• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang menentukan dalam perkembangan organisasi. Organisasi yang mempunyai tujuan dan perencanaan yang baik, memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan canggih tetapi tidak mempunyai sumber daya manusia yang baik dan berkualitas maka akan sulit untuk mencapai tujuan tersebut.

Sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam organisasi untuk melakukan serangkaian aktivitas dan mewujudkan rencana perusahaan untuk mencapai tujuan. Untuk mengelola sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi agar menjadi suatu sumber daya manusia yang baik dan berkualitas seperti yang diharapkan, maka diperlukan adanya Manajemen Sumber Daya Manusia.

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan usaha untuk mengelola sumber daya manusia yang ada di dalam organisasi agar mampu berfikir dan bertindak sebagaimana yang diinginkan organisasi. Manajemen sumber daya manusia mengatur semua kegiatan yang berkaitan dengan hubungan antara karyawan dengan perusahaan mulai dari awal hingga berakhirnya hubungan tersebut.

(3)

Untuk memperoleh gambaran yang jelas, berikut disampaikan beberapa pengertian tentang sumber daya manusia yang dikemukakan oleh para ahli : Menurut Sadili Samsudin dalam buku "Manajemen Sumber Daya Manusia"

(2006:281) bahwa : "Manajemen Sumber Daya Manusia adalah suatu kegiatan perencanaan, penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi."

Sedangkan Gary Dessler (2006:4) mendefinisikan tentang sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses memperoleh, melatih, menilai, dan memberikan kompensasi kepada karyawan serta memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan, dan masalah keadilan.

Menurut Malayu S.P Hasibuan dalam buku "Manajemen Sumber Daya Manusia"

(2007:10) bahwa: "Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat."

Pengertian sumber daya manusia menurut Tb. Sjafri Mangkuprawira (2004:15) adalah :

Manajemen Sumber Daya Manusia adalah serangkaian tugas yang terkait dengan upaya-upaya memperoleh karyawan, melatih, mengembangkan, memotivasi, mengorganisasikan, dan memelihara karyawan sebuah perusahaan sampai suatu ketika terjadi pemutusan hubungan kerja.

(4)

2.2. Fungsi Sumber Daya Manusia

Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia menurut Malayu SP Hasibuan (2007:21) adalah sebagai berikut :

2.2.1. Fungsi Managerial a. Perencanaan

Perencanaan (human resources planning) adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program-program kepegawaian.

b. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasi semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integrasi dan koordinasi dalam bagan organisasi.

c. Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahan semua karyawan, agar mau bekerja sama dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat. Pengarahan dilakukan oleh pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

(5)

d. Pengendalian

Pengendalian adalah mengendalikan semua karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana. Apabila terdapat penyimpangan atau kesalahan diadakan tindakan perbaikan dan penyempurnaan rencana. Pengendalian karyawan meliputi kehadiran, kedisiplinan, perilaku, kerjasama, pelaksanaan pekerjaan, dan menjaga situasi lingkungan pekerjaan

2.2.2. Fungsi Operasional a. Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan, orientasi dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pengadaan yang baik akan membantu terwujudnya tujuan perusahaan.

b. Pengembangan

Pengembangan adalah proses peningkatan ketrampilan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan.

Pendidikan dan pelatihan yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa yang akan datang.

(6)

c. Kompensasi

Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak langsung, uang atau barang kepada karyawan sebagai imbalan jasa yang diberikan oleh perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak. Adil diartikan sesuai dengan prestasi kerjanya, layak diartikan dapat memenuhi kebutuhan primernya serta berpedoman pada batas upah minimum pemerintah.

d. Pengintegrasian

Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan, agar tercipta kebutuan yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan dapat memperoleh laba, karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya.

e. Pemeliharaan

Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik, mental dan loyalitas karyawan agar merka tetap mau bekerja sama sampai pensiun.

f. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah fungsi MSDM yang terpenting dan kunci terwujudnya tujuan, karena tanpa disiplin yang baik sulit terwujud tujuan yang maksimal.

