• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Anggrek Shopping Hotel Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Anggrek Shopping Hotel Bandung"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1.1.1 Profil Anggrek Shopping Hotel Bandung

Anggrek Shopping Hotel pada mulanya merupakan sebuah hotel kecil yang bernama Anggrek Golden yang memiliki fasilitas kamar berjumlah 70 kamar. Pada bulan Februari 2009 Hotel Anggrek Golden diambil alih oleh Toserba Yogya dan dilakukan pembaharuan di segala bidang termasuk di sisi manajemen operasionalnya.

Setelah dilakukan pemugaran (recovery image), Hotel Anggrek Golden berganti nama menjadi Anggrek Shopping Hotel dan diresmikan pada tanggal 9 September 2009 oleh Bapak Boedi Siswanto Basuki selaku Presiden Komisaris PT. Akur Pratama yang merupakan badan usaha dari Toserba Yogya. Hasil perwujudan dari recovery image tersebut menghasilkan konsep hotel minimalis modern, sebagai realisasi sebuah tekad yang kuat dalam upaya meningkatkan apresiasi budaya Indonesia, di tengah nuansa perhotelan yang semakin serba modern. Tekad ini dimiliki oleh perusahaan pemilik hotel ini, yaitu PT. Akur Pratama, dengan motto “Your Lovely Place To Relax In The Heart Of Bandung”

membangun sebuah hotel yang mengusung tagline “Shopping Hotel” sebagai ciri khas hotel dari hasil recovery tersebut.

Pemilihan nama Anggrek Shopping Hotel bukan tanpa alasan, tagline

“Shopping Hotel” diambil karena tersedianya akses langsung dari hotel ke Riau Junction yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan terkemuka di kota Bandung. Dengan tersedianya akses tersebut maka akan semakin mempermudah tamu dalam hal memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari, karena di Riau Junction tersedia berbagai macam barang mulai dari swalayan yang menyediakan berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari hingga fashion area yang menyediakan berbagai macam baju dan celana serta aksesoris dari berbagai merk.

Hotel berbintang dua (namun memiliki standar kualitas bintang empat)

yang terletak di pusat keramaian kota Bandung yaitu di Jalan LL. RE. Martadinata

(2)

2

No. 15 (Jalan Riau) ini dikelilingi oleh pusat perbelanjaan, beberapa Factory Outlet dan distro yang digemari kaum muda. Selain itu, letaknya yang berdekatan dengan Jalan Ir. H. Djuanda (Dago) menjadi daya tarik lebih bagi para wisatawan baik domestik maupun mancanegara.

Walaupun dikategorikan sebagai hotel bintang dua tetapi Anggrek Shopping Hotel memiliki kelebihan tersendiri dibanding hotel bintang dua lainnya, yaitu dengan menyediakan fasilitas kamar yang cukup lengkap, seperti layar TV LCD dengan 56 international channel, safety deposit box, internet access by wire, hot and cold shower dan beberapa fasilitas lain yang sekelas dengan fasilitas kamar yang dimiliki hotel berkategori bintang empat. Anggrek Shopping Hotel juga memberikan fasilitas yang tidak diberikan oleh semua hotel, yaitu fasilitas free pick up stasiun dan bandara apabila tamu tidak membawa kendaraan sendiri.

Anggrek Shopping Hotel berusaha menghadirkan pelayanan dengan mengutamakan kenyamanan tamu. Pengurangan jumlah kamar pun dilakukan oleh Anggrek Shopping Hotel untuk memberikan kenyamanan pada tamu yang menginap, dari yang sebelumnya memiliki 70 kamar berkurang menjadi 41 kamar dengan memperbesar luas dari kamar-kamar tersebut. Selain itu, hotel ini menambahkan restaurant dan lounge yang diberi nama L2 Restaurant dan Purple Lounge yang ditujukan untuk kemudahan tamu yang hendak makan atau sekedar bertemu dengan klien.

