• Tidak ada hasil yang ditemukan

Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta

LAPORAN KEUANGAN

Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2021

Jl Brigjend Katamso No 139 (Dalem Jayadipuran)

Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55152

(3)

- i -

KATA PENGANTAR

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasi, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam Pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang transparan, akurat dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Di samping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Yogyakarta, 19 Juli 2021 Kepala,

Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum.

NIP 19660502 199203 2 001

(4)

- ii - DAFTAR ISI

Hal

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Pernyataan Tanggung Jawab iii

Ringkasan 1

I. Laporan Realisasi Anggaran 3

II. Neraca 4

III. Laporan Operasional 5

IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6

V. Catatan atas Laporan Keuangan 7

A. Penjelasan Umum 7

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran 16

C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca 22

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional 29

E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas 35

F. Pengungkapan Penting Lainnya 39

VI. Lampiran dan Daftar

(5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA D.I. YOGYAKARTA

DALEM JAYADIPURAN, JL. BRIGJEND KATAMSO NO 139 YOGYAKARTA 55152 TELEPON 0274-373241, 0274-379308, FAKSIMILE 0274-381555

- iii -

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta yang terdiri dari: Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Catatan atas Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2021 sebagaimana terlampir, adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Yogyakarta, 19 Juli 2021 Kepala,

Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum.

NIP 19660502 199203 2 001

(6)

- 1 -

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Balai Pelestarian Nilai Budaya D.I. Yogyakarta Semester I Tahun 2021 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2021.

Realisasi Pendapatan Negara pada Semester I TA 2021 adalah berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak sebesar Rp55 lebih tinggi dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp0.

Realisasi Belanja Negara pada Semester I TA 2021 adalah sebesar Rp4.195.536.312 atau mencapai 29,10 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp14.418.944.000.

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 30 Juni 2021.

Nilai Aset per 30 Juni 2021 dicatat dan disajikan sebesar Rp77.276.749.267 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp281.231.802; Aset Tetap (neto) sebesar Rp76.995.157.465; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp360.000.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp210.000.000 dan Rp77.066.749.267.

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban,

surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional,

surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang

(7)

- 2 -

diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp0, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp4.300.983.181 sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai Rp(4.300.983.181). Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing surplus sebesar Rp55 dan sebesar Rp0 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp(4.300.983.126)

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas semester pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 2021 adalah sebesar Rp77.172.196.136 dikurangi Defisit- LO sebesar Rp(4.300.983.126) kemudian ditambah Transaksi Antar Entitas sebesar Rp4.195.536.257 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2021 adalah senilai Rp77.066.749.267.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan- pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2021 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas.

Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk

Semester I Tahun 2021 disusun dan disajikan dengan basis akrual.

(8)

- 3 -

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2021 DAN 30 JUNI 2020

(Dalam Rupiah) TA 2020

ANGGARAN REALISASI REALISASI

PENDAPATAN

Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 - 55 - 7.680.442 JUMLAH PENDAPATAN - 55 - 7.680.442

BELANJA B.2

Belanja Operasi

Belanja Pegawai B.3 5.402.188.000 2.164.409.074 40,07 2.239.168.940

Belanja Barang B.4 8.633.356.000 1.826.680.638 21,16 1.728.325.584

Belanja Modal B.5 383.400.000 204.446.600 53,32 215.652.050

JUMLAH BELANJA 14.418.944.000 4.195.536.312 29,10 4.183.146.574

% thd CATATAN Angg

URAIAN TA 2021

(9)

- 4 -

II. NERACA

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NERACA

PER 30 JUNI 2021 DAN 31 DESEMBER 2020

(Dalam Rupiah)

CATATAN 30-Jun-21 31-Des-20

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1 210.000.000 - Persediaan C.2 71.231.802 117.668.328 Jumlah Aset Lancar 281.231.802 117.668.328

Tanah C.3 69.485.845.000 69.485.845.000

Peralatan dan Mesin C.4 4.462.537.500 5.043.478.540 Gedung dan Bangunan C.5 6.810.282.000 6.810.282.000 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.6 100.550.000 100.550.000 Aset Tetap Lainnya C.7 932.977.250 932.977.250 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.8 (4.797.034.285) (5.304.843.065) Jumlah Aset Tetap 76.995.157.465 77.068.289.725 ASET LAINNYA

