• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten."

Copied!
297
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK

BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN

RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI

LUHUR 1 KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Matematika

Oleh :

Fransisca Adi Kusuma Wardani NIM : 09 1414 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA

DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN

TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK

BAHASAN LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME BANGUN

RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI

LUHUR 1 KLATEN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Pendidikan Matematika

Oleh :

Fransisca Adi Kusuma Wardani NIM : 09 1414 057

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Life is an opportunity, benefit from it.

Life is beauty, admire it.

Life is a dream, realize it.

Life is a challenge, meet it.

Life is a duty, complete it.

Life is a game, play it.

Life is a promise, fulfill it.

Life is sorrow, overcome it.

Life is a song, sing it.

Life is a struggle, accept it.

Life is a tragedy, confront it.

Life is an adventure, dare it.

Life is luck, make it.

Life is too precious, do not destroy it.

Life is life, fight for it.”

(6)
(7)
(8)

vii ABSTRAK

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING DAN PEMBERIAN KUIS PADA SUB POKOK BAHASAN LUAS PERMUKAAN

DAN VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI KELAS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Fransisca Adi Kusuma Wardani Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan mengetahui peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, dengan jumlah siswa 42 siswa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan sebanyak lima kali pertemuan. Instrumen yang digunakan berupa 1) peneliti 2) angket motivasi belajar siswa 3) Lembar Kerja Siswa 4) tes hasil belajar materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten ditunjukkan dengan keaktifan mengikuti kegiatan, usaha dan bekerja dengan sebaik – baiknya, kecenderungan untuk mengerjakan tugas dan tantangan, kecenderungan untuk mengerjakan tugas secara mandiri, keinginan kuat untuk maju, berorientasi pada masa depan, dan ulet dan tekun dalam kesulitan. 2) Kriteria hasil belajar yang dicapai siswa yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, yaitu kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten berdasarkan tes hasil belajar luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar adalah sangat tinggi dengan nilai rata – rata 85,41 dan simpangan bakunya adalah 18,25, sedangkan untuk kriteria hasil belajar yang dicapai siswa yang tidak melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis, yaitu kelas VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten berdasarkan tes hasil belajar luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar adalah tinggi dengan nilai rata – rata 73,17 dan simpangan bakunya adalah 24,24, maka hasil belajar siswa pada materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar di kelas yang melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis lebih baik dari pada kelas yang tidak melaksanakan pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis.

(9)

viii ABSTRACT

THE ENHANCEMENT OF MOTIVATION AND STUDENTS LEARNING OUTCOMES WITH LEARNING METHOD OF GUIDED DISCOVERY AND GIVING QUIZ IN THE SURFACE AREA AND VOLUME SPACE

FLAT SIDE UP SUB MATERIAL IN CLASS VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN

Fransisca Adi Kusuma Wardani Sanata Dharma University

2013

This research aims to determine the enhancement of motivation and learning outcomes of students with learning methods guided discovery and the provision of a quiz in the surface area and volume space flat side up sub material in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

The subjects were VIII C students of SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, with the number of students 42 students. This study uses a type of kualitatif kuantitatif research. This study conducted five meetings. Instruments used are 1) research 2) students' motivation questionnaire 3) Student Worksheet 4) the test of students learning outcomes in material surface area and volume up space flat side.

The results showed that 1) using the method of guided discovery learning and administering quizzes to increase student motivation in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten indicated by the activity following the activity, business and work with the best - well, the tendency to perform tasks and challenges, the tendency to tasks independently, a strong desire to move forward, future-oriented, and tenacious and diligent in trouble. 2) the learning outcomes achieved by students who carry out guided discovery learning method and administering quizzes, in class VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten based achievement test surface area and volume of figures with the flat side is very high with a mean value - average 85,41 and the standard deviation is 18,25, whereas the criteria for learning outcomes achieved by students who do not perform learning using guided discovery method and giving a quiz, the class VIII B SMP Pangudi Luhur 1 Klaten based achievement test surface area and volume of a flat side is up high with a mean value – average is 73,17 and the standard deviation is 24,24, then the student learning outcomes at the material surface area and volume up space on the flat side of the implementing class guided discovery learning method and administering quizzes better than the class that does not implement the learning using guided discovery method and provision quiz.

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas berkat berlimpah yang Tuhan Yesus Kristus berikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, dukungan, dan bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu melimpahkan berkat- Nya kepada penulis, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan berbagai pengalaman yang berharga.

2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(11)

x

penulis dengan sabar. Terima kasih atas motivasi, masukan, kritik selama penyusunan skripsi.

5. Bapak Dominikus Arief Budi P.,S.Si., M.Si. selaku dosen Pembimbing Akademik atas segala perhatian dan bantuannya.

6. Seluruh dosen dan staff sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam yang telah membimbing penulis selama studi di Pendidikan Matematika.

7. Ibu Atik Triastuti selaku guru matematika SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, terima kasih atas segala kesempatan, nasihat, masukan, serta bimbingan selama penelitian.

8. Adik – adik kelas VIII C David, Bunga, Dio, Monic, Ajeng, Prana, dkk, dan juga siswa – siswa kelas VIII A dan VIII B terima kasih untuk kerjasamanya.

9. Kedua orangtuaku, Mbak Rosa, Mas Nico, Mas Domi, dan seluruh saudara yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima kasih untuk kasih sayang dan perhatian yang sungguh luar biasa.

10. Partner belajarku Marcellinus Kurniawan, terima kasih untuk segala bantuan dan semangat yang diberikan.

(12)

xi

12. Semua pihak yang telah membantu segala proses pengerjaan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada laporan ini. Saran dan kritik selalu penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kemajuan dan perkembangan pendidikan dan bagi pembaca.

Yogyakarta, 4 Agustus 2013

Penulis

Fransisca Adi Kusuma Wardani

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 8

(14)

xiii

F. Tujuan Penelitian ... 10

G. Manfaat Hasil Penelitian ... 10

H. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II. LANDASAN TEORI ... 12

A. Belajar Matematika ... 12

B. Metode Penemuan Terbimbing ... 14

C. Kuis ... 20

D. Motivasi Belajar Matematika ... 22

E. Hasil Belajar Matematika ... 25

F. Luas Permukaan dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar ... 28

G. Kerangka Berpikir ... 36

H. Hipotesis ... 37

BAB III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Jenis Penelitian ... 38

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 39

D. Variabel Penelitian ... 40

E. Desain Penelitian ... 40

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 42

G. Teknik Analisis Data ... 45

H. Indikator Keberhasilan ... 48

(15)

xiv

BAB IV. PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN,

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 53

A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian ... 53

B. Hasil Penelitian ... 66

C. Analisis Hasil Penelitian... 71

D. Pembahasan ... 94

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 106

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Pedoman Penskoran Butir Angket ... 43

