• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PEMBANGUNAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI SUATU PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PEMBANGUNAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI SUATU PERUSAHAAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Ujian Akhir Triwulan

Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen (SIM)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEGAGALAN DAN KESUKSESAN DALAM PEMBANGUNAN DAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI DI SUATU

PERUSAHAAN

Dosen : Dr. Ir.Arif Imam Suroso, M.Sc

Oleh

ARIEF MAULANA (P056111431.48)

MAGISTER MANAJEMEN BISNIS

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2012

(2)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 2

2.1. Sistem Informasi Manajemen ... 2

2.2. Implementasi Sistem Bisnis ... 4

III. PEMBAHASAN ... 5

3.1. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi ... 5

3.2. Evaluasi Kinerja SI ... 8

3.3. Pengkategorian Kegagalan SI ... 10

3.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Dan Kegagalan SI ... 11

IV. Penutup ... 15

4.1. Kesimpulan ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(3)

ii

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1. Komponen Sistem Informasi... 3

2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi ... 3

3. Siklus Pengembangan Sistem Informasi ... 4

4. Gambaran Umum Proses Implementasi ... 5

5. Ukuran kesuksesan sistem ... 9

(4)

1

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perusahaan menghadapi banyak tantangan dalam industri. Oleh karena itu, perusahaan dapat mengimplementasikan sebuah sistem informasi. Sistem informasi dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi sebuah perusahaan, serta teknologi informasi yang diimplementasikan dengan tepat dapat menjadi faktor kunci keberhasilan bisnis mereka.

Teknologi informasi menyerap bagian terbesar dari total modal investasi dari sebuah perusahaan. Perusahaan berharap dengan menggunakan platform IT untuk menjalankan proses baru, inovasi produk dan layanan, mendapatkan respon yang lebih tinggi, dan menerapkan lingkungan perusahaan baru yang bertujuan mengubah struktur internal mereka menjadi organisasi yang lebih baik

Salah satu tugas paling menantang yang dihadapi oleh perusahaan adalah pelaksanaan yang efektif dari IT, karena memerlukan orang untuk memahami, menyerap, dan beradaptasi dengan persyaratan baru. Banyak yang mengatakan bahwa orang menyukai kemajuan tetapi membenci perubahan. Oleh karena itu, dampak utama dari IT dimediasi oleh sejumlah faktor, banyak yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang konteks organisasi dan perilaku manusia.

Saat ini hampir semua perusahaan melakukan investasi / implementasi IT, untuk menunjang bisnis mereka. Tidak sedikit perusahaan yang melakukan implementasi hanya sebatas mengikuti tren tanpa memahami apa tujuan dari implementasi IT tersebut sehingga menyebabkan kegagalan dalam implementasinya. Namun tidak sedikit pula perusahaan yang mampu merasakan manfaat melalui penerapan IT sebagai penunjang bisnis mereka.

Dengan demikian, paper ini akan mengulas faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan maupun kegagalan penerapan sistem informasi dalam

suatu perusahaan.

(5)

2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Sistem Informasi Manajemen

Saat ini manusia dalam kesehariannya sebagai pengguna informasi sangat bergantung pada berbagai sistem informasi, mulai dari sistem informasi manual yang sederhana dengan menggunakan saluran informal, hingga sistem informasi berbasis komputer yang rumit dan menggunakan saluran telekomunikasi canggih.

Di dalam organisasi, apapun jenis dan bentuknya, sistem informasi bahkan telah memainkan peran penting dalam mendukung kegiatan operasional, mendukung pengambilan keputusan hingga mendukung organisasi mencapai keunggulan kompetitif yang strategis. Pembahasan tentang sistem informasi manajemen akan diawali dengan pembahasan tentang konsep sistem.

a. Sistem

Sistem dapat dijabarkan secara sederhana sebagai kelompok elemen yang saling berhubungan dan saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui sebuah proses yang terorganisasi. Menurut O’brien (2010), setiap sistem setidaknya terdiri dari tiga komponen atau fungsi dasar yang saling berinteraksi, yaitu :

1. Masukan (input) meliputi kegiatan penangkapan (capturing) dan pengumpulan (assembling) elemen yang akan dimasukkan ke dalam sistem untuk diproses.

