v Universitas Kristen Maranatha Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dominansi komponen komitmen organisasi pada karyawan tetap departemen produksi bagian es Kristal di kota Bandung. Judul dari
penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan
Tetap Departemen Produksi Bagian Es Kristal di PT. “X” Kota Bandung”. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey. Pengambilan data dilakukan kepada 40 orang responden.
Penelitian ini menggunakan teori komitmen organisasi dari Meyer & Allen (1997). Komitmen organisasi terdiri dari komponen affective, continuance, dan normative. Alat ukur yang digunakan adalah modifikasi dari alat ukur Organizational Commitment Questionaire (OCQ) yang dikonstruksi oleh Meyer & Allen (1997). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman, dengan seluruh item diterima sejumlah 36 item dimana rentag validitas antara 0,420 sampai dengan 0,935. Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik Alpha Cronbach yaitu sebesar 0,837 untuk item affective commitment, 0,853 untuk item continuance commitment dan 0,953 untuk item normative commitment. Perhitungan validitas serta reliabilitas alat ukur dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.00.
Hasil pengolahan data menunjukan 70% responden memiliki komponen komitmen organisasi yang dominan adalah affective commitment. Dengan demikian tergambar bahwa yang menjadi alasan utama bagi mayoritas karyawan untuk tetap mempertahankan
keanggotaannya di PT. “X” kota Bandung adalah karena merasa didasari oleh keinginannya sendiri (want to), serta karena merasa bangga, nyaman dan menyenangi status keanggotaannya. Dominansi komponen komitmen organisasi yang menempati urutan kedua adalah komponen normative commitment dimiliki oleh 30% responden.
vi Universitas Kristen Maranatha
Abstract
This research is conducted to determine the dominance component of organizational commitment on the permanent employee ice crystal production division of company “X” in
Bandung. The title of this research is “ A Descriptive Study Regarding Organizational
Commitment on The Permanent Employee Ice Crystal Production Division of Company “X”
in Bandung”. This research used a descriptive methods with a survey technique. Data
collection was conducted on 40 respondents.
This research used the organizational commitment theory of Meyer & Allen (1997). Organizational commitment consist of affective, continuance, and normative components. Measuring instrument used in this research is a modification of Organizational Commitment Questionaire (OCQ) that was constructed by Meyer & Allen (1997). Validity test processed
with Spearman’s Rank Correlation obtained 36 all acceptable item with range 0,420 to
0,935. Reliability test processed with Alpha Cronbach technique scored 0,837 for affective commitment, 0,853 for continuance commitment and 0,953 for normative commitment. Calculation of the validity and reliability of measuring instruments performed with SPSS 20.00.
The result of the data processing showed 70% of respondents have a dominant affective commitment of organizational commitment. Thus envisaged that the main reason for most employee to retain their membership in “X” company is due to their willingness (want to), also because they feel, rightfully proud and comfortable to become an employee of the
“X” company. The dominant component of organizational commitment which in second ranks was normative commitment owned by 30% respondents.
vii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………..… ii
KATA PENGANTAR ….………..…... iii
ABSTRAK ……… v
DAFTAR ISI ………...………….………. vii
DAFTAR TABEL …...…..………..….…... x
DAFTAR BAGAN………...………... xi
DAFTAR LAMPIRAN …..…….….………...………... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ………...……….…….. 1
1.2 Identifikasi Masalah……….…….... 8
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….……... 8
1.3.1 Maksud Penelitian………..……….…... 8
1.3.2 Tujuan Penelitian……….……... 8
1.4 Kegunaan Penelitian………...………….…... 9
1.4.1 Kegunaan Teoritis………... 9
1.4.2 Kegunaan Praktis………... 9
1.5 Kerangka Pikir………... 9
1.6 Asumsi Penelitian………..………... 16
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Komitmen Organisasi ……….………... 18
2.1.1 Definisi Komitmen Organisasi …….……….…………... 18
2.1.2 Model of Commitment ………....………... 19
viii Universitas Kristen Maranatha
2.1.4 Faktor Penyebab (Anteseden) Komitmen Organisasi ……….. 24
2.1.5 Konseksuensi dari Komitmen Terhadap Organisasi ……… 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan dan Prosedur Penelitian ………... 30
3.2 Bagan Rancangan Penelitian ………... 30
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ………..……... 31