Aset Lain-Lain C.9 785.387.640 - Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.10 (785.027.640) - Jumlah Aset Lainnya 360.000 - JUMLAH ASET 77.276.749.267 77.185.958.053

Uang Muka dari KPPN C.11 210.000.000 - Utang kepada Pihak Ketiga C.12 - 13.761.917 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 210.000.000 13.761.917

210.000.000

13.761.917

Ekuitas C.13 77.066.749.267 77.172.196.136 JUMLAH EKUITAS 77.066.749.267 77.172.196.136

77.276.749.267

77.185.958.053 URAIAN

KEWAJIBAN

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS ASET

ASET TETAP ASET LANCAR

KEWAJIBAN JANGKA PENDEK

JUMLAH KEWAJIBAN EKUITAS

(10)

- 5 -

III. LAPORAN OPERASIONAL

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2021 DAN 2020

(Dalam Rupiah)

CATATAN 2021 2020

Penerimaan Negara Bukan Pajak D.1 - - -

-

Beban Pegawai D.2 2.164.409.074 2.238.313.292

Beban Persediaan D.3 229.497.426 200.516.876

Beban Barang dan Jasa D.4 935.027.507 630.695.707

Beban Pemeliharaan D.5 97.529.796 215.530.244

Beban Perjalanan Dinas D.6 597.300.518 546.784.930

Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.7 - 105.000.000

Beban Penyusutan dan Amortisasi D.8 277.218.860 307.874.908

4.300.983.181

4.244.715.957

SURPLUS (DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL (4.300.983.181) (4.244.715.957)

D.9

Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin - 5.400.000 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai TAYL 55 2.280.442 Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan - 1.779.065 Beban Penyesuaian Nilai Persediaan - (467.725) SURPLUS /DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 55 8.991.782

SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (4.300.983.126) (4.235.724.175)

D.10

Pendapatan Luar Biasa - -

Beban Luar Biasa - -

SURPLUS/DEFISIT LO (4.300.983.126) (4.235.724.175)

URAIAN

BEBAN

JUMLAH BEBAN

KEGIATAN NON OPERASIONAL

POS LUAR BIASA

KEGIATAN OPERASIONAL

JUMLAH PENDAPATAN PENDAPATAN

(11)

- 6 -

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

BALAI PELESTARIAN NILAI BUDAYA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2021 DAN 2020

(Dalam Rupiah)

URAIAN CATATAN 30-Jun-21 30-Jun-20

EKUITAS AWAL E.1 77.172.196.136 77.390.778.584 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (4.300.983.126) (4.235.724.175) DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN

KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI

EKUITAS E.4

PENYESUAIAN NILAI ASET E.4.1 - - KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.4.2 - - SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.4.3 - - KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.4.4 - - KOREKSI LAIN-LAIN E.4.5 - - JUMLAH - - TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.5 4.195.536.257 4.175.466.132 EKUITAS AKHIR E.6 77.066.749.267 77.330.520.541 E.3 - -

(12)

- 7 -

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta

Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis

Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk melaksanakan pelestarian terhadap aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman dan kesejarahan melalui kegiatan pengkajian, perlindungan, pengembangan, fasilitasi dan pemanfaatan budaya lokal. Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 26 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai tugas dan fungsi pelestarian terhadap aspek-aspek tradisi, kepercayaan, kesenian, perfilman dan kesejarahan. Melalui peran tersebut diharapkan masyarakat akan mengenal, mencintai dan melestarikan warisan nilai-nilai budaya.

Untuk mewujudkan tujuan di atas Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta berkomitmen dengan visi “Terwujudnya ketahanan nilai budaya lokal yang beragam dan unggul”. Untuk mewujudkannya akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut:

 Mengoptimalkan peran pamong budaya dan peneliti, memaksimalkan peran Organisasi Perangkat Daerah dan komunitas dalam pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan kebudayaan untuk mewujudkan nilai budaya lokal yang tangguh dan karya budaya yang unggul;

 Meningkatkan sarana dan prasarana serta fasilitas pengolahan data digital dan memaksimalkan peran komunitas budaya untuk pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan nilai budaya;

 Menyelenggarakan event kebudayaan yang inovatif dan kreatif dalam rangka internalisasi dan apresiasi, penyebarluasan informasi, penguatan pendidikan karakter, serta fasilitasi dan kemitraan dalam rangka pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan nilai budaya;

 Meningkatkan kapasitas SDM BPNB D.I. Yogyakarta melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, workshop, capacity building dan perluasan jejaring dengan OPD dan komunitas budaya;

 Mengoptimalkan penggunaan teknologi informasi untuk mendukung tercapainya birokrasi yang bersih, transparan dan akuntabel dalam bidang

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(13)

- 8 -

kebudayaan.