Masukan dapat dibedakan menjadi maintenance input yang memungkinkan sistem dapat beroperasi dan signal input yang nantinya akan diolah menjadi produk. Contohnya, bahan baku, data, dan energi.

2. Pemrosesan (processing) meliputi proses pengubahan masukan menjadi keluaran. Contohnya, proses pembuatan mobil.

3. Keluaran (output) meliputi proses pemindahan elemen yang telah melewati tahap pemrosesan ke tujuan akhir yang ditetapkan. Keluaran dari sebuah sistem selalu berupa keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

b. Sistem Informasi

Sistem informasi dapat merupakan kombinasi teratur apapun dari orang-

orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang

mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi

(6)

3

(O’Brien, 2010). Komponen sistem informasi tersebut secara lebih jelas ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Komponen Sistem Informasi

Menurut O’Brien (2010), terdapat 3 peran utama sistem informasi dalam bisnis yaitu :

 Mendukung proses bisnis dan operasional

 Mendukung pengambilan keputusan

 Mendukung strategi untuk keunggulan kompetitif

Gambar 2. Tiga Peran Utama Sistem Informasi

Mengembangkan solusi sistem informasi yang berhasil baik mengatasi

masalah bisnis adalah tantangan utama untuk para manajer dan praktisi bisnis saat

(7)

4

ini. Sebagai seorang praktisi bisnis bertanggungjawab untuk mengajukan atau mengembangkan teknologi informasi baru atau meningkatkannya bagi perusahaan. Adapun untuk seorang manajer bertanggungjawab untuk mengelola usaha pengembangan yang dilakukan para spesialis sistem informasi dan para pemakai akhir bisnis. Mengembangkan solusi sistem informasi untuk mengatasi masalah bisnis dapat diimplementasikan dan dikelola sebagai beberapa proses bertahap atau beberapa siklus seperti ditunjukkan pada Gambar 3 di bawah ini (O’Brien, 2010).

Gambar 3. Siklus Pengembangan Sistem Informasi

1.2. Implementasi Sistem Bisnis

Secanggih apapun sistem baru yang telah dirancang, tentunya akan

percuma jika hanya berupa it strategis yang amat handal tanpa adanya

implementasi. Sistem informasi yang telah dirancang tersebut harus

diimplementasikan sebagai sebuah sistem kerja dan dipelihara agar dapat berjalan

dengan baik. Implementasi dapat menjadi sebuah proses yang sulit dan

memerlukan banyak waktu. Namun demikian, proses implemetasi merupakan

salah satu proses vital dalam memastikan kesuksesan sebuah sistem yang baru

dikembangkan.

(8)

5

Gambar 4. Gambaran Umum Proses Implementasi

(9)

6

BABIII. PEMBAHASAN

3.1. Permasalahan Implementasi Sistem Informasi

Dalam melakukan implementasi suatu sistem informasi, dapat dipastikan bahwa banyak dijumpai permasalahan teknis dan non teknis. Secara umum, permasalahan dalam implementasi sistem informasi yang terintegrasi, adalah sebagai berikut :

1. Implementasi sistem informasi merupakan proyek yang menuntut kerja keras dan kerja cerdas.

2. Sistem informasi yang terintegrasi tidak dapat bekerja sendiri.

3. Implementasi sistem informasi harus dijadikan pekerjaan utama.

4. Perubahan cara kerja dan pola pikir (mindset).

Pekerjaan dalam tahapan implementasi suatu sistem informasi adalah suatu proyek yang menuntut kerja keras dan kerja cerdas. Hal ini hanya dapat diterima oleh sebagian orang-orang yang memang suka terhadap perubahan, suka terhadap pola pekerjaan yang berhubungan dengan orang dan menyukai pekerjaan yang menantang untuk menciptakan suatu perubahan yang dapat menjadikan pekerjaan lebih efisien. Untuk itu, sangat diperlukan suatu tekad dan komitmen yang kuat, dan dukungan penuh dari level executive (top management) yang bertekad untuk menciptakan “success story and change management”, demi tercapainya hasil pekerjaan dengan tingkat efisien dan efektif, menghasilkan suatu informasi yang uptodate dan dibutuhkan level manajemen untuk pengambilan keputusan strategi bisnis yang inovatif dan kreatif.

