KAJIAN TENTANG DETERMINAN KEMISKINAN DI JAWA BARAT
Apip Supriadi
1, Gusti Tia Ardiani
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze the conditions of poverty in West Java and analyze the determinants of poverty level in West Java.
The method used is descriptive analysis and the data used are secondary data.
By using multiple regression analysis study concluded that the factors affecting poverty in West Java is the per capita income significantly while the effect is not significant labor.
Keywords :: Per Capita Income, Labor, Poverty
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi kemiskinan di Jawa Barat dan Menganalisis determinan tingkat kemiskinan di Jawa Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis dan data yang digunakan adalah data sekunder.
Dengan menggunakan analisis regresi berganda kesimpulan penelitian bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan di Jawa Barat adalah pendapatan perkapita signifikan sementara tenaga kerja pengaruhnya tidak signifikan .
Kata Kunci : :Pendapatan Perkapita, Tenaga Kerja, Kemiskinan
PENDAHULUAN Latar Belakang
Kemiskinan dapat diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan konsumsi dasar dan meningkatkan kebutuhan konsumsi dasar dan kualitas hidupnya. Kemiskinan merupakan suatu keadaan yang sering
1
Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
dihubungkan dengan kebutuhan, kesulitan dan kekurangan di berbagai keadaan hidup. Menurut Rintuh (2003),.
Ada dua macam ukuran kemiskinan
yaitu kemiskinan absolut dan
kemiskinan relatif. Kemiskinan
absolut adalah ketidakmampuan
Kajian Tentang Determinan Kemiskinan Di Jawa Barat
430
seseorang melampaui garis kemiskinan yang ditetapkan.
Sedangkan kemiskinan relatif berkaitan dengan perbedaan tingkat pendapatan suatu golongan dibandingkan dengan golongan lainnya.
Secara statistik kemiskinan di perkotaan tidak sebesar yang terjadi di pedesaan, akan tetapi fenomena ini bukan berarti masalah kemiskinan di perkotaan tidak perlu ditanggulangi.
Kehidupan kota tidak terlepas dengan para migran. Ketika kondisi ekonomi sudah tidak dapat memberikan harapan namun masih banyak migran yang berupaya untuk tetap hidup di kota dengan pekerjaan yang tidak layak dan penghasilan yang rendah. Inilah salah satu yang menyebabkan meningkatnya jumlah penduduk miskin di perkotaan.
Berdasarkan data dari BPS Jawa Barat, jumlah penduduk miskin tahun 2010 sebesar 4716 ribu jiwa.
Adapun penduduk miskin tertinggi berada di Kabupaten bogor yaitu 477 ribu jiwa atau 10,12 persen, dan terendah di Kota Banjar sebesar 14,80 ribu jiwa atau 0,31 persen.
Persentase penduduk miskin di Jawa Barat sebesar 10,93 persen, tertinggi ada di Kota Tasikmalaya, yaitu sebesar 20,71 persen, disusul oleh Kabupaten Cirebon sebesar 16,12
persen, terendah ada di Kota Depok 2,84 persen.
Garis kemiskinan di Jawa Barat tahun 2010 sebesar Rp.
230.445 per kapita per bulan.
Tertinggi ada di Kota Bekasi sebesar Rp. 332.849 per kapita/bulan dan terendah ada di Kota Banjar yaitu Rp.
193.305 per kapita per bulan.
Masih tingginya angka kemiskinan menunjukkan bahwa penanganan yang dilaksanakan pemerintah untuk masyarakat miskin belum mampu untuk menjangkaunya, sehingga untuk menanggulangi kemiskinan perlu dikaji faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Barat.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kondisi kemiskinan di Jawa Barat ?
2. Menganalisis determinan tingkat kemiskinan di Jawa Barat ? KERANGKA PEMIKIRAN
Kemiskinan di Pulau Jawa lebih
meluas bila dibandingkan dengan
pulaupulau lainnya di Indonesia.