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Semester I Tahun 2021 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Keuangan ini dihasilkan melaui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Basis Akuntansi

Dasar Pengukuran

A.3. Basis Akuntansi

Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan

(14)

- 9 -

nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah.

Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

Kebijakan Akuntansi

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester I Tahun 2021 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang merupakan entitas pelaporan dari Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta adalah sebagai berikut:

Pendapatan- LRA

(1) Pendapatan- LRA

 Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

 Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

 Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

(15)

- 10 -

Pendapatan-LO (2) Pendapatan- LO

 Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

 Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.

 Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

 Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Belanja (3) Belanja

 Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

 Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

 Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

 Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Beban (4) Beban

 Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

 Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

 Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Aset (5) Aset

Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka

(16)

- 11 -

Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar Aset Lancar

 Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

 Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

 Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

 Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

b. Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal

 Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas

Piutang Uraian Penyi-

sihan Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Pertama tidak dilakukan pelunasan 10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan

Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan

100%

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

(17)

- 12 -

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

 Nilai Persediaan dicatat dengan menggunakan metode First In First Out (FIFO) dan berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

 harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap Aset Tetap

 Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

 Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

 Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

 Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);

 Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);

 Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

 Aset tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus, ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir

(18)

- 13 -

direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya.

Penyusutan Aset Tetap

Piutang Jangka Panjang

Penyusutan Aset Tetap

 Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

 Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

 Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

 Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

 Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

Piutang Jangka Panjang

 Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan.

 Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disajikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.

(19)

- 14 -

Aset Lainnya Aset Lainnya

 Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas} bulan, aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

 Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat neto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

 Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

 Masa Manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:

620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa Aset Tak Berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tak Berwujud

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat

(tahun)

Software Komputer 4

Franchise 5

Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu.

10 Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten

Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim.

20 Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan

Varietas Tanaman Tahunan 25

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram.

50

Hak Cipta atas Ciptaan Gol.I 70

 Aset Lain-Lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

(20)

- 15 -

Kewajiban (6) Kewajiban

 Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

 Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

 Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

Ekuitas (7) Ekuitas

Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pertama kali

(8) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali

Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pos-pos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun-akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam LO dan LPE tidak dapat dipenuhi..

(21)

- 16 -

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN Sejak awal pelaksanaan anggaran tahun 2021 sampai dengan semester I, Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY telah melakukan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal sebanyak tiga kali. Revisi dilakukan akibat adanya pengurangan pagu belanja barang sebesar Rp78.493.000 sehubungan dengan program refocusing anggaran Direktorat Jenderal Kebudayaan untuk pendukungan infrastruktur kanal budaya. Selain itu, telah dilakukan pula beberapa kali revisi pada Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) yang dilakukan secara internal oleh satuan kerja dan perlu dilakukan pemutakhiran data pada SPAN.

Rincian revisi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Revisi

Ke- Tanggal Pagu Kewenangan

Revisi Keterangan

1 10 Februari 2021 14.497.437.000 Kanwil DJPb - Ralat/perubahan

Halaman III DIPA - Revisi POK

2 13 April 2021 14.418.944.000 DJA - Pergeseran

anggaran dalam 1 (satu)

program untuk substansi tertentu - Pergeseran anggaran antar keluaran (output) antar satker dalam satu program - Pembukaan blokir dalam halaman IV DIPA

3 15 April 2021 14.418.944.000 Kanwil DJPb - Ralat/perubahan

Halaman III DIPA

Rincian anggaran awal dan anggaran setelah revisi ke-3 adalah sebagai berikut:

URAIAN

2021 Anggaran Awal Anggaran

Setelah Revisi

Tambah

(Kurang) %

Pendapatan

Pendapatan Jasa - - - -

Pendapatan Lain-lain - - - -

Jumlah Pendapatan - - - -

Belanja

Belanja Pegawai 5.402.188.000 5.402.188.000 - -

Belanja Barang 8.711.849.000 8.633.356.000 (78.493.000) (0,90)

Belanja Bansos - - - -

Belanja Modal 383.400.000 383.400.000 - -

Jumlah Belanja 14.497.437.000 14.418.944.000 (78.493.000) (0,54)

Dampak dari pengurangan anggaran tersebut adalah berkurangnya jumlah eksemplar dari jurnal/naskah publikasi yang dicetak.

