• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik Jigsaw."

Copied!
250
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SD N NYAMPLUNG MENGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar (PGSD)

Oleh:

Dian Kartika Sabatini NIM: 091134019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

TUHAN YESUS KRISTUS

Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia:

bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!

(Roma 11: 36)

Karya ini ku persembahkan untuk:

Bapak dan Ibuku tercinta

Bapak Djumar dan Ibu Surajimah yang selalu

mendukung dan mepercayaiku

Gumelar Seto Bawono Adikku tersayang, kakakku Tulus Subekti dan Arif

Kurniawan, Keponakanku Angel Syarputri Kurniawan, Mbak Siti dan Mbak

Wahyu dan seluruh keluarga besar Mbah Marto dan Mbah Sejo, Antonius

Surono

Sahabat-Sahabatku Mukti, Laura, Eka, Tyas, Stevani

The Nepo + (Pungki, Yoyo, Gita, Anton)

Terima kasih atas segala semangat, perhatian, bantuan dan kasih sayang

yang kalian berikan

(5)

v MOTTO

“Bersandar Pada Tuhan Karena Ia Tau Apa yang Kita Butuhkan”

“Semua Indah Pada Waktu Yang Telah Ditentukan Tuhan”

Masa Depanmu Ada Di Tanganmu

Seberapapun Kita Melangkah dan Berusaha

Pasti Ada Perubahan Meskipun Perubahan Itu Tak Nampak

Cintai Pekerjaan Maka Pekerjaan Akan Mencintaimu

(6)
(7)
(8)

viii ABSTRAK

Dian Kartika Sabatini. 2013. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar PKn Siswa Kelas III SD N Nyamplung Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn, (2) untuk mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus I pembelajaran mengacu pada model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan metode wawancara dan pada siklus II tanpa metode wawancara. Subjek dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas III SD N Nyamplung dengan jumlah 15 siswa. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada bulan Maret. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan tes. Kuesioner dan wawancara digunakan untuk mengukur motivasi siswa, sedangkan tes untuk mengukur prestasi siswa. Instrumen diuji validitas dan reliabilitasnya melalui expert judgement dan empiris yang dihitung secara statistik dengan bantuan SPSS 16.0. Data yang telah diperoleh dianalisis secara deskriptif dan kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi siswa. Hal ini ditunjukan dengan skor rata-rata motivasi siswa pada awal adalah 88,3 meningkat pada siklus I menjadi 94,6 dan pada akhir siklus II menjadi 107,8. Peningkatan prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa 63,4 meningkat menjadi 65 pada akhir siklus I dan 74 pada siklus II. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.

Kata kunci : motivasi belajar, prestasi belajar, model kooperatif teknik

(9)

ix ABSTRACT

Dian Kartika Sabatini. 2013. The Increasing Motivation and Learning Achievement in Citizenship Education of Students in Grade III SD N Nyamplung by Using Cooperative Learning Model of Jigsaw Technique. Teacher Education Program Elementary School, Department of Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Sanata Dharma.

This study is aimed (1) to find out how the use of cooperative learning of jigsaw technique can increase the motivation and learning achievement of grade III students at SDN Nyamplung in citizenship education subject, (2) to determine whether the use of cooperative learning of jigsaw technique can increase the motivation and learning achievement of grade III students at SD N Nyamplung in citizenship education subject.

This research is a classroom action research conducted in two cycles. In the first cycle the learning refers to the cooperative learning model of jigsaw technique with interview model and the second cycle is without interview. The subjects in this study were students of SD N Nyamplung with the amount of 15 students. The experiment was conducted in the second semester of academic year 2012/2013 in March. Instrument in this study was a questionnaire, interview and test. Questionnaire and interview were used to measure the students' motivation, while the test was to measure the students’ achievement. The instrument was tested for the validity and reliability through expert judgment and empirical that is calculated statistically with SPSS 16.0. The data have been analyzed by descriptive and qualitative.

The results of this research showed an increase in students’ motivation. This was evidenced by the average motivation score of students that was started in 88.3 increasing in the first cycle to 94.6 and at the end of the second cycle to 107.8. The increasing of students’ learning achievement was indicated by the students’ average value of 63.4 increasing to 65 by the end of the first cycle and 74 on the second cycle. Based on these data it can be concluded that the use of cooperative learning model of jigsaw technique can improve the motivation and learning achievement of students at SD N Nyamplung in Citizenship Education subject.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karuniaanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SD N NYAMPLUNG MENGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW ” sesuai dengan waktu yang diharapkan. Skripsi ini disusun demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Sanata Dharma, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).

Terselesaikannya skripsi ini tentunya tidak lepas dari dorongan, perhatian dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Rohandi., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang tekah memberikan ijin penelitian.

2. Romo G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., MA., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

3. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum., selaku dosen pembimbing I, yang telah memberikan dorongan, motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing II, yang dengan sabar telah meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan saran dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D., selaku dosen penguji, terima kasih atas saran dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(11)

xi

7. Bapak Budiharjo, S.Pd.I., selaku kepala sekolah SD Negeri Nyamplung yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian.

8. Ibu Clara Prahestu Dwi Utami, S.Pd., selaku guru kelas SD Negeri Nyamplung yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu dalam pelaksanaan penelitian.

9. Siswa-siswi kelas SD Negeri Nyamplung yang dapat bekerja sama dalam pelaksanaan penelitian.

10. Orang tuaku yang terkasih, Bapak Djumar dan Ibu Surajimah serta keluargaku yang telah memberikan dukungan, kepercayaan dan kasih sayang.

11. Adikku Gumelar Seto Bawono, Kakakku Tulus Subekti dan Arif Kurniawan, Mbak Siti, Mbak Wahyu.

12. Antonius Surono, terima kasih atas dukungan,perhatian dan semangat yang selalu diberikan. motivasi yang sudah kalian berikan.

