• Tidak ada hasil yang ditemukan

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

4005 Sintesis metil 9-(5-oksotetrahidrofuran-2-il)nonanoat

I OCH2CH3 O

(CH2)8 O

H3CO (CH2)8

O O

O

H3CO

CH3CH2I +

C4H7IO2

C12H22O2 C14H24O4

Cu

+

(214.0)

(198.3) (63.6) (256.3) (156.0)

C2H5I

Klasifikasi

Tipe reaksi dan penggolongan bahan

Adisi alkana, reaksi radikal, reaksi pembentukan cincin Alkena, ester halogen karboksilat, lakton

Tenik Laboratorium

Bekerja dengan gas pelindung, pengadukan dengan batang pengaduk magnet, pemanasan dengan refluk, evaporasi dengan rotavapor, penyaringan, rekristalisasi, pemanasan dengan penangas minyak

Instruksi (skala batch 10 mmol)

Peralatan

Labu leher-dua 50 mL, penyedia gas inert, pendingin refluk, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, rotavapor, corong Buchner, labu penghisap, desikator, penangas minyak

Bahan

Metil undekenoat (td 248 °C) 1,98 g (2,23 mL, 10,0 mmol) Etil iodoasetat (td 73-74 °C/ 21 hPa) 2,78 g (1,54 mL, 13,0 mmol) Serbuk tembaga (serbuk halus, >230 mesh ASTM) 3,05 g (48,0 mmol)

tert-butil metil eter (td 55 °C) 50 mL

petroleum eter (td 60-80 °C) 150 mL

Reaksi

Di dalam labu leher-dua 50 mL yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet dan pendingin refluk yang dihubungkan dengan pipa gas inert, 1,98 g (2,23 mL, 10,0 mmol) metil undekenoat dan 2,78 g (1,54 mL, 13,0 mmol) etil iodoasetat dicampur dengan 3,05 g (48 mmol) serbuk tembaga dalam atmosfir gas inert. Selanjutnya campuran reaksi diaduk pada penangas minyak 130 °C dalam kondisi gas inert selama 4 jam. (Pengamatan reaksi lihat analisis)

(2)

Penyelesaian

Campuran reaksi didinginkan hingga temperatur kamar, 20 mL tert-butil metil eter ditambahkan, campuran diaduk selama 5 menit dan disaring. Serbuk tembaga pada penyaring dicuci tiga kali masing-masing dengan 10 mL tert-butil metil eter. Filtrat dan larutan hasil pencucian dicampur, dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor. Minyak kuning yang tertinggal merupakan produk kotor.

Hasil kotor: 2,5 g

Produk kotor dilarutkan dalam 150 mL petroleum eter dan direfluk. Larutan kemudian didinginkan hingga temperatur kamar, kemudian disimpan dalam refrigerator selama semalam untuk penyempurnaan kristalisasi. Produk kristal disaring menggunakan corong Buchner dan dikeringkan dalam desikator vakum. Larutan induk disimpan kembali dalam refrigerator untuk pemeriksaan penyempurnaan kristalisasi.

Hasil: 1,84 g (7,20 mmol, 72%); padatan putih, tl 33-34 °C Komentar

Untuk mencapai hasil yang kuantitatif dalam 4 jam, digunakan tembaga sebanyak lima kali lipat.

Manajemen limbah Daur ulang

Serbuk tembaga dapat digunakan kembali sebanyak 3 kali.