Kedisiplinan adalah keinginan dan kesadaran untuk mentaati peraturan- peraturan perusahaan dan norma-norma sosial.

(7)

g. Pemberhentian

Pemberhentian adalah putusnya hubungan kerja seseorang dari suatu perusahaan. Pemberhentian ini disebabkan karena keinginan karyawan, keinginan perusahaan, kontrak kerja berakhir, pensiun dan sebab-sebab lainnya.

2.3. Pemimpin dan Kepemimpinan

2.3.1. Pengertian Pemimpin dan Kepemimpinan

Banyak para ahli yang memberikan pendapat tentang definisi pemimpin dan kepemimpinan. Pemimpin adalah orang yang memimpin suatu kelompok.

Dibawah ini beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai pemimpin dan kepemimpinan adalah sebagai berikut :

Menurut John Adair (2008:14) definisi pemimpin adalah sebagai berikut : Pemimpin adalah orang yang mempunyai kualitas kepribadian dan watak tertentu, yang sesuai dengan situasi umum yang didukung dengan pengetahuan teknis dan pengalaman yang relevan, yang mampu menyediakan fungsi yang diperlukan untuk menuntun kelompok mencapai tujuan serta pada waktu yang sama memelihara dan membangun persatuan tim, yang dilakukan dengan proporsi yang tepat dengan bantuan anggota tim lainnya.

Menurut Malayu SP Hasibuan (2007:169) bahwa: ” Pemimpin adalah seseorang yang menggunakan wewenang dan kepemimpinannya mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.”

(8)

Pengertian kepemimpinan menurut Sadili Samsudin (2006:287) adalah:

”Kepemimpinan adalah suatu kemampuan untuk meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerjasama sebagai suatu tim untuk mencapai tujuan tertentu.”

Definisi kepemimpinan yang disampaikan oleh Sudarwan Danim (2004:56) sebagai berikut :

Kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan individu atau kelompok untuk mengkoordinasi dan memberi arah kepada individu atau kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sedangkan definisi kepemimpinan menurut J Ruberu (2003:15) adalah :

”Kepemimpinan adalah kemampuan untuk memimpin yaitu kemampuan untuk mengendalikan suatu kelompok manusia ke tujuan bersama dengan menggunakan alat – alat yang sesuai pada situasi tertentu.”

Dari beberapa definisi tentang kepemimpinan diatas, maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan alat dan pada situasi tertentu.

(9)

2.3.2. Fungsi Kepemimpinan

Berdasarkan penjelasan dari J Ruberu usaha yang dilakukan pemimpin untuk mengendalikan suatu kelompok terdiri dari tiga tugas utama yang disebut Trifungsi Kepemimpinan.

Adapun tri fungsi kepemimpinan tersebut adalah : a. Menilai situasi dalam suatu organisasi/ perusahaan.

b. Menangani situasi tertentu

c. Menentukan sikap atau mengambil tindakan untuk menghadapi situasi tersebut

Sedangkan menurut John Adair (2008:11), untuk dapat melaksanakan tugas secara efektif seorang pemimpin mempunyai tanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi penting dalam suatu organisasi, fungsi tersebut adalah :

a. Perencanaan

Fungsi perencanaan diantaranya :

1) Mencari semua informasi yang tersedia.

2) Mendefinisikan tugas, maksud atau tujuan kelompok.

3) Membuat rencana yang dapat terlaksana.

b. Pemrakarsaan

1) Memberikan pengaraan kepada kelompok.

2) Menjelaskan pentingnya penetapan sasaran/ target.

3) Membagi tugas pada anggota kelompok.

4) Menetapkan standar kelompok.

c. Pengendalian

(10)

1) Memelihara standar kelompok.

2) Memastikan semua tindakan diambil dalam upaya meraih tujuan.

3) Menjaga relevansi diskusi dalam tim.

4) Mendorong kelompok mengambil tindakan/ keputusan.

d. Pendukungan

1) Mengungkapkan pengakuan terhadap orang dan kontribusi mereka.