3.3.1 Variabel Penelitian ….……….….…..……... 31
3.3.2 Definisi Konseptual …..……….………... 31
3.3.3 Definisi Operasional ………... 31
3.4 AlatUkur ……….……….... 32
3.4.1 Alat Ukur Komitmen Organisasi ……….………. 32
3.4.2 Cara Skoring Alat Ukur Derajat Komitmen Organisasi ………..………. 33
3.4.3 Data Pribadi dan Penunjang ………. 35
3.4.3.1 Data pribadi ……….. 35
3.4.3.2 Data Penunjang ……… 35
3.4.4 Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ……….………..…... 35
3.4.4.1 Validitas Alat Ukur ……….…... 35
3.4.4.2 Reabilitas Alat Ukur…... 36
3.5 Populasi Sasaran dan Teknik Penarikan Sampel ………..…………... 37
3.5.1 Populasi Sasaran ……….………... 37
3.5.2 Karakteristik Sampel ….………..………. 37
3.6 Teknik Analisis Data………... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden ……….... 39
ix Universitas Kristen Maranatha
4.2.1 Gambaran Komitmen Organisasi ……….. 41
4.3 Pembahasan ……….. 43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ………... 48
5.2 Saran ………. 49
5.2.1 Saran Teoritis ………. 49
5.2.2 Saran Praktis ……….. 49
DAFTAR PUSTAKA ... 50
x Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Alat Ukur Komitmen Organisasi ………..………. 33
Tabel 3.2 Bobot Penilaian Komitmen Organisasi ………...……..… 35
Tabel 3.3 Kriteria Klasifikasi Tingkat Komponen Komitmen Organisasi ……….…….…. 36
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ………. 39
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ………. 40
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ……….. 40
Tabel 4.4 Gambaran Kecenderungan Komitmen Organisasi ………... 41
Tabel 4.5 Kategorisasi Affectivve Commitment ……….... 42
Tabel 4.6 Kategorisasi Continuance Commitment ………... 42
xi Universitas Kristen Maranatha DAFTAR BAGAN
Bagan 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran ………...…….. 15
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I KISI-KISI ALAT UKUR L-1
Lampiran 1.1 Kisi-kisi Alat Ukur Komitmen Organisasi L-2
Lampiran II KUESIONER L-6
Lampiran 2.1 Kata Pengantar Kuesioner L-7
Lampiran 2.2 Lembar Persetujuan Responden L-8
Lampiran 2.3 Lembar Data Pribadi dan Data Penunjang L-9
Lampiran 2.4 Kuesioner L-11
Lampiran III VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR L-15
Lampiran 3.1 Validitas dan Reliabilitas L-16
Lampiran IV DATA HASIL KUESIONER L-18
Lampiran 4.1 Hasil Kuesioner Komitmen Organisasi L-19
xiii Universitas Kristen Maranatha
Lampiran V HASIL PENGOLAHAN DATA L-22
Lampiran 5.1 Jumlah Data Pribadi responden L-23
Lampiran 5.2 Hasil Komitmen Organisasi L-23
Lampiran 5.3 Hasil Data Penunjang L-23
Lampiran 5.4 Hasil tabulasi silang L-25
1 Universitas Kristen Maranatha BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Berdasarkan UU No. 3 tahun 1982, perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang menjalankan setiap jenis usaha yang tetap dan terus menerus yang didirikan serta berkedudukan diwilayah Negara Republik Indonesia dengan tujuan memperoleh keuntungan. Perusahaan terdiri atas beberapa macam bentuk, diantaranya adalah Perseroan Terbatas (PT). Berdasarkan UUPT Pasal 1 No. 40 Tahun 2007, Perseroan Terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham, dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang beserta peraturan pelaksanaannya. Dalam pencapaian tujuan dan target perusahaan tidak hanya bergantung terhadap konsumen, namun juga dipengaruhi oleh komitmen karyawan. Komitmen pada karyawan mampu mendorong untuk mengembangkan tujuan dan berinisiatif dalam memajukan perusahaan (Locke dan Latham, 1990).
2
Universitas Kristen Maranatha digunakan oleh para nelayan atau unit usaha dagang dalam menjaga barang jualnya dalam kondisi segar (General Manager PT. “X” kota Bandung).
Salah satu perusahaan es yang masih bertahan hingga saat ini adalah PT. “X” kota
Bandung. PT. “X” adalah salah satu industri unit usaha es dalam bentuk balok dan kristal siap konsumsi. Pabrik es ini sudah berdiri sejak jaman Hindia Belanda dan hingga saat ini telah mengalami beberapa kali perubahan nama dan manajemen. Pabrik ini mulai didirikan pada tahun 1930. Pada tahun 1943, pabrik es ini berada dalam satu kepemilikian dengan suatu pabrik es yang berpusat di Jakarta, dikarenakan pecahnya perang dunia ke-II sebagai bentuk menyerahnya Belanda pada Jepang. Pada tahun-tahun sebelumnya pabrik ini mampu memproduksi es mencapai 15 ton per hari. Namun setelah berkuasanya kembali Belanda kapasitas pabrik ini menurun menjadi 10 ton per hari.
Seiring berjalannya waktu, produksi es di pabrik ini terus meningkat hingga mencapai hampir 45 ton per hari sejak tahun 1960. Pada saat ini PT “X” divisi Industri Es , memiliki lima pabrik es di berbagai daerah yaitu; di kota Bandung, Bogor, Sukabumi, dan Cirebon.