Tabel 3.2 Skor untuk Setiap Alternatif Jawaban ... 45

Tabel 3.3 Kriteria Skor yang Diperoleh dalam Angket ... 46

Tabel 3.4 Kriteria Ketercapaian Hasil Belajar ... 48

Tabel 4.1 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Pertama... 72

Tabel 4.2 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Kedua ... 73

Tabel 4.3 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Ketiga ... 75

Tabel 4.4 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Keempat ... 77

Tabel 4.5 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Kelima ... 79

Tabel 4.6 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Keenam ... 80

Tabel 4.7 Perbandingan Skor Motivasi pada Indikator Ketujuh ... 81

Tabel 4.8 Skor Motivasi Tiap Pernyataan ... 82

Tabel 4.9 Kriteria Skor yang Diperoleh dalam Angket ... 97

Tabel 4.10 Kriteria Ketercapaian Hasil Belajar ... 97

Tabel 4.11 Nilai Tes Hasil Belajar Kelas VIII B dan VIII C ... 98

Tabel 4.12 Tabel Pendistribusian Nilai Tes Hasil Belajar Kelas VIII B dan VIII C ... 99

(17)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kubus ... 28

Gambar 2.2 Jaring - Jaring Kubus... 28

Gambar 2.3 Balok ... 29

Gambar 2.4 Jaring - Jaring Balok ... 29

Gambar 2.5 Prisma ... 30

Gambar 2.6 Jaring - Jaring Prisma ... 30

Gambar 2.7 Limas ... 31

Gambar 2.8 Jaring - Jaring Limas ... 31

Gambar 2.9 Balok ... 32

Gambar 2.10 Kubus ... 32

Gambar 2.11 Prisma ... 33

Gambar 2.12 Balok ... 33

Gambar 2.13 Limas ... 35

Gambar 2.14 Seperenam Kubus ... 35

Gambar 4.1 Foto Alat Peraga ... 58

Gambar 4.2 Foto Siswa dalam Kelompok ... 59

Gambar 4.3 Foto Alat Peraga ... 59

Gambar 4.4 Grafik Skor Motivasi ... 83

(18)

xvii

Kelas VIII B dan VIII C ... 94 Gambar 4.7 Diagram Batang Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Kelas

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A.1 Silabus... 109

Lampiran A.2 Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran ... 110

Lampiran A.3 Lembar Kerja Siswa ... 134

Lampiran A.4 Soal Tes Awal ... 163

Lampiran A.5 Soal - Soal Kuis ... 170

Lampiran A.6 Kisi - Kisi Tes Akhir ... 178

Lampiran A.7 Soal Tes Akhir ... 179

Lampiran A.8 Kisi - Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ... 184

Lampiran A.9 Angket Motivasi Belajar Siswa Sebelum Pembelajaran ... 185

Lampiran A.10 Angket Motivasi Belajar Siswa Sesudah Pembelajaran .. 188

Lampiran B.1 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Awal ... 191

Lampiran B.2 Analisis Validitas Tes Awal... 192

Lampiran B.3 Analisis Reliabilitas Tes Awal ... 202

Lampiran B.4 Perhitungan Hasil Uji Coba Tes Akhir ... 203

Lampiran B.5 Analisis Validitas Tes Akhir ... 205

Lampiran B.6 Analisis Reliabilitas Tes Akhir ... 212

Lampiran B.7 Hasil Kuis Kelas VIII C ... 214

Lampiran B.8 Hasil Tes Awal dan Hasil Tes Akhir ... 216

(20)

xix

Lampiran B.10 Uji Selisih Dua Rata - Rata (Tes Akhir) ... 219

Lampiran C.1 Contoh Jawaban Kuis ... 220

Lampiran C.2 Contoh Jawaban LKS ... 226

Lampiran C.3 Contoh Jawaban Tes Akhir ... 240

Lampiran C.4 Contoh Pengisian Angket Motivasi Belajar Sebelum Pem - belajaran ... 248

Lampiran C.5 Contoh Pengisian Angket Motivasi Belajar Sesudah Pem - belajaran ... 252

Lampiran C.6 Transkrip Wawancara Motivasi Belajar Sesudah Pembela - jaran ... 256

Lampiran C.7 Foto - Foto Hasil Penelitian ... 272

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses belajar mengajar yang didalamnya terkandung empat komponen utama, yaitu siswa, guru, instrumental (media dan materi pembelajaran), dan lingkungan belajar. Keempat komponen belajar ini pada prinsipnya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi dalam ketercapaian tujuan pembelajaran. Tujuan dari pembelajaran tersebut yaitu berupa perubahan ke arah yang lebih baik dari dalam diri siswa setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan inilah yang menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran yang dilakukan. Keberhasilan proses pembelajaran ini dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh siswa.

(22)

belajar yang diperolehnya. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dapat mempengaruhi keberhasilan siswa di dalam belajar. Dengan demikian, untuk mencapai suatu keberhasilan dalam pembelajaran maka diperlukan adanya motivasi yang baik dari dalam diri siswa tersebut.

Secara umum masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir, sehingga proses pembelajaran di kelas hanya diarahkan untuk menghafal informasi - informasi ilmu. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingat itu dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari - hari. Akibatnya, ketika siswa lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis dan miskin aplikasi.

Proses pembelajaran di kelas, para siswa pada umumnya diarahkan untuk mengingat, menghafal, dan menimbun informasi dimana para siswa lebih menguasai teori - teori materi pelajaran dibandingkan dengan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari - hari (Wina Sanjaya, 2007 : 1). Dalam hal ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan, yaitu kegiatan belajar dan mengajar yang diarahkan untuk pembentukan mental, penciptaan lingkungan belajar yang dapat mempengaruhi pengembangan kognitif siswa dan membantunya agar lebih sadar terhadap proses berpikirnya, misalnya dalam hal kemampuan dasar siswa, pengetahuan, sikap, dan motivasinya.

(23)

Kemudian juga tidak lepas dari guru dalam menerapkan metode yang dapat mendorong siswa untuk belajar.

Sejalan dengan era globalisasi yang menuntut adanya penyesuaian bagi setiap insan untuk dapat bertahan hidup diperlukan kinerja pembelajaran yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pembelajaran yang dimaksud sangat diperlukan untuk terciptanya manusia yang cerdas dan peka terhadap setiap perubahan dan perkembangan zaman dengan berbagai aspek kehidupan yang menyertainya (E. Mulyasa, 2005 : 11).

Proses pembelajaran harus dapat dipertanggung jawabkan sebagai proses perkembangan jangka panjang, dapat mudah dilihat dengan jelas disini, peran guru sangat diperlukan. Dalam interaksi edukatif, unsur guru dan siswa harus aktif, tidak mungkin terjadi proses interaktif bila hanya satu unsur yang aktif. Aktif dalam arti sikap, mental dan perbuatan.