2) Memberi semangat pada kelompok atau individu dalam kelompok tersebut.

3) Mendisiplinkan kelompok/ individu.

4) Menciptakan semangat pada tim.

5) Meredakan ketegangan dalam tim.

6) Merukunkan perselisihan atau meminta orang lain untuk menyelidikinya.

e. Penginformasian

1) Memperjelas tugas dan rencana.

2) Memberi informasi baru kepada kelompok.

3) Menerima informasi dari kelompok.

4) Membuat ringkasan atas usul atau gagasan yang masuk akal.

f. Pengevaluasian

(11)

1) Mengevaluasi kelayakan gagasan .

2) Menguji konsekuensi solusi yang diajukan.

3) Mengevaluasi prestasi kelompok.

4) Membantu kelompok mengevaluasi sendiri prestasi mereka berdasarkan standar yang ada.

2.3.3. Kriteria Seorang Pemimpin

Menurut Sadili Samsudin (2006:293), tidak semua orang dapat menjalankan perannya sebagai seorang pemimpin dengan baik dikarenakan mereka tidak mempunyai kemampuan untuk memimpin. Seorang pemimpin harus mampu untuk memimpin bawahannya untuk mencapai tujuan organisasi, mampu menangani hubungan antar karyawan, mempunyai interaksi antar personal yang baik, dan mempunyai kemampuan untuk bisa menyesuaikan diri dengan keadaan.

Menurut Sadili Samsudin beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah sebagai berikut:

a. Kemauan untuk menerima tanggung jawab

Seorang pemimpin yang bersedia menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan berarti bersedia bertangung jawab terhadap segala sesuatu yang akan dilakukan oleh timnya. Pemimpin harus mampu mengatasi bawahannya terhadap tekanan-tekanan formal maupun informal.

(12)

b. Kemampuan untuk ”Perceptive”

Perceptive adalah kemampuan untuk mengamati dan menemukan kenyataan dari suatu lingkungan. Setiap pemimpin harus mempu memahami bawahan sehingga dapat mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada timnya.

Pemimpin juga harus mempu menilai diri sendiri juga untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya. Inilah yang disebut kemampuan perceptive.

c. Kemampuan untuk bersikap objektif

Objektif membantu pemimpin untuk meminimumkan faktor-faktor emosional dan pribadi yang akan mengaburkan realitas/ kejadian yang sesungguhnya.

d. Kemampuan untuk menentukan prioritas

Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk menentukan hal- hal yang penting dan hal yang tidak penting, kemampuan ini sangat diperlukan karena masalah yang dihadapi tidak datang satu per satu tetapi secara bersamaan, sehingga pemimpin harus menentukan urutan mana yang harus diselesaikan terlebih dahulu.

(13)

e. Kemampuan untuk berkomunikasi

Kemampuan untuk memberikan dan menerima informasi merupakan keharusan bagi seorang pemimpin. Pemimpin adalah orang yang bekerja dengan bantuan orang lain, sehingga pemberian perintah dan penyampaian informasi kepada orang lain harus dikuasai.

2.3.4. Ketrampilan yang Harus dimiliki Seorang Pemimpin

Menurut Robert L Katz yang dikutip oleh Sudarwan Danim (2004:77) menyatakan bahwa pemimpin harus mempunyai ketrampilan yang lebih dari bawahannya, sehingga pemimpin mampu memberikan pengarahan, bimbingan dan memberikan jalan keluar apabila bawahan mengalami masalah. Ketrampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah ketrampilan teknis, ketrampilan konseptual dan ketrampilan hubungan manusiawi (human skill).

a. Ketrampilan teknis

Ketrampilan teknis adalah ketrampilan untuk menerapkan pengetahuan teoritis ke dalam tindakan-tindakan praktis, kemampuan memecahkan masalah melalui teknis yang baik atau kemampuan menyelesaikan tugas- tugas secara sistematis. Ketrampilan ini erat kaitannya dengan gerak motoris atau ketrampilan tangan.