PT. “X” divisi industri es adalah perusahaan pelopor pertama yang bergerak dalam bidang industri es di kota Bandung. PT. “X” telah mengalami berbagai macam perubahan, baik secara struktur organisasinya maupun kepemilikan. PT. “X” selalu mengupayakan untuk mempertahankan konsistensi pelayanan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, termasuk didalamnya secara berkesinambungan membangun dan membina komunikasi yang efektif ke segala arah sehingga diharapkan mampu membangun kinerja yang baik, yang pada akhirnya dapat meningkatkan citra PT. “X”.
PT. “X” memilki visi, dengan azas-azas profesionalisme mampu bersaing serta
menjadi andalan pendapatan asli daerah dalam era globalisasi. Dari visi PT. ”X” tersebut
3
Universitas Kristen Maranatha berbagai cara untuk meningkatkan mutu pelayanan serta melakukan promosi kepada seluruh lapisan masyarakat.
Dalam memajukan perusahaan diperlukan pengelolaan sumber daya manusia dan pengembangan organisasi yang dilakukan secara profesional. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi secara kualitatif maupun kuantitatif, memperbaiki kualitas pelayanan, kualitas produk, meningkatkan jumlah pelanggan, mengembangkan perusahaan untuk masa yang akan datang, dan mampu bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
Saat ini PT. “X” kota Bandung memiliki total karyawan sebanyak 120 orang. Terdiri dari manajer umum, departemen umum dan personalia, departemen akuntansi dan keuangan, dan departemen produksi. Setiap departemen memiliki peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan. Salah satunya ialah departemen produksi. Departemen produksi terbagi kedalam dua bagian yaitu produksi es balok dan kristal. Karyawan departemen produksi juga terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Jumlah karyawan tetap yang bekerja pada bagian produksi es kristal berjumlah 50 orang dengan rentang usia 26-50 tahun. Gaji yang diberikan oleh PT. “X” kota Bandung untuk karyawan bagian produksi es kristal berada pada UMR yang berlaku bagi buruh di kota Bandung. Fasilitas yang sama-sama diperoleh karyawan tetap adalah makan siang, dan THR (Tunjangan Hari Raya). Dalam pelaksanaan kegiatan operasional produksinya, PT.
”X” kota Bandung belum memberikan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)
kepada seluruh karyawan bagian produksi es kristal, karyawan juga tidak dilengkapi dengan fasilitas keamanan tambahan seperti sarung tangan yang berfungsi untuk menunjang keselamatan mereka dalam bekerja. Dengan gaji UMR dan tanpa adanya
4
Universitas Kristen Maranatha selama tahun 2014 sampai dengan akhir tahun 2015 tingkat turnover PT. “X” kota Bandung hanya 4% (2 orang).
Perusahaan telah menetapkan target pada karyawan departemen produksi, yakni menghasilkan 9 ton es dalam kurun waktu 24 jam, baik berupa es balok maupun kristal. Jumlah produksi tersebut bisa saja meningkat tergantung banyaknya permintaan dari konsumen. Pekerjaan dalam memproduksi es merupakan pekerjaan yang membutuhkan kecermatan dan keahlian dalam mengoperasikan mesin serta ketepatan waktu.dalam memproduksi es. Salah satu produk unggulan dari PT. “X” yaitu es kristal. Dalam pembuatan es kristal, akan melalui beberapa tahapan yaitu, penyulingan air, mengalirkan air kedalam mesin pembeku otomatis, dan pengambilan es kristal. Dalam mengoperasikan mesin membutuhkan ketelitian dalam mengatur suhu, waktu, serta tekanan udara. Pengaturan tersebut dilakukan secara manual demi menghasilkan kualitas es yang prima.
Konsumen PT. ”X” kota Bandung ini memiliki standar khusus dalam menetapkan
kualitas es yang akan dibeli, sementara order tersebut selalu ditetapkan dalam jumlah besar, oleh karena itu karyawan departemen produksi bagian es kristal diharapkan mampu untuk selalu menghasilkan kualitas es yang prima.
Menurut departemen umum dan personalia PT. ”X” kota Bandung, karyawan departamen produksi bagian es kristal yang berstatus karyawan tetap Karyawan memiliki dua shift jam kerja, yaitu shift pagi dimulai dari jam 08.00-16.00 dan shift malam dimulai dari jam 13.00-21.00. berdasarkan shift kerja tersebut, jika ada penambahan permintaan produksi yang mengharuskan karyawan untuk lembur, jam kerja mereka dapat ditambah tergantung banyaknya penambahan jumlah produksi disertai dengan upah pembayaran kelebihan jam kerja yang dihitung untuk setiap jamnya.
