• Tidak ada hasil yang ditemukan

HSE STANDARD OPERATING PROCEDURE PENGENDALIAN KUALITAS EMISI UDARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HSE STANDARD OPERATING PROCEDURE PENGENDALIAN KUALITAS EMISI UDARA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HSE

STANDARD OPERATING PROCEDURE

DOCUMENT NO

HP01-01-008 Rev. : 02

DOCUMENT TITLE

PENGENDALIAN KUALITAS EMISI UDARA

Prepared by: Checked by: Approved by:

Tulus F. Mugia W. Jannes S.

Environmental Engineer HSE Supervisor Station Manager

19 Maret 2021 19 Maret 2021 19 Maret 2021

(2)

Revision No. 01

PENGENDALIAN KUALITAS EMISI UDARA

REVISION RECORD

Rev Date No Description

01 04 September 2017

- Tidak ada, diterbitkan untuk pertama kali.

02 19 Maret 2018 01

02

03

Pengaturan kalibrasi minimum 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun;

Penambahan item Baku Mutu Emisi untuk PLTGU sesuai PerMenLH No. 21 Tahun 2008;

Penambahan Manual CEMS (+lampiran) sebagai panduan pengoperasian dan pemeliharaan.

03 19 Maret 2021 01 Perubahan Baku Mutu Emisi untuk PLTGU menjadi Permen LHK No.15 Tahun 2019

(3)

DAFTAR ISI

REVISION RECORD ... 1

DAFTAR ISI ... 2

I. TUJUAN ... 3

II. RUANG LINGKUP ... 3

III. SINGKATAN ... 3

IV. DEFINISI ... 3

V. PROSEDUR ... 4

VI. PENANGGUNG JAWAB ... 12

VII. REFERENSI ... 13

VIII. LAMPIRAN ... 13

(4)

3 of 13

I. TUJUAN

Prosedur ini menjadi panduan bagi organisasi untuk memastikan pengendalian kualitas udara dilakukan secara optimal dalam rangka memenuhi baku mutu sesuai perundang-undangan yang berlaku.

II. RUANG LINGKUP

2.1. Prosedur ini mencakup proses pembangkitan listrik tenaga gas dan uap.

2.2. Prosedur ini mencakup pengendalian kualitas gas buang proses utama, pemeliharaan alat ukur, pemantauan kualitas, tindak lanjut perbaikan dan pelaporan kepada pihak terkait.

III. SINGKATAN

AMDAL : Analisis Mengenai Dampak Lingkungan CEMS : Continuous Emission Monitoring System HSE : Health, Safety, Environment (Section)

PLTGU : Pembangkit / Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap PPPU : Penanggungjawab Pengendalian Pencemaran Udara IV. DEFINISI

4.1. Pembangkit / Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) adalah kegiatan yang memproduksi tenaga listrik dengan menggunakan bahan bakar minyak atau gas yang menghasilkan gas hasil pembakaran yang digunakan untuk menggerakkan turbin yang seporos dengan generator sehingga membangkitkan tenaga listrik sedangkan sisa panas yang dihasilkan selanjutnya dimanfaatkan proses pemanasan air di unit Heat Recovery Steam Generator (HRSG) untuk memproduksi uap yang digunakan sebagai media penggerak turbin uap yang seporos dengan generator sehingga membangkitkan tenaga listrik.

4.2. Pencemaran udara adalah masuknya atau dimasukkannya zat, energi dan/atau komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.

4.3. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar.

4.4. Sumber emisi tidak bergerak adalah sumber emisi yang tetap pada suatu tempat.

4.5. Baku mutu emisi adalah batas kadar maksimum dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukan ke dalam udara ambien.

4.6. Kondisi normal adalah kondisi operasi yang sesuai dengan parameter desain operasi sesuai kondisi rancang bangun / desain.

4.7. kondisi tidak normal adalah kondisi operasi di bawah / di luar parameter operasi normal kondisi rancang bangun / desain namun masih dapat dikendalikan.

4.8. kondisi darurat adalah kondisi yang memerlukan tindakan secara cepat, tepat dan terkoordinasi terhadap sistem peralatan atau proses yang di luar kondisi normal dan tidak normal.

(5)

V. PROSEDUR

URAIAN KEGIATAN DOKUMEN PIC

5.1. Persyaratan Teknis

a. Membuang emisi gas melalui cerobong yang dilengkapi dengan sarana pendukung pengambilan sampel dan alat pengaman sesuai peraturan perundang-undangan, diantaranya:

8.1. Lubang sampling yang berada pada lokasi 8 x diameter cerobong dari belokan bagian bawah atau 2 x diameter dari ujung atas cerobong, berada pada lokasi yang relative mudah terjangkau, terlihat dan relative kuat untuk menjaga keamanan petugas pemeriksa atau alat ukur.

8.2. Landasan kerja (plat form) dan hand rail.

8.3. Sumber listrik untuk mendukung peralatan yang memerlukan listrik dalam pengoperasiannya.

8.4. Fasilitas lain yang dianggap perlu.

b. Memasang alat CEMS pada pembangkit berbahan bakar fosil dengan kapasitas >25 MW yang memiliki beban pencemaran tertinggi, beroperasi terus-menerus dan dibangun sebelum Tahun 2008.

c. Memasang alat CEMS pada pembangkit berbahan bakar fosil dengan kapasitas >25 MW atau kapasitas <25 MW dengan kandungan sulfur dalam bahan bakar >2%, beroperasi terus-menerus dan dibangun setelah Tahun 2008.