15. Teman-teman angkatan 2009 C.

16. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Semoga karya penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi banyak pihak. Penulis menyadari karya ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

LEMBAR PENYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 8

(13)

xiii BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Penelitian yang Relevan ... 10

B. Kajian Pustaka 1. Motivasi Belajar ... 13

a. Pengertian ... 13

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 15

c. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 16

d. Ciri-ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi ... 20

2. Prestasi Belajar ... 22

a. Pengertian Belajar ... 22

b. Pengertian Prestasi Belajar ... 23

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 24

3. Pembelajaran Kooperatif ... 26

a. Pengertian ... 26

b. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif ... 27

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 28

4. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 29

a. Pengertian ... 29

b. Langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw ... 30

5. Pendidikan Kewarganegaraan SD ... 32

a. Pengertian ... 32

(14)

xiv

C. Kerangka Berpikir ... 34

D. Hipotesis Penelitian ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 36

B. Setting Penelitian ... 37

C. Jadwal Penelitian ... 38

D. Rencana Tindakan ... 38

1. Persiapan ... 38

2. Rencana Setiap Siklus ... 39

E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 45

1. Indikator Keberhasilan Variabel ... 45

2. Pengumpulan Data ... 47

3. Instrumen Penelitian ... 48

F. Validitas dam Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 54

1. Uji Validitas ... 55

2. Uji Reliabilitas ... 60

G. Analisis Data ... 62

1. Kriteria Keberhasilan ... 63

2. Cara Menghitung Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitan 1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ... 66

(15)

xv

3. Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 86

B. Pembahasan 1. Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 87

2. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar ... 96

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

C. Keterbatasan Penelitian ... 102

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Jadwal Penelitian ... 38

Tabel 2 Variabel dan Indikator Motivasi ... 46

Tabel 3 Variabel dan Indikator Prestasi Belajar ... 46

Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I ... 49

Tabel 5 Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II ... 49

Tabel 6 Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II ... 49

Tabel 7 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Siswa ... 50

Tabel 8 Pedoman Penskoring Kuesioner Siswa ... 51

Tabel 9 Kriteria Interpretasi Skor PAP II menurut Masidjo (2010:157) yang di modifikasi Peneliti ... 51

Tabel 10 Panduan Wawancara Guru ... 52

Tabel 11 Panduan Wawancara Siswa ... 53

Tabel 12 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran ... 55

Tabel 13 Kriteria Perangkat Pembelajaran ... 56

Tabel 14 Hasil Validasi dan Kriterianya ... 56

Tabel 15 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ... 57

Tabel 16 Hasil Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ... 58

Tabel 17 Hasil Perhitungan Validitas Kuesioner ... 59

Tabel 18 Koefisien Reliabilitas ... 61

Tabel 19 Hasil Reliabibitas Soal Evaluasi Siklus I ... 61

(17)

xvii

Tabel 21 Hasil Reliabilitas Kuesioner ... 61

Tabel 22 Kriteria Keberhasilan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa ... 63

Tabel 23 Penetapan Skor Kuesioner ... 63

Tabel 24 Contoh Skor Motivasi Siswa ... 64

Tabel 25 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus I ... 74

Tabel 26 Target Keberhasilan dan Hasil Siklus II ... 81

Tabel 27 Skor Motivasi Belajar Sebelum Penelitian ... 82

Tabel 28 Skor Motivasi Belajar Setelah Siklus I ... 83

Tabel 29 Skor Motivasi Belajar Setelah Siklus II ... 84

Tabel 30 Hasil Kuesioner Motivasi Siswa ... 85

Tabel 31 Nilai Ulangan Harian PKn Siswa KD Mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinnekaan, kekayaan alam, keramahtamahan Tahun 20011/2013 ... 86

Tabel 32 Skor dan Nilai Evaluasi Siklus I dan Siklus II ... 87

Tabel 33 Distribusi Skor dan Presentasi Motivasi Siswa Awal dan Siklus I ... 89

(18)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Siklus PTK Kemmis dan Mc Taggart ... 36

Gambar 2 Peningkatan Skor Rata-Rata Motivasi Siswa ... 97

Gambar 3 Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa ... 98

(19)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 106

Lampiran 2. RPP Siklus I dan II ... 112

Lampiran 3. Materi Pembelajaran Siklus I dan II ... 126

Lampiran 4. LKS Siklus I dan II ... 134

Lampiran 5. Hasil Pengerjaan LKS Siklus I dan II ... 145

Lampiran 6. Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 165

Lampiran 7. Kunci Jawaban Soal Evaluasi I dan II ... 171

Lampiran 8. Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi I dan II ... 172

Lampiran 9. Kuesioner Motivasi ... 185

Lampiran 10. Media Gambar ... 189

Lampiran 11. Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I dan II ... 190

Lampiran 12. Uji Validitas Kuesioner Motivasi ... 199

Lampiran 13. Uji Reliabilitas Instrumen ... 207

Lampiran 14. Nilai Ulangan Harian PKn Tahun 20011/2012... 209

Lampiran 15. Hasil Prestasi Belajar Siklus I dan II ... 210

Lampiran 16. Hasil Kuesioner Siswa Sebelum Penelitian, Setelah Siklus I dan II ... 211

Lampiran 17. Hasil Wawancara Guru dan Siswa ... 214

Lampiran 18. Dokumentasi Siklus I dan II ... 220

Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian ... 224

(20)

xx

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan wahana untuk membentuk warga negara Indonesia yang cerdas, terampil dan berkarakter. Hal ini sesuai dengan pernyataan Depdiknas (Kusuma Aryani dan Susatim, 2010: 39) yang menyatakan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan adalah

“mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga

Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajiban dirinya yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila

dan UUD 1945”.

(22)

keinginan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Lebih lanjut, Sardiman (2011: 75) mengungkapkan motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Hal ini menunjukkan bahwa siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran, dengan demikian prestasi belajar siswapun akan tinggi.

Pada kenyataannya siswa Kelas III SD N Nyamplung belum mempunyai motivasi dan prestasi belajar yang tinggi pada mata pelajaran PKn. Berdasarkan wawancara pada tanggal 20 September 2012 dengan guru kelas III SD N Nyamplung, guru mengemukakan bahwa mata pelajaran yang sulit adalah mata pelajaran PKn. Dalam mengajarkan materi-materi PKn guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Beliau mengatakan bahwa lebih dari 50% dari 15 siswanya tidak termotivasi pada pelajaran tersebut. Hal ini terlihat dari siswa yang tidak menyelesaikan tugasnya dan lebih senang mengerjakan pekerjaan lain yang tidak berhubungan dengan pelajaran PKn.

(23)

peneliti mewawancarai dua siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut. SA dan YU mengakui bahwa mata pelajaran PKn sulit karena harus banyak membaca. Guru meminta mereka membaca materi selanjutnya guru menjelaskan disertai tanya jawab, sedangkan siswa tidak diperbolehkan berdiskusi dengan teman lainnya.

Hal ini diperkuat dengan hasil pengamatan informal dikelas yang dilakukan pada tanggal 20 September 2012, peneliti menemukan kurangnya motivasi siswa dalam mengerjakan soal maupun dalam memperhatikan guru saat mengajar. Guru dalam mengajar menggunakan metode ceramah dan sesekali mengunakan metode tanya jawab, kegiatan pembelajarannyapun kurang bervariasi yaitu siswa duduk mendengarkan dan guru menjelaskan.