Contoh ketrampilan teknis diantaranya adalah ketrampilan membuat surat, ketrampilan memperbaiki mesin, ketrampilan mengolah data statistik, ketrampilan mengetik, ketrampilan menata ruang dan lain-lain.

(14)

b. Ketrampilan konseptual

Ketrampilan konseptual adalah kecakapan untuk memformulasikan pikiran, memahami teori-teori, melakukan aplikasi, mampu melihat kecenderungan berdasarkan kemampuan teori dan yang dibutuhkan dalam dunia kerja.

Contoh ketrampilan konseptual adalah untuk dapat melakukan penjualan dengan baik seorang penjual (sales/ marketer) harus mamahami ilmu dan seni tentang penjualan dengan baik.

Ketrampilan konseptual antara lain tercermin dalam pemahaman terhadap teori secara luas dan mendalam, kemampuan untuk mengorganisasi pikiran, keberanian mengeluarkan pendapat dan kemampuan mengkorelasikan bidang ilmu yang dia miliki dengan berbagai situasi.

c. Ketrampilan hubungan manusiawi

Ketrampilan hubungan manusiawi adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam kelompok kerja dan ketrampilan menjalin komunikasi yang mampu menciptakan hubungan baik dan kepuasan terhadap semua pihak.

Hubungan manusiawi melahirkan suasana kooperatif dan menciptakan kontak manusiawi antar pihak yang terlibat.

Ketrampilan ini meliputi :

1) Ketrampilan menempatkan diri dalam kelompok.

2) Ketrampilan menciptakan kepuasan pada diri bawahan.

3) Sikap terbuka terhadap kelompok kerja.

4) Kemampuan mengambil hati melalui keramah-tamahan.

(15)

5) Penghargaan terhadap nilai-nilai etis.

6) Pemerataan tugas dan tanggung jawab.

7) Itikad baik, adil, menghormati, dan menghargai orang lain.

Dari penjelasan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pemimpin yang baik adalah pemimpin yang memiliki kelebihan baik dari segi ketrampilan maupun kemampuan yang lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainya karena dengan kelebihan-kelebihan tersebut seorang pemimpin mampu untuk mengarahkan dan meyakinkan bawahannya sehingga seorang pemimpin dapat berwibawa dan dipatuhi oleh bawahannya.

2.3.5. Gaya Kepemimpinan

Dalam melaksanakan tugasnya yaitu memimpin suatu tim untuk mencapai tujuan organisasi, seorang pemimpin mempunyai gaya atau perilaku yang berbeda.

Menurut Sadili Samsudin (2006:295), gaya/ perilaku pemimpin merupakan sesuatu yang dapat dipelajari jadi seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan yang tepat akan bisa menjadi pemimpin yang baik. Berbagai gaya kepemimpinan sudah diteliti, setiap pemimpin mempunyai gaya kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, maka suatu gaya kepemimpinan tidak dapat dinilai lebih baik atau lebih buruk dari pada gaya kepemimpinan yang lain.

(16)

Sadili Samsudin (2006:259) mengelompokkan gaya kepemimpinan dengan menggunakan suatu dasar tertentu, dasar yang digunakan adalah tugas yang harus dilaksanakan oleh pemimpin dan kewajiban pemimpin untuk pengembangan dan pemenuhan harapan bawahan. Berikut macam gaya kepemimpinan menurut Sadili Samsudin (2006:296) :

a. The autocratic leader/ gaya otokratik

Pemimpin otokratik menganggap semua kewajiban untuk mengambil keputusan, menjalankan tindakan, mengarahkan dan memberi motivasi terpusat ditangannya.

b. The participate leader/ gaya partisipasi

Pemimpin dengan gaya partisipasi, ia akan menjalankan gaya kepemimpinannya dengan konsultasi, ia tidak mendelegsikan wewenangnya untuk membuat keputusan akhir kepada bawahannya, tetapi ia akan mencari berbagai pendapat dan pemikiran dari para bawahannya mengenai keputusan yang akan diambil. Dia akan serius mendengarkan dan menilai pikiran bawahannya dan menerima sumbangan pemikiran mereka sejauh pemikiran tersebut bisa dipraktekkan dan bisa dipertanggungjawabkan.

