1.1 Latar Belakang Masalah
Pada hakikatnya setiap manusia di muka bumi ini selalu menginginkan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera, mulai dari kebutuhan pangan, sandang dan papan. Namun satu hal yang harus kita ketahui untuk memperoleh semua kebutuhan tersebut manusia harus sehat dalam arti bisa melakukan aktivitas. Dalam praktiknya,manusia sering menemukan kendala dalam kehidupan sehari-hari seperti timbulnya sebuah masalah yaitu sakit ataupun kecelakaan dalam melakukan aktivitas, hal ini merupakan bentuk kekurangan yang kita miliki sebagai makhluk ciptaan Tuhan karena tidak bisa memprediksi kapan dan dimana hal-hal tersebut menghampiri kita.
Hidup sehat adalah hal utama bagi setiap individu karena kesehatan tidak bisa tergantikan oleh apapun termasuk uang, ketika seseorang sakit katakan saja sakitnya sangat mempengaruhi perekonomian rumah tangganya karena menghabiskan biaya operasi, obat-obatan dan perawatan selama di rumah sakit. Mereka yang sakit akan bersyukur apabila kesembuhan ada pada dirinya, lalu bagaimana pula dengan seseorang yang tidak kunjung sembuh dan menghabiskan banyak biaya perobatan, siapa pun bisa mengalami hal demikian.
Beberapa hal akan terjadi begitu saja, seperti pelayanan rumah sakit yang tidak baik hingga terdengar bahwa rumah sakit X telah menelantarkan seorang pasien karena tidak mampu membiayai pengobatannya, namun kasus-kasus seperti ini belakangan sudah jarang terdengar setelah dibentuknya BPJS Kesehatan. Karena pada dasarnya seluruh lapisan masyarakat memiliki hak yang sama untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai sebagai salah satu kebutuhan dasar hidup. Hal ini termaktup dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 yang berbunyi
tera, adil dan makmur.
b. bahwa untuk memberikan jaminan sosial yang menyeluruh, negaramengembangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Undang-Undang tentang Sistem
Jaminan Sosial TenagaKerja”.
Dari penjelasan UU Nomor 40 Tahun 2004 jelas bahwa negara berkewajiban memberikan jaminan bagi masyrakat sebagai salah satu bentuk tanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.
Untuk menerapkan Undang-Undang tersebut dibentuklah badan yang menaungi jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Untuk menindaklanjuti amanat dari UU Nomor 40 Tahun 2004 maka pemerintah mengeluarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 sebagai rujukan pelaksanaan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebagimana jelas di dalam Undang-Undang tersebut bahwa jaminan sosial itu dibedakan menjadi dua BPJS yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. Dari situlah dimulainya sejarah terbentuknya BPJS Kesehatan yang mengalami proses panjang sebelum beroperasi menyelenggarakan program jaminan kesehatan mulai tanggal 1 Januari 2014 yang lalu.
BPJS Kesehatan banyak mengalami perubah mulai dari nama, sistem dan program. Awalnya BPJS Kesehatan dikenal sebagai Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK). Setelah berjalan selama 16 tahun Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (1968-1984) berubah status menjadi Perusahaan Umum Husada Bhakti, perubahan terakhir BPJS Kesehatan adalah transformasikelembagaan dari PT Askes (Persero). Pada tahun ke tiga ini BPJS Kesehatan masih berbenah diri untuk meningkatkan pelayanan prima, yang merupakan salah satu Tata Nilai Organisasi BPJS Kesehatan.
Dalam menyinggung soal pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan adalah menyangkut kepentingan masyarakat luas, khususnya di Kota Medan. Peran mediamassa sebagai sumber informasi sangat besar dalam mempengaruhidan menentukan sikap masyarakat. Setiap pemberitaan yang muncul akan membuat sebuah perubahan yang signifikan. Namun demikian tergantung dari sudut pandangapa masyarakat membaca dan menilai sebuah pemberitaan.
