BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1 Analisa Tapak
Luas Tapak : ± 7.840 m²
KDB : 60 % ( 60 % x 7.840 m² = 4.704 m² )
KLB : 1.5 (1.5 x 7.840 m² = 11.760 m² )
GSB : 5 meter
Peruntukan : Fasilitas Transportasi
4.1.1 Analisa Batasan Tapak
Gambar 4.1 : Batasan sekitar tapak
Lokasi tapak berada di Jalan Jendral Sudirman / Dukuh Atas yang berbatasan langsung antara lain : Sebelah Utara Jalan Kendal yang berupa deretan Rukan Komersial dan juga perumahan penduduk, Sebelah Selatan berbatasan langsung dengan Sungai Kali Malang, Sebelah Barat berbatasan dengan Jalan utama Jendral Sudirman berupa Fly Over dengan perbedaan
ketinggian ± 6 meter dari jalan Kendal, dan Sebelah Timur berbatasan dengan area taman (jalur hijau) yang berada ditepian Rel kereta api.
4.1.2 Sirkulasi Transportasi Sekitar Tapak
Gambar 4.2 : Alur Sirkulasi Transportasi sekitar tapak
Alur sirkulasi transportasi yang berada dan melalui sekitar tapak tergolong sangatlah padat. Seluruh moda transportasi yang ada di Jakarta hampir semuanya melalui tapak perancangan dari yang telah ada hingga yang direncanakan pemerintah. Dengan demikiain potensi tapak akan transportasi sekitar sangatlah baik sekali dan memungkinkan pengembangan fasilitas transportasi menjadi stasiun antarmoda ( interchange ).
4.1.3 Analisa Rute Antar Moda
Gambar 4.3 : Rute Perjalanan Moda Transportasi Jabodetabek
Rute di atas menunjukan jalur sirkulasi Moda Transportasi yang melintasi Stasiun Sudirman yaitu, Monorel, Transjakarta, dan Kereta Rel Listrik, serta angkutan kota lainnya. Rute Tangerang – Bogor adalah dengan menaiki Trans Jakarta koridor 3 tangerang – Kalideres – Harmoni, lalu trasit ke Trans Jakarta koridor 1 ke arah Blok M, selanjutnya transit di Sudirman Interchange dengan menaiki Kereta Rel listrik menuju ke Stasiun Manggarai dan Bogor.
4.1.4 Analisa Sirkulasi Menuju Tapak
Gambar 4.4: Alur Sirkulasi menuju tapak
Pencapaian menuju tapak bisa dicapai melalui beberapa jalan yaitu dari jalan utama Sudirman Dukuh atas dan jalan Kendal yang berada dibawah jalan Sudirman. Pencapaian yang paling besar terletak pada jalan utama Dukuh atas karena pada titik ini semua alur sirkulasi menuju tapak bertemu yaitu Pejalan kaki, Biskota, Transjakarta, Taksi, Pengguna sepeda, Transportasi tradisional, dan Kendaraan pribadi.
Pada Jalan Kendal intensitas alur sirkulasi kecil, namun terdapat juga titik pertemuan alur sirkulasi di area ini yaitu pertemuan antara Pejalan kaki, Kendaraan pribadi, pengguna sepeda, dan Angkutan tradisional (Ojek, Angkutam umum, Taksi).
Angkutan Perkotaan Monorel Fast Train Angkutan Tradisional Trans Jakarta
KRL (Kereta Rel Listrik)
Titik pertemuan alur sirkulasi sekitar menuju tapak tapak
Kendaraan Pribadi Pejalan Kaki
Pada analisa ini dapat ditetapkan letak pintu utama dan pintu samping Stasiun Sudirman dan kebutuhan akan fasilitas untuk menunjang alur sirkulasi menuju ke dalam tapak. Pada jalan utama Dukuh Atas digunakan sebagai pintu utama dan pada jalan kendal digunakan sebagai pintu samping stasiun. Kebutuhan lain adalah rancangan pedestrian, pemberhentian bis, jalur sepeda, pemberhentian taksi dan jembatan penyebrangan, kebutuhan tersebut akan dirancang pada jalan utama Dukuh Atas dan Kendal.