c. The free rein leader/ gaya delegasi

Dalam gaya kepemimpinan ini pemimpin mendelegasikan wewenang untuk mengambil keputusan kepada bawahannya dengan lengkap. Pemimpin menyerahkan tanggung jawab atas pelaksanaan pekerjaan tersebut kepada bawahannya.

(17)

Gaya kepemimpinan menurut Sudarwan Danim (2004:75) adalah sebagai berikut :

a. Gaya otokratik

Pemimpin otokratik beranggapan bahwa pemimpinlah yang memiliki tanggung jawab penuh terhadap organisasi dan maju mundurnya organisasi bergantung dari dirinya, dia bekerja sungguh-sungguh, belajar keras, tertib dan tidak boleh dibantah, mau menang sendiri, tertutup terhadap ide dari luar dan hanya idenya yang dianggap akurat.

Ciri-ciri pemimpin otokratik adalah :

1. Beban kerja ditanggung oleh pemimpin.

2. Bawahan dianggap sebagai pelaksana dan mereka tidak boleh memberikan ide-ide baru.

3. Bekerja dengan disiplin tinggi, belajar keras, dan tidak kenal lelah.

4. Menentukan kebijakan sendiri, kalaupun musyawarah sifatnya hanya penawaran saja.

5. Memiliki kepercayaan rendah terhadap bawahan.

6. Komunikasi dilakukan secara tertutup dan satu arah.

7. Korektif dan meminta penyelesaian tugas pada waktu sekarang.

(18)

b. Gaya demokratis

Keterbukaan dan keinginan atasan untuk memposisikan pekerjaan dari, oleh dan untuk bersama. Pemimpin demokratis beranggapan bahwa tujuan dapat dicapai dengan kekuatan kelompok. Pemimpin berusaha lebih banyak melibatkan anggota kelompok dalam memacu tujuan organisasi. Tugas dan tanggung jawab dibagi menurut bidang masing-masing secara adil.

Ciri-ciri pemimpin demokratis adalah:

1. Beban kerja organisasi menjadi tanggung jawab bersama seluruh tim.

2. Bawahan dianggap sebagai komponen pelaksana dan secara integral harus diberi tugas dan tanggung jawab.

3. Disiplin akan tetapi tidak kaku, dan memecahkan masalah bersama.

4. Kepercayaan tinggi terhadap bawahan dengan tidak melepaskan tanggung jawab pengawasan.

5. Komunikasi dengan bawahan bersifat terbuka dan dua arah.

c. Gaya permisif

Pemimpin permisif tidak mempunyai pendirian kuat, sikapnya serba boleh dan serba mengiyakan keinginan bawahan. Bawahan tidak mempunyai pegangan yang jelas, informasi yang diterima bawahan simpang siur dan tidak konsisten.

(19)

Ciri-ciri pemimpin permisif adalah :

1. Tidak ada pegangan yang kuat dan kepercayaan diri rendah.

2. Mengiyakan semua saran.

3. Lambat dalam membuat keputusan.

4. Banyak mengambil muka dengan bawahan dan tidak menyakiti bawahan

Gaya kepemimpinan menurut J Ruberu (2003:8-9) adalah sebagai berikut : a. Gaya otoriter

Adalah gaya kepemimpinan yang sangat memaksakan kehendaknya kepada bawahan, bawahan diperlakukan seolah-olah tidak mempunyai pikiran dan kehendak sendiri. Gaya otoriter menyebabkan seorang pemimpin mengatur semuanya dari atas, mendikte semuanya supaya dikerjakan sesuai keinginannya.

b. Gaya demokratik

Pemimpin dengan gaya ini sadar bahwa ia mengatur manusia bukan mesin.