Keberadaan media massa khususnya surat kabar saat ini dianggap penting, selain memberikan sumber informasi kepada masyarakat media juga memberikan contoh (positif dan negatif) yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku setiap individu yang mengonsumsinya. Begitu juga dalam pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan saat ini, ketika masyarakat membaca dan menilai bagaimana setiap pemberitaan yang diterbitkan di surat kabar akan mempengaruhi sikap dan keputusan masyarakat sebagai peserta.Karena pada pemberitaan muncul pro dan kontra tentang pelayanan BPJS Kesehatan di beberapa rumah sakit.
Penelitian ini kemudian dilakukan di Kecamatan Medan Johor. Adapun alasan peneliti melakukan penelitian di lokasi ini berdasarkan beberapa indikator diantaranya adalah masyarakat yang heterogen dilihat dari demografi penduduk dan ditempati oleh berbagai masyarakat dengan latar belakang yang berbeda. Kemudian Kecamatan Medan Johor termasuk 5 besar dengan jumlah penduduk terbanyak di Kota Medan dengan jumlah 146.264 jiwa, dengan jumlah masyarakat sebanyak ini sudah bisa mewakili sampel yang dibutuhkan peneliti, jumlah ini didapatkan berdasarkan data dari situs Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil dan KPU Kota Medan.
berbagai informasi dan pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan yang tengah menjadi pembicaraan, dengan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS, TNI, POLRI) yang aktif membayar premi sebagai peserta BPJS Kesehatan setiap bulan. Dengan kriteria demikian akan relatif mudah dalam melakukan penelitian karena peserta kontak langsung dengan perusahaan BPJS Kesehatan dan tentu memiliki pendapat tersendiri mengenai pelayanan BPJS Kesehatan yang menjadi objek penelitian.
Di samping itu peneliti juga ingin melihat bagaimana pengaruh pemberitaan tersebut terhadap citra perusahaan. Sebagaimana citra itu sendiri harus tetap dijaga karena citra pada sebuah perusahaan merupakan sebuah asset penting dan peluang sukses yang berkelanjutan dan dalam jangka panjang. Citra bukan hanya untuk menarik konsumen dalam memilih barang dan jasa, melainkan juga dapat memperbaiki sikap kepuasan pelanggan terhadap perusahaan. Lalu sejauh ini citra BPJS Kesehatan akan berpengaruh ke arah postif atau negatif, setelah munculnya pemberitaan-pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan di surat kabar.
Berdasarkan urain di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitiantentang bagaimana “pengaruh pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan di surat kabar terhadap citra BPJS Kesehatan di Kecamatan Medan Johor Kota Medan”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Sejauhmana pengaruh pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan di surat kabar terhadap citra BPJS Kesehatan di Kecamatan Medan Johor Kota Medan”
1.3 Pembatasan Masalah
1. Penelitian ini difokuskan pada pemberitaan-pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan pada bulan Maret sampai April 2016.
2. Penelitian yang dilakukan berdasarkan pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan disurat kabar Harian Analisa, Waspada, dan Harian Tribun Medan.
3. Kriteria responden pada penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS, TNI, POLRI) yang aktif membayar premi BPJS Kesehatan di Kecamatan Medan Johor yang pernah membaca berita tersebut minimal 3 kali pada bulan Maret sampai April 2016.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pendapat responden mengenai kualitas pemberitaan
tentang pelayanan BPJS Kesehatan.
2. Untuk mengetahui citra BPJS Kesehatan pada masyarakat Kecamatan Medan Johor Kota Medan
3. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pemberitaan tentang pelayanan BPJS Kesehatan terhadap citra BPJS Kesehatan.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis, penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang positif kepada mahasiswa Ilmu Komunikasi khususnya Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU mengenai pemberitaan yang dapat mempengaruhi citra sebuah perusahaan.
2. Secara Akademis, penelitian ini diharapkan menambah ilmu pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai Ilmu Komunikasi serta menembah khasanah penelitian pada lingkup Ilmu Komunikasi khususnya Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.