5
Universitas Kristen Maranatha prediktor terhadap komitmen adalah masa kerja seseorang pada organisasi tertentu. Masa kerja yang pendek menyebabkan keterlibatan sosial yang dibangun masih rapuh, sehingga komitmen organisasi yang dimiliki oleh karyawan dengan masa kerja yang pendek cenderung rendah. Selain itu, semakin lama bekerja pada suatu perusahaan, karyawan akan dapat beradaptasi dan merasa nyaman dengan teman-teman, peraturan dan lingkungan kerjanya serta merasakan keinginan untuk tetap bekerja di perusahaan tersebut. Berdasarkan data dari departemen umum dan personalia PT. ”X” kota Bandung, karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal rata-rata telah diangkat menjadi
karyawan tetap di PT.”X” kota Bandung selama kurang lebih 5-10 tahun. Hal tersebut seharusnya meningkatkan keterlibatan karyawan didalam perusahaan. Hal ini dapat mendukung keterikatan karyawan terhadap perusahaan. Selain mengharapkan para
karyawannya dapat bertahan kerja di perusahaan dalam waktu yang lama, PT. ”X” kota
Bandung juga mengutamakan karyawannya untuk menampilkan unjuk kerja yang baik seperti selalu masuk kerja, tiba di pabrik tepat waktu, senantiasa mencapai target produksi dan tidak banyak mengeluh ketika sedang bekerja.
Keadaan yang berbeda ditemukan pada karyawan tetap departemen produksi bagian
es kristal PT. ”X” kota Bandung. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada departemen umum dan personalia serta supervisor departemen produksi, diperoleh data bahwa karyawan tetap bagian es kristal ditemukan beberapa permasalahan. Meskipun mereka telah bekerja lebih lama di pabrik, namun kurang memiliki kesungguhan saat bekerja. Pada karyawan kontrak justru memperlihatkan kinerja yang lebih baik. Masalah yang sering dijumpai pada karyawan tetap adalah keterlambatan, absen tanpa keterangan, dan mengeluh saat bekerja seperti merasa bosan dan jenuh.
6
Universitas Kristen Maranatha didapatkan data mengenai rata-rata keterlambatan yang dilakukan oleh karyawan tetap pada setiap bulannya, adalah sebanyak lima orang (10%). Supervisor departemen produksi beranggapan bahwa keterlambatan yang dilakukan oleh karyawan tetap dikarenakan mereka sudah merasa aman akan statusnya sebagai karyawan tetap. Untuk menanggapi permasalahan tersebut pihak perusahaan memberikan teguran langsung kepada karyawan yang bermasalah, namun apabila kembali terjadi permasalahan akan diberikan surat peringatan.
Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan komitmen seorang karyawan dapat menjadi lebih bertanggung jawab. Mereka akan bekerja secara optimal dengan mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga, dan waktunya untuk pekerjaan
(http://edukasi.kompasiana.com/2013/07/29/pentingnya-komitmen-dalam-suatu-perusahaan-atau-organisasi-577535.html). Komitmen organisasi adalah suatu keadaan psikologis yang merupakan karakteristik hubungan anggota organisasi dengan organisasi dengan organisasinya dan memiliki implikasi terhadap keputusan individu untuk melanjutkan keanggotaannya dalam berorganisasi (Meyer & Allen, 1977). Menurut Stephen P. Robbins (2003), apabila karyawan pada suatu perusahaan tidak mempunyai komitmen dalam bekerja, maka tujuan dari perusahaan atau organisasi sulit untuk dicapai. Komitmen organisasi dapat dijaring melalui tiga komponen yaitu, Affective
Commitment, Continuance Commitment, Normative Commitment (Meyer & Allen, 1997).
7
Universitas Kristen Maranatha masing-masing individu, namun derajatnya berbeda-beda ( Meyer & Allen, 1977). Komitmen organisasi dapat dipahami secara lebih baik jika dilihat sebagai kumpulan komitmen dalam bentuk yang multipel. Pandangan ini memunculkan kemungkinan bahwa karyawan dapat memiliki profil komitmen organisasi yang bervariasi (Reichers, 1985).
Berdasarkan hasil wawancara survei awal yang telah dilakukan oleh peneliti terhadap
sepuluh orang (100%) karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal di PT. ”X”
kota Bandung, sebanyak tiga orang (30%) karyawan telah bekerja sebagai karyawan tetap kurang lebih selama 6-10 tahun, dan sebanyak tujuh orang (70%) karyawan telah menjadi karyawan tetap kurang lebih selama 10-15 tahun. Dari wawancara tersebut sebanyak dua orang (20%) karyawan tetap bertahan bekerja karena pekerjaannya yang menurutnya mudah untuk dilakukan dan pekerjaannya ini sudah menjadi bagian dari dirinya. Selain itu mereka juga menyenangi suasana kerja dan rekan-rekan kerja di PT. ”X” kota Bandung sehinga tidak memandang pekerjaannya sebagai suatu beban.