Seperti diungkap Syah (1997: 203) bahwa metode ceramah menyampaikan informasi secara lisan dan siswa mengikuti pembelajaran secara pasif. Hal ini terlihat ketika pembelajaran siswa tidak diberi kesempatan bertanya kepada teman. Hal lain yang dpat dilihat adalah ekspresi siswa yang langsung diam sekejap dan tampak bingung ketika diberi pertanyaan pada guru karena tidak bisa menjawab, siswa nampak takut dengan guru ketika diberi pertanyaan. Siswa juga menunjukan tidak semangat atau bergairah dalam mengikuti pembelajaran, sesekali siswa menguap dan meletakkan kepalanya di atas meja.

(24)

yang dapat duduk dengan tenang saat mengerjakan tugas, (60%) atau sembilan anak bermain meskipun masih di bangku dan dua anak lainnya (13,33%) berjalan-jalan dan tidak mengerjakan tugas. Ketiak guru datang siswa ditegur dan siswa menjawab “Lha angel bu, le moco akeh”(Susah bu, harus membaca banyak!) dan guru menegur kembali “Mulakno ra gojek wae, lek digarap!” (Makanya jangan bermain terus! Cepat kerjakan!) lalu siswa duduk memperhatikan namun selang beberapa saat kembali bermain dengan teman lain. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran PKn rendah.

Hasil kuesioner yang dibagikan pada siswa sebelum penelitian pada tanggal 11 Februari 2013 menunjukkan rata-rata skor siswa 88,3. Dari 15 siswa 53,3% (8) siswa mempunyai motivasi yang rendah, 5 atau 33,3% siswa mempunyai motivasi cukup dan 2 siswa (13,3%) mempunyai motivasi tinggi. Dari penjelasan diatas terlihat bahwa motivasi siswa masih rendah dalam mengikuti pembelajaran PKn.

Selain itu, hasil observasi dokumentasi yang diambil dari nilai ulangan harian pada kompetensi dasar mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan, siswa kelas III SD N Nyamplung pada tahun ajaran 2011/2012 menunjukkan bahwa 9 (60%) dari 15 siswa, tidak mencapai dari nilai KKM (lihat lampiran 14 hal 209 ).

(25)

kompetensi dasar mengenal kekhasan bangsa Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.

Bertitik tolak pada uraian di atas, maka diperlukan penelitian tindakan kelas untuk menangani masalah tersebut. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III di SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn. Tindakan yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa sehingga siswa dapat termotivasi dan berdampak pada prestasi belajarnya. Model pembelajaran kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan motivasi siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat Michaels (1977) dalam Solihatin (2012: 103) yang mengatakan cooperative learning is more effective in increasing motivation and performance students (pembelajaran kooperatif lebih efektif dalam meningkatkan motivasi dan prestasi siswa).

(26)

mengembangkan kemandirian dan bekerja sama dengan orang lain karena salah satu ciri siswa yang mempunyai motivasi adalah lebih senang kerja mandiri (Sardiman 2011: 83) dan salah satu bentuk motivasi dalam kelas menurut Fudyartanto (2002: 292) adalah memakai kompetisi dan kerjasama.

Mata pelajaran PKn akan lebih mudah dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw karena terdapat kerjasama anggota kelompok dan motivasi yang akan mendukung proses pembelajaran. Selain itu, pembagian materi pada setiap siswa akan mempermudah pemahaman siswa, karena mereka bertangung jawab atas materinya sendiri yang akan disimpulkan dalam kelompok ahli. Kelompok ahli tersebut akan kembali ke kelompok semula dan bertukar informasi kepada rekan kelompoknya, sehingga keseluruhan materi akan tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas untuk menjawab masalah tersebut dengan judul “PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR PKN SISWA KELAS III SD N

NYAMPLUNG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW”. Pengunaan model pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD N Nyamplung.

B. Batasan Masalah

(27)

Indonesia, seperti kebhinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan dengan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw

dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn?

2. Apakah pengunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn?

D. Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas III SD N Nyamplung pada mata pelajaran PKn.

(28)

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh informasi yang lebih tentang penggunaan teknik jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa. 2. Siswa

Siswa dapat termotivasi mengikuti pembelajaran dan dapat berkembang pengetahuan, pengalaman serta ketrampilan sosialnya sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.

3. Bagi Guru

Guru dapat merancang dan menerapkan teknik jigsaw dalam mengajarkan materi yang ada dalam mata pelajaran PKn.

4. Bagi Program Studi

Penelitian ini dapat menambah referensi skripsi pada perpustakaan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

5. Bagi Sekolah

(29)

F. Batasan Pengertian

Batasan pengertian dalam penelitian ini adalah:

1. Teknik jigsaw adalah salah satu jenis teknik yang ada dalam model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat kelompok asal dan kelompok ahli dimana dalam kelompok asal siswa diberi materi selanjutnya materi tersebut dibahas dalam kelompok ahli dan diinformasikan dalam kelompok asal sehingga informasi dapat menyebar pada seluruh siswa.

2. Pelajaran Pkn adalah pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

3. Motivasi belajar adalah pengerak atau dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai.

(30)

10 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Aminah (2011) meneliti tentang upaya peningkatan motivasi dan prestasi

belajar biologi melalui model jigsaw. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan proses pembelajaran biologi melalui model

(31)

mleningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas X3 MAN Gandekan Bantul tahun ajaran 2009/2010.

2. Fuadah (2011) meneliti tentang penerapan pembelajaran kooperatif tipe

jigsaw untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas V di SD Maarif Pandaan Tahun Ajaran 2010/2011. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan dari siklus I dengan presentase 71,42% meningkat menjadi 95,23% pada siklus II. Siswa yang semula malas memperhatikan pelajaran dan lebih suka bercanda dengan temannya pada siklus I menjadi bersemangat mengikuti proses pembelajaran pada siklus II karena termotivasi oleh penerapan pembelajaran kooperatif tipe

Jigsaw yang banyak melibatkan siswa dalam proses belajar seperti berdiskusi dan membentuk kelompok. Hasil penelitian hasil belajar siswa pada siklus I persentase ketuntasan belajar siswa adalah 87,17% (34 siswa) dengan nilai rata-rata 70, terdapat 5 siswa yang belum tuntas belajar. Pada siklus II peneliti ikut serta dalam pelaksanaan diskusi setiap anggota kelompok sehingga persentase ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 89,74% (35 siswa) dengan nilai rata-rata 88.