Manusia pada dasarnya memiliki harkat dan martabat yang sama, karena itu sang pemimpin tetap berusaha menghormati dan memperhitungkan pendapat serta saran dari orang lain. Pemimpin ini akan menghindari hal-hal yang dirasakan tidak sejalan dengan martabat manusia sebagai bawahannya.

Bawahan mereka perlakukan sebagai rekan kerja, bahkan bawahan terendah pun ia hormati sebagai subjek yang berhak mempunyai harga diri dan memiliki pendapat sendiri

(20)

c. Gaya Leissez Faire

Pemimpin dengan gaya leissez faire tidak banyak turun tangan dan campur tangan, pemimpin membiarkan bawahan bertindak sesuka hati, ia tidak mengarahkan, tidak membimbing dan tidak memberikan pedoman pelaksanaan. Bawahan boleh berprakarsa, boleh memulai untuk melakukan apa saja selama tidak mengganggu hak orang lain dan tidak mengganggu ketertiban umum.

2.4.Motivasi

2.4.1. Pengertian Motivasi dan Motivasi Kerja

Menurut Sudarwan Danim (2004:2) dalam buku Motivasi, Kepemimpinan dan Efektifitas Kelompok mendefinisikan motivasi dan motivasi kerja adalah sebagai berikut :

Motivasi adalah kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme psikologi yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk mencapai prestasi tertentu sesuai apa yang dikendaki, sedangkan motivasi kerja adalah prakondisi bagi individu untuk berperilaku di dalam pekerjaan yang dia tekuni.

Sedangkan menurut John Adair (2008:1) dalam buku Kepemimpinan yang Memotivasi menjelaskan motivasi adalah sebagai berikut :

Motivasi meliputi semua alasan yang melandasi cara seseoran bertindak, seseorang menjadi terinspirasi atau menjadi antusias karena akan diberi insentif tetapi ada juga dasar untuk melakukan sesuatu karena takut mendapat hukuman.

(21)

Motivasi kerja adalah suatu dorongan jiwa yang membuat seseorang tergerak untuk melakukan tindakan yang produktif, baik yang berorientasi kerja untuk menghasilkan uang maupun yang tidak.

2.4.2. Teori Motivasi

Menurut Sadili Samsudin (2006:283) banyak ahli yang mengemukakan teori-teori tentang motivasi, namun salah satu teori motivasi yang banyak mendapat sambutan positif dibidang manajemen organisasi adalah teori ”Hierarki Kebutuhan” yang dikemukakan oleh Abraham Maslow. Menurut Maslow setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan yang tersusun secara hierarki dari tingkat paling mendasar sampai tingkat paling tinggi. Setiap kali kebutuhan pada tingkatan paling mendasar terpenuhi maka akan muncul kebutuhan lain yang lebih tinggi.

Teori Maslow juga dikemukakan oleh John Adair (2008:47) yaitu Manusia adalah makhluk yang mempunyai keinginan dan jarang berada dalam keadaan puas sepenuhnya kecuali untuk waktu yang singkat, setelah memuaskan satu keinginan, keinginan lain muncul untuk menggantikan yang sebelumnya.

Ketika keinginan kedua ini suda terpuaskan, timbul lagi keinginan berikutnya dan seterusnya. Merupakan ciri kas manusia bahwa ia praktis mendambakan sesuatu selama hidupnya.

(22)

2.4.3. Tipe Motivasi

Menurut Sudarwan Danim (2004:15-16) beberapa motivasi yang mempengaruhi manusia untuk bekerja dengan baik atau mungkin menjauhi pekerjaan tersebut antara lain:

i. Motivasi positif

Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu. Motivasi positif merupakan usaha membangkitkan semangat dimana hal itu diarahkan pada usaha mempengaruhi orang lain agar dia bekerja secara baik dengan cara memberikan keuntungan tertentu kepadanya.

Jenis motivasi positif antara lain : memberikan imbalan yang menarik, kedudukan atau jabatan, perhatian atasan terhadap bawahan, pemberian kesempatan untuk berkembang dan lain-lain.