(24)

Guru harus memahami hakikat dari materi pembelajaran yang diajarkan untuk mengembangkan kreativitas yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan siswa sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Menanggapi keadaan seperti itu, seorang guru dituntut untuk pandai berpikir kreatif dalam menentukan metode dan cara dalam melaksanakan tugas mengajar siswa supaya tercapai dan terpenuhi apa yang menjadi tujuan pembelajaran. Salah satunya adalah dengan memberikan kuis pada siswa setiap awal atau akhir pembelajaran agar pelajaran yang diperoleh pada pertemuan sebelumnya dapat diingat dan tidak terlupakan begitu saja. Dengan pemberian kuis, juga dapat memotivasi siswa untuk belajar. Jadi mereka belajar tidak hanya pada saat akan ulangan saja.

(25)

Berdasarkan pengalaman peneliti yang pernah bersekolah di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten, pembelajaran di sekolah tersebut masih menggunakan metode konvensional. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru bidang studi matematika di sekolah tersebut, guru masih menggunakan metode konvensional, kadang menggunakan metode PMRI. Dalam proses pembelajaran masih terpusat pada guru. Guru memberikan catatan pada siswa, diberikan contoh soal dan pembahasannya, serta latihan soal untuk dikerjakan siswa lalu dibahas secara bersama - sama. Komunikasi yang terjalin di kelas hanya terfokus satu arah dan monoton, sehingga kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pelajaran.

(26)

penelitian di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten mengenai materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. SMP ini berada di bawah pengawasan Yayasan Pangudi Luhur. Lokasi sekolah ini berada di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 28 Klaten, 57432.

Pada beberapa penelitian tujuan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat tercapai seperti meningkatnya hasil belajar siswa. Menurut Hengki (2011) mengungkapkan bahwa pembelajaran matematika pada pokok bahasan prisma dengan menggunakan metode penemuan terbimbing dapat membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan juga meningkatkan minat dalam proses pembelajaran. Menurut Kunthi (2010) mengungkapkan bahwa dengan metode kuis dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran bentuk akar. Dari keduanya, peneliti menggabungkan kedua metode tersebut untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

(27)

motivasi dan hasil belajar siswa akan suatu pelajaran khususnya pelajaran matematika.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang muncul, diantaranya:

1. Kurang tertariknya siswa terhadap pelajaran matematika, sehingga materi yang disampaikan mudah terlupakan.

2. Siswa kurang aktif / pasif dalam mengikuti pelajaran.

3. Pembelajaran yang terfokus kepada guru, terlalu didominasi oleh guru. 4. Model pembelajaran yang kurang bervariasi.

5. Belum adanya kesadaran siswa untuk belajar dan mengulang pelajaran yang telah disampaikan.

6. Kurangnya aktivitas siswa di kelas.

7. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran matematika.

C. Pembatasan Masalah

(28)

D. Rumusan Masalah

1. Apakah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten?

2. Apakah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten?

E. Batasan Istilah

Batasan istilah dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menyamakan pandangan mengenai beberapa istilah utama yang digunakan sebagai judul penelitian. Adapun batasan istilah yang dimaksud adalah :

1. Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan (usaha, kegiatan, dsb).

2. Discovery (penemuan) terpimpin / terbimbing, yaitu pelaksanaan discovery yang dilakukan atas petunjuk dari guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ketitik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya (Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, 2009 : 77). 3. Kuis adalah cara penyajian bahan dimana guru memberikan tugas berupa

(29)

4. Motivasi belajar adalah keadaan psikologis yang merangsang dan memberi arah aktivitas seseorang. Motivasi itulah yang membimbing sesorang kearah tujuannya (Hasan Galunggung, 2005 : 33), yang dimaksud motivasi belajar dalam hal ini adalah keadaan psikologi siswa sebagai daya penggerak yang menimbulkan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran matematika. Pengukuran motivasi dibatasi pada beberapa aspek, yaitu : rasa senang, perhatian, rasa tertarik, rasa ingin tahu, dan antusiasme atau kemauan.

5. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Mulyono Abdurrahman, 2003 : 37). Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai - nilai, pengertian - pengertian, sikap - sikap, apresiasi, dan keterampilan.

(30)

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran matematika dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis di kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten.

G. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, yaitu :

1. Bagi Guru

a. Memberikan kontribusi tentang adanya metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada pembelajaran matematika pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar

b. Sebagai informasi untuk melakukan variasi metode dalam pembelajaran matematika

2. Bagi Siswa

a. Membantu siswa dalam meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa b. Menambah pengetahuan siswa dan meningkatkan daya ingat siswa pada

(31)

3. Bagi Peneliti

Membantu memberikan pengalaman dalam menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada pembelajaran, sehingga hasil yang dicapai lebih efektif dan efisien dan dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran, khususnya matematika.

H. Sistematika Penulisan

Bab I merupakan bab pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, dan batasan istilah. Selain itu dikemukakan juga mengenai tujuan dan manfaat penelitian beserta dengan sistematika penulisan.

Bab II memaparkan beberapa teori yang menjadi landasan dalan penelitian. Teori - teori yang digunakan adalah pengertian dari belajar matematika, metode penemuan oleh Bruner, kuis, motivasi belajar dan hasil belajar, materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar, kerangka berpikir serta hipotesis.

Bab III dalam skripsi ini, mengenai metode penelitian yang mencakup jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, desain penelitian, instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, serta metode analisis data.

Bab IV memaparkan pelaksanaan kegiatan penelitian, hasil penelitian, serta analisis dan pembahasan hasil penelitian.

(32)

12 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Belajar Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, belajar berasal dari kata dasar ajar yang berarti petunjuk yang diberitahukan kepada seseorang supaya diketahui (diturut), dan mendapatkan awalan sehingga artinya menjadi berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu / berlatih / berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. Menurut Sardiman A. M (2005 : 20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan, misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, dan lain sebagainya. Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses pelajar mengkonstruksi arti entah teks, dialog, pengalaman fisis, dan lain - lain. Belajar juga merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dipunyai seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Berdasarkan pengertian - pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan indvidu yang relatif tetap dan ditunjukkan dengan pengetahuan, perubahan sikap, kecakapan dan kebiasaan yang terdapat pada individu yang belajar.

(33)

Di bawah ini disajikan beberapa definisi atau pengertian tentang matematika menurut R. Soedjadi (1999/2000 : 7) :

1. Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik.

2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.

4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta - fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur - struktur yang logik. 6. Matematika adalah pangetahuan tentang aturan - aturan yang ketat.

Menurut pendapat para ahli, dalam Herman Hudojo (1990) mengungkapkan pendapat J. Bruner bahwa belajar matematika ialah belajar tentang konsep-konsep dan struktur - struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari serta mencari hubungan - hubungan antara konsep - konsep dan struktur - struktur suatu materi sehingga menjadikan materi itu dipahami secara lebih komprehensif.