Fasilitas dan layanan lain yang disediakan oleh Anggrek Shopping Hotel adalah coffee box, meeting room, free WiFi di restaurant & Lobby, room service, laundry service, concierge service, 24 hours in room dining, dan direct access to Riau Junction shopping centre.

Anggrek Shopping Hotel merupakan pencerminan terhadap konsep minimalis modern namun bercitarasa tinggi. Menjadikan pilihan hotel yang tepat bagi para wisatawan domestik dan mancanegara yang berlibur ke Bandung, baik untuk pribadi, keluarga dan rombongan perusahaan-perusahaan di Indonesia.

Anggrek Shopping Hotel memiliki tingkat hunian kamar (occupancy rate)

yang cukup tinggi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 berikut ini:

(3)

3

Tabel 1.1

Occupancy Rate Anggrek Shopping Hotel Tahun 2012-2014

Tahun Occupancy (%) Target Realisasi 2012 81.00% 93.15%

2013 95.12% 89.38%

2014 89.38% 74.29%

Sumber: FO Department Anggrek Shopping Hotel, 2015

Pada tabel 1.1 dapat terlihat bahwa occupancy rate Anggrek Shopping Hotel tahun 2012-2014 selalu menurun dan tidak mencapai target. Hanya pada tahun 2012 Anggrek Shopping Hotel dapat melebihi target occupancy yang ditentukan dengan persentase pencapaian sebesar 115%. Di tahun 2013, occupancy rate Anggrek Shopping Hotel menurun dari 93.15% menjadi 89.38%

dan tidak memenuhi target. Dan di tahun 2014, occupancy rate Anggrek Shopping Hotel hanya mencapai 74.29% dari target 89.38% dengan persentase pencapaian sebesar 83.12%.

Berdasarkan data tersebut, maka penulis memilih Anggrek Shopping Hotel untuk dijadikan objek penelitian.

1.1.2 Visi dan Misi A. Visi

“Your Lovely Place To Relax In The Heart Of Bandung”

Kami menjanjikan kenyaman hotel baru dan kebersihan setiap sudut hotel dengan pelayanan housekeeping 24 jam. Sehingga tamu akan merasa layaknya di rumah ketika melepas lelah usai beraktivitas.

B. Misi

Adapun misi Anggrek Shopping Hotel, yaitu:

1) Mewujudkan ‘Excellent Service’ dengan Personal Service kepada

seluruh tamu Anggrek Shopping Hotel.

(4)

4

2) Memenuhi keinginan tamu sebagai bentuk kenyamanan dan kepuasan menginap di Anggrek Shopping Hotel.

1.1.3 Logo

Berbeda dengan hotel sebelumnya, Anggrek Shopping Hotel yang lebih berkonsep dan berkelas ini pun memiliki arti dalam logo yang merupakan siluet dari bunga anggrek :

Gambar 1.1 Logo Perusahaan

Sumber: Anggrek Shopping Hotel, 2015

(5)

5

1.1.4 Struktur Organisasi

Gambar 1.2

Struktur Organisasi Anggrek Shopping Hotel

Sumber: Internal Anggrek Shopping Hotel, 2015

Accounting Finance Purchasing Front Office

Manager

Sales &

Marketing

GSA &

Concierge

Executive House Keeper

Order Taker

Room Attendant

Food & Beverage Manager

Waiter/Waitress

Executive Chef Chief

Engineer

Asst. Chief Engineer

Engineer General

Manager

Executive Secretary

(6)

6

1.2 Latar Belakang Penelitian

Pada dasarnya, pariwisata merupakan sektor industri yang selalu berkembang pesat. Di Indonesia sendiri, sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang mampu memberikan devisa bagi negara.

Menurut www.swa.co.id, sektor perjalanan dan pariwisata Indonesia mengalami peningkatan dalam kontribusinya terhadap perekonomian sebesar 8,4% di tahun 2013. Pertumbuhan yang dialami ini merupakan yang terbesar di antara negara-negara anggota G20 berdasarkan hasil riset World Travel &

Tourism Council (WTTC), otoritas global dalam industri perjalanan dan pariwisata.

