• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Sport Likes Games Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sumedang Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Sport Likes Games Terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Kelas VIII Di SMP Negeri 1 Sumedang Dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan Jasmani."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN SPORT LIKES GAMES TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1

SUMEDANG DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Oleh

Wilddan Rezzy Septiand 0807722

PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : WILDDAN REZZY SEPTIAND

NIM : 0807722

JUDUL : PENGARUH PENERAPAN SPORT LIKES GAMES

TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SUMEDANG DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. NIP. 196509091991021001

Pembimbing II

Dr. Dian Budiana, M.Pd. NIP. 197706292002121002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul PENGARUH

PENERAPAN SPORT LIKES GAMES TERHADAP JUMLAH WAKTU

AKTIF BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 SUMEDANG

DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ini

dan seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Februari 2013 Yang membuat pernyataan,

(4)

ABSTRAK

Wilddan Rezzy Septiand (0807722). Skripsi ini berjudul : “Pengaruh

Penerapan Sport Likes Games terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam Mengikuti Pembelajaran

Pendidikan Jasmani”. Pembimbing 1. Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd. Pembimbing 2. Dr. Dian Budiana, M.Pd.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sport likes games terhadap peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain penelitiannya pretest and posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dan sampel berjumlah 40 orang. Instrumen yang digunakan adalah format observasi JWAB. Teknik analisis data statistik menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan uji t. Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, pada saat pretest jumlah waktu aktif belajar siswa

̅= 39,35% sedangkan pada saat posttest jumlah waktu aktif belajar siswa ̅=

59,9%. Hasil penghitungan signifikansi hipotesis yaitu dengan penerapan sport likes games diperoleh thitung > ttabel yaitu (50,1 > 1,729), maka H0 ditolak, hal tersebut menunjukan penerapan sport likes games meningkatkan jumlah waktu aktif belajar siswa. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah: Penerapan sport likes games memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

(5)

ABSTRAK

Wilddan Rezzy Septiand (0807722). This skripsi is entitled: “Pengaruh Penerapan Sport Likes Games terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam Mengikuti Pembelajaran

Pendidikan Jasmani”. Pembimbing 1. Dr. Bambang Abduljabar, M.Pd.

Pembimbing 2. Dr. Dian Budiana, M.Pd.

This research aimed to determine application effect of the sport likes games to the increase amount of time actively learning VIII class students at SMP Negeri 1 Sumedang in following the learning of physical. Research method used was experimental with research design pretest and posttest control group design. Population in this research were all students of class VIII at SMP Negeri 1 Sumedang and a sample are 40 peoples. Instrument used is the JWAB observation format. Technique statistical data analysis using the average similarity test with the t test. Based on results of the processing and data analysis, when pretest amount of time actively learning student ̅= 39,35% while at posttest amount of time actively learning student ̅= 59,9%. The results of the significance hypothesis calculations ie by applying sport likes games obtainable thitung > ttabel namely (50,1 > 1,729), then H0 is rejected, it shows application sport likes games increase the amount of time actively students are learning. Conclusion results of this research are: application of sport likes games give effect to the increase amount of time actively learning VIII class students at SMP Negeri 1 Sumedang in following the learning of physical education.

(6)

DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Penelitian ………... B. Identifikasi dan Rumusan Masalah………....…... C. Tujuan Penelitian ………... D. Manfaat Penelitian…………..……….…... E. Batasan Penelitian ………..………...

BAB II TINJAUAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN

HIPOTESIS...

A. Tinjauan Teoretis... 1. Belajar dan Pembelajaran... 2. Pendidikan Jasmani... 3. Developmentally Appropriate Practice ………... 4. Sport Likes Games ... 5. Jumlah Waktu Aktif Belajar ... 6. Hubungan Pembelajaran Sport Likes Games dengan Jumlah Waktu Aktif

(7)

BAB III METODE PENELITIAN ………... A. Metode Penelitian ………... B. Populasi dan Sampel…………. ………... C. Desain Penelitian ………... D. Waktu Dan TempatPenelitian...…... E. Instrumen Penelitian ...……...

F. Teknik Analisis Data……….

G. Langkah-langkah Penelitian ………... H. Definisi Operasional ………...

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan merupakan proses membantu individu untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Dengan pendidikan yang baik maka setiap individu akan mendapatkan pengembangan dalam kepribadian maupun pengetahuan sebagai bekal untuk melaksanakan aktivitas dalam masa hidupnya. Dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1973) dirumuskan bahwa: “pendidikan pada hakikatnya

adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup”.

Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Seperti dikemukakan oleh Abduljabar (2010: 83):

Pendidikan jasmani menggunakan media fisikal untuk mengembangkan kesejahteraan total setiap orang. Karakteristik pendidikan jasmani seperti ini tidak terdapat pada mata pelajaran lain, karena hasil kependidikan dari pengalaman belajar fisikal tidak terbatas hanya pada perkembangan tubuh saja. Konteks melalui aktivitas jasmani yang dimaksud adalah konteks yang utuh menyangkut semua dimensi tentang manusia, seperti halnya hubungan tubuh dan pikiran. Tentu pendidikan jasmani tidak hanya menyebabkan seseorang terdidik fisiknya, tetapi juga semua aspek yang terkait dengan kesejahteraan total manusia … . Seperti diketahui, dimensi hubungan tubuh dan pikiran menekankan pada tiga domain pendidikan, yaitu: psikomotor, afektif dan kognitif.

(9)

Prioritas utama dalam upaya peningkatan Penjas di sekolah, yaitu dengan mewujudkan peranan dan fungsi guru secara optimal dalam kegiatan pembelajaran. Guru diharapkan dapat mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan (olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Untuk itu di samping kompetensi didaktik dan metodik mengajar, manajemen kelas pun harus dikuasai oleh guru sepenuhnya.

Definisi manajemen kelas di ungkapkan Padmono (2011: 12) yaitu sebagai berikut:

Manajemen kelas adalah upaya yang dilakukan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar agar dicapai kondisi optimal sehingga belajar mengajar berjalan seperti yang diharapkan. Pengelolaan tersebut meliputi penyelenggaraan, pengurusan, dan ketatalaksanaan dalam menyelenggarakan kelasnya. Dengan batasan tersebut, maka batasan lebih bersifat luwes. Kegiatan manajerial mencakup kegiatan penciptaan dan pemeliharaan kondisi yang mendukung seoptimal mungkin terselenggaranya pembelajaran sehingga secara efektif dan efisien mendukung tercapainya tujuan pembelajaran.

(10)

Hal di atas diperlukan karena Penjas terbentur dengan sarana dan prasarana yang kurang dan itu merupakan salah satu isu yang cukup merata dan sangat terasa oleh para pelaksana Penjas di lapangan. Umumnya sekolah-sekolah di Indonesia pada setiap jenjang pendidikannya selalu dihadapkan dengan permasalahan kekurangan sarana dan prasarana ini. Tidak sedikit sekolah di Indonesia, khususnya di daerah perkotaan tidak memiliki tempat atau lahan untuk melakukan aktivitas jasmani, khususnya yang berkaitan dengan olahraga misalnya lapangan. Walaupun ada, jumlahnya tidak proporsional dengan jumlah siswa.

Lingkungan untuk melaksanakan pembelajaran Penjas pun banyak berada ditempat yang tidak strategis seperti berada di tengah-tengah kelas ataupun berada di tempat yang panas dan berdebu, serta seringkali ditambah dengan kualitasnya yang kurang memenuhi tuntutan pembelajaran. Sarana dan prasarana ini meliputi alat-alat, ruangan, dan lahan untuk melakukan berbagai aktivitas Penjas.

(11)

Kurangnya sarana dan prasarana ditakutkan membuat siswa menjadi tidak termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran Penjas. Definisi mengenai motivasi diungkapkan oleh Abduljabar (2010: 109) adalah sebagai berikut:

Motivasi adalah proses menempatkan keinginan individu untuk melakukan atau menampilkan sesuatu dalam cara yang memuaskan kebutuhan. Guru tidak memberikan motivasi kepada siswa tetapi lebih merupakan mengubah variabel-variabel yang mempengaruhi motivasi siswa.

Merujuk kutipan di atas kreativitas guru dalam menyajikan materi harus diperhatikan juga, karena seperti kita ketahui, sebanyak apapun waktu yang dimiliki akan terasa percuma apabila tidak diisi dengan hal-hal yang sesuai. Oleh sebab itu kreativitas guru dalam memberikan materi pada saat pembelajaran sangat dibutuhkan, agar kurangnya sarana dan prasarana bisa tertutupi dan selebihnya dari kreativitas tersebut bisa memunculkan materi serta cara penyajian yang memotivasi siswa untuk belajar dengan tingkat partisipasi yang tinggi sehingga diharapkan jumlah waktu aktif belajar siswa akan tercapai dengan baik.

Definisi jumlah waktu aktif belajar menurut Lutan dan Suherman (2000: 45-46):

Jumlah waktu aktif belajar merupakan ciri pembelajaran yang efektif. Perencanaan jumlah waktu aktif belajar akan terkait langsung dengan waktu yang diperlukan untuk aspek lain, misal: pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karena itu akan lebih baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masing-masing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar.

(12)

giliran, sebagian siswa lebih banyak diam atau (dan) mengobrol, dan tidak melakukan tugas yang diberikan oleh guru. Telah kita ketahui bahwa semakin banyak waktu untuk belajar maka akan semakin tinggi pula kemungkinan untuk berhasilnya.

