal-hal baru dan berusaha menyelesaikan semua tugas

yang mereka anggap sulit tanpa mengeluh. Terakhir mendukung pembentukan

karakter sopan maka setiap siswa diberikan ‘Phrase of the day” kalimat-kaliamat

dalam Bahasa Inggris atau Mandarin untuk digunakan saat mereka memberi

salam, meminta ijin, meminta tolong, dan berkomunikasi dengan guru dan murid

lainnya. Pemantauan perkembangan karakter siswa setiap hari diadakan jam BP

(Bimbingan Prilaku), yaitu jam pelajaran yang berupa pengarahan dan pembinaan

karakter dari wali kelasnya. Perkembangan karakter di rumah dipantau dengan

buku karakter yang harus diisi oleh orang tua, kemudian dilaporkan kepada guru

kelas setiap minggunya.

Jumlah guru di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung yaitu 23 guru

tetap yang mempunyai jabatan tertentu seperti ketua kelas (menjadi ketua guru

untuk satu angkatan), wali kelas (menjadi wali di satu kelas di satu angkatan), dan

guru bidang studi (mengajar bidang studi tertentu saja), sedangkan guru honorer

kurang lebih 15 guru memiliki jabatan sebagai guru bidang studi. Setiap guru

tetap memiliki tugas dasar mengajar dan membimbing siswanya memahami

materi dan juga memotivasi siswa dalam belajar. Kewajiban guru tetap adalah

membuat program pengajaran di awal tahun, membuat silabus, membuat

persiapan bahan pengajaran, dan mempersiapkan alat peraga, bekerja sama

(69)

Universitas Kristen Maranatha Guru MATIUS mempunyai tugas khusus yang berbeda dari guru sekolah

lainnya yaitu menonjolkan karakter MATIUS secara langsung, dengan cara

memberikan contoh bagaimana berlaku mandiri, aktif, taat, inovatif, ulet, dan

sopan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, guru tetap di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung dituntut lebih memperlihatkan karakter-karakter yang ada

dalam program MATIUS dalam kehidupannya sehari-harinya. Setiap guru tetap

menangani 20 sampai 25 siswa di tiap kelasnya, tetapi para guru tetap diharapkan

memantau perkembangan karakter semua anak di SDK 2 “X” Program MATIUS

Bandung. Setiap guru tetap juga dituntut untuk memiliki keahlian yang baik

dalam mengajar, walaupun sebagian besar guru tetap berasal dari latar belakang

pendidikan bukan guru. Setiap guru tetap juga dituntut untuk dapat menguasai

Bahasa Inggris untuk menunjang proses pembelajaran.

Tuntutan bagi guru tetap di Program MATIUS berbeda dari sekolah lain.

Oleh karena itu, guru tetap menjadi salah satu sumbar daya yang paling

berpengaruh dalam proses belajar mengajar dan kelancaran jalannya program

MATIUS. Setiap guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung

membutuhkan suatu profil komitmen tertentu untuk dapat bertahan dan

melakukan semua kewajibannya dengan baik sebagai guru tetap di SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung.

Menurut teori dari Meyer & Allen komitmen organisasi terdiri dari tiga

komponen, yaitu affective commitment, continuance commitment, dan normative

commitment. Aspek ini lebih merupakan suatu komponen daripada suatu aspek,

(70)

Universitas Kristen Maranatha komitmen organisasi. Setiap komponen dilihat tinggi rendahnya dan itu yang

membentuk profil komitmen setiap guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS

Bandung. Misalnya, guru dengan affective commitment dan normative

commitment yang tinggi, tetapi continuance commitment rendah akan melakukan

pekerjaannya sebaik mungkin, karena mereka merasa adanya keterikatan

emosional dengan anak didik dan juga merasakan tanggung jawab yang besar

untuk menjaga reputasi SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung. Berbeda dengan

guru dengan yang memiliki affective commitment dan continuance commitment

yang tinggi, tetapi normative commitment rendah guru tersebut akan merasa

senang bekerja di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung karena ia merasa

nyaman bekerja di lingkungan SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung Bandung

dan juga mendapatkan keuntungan secara finansial, atau mendapatkan fasilitas

yang membuatnya bertahan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

Guru dengan continuance commitment dan normative commitment yang

tinggi, tetapi affective commitment rendah akan merasa mendapatkan keuntungan

lebih apabila dia bekerja di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, dan ia juga

merasakan adanya tanggung jawab untuk membantu SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung agar lebih maju. Perbedaan-perbedaan profil komitmen itulah

yang nantinya dapat menyebabnya perbedaan motif yang akan tampak dalam

prilaku setiap guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung. Profil

komitmen organisasi juga memiliki indikator yang dapat dinilai, salah satu

(71)