(22)

- 17 -

Realisasi Pendapatan Rp55

B.1 Pendapatan

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2021 adalah sebesar Rp55, lebih tinggi dari dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp0. Pendapatan Balai Pelestarian Nilai Budaya terdiri dari Penerimaan Negara Bukan Pajak berupa penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai

Tahun Anggaran yang Lalu - 55 - Jumlah - 55 -

Uraian

2021

Anggaran Realisasi % Real

Angg.

Realisasi Pendapatan Balai Pelestarian Nilai Budaya DIY Semester I TA 2021 mengalami penurunan signifikan dibandingkan TA 2020. Hal ini karena pada TA 2020 terdapat lelang penjualan 1 paket inventaris berupa peralatan dan mesin.

Selain itu, jumlah penerimaan kembali belanja pegawai tahun anggaran yang lalu juga mengalami penurunan signifikan.

Perbandingan Realisasi Pendapatan Semester I TA 2021 dan Semester I TA 2020

Akun URAIAN REALISASI

T.A. 2021

REALISASI

T.A. 2020 NAIK (TURUN) % 4251 Pendapatan dari Penjualan,

Pengelolaan BMN, Iuran Badan Usaha dan Penerimaan Klaim Asuransi BMN

-

5.400.000 (5.400.000) (100,00)

425122 Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin

-

5.400.000 (5.400.000) (100,00)

4259 Pendapatan Lain-Lain 55 2.280.442 (2.280.387) (100,00) 425911 Penerimaan Kembali Belanja Pegawai

Tahun Anggaran yang Lalu

55

2.280.442 (2.280.387) (100,00)

55

7.680.442 (7.680.387) (100,00) Jumlah

Realisasi Pendapatan relatif tidak terpengaruh oleh pandemi Covid-19.

Realisasi Belanja Negara

Rp4.195.536.312

B.2. Belanja

Realisasi Belanja instansi pada Semester I TA 2021 adalah sebesar Rp4.195.536.312 atau 29,10% dari anggaran belanja sebesar Rp14.418.944.000. Rincian anggaran dan realisasi belanja S e m e s t e r I TA 2021 adalah sebagai berikut:

(23)

- 18 -

Rincian Estimasi dan Realisasi Belanja Semester I TA 2021

URAIAN 2021

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Belanja Pegawai 5.402.188.000 2.167.909.074 40,13

Belanja Barang 8.633.356.000 1.826.680.638 21,16

Belanja Bantuan Sosial - - -

Belanja Modal 383.400.000 204.446.600 53,32

Total Belanja Kotor 14.418.944.000 4.199.036.312 29,12

Pengembalian Belanja - (3.500.000) -

Jumlah 14.418.944.000 4.195.536.312 29,10

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

- 1.000.000.000 2.000.000.000 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.000.000.000 7.000.000.000 8.000.000.000 9.000.000.000 10.000.000.000

Belanja Pegawai

Belanja Barang

Belanja Bantuan

Sosial

Belanja Modal

Anggaran Realisasi

Dibandingkan dengan TA 2020, Realisasi Belanja Semester I TA 2021 mengalami kenaikan sebesar 0,30% (tidak signifikan). Hal ini disebabkan karena proses bisnis dan kondisi yang dihadapi pada dua tahun ini relatif sama, yaitu masih dalam masa pandemi Covid-19.