Fisiologis Keamanan

Sosial Penghargaan

Aktualisasi diri

Gambar 2.1 Model piramida Kebutuhan Manusia Maslow (John Adair, 2008:26)

(23)

ii. Motivasi Negatif

Motivasi negatif biasanya bersumber dari rasa takut, misalnya jika tidak bekerja dengan baik maka akan dikeluarkan, jika tidak bekerja dengan baik maka gaji akan dipotong dan lain-lain. Motivasi negatif yang berlebihan akan membuat organisasi sulit untuk mencapai tujuan karena membuat karyawan menjadi tidak kreatif dan terbatas ruang geraknya.

iii. Motivasi dari Dalam

Motivasi dari dalam timbul dari dalam diri individu, karena memang individu tersebut mempunyai kesadaran untuk berbuat. Karywan yang mempunyai motivasi dari dalam akan merasa ikhlas dalam melaksanakan pekerjaan. Ada atau tidak ada pimpinan di tempat kerja dia akan tetap bekerja sesuai dengan target dan tanggung jawabnya.

iv. Motivasi dari Luar

Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat adanya pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu sendiri.

Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan dan hukuman (motivasi positif dan motivasi negatif).

2.4.4. Faktor Motivasi Kerja

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi kerja seorang karyawan adalah atasan, kolega, sarana fisik perusahaan, kebijaksanaan, peraturan, imbalan jasa uang dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan pekerjaan. (Sadili Samsudin, 2006:282)

(24)

Sedangkan menurut Sudarwan Danim (2004:30) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang adalah:

1. Gaya kepemimpinan

Kepemimpinan dengan gaya otoriter ada yang membuat pekerja menjadi tertekan namun ada beberapa individu yang harus didekati secara otoriter.

2. Sikap individu

Ada individu yang statis dan ada individu yang dinamis, ada individu yang bermotivasi tinggi dan ada individu yang bermotivasi rendah.

3. Situasi kerja

Lingkungan kerja, jarak tempuh dan fasilitas yang tersedia mempengaruhi tinggi dan rendahnya motivasi karyawan

Menurut pendapat Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel yang dikutip dari Sinar Harapan (www.sinarharapan.com) Motivasi kerja tidak hanya didasarkan pada nilai uang yang diperoleh (monetary value). Ketika kebutuhan dasar (to live) seseorang terpenuhi, maka dia akan membutuhkan hal-hal yang memuaskan jiwanya (to love) seperti kepuasan kerja, penghargaan dan respek dari pimpinan, suasana kerja, dan hal-hal yang memuaskan hasratnya untuk berkembang (to learn), yaitu kesempatan untuk belajar dan mengembangkan dirinya. Sehingga akhirnya orang bekerja atau melakukan sesuatu karena nilai, ingin memiliki hidup yang bermakna dan dapat mewariskan sesuatu kepada yang dicintainya (to leave a legacy).

(25)

2.4.5. Hubungan Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

Seorang pemimpin mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu organisasi. Adanya tekat yang kuat dan kemampuan para pemimpin untuk mengatur dan memotivasi individu yang ada dalam suatu organisasi akan mempermudah organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Penerapan sistem kepemimpinan yang baik akan mempengaruhi hasil kerja seorang karyawan. Kepemimpinan yang efektif sangat diperlukan dalam rangka mempengaruhi perilaku bawahan agar mereka mau bekerjasama dan mengikuti perintah dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan, sehingga akan mendukung tercapainya target pekerjaan dalam waktu yang telah ditetapkan.

Dikarenakan tidak ada gaya kepemimpinan yang cocok untuk segala situasi maka, gaya kepemimpinan yang efektif dari perusahaan harus menyesuaikan dengan situasi yang dihadapi. Pengertian situasi mencakup kemampuan bawahan, tuntutan pekerjaan, dan tujuan organisasi. Gaya yang demikian yang sangat baik untuk diterapkan agar karyawan merasa nyaman dan motivasi kerja meningkat.