(32)

secara berkelompok. Metode jigsaw dipercaya dapat meeningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Metode penelitian ini adalah penelitian quasi dengan subjek siswa kelas XI program ilmu-ilmu social SMA N 2 Selong kabupaten Lombok Timur Tahun 2006/2007. Kelompok control berjumlah 40 orang dengan 21 orang bermotivasi dan berprestasi tinggi dan 19 orang bermotivasi dan berprestasi rendah dan kelompok eksperimen berjumlah 40 orang dengan 20 orang memiliki motivasi berprestasisi tinggi dan 20 siswa memiliki motivasi dan berprestasi rendah, kelompok control pembelajaran dengan pembelajaran diskusi dan kelompok eksperimen dengan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw. Hasil penelitian menunjukkan H0 ditolak dan H1 diterima ada perbedaan signifikan perolehan hasil belajar geografi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan siswa yang belajar dengan teknik diskusi. Penggunaan teknik jigsaw lebih baik dari pada teknik diskusi, selain itu tinggkat motivasi berpengaruh signigfikan dengan hasil belajar.

(33)

penggunaan model pembelajaran teknik jigsaw dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa Kelas III SD. Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh hasil yang sesuai atau lebih baik dari penelitian-penelitian yang sebelumnya.

B. Kajian Pustaka 1. Motivasi Belajar

a. Pengertian

Schunk, Pintrich, and Meece (2008: 4) mendefinisikan motivasi

sebagai “the process whereby goal-directed activity is instigated and

sustained” yang berarti proses dimana aktivitas diarahkan pada tujuan

berpengaruh dan berkelanjutan. Pendapat lain menurut Mc. Donald dalam Sardiman (2011: 73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Pada pembelajaran selalu ada tujuan yang akan dicapai, sehingga diperlukan adanya tanggapan terhadap tujuan pembelajaran atau motivasi dalam pembelajaran. Oleh karena itu motivasi dalam pembelajaran penting agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Hal ini dipertegas oleh pendapat Uno (2007: 23) bahwa motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

(34)

yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga mencapai tujuan yang dikendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor instrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, harapan dan cita-cita, sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2007: 23)

Hamalik (2003: 86) menyebutkan faktor instrinsik yang mempengaruhi motivasi adalah kebutuhan, dorongan dan kesadaran akan tujuan belajar, sedangkan faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi adalah rangsangan atau desakkan dari luar misalnya hadiah ganjaran, hukuman dan harapan lainya. Hal ini sejalan dengan pendapat Santrock (2009: 199) yang mengemukakan ada dua jenis motivasi yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi intrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai tujuan), sedangkan motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah tujuan itu sendiri).

(35)

orang lain (Syah, 1997: 137). Antrock (2009: 199) menambahkan motivasi melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi, memiliki arah dan dapat dipertahankan. Dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa motivasi belajar adalah pengerak atau dorongan yang ada dalam diri siswa untuk melakukan suatu kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai.

b. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Fungsi motivasi menurut Fudyartanto (2002: 258) adalah (1) Motivasi dapat mengatur dan mengarahkan tingkah laku manusia. (2) Motivasi merupakan penyeleksi tingkah laku manusia. (3) Motivasi dapat member energy dan menahan tingkah laku manusia.

(36)

Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa fungsi motivasi berperan penting dalam mencapai tujuan. Pada kegiatan pembelajaran fungsi motivasi sangat penting dalam mencapai tujuan pembelajaran. Adanya motivasi siswa dalam belajar membuat tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai.

c. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah

(37)

didik agar lebih giat lagi dalam belajar; (7) peserta didik diberi pujian, dengan pujian yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar; (8) Pemberian hukuman bagi peserta didik. Hukuman tidak selamanya berdampak negatif jika diberikan pada saat yang tepat dengan alasan yang jelas, dan dengan jenis hukuman yang logis sesuai dengan kesalahannya; (9) Proses belajar akan berjalan dengan baik jika dilandasi minat untuk belajar. Minat adalah instrumen motivasi yang kedua setelah kebutuhan; (10) Adanya hasrat untuk belajar, hasrat untuk belajar merupakan sesuatu yang muncul dalam diri anak didik, yang mengakibatkan anak didik mau belajar lebih giat lagi; (11) Tujuan yang diakui, tujuan yang diakui dan diterima dengan baik oleh anak didik merupakan instrumen motivasi yang sangat penting, sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai, maka akan timbul gairah untuk terus belajar dengan giat dan sungguh-sungguh.

(38)

kenang-kenangan/ cenderamata; (3) Guru memberikan pujian pada anak didik.Pujian adalah alat motivasi yang positif. Dalam kegiatan belajar mengajar, pujian dapat dimanfaatkan sebagai alat motivasi. Pujian tidak hanya dapat diberikan kepada seorang anak didik, tetapi dapat juga diberikan kepada semua anak didik; (4) Guru menggunakan gerakan tubuh dalam memotivasi anak didik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan; (5) Guru memberi tugas pada anak didik; (6) Guru melakukan ulangan; (7) Guru membuat rasa ingin tahu terhadap hasil pembelajaran; (8) Pemberian hukuman terhadap siswa. Hukuman adalah reinforcement yang negatif, tetapi diperlukan dalam pendidikan. Hukuman yang dimaksud adalah hukuman yang bersifat mendidik kesalahan anak didik karena melanggar disiplin dapat diberikan hukuman berupa sanksi menyapu lantai, mencatat bahan pelajaran yang ketinggalan, atau apa saja yang sifatnya mendidik.

(39)

dan kerjasama. Kompetisi merupakan usaha untuk membangkitkan minat belajar siswa, sedangkan kerja sama akan membangkitkan dorongan siswa untuk belajar. Dengan kerjasama antar kelompok, maka siswa akan dituntut untuk menjadikan kelompoknya yang terbaik; (5) Pemakaian hasil belajar sebagai umpan balik. Hasil-hasil pembelajaran yang jurang baik dijadikan cambuk untuk mempergiat belajar anak, agar mereka mendapatkan hasil yang labih baik; (6) Pemberian pujian dan celaan bagi anak. Pemberian pujian akan lebih efektif dari pada celaan, sehingga anak dapat termotivasi; (7) Guru harus menciptakan sesuatu yang baru bagi anak, sebab hal yang baru akan lebih diperhatikan peserta didik; (8) Guru harus menyiapkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dipersiapkan agar peserta didik dapat terpusat dan terarah pad tujuan tersebut; (9) Guru tidak memakai prosedur yang menekar agar peserta didik tidak tertekan dalam proses pembelajaran; (10) Guru memberikan contoh atau model yang menarik, model ini akan menarik perhatian siswa; (11) Guru harus mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