Perbandingan Realisasi Belanja Semester I TA 2021 dan 2020

URAIAN REALISASI TA 2021 REALISASI TA 2020 NAIK

(TURUN) % Belanja Pegawai 2.164.409.074 2.239.168.940 (3,34) Belanja Barang 1.826.680.638 1.728.325.584 5,69 Belanja Bantuan Sosial - - - Belanja Modal 204.446.600 215.652.050 (5,20)

Jumlah 4.195.536.312 4.183.146.574 0,30

Belanja Pegawai Rp2.164.409.074

B.3 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja Pegawai Semester I TA 2021 dan 2020 adalah masing-masing sebesar Rp2.164.409.074 dan Rp2.239.168.940. Realisasi belanja Semester I TA 2021 mengalami penurunan sebesar 3,34 persen dari TA 2020. Hal ini

(24)

- 19 -

disebabkan antara lain oleh adanya Pegawai Negeri Sipil yang purna tugas periode TA 2020 s.d. Semester I TA 2021.

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2021 dan 2020

URAIAN REALISASI TA 2021 REALISASI TA 2020 NAIK (TURUN) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 2.167.909.074 2.238.766.234 (3,17) Belanja Gaji dan Tunjangan Non PNS - - - Belanja Honorarium - - - Belanja Lembur - 3.053.000 (100,00) Belanja Vakasi - - - Jumlah Belanja Kotor 2.167.909.074 2.241.819.234 (3,30) Pengembalian Belanja Pegawai (3.500.000) (2.650.294) 32,06 Jumlah Belanja 2.164.409.074 2.239.168.940 (3,34)

Terdapat pengembalian belanja sebesar Rp3.500.000 dengan rincian sebagai berikut:

NO URAIAN Jumlah

1 Pengembalian belanja tunj. fungsional PNS bulan Januari s.d.

Februari 2021 a.n. Th. Ani Larasati, S.Psi., M.Psi.

3.500.000

Jumlah 3.500.000

Belanja Barang Rp1.826.680.638

B.4 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2021 dan 2020 adalah masing-masing sebesar Rp1.826.680.638 dan Rp1.728.325.584. Realisasi Belanja Barang Semester I TA 2021 mengalami kenaikan 5,69 persen dari Realisasi Belanja Barang TA 2020 (tidak signifikan). Hal ini antara lain disebabkan karena proses bisnis dan kondisi yang dihadapi pada dua tahun ini relatif sama, yaitu masih dalam masa pandemi Covid-19.

Perbandingan Belanja Barang Semester I TA 2021 dan 2020

URAIAN REALISASI TA 2021 REALISASI TA 2020 NAIK (TURUN) % Belanja Barang Operasional 298.080.109 254.010.792 17,35 Belanja Barang Non Operasional 196.405.650 196.307.790 0,05 Belanja Jasa 454.303.665 194.194.828 133,94 Belanja Pemeliharaan 88.293.562 208.255.584 (57,60) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 597.300.518 591.584.915 0,97 Belanja Barang Persediaan 192.297.134 223.771.660 (14,07) Belanja Barang Lainnya utk Diserahkan kpd Msyr - 105.000.000 (100,00) Jumlah Belanja Kotor 1.826.680.638 1.773.125.569 3,02 Pengembalian Belanja - (44.799.985) (100,00)

Jumlah Belanja 1.826.680.638 1.728.325.584 5,69 Dari total anggaran belanja barang sebesar Rp8.633.356.000, BPNB DIY mengalokasikan belanja barang untuk penanganan pandemi Covid-19 sebesar Rp181.670.000. Anggaran tersebut terserap sebesar Rp27.038.359 dengan rincian sebagai berikut:

(25)

- 20 -

Belanja Barang untuk Penanganan Pandemi Covid-19

Akun Uraian Akun Pagu Realisasi Penyerapan

(%) Keterangan

521131 Belanja Barang Operasional - Penanganan Pandemi COVID-19

79.670.000

17.816.459 22,36 Pengadaan lisensi aplikasi videoconference sampai dengan 1 tahun; Pengadaan masker/hand sanitizer/disinfektan yang tidak memenuhi kriteria sebagai persediaan 521241 Belanja Barang Non Operasional -

Penanganan Pandemi COVID-19

18.000.000

7.118.300 39,55 Penggantian pulsa peserta kegiatan melalui sarana teleconference/video conference 521841 Belanja Barang Persediaan -

Penanganan Pandemi COVID-19

8.400.000

2.103.600 25,04 Pengadaan masker/hand sanitizer/disinfektan dan sejenisnya yang diniatkan sebagai persediaan

522192 Belanja Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19

75.600.000

- Pembayaran biaya pelaksanaan swab test untuk - pegawai dengan menggunakan jasa pihak ketiga 181.670.000 27.038.359 14,88

Jumlah

Seluruh belanja barang untuk penanganan pandemi Covid-19 telah menggunakan akun khusus Covid-19.