Sebanyak lima orang (50%) karyawan tetap lainnya bertahan bekerja di PT. ”X” kota Bandung karena mereka membutuhkan penghasilan. Mereka menyadari bahwa pekerjaan
mereka di PT. ”X” merupakan satu-satunya pekerjaan yang mereka miliki. Mereka juga beranggapan apabila keluar dari pekerjaan mereka saat ini, tidak akan memiliki penghasilan. Sebanyak tiga orang (30%) karyawan tetap mengatakan bahwa mereka merasa wajib bekerja di pabrik karena telah membantu mereka dalam mendapatkan penghasilan. Mereka merasa bertanggung jawab untuk bekerja sebaik mungkin dengan selalu hadir bekerja tepat waktu dan memenuhi target produksi yang telah ditetapkan.
8
Universitas Kristen Maranatha
produksi bagian es kristal di PT. ”X” kota Bandung guna mendukung kemajuan bagi
pabrik tempat mereka bekerja. Hal ini mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai komitmen organisasi pada karyawan departemen produksi bagian es kristal di
PT. ”X” kota Bandung dengan meliha dominansinya.
1.2 Identifikasi Masalah
Ingin mengetahui bagaimana komitmen organisasi pada karyawan tetap departemen
produksi bagian es kristal PT. “X” kota Bandung.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai
affective commitment, continuance commitment, dan normative commitment pada
karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal PT. “X” kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran yang lebih rinci mengenai komponen komitmen organisasi yang paling dominan pada karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal PT. “X” kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Teoritis
9
Universitas Kristen Maranatha 2. Memberikan informasi tambahan kepada peneliti lain yang tertarik untuk
komitmen organisasi dan mendorong dikembangkannya penelitian yang berhubungan dengan hal tersebut.
1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Menjadi acuan dan bahan evaluasi diri bagi para karyawan sebagai tambahan informasi mengenai gambaran komitmen organisasi yang dimiliki oleh para
karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal PT. “X” kota Bandung.
2. Memberikan informasi tambahan kepada divisi personalia mengenai sejauh mana komitmen organisasi yang dimiliki oleh para karyawan tetap departemen
produksi bagian es kristal PT. “X” kota Bandung.
3. Memberikan informasi bagi PT. “X” Kota Bandung mengenai komitmen organisasi untuk kemajuan perusahaan.
1.5 Kerangka Pikir
General Manager PT. “X” Kota Bandung menyatakan bahwa, sebagai badan usaha
milik daerah (BUMD), PT. “X” kota Bandung bergerak dalam penyediaan produk es, selalu mengutamakan pelayanan dan kualitas produk yang dihasilkan. Berkaitan dengan hal tersebut, karyawan PT. “X” Kota Bandung memiliki tugas untuk menjaga kualitas dan memiliki efektifitas kerja. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah sumber daya yang memiliki keterampilan, kemampuan, pengetahuan dan sikap yang baik dalam bekerja. Maka dari itu, perusahaan diharuskan untuk mengembangkan dan mempertahankan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh setiap karyawan perusahaan.
10
Universitas Kristen Maranatha keuangan, dan departemen produksi. Setiap departemen memiliki peranan penting dalam keberlangsungan perusahaan. Salah satu nya ialah departemen produksi. Departemen produksi terbagi kedalam dua bagian yaitu produksi es balok dan kristal. Karyawan departemen produksi juga terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Jumlah karyawan tetap yang bekerja pada bagian produksi es kristal berjumlah 50 orang karyawan tetap dengan rentang usia 26-50 tahun.
Menurut departemen umum & personalia PT. ”X” kota Bandung, karyawan departamen produksi bagian es kristal yang berstatus karyawan tetap Karyawan memiliki dua shift jam kerja, yaitu shift pagi dimulai dari jam 08.00-16.00 dan shift malam dimulai dari jam 13.00-21.00. Dari shift kerja tersebut, jika ada penambahan permintaan produksi yang mengharuskan karyawan untuk lembur, jam kerja mereka dapat ditambah tergantung banyaknya penambahan jumlah produksi disertai dengan upah pembayaran kelebihan jam kerja yang dihitung untuk setiap jamnya. Komitmen pada setiap karyawan sangat penting karena dengan komitmen seorang karyawan dapat menjadi lebih bertanggung jawab. Mereka akan bekerja secara optimal dengan mencurahkan perhatian, pikiran, tenaga, dan waktunya untuk pekerjaan.