Pada prinsipnya cara kerja sistem informasi menuntut peran utama dari orang-orang yang mau melakukan dan menjalankan sesuai prosedur aplikasi program. Suatu aplikasi program ERP tidak dapat bekerja sendiri tanpa sentuhan pengguna untuk melakukan penginputan transaksi operasional secara up to date.

Yang menjadi kendala adalah dalam tahap implementasi, dimana biasanya

pekerjaan masih dilakukan dengan parallel run (menjalankan sistem berjalan dan

sistem baru secara bersamaan), maka dapat terjadi keengganan pengguna untuk

melakukan penginputan transaksi pada sistem baru, dengan berbagai alasan,

seperti : masih disibukan dengan pekerjaan sistem berjalan, masih belum

(10)

7

memahami cara kerja sistem baru, yang menuntut pengguna untuk belajar lagi terutama yang berkaitan dengan teknologi informasi. Untuk itu, peranan Project Manager untuk memberikan solusi terhadap permasalahan ini, termasuk pendekatan personal (personal approach) agar transaksi penginputan data pada sisem baru dapat dilakukan secara up to date.

Dalam praktek bisnisnya, pada tahapan implementasi suatu sistem informasi, sering terjadinya kegiatan secara parallel run (sistem baru dan sistem berjalan dilakukan bersamaan). Hal ini yang membuat pengguna merasa enggan, terbeban dan tidak termotivasi untuk melakukan trial simulasi, implementasi untuk melakukan penginputan data pada sistem informasi baru yang belum dikenal. Hal ini dapat terlihat dengan ketidakhadiran dan tidak terlibat aktif pengguna dalam pelatihan-pelatihan simulasi sistem informasi. Salah satu cara untuk mengatasi permasalahan tersebut, biasanya perusahaan melakukan penambahan tenaga outsourcing (tenaga kontrak) untuk penginputan pada aplikasi program baru tersebut. Hal ini akan berakibat bahwa orang yang mengetahui detail dan memahami cara kerja aplikasi program baru tersebut adalah tenaga kerja outsourcing (tenaga kontrak) tersebut, dan apabila masa kerja tenaga kerja kontrak berakhir, maka akan terjadi lagi permasalahan dimana pengguna belum mengetahui detail cara kerja aplikasi program tersebut.

Untuk meningkatkan pembaharuan kinerja, perlu dilakukan usaha untuk

mengubah aksi menjadi kesempatan (change the action into opportunities). Setiap

perusahaan memiliki gaya atau style budaya cara kerja yang sudah berjalan selama

perusahaan berdiri. Budaya atau kebiasa cara kerja dalam suatu perusahaan

merupakan salah satu faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam mencapai

keberhasilan dalam melakukan implementasi proses perubahan, karena penerapan

suatu sistem informasi yang terintegrasi menuntut budaya cara kerja dengan

keterlibatan aktif pengguna. Budaya perusahaan menjadikan perusahaan

mempunyai ciri khas yang unik, bernilai dengan berkebiasaan yang dilakukan

sehari-hari. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah bagaiman sumber daya

dapat mengubah cara kerja dalam budaya perusahaan tersebut ?. Untuk mengubah

budaya perusahaan diperlukan usaha keras yang harus diikuti dengan melakukan

perubahan organisasi yang dilakukan secara bertahap, terlebih untuk mendukung

(11)

8

perubahan cara kerja dengan sistem komputerisasi yang terintegrasi seperti ERP.

Perubahan organisasi tersebut biasanya dimulai dengan memberikan contoh atau teladan dari level top management dan manajerial, yang secara bertahap akan diikuti level berikutnya.