Pada saat penulis melakukan penelitian awal untuk proposal skripsi di SMP Negeri 1 Sumedang, guru Penjas kelas VIII di sekolah tersebut sedang memberikan materi pembelajaran bolabasket dan materi bolavoli. Dari kedua materi tersebut, masing-masing diberikan dalam waktu dua kali pertemuan. Penulis melihat bahwa guru menyajikan materi kedua permainan tersebut dengan cara yang sama, yaitu hanya menitikberatkan siswa untuk menguasai teknik-teknik dasar (sistem drilling). Dengan cara seperti itu anak lebih banyak diam untuk menunggu giliran daripada melakukan isi dari materi karena sedikitnya bola yang ada dibandingkan dengan jumlah seluruh siswa. Lebih parahnya waktu untuk menunggu giliran tersebut para siswa gunakan untuk mengobrol dan bermain-main sehingga waktu aktif belajarnya tidak efektif.

Berdasarkan uraian di atas dan kenyataan di lapangan yang penulis temukan saat melakukan pengamatan di SMP Negeri 1 Sumedang, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang penerapan materi pembelajaran menggunakan sport likes games terhadap siswa kelas VIII di sekolah tersebut. Sport likes games merupakan

(13)

kurang luasnya lapangan yang digunakan untuk pembelajaran Penjas dapat diatasi dengan cara pembagian kelompok untuk melaksanakan permainan.

Modifikasi juga dimaksudkan agar siswa lebih banyak bergerak dan menumbuhkan kesenangan yang menyebabkan meningkatnya motivasi mereka untuk melakukan kegiatan pembelajaran karena kurangnya sarana dan prasarana yang ada dapat diatasi oleh modifikasi yang dilakukan dalam penerapan sport likes games.

Sebagai ilustrasi; apabila jumlah bola empat dan siswa ada 40 orang maka bila materi pengajaran menitikberatkan pada penguasaan teknik saja akan ada 36 orang yang menunggu di saat empat teman lainnya melakukan isi materi. Sedangkan apabila dilakukan melalui sport likes games maka bisa dibuat menjadi sepuluh kelompok dengan masing-masing berjumlah empat orang, satu bola bisa digunakan oleh dua kelompok yang akan melakukan permainan, maka dengan jumlah empat bola akan ada delapan kelompok yang melaksanakan materi secara bersamaan. Dengan begitu hanya ada dua kelompok atau delapan orang siswa yang menunggu untuk melaksanakan materi.

(14)

yang sedikit itu guru perlu memberikan penyajian materi pembelajaran yang sesuai agar waktu aktif belajar siswa berjalan efektif.

Maka dari itu penulis mengangkat judul Pengaruh Penerapan Sport Likes Games terhadap Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1

Sumedang dalam Mengikuti Pembelajaran Pendidikan jasmani.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis mengidentifikasikan variabel dalam penelitian ini yaitu sport likes games dan jumlah waktu aktif belajar siswa.

Sport likes games adalah suatu permainan-permainan hasil dari adaptasi

olahraga yang bersangkutan namun peraturan, peralatan dan perlengkapannya telah dimodifikasi agar kurangnya sarana dan prasarana bisa tertutupi dan juga untuk menyesuaikan dengan tingkat perkembangan motorik pelaku kegiatannya. Dalam penelitian ini sport likes games yang digunakan untuk pemberian treatment pada sampel adalah basketball like games (adaptasi dari olahraga bolabasket), volleyball like games (adaptasi dari olahraga bolavoli), soccer like games

(adaptasi dari olahraga sepak bola dan futsal), handball like games (adaptasi dari olahraga bolatangan), badminton like games (adaptasi dari olahraga bulutangkis), dan softball like games (adaptasi dari olahraga softball).

Sedangkan jumlah waktu aktif belajar menurut Lutan dan Suherman (2000: 45-46):

(15)

yang diperlukan untuk aspek lain, misal: pemanasan, penjelasan, demonstrasi, termasuk strategi atau style yang digunakan. Oleh karena itu akan lebih baik apabila dari sejak awal guru merencanakan pemanfaatan waktu untuk masing-masing aspek dengan curahan waktu terbanyak ditekankan pada waktu aktif belajar.

Oleh karena itu aktivitas siswa harus lebih banyak untuk digunakan belajar dan bukan digunakan untuk hal-hal lainnya seperti: siswa lebih banyak menunggu giliran, sebagian siswa lebih banyak diam atau mengobrol, dan tidak melakukan tugas yang diberikan oleh guru. Telah kita ketahui bahwa semakin banyak waktu untuk belajar maka akan semakin tinggi pula kemungkinan untuk berhasilnya.

Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan sport likes games memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah waktu aktif

belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani?

C. Tujuan Penelitian

Sebagai penelitian ilmiah maka membutuhkan tujuan yang jelas, adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh penerapan sport likes games terhadap peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa kelas VIII di

SMP Negeri 1 Sumedang dalam mengikuti pembelajaran Pendidikan jasmani.