(34)

B. Metode Penemuan Terbimbing

J. Bruner merupakan tokoh yang mempopulerkan model belajar penemuan. Model ini melibatkan keaktifan siswa dalam memahami konsep - konsep, sedangkan guru hanya mendorong siswa agar memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan siswa menemukan konsep - konsep untuk diri mereka sendiri.

Bruner menganggap bahwa belajar penemuan sesuai dengan pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia, sehingga belajar dengan penemuan akan memberikan hasil yang paling baik. Lebih lanjut Bruner mengatakan bahwa belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan.

(35)

mampu menggunakannya ke dalam konteks yang lain, serta membawa anak ingin mengetahui lebih lanjut hubungan - hubungan yang lain.

Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Discovery (penemuan) terpimpin / terbimbing, yaitu pelaksanaan discovery yang dilakukan atas petunjuk dari guru. Dimulai dari pertanyaan inti, guru mengajukan berbagai pertanyaan yang melacak, dengan tujuan untuk mengarahkan peserta didik ketitik kesimpulan yang diharapkan. Selanjutnya, siswa melakukan percobaan untuk membuktikan pendapat yang dikemukakannya.

Menurut Paul Eggen dan Don Kauchak dalam Satrio Wahono (2012), model penemuan terbimbing digunakan untuk mengajarkan konsep (kategori dengan karakteristik - karakteristik yang sama) dan generalisasi (hubungan antar konsep). Beberapa generalisasi dianggap berlaku bagi semua kasus dan secara umum disebut prinsip atau hukum. Generalisasi lainnya secara manasuka diturunkan oleh manusia dan disebut aturan - aturan akademis. Model ini juga dirancang untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritis mereka.

(36)

a. Simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh anak didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.

b. Problem Statement. Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan. Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan (statement) sebagai jawaban sementara atas pertanyaan yang diajukan.

c. Data Collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, anak didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection) berbagai informasi yang relevan , membaca literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri, dan sebagainya.

d. Data Processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya semuanya diolah, diacak, dan diklasifikasikan, ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

(37)

f. Generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.

Langkah - langkah yang harus diperhatikan dalam metode Discovery menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2009 : 78) adalah sebagai berikut :

a. Mengidentifikasi kebutuhan siswa;

b. Seleksi pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari; c. Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari;

d. Menentukan peran yang akan dilakukan masing - masing peserta didik;

e. Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan diselidiki dan ditemukan;

f. Mempersiapkan setting kelas;

g. Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan;

h. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan penyelidikan dan penemuan;

i. Menganalisis sendiri atas data temuan;

j. Merangsang terjadinya dialog interaksi antar peserta didik;

k. Memberi penguatan kepada peserta didik untuk giat dalam melakukan penemuan;

(38)

Kelebihan dari Metode Penemuan Terbimbing menurut Herman Hudojo adalah sebagai berikut :

a. Siswa ikut berpartisipasi secara aktif di dalam kegiatan belajarnya sebab ia berpikir tidak sekedar mendengarkan informasi atau menelan seonggok ilmu pengetahuan yang telah siap di”loloh”kan.

b. Siswa benar - benar dapat memahami suatu konsep atau rumus sebab siswa mengalami sendiri proses untuk mendapatkan rumus itu.

c. Metode ini memungkinkan pengembangan sifat ilmiah dan menimbulkan semangat ingin tahu dari para siswa.

d. Dengan merasa menemukan sendiri, siswa merasa puas dan dengan demikian kepuasan mental sebagai nilai intrinsik terpenuhi. Hal ini mengakibatkan siswa ingin menemukan lebih lanjut.

e. Dengan metode penemuan terbimbing guru tetap mempunyai kontak pribadi dengan murid.

f. Terdapat bukti bahwa siswa - siswa yang memperoleh pengetahuan melalui metode penemuan adalah lebih mampu mentransfer pengetahuannya ke berbagai konteks (Cooney, 1957, hal. 169).

(39)

Kelemahan dari Metode Penemuan Terbimbing menurut Herman Hudojo adalah sebagai berikut :

a. Metode ini merupakan metode yang memakan banyak waktu. Jadi lambat. Selain itu juga belum ada kepastian, apakah siswa akan tetap bersemangat menemukan.

b. Tidak semua guru mempunyai semangat dan kemampuan mengajar dengan metode ini. Lagi pula bagi guru yang pekerjaannya sudah “sarat muatan”nya, metode tersebut dirasakan terlalu berat.

c. Tidak setiap anak dapat diharapkan sebagai seorang “penemu”. Ketidaksiapan intelektual anak harus diperhitungkan. Apabila bimbingan guru tidak sesuai dengan kesiapan intelektual anak akan merusak struktur kognitifnya. Demikian pula, apabila bimbingan itu terlampau banyak akan mematikan inisiatif anak.

d. Metode ini tidak dapat digunakan untuk setiap topik matematika. e. Kelas harus kecil sebab metode ini memerlukan perhatian guru

terhadap masing - masing individu anak didik.

Kelebihan dari Metode Penemuan Terbimbing menurut Markaban adalah sebagai berikut :

a. Siswa dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang disajikan. b. Menumbuhkan sekaligus menanamkan sikap inquiry (mencari -

temukan).

(40)

d. Memberikan wahana interaksi antar siswa, maupun siswa dengan guru, dengan demikian siswa juga terlatih untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

e. Materi yang dipelajari dapat mencapai tingkat kemampuan yang tinggi dan lebih lama membekas karena siswa dilibatkan dalam proses menemukannnya.

Kelemahan dalam metode Penemuan Terbimbing menurut Markaban adalah sebagai berikut :

a. Untuk materi tertentu, waktu yang tersita lebih lama.

b. Tidak semua siswa dapat mengikuti pelajaran dengan cara ini. Di lapangan, beberapa siswa merasa masih terbiasa dan mudah mengerti dengan model ceramah.

c. Tidak semua topik cocok disampaikan dengan model ini. Umumnya topik - topik yang berhubungan dengan prinsip dapat dikembangkan dengan Model Penemuan Terbimbing.

C. Kuis

(41)

Jadi, menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N. Sumartana (1983:1) evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan atas segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan. Berbeda dengan pendapat tersebut, Roestiyah N. K (1989 : 85) mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas - luasnya, sedalam - dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.

Tujuan khusus dari evaluasi adalah sebagai berikut :

a. Merangsang kegiatan siswa.

b. Menemukan sebab - sebab kemajuan atau kegagalan.

c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan, perkembangan, dan bakat siswa yang bersangkutan.

d. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlukan orang tua dan lembaga pendidikan.

e. Untuk memperbaiki mutu pelajaran / cara belajar dan metode mengajar.