Belanja Modal Rp204.446.600

B.5 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2021 dan 2020 adalah masing-masing sebesar Rp204.446.600 dan Rp215.652.050. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi.

Realisasi Belanja Modal pada Semester I TA 2021 mengalami penurunan sebesar 5,20% dibandingkan TA 2020 (tidak signifikan) disebabkan karena jenis BMN yang dibeli berbeda. Realisasi belanja modal relatif tidak terdampak pandemi Covid-19.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2021 dan 2020

URAIAN REALISASI T.A. 2021 REALISASI T.A. 2020 NAIK (TURUN) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 204.446.600 215.652.050 (5,20) Belanja Modal Lainnya - - - Jumlah Belanja Kotor 204.446.600 215.652.050 (5,20) Pengembalian - - - Jumlah Belanja 204.446.600 215.652.050 (5,20)

Dari total anggaran belanja modal sebesar Rp383.400.000, BPNB DIY tidak mengalokasikan belanja modal untuk penanganan pandemi Covid-19.

B.5.1 Belanja Modal Peralatan dan Mesin

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2021 adalah sebesar Rp204.446.600, mengalami penurunan bila dibandingkan dengan

(26)

- 21 -

realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2020 yang sebesar Rp215.652.050. Hal ini disebabkan karena jenis barang yang dibeli berbeda.

Pada semester I TA 2021 telah dilakukan pembelian perangkat pengolah data dan komunikasi serta peralatan dan fasilitas perkantoran berupa 1 unit mesin penghitung uang, 8 unit UPS PC, 1 unit kamera digital, 1 set alat instalasi jaringan internet, 1 unit komputer PC perpustakaan, 3 unit laptop, 3 unit harddisk eksternal, 1 unit live stream switcher, dan 1 unit lighting kit.

Perbandingan Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2021 dan 2020

URAIAN REALISASI TA 2021 REALISASI TA 2020 NAIK

(TURUN) % Kendaraan Bermotor - - - Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 197.571.600 158.984.300 24,27 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 6.875.000 56.667.750 (87,87) Jumlah Belanja Kotor 204.446.600 215.652.050 (5,20) Pengembalian - - -

Jumlah Belanja 204.446.600 215.652.050 (5,20)

(27)

- 22 -

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp210.000.000

C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah masing-masing sebesar Rp210.000.000 dan Rp0 yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran adalah sebagai berikut:

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

Keterangan 30-Jun-21 31-Des-20

BNI Kantor Pusat No. Rek

XXXXXXXXXXXXXXXX 167.079.148 -

Uang Tunai 37.562.352 -

Kuitansi yang belum di-SP2D-kan 5.358.500 - Jumlah 210.000.000 -

Persediaan Rp71.231.802

C.2 Persediaan

Nilai Persediaan per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 masing-masing adalah sebesar Rp71.231.802 dan Rp117.668.328.

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Rincian Persediaan

Uraian Saldo 31 Des 2020 Mutasi (+) Mutasi (-) Saldo 30 Jun 2021 Barang Konsumsi 112.735.638 182.505.250 227.184.426 68.056.462 Barang untuk Pemeliharaan 4.799.690 6.805.284 9.236.234 2.368.740 Bahan Baku 133.000 2.986.600 2.313.000 806.600 Jumlah 117.668.328 192.297.134 238.733.660 71.231.802

Mutasi nilai persediaan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2020 117.668.328

Mutasi tambah: 192.297.134

Pembelian 192.297.134

Mutasi kurang: (238.733.660)

Pemakaian (238.733.660)

Saldo per 30 Juni 2021 71.231.802

Terdapat persediaan dalam rangka penanganan Pandemi Covid-19, sebagai berikut:

(28)

- 23 -

Rincian Persediaan dalam rangka Penanganan Pandemi Covid-19 Nama Barang Persediaan Jumlah Unit Nilai Rupiah Sanitizer Spray/Ruangan 3 82.500 Sanitizer Cair 3 330.000 Sanitizer Botol Kecil 10 144.100 Jumlah 16 556.600

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi baik.