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 1, Januari – Juni 2013 Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani
431 Sebagai alasan dapat dihubungkan
dengan penduduknya yang lebih padat dibandingkan dengan pulau- pulau lainnya. Pertumbuhan yang cepat menghendaki pemenuhan hidup yang meningkat pula. Tingkat pertumbuhan kesempatan kerja akan meningkat seiring dengan peningkatan pemenuhan kebutuhan hidup. Dalam keadaan terbatasnya lapangan pekerjaan, maka akan sulit bagi sebagian angkatan kerja untuk memperoleh pekerjaan. Keadaan ini menyebabkan meningkatnya tingkat pengangguran yang dapat menyebabkan kemiskinan.
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia yaitu sebesar 4716 ribu jiwa pada tahun 2010,. Daerah dengan kepadatan penduduk terbesar berada di dekat Jakarta serta Bandung yang merupakan ibukota provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Indonesia. Kepadatan penduduk ini disebabkan oleh meningkatnya migrasi penduduk yang umumnya tidak memiliki ketrampilan memadai sehingga mereka bekerja secara tidak layak dan memperoleh penghasilan yang rendah sehingga tidak mencukupi kebutuhan hidup di kota yang relatif lebih mahal dibandingkan di pedesaan. Keadaan
ini akan meningkatkan jumlah penduduk miskin.
OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian
Objek penelitian yang akan dianalisis adalah mengenai kemiskinan, pendapatan perkapita, dan jumlah tenaga kerja di Jawa Barat.
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis, yaitu metode yang menjelaskan penelitian dengan mendasarkan pada hasil data dilapangan dan hasil pengolahan data.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yaitu data yang bukan diusahakan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya diambil dari Badan Statistik, dokumen-dokumen perusahaan atau organisasi, surat kabar dan majalah, ataupun publikasi lainnya (Marzuki, 2005). Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data kemiskinan, data pendapatan, dan tenaga kerja, diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat.
Metode Analisis
Kajian Tentang Determinan Kemiskinan Di Jawa Barat
432
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model ekonometrika dengan model analisis regresi berganda. Model penelitian yang digunakan adalah :
K= k
0+ k
1Y
kap+ k
2TK + E
0dimana :
K : Jumlah penduduk Miskin di Jawa Barat
Y
kap: Pendapatan perkapita (miliar Rp) TK: Jumlah tenaga kerja di Jawa Barat (orang)
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Kemiskinan di Jawa Barat
Masalah kemiskinan merupakan masalah pembangunan
yang setiap tahun menjadi sorotan setiap pemerintah daerah, karena untuk mengukur tingkat keberhasilan pembangunan salah satu indikatornya adalah jumlah pengangguran yang terjadi di daerah tersebut. Semakin sedikit jumlah penduduk yang menganggur
mengindikasikan program pembangunan suatu daerah berhasil dan tepat sasaran, karena banyak dari penduduk yang memasuki pasar kerja atau dengan kata lain penduduk daerah tersebut bekerja dan mendapatkan penghasilan.
Sebagai gambaran jumlah
penduduk miskin di Jawa Barat
Tahun 2007 – 2012 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 1, Januari – Juni 2013 Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani
433 Gambar 1. Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Barat Tahun 2007 – 2012
Sumber : Jawa Barat Dalam Angka (beberapa terbitan), diolah
Perkembangan jumlah penduduk miskin di Jawa Barat dari tahun 2007 – 2012, kecenderungannya menurun.
Jumlah penduduk miskin di Jawa Barat Tahun 2007 sebesar 5.457.900 orang menjadi sebesar 4.393.684 orang pada Tahun 2012.
Sementara itu jumlah penduduk miskin di Jawa Barat Tahun 2012
berdasarkan Kabupaten/Kota dapat dilihat sebagai berikut, jumlah penduduk paling banyak terdapat di Kabupaten Bandung sebanyak 745.416 orang, Kabupaten Bogor sebanyak 607.749 orang, sementara jumlah penduduk miskin nya sedikit adalah terdapat di Kota Sukabumi, Kota Cimahi dan Kota Banjar.