Kota Bandung adalah salah satu kota tujuan pariwisata di Indonesia.

Banyaknya kuliner dan wisata belanja menjadi alasan wisatawan datang ke Bandung. Selain itu, keindahan alamnya merupakan daya pikat tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Bandung.

Jumlah wisatawan yang datang ke Bandung selalu meningkat tiap tahunnya, kecuali pada tahun 2012 yang mengalami penurunan. Hal ini dapat dilihat pada jumlah kedatangan wisatawan ke Bandung tahun 2011-2013 pada tabel 1.2:

Tabel 1.2

Jumlah Wisatawan di Kota Bandung Tahun 2010-2013

Tahun Wisatawan

Mancanegara Domestik Jumlah

2010 180.603 3.024.666 3.205.269

2011 194.062 3.882.010 4.070.072

2012 158.848 3.354.857 3.513.705

2013 170.982 3.726.447 3.897.429

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2015

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan yang datang ke

Bandung mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun, kecuali tahun 2012. Pada

tahun 2011 jumlah wisatawan secara keseluruhan mengalami kenaikan sebesar

(7)

7

26,98% dari 3.205.269 wisatawan menjadi 4.070.072 wisatawan. Sedangkan tahun 2012 mengalami penuruna sebesar 13,67%. Tahun 2013 naik lagi sebesar 10,92% menjadi 3.897.429 wisatawan.

Sektor pariwisata tidak dapat terlepas dari industri perhotelan. Hotel merupakan salah satu penunjang sektor pariwisata yang sangat penting.

Wisatawan membutuhkan hotel untuk tempat beristirahat setelah berjalan-jalan.

Kota Bandung sebagai pusat pariwisata memiliki hotel yang cukup banyak untuk kepentingan wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Industri perhotelan di Kota Bandung pun menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

Hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya jumlah hotel dari tahun ke tahun, seperti ditunjukkan pada tabel 1.3 di bawah ini:

Tabel 1.3

Jumlah Hotel Berbintang di Kota Bandung Tahun 2010-2013

Klasifikasi

Hotel 2010* 2011 2012 2013

Hotel Bintang 5 6 9 9 9

Hotel Bintang 4 18 24 25 26

Hotel Bintang 3 28 29 30 35

Hotel Bintang 2 16 22 25 25

Hotel Bintang 1 8 10 10 9

Jumlah 76 94 99 104

*Berdasarkan data tahun 2009. Data tahun 2010 tidak tersedia.

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung, 2015

Pada tabel 1.3 terlihat bahwa jumlah hotel berbintang di Kota Bandung mengalami pertumbuhan tiap tahunnya. Pada tahun 2011, jumlah hotel berbintang bertambah sebanyak 18 hotel dari tahun 2010*. Sedangkan di tahun 2012 dan 2013 mengalami kenaikan sebanyak 5 hotel setiap tahunnya. Dengan terus tumbuh dan berkembangnya usaha perhotelan di Kota Bandung tersebut, maka akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat di industri perhotelan.

Salah satu hotel di Kota Bandung, yaitu Anggrek Shopping Hotel. Hotel

bintang dua ini terletak di dekat pusat perbelanjaan dan kuliner. Agar dapat

bersaing dengan hotel-hotel lain di sekitarnya, Anggrek Shopping Hotel harus

(8)

8

memperhatikan kepuasan tamu. Dan kepuasan tamu sangat berkaitan dengan pelayanan yang diberikan. Oleh karena itu, Anggrek Shopping Hotel harus meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada tamu agar tamu merasa puas dan akan kembali ke Anggrek Shopping Hotel untuk menginap.

Pelayanan yang prima akan tercipta jika karyawan memberikan kinerjanya yang optimal, bersungguh-sungguh dalam memberikan pelayanan demi kepuasan tamu. Kinerja karyawan yang dihasilkan bukan hanya sekedar baik tetapi juga harus luar biasa atau excellent, karenanya dalam bidang jasa terutama perhotelan dikenal dengan program service excellent atau memberikan pelayanan yang sangat baik dan memuaskan kepada tamu.