Tantangan terbesar dalam melakukan implementasi suatu sistem informasi yang terintegrasi adalah bukan dari penggunaan cara kerja perangkat teknologi informasi dan sarana infrastruktur teknologi modern yang digunakan dalam melakukan implementasi suatu sistem informasi yang terintegrasi. Tantangan yang terbesar dalam melakukan implementasi suatu system informasi yang terintegrasi adalah faktor sumber daya manusia. Mengubah pola pikir (mindset) orang untuk melakukan perubahan cara kerja dari cara kerja tradisional (manual) menjadi cara kerja dengan system komputerisasi (automate system) merupakan tantangan yang berisiko tinggi dan memerlukan waktu yang relatif lama.

3.2. Evaluasi Kinerja SI

Implementasi SI pada perusahaan bagaikan dua sisi mata uang. Bisa berujung pada kesuksesan dan kegagalan. Proyek SI biasanya dikembangkan dengan harapan yang tinggi namun sering berakhir dengan kegagalan. Untuk mengukur keberhasilan sebuah proyek umumnya menggunakan metode evaluasi ekonomi standar untuk mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan proyek IS karena kompleksitas dari proses pelaksanaan proyek IS dan dampak jangka panjang dari proyek pada organisasi.

Evaluasi SI dapat dilakukan dengan metode kualitatif maupun kuantitatif.

Kinerja SI tidak dapat dinilai sebagai baik atau buruk tanpa keberhasilan pelaksanaan proyek. Evaluasi proyek SI bisa sangat bermasalah dan kadang- kadang bisa sangat subyektif dan tidak ada satu metode evaluasi SI yang dapat diterapkan untuk semua situasi. Evaluasi menjadi subyektif dan dapat bergantung pada keadaan termasuk waktu.

Meskipun demikian, peneliti MIS telah melihat seperangkat ukuran formal

untuk menilai sistem. Berbagai macam kriteria telah dikembangkan, akan tetapi

ukuran kesuksesan sistem seperti yang diperlihatkan pada Gambar 5 dianggap

paling penting.

(12)

9

1. Penggunaan sistem level tinggi, sebagaimana diukur dengan polling pengguna, memberikan kuesioner, atau memantau parameter-parameter seperti volume transaksi.

2. Kepuasan pengguna pada sistem, sebagaimana diukur oleh kuesioner atau wawancara. Hal ini mungkin termasuk pendapat pengguna pada akurasi, aktualitas, dan kerelevanan informasi, kualitas servis, dan mungkin pada jadwal operasinya. Yang paling penting adalah perilaku manajer pada sejauh mana tingkat kepuasannya terhadap informasi yang dibutuhkannya dan pendapat pengguna tentang bagaimana sistem meningkatkan kinerja mereka 3. Perilaku menguntungkan dari pengguna sistem informasi dan staf sistem

informasi.

4. Tercapainya tujuan sistem, tingkat di mana sistem dapat mencapai tujuan tertentu, sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan yang dihasilkan oleh sistem.

5. Pembayaran finansial kepada organisasi, baik dengan mengurangi biaya atau meningkatkan penjualan atau keuntungan.

Gambar 5. Ukuran kesuksesan sistem

Kelima ukuran dianggap menjadi nilai batas walaupun analisis keuntungan

biaya mungkin digambarkan dengan berat di dalam keputusan untuk membangun

sebuah sistem tertentu. Keuntungan dari sebuah sistem informasi mungkin tidak

secara keseluruhan dapat diperhitungkan. Terlebih lagi keuntungan nyata tidak

dapat dengan mudah ditunjukkan untuk aplikasi sistem pendukung keputusan

(13)

10

tingkat lanjut. Dan meskipun metodologi keuntungan telah diikuti secara akurat , sejarah banyak proyek pengembangan sistem telah menunjukkan perkiraan nyata ini selalu sulit untuk diformulasikan. Peneliti MIS telah lebih suka berkonsentrasi pada ukuran manusia dan organisasi pada kesuksesan sistem seperti kualitas informasi, kualitas sistem, dan pengaruh sistem pada kinerja organisasi.