Komitmen organisasi merupakan suatu keadaan psikologis tertentu yang merupakan karakteristik hubungan antara anggota dengan organisasinya, dan mempunyai implikasi berupa keputusan untuk berhenti atau terus menjadi anggota organisasi tersebut (Meyer & Allen, 1991). Meyer & Allen (1997) melakukan penggabungan konsep membentuk tiga komponen komitmen, yaitu Affective Commitment, Continuance Commitment, dan
Normative Commitment. Affective Commitment (Meyer & Allen, 1991) mengarah pada
11
Universitas Kristen Maranatha Karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal di PT. ”X” kota Bandung dengan affective commitment tinggi akan cenderung mengarah pada keterikatan emosional karyawan, identifikasi karyawan terhadap perusahaan, dan keterlibatan karyawan pada organisasi. Maka karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal dengan affective commitment yang kuat akan menunjukan perilaku datang tepat waktu ke perusahaan, karyawan bersedia mengikuti kegiatan perusahaan yang dilaksanakan bahkan diluar jam kerja, bersedia lembur dalam menyelesaikan pekerjaannya karena memang ingin melakukan hal tersebut.
Karyawan juga akan memiliki keinginan untuk berkontribusi secara berarti terhadap perusahaan bila dibandingkan karyawan dengan affective commitment yang lebih rendah, seperti karyawan yang kurang memiliki keinginan untuk terlibat dan bergabung dalam
kegiatan di PT. “X” kota Bandung. Kemunculan perilaku tersebut juga dipengaruhi oleh
faktor dari karakteristik individu yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Mathieu dan Zajac (1990) menemukan adanya korelasi positif yang rendah antara masa kerja dengan komitmen organisasi. Lama kerja atau masa kerja merupakan lamanya seseorang bekerja atau menjabat suatu posisi dalam organisasi. Pada umumnya individu yang memiliki usia lebih tua dan memiliki masa kerja yang lebih lama memiliki komitmen organisasi yang lebih kuat dibandingkan dengan yang berusia lebih muda. Hal tersebut dipengaruhi oleh persepsi bahwa usia kerja dan hidup mereka hanya tinggal sesaat, sehingga akan tetap berkomitmen pada perusahaan. Namun terdapat hubungan yang lemah antara usia, lama kerja, dan status marital dengan affective commitment (Mathieu dan Zajac, dalam Meyer & Allen, 1997).
12
Universitas Kristen Maranatha semakin tua usia serta lama kerja seorang karyawan, maka continuance commitment semakin tinggi karena kesempatan seorang karyawan untuk berpindah organisasi semakin kecil. Meyer & Allen (1993), juga mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan negatif dengan continuance commitment, semakin tinggi kepuasan kerja, maka
continuance commitment akan semakin rendah.
Selain itu ditemukan bahwa pengalaman kerja yang menyenangkan dan kepuasan kerja memiliki korelasi positif dengan normative commitment. Semakin tinggi kepuasan kerja seorang karyawan maka akan semakin tinggi pula normative commitment karyawan tersebut. Karakteristik pekerjaan adalah sejauh mana pekerjaannya menunjukan kreatifitas dan bertanggung jawab (Dorstein & Allen, 1997). Selain itu adanya konflik peran, berbeda antara tuntutan pekerjaan dan tuntutan fisik, harapan dan nilai pribadi juga dapat mengurangi komitmen seseorang terhadap organisasinya. Pengalaman kerja adalah sejauh mana individu merasa dihargai dan dibutuhkan. Semakin seseorang merasa dirinya dihargai dan dibutuhkan oleh organisasi, maka semakin kuat komitmennya.
continuance commitment berkaitan dengan pertimbangan untung rugi dalam diri
karyawan dan keinginan untuk tetap bekerja atau justru meninggalkan organisasi. Adanya kekhawatiran yang timbul dalam diri karyawan pelaksana bila tidak dapat mencapai prestasi di perusahaan yang baru nantinya, dan tidak memiliki pilihan lain selain bertahan dalam organisasi.
Karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal dengan continuance
commitment pada umumnya bekerja lebih seadanya, mereka tidak memberikan usaha
maksimal dikarenakan karyawan butuh melakukan tersebut karena tidak ada pilihan lain. Seperti karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal akan tetap bertahan bekerja
di PT. “X” kota Bandung karena mereka tidak memiliki pekerjaan lainnya dan harus
13
Universitas Kristen Maranatha
diharapkan untuk memiliki keinginan yang kuat untuk berkontribusi pada PT. “X” kota
Bandung. Karyawan memilih untuk tetap bekerja di PT. “X” kota Bandung karena membutuhkan upah sebagai sumber pemasukan dalam memenuhi kebutuhannya. Bila dibandungkan dengan karyawan yang memiliki continuance commitment yang lebih rendah, karyawan tetap departemen produksi es kristal bekerja tanpa mempertimbangakan untung dan rugi.
normative commitment berkaitan dengan tanggung jawab seorang karyawan terhadap
pekerjaannya dan organisasinya, serta adanya perasaan wajib untuk tetap bekerja di dalam
PT. “X” kota Bandung. Karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal yang memiliki normative commitment yang tinggi mereka akan merasa memiliki tanggung
jawab untuk bekerja karena sudah sejak lama bekerja di PT. “X” kota Bandung, maka mereka memilih untuk bertahan dalam organisasi. Namun, sebaliknya karyawan dengan
normative commitment yang rendah memiliki nilai tanggung jawab yang lebih kecil pada
pekerjaannya. Seperti karyawan yang bermalas-malasan dan melakukan hal lain disaat jam kerja.