Rincian persediaan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Tanah

Rp69.485.845.000

C.3 Tanah

Nilai aset tetap berupa tanah yang dimiliki Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp69.485.845.000 dan Rp69.485.845.000. Mutasi nilai tanah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2020 69.485.845.000 Mutasi tambah:

- tidak ada - - Mutasi kurang:

- tidak ada - -

Saldo per 30 Juni 2021 69.485.845.000

Rincian saldo Tanah per 30 Juni 2021 adalah sebagai berikut:

Rincian Tanah

No Luas Lokasi Nilai

1 6.211 m2 Jl. Brigjend Katamso no 139 Yogyakarta 69.485.845.000 69.485.845.000

Jumlah

Tanah seluas 6.211 m2 yang terletak di Jl. Brigjend Katamso no 139 Yogyakarta pada tanggal pelaporan dikuasai/digunakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta.

Peralatan dan Mesin Rp4.462.537.500

C.4 Peralatan dan Mesin

Saldo aset tetap berupa Peralatan dan Mesin per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah Rp4.462.537.500 dan Rp5.043.478.540. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(29)

- 24 -

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2020 5.043.478.540 Mutasi tambah:

Pembelian 204.446.600

Mutasi kurang:

Penghentian dari Peggunaan (785.387.640)

Saldo per 30 Juni 2021 4.462.537.500

Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2021 (3.678.140.044)

Nilai Buku per 30 Juni 2021 784.397.456 Mutasi transaksi peralatan dan mesin berupa:

1. Pembelian Peralatan dan Fasilitas Perkantoran (1 unit lighting kit) senilai Rp6.875.000;

2. Pembelian Alat Pengolah Data dan Komunikasi (1 unit mesin penghitung uang, 8 unit UPS PC, 1 unit kamera digital, 1 set alat instalasi jaringan internet, 1 unit komputer PC perpustakaan, 3 unit laptop, 3 unit harddisk eksternal, dan 1 unit live stream switcher) senilai Rp197.571.600;

3. Penghentian dari penggunaan (reklasifikasi menjadi aset lain-lain) 223 unit peralatan dan mesin (rincian terlampir) senilai Rp785.387.640.

Adapun perbandingan realisasi belanja Semester I TA 2021 dengan kapitalisasi Peralatan dan Mesin dapat dijelaskan sebagai berikut:

Realisasi Belanja yang Menghasilkan Peralata n dan Mesin 204.446.600 %

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin 5321 204.446.600 100,00

[+] Kapitalisasi dari Belanja Modal Lainnya 5361 - - [+] Kapitalisasi dari Belanja Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 523111 - - [+] Kapitalisasi dari Belanja Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 523121 - - [+] Belanja Modal yang Masih Harus Dibayar (penambahan aset yang belum ada SP2D) - - [-] Peralatan dan Mesin yang Belum Diregister bernilai positif (realisasi yang asetnya belum dicatat) - - [-] 5321 dikapitalisasi menjadi aset ekstrakomptabel - - [-] 5321 dikapitalisasi menjadi aset lainnya - - Penambahan Peralatan dan Mesin dari Re alisasi Belanja TA 2020 204.446.600 %

[101] Pembelian 204.446.600 100,00

[202] Pengembangan Nilai Aset - -

Rincian aset tetap Peralatan dan Mesin disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Gedung dan Bangunan Rp6.810.282.000

C.5 Gedung dan Bangunan

Nilai Gedung dan Bangunan per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah Rp6.810.282.000 dan Rp6.810.282.000. Mutasi transaksi terhadap Gedung dan Bangunan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

(30)

- 25 -

Saldo Nilai Perole ha n per 31 De se mber 2020 6.810.282.000 Mutasi tambah:

- tidak ada - - Mutasi kurang:

- tidak ada - -

Saldo per 30 Juni 2021 6.810.282.000

Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2021 (1.105.068.616)

Nila i Buku per 30 Juni 2021 5.705.213.384

Rincian aset tetap Gedung dan Bangunan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Jalan, Jaringan dan Irigasi