D. Manfaat Penelitian

(16)

1. Secara teoritis:

a. Dapat memberikan wawasan keilmuan yang berarti bagi dunia pendidikan terutama pengembangan Penjas khususnya pembelajaran olahraga permainan bola besar di sekolah.

b. Informasi dan masukan bagi lembaga pendidikan khususnya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan dalam kaitannya dengan kurikulum dan proses belajar mengajar.

c. Bahan masukan bagi guru Penjas dalam upaya modifikasi proses belajar Penjas di sekolah atau menciptakan proses belajar mengajar terhadap jumlah waktu aktif belajar siswa, khususnya dalam pembelajaran olahraga permainan.

d. Hasil penelitian ini bisa dijadikan bahan masukan dalam pengembangan program pengajaran Penjas di Sekolah Menengah Pertama.

2. Manfaat Praktis:

a. Dapat dijadikan bahan informasi kepada sekolah sehingga dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam mengambil kebijakan-kebijakan terhadap pelaksanaan pembelajaran Penjas terutama di sekolah yang bersangkutan.

(17)

c. Sebagai rambu–rambu dan panutan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar olahraga permainan di Sekolah Menengah Pertama.

d. Dapat dijadikan acuan bagi para pembina dan guru Penjas dalam memberdayakan potensi dan keterampilan siswa melalui modifikasi alat bantu pembelajaran maupun sarana dan prasarana pembelajaran (sport likes games).

e. Menjadi masukan kepada guru Penjas dalam kaitannya dengan pelaksanaan pembelajaran seperti penentuan metode pembelajaran, penilaian pembelajaran, penanggulangan masalah dalam pembelajaran serta penciptaan iklim pembelajaran yang lainnya.

E. Batasan Penelitian

1. Penelitian ini merupakan eksperimen, yaitu mencobakan suatu hal untuk mengetahuai pengaruh dari perlakuan tersebut.

2. Variabel Independen atau variable bebas. menurut Sugiono (2009:39) ”Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)”.

Dalam penelitian ini yang dimaksudkan variable bebas adalah penerapan sport likes games dalam pembelajaran Penjas. Sport likes games tersebut

adalah: basketball like games, volleyball like games, soccer like games, handball like games, badminton like games, dan softball like games.

3. Variabel dependen atau variable terikat. Sugiono (2009:39) menjelaskan bahwa ”variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

(18)

penelitian ini adalah jumlah waktu aktif belajar siswa pada mata pelajaran Penjas.

4. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP negeri 1 Sumedang. Sedangkan sampel penelitian ini adalah 40 siswa yang dipilih oleh peneliti. Sehingga penelitian ini merupakan penelitian sampel.

5. Pemilihan sampel dilakukan melalui randomize sampling (sampel acak). 6. Alat pengumpul data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi

nonpartisipan. Dimana penyusun akan dibantu oleh 3 orang observer yang mempunyai latar belakang dari Penjas.

7. Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Kebonkol No. 18 Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.

8. Dalam mengumpulkan data dari suatu sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar format observasi.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam penelitian digunakan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai dan merupakan jalan bagi keberhasilan arah penelitian. Untuk itu seorang peneliti dituntut untuk terampil menentukan metode penelitian yang akan digunakan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi metode adalah “cara yang

teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dsb); cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sementara itu, Sudjana (2005: 52) mengungkapkan bahwa: “metode penelitian merupakan rangkaian cara atau

kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi.” Karena kegiatan tersebut dilakukan setiap melaksanakan penelitian,

maka beberapa ahli menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research traditions). Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian berkaitan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan, sehingga dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan penelitian.

(20)

eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment. Di samping itu penulis ingin mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai metode eksperimen ini, Arikunto (2002: 4) berpendapat bahwa:

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan menggeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu.

Untuk penelitian ada dua variabel yang harus menjadi perhatian peneliti. Hal ini seperti dijelaskan Sudjana (1989: 19) adalah sebagai berikut:

Dalam eksperimen ada dua variabel yang menjadi perhatian utama yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas sengaja dimanipulasi oleh peneliti, sedangkan variabel yang diamati atau diukur sebagai variabel akibat dari manipulasi dari variabel bebas disebut variabel terikat.

Untuk melihat keberhasilan dari variabel bebas perlu adanya kelompok kontrol sebagai pembanding. Dalam hal ini Faisal (1982: 80) menjelaskan sebagai berikut:

Suatu eksperimen mengandung upaya untuk membandingkan mengenai akibat suatu treatment tertentu dengan treatment lainnya yang berbeda, atau dengan tanpa treatment. Biasanya disebut suatu kelompok eksperimen dan suatu kelompok kontrol. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tadi, sedapat mungkin sama atau mendekati sama ciri-cirinya.

(21)

pembelajaran Penjas tanpa penerapan sport likes games yaitu yang melaksanakan proses belajar mengajar seperti yang biasa guru berikan.

Faktor yang dicobakan dan juga merupakan variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran Penjas dengan penerapan sport likes games. Lalu yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah waktu aktif belajar siswa dalam mengikuti Penjas.