Universitas Kristen Maranatha Bandung, dan juga indikator lain seperti tingkat absensi, turn over, dan masa kerja

(Meyer dan Allen, 1997).

Berdasarkan wawancara dengan kepala sekolah SDK2 “X” Program

MATIUS Bandung diketahui bahwa performance yang diharapkan dari setiap

guru di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung ini adalah guru-guru diharapkan

memiliki hati yang mau melayani untuk mengubahkan anak-anak dari yang tidak

MATIUS menjadi MATIUS. Setiap guru diharapkan dapat berbahasa Inggris dan

atau Mandarin karena bahasa asing adalah salah satu keunggulan dari SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung, dan beragama Kristen, karena dengan iman Kristen

karakter MATIUS juga bisa diterapkan.

Menurut kepala sekolah belum semua guru tetap memiliki performance

yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut sekolah mengadakan pembinaan

seperti conversation class, pembinaan karakter untuk guru, retreat guru, dan

acara-acara kebersamaan lainnya. Kepala sekolah mengharapkan semua guru

merasa menjadi bagian keluarga besar di sekolah tersebut. Sedangkan untuk

beberapa alasan guru yang tidak bertahan di sekolah tersebut dikarenakan ada

beberapa guru yang memutuskan untuk bersekolah kembali, melahirkan, menikah,

tetapi ada juga yang dikarenakan ada konflik intern dengan sesama guru maupun

dengan kepala sekolah.

Fenomena yang terjadi di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, dilihat

dari turn over yang terjadi pada setiap tahunnya yaitu kurang lebih sebanyak 8,3%

pada awal tahun ajaran. Berdasarkan wawancara dengan 5 orang mantan guru

(72)

Universitas Kristen Maranatha permintaan dari guru-guru yang bersangkutan untuk berhenti dari sekolah, bukan

diberhentikan oleh sekolah, dengan alasan yang beragam antara lain, pindah kerja,

menikah, meneruskan sekolah, mempunyai anak, merasa kurang berkembang,

masalah keuangan, dan merasa tidak betah dengan lingkungan kerja. Sekolah

dalam hal ini juga berusaha mempertahankan guru-guru tersebut dengan cara

membujuk secara langsung guru yang bersangkutan.

Fenomena lainnya didapat dari hasil observasi dan wawancara dengan 10

orang guru tetap. Hasil observasi mengenai tingkat keterlambatan dan absensi

yang cukup bermasalah karena seringkali dibahas pada rapat yang diadakan setiap

minggunya. Ada kebijakan sekolah tentang gaji ke-13, yang menyatakan setiap

guru tidak berhak mendapatkan gaji ke-13 apabila jumlah keterlambatan, izin, dan

cuti melebihi 30 hari kerja dalam satu tahun ajaran. Sedangkan absensi di SDK 2

“X” Program MATIUS Bandung ini masih memakai sistem absen tertulis yang

sangat mengandalkan kejujuran dari guru-guru. Hal ini merupakan indikator dari

affective commitment yang rendah, karena terdapat korelasi positif antara

kehadiran kerja dengan affective commitmen seseorang (Mathieu dan Zajac, dalam

Meyer & Allen, 1997).