Anggrek Shopping Hotel sebagai hotel harus bisa memberikan pelayanan yang prima kepada para tamunya, dengan mengandalkan seluruh sumber daya yang ada diharapkan pelayanan yang prima dapat diterima dengan baik oleh para tamu.

Untuk itu, manajemen hotel harus memperhatikan kinerja dari masing-masing karyawan.

Kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009:67). Kinerja dalam lingkup industri jasa perhotelan erat kaitannya dengan pelayanan yang berhubungan langsung dengan konsumen. Oleh karena itu, dalam dunia kerja sangat diperlukan profesionalitas untuk menghasilkan kinerja karyawan yang unggul.

Guna tetap menjaga dan mengevaluasi kinerja setiap karyawannya maka dilakukanlah penilaian kinerja karyawan yang dilakukan setiap enam bulan sekali di Anggrek Shopping Hotel. Lembar penilaian kinerja karyawan ini diisi oleh karyawan itu sendiri dan masing-masing department head guna menilai kinerja karyawannya masing-masing. Hasil penilaian ini akan didiskusikan terlebih dahulu dengan karyawan yang bersangkutan agar penilaian tersebut menjadi transparan, dan dimaksudkan untuk menjadi perhatian pada hal-hal yang mungkin perlu dipertahankan atau ditingkatkan dalam kinerjanya sehari-hari.

Data yang didapatkan menunjukkan nilai pencapaian kinerja karyawan pada

tahun 2013 dan 2014 yang telah diakumulasikan berdasarkan masing-masing

departemen untuk memudahkan dalam penghitungan rata-rata kinerja karyawan di

(9)

9

Anggrek Shopping Hotel Bandung. Dari hasil penilaian kinerja karyawan tersebut didapatkan data pada tabel 1.4 berikut ini:

Tabel 1.4

Penilaian Kinerja Karyawan pada Bagian Operasional

No. Departemen

2013 2014

Target Semester

1

Semester 2

Semester 1

Semester 2

1 Front Office 8.00 7.00 8.00 7.00 9.10-10

2 Food & Beverage 8.60 8.75 8.40 8.00 9.10-10

3 Housekeeping 8.44 8.00 8.64 8.64 9.10-10

4 Food Production

(Kitchen) 8.00 9.00 8.00 9.00 9.10-10

5 Engineering 8.50 8.40 8.50 8.40 9.10-10

Rata-rata 8.31 8.23 8.31 8.21 9.10-10 Sumber: Internal Anggrek Shopping Hotel, 2015

Keterangan:

Luar biasa (excellent) : 9.10-10 Di bawah standar : 4.10-5.99 Di atas standar : 8.00-9.09 Sangat tidak memuaskan : 0.00-4.09

Standar : 6.00-7.99

Tabel 1.4 menunjukkan bahwa semua departemen bagian operasional mengalami kinerja yang berfluktuatif. Namun, tidak ada satu pun departemen yang mencapai target yang diharapkan, yaitu kinerja yang luar biasa (excellent) dengan nilai antara 9.10-10.

Kinerja departemen Front Office (FO) menurun pada tahun 2013 dan 2014 semester kedua yaitu sebesar 12.5% dari 8 menjadi 7, nilainya pun selalu di bawah rata-rata kinerja dari lima departemen. Kinerja departemen Food &

Beverage (F&B) meningkat pada tahun 2013 semester kedua dari 8.6 menjadi 8.75 tetapi mengalami penurunan pada tahun 2014 semester satu sebesar 4% dan menurun lagi di semester kedua menjadi 8 yang menjadikan kinerja departemen F&B di bawah rata-rata.

Kinerja departemen Housekeeping (HK) mengalami penurunan sebesar 5.21%

pada tahun 2013 semester kedua dan mengalami peningkatan pada tahun 2014

semester pertama sebesar 8%. Pada penilaian selanjutnya, kinerja departemen HK

(10)

10

tetap sama, yaitu 8.64. Kinerja departemen HK di bawah rata-rata hanya pada tahun 2013 semester kedua. Kinerja departemen Food Production (Kitchen) mengalami kenaikan pada tahun 2013 dan 2014 semester kedua dari 8 menjadi 9.