Kegiatan penelitian diawali dengan melakukan tes awal atau pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok Kontrol pada pembelajaran Penjas yang tidak menggunakan penerapan sport likes games, yaitu pembelajaran yang biasa guru lakukan di sekolah tersebut. Setelah itu dilakukan pemberian treatment lewat penerapan sport likes games dalam pembelajaran Penjas pada kelompok eksperimen, sedangkan kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran Penjas tetap seperti yang biasa dilakukan. Terakhir diakukan tes akhir atau posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, format tes yang digunakan seperti yang dilakukan pada tes awal, namun kelompok eksperimen melaksanakan pembelajaran Penjas dengan penerapan sport likes games, sedangkan kelompok kontrol melaksanakan pembelajaran Penjas seperti yang biasa guru di sekolah tersebut berikan.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi

(22)

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2011: 81). Dalam menentukan sampel tersebut peneliti menggunakan teknik simpel random sampling. Sugiyono (2011: 82) menjelaskan mengenai simple random sampling sebagai berikut: dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sampel sebanyak 40 orang siswa yang kemudian akan dibagi dua. 20 orang untuk sampel yang melakukan pembelajaran dengan penerapan sport likes games (kelompok ekperimen) dan 20 orang lagi untuk sampel yang melakukan pembelajaran sesuai yang biasa guru berikan, yaitu tanpa penerapan sport likes games (kelompok kontrol).

Karakteristik dari sampel adalah: Anak-anak berumur antara 12-13 tahun, yang berjenis kelamin laki-laki berjumlah 19 anak dan perempuan berjumlah 21 anak, serta mempunyai fisik serta kemampuan motorik yang relatif sama.

Gambar 3.1. Teknik Simple Random Sampling (Sugiyono, 2011: 82)

Populasi homogen /

relatif homogen Diambil secara random

(23)

C. Desain Penelitian

Penelitian eksperimen mempunyai berbagai macam desain. Penggunaan desain tersebut, disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Atas dasar hal tersebut, maka penulis menggunakan pretest-posttest control group design sebagai desain penelitiannya.

Dalam desain ini sampel diperoleh dari sebagian populasi, desain penelitian terdiri dari kelompok eksperimen yaitu kelompok yang sengaja diberi pembelajaran dengan penerapan sport likes games, disamping itu ada juga kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi pembelajaran lewat penerapan sport likes games mereka adalah siswa yang melaksanakan proses belajar

mengajar yang biasa dilakukan di sekolah tersebut.

Kemudian diadakan tes awal atau pretest. Setelah itu sampel diberikan perlakuan atau treatment sesuai kelompok dan pendekatannya. Setelah masa perlakuan berakhir yaitu sekitar satu bulan maka dilakukan tes akhir atau post-test. Setelah data tes awal dan tes akhir terkumpul maka data tersebut disusun,

diolah dan dianalisis secara statistik. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil perlakuan. Arikunto (2002:84) menggambarkannya dalam pola sebagai berikut:

Tabel 3.2. Desain Penelitian Pre-test and Post-test Control Group Design.

Keterangan:

E1 adalah kelompok eksperimen.

E1 O1 X1 O2

(24)

E2 adalah kelompok kontrol.

X1 adalah pembelajaran Penjas dengan penerapan sport likes games. O1 dan O3 adalah tes awal atau observasi awal.

O2 dan O4 adalah tes akhir atau observasi akhir.

Hasil perlakuan yang ingin diketahuinya adalah jumlah waktu aktif belajar siswa.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penerapan sport likes games terhadap waktu aktif belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas dilaksanakan pada:

1. Tempat : SMP Negeri 1 Sumedang

2. Waktu : 8 Januari – 29 Januari 2013 3. Intensitas Pertemuan : 4 kali dalam seminggu

4. Jumlah pertemuan : 12 kali pertemuan (satu kali pretest dan satu kali posttest)

Penulis menentukan intensitas pertemuan yang dilakukan empat kali dalam seminggu berdasarkan dari Juliantine, dkk (2007: 2.65) “… latihan sebaiknya

dilakukan minimal 3 kali dalam seminggu”. Sehingga apabila penerapan

treatment dalam penelitian ini dilakukan di atas batas minimal, kemungkinan akan

(25)

Tabel 3.3. Jadwal Rencana Pretest, Posttest Dan Penerapan Sport likes games Dalam Pemberian Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen.

Tanggal

14.00-15.20 II Penerapan soccer like games

(permainan kesatu)

Sabtu, 12

Januari 2013

10.00-11.20 III Penerapan soccer like games

(permainan kedua)

Minggu, 13

Januari 2013

15.00-16.20 IV Penerapan softball Like games

Selasa, 15

Januari 2013

07.00-08.20 V Penerapan handball like games

(permainan kesatu)

Kamis, 17

Januari 2013

14.00-15.20 VI Penerapan handball like games

(permainan kedua)

Sabtu, 19

Januari 2013

10.00-11.20 VII Penerapan basketball like games

(permainan kesatu)

Minggu, 20

Januari 2013

15.00-16.20 VIII Penerapan basketball like games

(permainan kedua)

Selasa, 22

Januari 2013

07.00-08.20 IX Penerapan badminton like games

Kamis, 24

Januari 2013

14.00-15.20 X Penerapan volleyball like games

(permainan kesatu)

(26)

Januari 2013 (permainan kedua)

Selasa, 29

Januari 2013

15.00-16.20 XII Posttest

E. Instrumen Penelitian

Penelitian pada prinsipnya adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam. Agar penelitian menjadi lebih konkrit, maka perlu ada data yang diambil dengan cara tes. Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.