Dalam kaitannya dengan kepemimpinan untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan, maka tidak terlepas dari tipe atau gaya kepemimpinan seseorang, gaya kepemimpinan tersebut adalah pola perilaku yang ditampilkan seorang pemimpin pada saat pemimpin tersebut berusaha untuk mempengaruhi orang yang dipimpinnya.

(26)

Kepemimpinan merupakan suatu proses dimana seseorang berusaha mempengaruhi orang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepemimpinan yang efektif sangat diperlukan untuk mempengaruhi bawahannya sehingga bawahan termotivasi untuk bekerja dengan penuh semangat, apabila karyawan sudah mempunyai motivasi untuk bekerja dengan baik, maka tujuan organisasi akan lebih mudah untuk dicapai.

Pemimpin yang baik dalam memotivasi karyawan juga harus mengerti kebutuhan karyawan, tidak hanya menuntut karyawan untuk mengikuti apa yang diperintahkan.

Menurut Sudarwan Danim (2004:68), beberapa keinginan bawahan yang diharapkan dari para pemimpinnya untuk dapat meningkatkan motivasi adalah adalah sebagai berikut :

1. Pemimpin mempunyai tujuan yang jelas dan konsisten serta dimengerti oleh bawahannya, bukan pemimpin yang selalu mengikuti arah angin yang akan membingungkan bawahannya.

2. Bawahan menginginkan pemimpin membuat rencana yang baik dan dapat dijangkau, bukan rencana yang muluk-muluk yang bersifat khayalan, mimpi atau mengharapkan wangsit.

3. Bawahan menginginkan pemimpin secara terus menerus menginformasikan kemajuan perusahaan.

4. Bawahan menginginkan pemimpin memperlakukan mereka sebagai manusia bukan sebagai robot.

(27)

5. Bawahan menginginkan pemimpin mampu memimpin secara arif dan bijaksana.

Seorang bawahan yang memiliki motivasi tinggi tidak perlu diawasi atau diatur lagi pekerjaannya, mereka akan bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, mereka menganggap pekerjaan adalah aktivitas yang menyenangkan bukan suatu keharusan untuk dikerjakan. Mereka akan selalu berfikir positif terhadap setiap masalah yang dihadapi, mereka akan datang tepat waktu, disiplin dan taat pada aturan, akan tetapi sebaliknya ciri–ciri yang menunjukkan bahwa motivasi seorang karyawan turun diantaranya mereka akan mengurangi waktu kerja dengan datang terlambat atau pulang lebih awal, bekerja dengan lamban, bersikap pasif dan tidak peduli, serta sering melakukan kesalahan.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seseorang dalam bekerja tergantung dari peran seorang pemimpin untuk dapat memotivasi dan mengarahkan bawahannya serta membina hubungan baik dengan para bawahan agar dapat bekerja dengan baik sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

(28)

Gambar

Gambar 2.1 Model piramida Kebutuhan Manusia Maslow  (John Adair, 2008:26)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, menunjukkan bahwa penggunaan Media video tutorial dapat meningkatkan keterampilan dasar siswa saat melakukan Eksperimen dari

Pemerintah Kota Bandung yang telah memberi fasilitas dan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti program pendidikan Pasca Sarjana di Program Studi Pembangunan Institut

Penerapan metode klasifikasi support vector machine dalam sistem deteksi intrusi yang telah dibangun dapat membantu analis dalam pembentukan profile , skenario

Dengan demikian permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “bagaimana sebenarnya struktur pasar jasa penyelenggaraan akses internet di Indonesia dan

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji bagi Allah, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi dengan

Hasil perhitungan kadar ALP secara statistik menunjukkan adanya pengaruh penggunaan deksametason terhadap tikus jika dibandingkan dengan kelompok tikus kontrol.. Hal ini

Sedangkan harga emas, inflasi, GDP, BI Rate , kurs Dollar, dan kurs Euro tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham sektor perdagangan, jasa, dan investasi

[r]