Mengenai masa kerja, guru tetap di SDK 2 ”X” Bandung ini terbagi

menjadi 2 kelompok, guru senior yang memiliki masa kerja lebih dari 10 tahun,

dan guru junior yang memiliki masa kerja kurang dari 10 tahun. Berdasarkan

wawancara, dengan 9 orang guru tetap, mereka mengatakan suasana kerja di SDK

2 “X” Program MATIUS Bandung cukup nyaman dikarenakan kebersamaan yang

(73)

Universitas Kristen Maranatha junior tetap terasa, dan menyebabkan perasaan canggung diantara kedua

kelompok tersebut. Kejadian yang menyebabkan terjadinya perasaan tersebut,

salah satunya adalah menegur dengan cara yang kurang bisa diterima antara guru

senior dan guru junior. Perbedaan akses ke fasilitas sekolah, seperti akses ke

perlengkapan mengajar, guru senior dapat lebih mudah meminta perlengkapan

mengajar dibandingkan guru junior. Semua ini dapat menyebabkan iklim kerja

terasa kurang nyaman. Mereka pun mengeluhkan pembagian kerja untuk setiap

kegiatan dibebankan secara tidak merata dan tidak jelas.

Berdasarkan hasil survey awal pada 10 orang guru tetap di SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung untuk mengetahui profil komitmen para guru tetap

terhadap SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, didapatkan informasi bahwa

10% guru tetap memiliki profile Afe (T) Con (T) Nor (R), karena ia merasakan

adanya ikatan emisional dengan anak didik dan dengan SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung. Ia merasa bahwa di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung,

ia mendapat keuntungan secara finansial dibandingkan di tempat kerjanya dahulu.

Tetapi ia tidak merasa harus bertanggung jawab dengan kemajuan SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung.

10% guru tetap merasa sudah cocok dengan lingkungan di SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung dan merasakan ikatan emosional dengan anak didik

dan rekan kerja di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung. Mengenai

penghasilan ia merasa cukup, karena Tuhan pasti mencukupkan, dan ia juga tidak

(74)

Universitas Kristen Maranatha Program MATIUS Bandung. Hal itu menggambarkan profil Afe (T) Con (R) Nor

(R) pada guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

20% guru tetap mengatakan menyukai lingkungan dan relasi dengan rekan

kerja di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung yang terasa kekeluargaan

walaupun mereka kadang merasa ada ketidak cocokkan dengan atasan. Mereka

juga menganggap pendapatan dan fasilitas yang diberikan oleh sekolah sudah

cukup baik, walaupun mereka tetap mengharapkan ditambahnya fasilitas yang

tanpa syarat bagi guru-guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

Tetapi mengenai perkembangan SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung mereka

merasa itu bukan tanggung jawab mereka. Hal itu menggambarkan profil Afe (T)

Con (T) Nor (R) pada guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

20% guru tetap merasa nyaman bekerja di SDK 2 “X” Program MATIUS

Bandung karena suasana kerja yang nyaman dan hubungan dengan rekan kerja

yang baik. Mereka mengatakan pendapatan yang mereka dapatkan masih kurang

sesuai karena job desk mereka kurang jelas dan membuat pekerjaan mereka

menjadi terlalu banyak, sehingga harus mencari pekerjaan tambahan di luar

sekolah. Hal itu menggambarkan profile Afe (T) Con (T) Nor (T) pada guru tetap

di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

40% guru tetap mengatakan merasa senang bekerja di SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung karena hubungan atara rekan kerja yang baik, dan

lingkungan kerja yang nyaman, meskipun ada yang mengeluhkan tentang

hubungan dengan atasan mereka yang kurang baik. Mereka mengatakan

(75)

Universitas Kristen Maranatha pekerjaan mereka jadi pendapatan tidak menjadi masalah. Mereka juga

mengatakan bahwa mereka mencari cara atau metode mengajar yang lebih baik

lagi agar kualitas SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung terus bertambah. Hal

itu menggambarkan profile Afe (T) Con (R) Nor (T) pada guru tetap di SDK 2

“X” Program MATIUS Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Ingin mengetahui bagaimana profil komitmen organisasi pada guru tetap

di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung.

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai

profil komitmen organisasi yang terdapat pada guru tetap di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang lebih

rinci mengenai profil komitmen organisasi pada guru tetap di SDK 2 “X” Program

(76)

Universitas Kristen Maranatha 1.4Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

1. Memberikan informasi tambahan kepada bidang Psikologi Industri dan

Organisasi mengenai profil komitmen organisasi pada guru.