Dalam pengambilan data variabel penelitian maka diperlukan sebuah instrumen penelitian. Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dinilai akurat untuk mengumpulkan dan memperoleh data variabel penelitian dari sejumlah populasi dan sampel penelitian yang telah ditentukan. Arikunto (2002:121) mengungkapkan bahwa: “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti

menggunakan sesuatu mode”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi.

Menurut Sutrisno (Sugiyono, 2011: 145) mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis”.

Dalam penelitian ini, penulis hanya bertindak sebagai fasilitator. Pemberi treatment adalah dua orang guru dari SMP tersebut, mereka bergantian untuk

(27)

dengan tiga orang observer. Tiga observer itu adalah gabungan dari orang-orang lulusan dan juga mahasiswa dari jurusan kepenjasan. Kedua guru dan tiga orang observer tersebut telah penulis bekali mengenai prosedur menjadi seorang pemberi treatment dan seorang observer dalam penelitian ini. Sehingga mereka tahu apa yang harus dilakukan dalam tugasnya masing-masing.

Observer hanya datang di tempat penelitian untuk mengamati jumlah waktu aktif belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretest dan posttest, tetapi sama sekali tidak ikut terlibat dengan kegiatan dalam pembelajaran tersebut. Tiga observer tersebut bertindak untuk melakukan observasi dari jumlah waktu aktif belajar siswa kelompok eksperimen dan siswa kelompok kontrol.

Selain itu penulis berusaha mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Bahan yang digunakan penulis berupa pengumpulan informasi atau data mengenai siswa, berupa data diri siswa yang didapat dari buku induk sekolah dan absensi kelas. Hal ini dilakukan untuk memudahkan observer mengenali diri siswa pada saat penelitian di lapangan, serta dokumentasi kegiatan pembelajaran Penjas kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang.

Hal-hal yang mendukung dan di perlukan dalam observasi pada penelitian ini: 1. Tes

a. Pretest

Pretest digunakan untuk mengukur jumlah waktu aktif belajar saat

(28)

pembelajaran Penjas tanpa penerapan sport likes games, maksudnya proses belajar mengajar Penjas yang yang biasa dilakukan di sekolah tersebut.

b. Posttest

Posttest digunakan untuk mengukur jumlah waktu aktif belajar saat

mengikuti pembelajaran Penjas setelah berakhirnya pemberian treatment. Tes yang di lakukan pada post-test sama dengan tes yang dilakukan pada pre-test, namun pada kelompok eksperimen tes tersebut dilakukan dalam pembelajaran yang menerapkan sport likes games. Sedangkan pada kelompok kontrol tes tetap dilakukan dalam proses pembelajaran Penjas yang biasa dilakukan di sekolah tersebut.

2. Format lembar observasi

Format lembar observasi sangatlah dibutuhkan, karena ini merupakan alat yang bisa digunakan untuk memberikan penilaian dalam melakukan pretest dan posttest.

Untuk menghitung dan membuat lembar observasi yang digunakan agar dapat menentukan jumlah waktu aktif belajar siswa adalah merujuk kepada duration recording. Dengan duration recording dapat mengungkapkan kategori apa saja

yang ada dalam pembelajaran Penjas. Suherman (2009: 115) mengemukakan empat kategori aktivitas dalam proses belajar mengajar Penjas:

(29)

b. Aktivitas belajar (A) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) melakukan aktifitas belajar secara aktif. (misal: menangkap bola, melempar bola, berlari)

c. Instruksi (I) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa (lebih dari 50%) untuk mendengarkan informasi bagaimana melakukan keterampilan (melihat demonstrasi, mendengarkan instruksi penampilan). d. Waiting (W) adalah waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar siswa

(lebih dari 50%) tetapi tidak termasuk dalam ketiga kategori di atas (misalnya: tunggu giliran, sebagian besar siswa diam atau ngobrol tidak melakukan kegiatan yang ditugaskan, menunggu guru untuk memberikan instruksi).

Setelah melihat pemaparan tentang kategori aktivitas dalam proses pembelajaran Penjas di atas maka penyusunan format lembar observasi dapat dilakukan. Penulis merujuk kepada format gabungan analisis pemanfaatan waktu dan proporsi jumlah siswa yang dijelaskan Suherman (2009: 33) namun disederhanakan kembali mengingat dalam penelitian ini hanya pemanfaatan watu yang ingin diketahuinya (pemanfaatan waktu aktif belajar siswa). Maka dari itu format lembar observasinya adalah sebagi berikut:

Tabel.3.4. Contoh Format Lembar Obserasi Jumlah Waktu Aktif Belajar Siswa.