2007 2008 2009 2010 2011 2012
5,457,900 5,249,600
4,852,520 4,716,000 4,540,179 4,393,684
1 2 3 4 5 6
Jumlah Penduduk Miskin di Jawa Barat Tahun 2007 - 2012
Kajian Tentang Determinan Kemiskinan Di Jawa Barat
434
607,749
257,078 386,684
745,416
263,801 218,015
134,926 100,347
146,127 118,003 124,674
174,355 211,564 141,255
252,306 306,843
198,313
71,456 3,432
101,153 (1,705)
104,099 47,433
12,572 56,787
9,355 (100,000)
- 100,000 200,000 300,000 400,000 500,000 600,000 700,000 800,000
Jumlah Penduduk Miskin Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2012
Gambar 2. Jumlah Penduduk Miskin Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2012 Sumber : Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012, diolah.
Apabila dilihat, sebenarnya jumlah penduduk miskin di Kabupaten/Kota di Jawa Barat adalah tidak merata, dimana di Kab/Kota yang merupakan daerah tujuan untuk
usaha/mencari pekerjaan, maka jumlah penduduk miskin lebih banyak dibandingkan dengan Kab/Kota yang bukan pusat pertumbuhan
Determinan Kemiskinan di Jawa Barat
Berbicara determinasi kemiskinan berdasarkan teori sangatlah banyak, baik dilihat dari sisi ekonomi maupun dari sisi non ekonomi. Khusus pada penelitian ini determinasi yang akan di analisis adalsh pendapatan perkapita dan jumlah tenaga kerja yang bekerja. Sebelum menganalisis lebih jauh, pembahasan determinasi ini akan diawali dengan penjelasan tentang pendapatan perkapita dan jumlah tenaga kerja yang bekerja di Jawa Barat, sebagai berikut:
Pendapatan perkapita diperoleh dari hasil bagi PDRB dengan penduduk pertengshan tahun. Pendapatan perkapita dapat juga dijadikan indicator pembangunan, dimana semakin tinggi pendapatan perkapita menunjukkan daya beli masyarakat semakin meningkat, artinya tingkat kesejahteraan masyarakatpun meningkat.
Gambaran pendapatan perkapita di
Jawa Barat dapat dijelaskan sebagai
beikut. Pendapatan perkapita Jawa Barat dari
Tahun 2007 sampai dengan tahun 2011,
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 1, Januari – Juni 2013 Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani
435 menunjukkan trend yang meningkat, kondisi ini
sejalan dengan semakin baiknya perekonomian di Jawa barat, yang ditunjang oleh peningkatan 9 sektor ekonomi yang menunjukkan dampak positif terhadap
perekonomian Jawa Barat. Akan tetapi memasuki Tahun 2012, pendapatan perkapitanya menunjukkan peningkatan yang relatif kecil dari Tahun 2011.
6,636,908.84
6,892,754.31
7,072,170.80
7,484,225.00
7,828,804.00 7,828,805.05
2007 2008 2009 2010 2011 2012
Pendapatan Perkapita Jawa Barat
Gambar 3. Pendapatan Perkapita Jawa Barat
Sumber : Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012 (beberapa terbitan), diolah
Selanjutnya, determinasi kemiskinan yang lainnya adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja, maksudnya adalah semakin banyak penduduk yang bekerja berarti penduduk tersebut memiliki pendapatan dan daya beli masyarakatpun meningkat. Dengan meningkatnya daya beli mengindikasikan
bahwa masyarakat mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehingga tingkat kesejahteraannyapun relatif meningkat.