(42)

D. Motivasi Belajar Matematika

Aspek psikologi yang berperan penting terhadap pencapaian hasil belajar seseorang salah satunya adalah motivasi belajar. Siswa yang memiliki motivasi yang tinggi terhadap suatu pembelajaran akan berdampak pada peningkatan hasil belajarnya. Dengan demikian, motivasi yang ada dalam diri siswa akan berdampak pada hasil belajar yang diperolehnya.

Menurut Mc Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar (Sardiman, 2009 : 75). Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan yang berasal dari dalam dan luar diri siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku dan keinginan untuk belajar lebih semangat.

Menurut Nanang Hanafiah, motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (diving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dari dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Motivasi memiliki dua komponen, yaitu komponen dalam (inner component) dan komponen luar (outer component). Komponen dalam adalah

(43)

psikologi. Komponen luar adalah apa yang diinginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah kelakuannya. Jadi komponen dalam ialah kebutuhan yang ingin dipuaskan, sedangkan komponen luar ialah tujuan yang hendak dicapai (Oemar Hamalik, 2001 :159).

Menurut Sardiman (2009), motivasi belajar ada 2 yaitu : a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif atau berfungsinya sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian, tingkah laku yang dilakukan seseorang disebabkan oleh kemauan sendiri bukan dorongan dari luar (Sardiman, 2009 : 89). Guru dapat meningkatkan motivasi intrinsik dalam pembelajaran di ruang kelas dengan cara membangkitkan siswa agar memiliki perhatian dan keinginan dalam belajar suatu materi, dan menunjukkan dengan rasa kepuasan dan rasa ingin tahu tentang materi yang dipelajarinya (Robert E. Slavin, 2005 : 346). b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan atau rangsangan dari luar. Tujuan yang diinginka dari tingkah laku yang digerakkan oleh motivasi ekstrinsik terletak di luar tingkah laku tersebut (Sardiman, 2009 : 90 - 91).

(44)

mempertahankan pendapatnya, tidak mudah melepas yang diyakini, senang mencari dan memecahkan masalah. Menurut Uno (2006 : 31) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: adanya hasrat dan keinginan berhasil, adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, adanya harapan dan cita - cita masa depan, adanya penghargaan dalam belajar, adanya kegiatan yang menarik dalam belajar, adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa belajar dengan baik. Apabila seseorang memiliki ciri - ciri tersebut diatas, maka dikatakan telah memiliki motivasi belajar yang sangat baik (Putera Melawai, 2010).

Adapun fungsi motivasi dalam belajar menurut Sardiman (2009 : 84), yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b. Menentukan arah perubahan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumus tujuannya.

c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan - perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan - perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

(45)

dan juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa tersebut. Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui adanya motivasi siswa selama pembelajaran menggunakan metode Penemuan Terbimbing dan pemberian kuis.

E. Hasil Belajar Matematika

Mulyono Abdurrahman (2003 : 37) “Mengemukakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”. Hasil belajar adalah pola - pola perbuatan, nilai - nilai, pengertian - pengertian, sikap - sikap, apresiasi, dan keterampilan.

Hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit ketiga aspek ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Namun, dalam penelitian ini hanya mengamati hasil belajar siswa dari aspek koginitif saja.

Kompetensi aspek kognitif adalah kompetensi yang berkenaan dengan kemampuan mengingat kembali atau mengenal terhadap pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual dan keterampilan berpikir. Menurut Bloom, kompetensi aspek kognitif terdiri atas enam jenjang kemampuan dari rendah ke tinggi, yaitu: pengetuahuan (knowledge) C1, pemahaman (Comprehension) C2, aplikasi (application) C3, analisis (analysis) C4, sintesis (Synthesis) C5, evaluasi (evaluation) C6.

(46)

a. Pengetahuan (Knowledge) C1

Mendapatkan kembali pengetahuan dari memori yang sudah lama yaitu mengenal dan mengingat kembali. Dimensi ini berupa pengetahuan yang sifatnya faktual dan pengetahuan yang perlu diingat lainnya seperti batasan, peristilahan, pasal, hukum, rumus - rumus, dan lain - lain. Dari sudut respon belajar siswa, pengetahuan ini perlu dihafal dan diingat dengan membacanya berulang - ulang.

b. Pemahaman (comprehension) C2

Mengkonstruksi arti dari pesan pembelajaran, meliputi komunikasi lisan, tertulis,dan grafis yaitu menginterprestasi, memberi contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, menerangkan. Dimensi ini berupa pemahaman dalam menangkap makna atau arti dari suatu konsep.

c. Aplikasi (application) C3

Melaksanakan atau menggunakan suatu prosedur dalam suatu situasi tertentu, yaitu menjalankan dan melaksanakan atau menggunakan. Dimensi ini berupa kesanggupan menerapkan, mengabstraksi suatu konsep, ide, rumus, hukum dalam situasi yang baru.

d. Analisis (analysis) C4

(47)

e. Sintesis (synthesis) C5

Berpikir kreatif untuk menemukan sesuatu yang baru (inovatif) untuk lebih dikembangkan, seperti menciptakan, menggabungkan, mengkategorikan, menyimpulkan, dst.

f. Evaluasi (evaluation) C6

Kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgement yang dimilikinya, dan kriteria yang dipakainya, seperti

mengkritik, mendukung, menyarankan, memberikan pendapat, dst.

(48)

F. Luas Permukaan 1. Luas Permukaa a. Luas Permu

Gamba

Gamba Oleh karena berbentuk pe Luas permu

an dan Volume Bangun Ruang Sisi Datar aan

mukaan Kubus

bar 2.1

bar 2.2

ena kubus memiliki enam buah bidang da persegi, maka :

mukaan kubus = 6 luas persegi = 6

=

(49)

b. Luas Permu an balok, perhatikan jaring - jaring balok beriku

Gambar 2.3

Gambar 2.4

as sama dan sebangun dengan bidang atas, mak s bidang alas dan atas = 2 2 .

(50)

Jadi, luas per . Luas permukaan prisma diperoleh dengan men bidang pada permukaannya, yaitu sebagai berik mukaan prisma

as + luas bidang atas + luas bidang - bidang tega as + luas alas +

as alas ) +

(51)

d. Luas Permu as + jumlah luas segitiga bidang tegak

gan cara yang sama, maka diperoleh bahwa apat ditentukan dengan menjumlahkan luas

segitiga yang merupakan bidang - bidang tegak uk setiap limas berlaku rumus :

rmukaan limas

las + jumlah luas segitiga bidang tegak )

(52)

2. Volume

a. Volume Bal

Rumus adalah :

Oleh karen dinyatakan

b. Volume Ku

Gamba alok

Gambar 2.9

us volume balok dengan panjang = p, lebar =

atau

rena merupakan luas alas, maka volum an sebagai berikut.