Meyer & Allen (1991, dalam Meyer & Allen, 1997) menyatakan bahwa ketiga komponen ini muncul dalam diri setiap anggota organisasi, namun muncul dalam derajat yang berbeda-beda. Ketiga komponen tersebut yaitu affective commitment, continuance
commitment, dan normative commitment.
14
Universitas Kristen Maranatha biologis maupun usia kerja di organisasi hanya tinggal sesaat, sehingga tetap berkomitmen dengan organisasi. Tingkat pendidikan (Lee, dalam Meyer & Allen, 1997), usia dan lama kerja (Ferris & Aranya, dalam Meyer & Allen, 1997) berpengaruh terhadap
Continuance commitment. Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin tinggi
Continuance commitment, dan semakin tua usia serta lama kerja seorang karyawan, maka
Continuance commitment semakin tinggi karena kesempatan seorang karyawan untuk
berpindah organisasi makin kecil. Meyer dan Allen (1993).
Karakteristik pekerjaan adalah mengenai struktur organisasi dan kebijakan dalam organisasi. Berkaitan dengan jabatan atau peran yang memiliki sumbangan bermakna pada komitmen organisasi. Karakteristik ini meliputi tantangan pekerjaan, konflik peran, dan ambiguitas peran. Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa tantangan pekerjaan memiliki hubungan positif dengan komitmen organisasi, sedangkan konflik peran dan ambiguitas peran memiliki hubungan negatif dengan komitmen organisasi.
Pengalaman kerja adalah sejauh mana individu merasa dihargai dan dibutuhkan. Semakin seseorang merasa dihargai atau dibutuhkan maka komitmennya juga akan semakin kuat. Bagaimana persepsinya mengenai gaji atau imbalan ekstrinsik yang diterimanya selain gaji pokok seperti tunjangan, bonus, insentif, dan pensiunan.Imbalan ekstrinsik ini dapat menjadi rangsangan bagi individu untuk mempertahanan keanggotaannya (Meyer & Allen, 1997).
Dari penjelasan diatas, komitmen organisasi pada karyawan tetap departemen
15 Universitas Kristen Maranatha 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi :
Karakteristik Pribadi Karakteristik Pekerjaan Pengalaman Kerja
Karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal
PT. “X” kota Bandung
Komitmen Organisasi
Affective Commitment
Continuance Commitment
16
Universitas Kristen Maranatha 1.6 Asumsi Penelitian
1. Komitmen karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal di PT. ”X” kota Bandung merupakan keterikatan karyawan dengan organisasinya.
2. Seorang karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal di PT. ”X” kota Bandung dikatakan memiliki komponen komitmen organisasi affective
commitment yang tinggi terhadap organisasi apabila mereka memiliki keinginan
yang kuat untuk menetap dalam organisasinya dan memiliki keinginan untuk selalu berkembang dalam organisasinya.
3. Seorang karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal di PT. ”X” kota Bandung dikatakan memiliki komponen komitmen organisasi continuance
commitment yang tinggi terhadap organisasi apabila mereka merasa akan
mengalami kerugian jika meninggalkan organisasinya.
4. Seorang karyawan tetap departemen produksi bagian es kristal di PT. ”X” kota Bandung dikatakan memiliki komponen komitmen organisasi normative
commitment yang tinggi terhadap organisasi apabila mereka merasa bertanggung
jawab terhadap pekerjaannya dan wajib bertahan pada organisasinya .
48 Universitas Kristen Maranatha BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Komponen komitment organisasi pada karyawan tetap departemen produksi bagian es Kristal PT. “X” Kota Bandung yang paling dominan adalah affective commitment. 2. Dominansi komponen komitmen organisasi dominan urutan kedua pada karyawan
tetap departemen produksi bagian es Kristal PT. “X” Kota Bandung adalah normative commitment.
3. Komponen komitmen organisasi pada karyawan tetap departemen produksi bagian es Kristal PT. “X” Kota Bandung tidak ada yang menunjukan dominansi komponen
continuance commitment.