Pembuangan limbah

Limbah Pembuangan

tert-butil metil eter hasil evaporasi (mungkin mengandung iodoetana)

pelarut organik, mengandung halogen

Larutan induk dari rekristalisasi pelarut organik, mengandung halogen

serbuk tembaga Limbah padat, bebas dari merkuri,

mengandung logam berat

Waktu 6-7 jam

Penghentian sementara

Setelah pemanasan dan sebelum rekristalisasi Tingkat kesulitan

Mudah

(3)

Instruksi (skala batch 100 mmol)

Peralatan

Labu leher-dua 250 mL, penyedia gas inert, pendingin refluk, pengaduk magnet dengan pemanas, batang pengaduk magnet, rotavapor, corong Buchner, labu penghisap, desikator, penangas minyak

Bahan

Metil undekenoat (td 248 °C) 19,8 g (22,3 mL, 100 mmol) Etil iodoasetat (td 73-74 °C/ 21 hPa) 27,8 g (15,4 mL, 130 mmol) Serbuk tembaga (serbuk halus, >230 mesh ASTM) 30,5 g (480 mmol)

tert-butil metil eter (td 55 °C) 130 mL

petroleum eter (td 60-80 °C) 300 mL

Reaksi

Di dalam labu leher-dua 250 mL yang dilengkapi dengan batang pengaduk magnet dan pendingin refluk yang dihubungkan dengan pipa gas inert, 19,8 g (22,3 mL, 100 mmol) metil undekenoat dan 27,8 g (15,4 mL, 130 mmol) etil iodoasetat dicampur dengan 30,5 g (480 mmol) serbuk tembaga dalam atmosfir gas inert. Selanjutnya campuran reaksi diaduk pada penangas minyak 130 °C dalam kondisi gas inert selama 4 jam. (Pengamatan reaksi lihat analisis)

Penyelesaian

Campuran reaksi didinginkan hingga temperatur kamar, 30 mL tert-butil metil eter ditambahkan, campuran diaduk selama 5 menit dan disaring. Serbuk tembaga pada penyaring dicuci tiga kali masing-masing dengan 25 mL tert-butil metil eter. Filtrat dan larutan hasil pencucian dicampur, dan pelarut dievaporasi dengan rotavapor. Minyak kuning yang tertinggal merupakan produk kotor.

Hasil kotor: 25,4 g

Produk kotor dilarutkan dalam 300 mL petroleum eter dan direfluk. Larutan kemudian didinginkan hingga temperatur kamar, kemudian disimpan dalam refrigerator selama semalam untuk penyempurnaan kristalisasi. Produk kristal disaring menggunakan corong Buchner dan dikeringkan dalam desikator vakum. Larutan induk disimpan kembali dalam refrigerator untuk pemeriksaan penyempurnaan kristalisasi.

Hasil: 19,5 g (76,1 mmol, 76%); padatan putih, tl 34 °C Komentar

Untuk mencapai hasil yang kuantitatif dalam 4 jam, digunakan tembaga sebanyak lima kali lipat.

Manajemen limbah Daur ulang

Serbuk tembaga dapat digunakan kembali sebanyak 3 kali.

(4)

Pembuangan limbah

Limbah Pembuangan

tert-butil metil eter hasil evaporasi (mungkin mengandung iodoetana)

pelarut organik, mengandung halogen

Larutan induk dari rekristalisasi pelarut organik, mengandung halogen

serbuk tembaga Limbah padat, bebas dari merkuri,

mengandung logam berat

Waktu 6-7 jam

Penghentian sementara

Setelah pemanasan dan sebelum rekristalisasi Tingkat kesulitan

Mudah

Analisis

Pengamatan reaksi dengan KLT

Preparasi sampel:

Dengan menggunakan pipet tetes, diambil dua tetes campuran reaksi dan diencerkan dengan 0,5 mL dietil eter.

Kondisi KLT:

Adsorben: KLT-aluminium foil (silika gel 60) Eluen: petroleum eter (60/80) : etil asetat = 7 : 3

Penampakan: plat KLT-aluminium dicelupkan ke dalam 2 N H2SO4 dan kemudian dikeringkan dengan pengering udara panas.

Pengamatan reaksi dengan GC

Preparasi sampel:

Dengan menggunakan pipet tetes, diambil satu tetes campuran reaksi dan diencerkan dengan 10 mL diklorometana. Dari larutan ini, 0,2 µL diinjeksikan.