Episode Stopwatch Alokasi Fokus

1 0:01:00

2 0:02:00

3 0:03:00

4 0:04:00

5 0:05:00

6 0:06:00

(30)

Langkah pelaksanaan penggunaan lembar observasi tersebut:

Hidupkan stopwatch sejak awal hingga akhir jam pembelajaran. Berikan tanda ceklis pada kolom stopwatch sesuai dengan waktu

yang tertera dalam stopwatch. Hal ini dilakukan agar antara stopwatch dan lembar observasi tidak berbeda dalam menunjukan waktu terbaru.

Lalu berikan segera tanda “A” pada kolom “alokasi fokus” sesuai

dengan waktu yang tertera dalam stopwatch apabila siswa

melakukan fokus tujuan dalam aktivitas yang diamati. Tanda “A” disini menandakan aktivitas aktif belajar yang berarti waktu aktif belajar siswa dalam penelitian ini.

Setelah jam pelajaran berakhir data tersebut diolah dan dihitung. Cara penghitungannya adalah:

Proporsi waktu aktif belajar siswa= Jumlah alokasi waktu fokus x 100 Jumlah alokasi waktu

3. Dokumentasi

(31)

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan cara-cara untuk mencari makna dan arti dari sebuah data yang telah dikumpulkan oleh penulis. Data mentah yang diperoleh melaui proses penyebaran angket tidak dapat berguna jika tidak dianalisa oleh penulis. Dengan menggunakan analisis data, penulis dapat mencari kebenaran dari hipotesis penelitian.

Dalam proses analisis data, peran statistik adalah penting adanya, karena dalam pelaksanaan analisa data tidak dapat dipisahkan dengan statistik sebagai alat untuk mengklasifikasikan data yang diperoleh menjadi data yang lebih mudah dimengerti dan dipahami. Hal ini sesuai dengan pendapat nazir (1988:443) bahwa “…pengolahan dan analisa data tidak luput dari penerapan teknik dan metode

statistic tertentu, yang mana kehadirannya dapat memberikan dasar bertolak dalam menjelaskan hubungan-hubungan yang terjadi”.

Sugiyono (2010:206), mengungkapkan bahwa:

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

(32)

1. Mencari nilai rata-rata (x ) dari setiap kelompok

: jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Uji kenormalan secara non parametrik dengan uji lilifors, dimana prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut:

(33)

S(Zi) = banyaknya Z1,Z2,...Zn ∑Zi

f. Untuk menolak atau menerima hipotesis, membandingkan L0 dengan nilia kritis L yang diambil dari daftar untuk taraf nyata α yang dipilih.

Apabila hipotesis nol ditolak jika L0 yang diperoleh lebih besar dari

S = Varians dari kelompok lebih besar

2 2

S = Varians dari kelompok kecil

Kriteria pengujian homogenitas adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan α = 0,05

5. Pengujian Hipotesis

(34)

Uji pada hipotesis ini menggunakan uji kesamaan rata-rata dengan satu pihak atau uji t satu arah dengan dengan rumus:

t = n S

x

1 1

Melihat perolehan hasil dari thitung, dengan menggunakan derajat kebebasan (dk) = n-2; dan taraf signifikansi (α) = 0,05. Apabila thitung>ttabel maka H0 ditolak, dan begitu pula sebaliknya.

G.Langkah-langkah Penelitian

(35)

Tabel 3.5. Langkah-langkah Penelitian

H. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dipandang perlu untuk dijelaskan agar keseragaman pemahaman antara penyusun dan pembaca menjadi searah. Pengertian beberapa istilah yang digunakan adalah:

1. Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang ditimbulkan oleh sport likes games terhadap waktu aktif belajar siswa dan kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam mengikuti pembelajaran Penjas.

POPULASI

SAMPEL

TES AWAL

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

KESIMPULAN TES AKHIR KELOMPOK EKSPERIMEN:

PEMBELAJARAN MELALUI PENERAPAN SPORT LIKES GAMES

(36)

2. Sport likes games adalah permainan yang menyerupai olahraga. Meyerupai artinya cara memainkan seta gerak yang dilakukannya sama seperti pada gerakan permainan olahraga yang bersangkutan, pembedanya hanya terletak pada pendekatan permainan, bentuk-bentuk pembelajaran, serta aturan dan perlengkapan yang dapat dimodifikasi seluas-luasnya demi kepentingan keterlibatan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran.

3. Yang dimaksud jumlah waktu aktif belajar siswa dalam penelitian ini adalah waktu yang benar-benar siswa gunakan untuk mempraktekan langsung dari materi pembelajaran Penjas dengan materi sport likes games, baik itu mempraktekan secara secara verbal maupun secara

tindakan atau gerak.

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: Penerapan sport likes games memberikan pengaruh terhadap peningkatan jumlah waktu aktif belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Sumedang dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani.