4. Karyawan tetap departemen produksi bagian es Kristal PT. “X” Kota Bandung menyatakan bahwa PT. “X” kota Bandung sudah memiliki keadilan dalam kebijakan
49
Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa saran yang diharapkan mampu memberikan manfaat kepada pihak yang berkaitan :
5.2.1 Saran Teoritis
Disarankan kepada peneliti yang tertarik untuk meneliti mengenai komitmen organisasi, untuk menambahkan faktor-faktor pengaruh apa sajakah yang dapat memberikan peranan dalam perkembangan komitmen organisasi terhadap individu dalam suatu perusahaan atau organisasi yang sesuai dengan ketiga komponen, yaitu Affective
Commitment, Continuance Commitment, dan Normative Commitment.
5.2.2 Saran Praktis
1. Disarankan kepada departemen personalia PT. “X” kota Bandung untuk dapat memertahankan hubungan baik yang sudah terjalin dengan sesama karyawan melalui acara-acara kekeluargaan di perushaan agar mendukung untuk dapat lebih mengembangkan affective commitment terhadap PT. “X” kota Bandung.
2. Disarankan kepada departemen personalia PT. “X” kota Bandung untuk memberikan fasilitas berupa tunjangan kesehatan bagi karyawan tetap di PT. “X” kota Bandung, dengan demikian komponen continuance commitment dapat berkembang.
3. Disarankan kepada departemen personalia PT. “X” kota Bandung untuk memberikan
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI KOMITMEN ORGANISASI PADA
KARYAWAN TETAP DEPARTEMEN PRODUKSI BAGIAN ES
KRISTAL PT.
“X” KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Psikologi
Universitas Kristen Maranatha
Oleh :
FAJAR WAHANA KURNIA
NRP : 1030172
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan bagi Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih-Nya yang besar, peneliti mampu menyelesaikan Usulan Penelitian di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun judul dari Usulan Penelitian ini adalah “Studi Deskriptif Mengenai Komitmen Organisasi pada Karyawan Tetap Departemen Produksi Bagian Es Kristal PT. “X” Kota Bandung.
Penulis menyadari bahwa Usulan Penelitian yang telah disusun ini belum sempurna. Oleh karena itu, besar harapan peneliti kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan penulisan penelitian ini.
Dalam melakukan penyusunan penelitian ini, peneliti menerima bantuan, bimbingan, serta dorongan dari berbagai pihak. Peneliti ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama pengerjaan penelitian ini. Ucapan terimakasih peneliti sampaikan kepada:
1. Dr. Irene P. Edwina, M.Si., Psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.
2. Juliati A. Santoso, M.Psi., Psikolog, selaku dosen pembimbing utama yang selalu meluangkan waktunya untuk memberikan dukungan serta arahan kepada peneliti agar penulisan penelitian ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin.
4. Ida Ayu N. Kartikawati M.Psi., Psikolog, selaku dosen wali yang selalu memberikan semangat dan arahan kepada peneliti agar penelitian ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin.
5. Karyawan tetap departemen produksi bagian es Kristal PT. “X” kota Bandung, selaku responden penelitian.
6. General Manager dan departemen personalia PT. “X” Kota Bandung, yang telah
memberikan izin serta meluangkan waktunya dalam penelitian ini.
7. Keluarga peneliti yang selalu memberikan semangat dan masukan dalam menyelesaikan penulisan penelitian ini.
8. Elsa Anggraeni yang selalu membantu, memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan penulisan penelitian ini.
9. Sabtio, Ankita, Firdhan, Rinessa, Kaffin, dan Yosua terimakasih atas bantuan, dukungan dan waktu yang telah diluangkan untuk berdiskusi bersama mengenai penulisan penelitian ini.
10. Teman-teman mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, khususnya angkatan 2010, terimakasih atas bantuan, saran, dan dorongannya kepada penulis. Akhir kata penulis berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan pihak-pihak yang memerlukan.
Bandung, November 2016
50 Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Harefa, Andrias. 2007. Undang-Undang Perseroan Terbatas 2007, Jakarta : Gradien Mediatama.
Meyer, J. P., & Allen, N. J. 1991, A Three-Component Conceptualization of Organizational
Commitment Human Resource Managing Review.
Meyer, J. P., & Allen, N. J. 1997, Commitment in The Workplace Theory Research and
Application. California : Sage Publication.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Robbins, S. P., 2003, Organizational Behavior : Consepts, Convensus & Application,
Prellince Hall. Ind. Inc.
Schemeron, J,. J. Hunt, & R. Osborn. 1991. Managing Organizational Behavior 4th . Ed. John
Wiley & Sons.
Siagian, Sondang. 1995. Organisasi, Pimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta : CV. Haji Masagung.
51
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR RUJUKAN
Fitransyah, Adam. 2010. Studi Deskriptif Mengenai Derajat Komitmen Organisasi Pada
Karyawan Bagian Produksi di PT. “X” Garut. Skripsi Fakultas Psikologi, Universitas Kristen
Maranatha, Bandung.