Rp100.550.000

C.6 Jalan, Irigasi, dan Jaringan

Saldo Jalan, Irigasi, dan Jaringan per 30 Juni 2021 dan 2020 adalah masing- masing sebesar Rp100.550.000 dan Rp100.550.000. Mutasi transaksi terhadap Jalan, Irigasi, dan Jaringan pada tanggal pelaporan adalah sebagai berikut:

Saldo Nilai Pe role han pe r 31 Dese mber 2020 100.550.000 Mutasi tambah:

- tidak ada - - Mutasi kurang:

- tidak ada - -

Saldo per 30 Juni 2021 100.550.000

Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2021 (13.825.625)

Nilai Buku per 30 Juni 2021 86.724.375

Rincian aset tetap Jalan, Irigasi dan jaringan disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Aset Tetap Lainnya Rp932.977.250

C.7 Aset Tetap Lainnya

Aset Tetap Lainnya merupakan aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan dalam tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan. Saldo Aset Tetap Lainnya per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah Rp932.977.250 dan Rp932.977.250. Aset tetap tersebut berupa buku- buku, gamelan dan barang bercorak kesenian. Pada TA 2021 tidak terdapat anggaran untuk menambah aset tetap lainnya. Rincian Aset Tetap Lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

(31)

- 26 -

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Rp(4.797.034.285)

C.8 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah masing-masing Rp(4.797.034.285) dan Rp(5.304.843.065).

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 30 Juni 2021 adalah sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

No Aset Tetap Nilai Perolehan s.d. 30 Jun 2021

Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Jun 2021

Nilai Buku s.d. 30 Jun 2021

Akumulasi Penyusutan s.d. 31 Des 2020

Naik (Turun) % 1 Peralatan dan Mesin 4.462.537.500 3.678.140.044 784.397.456 4.324.758.919 (14,95) 2 Gedung dan Bangunan 6.810.282.000 1.105.068.616 5.705.213.384 967.515.396 14,22 3 Jalan, Irigasi dan Jaringan 100.550.000 13.825.625 86.724.375 12.568.750 10,00

4 Aset Tetap Lainnya 932.977.250 0 932.977.250 0 -

12.306.346.750 4.797.034.285 7.509.312.465 5.304.843.065 (9,57) Total

Aset Lain-Lain Rp785.387.640

C.9 Aset Lain-Lain

Saldo Aset Lain-lain per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah Rp785.387.640 dan Rp0. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional entitas. Adapun mutasi aset lain-lain adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2020 - Mutasi tambah:

Reklasifikasi dari aset tetap 785.387.640 Mutasi kurang:

- tidak ada - - Saldo per 30 Juni 2021 785.387.640 Akumulasi Penyusutan s.d. 30 Juni 2021 (785.027.640) Nilai Buku per 30 Juni 2021 360.000

Rincian Aset Lain-lain berdasarkan nilai perolehan, akumulasi penyusutan dan nilai buku tersaji pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Rp(785.027.640)

C.10 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya

Saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 30 Juni 2021 dan 31 Desember 2020 adalah masing-masing Rp(785.027.640) dan Rp0. Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya. Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 30 Juni 2021 adalah sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Nilai bobot biji per tanarnan tertinggi untuk kedua varietas temyata tidak diperoleh daTi perlakuan yang menghasilkan bobot kering bintil akar clan kandungan N

1.Mendorong seseorang (manusia) berperilaku dan berbuat sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang sah serta sesuai QS, sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat yang

Tujuan dari penelitian ini adalah menguji dan menganalisis pengaruh sistem pengendalian internal, sumber daya manusia bidang akuntansi, pemanfaatan teknologi

Tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan competence, conscience , dan compassion peserta didik kelas IIIC SD Kanisius Kenteng dengan menerapkan Paradigma Pedagogi

Slavin (2008), pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, siswa dalam satu kelas dijadikan kelompok-kelompok kecil yang terdiri

Skripsi yang berjudul, “ Pengaruh Pemberian Terapi Musik Klasik Terhadap Kemampuan Berbahasa pada Anak Autis di Taman Pelatihan Harapan Makassar ,” yang disusun

Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang lainnya pada

Relevansi penelitian ini dengan penelitian yang diteliti oleh peneliti adalah adanya pola pembinaan karakter dapat membantu ustadzah dalam penanaman karakter yang