(40)

dan kerjasama. Kompetisi merupakan usaha untuk membangkitkan minat belajar siswa, sedangkan kerja sama akan membangkitkan dorongan siswa untuk belajar; (3) Peserta didik mengetahui hasil pekerjaannya. Hal ini akan mendorong anak didik agar lebih giat lagi dalam belajar; (4) Peserta didik diberi pujian, dengan pujian yang baik dan positif akan memupuk suasana yang menyenangkan dan meningkatkan gairah belajar; (5) Guru menggunakan gerakan tubuh dalam memotivasi anak didik. (6) Pemakaian hasil belajar sebagai umpan balik. Hasil-hasil pembelajaran yang kurang baik dijadikan cambuk untuk mempergiat belajar anak, agar mereka mendapatkan hasil yang labih baik; (7) Guru harus menciptakan sesuatu yang baru bagi anak, sebab hal yang baru akan lebih diperhatikanpeserta didik; (8) Guru harus menyiapkan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dipersiapkan agar peserta didik dapat terpusat dan terarah pad tujuan tersebut ;(9) Guru melakukan ulangan; (10) Guru memberi tugas pada anak didik; (11) Guru harus mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar.

d. Ciri-Ciri Siswa yang Mempunyai Motivasi

(41)

berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya); (4) ebih senang kerja mandiri; (5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin; (6) Dapat memperthanankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu); (7) Tidak mudah melepaskan hal yang sudah diyakininya; (8) Senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Hal yang sama diungkapkan oleh Uno (2007: 23) bahwa indikator motivasi belajar yakni; (1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) Adanya penghargaan dalam belajar; (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Dari kedua pendapat tersebut, peneliti memilih cirri; (1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai); (2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat putus asa); (3) Tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya; (4) Senang memecahkan soal-soal; (5) Adanya keinginan berhasil; (6) Adanya kebutuhan dalam belajar; (7) Adanya lingkungan belajar yang kondusif.

(42)

tersebut digunakan untuk melihat apakah siswa mempunyai motivasi dalam pembelajaran atau tidak.

2. Prestasi Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2010: 2). Pendapat yang hampir sama diungkap Mulyati (2005: 5) yaitu belajar merupakan suatu usaha sadar individu untuk mencapai tujuan peningkatan diri melalui latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan. Sejalan dengan kedua pendapat tersebut Winkle mengungkapkan (2004: 59) bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pamahaman, ketrampilan dan nilai sikap perubahan itu secara relatif, konstan dan berbekas.

(43)

secara sadar dari interaksi dengan lingkungan untuk tujuan meningkatkan diri.

b. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar menurut Djamarah (1994: 19) adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan dan diciptakan secara individu maupun secara kelompok. Hal ini sejalan dengan pendapat Lanawati (1999) dalam Hawadi dan Reni (2006: 168) yang mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah hasil penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa. Dari kedua pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa prestasi belajar mempunyai keterkaitan dengan hasil belajar. Hasil belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3) adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Pendapat lain mengatakan hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap sikap, apresiasi dan ketrampilan (Suprijono 2009: 5).

(44)

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.

Jadi prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil dari belajar. Dalam penelitian ini yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan yang telah dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Hasil ini dapat dilihat dari skor yang diperoleh siswa ketika siswa mengerjakan tes atau soal evaluasi dan ketercapaiannya dalam KKM karena KKM adalah acuan untuk menetapkan seorang siswa secara minimal memenuhi persyaratan penguasaan atas materi tertentu (Prayitno, 2009: 418)

c. Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Mulyasa (2006: 191-192) mengemukakan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu: pertama, pengaruh faktor eksternal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat digolongkan ke dalam faktor sosial dan non sosial. Dalam faktor eksternal proses dan prestasi belajar guru berperan sebagai fasilitator. Kedua, pengaruh faktor internal yaitu: banyak pengaruh atau rangsangan dari faktor eksternal yang mendorong individu belajar, keberhasilan belajar itu akan ditentukan oleh faktor diri (internal) beserta usaha yang dilakukannya.

(45)

mengemukakan bahwa farktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah yang pertama faktor-faktor yang ada pada siswa yaitu: taraf inteligensi, bakat khusus, taraf pengetahuan yang dimiliki, taraf kemampuan berbahasa, taraf organisasi kognitif, motivasi, kepribadian, perasaan, sikap, minat, konsep diri dan kondisi fisik dan psikis (termasuk cacat fisik dan kelainan psikologis). Kedua, faktor-faktor yang ada pada lingkungan keluarga, hubungan antar orang tua, hubungan orang tua dan anak, jenis pola asuh dan keadaan sosial ekonomi keluarga. Ketiga, faktor-faktor yang ada pada lingkungan sekolah yaitu guru (kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, keterampilan didaktik, dan gaya mengajar), kurikulum, organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah, keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan, hubungan sekolah dengan orang tua. Keempat, faktor-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas yaitu: keadaan sosial, politik, dan ekonomi dan keadaan fisik: cuaca, dan iklim

(46)

jigsaw oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran (faktor eksternal). Faktor eksternal yang dimaksud adalah ketika siswa dikelompokkan dalam kelompok asal maupun kelompok ahli, siswa dapat bersosialisasi dengan siswa lain dan bekerja sama sehingga prestasi belajar siswapun meningkat.

3. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian

(47)

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengelompokan siswa orang secara heterogen sehingga siswa dapat belajar dan bekerja secara kolaboratif untuk mencapai tujuan yang sama

heterogen dalam penelitian ini adalah falam tingkat kognitifnya. b. Unsur Penting dalam Pembelajaran Kooperatif

Roger dan David Johnson (dalam Sugiyanto, 2010: 58) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pemebelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong-royong harus diterapkan, yang meliputi; (1) Saling ketergantungan positif, artinya bahwa keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya; (2) Tanggung jawab perseorangan, artinya setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik; (3) Tatap muka, maksudnya bahwa setiap kelompok harus dberikan kesempatan untuk bertemu muka dan berdiskusi; (4) Komunikasi antar anggota, artinya agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi; (5) Evaluasi proses kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya dapat bekerja sama lebih efektif.

(48)

kekhasan bangsa Indonesia seperti kebinekaan, kekayaan alam, keramahtamahan.

c. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

(49)

kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Ciri pembelajaran kooperatif tersebut digunakan dalam penelitian ini. Dengan adanya ciri tersebut dapat memudahkan peneliti untuk membuat rencana pembelajaran. Hal ini dilakukan agar model pembelajaran kooperatif dapat terlihat dalam proses pembelajaran. 4. Model Kooperatif Teknik Jigsaw

a. Pengertian

(50)

keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain (Rusman, 2011: 218).