4.1.5 Analisa Sirkulasi Dalam Bangunan
Sirkulasi dalam bangunan menggunakan beberapa jenis alur sirkulasi yang disesuaikan dengan kebutuhan bangunan dan kondisi tapak. Dengan kondisi tapak yang memanjang jenis sirkulasi yang digunakan adalah sirkulasi linear yaitu alur sirkulasi berbentuk garis lurus dan menjadi jalur sirkulasi utama dan melewati ruang-ruang di sekitarnya.
Gambar 4.5: Jalur sirkulasi linear dalam bangunan
Selain jenis sirkulasi linear bangunan juga menggunakan sirkulasi radial atau terpusat yaitu pola sirkulasi yang memiliki titik pusat sebagai permulaan sirkulasi dan menyebar ke sekeliling pusat dari jalur sirkulasi tersebut. Jenis sirkulasi ini dipilih juga karena memiliki pola memusat dan
Fasilitas dalam stasiun
menyebar yang bisa memudahkan pengguna untuk memilih tujuan yang diinginkan dan pada titik pusat penumpang menunggu dan melihat serta menentukan jalur mana yang akan mereka ambil tanpa perlu berjalan dahulu untuk menemukan jalannya, yang bisa di aplikasikan pada area Transit Center (Pusat Transit Stasiun).
Gambar 4.6: Jalur sirkulasi Radial dalam bangunan
4.1.6 Analisa Alur Sirkulasi Dalam Bangunan
Gambar 4.7: Alur Sirkulasi Dalam Bangunan Sirkulasi Pengguna Stasiun
Sirkulasi Menuju Stasiun Kereta
Sirkulasi Menuju Stasiun Trans Jakarta Sirkulasi Menuju Stasiun Monorel
Fasilitas dalam stasiun
4.1.7 Analisa View Ke dalam-Luar Tapak
Gambar 4.8 : Analisa View ke dalam tapak
Gambar 4.9 : Analisa View ke dalam- luar tapak
Tapak berada di antara dua ketinggian level tanah, satu sisi tapak berada di jalan Kendal dan disisi lain tapak juga berada di jalan Sudirman Dukuh Atas yang merupakan jalan fly over yang lebih tinggi dari jalan disekitarnya. Sehingga potensi view kedalam tapak sangat baik. Dari seberang sungaipun tapak dapat terlihat oleh pengguna jalan karena pandangan dapat leluasa terlihat dari bangunan stasiun yang cukup tinggi.
Potensi ini yang bisa menjadikan tapak mudah terlihat dan mudah pencapaian ke stasiun maupun ke tempat lain setelah penumpang tiba di stasiun.
4.2 Analisa Kegiatan
Pelaku Kegiatan Aktifitas Kebutuhan
Ruang Pengunjung
Pengantar / Penjemput
Orang lain
Parkir kendaraan
Turun dari angkutan lain
Mengantarkan penumpang
Membawa barang
Membelikan tiket
Menunggu
Istrirahat
Jalan jalan
Makan
Buang air
Area parkir
Drop off / halte
Lobby utama
Lobby
Mesin tiket
R. Tunggu
Ruang istirahat
Pedestrian
Cafetaria
Toilet Penumpang
Anak – anak
Remaja
Dewasa
Orang tua
Orang berkebutuhan khusus
Berangkat
Parkir
Turun dari angkutan lain
Berjalan / naik sepeda
Membeli tiket
Mencari moda transportasi
Istirahat
Menunggu
Sholat
Buang air
Bermain-main
Makan
Cek tiket
Naik moda transportasi
Datang
Turun dari moda transportasi
Transit / mencari moda transportasi
Menunggu
Cek tiket
Istirahat
Area parkir
Drop off / halte
Pedestrian
Mesin tiket
Hall Transit
R. Istirahat
R. Tunggu
Mushola
Toilet
Cafetaria
Cafetaria
Hall Transit
Peron
Peron
Hall transit
R. Tunggu
R. Tunggu
R. Istirahat
Makan
Buang air
Sholat
Cafetaria
Toilet
Mushola Pengelola
Kepala stasiun
Waka stasiun
Staff kantor
Keamanan
Kebersihan
Tiketing
Informasi
Pemeriksa tiket
Pelayan
Datang
Parkir
Berjalan / naik sepeda
Turun dari angkutan lain
Absen
Rapat
Keruangan kerja
Menyiapkan minum
Membersihkan stasiun dan kantor
Istirahat