3.3. Pengkategorian Kegagalan SI

Secara umum, penilaian kinerja SI berfokus pada pertimbangan dari keberhasilan dan kegagalan SI. Masalah kegagalan SI dapat dianalisis dengan mengasumsikan bahwa belajar dari kegagalan SI akan memberikan pelajaran penting untuk merumuskan strategi sukses bagi perencanaan, pengembangan, pelaksanaan, dan pengelolaan sistem informasi. Enam jenis kegagalan SI dapat diidentifikasi sebagai berikut:

• Kegagalan Teknis

• Kegagalan Proyek

• Kegagalan Organisasi

• Kegagalan Lingkungan

• Kegagalan Pembangunan

• Kegagalan Penggunaan

Tingkat keberhasilan maupun kegagalan SI dapat dikategorikan menjadi 3

tingkat tergantung kepada tingkat keberhasilannya. Pertama adalah kegagalan

total inisiatif, tidak pernah dilaksanakan atau di mana sistem baru diterapkan

tetapi segera ditinggalkan. Kedua adalah kegagalan parsial dari inisiatif, di mana

tujuan utama tidak tercapai atau di mana terdapat hasil yang tidak diinginkan yang

signifikan. Terkait dengan kegagalan parsial adalah kegagalan keberlanjutan mana

inisiatif pertama berhasil tetapi kemudian ditinggalkan setelah satu tahun atau

lebih. Yang terakhir adalah keberhasilan dari inisiatif di mana sebagian besar

pemangku kepentingan mencapai tujuan utama mereka dan tidak mengalami hasil

yang tidak diinginkan.

(14)

11

3.4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Dan Kegagalan SI

Ada beberapa faktor penting yang secara langsung mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan proyek SI. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan implementasi TI hampir umum bagi semua perusahaan. Namun prioritas dan pentingnya faktor mungkin berbeda dari perusahaan ke perusahaan yang lain berdasarkan budaya mereka, wilayah, struktur organisasi, lingkungan dan bisnis utama yang mereka hadapi. Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan SI dapat dikategorikan menjadi 5 faktor utama:

1. Faktor-faktor lingkungan a. Globalisasi

b. Lingkungan dinamis c. Kompetisi

2. Faktor struktur organisasi internal

a. Keselarasan strategis antara struktur dan infrastruktur organisasi dengan struktur dan infrastruktur SI

b. Dukungan dan komitmen manajemen puncak untuk SI c. Partisipasi pengguna dalam proyek SI

d. Pencocokan kemampuan TI untuk kebutuhan dan tujuan organisasi e. Konteks struktur organisasi

f. Keterampilan teknis dan manajerial yang mencukupi 3. Faktor struktur tim proyek

a. Umpan balik pemimpin proyek untuk tim b. Pengalaman pemimpin proyek

c. Pemantauan dan pengendalian proyek d. Pelatihan yang memadai untuk anggota tim e. Peer review atas kemajuan proyek

f. Pengalaman anggota tim

g. Komitmen anggota tim

h. Kontrol diri anggota tim

(15)

12

4. Teknologi yang sesuai dan metodologi proyek

a. Tujuan yang jelas

b. Rencana proyek yang detil c. Lingkup proyek yang tepat

d. Memanfaatkan metodologi yang efektif e. Penggunaan teknologi yang tepat f. Implementasi sistem yang efektif 5. Dukungan pasca proyek

a. Pelatihan pengguna b. Dukungan software c. Pelatihan staf TI

d. Bantuan tepat waktu pada pengguna

Ada hubungan yang erat antara faktor lingkungan dan tingkat keberhasilan dan kegagalan TI dalam perusahaan karena lingkungan eksternal sering mendorong atau memaksa perusahaan untuk memanfaatkan aplikasi SI strategis untuk bertahan hidup. Dinamika lingkungan merupakan faktor efektif karena ketidakpastian lingkungan mempengaruhi aplikasi SI perusahaan. Dalam lingkungan perusahaan yang stabil dan sederhana umumnya membaca dengan teliti strategi defensif berdasarkan efisiensi tinggi dan efektivitas biaya. Namun dalam lingkungan yang tidak pasti suatu perusahaan harus memiliki aplikasi strategis tingkat tinggi agar SI sukses karena aplikasi SI strategis adalah salah satu yang memiliki efek yang besar terhadap keberhasilan perusahaan dengan mempengaruhi atau membentuk strategi perusahaan atau memainkan peran langsung dalam pelaksanaan strategi perusahaan.