!" # " " " $%&&$

Kubus

bar 2.10

= l, dan tinggi = t,

(53)

Kubus ubus dapat diperoleh dari volume balok dengan

'

emikian, dapat ditarik kesimpulan berikut. olume kubus dengan panjang = s adalah :

= atau ( Prisma

bar 2.11 Gambar 2.12

n balok memiliki volume yang sama , luas a yang sama pula, sehingga dapat dinyatakan seb risma segitiga = volume balok

= luas alas balok tinggi bal = luas alas prisma tinggi pr risma segitiga = luas alas tinggi

k dengan ukuran itu, rumus untuk an cara berikut ini.

s alas yang sama,

sebagai berikut.

(54)

Atau )

Untuk menentukan volume prisma yang alasnya bukan berbentuk segitiga, dapat dilakukan dengan cara membagi prisma tersebut menjadi

beberapa prisma segitiga. Misalnya saja untuk prisma segienam beraturan. Untuk menentukan volumenya, prisma tersebut dibagi menjadi enam buah prisma segitiga yang sama dan sebangun, sehingga, Volume prisma segi enam = 6 volume prisma segitiga

= 6 luas segitiga alas tinggi = (6 luas segitiga alas) tinggi = luas segi enam tinggi

= luas alas tinggi

Oleh karena setiap prisma segi banyak dapat dibagi menjadi beberapa buah prisma segitiga, maka dapat disimpulkan bahwa untuk setiap prisma berlaku :

Volume prisma = luas alas tinggi

Atau )

d. Volume Limas

(55)

Gamba eempat diagonal ruangnya saling berpotongan

bus tersebut ternyata terdapat enam buah lim masing limas tersebut beralaskan bidang a setengah panjang rusuk kubus.

me masing - masing limas adalah V , maka vol a dengan volume kubus, sehingga diperoleh hu

(56)

Volume limas = 0

( " " " × $%&&$

Atau V = 0 ()

G. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran menjadi suatu hal yang penting dalam tercapainya tujuan pembelajaran yang berakhir pada pencapaian hasil belajar siswa. Pembelajaran matematika selama ini yang dilakukan guru di dalam kelas, kurang menciptakan adanya suatu kerja sama dan persaingan yang positif antar siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

(57)

H. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, disusun hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat peningkatan terhadap motivasi belajar siswa setelah adanya pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dalam belajar matematika.

(58)

38 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian campuran dari kualitatif dan kuantitatif, karena data yang diperoleh adalah data dalam bentuk angka dan uraian. Peneliti akan mendeskripsikan semua kejadian dan menginterpretasikan data bentuk uraian kualitatif, sedangkan data yang menunjukkan angka - angka akan dianalisi secara kuantitatif.

Dalam penelitian ini, data motivasi akan dilihat dari catatan lapangan, dokumentasi, dan instrument pengamatan dianalisis secara kualitatif deskriptif. Sedangkan, untuk mengetahui hasil belajar akan dianalisis secara kuantitatif.

(59)

mengukur hasil belajar siswa adalah dengan cara melakukan satu kali pengukuran kemampuan awal (pretest) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah diberikan perlakuan (treatment) dilakukan pengukuran lagi (posttest). Sedangkan, untuk mengukur motivasi siswa adalah dengan cara melakukan dua kali pengukuran, sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu dengan menggunakan angket motivasi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : April - Mei 2013

Tempat : SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN Kelas VIII C pada Semester Genap Tahun Ajaran 2012 / 2013

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 42 siswa, yang terdiri dari 22 siswa dan 20 siswi. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri dari 3 orang berdasarkan perbedaan kemampuan akademik. SMP ini berada di bawah pengawasan Yayasan Pangudi Luhur. Lokasi sekolah ini berada di Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 28 Klaten, 57432.

(60)

permukaan dan volume bangun ruang sisi datar dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis .

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dalam pembelajaran pada sub pokok bahasan luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar.

2. Variabel terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar siswa.

E. Desain Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas VIII C SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada sub pokok bahasan / materi luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar melalui penerapan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis. Prosedur penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan

(61)

2. Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini, peneliti melaksanakan desain pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis yang telah direncanakan. Tahap pelaksanaan dalam pembelajaran Penemuan Terbimbing ini meliputi :

a. Tahap mengajar

1) Peneliti memberikan kegiatan pembuka 2) Peneliti mengajarkan materi pelajaran

b. Tahap pembelajaran

1) Siswa memperhatikan penjelasan materi dari peneliti 2) Siswa mengerjakan LKS

3) Siswa mengerjakan soal - soal latihan

c. Tahap Evaluasi

(62)

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah : a. Peneliti

Peneliti merupakan instrumen dalam penelitian kualitatif karena peneliti sebagai perencana, pelaksana pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelapor hasil penelitiannya (Lexy J. Moleong, 2011 : 168). Peneliti juga ikut membantu guru pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Pengertian instrumen atau alat penelitian di sini tepat karena ia menjadi segalanya dari keseluruhan proses penelitian (Lexy J. Moleong, 2011 : 168).

b. Angket

(63)

Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Butir Angket

Alternatif Jawaban Selalu Sering Jarang Tidak Pernah

Pernyataan Positif 3 2 1 0

Pernyataan Negatif 0 1 2 3

c. Soal - soal

Soal yang dimaksud dalam hal ini adalah pertanyaan yang digunakan pada saat pemberian kuis di setiap akhir subbab selesai dan juga soal tes untuk mengetahui hasil belajar siswa.

d. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS digunakan sebagai alat bantu siswa dalam menemukan rumus luas permukaan dan volume bangun ruang sisi datar. Selain itu, LKS juga berguna untuk menuntun siswa dalam pembelajaran dan melatih pengetahuan siswa dengan mengerjakan soal latihan pada halaman terakhir di LKS. LKS yang telah disediakan ini dikerjakan secara kelompok, masing - masing kelompok terdiri dari 3 siswa. LKS dapat dilihat pada lampiran A.3.