Penurunan kinerja terjadi hanya pada tahun 2014 semester pertama menjadi 8.

Kinerja departemen Kitchen di bawah rata-rata pada tahun 2013 dan 2014 semester pertama. Kinerja departemen Engineering menurun pada tahun 2013 dan 2014 semester kedua dari 8.5 menjadi 8.4. Namun, hanya departemen ini yang kinerjanya tidak berada di bawah nilai rata-rata selama tahun 2013-2014.

Secara keseluruhan, walaupun rata-rata kinerja departemen front office, food

& beverage, housekeeping, kitchen dan engineering mencapai nilai 8.21-8.31 yang dapat dikategorikan di atas standar tetapi belum memenuhi salah satu misi Anggrek Shopping Hotel, yaitu mewujudkan excellent service dalam kegiatan kerjanya.

Kualitas perusahaan amat bergantung pada mutu sumber daya manusia perusahaan tersebut. Perusahaan harus mempekerjakan karyawan yang kompeten dan bermotivasi. Kebutuhan ini dirasa semakin kuat ketika perusahaan bergulat dengan tantangan-tantangan yang dihadirkan oleh ekonomi yang semakin mengglobal, bergerak cepat dan sangat dinamis. Agar mampu bersaing dan berkembang dengan pesat, banyak perusahaan memasukkan pendidikan karyawan, pelatihan dan pengembangan sebagai bagian strategi utama perusahaan. Manajer SDM dalam perusahaan besar menempatkan pelatihan dan pengembangan sebagai wilayah fungsional yang paling penting yang selanjutnya disusul rekrutmen dan seleksi, produktivitas dan kualitas, rencana suksesi, kepuasan kerja karyawan, kompensasi, globalisasi, dan diversitas (keragaman) (Kaswan, 2011: 1).

Dengan semakin banyaknya jumlah hotel di Kota Bandung maka persaingan di industri perhotelan pun semakin meningkat. Hotel-hotel bersaing untuk memberikan pelayanan yang terbaik (excellent) serta kenyamanan dan keamanan.

Pelayanan yang prima (excellent) bertujuan untuk membuat para tamu merasa puas serta percaya untuk datang dan menginap kembali di hotel tersebut.

Untuk dapat bersaing dengan para kompetitor, hotel memerlukan sumber daya

manusia yang mempunyai kinerja yang baik dalam menjalankan kegiatan

(11)

11

operasional hotel. Hotel yang ingin tetap eksis dan tidak tersingkir dari persaingan tidak akan mengabaikan peningkatan sumber daya manusianya, karena sumber daya manusia merupakan salah satu asset penting yang membantu perusahaan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Asumsinya, semakin terampil seseorang atau semakin ahli orang dalam pekerjaan tertentu, maka akan semakin mendorong penampilan kerja yang baik dan unggul (Sudarmanto, 2009:32). Kinerja karyawan yang baik dapat membantu perusahan mencapai tujuannya, salah satunya adalah kepuasaan pelanggan. Oleh karena itu, pihak manajemen hotel perlu meningkatkan kinerja karyawan melalui pelatihan.

Pelatihan bagi karyawan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar (Mangkuprawira dalam Yani, 2012:82).

Pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki maupun meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengembangkan sikap karyawan sehingga karyawan dapat melaksanakan pekerjaannya lebih efektif dan efisien. Kendati tidak dapat memecahkan semua masalah kinerja yang efektif, program pelatihan yang sehat mampu meminimalkan masalah ini (Simamora dalam Hartatik, 2014:89).