Solat
Makan
Buang air
Membuang sampah
Pulang
Absen
Berjalan / naik sepeda
Mengambil kendaraan
Menunggu angkutan lain
Pulang
Area parkir
Pedestrian
Drop off / halte
R. Absen
R. Rapat
Ruang kerja
Pantry
Stasiun
R. Istirahat
Mushola
Cafetaria / Pantry
Toilet
TPS
R. Absen
Pedestrian
Area parkir
Drop off / Halte
Lain – Lain
Penyewa Retail
Pelayan retail
Datang
Parkir
Berjalan / naik sepeda
Turun dari angkutan lain
Membawa barang
Membuka toko
Memasak
Menyiapkan barang dagangan
Berjualan
Membersihkan meja makan
Istirahat
Sholat
Area parkir
Pedestrian
Drop off / halte
Area service
Cafetaria / retail
Dapur kios
Kios
Cafetria / retail
Cafetaria
R. Istirahat
Mushola
Makan
Memasukan barang dagangan
Pulang
Merapihkan toko
Membawa barang dagangan
Berjalan / naik sepeda
Mengambil kendaraan
Menunggu angkutan
Pulang
Kios
Kios / retail
Kios / retail
Area services
Pedestrian
Area parkir
Drop off / halte
Tabel 4.1 : Analisa Kegiatan
4.2.1 Alur Kegiatan Pengguna Stasiun
Gambar 4.10 : Alur Kegiatan Pengguna Stasiun
4.3 Analisa Pemakai ( Pengguna )
Pengguna Karakteristik Analisa
Penumpang Buru buru
Tidak suka berdiri
Suka berjalan jalan
Melihat sekitar stasiun
Tidak suka antrian
Mudah membawa barang
Bosan
Mencari lokasi sesegera mungkin
Bisa sewaktu waktu beribadah dan beristirahat
Kemudahan pencapaian antara moda
Butuh tempat duduk yang sesuai
Perlu pemandangan untuk penumpang
Desain yang bisa mengurangi antrian
Ruangan cukup untuk luas untuk barang bawaan
Perlu adanya tempat istirahat ataupun tempat hiburan untuk penumpang
Perlu adanya penunjuk arah yang jelas dan mudah dilihat penumpang
Perlu adanya tempat ibadah dan istirahat
Pengantar Mudah menjemput dan mengantar
Bisa melihat pengantaran hingga naik moda
transportasi
Mudah membawakan barang bawaan
Perlu adanya area pengantaran yang bisa melihat kedatangan dan keberangkatan
penumpang
Adanya ruangan yang cukup besar untuk menampung barang bawaan penumpang
Pengelola Butuh tempat yang nyaman dan aman
Tidak suka cahaya yang kurang
Mencari tempat istirahat dengan mudah
Ruang kantor haruslah efisien dan sesuai kebutuhan
Pencahayaan sangat dimaksimalkan
Perlu tempat istirahat pengelola
Penyewa Retail Ingin tempat yang ramai
ruangay yang cukup luas untuk pembeli
Mudah untuk menyuplai
Berada di lokasi lalu lalang dan ramai pengunjung
Membutuhkan ruangan khusus retail
Memiliki pintu khusus agar
barang
mudah dicapai pembeli
tudak mengganggu penumpang
Lokasi dan penunjuk jalan harus jelas
Pengunjung
umum Melihat lihat dalam stasiun
Berjalan jalan
Enggan bertanya pada petugas
Tidak suka berdiri terlalu lama
Zona penumpang dan pengunjung harus jelas dan dipisah
Perlu adanya tepat untuk publik tanpa harus membeli tiket
Penunjuk jalan harus mudah dilihat dan di mengerti
Perlu tempat duduk umum
Tabel 4.2 : Analisa Pemakai ( Pengguna )
4.4 Analisa Kebutuhan Ruang
Analisa kebutuhan ruang dibuat mengacu pada rumus kebutuhan ruang dan standar kebutuhan yang diperoleh dari JICA ( Japan ), Architect Data Neufert, Times Saver Standars For Building Types, Snadar bangunan PT.KAI dan sumber terkait lainnya. Standar kebutuhn ruang digunakan untuk menemukan kebutuhan ruang sebuah stasiun Antarmoda dan luasan yang dibutuhkan sesuai dengan rancangan dan kebutuhan dari pengguna fasilitas stasiun Antarmoda.