Produk padat 10 mg dilarutkan dalam 10 mL diklorometana. Dari larutan ini, 0,2 µL diinjeksikan.

Kondisi GC:

kolom: DB-1, 28 m, internal diameter 0,32 mm, film 0,25 µm inlet: on-column-injection

Gas pembawa: hidrogen (40 cm/detik)

oven: 90 °C (5 menit), 10 °C/menit sampai 240 °C (40 menit) detektor: FID, 270 °C

Persen konsentrasi dihitung dari luas puncak.

(5)

GC produk kotor

Kondisi GC sama dengan kondisi untuk pengamatan reaksi

Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak %

19,63 Produk 86,1

Pengotor Masing-masing < 2

GC produk murni

Waktu retensi (menit) Senyawa Luas puncak %

19,54 Produk 99,7

(6)

Spektrum 1H NMR produk kotor (500 MHz, CDCl3)

Spektrum 1H NMR produk murni (500 MHz, CDCl3)

δδδ

δ (ppm) Multiplisitas Jumlah H Keterangan

4,48 M 1 10-H

3,67 S 3 O-CH3

2,50 M 2 12-H

2,30 M 2 11-H

2,27 T 2 2-H

1,82 M 1 9-H

1,70 M 1 9-H

1,57 M 2 3-H

1,24-1,45 M 10 4-H sampai 8-H

O O

O C O

H3 10 11

12 1

2

3 4

5

6 8

7 9

13

(7)

Spektrum 13C NMR produk kotor (125,7 MHz, CDCl3)

Spektrum 13C NMR produk murni (125,7 MHz, CDCl3)

δ δδ

δ (ppm) Keterangan

177,2 C-13

174,2 C-1

81,0 C-10

51,4 O-CH3

35,5 C-12

34,0 C-2

28,0-29,2 C-4 sampai C-8, C-11

25,2 C-9

24,9 C-3

76,5-77,5 pelarut O

O

O C O

H3 10 11

12 1

2

3 4

5

6 8

7 9

13

(8)

Spektrum IR produk murni (film)

(cm-1) Keterangan

2931 Ikatan-C-H, alkana

2856 Ikatan-C-H, alkana

1776 Ikatan-C=O, lakton

1737 Ikatan-C=O, ester

Referensi

Dokumen terkait

merupakan alat yang sangat dibutuhkan oleh guru IPA untuk membantu siswa dalam memahami suatu konsep ketika belajar IPA, terutama media yang dapat

Ada 16 unit layanan dari 9 instansi yang lebih dari 50 persen pengguna layanannya menyatakan bahwa petugas layanan di unit layanan yang bersangkutan memiliki

Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar http://ejournal.uhnsugriwa.ac.id/index.php/ppg Volume. Orang dengan gaya belajar ini mampu memahami sesuatu lebih baik

Dalam menyelenggarakan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah mempunyai kewenangan :.. penetapan kebijakan di bidangnya untuk

Klausa (1) dengan klausa (2) memiliki hubungan subordinasi dengan jenis konjungtor waktu. Bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu pada tahun

Pegunungan Selatan Jawa Timur dianggap sebagai bagian dari kontinen mikro Jawa Timur – Sulawesi Barat (Argo) yang bergabung dengan Sundaland di Kala Kapur Akhir, yang

90 JAWA TENGAH GROBOGAN KASAN BISRI MTs Tsamrotul Huda Bahasa Inggris BAHASA TAMAN EDEN 2 91 JAWA TENGAH GROBOGAN LINA NURTETA MA Fathul Ulum Bahasa Inggris BAHASA TAMAN EDEN 2 92

Oleh karena itu, ini manfaat pengembangan baik kode program pengguna, yang dapat bewritten untuk mengakses perangkat dan file dalam samemanner, dan perangkat sopir kode, yang