Jika perusahaan adalah perusahaan global, maka harus menyesuaikan proyek SI

aslinya dengan anak perusahaan agar sesuai kondisi anak perusahaan. Jika perusahaan

tidak mampu mencapai sesuai dengan kebutuhan spesifik, proyek SI mungkin gagal

dengan probabilitas tinggi. Perusahaan menerapkan proyek SI untuk mendapatkan

keunggulan kompetitif melalui diferensiasi, inovasi pengurangan biaya, dan

pertumbuhan. Dalam lingkungan yang sangat kompetitif jika perusahaan tidak

mampu untuk mengembangkan dan menerapkan proyek SI yang akan membuat

mereka mendapatkan keuntungan kompetitif, perusahaan tidak dapat mencapai

kesuksesan proyek SI.

(16)

13

Struktur organisasi internal juga mempengaruhi kesuksesan proyek SI.

Harus terdapat keselarasan antara struktur dan infratruktus perusahaan dengan struktur dan infrastruktur SI. Kesesuaian infrastruktur perusahaan dengan infrastruktur SI adalah tonggak penting dalam menerapkan proyek SI sebaliknya proyek akan gagal secara dramatis. Kemampuan TI dalam perusahaan harus sesuai dengan tujuan dan kebutuhan perusahaan. Jika proyek SI berada dibawah kebutuhan perusahaan akan menjadi tidak berguna karena tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Sebaliknya, jika proyek SI berada diatas kebutuhan perusahaan maka proyek hanya akan mengorbankan waktu dan uang.

Konteks struktural organisasi perusahaan juga dapat mempengaruhi kesuksesai proyek SI karena organisasi dengan hirarki tradisional berada dalam kesulitan besar karena perusahaan lama tidak memadai untuk memproyeksikan secara rinci.

Namun, faktor-faktor ini dapat efektif jika anggota tim memiliki komitmen yang kuat untuk proyek yang juga membuat mereka memiliki kemampuan kontrol diri.

Dengan kemampuan ini anggota tim dapat memberikan kontribusi yang efektif untuk proyek yang dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan proyek SI.

Tanpa komitmen tertentu, anggota tim tidak bisa bekerja dengan keyakinan keberhasilan yang secara langsung dapat membawa proyek pada kegagalan tertentu.

Ada hubungan yang kuat antara keberhasilan proyek dengan teknologi dan

metodologi yang dipilih untuk mengembangkan dan melaksanakan proyek TI

yang dibutuhkan. Jika perusahaan gagal untuk memilih teknologi dan metodologi

yang tepat sangat mungkin bagi mereka untuk mengalami kegagalan pada akhir

proyek. Untuk mendapatkan keberhasilan perusahaan harus mulai berpikir tentang

proyek dengan mendefinisikan tujuan secara jelas yang juga dapat membantu

mereka untuk menentukan ruang lingkup proyek yang tepat. Dengan tujuan dan

lingkup proyek yang didefinisikan dengan baik, mereka dapat memilih teknologi

dan metodologi yang tepat yang disertai dengan tujuan dan ruang lingkup. Hal ini

dapat meningkatkan kemungkinan keberhasilan pelaksanaan proyek TI. Namun

jika faktor-faktor ini tidak dilengkapi dengan rencana proyek yang rinci,

keberhasilan tidak dapat diperoleh. Setelah memilih metodologi yang tepat, jika

perusahaan berhasil menerapkan proyek TI yang dipilih dapat mencapai tingkat

(17)

14

kesuksesan yang diinginkan. Penerapan metodologi yang dipilih mungkin berhubungan dengan kemampuan manajerial dan teknis perusahaan serta kemampuan umum dari tim proyek. Agar memperoleh kesuksesan, perusahaan harus memilih metodologi yang sesuai dengan ruang lingkup dan kemampuan umum. Metodologi yang hebat dapat membawa mereka pada kegagalan tertentu jika mereka tidak bisa menerapkannya. Selama pelaksanaan dan setelah pelaksanaan, perusahaan harus menggunakan teknologi yang tepat guna sesuai yang dibutuhkan oleh sistem mereka. Hal ini dapat dicapai dengan memilih teknologi yang fleksibel yang dapat disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan perusahaan atau kebutuhan bagian yang berbeda dari perusahaan.