2. Teknik Pengumpulan Data a. Angket

(64)

b. Soal - soal

Instrumen yang berupa tes / soal digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi Arikunto, 2010 : 266). Untuk mengukur kemampuan dasar antara lain : tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes minat, tes bakat khusus, dan sebagainya. Khusus untuk tes hasil belajar yang biasa digunakan di sekolah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) tes buatan guru, dan (2) tes terstandar. Soal - soal diberikan pada siswa kelas VIII C saat kuis berlangsung dan juga saat tes awal dan tes akhir.

c. Wawancara

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi lebih jelas tentang motivasi belajar siswa. Pemilihan subjek dipilih secara random berdasarkan skor angket motivasi yang diperoleh siswa dengan skor angket tetap, turun, atau naik setelah mengikuti pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis.

d. Dokumentasi

(65)

G. Teknik Analisis Data

Data hasil angket, kuis, dan tes dianalisis sebagai berikut: 1. Angket Motivasi Belajar

Angket dalam penelitian ini terdiri dari butir positif dan negatif. Hasil angket mengenai respon siswa terhadap pembelajaran dianalisis dengan langkah sebagai berikut:

a. Masing - masing butir angket dikelompokkan sesuai dengan aspek yang diteliti. Angket dalam penelitian ini terdiri dari 4 aspek.

b. Setiap butir diberi skor kemudian skor - skor tersebut dijumlahkan berdasarkan aspek yang diteliti. Pedoman pemberian skor untuk butir positif dan negatif adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Skor untuk setiap alternatif jawaban

Respon

Skor

Pernyataan positif Pernyataan negatif

Selalu (SL) 3 0

Sering (SR) 2 1

Jarang (J) 1 2

Tidak Pernah (TP) 0 3

c. Menghitung skor siswa untuk setiap aspek.

d. Menghitung presentase rata - ratanya dengan rumus :

(66)

Keterangan:

P : prosentase skor total setiap aspek

S : jumlah skor yang diperoleh siswa pada setiap aspek

St : jumlah skor total maksimum pada setiap aspek

Rata-rata skor yang telah diperoleh dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3.3. Kriteria skor yang diperoleh dalam angket Rata-rata skor yang diperoleh (%) Kriteria

66, 68 ≤ ≤ 100 Tinggi

33,34 ≤ ≤ 66,67 Sedang

0 ≤ ≤ 33,33 Rendah

Kriteria penskoran berdasarkan total nilai maksimal dibagi dengan tiga kriteria, sehingga di peroleh rata- rata skor seperti pada Tabel 3.3.

Dari skor motivasi sebelum pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis dan sesudah pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dan pemberian kuis akan diamati apakah motivasi belajar siswa akan meningkat, tetap, atau tidak meningkat. Selain skor motivasi akan dianalisis pula apakah motivasi belajar meningkat, sama saja, atau tidak meningkat melalui hasil wawancara terhadap beberapa siswa yuang telah dipilih secara acak. 3. Hasil Kuis dan Tes

(67)

yang dikutip Daniel Muijs dan David Reynold (2008), yaitu sebagai berikut:

a. Memahami masalah, dilihat dari siswa menulis apa yang telah diketahui dan apa yang ditanyakan

b. Merencanakan penyelesaian, yaitu menemukan bagaimana cara menyelesaikan masalah tersebut

c. Menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana langkah kedua yaitu melaksanakan prosedur dalam mencari solusi

d. Memeriksa kembali hasil yang diperoleh yaitu melihat kembali jawaban atau solusi yang telah ditemukan dan menginterpretasikan jawaban ke dalam konteks masalah.

Selanjutnya hasil kuis dan tes dianalisis dengan menghitung rata-ratanya menggunakan rumus:

=∑

Keterangan : R : nilai rata - rata

xi : nilai masing - masing siswa

n : banyaknya siswa

(68)

meningkatkan hasil belajar siswa atau tidak. Dan presentase keberhasilan pendekatan penemuan terbimbing dan pemberian kuis pada setiap tahap.

Hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil kuis dan tes yang telah mereka kerjakan. Setiap rata - rata nilai yang diperoleh siswa akan dikelompokkan dengan kriteria sebagai berikut.

Tabel 3.4. Kriteria Ketercapaian Hasil Belajar Nilai Kriteria

80 - 100 Sangat Baik 70 - 79 Baik

60 - 69 Cukup Baik 50 - 59 Kurang Baik

0 - 49 Sangat Kurang Baik

(Sumber : Muhibbin Syah, 2002:153, dalam Kartika Budi, 2001)

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian ini adalah :

1. Motivasi belajar matematika siswa untuk setiap aspek mencapai kriteria tinggi dan meningkat.

2. Rata - rata nilai kuis dan tes mencapai kriteria tinggi.

(69)

I. Metode Analisis Data

Sebelum diujikan kepada siswa, terlebih dahulu instrumen diuji pakar, yaitu diuji oleh guru dan dosen. Selain diuji oleh pakar, instrumen juga perlu dilakukan validitas dan reliabilitas.

1. Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat - tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunujukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Suharsimi Arikunto, 2010 : 211).

Salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan menggunakan “korelasi product moment” dengan simpangan yang dikemukakan oleh Person (Suharsimi Arikunto, 2010 : 213) yaitu :

(70)

Keterangan :

xy

r = Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y, dua variabel lain yang dikorelasikan = − =

∑ = jumlah perkalian antara x dengan y = kuadrat dari x

= kuadrat dari y

2. Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat dipercaya atau tidak dapat dipercaya, dalam arti jika instrumen reliabel maka data yang didapat baik dan dapat diandalkan. Untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0 (soal uraian) dapat menggunakan Rumus Alpha (Suharsimi Arikunto, 2010 : 239) :

= ! − 1" 1 −! ∑ ## $ %

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ #$ = jumlah varians butir

(71)

3. Uji perbedaan dua rata - rata dengan uji z

Data angket dan motivasi belajar siswa terkumpul dianalisis secara deskripsif kualitatif dengan menghitung presentase yang diperoleh siswa secara keseluruhan di masing - masing kelas. Sedangkan, data tes awal dan tes akhir siswa dianalisis menggunakan uji hipotesis dengan uji z, sebab sampelnya berukuran besar (n ≥ 30), yaitu dengan menghitung rata - ratanya terlebih dahulu. Langkah - langkah uji perbedaan dua rata - rata dengan uji z adalah sebagai berikut :

a. Merumuskan Ho dan H1

Penentuan Hipotesis untuk beda rata - rata nilai tes awal :

Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata - rata nilai tes

awal kelas penelitian dan kelas pembanding, atau dirumuskan dengan '(= '$

H1 : ada perbedaan yang signifikan antara rata - rata nilai tes awal

kelas penelitian dan kelas pembanding, atau dirumuskan dengan '(≠ '$

Penentuan Hipotesis untuk beda rata - rata nilai tes akhir :

Ho : tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata - rata nilai tes

akhir kelas pembanding dan kelas penelitian, atau dirumuskan dengan '(= '$

H1 : ada perbedaan yang signifikan antara rata - rata nilai tes akhir

(72)

akhir kelas penelitian lebih tinggi dari kelas pembanding, atau dirumuskan dengan '( > '$

b. Menentukan taraf signifikan, dimana dipilih taraf signifikan + = 5% c. Menentukan daerah kritis :

Pengujian beda rata - rata tes awal : , < −,.,. / atau , > ,.,. / , yaitu : , < −1,96 atau , > 1,96

Pengujian beda rata - rata tes akhir : , > ,.,./ , yaitu , > 1,645 d. Menentukan rumus uji statistiknya, yaitu :

, = 345 365 74576 894:;4<96:;6

Dimana #$ dan #( tidak diketahui sehingga dapat diganti dengan varians sampel (=( dan =$ ), serta '(− '$ = 0

e. Menentukan kriteria keputusannya (menentukan kesimpulan), yaitu : 1. Uji z untuk rata - rata nilai tes awal

Terima Ho jika − ztabel(0,025) < zhitung < ztabel(0,025), yaitu −1,96 <

zhitung < 1,96 artinya tidak ada perbedan yang signifikan antara rata -

rata nilai tes awal kelas pembanding dan kelas penelitian. 2. Uji z untuk rata - rata nilai tes akhir

Tolak Ho jika zhitung > ztabel(0,05) , yaitu zhitung > 1,645 artinya ada

(73)

53 BAB IV

PELAKSANAAN PENELITIAN, HASIL PENELITIAN, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian

(74)

metode penemuan terbimbing melalui pemberian kuis pada pelajaran matematika.