Jumlah penumpang pada Peak Hour berlangsung selama 2 jam = 40.000 x 20 % = 8.000 penumpang perhari
Jumlah penumpang komuter = penumpang turun : penumpang naik = 20 % : 80 % = 1600 : 6400
Ruang Perhitungan Hasil Lebar Tangga
W=P / (60 x V2)
W = total lebar tangga P = jumlah prnumpang sibuk V2 = kapasitas tiap 1 m lebar tangga, penumpang/menit = 60
W = 8000/(60x60) = 2,2 m
Kantor kepala stasiun S = N + 14
S = luas kantor
N = jumlah pengunjung kantor = 10 orang/10m²
S = 10 + 14 = 24 m²
Kantor stasiun S = S1 + S2 + S3
S = luas kantor stasiun S1 = luas meja kepala = 7 m² S2 = luas meja staf = 2,3 m²/orang x 7 orang = 22.4 m² S3 = ruang untuk staf tanpa meja = 1,1 m²/orang x 7 orang = 7,7 m²
S = 7 + 22,4 + 7,7 = 37,1 m²
Ruang Rapat S = standar luas ruang rapat a = standar pengunjung = 1,5 m²/orang
N = jumlah orang yang rapat = 15 orang
S = 1,5 x 15 = 22,5 m²
Jumlah mesin tiketing n = t/b
n = jumlah mesin
t = jumlah penumpang pembeli tiket
= 40.000 x 0,5 x 0,4 = 8.000 b = kapasitas pemesanan (2.500/jam)
n = 8.000/2.500 = 3,2 ~ 4 buah mesin tiketing (+ 2 buah mesin cadangan)
Ruang antrian S1 = L1 + L2
S1 = area hall mesin tiket L1 = lebar loket x jumlah loket = 1,05 x 6 mesin = 6,3 m L2 = panjang antrian 4,5m/10
S1 = 6,3 x 4,5 = 28,35 m ²
Tabel 4.3 : Analisa Standar Ruangan
Kebutuhan Ruang Stasiun Interchange
Jenis Ruang Pemakai Kebuthan Ruang Unit Standar Sumber Total Area Parkir Penumpang
Pengelola pengunjung
Parkir motor Parkir mobil Parkir sepeda
15 17 15
0,75 x 2,25 m 2,3 x 5,3 m 0,6 x 2,20 m
ADN ADN ADN
25,3 m² 207,5 m² 19,8 m² 252,6 m²
Lobby Penumpang
Pengelola Pengunjung
R. Tiketing R. Antrean R. Tunggu Toilet ATM center Tiket Center Informasi center Retail
14 6 x 10 1 x 70 2 1 x 4 16 1 1
2 x 2 m 0,6 x 1,10 m 0,5 x 0,45 m 3 x 3 m 0,7 x 1 m 1 x 2 m 0,5 x 3 m 4 x 5 m
SUR ADN ADN ADN SUR ADN SUR SUR
56 m² 39,6 m² 15,75 m² 18 m² 2,8 m² 32 m² 1,5 m² 20 m² 185,7 m² Transit center Penumpang R. Tunggu
Retail Toilet R. Informasi Tiket Center
1 x 50 1 2 2 7
0,5 x 0,45 m 3 x 8 m 3 x 3 m 1 x 3 m 1 x 2 m
ADN SUR ADN SRF ADN
11,25 m² 24 m² 18 m² 6 m² 14 m² 73,5 m² Rest Area Penumpang
Pengelola Pengunjung
Kios dagang Meja makan Mushola Tempat wudhu R. tunggu Toilet R. TPS
15 50 1 x 60 2 x 3 20 2 1
2 x 2 m 1 x 1,8 m 0,8 x 1,2 m 0,5 x 0,5 m 0,5 x 0,45 m 3 x 3 m 4 x 4 m
SUR ADN ADN SUR ADN ADN SUR
60 m² 90 m² 57,6 m² 1,5 m² 4,5 m² 18 m² 16 m² 592 m²
Stasiun
kereta Penumpang Pengelola
Peron R. Tunggu Toilet
R. Pemeriksaan 2 2 x 30 2 2 x 3
112 x 3,5 m 0,5 x 0,45 m 3 x 3 m 1 x 1,5 m