Dari pendapat tersebut peneliti mengambil kesimpulan bahwa model kooperatif teknik jigsaw adalah salah satu jenis teknik yang ada dalam model pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapak kelompok asal dan kelompok ahli dimana dalam kelompok asal siswa diberi materi selanjutnya materi tersebut dibahas dalam kelompok ahli dan diinformasikan dalam kelompok asal sehingga informasi dapat menyebar pada seluruh siswa.

b. Langkah Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw

(51)

Langkah-langkah pembelajaran jigsaw menurut(Trianto, 2010: 73) adalah; (1) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanyya 5-6 orang); (2) Materi pelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang sudah telah dibagi-bagi menjadi bebrapa subbab; (3) setiap anggota kelompok membaca subbab yang ditugaskan dan bertangung jawab untuk mempelajarinya; (4) anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari subbad yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya; (5) Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya; (6)Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenai tagihan berupa kuis individu.

(52)

5. Pendidikan Kewarganegaraan SD a. Pengertian

Menurut KTSP (2007: 64) mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan mengenai Pendidikan Kewarganegaraan yaitu usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antar warga negara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN) agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Sumarsono,dkk., 2007: 6). Sejalan dengan pendapat tersebut. Konsep kewarganegaraan berdasarkan Depdiknas dalam Kusuma Aryani (2010: 39) merupakan materi yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, dan suku bangsa, untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter, sesuai dengan yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

(53)

berarti materi PKn membagun siswa dalam menentukan sikap dalam hubungan social dengan warga Negara lain. Dari pendapat tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa PKn adalah salah satu mata pelajaran yang ditujukan untuk membagun peserta didik agar dapat menjadi warga Negara yang mempunyai pengetahuan dalam menentukan sikap dalam relasinya dengan warga negara lain.

b. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan SD

(54)

Tujuan dari materi PKn menurut KTSP (2007: 64) yaitu mengembangkan kemampuan-kemampuan sebagai berikut; (1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif, dalam menanggapi isu kewarganegaraan; (2) Berpartisipasi secara bermutu, dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara; (3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia, agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya; (4) Berintegrasi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung atau tidak langsung, dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.

Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan PKn adalah untuk memberikan pengetahuan mengenai sikap yang harus dilakukan dalam perwujudannya sebagai warga Negara. Tujuan ini harus dicapai siswa agar siswa sebagai generasi penerus bangsa mempunyai bekal dalam mengendalikan dirinya. Penguasaan materi PKN juga dapat membantu siswa untuk mengenali dirinya sebagai warga Negara yang mampu mempertahankan jati diri bangsa.

C. Kerangka Berpikir

(55)

tugas. Metode ini belum menumbuhkan motivasi belajar bagi siswa, sehingga berdampak pada prestasi siswa yang rendah. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dapat meningkatkan motivasi siswa karena pembelajaran dilakukan secara berkelompok dan kegiatan diskusi, baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli, selain itu siswa bertukar pendapat dan saling mengajar apa yang menjadi keahliannya, sehingga siswa saling memberi dukungan dalam mengikuti pembelajaran. Apabila motivasi belajar siswa tinggi maka prestasi siswapun akan tinggi. Maka untuk meningkatkan motivasi dan prestasi siswa kelas III SD N Nyamplung dalam mata pelajaran PKn dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw.

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah:

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dalam upaya meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD N Nyamplung dapat dilakukan dengan langkah-langkah yang tepat.

(56)

36 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengangkat masalah-masalah actual yang dilakukan oleh para guru yang merupakan pencermatan kegiatan belajar yang berupa tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih proofesional (Taniredja, dkk 2011: 16). Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart yaitu model penelitian yang berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang keempatnya merupakan satu siklus (Depdiknas dalam Taniredja, dkk 2011: 24). Siklus tersebut dapat digambarkan sebagi berikut:

(57)

Pada tahap perencanaan peneliti merencanakan semua hal yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Pada tahap tindakan guru melakukan tindakan sesuai dengan rencanaan yang dibuat peneliti dan guru sebelumnya. Pada tahap ketiga yaitu pengamatan, peneliti mengamati proses pembelajaran yang berlangsung. Pada tahap keempat yaitu refleksi, peneliti merefleksikan seluruh kegiatan yang sudah dilakukan bersama guru.

B. Setting Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2013, tepatnya di bulan Januari 2013 hingga Mei 2013.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Nyamplung yang beralamat di Nyamplung, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta.

3. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD N Nyamplung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 15 orang yang terdiri dari 6 siswa perempuan dan 9 siswa laki-laki.

4. Objek Penelitian

(58)

C. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2012/2013 yaitu pada bulan Januari-Juni 2013.

Tabel 1: Jadwal Penelitian

Persiapan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

(59)

b. Melakukan wawancara pada guru kelas III SD N Nyamplung untuk mengetahui kondisi siswa dalam mengikuti mata pelajaran PKn.

c. Melakukan wawancara dengan siswa kelas III SD N Nyamplung untuk menambah informasi yang diberikan guru kelas III SD N Nyamplung. d. Melakukan observasi saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui

gambaran siswa dalam mengikuti pembelajaran pada mata pelajaran PKn.

e. Merumuskan masalah yang ada dalam kelas tersebut.

f. Menentukan solusi dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam kelas tersebut.

2. Rencana Setiap Siklus a. Siklus 1

1) Perencanaan

Perencanaan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

a) Mengali data awal yaitu berdasarkan prestasi siswa untuk menyusun kelompok-kelompok siswa agar pembagian kelompok menjadi heterogen yaitu satu kelompok beraggotakan 3 orang.

b) Menyusun kriteria keberhasilan proses dan hasil belajar siswa. Dalam penyusunan ini peneliti bersama guru berkolaborasi untuk menentukan kriteria keberhasilan sesuai dengan situasi di kelas penelitian (tabel 22 hal. 63).