Data yang didapatkan menunjukkan bahwa jumlah pelatihan di Anggrek Shopping Hotel Bandung pada tahun 2014 semester satu dan dua tidak memenuhi target. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 1.5 berikut:

Tabel 1.5

Jumlah Pelatihan pada Bagian Operasional Tahun 2014

Semester 1 Semester 2 Target Realisasi Target Realisasi

22 14 22 9

Sumber: Internal Anggrek Shopping Hotel, 2015

Tabel 1.5 menunjukkan bahwa jumlah pelatihan yang dilaksanakan pada

bagian operasional Anggrek Shopping Hotel Bandung tahun 2014 semester satu

(12)

12

hanya berjumlah 14 pelatihan. Sedangkan pada semester dua, jumlah pelatihan yang dilaksanakan mengalami penurunan menjadi 9 pelatihan. Dan dari tabel 1.5 tersebut terlihat bahwa jumlah pelatihan yang dilaksanakan pada bagian operasional di Anggrek Shopping Hotel Bandung tahun 2014 tidak memenuhi target, baik pada semester satu maupun semester dua.

Berdasarkan wawancara dengan beberapa department head bagian operasional, pelatihan di Anggrek Shopping Hotel Bandung hanya diadakan secara informal. Informal yang dimaksud adalah dengan metode on the job training. Karyawan baru hanya dilatih oleh senior atau department head dengan mengamati secara langsung bagaimana suatu pekerjaan dilakukan. Setelah mengamati, barulah mereka melakukan pekerjaan itu sendiri. Di departemen Engineering, karyawan baru langsung praktek kerja dengan arahan dari senior atau department head. Sedangkan untuk karyawan lama, pelatihan hanya dalam bentuk pengulangan saja. Setiap satu atau dua bulan sekali diadakan briefing khusus untuk membicarakan kendala yang dihadapi apa saja, perlu ada pengulangan materi atau tidak. Jika ada karyawan yang lupa, mereka hanya diingatkan kembali bagaimana cara-cara mengerjakan pekerjaan tersebut oleh department head.

Singkatnya waktu pelatihan yang diberikan kepada karyawan dalam penguasaan materi dikhawatirkan tidak dapat memberikan kontribusi kepada karyawan dan perusahaan karena tidak dikerjakan secara maksimal yang dapat menghambat tujuan dari pelaksanaan pelatihan tersebut. Karena pelaksanaan pelatihan pun tidak dilaksanakan secara rutin. Rata-rata di setiap departemen, pelatihan hanya dilaksanakan sekitar 1-2 bulan sekali dengan memanfaatkan waktu luang saja.

Berdasarkan hasil survey pra penelitian yang dilakukan penulis terhadap 10 karyawan bagian operasional mengenai pelatihan kerja di Anggrek Shopping Hotel, menunjukkan bahwa rata-rata persentase tanggapan responden terhadap pelatihan kerja berada pada angka 62.08%.

Posisi persentase tanggapan responden terhadap pelatihan dalam garis

kontinum dapat dilihat pada gambar 1.3 berikut:

(13)

13

Gambar 1.3

Posisi Persentase Pelatihan dalam Garis Kontinum

25% 43.75% 62.5% 81.25% 100%

Sangat Rendah Rendah Tinggi Sangat Tinggi

Sumber: Data olahan penulis, 2015

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa pelatihan di Anggrek Shopping Hotel bagian operasional termasuk dalam kategori rendah, yaitu berada dalam range 43.75%- 62.5% pada garis kontinum. Ini dikarenakan tujuan dan sasaran pelatihan belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan peserta pelatihan dan tujuan perusahaan, tidak semua pelatih memiliki keahlian di bidangnya, materi dan metode pelatihan belum sesuai dan tepat serta tidak semua peserta pelatihan memenuhi persyaratan yang ditentukan. Hal ini perlu diperhatikan oleh pihak manajemen Anggrek Shopping Hotel agar menyusun program pelatihan lebih baik lagi karena 10 karyawan tersebut menyebutkan bahwa pelatihan sangat penting bagi mereka.