2. Memberikan informasi tambahan pada peneliti lain yang tertarik untuk

meneliti profil komitmen organisasi dan mendorong dikembangkannya

penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Memberikan informasi kepada Kepala Sekolah SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung mengenai sejauh mana profil komitmen organisasi

yang dimiliki oleh para guru tetep di SDK 2 “X” Program MATIUS

Bandung sehingga hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan

untuk dapat lebih memahami mengenai profil komitmen organisasi dan

faktor-faktor yang mempengaruhinya.

2. Menjadi acuan bagi pengurus yayasan di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung sebagai informasi mengenai gambaran profil

komitmen organisasi yang dimiliki guru tetap di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung sehingga dapat memberikan kebijakan-kebijakan

yang dapat meningkatkan kinerjanya di dalam organisasi.

1.5Kerangka Pikir

Sekolah Dasar Swasta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang

(77)

Universitas Kristen Maranatha mencapai keberhasilan dan tujuan pendidikan banyak sekali faktor yang turut

menentukan terutama instrumen input (tenaga pengarar, fasilitas,dan lain-lain),

organisasi, dan pengelolaannya. Kualitas sekolah dasar pun harus ditingkatkan,

yaitu dengan mengetahui profil komitmen yang dimiliki oleh setiap guru agar

setiap guru dapat lebih bertanggungjawabnya terhadap tugas dan kewajibannya.

Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan psikologis tertentu yang

merupakan karakteristik hubungan antara anggota dengan organisasinya, dan

mempunyai implikasi berupa keputusan untuk berhenti atau terus menjadi anggota

organisasi tersebut (Meyer&Allen,1991). Meyer & Allen (1997) melakukan

penggabungan konsep pembentuk tiga aspek komitmen, yaitu Affective

Commitment, Continuance Commitment, dan Normative Commitment. Affective

Commitment dari Meyer & Allen (1991) mengarah pada keterikatan emosional

guru, identifikasi, dan keterlibatan guru pada organisasinya. Ketiga aspek ini yang

nantinya akan membentuk delapan profil komitmen yang akan diteliti.

Guru yang memiliki affective commitment akan tetap berada di organisasi

karena mereka menginginkan hal itu (want to). Guru yang memiliki affective

commitment yang tinggi akan memiliki keinginan yang kuat untuk menetap dalam

organisasinya, merasa bangga menjadi anggota dari organisasi tersebut mereka

memiliki motivasi dan keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap

organisasinya, misalnya dengan mengikuti rapat-rapat mingguan, mengikuti

acara-acara untuk bertahan dalam organisasinya karena mereka merasa bahwa

(78)

Universitas Kristen Maranatha Guru yang memiliki continuance commitment akan bertahan dalam

organisasinya apabila mereka mendapatkan imbalan yang sesuai dengan tugas dan

kewajiban yang mereka berikan. Dalam hal ini, guru-guru di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung yang menunjukan continuance commitment yang tinggi akan

bertahan dalam organisasi apabila mendapatkan gaji yang sesuai, diberikan

penghargaan secara materi dan fasilitas yang dapat menunjang kehidupan guru

tersebut.

Guru dengan normative commitment akan merasa memiliki kewajiban

untuk terlibat dalam aktivitas organisasinya dan mengembangkan dirinya sebagai

bentuk rasa tanggung jawab atau rasa moral yang dimilikinya, karena mereka

merasa sudah mendapatkan banyak hal dari organisasi tersebut yang mewajibkan

mereka untuk membalas budi dengan tetap bertahan dan terus meningkatkan diri

guna kepentingan organisasi. Dalam hal ini, guru-guru di SDK 2 “X” Program

MATIUS Bandung yang menunjukan normative commitment yang tinggi akan

bertanggungjawab sebagai seorang guru dan juga aktif dalam kegiatan organisasi

yang dilakukan di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung, karena mereka

merasa memiliki tanggung jawab dan menunjukan loyalitas mereka kepada

organisasi tempat mereka bekerja.

Meyer & Allen (1997) menambahkan, bahwa setiap individu memiliki

derajat aspek komitmen yang bervariasi. Setiap aspek komitmen yang dimiliki

seseorang, berkembang sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman yang berbeda

serta memiliki implikasi berbeda pula pada tingkah laku dalam bekerja. Sebagai

(79)

Universitas Kristen Maranatha (affective), juga memiliki kewajiban untuk bertahan dalam organisasi (normative).