(60)

d) Menyusun instrumen pembelajaran yaitu silabus, RPP, LKS, bahan ajar dengan menggunakan model kooperatif teknik jigsaw (lampiran 1-4 hal. 116-134)

e) Menyusun instrument penelitian (kisi-kisi soal, soal evaluasi, kisi-kisi kuesioner, kuesioner, pedoman wawancara guru dan siswa, dan instrumen penilaian)

f) Melakukan validasi terhadap instrumen pembelajaran dan istrumen penelitian.

g) Memberikan kuesioner motivasi terhadap siswa untuk mengetahui motivasi mereka.

h) Membuat skenario pembelajaran yang disosialisasikan kepada guru dan mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam kelas. 2) Tindakan

Tindakan pada siklus I dilakukan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan beralokasikan 2JP (2x35 menit). Pada tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP (lampiran 2 hal. 112) dengan materi pokok ciri khas bangsa Indonesia. RPP tersebut dibuat dengan menggunakan tindakan-tindakan yang mencerminkan model pembalajaran kooperatif teknik jigsaw. Langkah pembelajaran tersebut adalah:

Pertemuan I

(61)

b) Siswa dikelompokkan dengan anggota 3 orang yang mempunyai kemampuan yang tidak sama (heterogen), sesuai dengan perencanaan. Seluruh siswa diberi penjelasan agar turut berpartisipasi dalam pembelajaran agar dalam pelaksanaanya tidak terjadi siswa yang mempunyai tingkat kemampuan yang tinggi saja yang berbicara. c) Setiap siswa dalam kelompok diberi materi dan tugas yang

berbeda-beda. Tugas ini diperjelas dalam LKS.

d) Siswa membentuk kelompok baru yaitu mengelompokkan siswa dengan tugas yang sama untuk selanjutnya menjadi kelompok ahli. Kelompok ini berdiskusi untuk bertukar pendapat dan saling melengkapi jawaban masing-masing.

e) Kelompok ahli menuliskan hasil diskusi dalam kertas yang disediakan guru, kertas tersebut dihias untuk nantinya digunakan dalam mempresentasikan kepada kelompok ahli yang lain.

Pertemuan II

a) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang telah mereka kuasai.

b) Setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi oleh siswa yang lain.

c) Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. d) Siswa diminta mengerjakan kuesioner motivasi untuk mengetahui

(62)

3) Pengamatan (Observasi)

Pengamatan (observasi) dilakukan saat pembelajaran berlangsung, yaitu mengenai kesesuaian proses pembelajaran dengan RPP yang telah dibuat. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai observer. Peneliti juga menulis kejadian-kejadian penting yang terjadi dalm proses pembelajaran.

4) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut meliputi:

a) Peneliti dan guru mengevaluasi tindakan pada siklus I mengenai keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dijumpai saat melakukan tindakan.

b) Peneliti dan guru menganalisis data yang ada setelah tindakan. Data tersebut berupa hasil prestasi siswa berupa nilai dari soal evaluasi, hasil dari kuesioner motivasi dan data pengamatan ketika pembelajaran berlangsung.

c) Data yang diperoleh dibandingkan dengan target ketuntasan siklus, apabila hasil yang diinginkan tidak tercapai, maka kekurangan dan penyebabnya akan diperbaiki pada siklus ke kedua.

(63)

b. Siklus II 1) Perencanaan

Perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut:

a) Mengelompokkan siswa menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok 3 orang.

b) Memperbaiki kelemahan yang ada di siklus I

c) Membuat skenario pembelajaran yang disosialisasikan kepada guru dan mempersiapkan fasilitas dan sarana yang diperlukan dalam kelas. 2) Tindakan

Tindakan pada siklus II dilakukan dalam dua kali pertemuan dan setiap pertemuan beralokasikan 2JP (2x35 menit). Pada tahap ini peneliti menerapkan pembelajaran sesuai dengan RPP dengan materi pokok ciri khas bangsa Indonesia. RPP tersebut dibuat dengan menggunakan tindakan-tindakan yang mencerminkan model pembalajaran kooperatif teknik jigsaw. Langkah pembelajaran tersebut adalah:

Pertemuan I

a) Siswa mendengarkan penjelasan guru, mengenai tujuan pembelajaran dan proses pembelajaran yang akan berlangsung.

(64)

c) Setiap siswa dalam kelompok diberi materi dan tugas yang berbeda-beda. Tugas ini diperjelas dalam LKS.

d) Siswa membentuk kelompok baru yaitu mengelompokkan siswa dengan tugas yang sama untuk selanjutnya menjadi kelompok ahli. Kelompok ini berdiskusi untuk bertukar pendapat dan saling melengkapi jawaban masing-masing.

e) Kelompok ahli menuliskan hasil diskusi dalam kertas yang disediakan guru.

Pertemuan II

a) Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang materi yang telah mereka kuasai.

b) Setiap kelompok ahli mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi oleh siswa yang lain.

c) Guru memberikan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa. d) Siswa diminta mengerjakan kuesioner motivasi utnuk mengetahui

motivasi mereka.

3) Pengamatan (Observasi)

(65)

4) Refleksi

Pada tahap ini, peneliti dan guru merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hal tersebut meliputi:

a) Peneliti dan guru mengevaluasi tindakan pada siklus II mengenai keberhasilan, kegagalan dan hambatan yang dijumpai saat melakukan tindakan.

b) Peneliti dan guru menganalisis data yang ada setelah tindakan. Data tersebut berupa hasil prestasi siswa berupa nilai dari soal evaluasi, hasil dari kuesioner motivasi, wawancara guru dan siswa juga data pengamatan ketika pembelajaran berlangsung sebagi pendukung hasil dari motivasi dan prestasi siswa.

c) Data yang diperoleh dibandingkan dengan target yang telah ditentukan dan memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau tidak

E. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Indikator Keberhasilan Variabel

Penelitian ini menggunakan dua variabel berdasarkan judul penelitian, yaitu motivasi dan prestasi belajar. Berikut indikator keberhasilan dari masing-masing variabel:

a. Indikator Motivasi

(66)

motivasi diperoleh dari wawancara kepada guru dan siswa disetiap akhir siklus. Berikut peneliti sajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 2: Variabel dan Indikator Motivasi

Variabel Indikator Data Pengumpulan Instrumen

Motivasi a. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai) b. Ulet menghadapi kesulitan

(tidak cepat putus asa)

c. Tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya d. Senang dan memecahkan

soal-soal

e. Adanya keinginan berhasil f. Adanya kebutuhan dalam

belajar

g. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. setiap siklus. Berikut peneliti sajikan dalam bentuk tabel:

Tabel 3: Variabel dan Indikator Prestasi Belajar

(67)

2. Pengumpulan Data a. Tes

Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung yaitu melalui respons seseorang terhadapat stimulus atau pertanyaan (Mardapi, 2008: 67) sehingga tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa di ranah kognitif. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk objektif yaitu pilihan ganda. pada tes ini disediakan 20 soal dengan empat alternative jawaban. Tiap sosal mempunyai satu jawaban yang benar, skor pada setiap jawaban benar adalah 1 dan jawaban salah 0, sehingga skor maksimal 20.

b. Kuesioner

(68)

c. Wawancara

Wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara (Tritanto, 2010: 266). Bentuk pertanyaan wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana pertanyaan yang dilontarkan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup, yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan bebas namun juga ada pedoman dalam melakukan pertanyaan. Wawancara dilakukan pada guru dan siswa di setiap akhir siklus I dan II. Melalui wawancara peneliti dapat mengetahui motivasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran PKn dengan menggunakan model kooperatif teknik jigsaw. 3. Instrumen Penelitian

a. Tes Tertulis

(69)