1. Pelaksanaan Uji Coba Soal Tes Awal

Uji coba tes awal bertujuan untuk mengetahui apakah soal tersebut sudah valid atau belum sebelum diujikan di kelas pembanding maupun kelas penelitian. Uji coba tes awal tersebut diujicobakan di kelas VIII A yang mempunyai jumlah siswa 40, berlangsung pada tanggal 29 April 2013. Namun, hanya 32 siswa yang dapat mengikuti dikarenakan 8 siswa yang lain mengikuti latihan paduan suara untuk lomba. Dalam uji coba soal tes awal, siswa diberikan kertas tes yang berisi 8 soal uraian. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan adalah 60 menit, karena mereka belum selesai maka diberikan perpanjangan waktu selama 10 menit. Uji coba tes awal berjalan dengan baik dan siswa pun tidak gaduh. Setelah 70 menit berlalu, soal beserta lembar jawab dikumpulkan.

2. Pelaksanaan Tes Awal

(75)

Tes awal untuk kelas pembanding, yaitu kelas VIII B dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 3 Mei 2013 jam ke 4 - 5. Tes tersebut diikuti oleh 41 siswa dari total keseluruhan kelas VIII B yaitu 45 siswa. Empat siswa yang lain tidak dapat mengikuti tes awal karena mengikuti latihan drum band.

Tes awal untuk kelas penelitian dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 7 Mei 2013 jam ke 4 - 5. Tes awal diikuti oleh 41 siswa dari 42 siswa di kelas VIII C. Satu siswa tidak masuk karena sakit.

3. Pelaksanaan pengisian angket motivasi belajar sebelum pembelajaran dengan penemuan terbimbing dan pemberian kuis

Sebelum pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, para siswa diminta untuk mengisi angket motivasi. Tujuan dari pengisian angket motivasi sebelum pembelajaran metode penemuan terbimbing adalah untuk mengetahui motivasi mereka dalam mengikuti pembelajaran konvensional / pembelajaran dengan metode lain.

(76)

4. Pelaksanaan Pembelajaran Pertama

Penelitian berlangsung pada hari Sabtu, 11 Mei 2013. Pelajaran matematika dimulai pada jam pertama dan jam kedua, yaitu pukul 07.00 - 08.20 di kelas VIII C yang terdiri dari 42 siswa. Proses pembelajaran yang pertama ini diikuti oleh 41 siswa, 1 tidak masuk karena sakit. Peneliti sekaligus pengajar ditemani guru pembimbing yang mengamati dari belakang. Sebelumnya, peneliti telah membagi 42 siswa tersebut menjadi 14 kelompok, masing - masing terdiri dari 3 siswa. Pemilihan anggota kelompok ini berdasarkan nilai tes awal mereka sebelumnya. Tiga siswa tersebut terdiri dari 1 siswa yang mendapat nilai tinggi, 1 siswa bernilai sedang, dan 1 siswa yang bernilai kurang. Tujuan dari pembagian seperti itu adalah agar mereka mau kerjasama dan mau membantu teman yang kurang paham. Kelompok ini akan bekerja sama sampai penelitian ini selesai.

(77)

titik - titik yang terdapat pada LKS dan mengerjakan soal latihan yang terdapat di halaman terakhir LKS.

(78)

Gambar 4.1

Di akhir pembelajaran, peneliti mengumumkan bahwa pada pertemuan berikutnya siswalah yang menyiapkan kerangka jaring - jaring limas dan prisma sebagai tugas rumah. Diberitahukan juga bahwa pertemuan selanjutnya akan ada kuis untuk menguji pemahaman siswa atas pembelajaran pada hari ini.

5. Pelaksanaan Pembelajaran Kedua

Pelaksanaan pembelajaran kedua dengan metode penemuan terbimbing pada hari Kamis tanggal 16 Mei 2013 jam ke 4 - 5. Kegiatan pembelajaran diikuti oleh 42 siswa, jadi semua siswa hadir pada saat pembelajaran hari kedua.

(79)

tampak bahwa pada pertemu menyiapkan j kelompok mer yang kecil, ba tidak menjadi tepat dari jarin

wa mereka telah menyiapkan pekerjaan rumah muan sebelumnya. Masing - masing ke jaring - jaring prisma dan limas sesuai den

ereka. Jaring - jaring tersebut ada yang beruk bahkan warnanya pun berbeda - beda. Namu adi persoalan, karena yang dibutuhkan adalah

ring - jaring tersebut.

Gambar 4.2

Gambar 4.3

ah yang diberikan kelompok telah dengan kreativitas rukuran besar, ada mun, hal tersebut lah susunan yang

Gambar

Gambar 2.3
Gambar 2.12
Gambar 2.14
Tabel 3.1. Pedoman Penskoran Butir Angket
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam keabsahannya bergantung pada kenyataan bahwa medan listrik akibat suatu muatan titik tunggal berbanding terbalik dengan kuadrat jarak dari muatan itu.

Walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih banyak responden mengetahui tentang pengertian kanker payudara tetapi jumlah responden dalam penelitian ini kita bisa

[r]

Therefore, the researcher tries to analyze naturalness characteristics in the Indonesian translation in a famous novel The Devil and Miss Prym is written by

Dengan adanya buku saku pengolahan serealia (dodol, susu kedelai dan donat) ini diharapkan siswa kelas XII jurusan TPHP dapat belajar secara mandiri dimana saja

Pemasangan kateter intravena digunakan untuk memberikan cairan ketika pasien tidak dapat menelan, tidak sadar, dehidrasi atau syok, untuk memberikan garam yang diperlukan

Saya adalah suatu bilangan, bila saya dikalikan 13 kemudian ditambah 21 hasilnya tidak kurang dari 99, maka saya yang paling kecil adalaha. empat buah bilangan bulat

permainan dan olah raga beregu bola besar dengan baik, serta nilai kerja sama, toleransi, percaya diri, keberanian, menghargai lawan, bersedia berbagi tempat dan