Siklus hidup proyek SI tidak berakhir pada tahap implementasi. Setelah

menerapkan SI proyek pada perusahaan, dukungan dan pelatihan proyek adalah

tahap berikutnya. Pelatihan pengguna adalah masalah penting karena jika

pengguna tidak terlatih dengan baik dan memahami peluang proyek SI, mereka

akan menolak ke sistem baru dan menolak untuk menggunakannya. Jadi sistem

baru tidak akan digunakan dan dianggap sebagai proyek gagal. Bantuan tepat

waktu bagi pengguna harus didukung oleh anggota proyek SI sampai pengguna

terbiasa untuk menggunakan sistem. Proyek SI perlu diperbarui secara berkala

sesuai dengan perubahan teknologi dan kebutuhan pengguna. Kesalahan pasca

pelaksanaan proyek yang tidak terlihat dalam tahap uji coba dapat dikoreksi

dengan membersihkan bug dan membuat pembaruan yang diperlukan. Staf TI di

perusahaan harus dilatih tentang sistem yang baru dan mampu memberikan

bantuan yang diperlukan untuk pengguna akhir.

(18)

15

BAB IV. PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Sistem informasi sangat penting bagi keberlangsungan hidup sebuah perusahaan saat ini. Menerapkan sistem informasi merupakan tugas yang kompleks. Banyak faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan proyek SI.

Beberapa diantaranya adalah faktor lingkungan, struktur organisasi internal,

struktur tim proyek, teknologi yang sesuai dan metodologi proyek, serta dukungan

pasca proyek.

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Buruncuk, G. and Gülser, G. Z. Factors Affecting Implementation of Information Systems Success and Failure. Bogaziçi University Department of Management Information Systems.

Deng, H. and Gupta, P. 2005. Critical Success Factors for Information Systems Implementation: An End-User Perspective. Idea Group Inc.

Gichoya, D. 2005. Factors Affecting the Successful Implementation of ICT Projects in Government. The Electronic Journal of e-Government Volume 3 Issue 4, pp 175-184

O’Brien, J. A. and Marakas, G. M. 2011. Management Information System Tenth Edition. New York: Mc.Graw-Hill Companies.

Wijaya, S. F. 2011. Pengaruh Teknologi Informasi Dan Perubahan Organisasi

Dalam Bisnis. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Aplikasi

Teknologi Informasi 2011 (SNATI 2011) Yogyakarta, 17-18 Juni 201

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya focus stacking ini merupakan teknik blendingimage yang diseleksi.. menyesuaikan titik fokus, dan disusun dengan merata dengan posisi yang bertumpuk sehingga

Sama seperti Gambar 3 sebelah kanan, Gambar 4 menunjukkan beberapa contoh kurva B-splines dengan derajat yang berbeda-beda dan titik kontrol awal dan akhir yang berhimpit dan berada

Berdasarkan analisis yang dilakukan atas pencapaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan selama tahun 2016, sesuai dengan perjanjian kinerja yang ditetapkan

Dengan tingkat aktiva bersih yang tinggi maka perusahaan dapat menggunakannya untuk meningkatkan aktiva lancar yang dimilikinya (Yusriwati, 2012). Perusahaan dengan laba

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Berkat rahmat Allah Swt yang Maha Kuasa dan iringan doa dari orang tua dan saudara, kerabat dekat, rekan-rekan seperjuangan di bangku kuliah, serta dosen jurusan

Prinsip kerjanya adalah perangkat Android dihubungkan ke Modul WiFi ESP8266 yang digunakan, dan ketika sudah terhubung, lampu sudah dapat dihidupkan atau dimatikan

Berdasarkan judul yang telah disebutkan pada latar belakang penelitian dan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana kinerja Pelayanan Pengangkutan Sampah Kota Batam dengan