Di samping itu pula, individu lain mungkin kurang senang pada pekerjaannya

dalam organisasi (affective), namun menyadari bahwa jika meninggalkan

organisasi akan emberikan kerugian finansial dan kerugian lain (continuance).

Individu lainnya memiliki kemauan, kebutuhan, dan kewajiban untuk

bertahan dalam organisasi, namun memiliki derajat berbeda-beda, dengan adanya

derajat aspek komitmen yang bervariasi ini, maka dapat diketahui profil komitmen

organisasi yang dimiliki oleh individu terhadap organisasinya, melihat dari derajat

yang didapat setiap individu untuk setiap aspek komitmennya. Setiap guru akan

menampilkan sikap dan perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan profil

komitmen yang mereka miliki terhadap organisasi. Terdapat delapan profil

komitmen berdasarkan perpaduan derajat setiap aspek dalam komitmen

organisasi. Guru dengan affective commitment, continuance commitment, dan

normative commitment yang tinggi akan dapat bertahan di organisasi karena

merasakan ikatan emosional dengan organisasi, merasa mendapatkan keuntungan

dari organisasi, dan juga merasa bertanggung jawab atas kemajuan organisasi.

Guru dengan affective commitment dan continuance commitment yang tinggi,

tetapi normative commitment rendah akan bertahan di organisasi apabila ada

ikatan emosional dengan organisasi dan ia mendapatkan timbal balik yang sesuai

dari organisasinya, walaupun ia tidak merasa bertanggung jawab dengan

kemajuan organisasi. Guru dengan affective commitment dan normative

commitment yang tinggi, tetapi continuance commitment rendah akan bertahan di

(80)

Universitas Kristen Maranatha bertanggung jawab atas kemajuan organisasi, walaupun ia tidak mendapatkan

keuntungan secara finansial dari organisasi. Guru dengan continuance

commitment dan normative commitment yang tinggi, tetapi affective commitment

rendah akan bertahan di organisasi apabila ia mendapatkan timbal balik yang

sesuai dari organisasi dan ia juga bertahan karena merasakan tanggung jawab atas

kemajuan organisasi, walaupun ia merasa tidak nyaman dengan lingkungan kerja

dan relasi dengan rekan kerja kurang baik. Guru dengan affective commitment

yang tinggi, tetapi continuance commitment dan normative commitment rendah

akan bertahan di organisasi karena merasakan ikatan emosional yang erat dengan

lingkungan kerjanya, walaupun ia tidak banyak ikut bertanggung jawab dengan

kemajuan perusahaan, dan ia juga tidak mendapatkan keuntungan secara finansial.

Guru dengan continuance commitment yang tinggi, tetapi affective commitment

dan normative commitment rendah akan bertahan di organisasi apabila guru

tersebut merasakan mendapatkan keuntungan lebih dibandingkan dengan di

tempat lain, walaupun ia merasa tidak nyaman dengan pekerjaannya dan merasa

tidak memiliki tanggung jawab terhadap kemajuan dari organisasinya. Guru

dengan normative commitment yang tinggi, tetapi continuance commitment dan

affective commitment rendah akan bertahan di organisasi apabila guru tersebut

merasakan adanya tanggung jawab untuk bertahan dan memajukan sekolah tempat

ia bekerja, tanpa melihat keuntungan finansial yang dia dapat dan tidak

mementingkan ikatan emosional antara rekan kerja di dalam organisasinya. Guru

(81)

Universitas Kristen Maranatha commitment yang rendah akan sulit bertahan di suatu organisasi, dan akan sering

berpindah-pindah kerja.

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi derajat dari setiap aspek

dalam komitmen organisasi (Meyer&Allen,1997) diantaranya adalah karakteristik

individu (usia, lama kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan status

perkawinan), karakteristik pekerjaan (job design, variasi, tantangan tugas), dan

pengalaman kerja (fasilitas, imbalan). Karakteristik individu adalah usia, masa

kerja, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan. Usia menunjukan

catatan biografis lamanya masa hidup seseorang.

Guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung terbagi kedalam

dua tahap perkembangan yaitu, tahap perkembangan dewasa awal dan tahap

perkembangan dewasa madya. Semakin dewasa usia seorang guru maka

pertimbangan secara kognitif dalam memutuskan untuk bekerja di suatu

organisasi akan berbeda dibandingkan guru yang usianya lebih muda. Guru yang

berada pada tahap perkembangan dewasa madya akan memutuskan bekerja di

bidang yang mereka kuasai karena masa pengembangan diri telah mereka lalui.

Sedangkan guru yang berada pada tahap perkembangan dewasa awal lebih

menginginkan tantangan dalam pekerjaannya. Karena usia dan affective

commitment memiliki hubungan positif Makin tua usia seorang guru mereka

semakin banyak mendapatkan pengalaman positif di tempat kerjanya sehingga

membuat hal ini mempengaruhi affective commitment menjadi lebih tinggi

dibandingkan guru-guru dengan usia lebih muda (Mathieu dan Zajac, dalam

(82)

Universitas Kristen Maranatha Lama kerja merupakan lamanya seseorang bekerja atau menjabat suatu

posisi di dalam organisasi. Di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung Guru tetap

terbagi dalam dua masa kerja, yaitu masa kerja diatas 10 tahun dan masa kerja

dibawah 10 tahun. Umumnya orang-orang berusia lebih tua dan telah lama

bekerja memiliki affective commitment yang tinggi dibandingkan dengan mereka

yang berusia muda, hal ini dipengaruhi oleh pandangan bahwa masa hidup mereka

baik kehidupan biologis maupun usia kerja di organisasi hanya tinggal sesaat

(Meyer & Allen, 1997). March & Simon (1958) mengatakan bahwa dengan

meningkatnya usia dan masa kerja, kesempatan individu untuk mendapatkan

pekerjaan lain menjadi lebih terbatas. Kesempatan kerja yang semakin sedikit ini

juga memiliki hubungan positif dengan affective commitment seseorang. Maka

dapat dikatakan terdapat hubungan positif antara usia, lama kerja, status

perkawinan, dengan affective commitment (Mathieu dan Zajac, dalam Meyer &

Allen, 1997), sedangkan dengan faktor yang lain yaitu pengalaman kerja,

berdasarkan penelitian Mathieu dan Zajac (Meyer & Allen, 1997) ditemukan juga

bahwa terdapat hubungan positif antara pengalaman kerja dengan affective

commitment, karena semakin banyak pengalaman positif seseorang di pekerjaan

dapat meningkatkan affective commitment seseorang.

Berkaitan dengan jenis kelamin, wanita lebih banyak bekerja sebagai

karyawan level rendah dengan status dan gaji yang rendah dibandingkan laki-laki,

sehingga wanita cenderung menunjukan continuance commitment lebih lemah

(Aven, Parker, & McEvoy; Meyer & Allen, 1997). Status perkawinan berkaitan

(83)

anak-Universitas Kristen Maranatha anak, sehingga guru yang telah menikah menunjukan continuance commitment

yang lebih tinggi. Tingkat pendidikan yang tinggi memberikan peluang yang lebih

besar untuk mencari pekerjaan yang lebih baik, sehingga guru yang memiliki

tingkat pendidikan yang tinggi cenderung menunjukan continuance commitment

yang rendah terhadap organisasi (Meyer & Allen, 1997). Tingkat pendidikan (Lee,

dalam Meyer & Allen, 1997), usia dan lama kerja (Ferris & Aranya, dalam Meyer

& Allen, 1997) berpengaruh terhadap continuance commitment. Semakin tinggi

pendidikan maka akan semakin tinggi continuance commitment, dan semakin tua

usia dan lama kerja seorang guru, maka continuance commitment semakin rendah

karena kesempatan seorang guru untuk berpindah organisasi makin kecil.

Meyer & Allen (1997), juga menemukan bahwa kepuasan kerja

berhubungan negatif dengan continuance commitment, semakin tinggi kepuasan

kerja, maka continuance commitment akan semakin randah. Karena kepuasan

kerja didapat dari kesenangan seseorang terhadap pekerjaannya, walaupun

keuntungan secara finansial yang didapat kurang memuaskan. Pengalaman kerja

yang menyenangkan dan kepuasan kerja memiliki korelasi positif dengan

normative commitment. Semakin tinggi kepuasan kerja seorang guru dalam

pekerjaannya maka akan semakin tinggi pula normative commitment orang

tersebut.