Kondisi jumlah tenaga kerja yang
bekerja di Jawa Barat dapat digambarkan
sebagai berikut:
Kajian Tentang Determinan Kemiskinan Di Jawa Barat
436
Gambar 4 Jumlah Tenaga Kerja di Jawa Barat Tahun 2007 – 2012 Sumber : Jawa Barat Dalam Angka (beberapa terbitan), diolah
Jumlah tenaga kerja di Jawa Barat dari Tahun 2007 – 2012, perkembangannya fluktuatif. Dari Tahun 2007 ke Tahun 2008 jumlah tanaga kerja yang bekerja menurun, yaitu dari 14.801.844 orang menjadi 9.168.082 orang, memasuki Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2012 jumlah tenaga kerja yang bekerja di Jawa Barat menunjukkan trend yang meningkat. Hal
ini ditunjang semakin terbukanya kesempatan kerja disamping kualitas sumber daya manusia yang semakin meningkat, dengan program pendidikan di Jawa Barat.
Sementara apabila dilihat sebaran jumlah tenaga kerja di Jawa Barat berdasarkan Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
2007 2008 2009 2010 2011 2012
14,801,844.00
9,168,082.00 9,402,124.00
16,942,444.00 17,454,781.00 18,321,108.00
1 2 3 4 5 6
Jumlah Tenaga Kerja di Jawa Barat Tahun 2007 - 2012
Jurnal Ilmu Ekonomi Vol 3, no 1, Januari – Juni 2013 Apip Supriadi, Gusti Tia Ardiani
437 Gambar 5. Jumlah Tenaga Kerja Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2012
Sumber : Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2012
Dengan memperhatikan determinasi di atas, maka untuk mengetahui pengaruh pendapatan perkapita dan jumlah tenaga kerja terhadap kemiskinan di Jawa Barat,
dianalisis dengan menggunakan pengolahan data regresi sederhana (multiple regression).
1,995,032.00 958,955.00
899,502.00
1,323,166.00 936,552.00
811,323.00 748,629.00 453,382.00
762,065.00 557,086.00 487,639.00
732,279.00 693,303.00 375,959.00
917,556.00 1,107,002.00 583,954.00
383,111.00 109,249.00
1,064,167.00 116,605.00
977,043.00 750,820.00 225,763.00 274,314.00 76,652.00
- 500,000.00 1,000,000.00 1,500,000.00 2,000,000.00 2,500,000.00 Bogor
Sukabumi Cianjur Bandung G a r u t Tasikmalaya C i a m i s Kuningan Cirebon Majalengka Sumedang Indramayu Subang Purwakarta Karawang B e k a s i Bandung Barat Kota B o g o r Kota Sukabumi Kota Bandung Kota Cirebon Kota Bekasi Kota Depok Kota Cimahi Kota Tasikmalaya Kota Banjar
Jumlah Tenaga Kerja Kab/Kota di Jawa Barat Tahun 2012
Kajian Tentang Determinan Kemiskinan Di Jawa Barat
438
Pengujian model regresi sederhana dilakukan untuk menganalisis model yang akan digunakan tersebut terbebas dari penyakit, maksudnya sebelum dilakukan analisis lebih jauh mengenai pengaruh pendapatan perkapita dan jumlah tenaga kerja
terhadap penduduk miskin di Jawa Barat.
Berikut ini akan disajikan beberapa pengujian yang biasa dilakukan pada model regresi sederhana, yaitu uji normalitas, uji multkolinieritas dan uji serial korelasi.
Uji Normalitas (JB prob > 0.05 normal)
Untuk mengetahui residualnya berdistribusi normal adalah dengan membandingkan nilai Jarque-Bera (J-B) dengan nilai tabel Chi- Square (χ
2) atau dengan melihat nilai probabilitas J-B > 0.05. Pada pengujian ini nilai
Jarque-Bera sebesar 0.439266 dan nilai probabilitasnya 0.8028 lebih besar dari 5%
yang berarti memenuhi asumsi normalitas (data yang digunakan berdistribusi normal).
Uji Multikolinieritas
0 1 2 3
-100000 0 100000