ADN ADN ADN SUR
784 m² 13,5 m² 18 m² 9 m² 824,5 m² Stasiun
Monorel GL Penumpang Pengelola
Pheron R. Tunggu Toilet
R. Pemeriksaan Tiket Center
2 2 x 30 2 2 x 3 7
60 x 4 m 0,5 x 0,45 m 3 x 3 m 1 x 1,5 m 1 x 2 m
ADN ADN ADN SUR ADN
480 m² 13,5 m² 18 m² 9 m² 14 m² 894,5 m² Stasium
Monorel BL Penumpang Pengelola
Pheron R. Tunggu Toilet
R. Pemeriksaan Tiket Center
2 2 x 30 2 2 x 3 9
112 x 3,5 m 0,5 x 0,45 m 3 x 3 m 1 x 1,5 m 1 x 2 m
ADN ADN ADN SUR ADN
784 m² 13,5 m² 18 m² 9 m² 18 m² 842,5 m² Stasiun
Transjakarta Penumpang Pengelola
R. Tunggu
Pemberhentian bis R. Pemeriksaan Tiket Center
1 x 30 2 3 5
0,5 x 0,45 m 2,5 x 11,4 m 1 x 1,5 m 1 x 2 m
ADN ADN SUR ADN
6,75 m² 57 m² 4,5 m² 10 m² 78,25 m² Stasiun
angkutan Penumpang Pengunjung Pengelola
Parkir Taksi Parkir ojek R. Tunggu supir Toilet
7 10 1 x 17 2
2,3 x 5,3 m 0,75 x 2,25 m 0,5 x 0,45 m 3 x 3 m
ADN ADN ADN ADN
83,33 m² 16,9 m² 3,82 m² 18 m² 122,5 m² Sirkulasi Penumpang
Pengelola Pengunjung
Lift Travelator Tangga darurat Ramp
1 8
1 2
1,9 x 1,9 m 1 x 17 m 6,2 m² 1 x 12 m
ADN ADN ADN ADN
3,61 m² 136 m² 6,2 m² 24 m²
Jalur sepeda 2 0,8 x 1,9 m ADN 1,52 m² 171,5 m² Utilitas Pengelola R. Pompa
R. AHU R. Genset R. Mesin lift R. TPS R. Elektrikal
1 1 1 1 1 1
3 x 3 m 9 x 8 m 5 x 8 m 2,33 x 2,4 m 3 x 4 m 5 x 5 m
SKR SKR SKR ADN SUR SKR
9 m² 72 m² 40 m² 5,6 m² 12 m² 25 m² 163,6 m² Kantor Pengelola R. Staff
R. Kepala Stasiun R. Waka Stasiun R. Rapat
R. Monitor R. Tamu Toilet Pantry Gudang
1 x 10 4 8 1 x 15 4 1 2 x 4 1 1 x 4
1,25 x 2 m 1,85 x 2 m 1,85 x 2 m 1,25 x 0,45 m 2,70 x 4,20 m 1,9 X 2,25 m 3 x 3 m 2,4 x 3 m 2 x 3 m
ADN ADN ADN ADN ADN ADN ADN ADN SUR
25 m² 14,8 m² 29,6 m² 37,5 m² 45,36 m² 4,275 m² 72 m² 7,2 m² 24 m² 159,5 m² Security Pengelola R. Pos jaga
R. Informasi
3 3
2 x 2 m 2 x 2 m
SUR SUR
12 m² 12 m² 24 m²
TOTAL Sudirman Multi Transport Station 4.385 m²
Sirkulasi ( 20 % x 4.385 m² ) + 4.385 m² 5.262 m²
Keretangan : ADN = Architect Data Neufert
SKR = Skripsi Judul Sejenis
SUR = Survey Lapangan Fasilitas Sejenis
Tabel 4.4 : Kebutuhan Ruang
4.5 Analisa Hubungan Ruang
Gambar 4.11: Analisa Hubungan Ruang LT 1
Gambar 4.12: Analisa Hubungan Ruang LT 2
Gambar 4.13: Analisa Hubungan Ruang LT 3
4.6 Analisa Zoning Vertikal
Gambar 4.14: Analisa Zoning Vertikal Lobby Stasiun Kereta
Area Parkir
Area Pemberhentian taksi - ojek
Area Utilitas Bangunan Area Pheron Kereta Area Sirkulasi Vertikal
Stasiun Trans Jakarta Area Transit Center Area Kantor Pengelola Area Peristirahatan Area Stasiun Monorel