Karakteristik pekerjaan adalah bagaimana tantangan yang ada dalam

pekerjaan tersebut yaitu sejauh mana pekerjaannya membutuhkan kreatifitas,

membutuhkan tanggung jawab (Dorstein & Matalon, dalam Meyer Allen, 1997).

(84)

Universitas Kristen Maranatha memiliki normative commitment yang lebih tinggi. Sama halnya dengan semakin

seorang guru merasa dihargai atau dibutuhkan oleh sekolah maka normative

commitment seseorang akan semakin tinggi Ketidak jelasan peran atau kurangnya

pengertian akan hak dan kewajiban juga dapat mengurangi normative commitment

(Meyer & Allen, 1997). Selain itu, ada konflik peran bagi guru yang telah

menikah, antara peran sebagai guru dan peran sebagai orang tua dari anak-anak

mereka. Perbedaan antara tuntutan pekerjaan dengan tuntutan fisik, bagi guru

yang sudah senior dengan segala keterbatasan fisik. Perbedaan harapan terhadap

sekolah dan nilai-nilai pribadi juga dapat mengurangi normative commitment

seseorang pada organisasinya (Meyer & Allen, 1997).

Tentunya guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung memiliki

beberapa macam karakteristik seperti usia, lama kerja, tingkat pendidikan,

persepsi mengenai tugas dan pekerjaan, tingkat otonomi, tantangan tugas,

kejelasan peran, dan hubungan dengan atasan maupun rekan kerja yang berbeda.

Hal itulah yang nantinya dapat mempengaruhi komitmen organisasi guru tetap di

(85)

20 Universitas Kristen Maranatha

Bagan 1. Bagan Kerangka Pikir

Afe (R) Con (T) Nor (T) Faktor-faktor yang berpengaruh pada komitman organisasi :

1. Karakteristik individu (usia, lama bekerja, jenis

kelamin,tingkat pendidikan, status perkawinan)

2. Karakteristik pekerjaan (job design, variasi, tantangan

(86)

21 Universitas Kristen Maranatha terhadap organisasi merupakan keterikatan guru tetap di SDK 2 “X”

Program MATIUS Bandung terhadap organisasi .

2. Guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung dikatakan memiliki

affective commitment terhadap organisasi apabila mereka memiliki

keinginan yang kuat untuk menetap dalam organisasinya dan memiliki

keinginan untuk selalu berkembang dalam organisasinya.

3. Guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung dikatakan memiliki

continuance commitment terhadap organisasi apabila mereka merasa akan

mengalami kerugian jika meninggalkan organisasinya.

4. Guru tetap di SDK 2 “X” Program MATIUS Bandung dikatakan memiliki

normative commitment terhadap organisasi apabila mereka merasa

bertanggung jawab dan wajib bertahan pada organisasinya.

5. Ke-3 komponen tersebut ada dalam diri setiap individu sehingga

kolaborasi ke-3 aspek tersebut akan membentuk profil komitmen

Gambar

Tabel 6.10 Pendidikan Terakhir
Tabel 6.14 Kesesuaian Gaji
Tabel 6.20Status Pernikahan
Tabel 6.22 Kesesuaian Gaji
+7

Referensi

Dokumen terkait

a) Analisa perbandingan laporan keuangan, yaitu metode dan teknik analisa dengan cara membandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, sehingga akan

[r]

Harga yang semakin meningkat dari minyak mentah, yang mengarah ke peningkatan dalam harga bahan bakar, dan cadangan membatasi bahan bakar fosil konvensional bersama

Ketiga macam apotek ini mendapat pasokan obat dari instalasi gudang farmasi yang terdapat di rumah sakit ini.. Namun, rumah sakit ini tidak memiliki instalasi gudang

Adapun yang menjadi tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah : merancang sistem pengelolaan obat pada Apotek Langgeng Waras sehingga akan

This study aims at identifying and describing the politeness strategies employed by the host of popular-based talk show to mitigate FTAs. This study is significant to provide

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara tingkat kematangan emosi terhadap tingkat pengungkapan diri (koefisien regresi sebesar 0,404 dan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan integrasi spasial dan kointegrasi antara pasar karet alam di pasar fisik Indonesia (Belawan) dengan pasar berjangka