Tabel 4: Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus I

Indikator No Soal Jumlah

Menyebutkan ciri khas bangsa

Indonesia 6,8,9,10,14,18 6

Menjelaskan arti bhineka

tunggal ika 1,19,20 3

Menemukan contoh budaya

yang ada di sekitarnya 2,3,4,5,7,12,13,16 8 Menemukan contoh

keramahtamahan yang ada di sekitarnya

11,15,17 3

Jumlah soal 20

Tabel 5: Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II

Indikator No Soal Jumlah

Menjelaskan macam

sumberdaya alam 1,2,7,8,17 5

Memberi contoh hasil laut yang

ada di indonesia 6,14,16 3

Memberi contoh kekayaan alam

berupa flora dan fauna 3,4,5, 18,19 5

Menjelaskan usaha

memperbarui kekayaan alam 12,13,20 3

Mengidentifiksi hasil tambang

yang ada di Indonesia 9,10,11,15 4

Jumlah soal 20

Tabel 6: Rincian Pemberian Skor Siklus I dan Siklus II

(70)

b. Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang tujuannya untuk menmperoleh informasi dari responden (Tritanto, 2010: 265). Kuesioner diberikan pada siswa untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner terstruktur dimana jawaban dari kuesioner tersebut sudah disediakan.

Pada kuesioner ini peneliti menyediakan 5 pilihan jawaban. Hal ini dibuat berdasarkan skala sikap yang mengacu pada skala likert. Seperti pendapat Riduwan (2002: 12) yang mengatakan bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Hal ini berarti skala sikap ini cocok digunakan untuk mengukur motivasi

siswa. Pilihan jawaban tersebut meliputi “SS=Sangat Setuju”, “S=

Setuju”,”KS= Kurang Setuju”, “TS= Tidak Setuju” dan “STS= Sangat

Tidak Setuju”. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 pernyataan (lampiran 9 hal.185).

Tabel 7: Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Belajar Siswa

No Indikator Item positif Item negatif Jumlah 1 Tekun menghadapi tugas (dapat

bekerja terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)

1,14 22,28 4

2 Ulet menghadapi kesulitan (tidak cepat

putus asa) 19 1

3 Tidak cepat puas dengan prestasi yang

(71)

4 Senang memecahkan soal-soal 12 5,8,10,30 5

5 Adanya keinginan berhasil 2,21 2

6 Adanya kebutuhan dalam belajar 6,9,20,23 7,25 6 7 Adanya lingkungan belajar yang

kondusif. 4,17,18 16,24,27 6

Jumlah 15 15 30

Tabel 8: Pedoman Penskoring Kuesioner Siswa

Alternatif Jawaban Skor

Item Positif Item Negatif

SS= Sangat Setuju 5 1

S= Setuju 4 2

KS= Kurang Setuju 3 3

TS= Tidak Setuju 2 4

STS= Sangat Tidak Setuju 1 5

Tabel 9: Kriteria Interpretasi Skor PAP II menurut Masidjo (2010:157) yang dimodifikasi Peneliti Rentang Persentase

Skor Rentang Skor Kriteria

81%-100% 121-150 Motivasi Sangat Tinggi

66%-80% 99-120 Motivasi Tinggi

56%-65% 84-98 Motivasi Cukup

50%-55% 75-83 Motivasi Rendah

<50% <75 Motivasi Sangat

Rendah

c. Wawancara

(72)

(Tritanto, 2010: 266). Bentuk pertanyaan wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara semi terstruktur dimana pertanyaan yang dilontarkan berupa pertanyaan terbuka dan tertutup, yaitu pertanyaan yang dapat dijawab dengan bebas namun juga ada pedoman dalam melakukan pertanyaan.

Tabel 10: Panduan Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah siswa senang mengikuti kegiatan pembelajaran PKn yang Ibu ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

2 Apakah siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran PKn yang Ibu ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

3 Apakah siswa terlibat penuh dalam pembelajaran PKn yang Ibu ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

4 Apakah siswa mengerjakan tugas dengan tepat waktu dalam pembelajaran PKn yang Ibu ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw? 5 Apakah siswa mengalami kesulitan dalam

mengikuti pembelajaran pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

(73)

yang Ibu berikan ketika pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

7 Apakah siswa mengerjakan semua tugas yang ada pada pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

8 Apakah siswa mengikuti pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw dengan tertib?

9 Apakah siswa siap ketika mengikuti pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

jigsaw?

Tabel 11: Panduan Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Apakah kamu senang mengikuti kegiatan pembelajaran PKn yang Ibu ajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

2 Apakah kamu antusias (ingin terus mengikuti) kegiatan pembelajaran PKn yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw? 3 Apakah kamu terlibat penuh dalam

pembelajaran PKn yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik jigsaw?

Gambar

Gambar 1: Model Siklus PTK Kemmis dan Mc Taggart (Arikunto, 2010: 17)
Tabel 1: Jadwal Penelitian
Tabel 3: Variabel dan Indikator Prestasi Belajar
Tabel 5: Kisi-Kisi Soal Evaluasi Siklus II
+7

Referensi

Dokumen terkait

bjakai, dbjsko dbn !R dr{iimF,

Setengah sel yang satu yang terdiri dari Cu 2+ /Cu, cenderung mengalami reaksi reduksi dengan reaksi sebagai berikut:. Cu 2+ (aq) + 2e

Hubungan Jenis Kelamin, Pendidikan, Kursus Perpajakan dengan Pemahaman .... Pemahaman Kewajiban Perpajakan Wajib Pajak Orang

Melalui uji Granger Causality yang digunakan, ditemukan hasil bahwa dalam jangka pendek harga saham ditentukan oleh nilai masa lalu pertumbuhan ekonomi, namun tidak sebaliknya.

Berdasarkan pertimbangan di atas, perusahaan harus bisa meningkatkan implementasi TQM karena melalui penggunaan TQM, perusahaan mampu meningkatkan audit operasional,

Penyelesaian dari suatu persamaan dapat ditunjukan pada garis bilangan yang. disebut

Untuk penyelenggaraan kegiatan tersebut diatas, Pemerintah Kabupaten Tanah Laut memerlukan Event Organizer (EO) sebagai pelaksananyaa. Maka dengan ini kami

Panel zephyr bambu adalah suatu papan atau lembaran tiga lapis dari zephyr bambu atau serat bambu dengan arah serat bersilangan yang direkat dengan menggunakan