B. Saran

Berdasarkan hasil temuan yang telah diperoleh, baik berupa hasil penelitian, pembahasan hasilnya, maupun kesimpulan, maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:

1. Penerapan sport likes games merupakan salah satu upaya guru dalam meningkatkan pembelajaran untuk permainan olahraga.

2. Bagi guru pendidikan jasmani diharapkan untuk menerapkan sport likes games sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan jumlah waktu

aktif belajar siswa.

3. Guru pendidikan jasmani harus profesional dalam menentukan pendekatan atau penerapan metode yang paling efektif dan efesien di setiap materi yang akan diberikan sehingga tujuan pendidikan jasmani dapat tercapai.

(38)

untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani sangat kurang diperhatikan daripada untuk kegiatan pelajaran lain.

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar, B. (2010). Modul kuliah: Pedagogi Olahraga. Bandung: UPI. Ahmadi , A., dan Uhbiyati, N. (2003). Ilmu Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rhineka cipta.

Bahagia Y. (2011). Modul Permainan Invasi. Bandung: UPI.

Bahagia Y. (2011). Fasilitas dan Perlengkapan Penjas. Bandung: UPI.

Bahagia Y. dan Suherman A. (2002). Prinsip-prinsip Pengembangan dan Modifikasi Cabang Olahraga. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas.

Bloom (1956). [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom [11 Oktober 2012]

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropriate Practice in Early Childhood Programs Serving Children from Birth Throught Age 8. Wasington : NAEYC.

Diko, Y. (2010). Isu Kurikulum Pendidikan Penjas. [Online]. Tersedia: http://dikosport.blogspot.com/2010/07/isu-kurikulum-pendidikan-penjas.html [5 Oktober 2012]

Dimyati dan Mudjiono (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Gestwicki, C. (2007). Developmentally Appropriate Practice: Curriculum And

Development In Early Education. Clifton Park: Thomson Delmar Learning.

Lestari, T. (2012). Peran Guru SD dalam Manajemen Kelas. [Online]. Tersedia: http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/21/peran-guru-sd-dalam-manajemen-kelas/ [5 Oktober 2012]

Joanne, M. L., dan Maxwell, J. L. (1993). P.E. Activities For Grades 5-6. New York: Parker Publishing Company.

Juliantine, T., dkk. (2011). Modul Kuliah: Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung : UPI.

(40)

Lutan, R. (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Universitas Terbuka Jakarta.

Lutan, R. (2001). Mengajar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Depdiknas.

Mahendra, A. (2009). Modul Kuliah: Asas dan Falsafah Pendidikan Jasmani. Bandung: UPI

Megawangi, R., dkk. (2005). Pendidikan yang Patut dan Menyenangkan : Penerapan Teori Depelovmentally Appropriate Practice (DAP). Depok : Indonesian Heritage Foundation.

Nabisi, L., dkk. (2008). Belajar dan Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas.

Ngasmain dan Soepartono (1997). Modifikasi Pembelajaran Permainan Olahraga Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.

Ramli (2010). Cahaya Edukasi. [Online]. Tersedia:

http://ramlimpd.blogspot.com/2010/11/developmentally-appropriate-practice.html [15 Oktober 2012]

Siendetop, D. (1991). Developing Teaching Skills in Physical Education. Mayfield: Publishing Company.

Sudjana, N. (1989). Metode Pembelajaran. Bandung: Jemmars

Sudjana, N. (2005). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suherman, A. (1998). Revitalisasi Keterlantaran Pengajaran Dalam Pendidikan

Jasmani. Bandung: IKIP Bandung Press.

Suherman, A. (2000). Dasar-dasar Penjaskes. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Depdiknas.

Suherman, A. (2009). Revitalisasi Pengajaran Dalam Pendidikan Jasmani. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.

Gambar

Gambar 3.1. Teknik Simple Random Sampling (Sugiyono, 2011: 82)
Tabel 3.2. Desain Penelitian  Pre-test and Post-test Control Group Design.
Tabel 3.3. Jadwal Rencana Pretest, Posttest Dan Penerapan Sport likes games Dalam Pemberian Treatment Terhadap Kelompok Eksperimen
Tabel 3.5. Langkah-langkah Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

serta rasa keterikatan (engagement) yang dimiliki oleh para karyawannya. Untuk mempermudah pemahaman pembaca mengenai jurnal ini, maka akan.. dikelompokkan menjadi empat

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini yang berjudul

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan. © Indasari Purba 2014 Universitas

Aspek pemberdayaan ( empowering) adalah kemampuan berbagi informasi, akomodatif terhadap gagasan guru, mengakomodasi kebutuhan guru dalam peningkatan

yang telah disiapkan oleh peneliti. Merefleksikan proses pembelajaran. Merefleksi hasil belajar peserta didik dengan menerapkan metode. pembelajaran membaca

Proses Modifikasi Cooling Tower Tipe Induced Draft Aliran Counterflow bertujuan untuk meningkatkan performa cooling tower yang sebelumnya masih terdapat

(2013) Penerapan Metode Membaca Terbimbing Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 2 Suntenjaya Kabupaten Bandung Barat