Menurut penelitian Sultana et al. (2012), pelatihan adalah elemen kunci untuk meningkatkan kinerja. Hal ini membantu untuk menyelesaikan kesenjangan antara apa yang harus terjadi dengan apa yang terjadi – antara target yang diinginkan dan tingkat aktual kinerja. Berdasarkan penelitian Aruan (2013), terdapat pengaruh yang signifikan antara pelatihan terhadap kinerja karyawan PT Sucofindo (Persero) Surabaya sebesar 23.72%.

Data menunjukkan bahwa realisasi kinerja karyawan mayoritas di atas standar (8.00-9.09). Artinya, karyawan belum dapat menghasilkan kinerja yang luar biasa (excellent) yang seharusnya menjadi target perusahaan. Selain itu, pelatihan yang diharapkan dapat meningkatkan kinerja, berdasarkan data diperoleh bahwa jumlah realisasi pelatihan mengalami penurunan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Karyawan Anggrek Shopping Hotel Bandung”.

62.08%

(14)

14

1.3 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pelatihan kerja di Anggrek Shopping Hotel Bandung?

2. Bagaimana kinerja karyawan di Anggrek Shopping Hotel Bandung?

3. Bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan di Anggrek Shopping Hotel Bandung?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pelatihan kerja di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

2. Mengetahui bagaimana kinerja karyawan di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

3. Mengetahui bagaimana pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan di Anggrek Shopping Hotel Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bidang SDM, khususnya yang terkait dengan pelatihan dan kinerja karyawan.

Selain itu, dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Kegunaan Praktis

Hasil penelitian mengenai pelatihan terhadap kinerja karyawan Anggrek

Shopping Hotel Bandung ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan

bagi perusahaan untuk meningkatkan dan menyusun strategi perusahaan di

masa yang akan datang.

(15)

15

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab I berisi mengenai tinjauan objek studi, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dari penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab II berisi teori-teori yang mendukung penelitian ini, literatur yang digunakan, serta kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab III berisi mengenai tahapan penelitian, jenis penelitian, operasionalisasi variabel, skala pengukuran, jenis dan teknik pengumpulan data, teknik sampling, uji validitas dan reliabilitas, analisis data yang digunakan dalam penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV berisi mengenai hasil dan pembahasan mengenai analisis data, pengolahan data dan pembahasan atas hasil pengolahan data.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab V berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisis penelitian yang

telah dilakukan, saran yang diberikan pada perusahaan dan saran bagi

penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar 1.3 menunjukkan bahwa pelatihan di Anggrek Shopping Hotel bagian  operasional  termasuk  dalam  kategori  rendah,  yaitu  berada  dalam  range   43.75%-62.5%  pada  garis  kontinum

Referensi

Dokumen terkait

Sesudah mengalami asimilasi progresif total, bunyi-bunyi yang sama tersebut kembali mengalami perubahan bunyi, zeroisasi sinkope, pada salah satu bunyi dari dua

Flavonoida biasanya terdapat sebagai O-glikosida, pada senyawa tersebut satu gugus hidroksil flavonoida (atau lebih) terikat pada satu gula dengan ikatan hemiasetal yang tidak

Gambar 1.14 Diagram Persentase Persepsi Pelatih Terhadap SDM Berdasarkan diagram persentase persepsi pelatih di atas maka sumber daya manusia (SDM) yang ada di Akademi

dibantu perencana Comprehensive Planning Perencana dibantu aspirasi masyarakat Strategic Planning Stakeholders di- bantu perencana Participatory Planning Masyarakat

Persetujuan tertulis dibuat dalm bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir persetujuan tindakan kedokteran sebelum ditandatangani atau dibubuhkan cap ibu

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan aktivitas protokoler ini yaitu, koordinasi yang baik dengan semua pihak yang terlibat dalam menjalankan kegiatan

Cooper, (1982:38) latihan aerobik adalah kerja tubuh yang memerlukan oksigen untuk kelangsungan proses metabolisme energi selama latihan. Sehingga latihan aerobik

Terdapat implementasi pengelolaan fauna tetapi tidak mencakup kegiatan pengelolaan secara keseluruhan sesuai dengan ketentuan terhadap jenis-jenis yang