Operation Dept.;

Maintenance Dept., HSE

5.2. Pemantauan Kualitas Emisi dengan CEMS

a. Dept Operasi mengoperasikan CEMC sesuai dengan factory operation manual (point 5.8 dan lampirannya).

b. Pada cerobong yang dipasangi CEMS, dalam kondisi normal, baku mutu emisi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008 pada point 5.7 di bawah (baku mutu dalam AMDAL jika lebih ketat), hanya dapat dilampaui sampai batas 5% (lima persen) dari rata-rata harian selama 3 (tiga) bulan waktu operasi.

c. Departemen Operasi memantau kualitas emisi dengan CEMS secara kontinyu, memantau parameter pada alat ukur dan kelengkapannya, mengatur proses pembakaran sehingga baku mutu emisi tidak akan terlewati dan mengeksekusi keadaan darurat.

d. Data pemantauan CEMS, setiap 3 bulan tersedia data ≥75% dari seluruh data pemantauan, dengan pengukuran harian minimal 18 jam.

Departemen Operasi dan HSE memantau ketersediaan data sesuai prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Jika CEMS rusak, wajib melaksanakan pemantauan manual setiap 3 bulan sekali selama 1 tahun.

QF04-01005- 054 CEMS Check Sheet

Operation Dept.

Operation Dept.

HSE, Operation Dept.

(6)

5 of 13

URAIAN KEGIATAN DOKUMEN PIC

f. Departemen Operasi dan HSE mengajukan (event) perbaikan kepada Departemen Pemeliharaan jika ada kerusakan baik pada alat ukur maupun sistem pembakaran.

5.3. Pemeliharaan

a. Departemen Pemeliharaan melakukan preventive dan predictive maintenance terhadap alat ukur emisi / penunjang sampling dan kelengkapannya maupun sistem pembakaran.

b. Departemen Pemeliharaan merencanakan pengadaan bahan dan spare part yang dibutuhkan untuk menjaga realibilitas dan availability CEMS dan sistem pembakaran.

c. Pemeliharaan CEMS dilakukan secara periodik dengan memeriksa seluruh kelengkapan CEMS termasuk hal terkait penyediaan, tampilan dan kontinyuitas data.

d. Kalibrasi CEMS dilakukan secara periodik minimum 1 (satu) kali dalam setahun dan akurasi data yang terukur harus dipastikan.

e. Kelengkapan penunjang sampling emisi secara manual dipelihara secara periodik.

f. Departemen Pemeliharaan melakukan perbaikan dengan target waktu cepat sesuai Prosedur Pengendalian Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan jika terjadi kerusakan (error) pada alat ukur emisi/penunjang sampling dan kelengkapannya maupun sistem pembakaran.

g. Pemeliharaan dapat dilakukan bekerjasama dengan vendor yang kompeten sesuai dengan petunjuk pada factory maintenance manual (point 5.8 dan lampirannya), namun realibility dipastikan dengan kemampuan trouble shooting oleh personel Maintenance Dept.

Laporan Pemeliharaan dan Kalibrasi CEMS;

Sertifikat Gas Pengkalibrasi

Maintenance Dept.

5.4. Pemantauan Kualitas Emisi Secara Manual

a. Mengukur parameter SO2, NOx, total partikulat, opasitas, laju alir dan O2 secara manual bagi cerobong lainnya yang tidak dipasang CEMS oleh laboratorium terakreditasi paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan.

b. Sumber emisi tidak wajib pantau:

8.5. Cerobong yang mengalirkan udara masuk, udara keluar dan kegiatan yang mengeliarkan uap air.

8.6. Genset berkapasitas <100 HP (76,5 KVA), beroperasi <1000 jam/tahun, yang digunakan untuk kegiatan darurat dan beroperasi

<200 jam/tahun dan yang digunakan untuk penggerak derek dan peralatan las.

8.7. Cerobong gas buang pada laboratorium.

HL01-01007- 001 Layout Titik Sampling;

HF01-01007- 003 Daftar Sumber Emisi

HSE, Operation Dept.

(7)

URAIAN KEGIATAN DOKUMEN PIC

c. Bagi emisi dari kegiatan proses pembakaran <25 MW atau satuan lain setara yang menggunakan bahan bakar gas, tidak wajib mengukur parameter SO2 dan total partikulat jika kandungan sulfur dalam bahan bakar ≤0,5% berat.

d. Memantau kualitas udara ambien sesuai dokumen lingkungan (AMDAL) dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

e. Departemen Operasi dan HSE mengajukan (event) perbaikan kepada Departemen Pemeliharaan jika ada kerusakan baik pada kelengkapan sampling seperti pada Gambar 5.1 maupun pada sistem pembakaran.

5.5. Pengolahan Data dan Pelaporan

a. Menghitung beban emisi parameter SO2, NOx, total partikulat dan CO2

setiap satuan produksi listrik yang dihasilkan dan melaporkan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun.

b. Melaporkan hasil pemantauan dan pengukuran sesuai format laporan dalam peraturan setiap 6 (enam) bulan sekali untuk pengukuran secara manual kepada instansi pemerintah terkait.

c. Melaporkan hasil pemantauan, pengukuran dan beban emisi sesuai format laporan dalam peraturan setiap 3 (tiga) bulan sekali untuk pengukuran CEMS kepada instansi pemerintah terkait.

d. Melaporkan hasil perhitungan efisiensi kinerja pembakaran dari setiap sumber emisi.

HF01-01-007- 004 Beban Emisi Hasil Pemantauan CEMS;

HF01-01007- 005 Beban Emisi Hasil Pemantauan Manual

HSE;

Operation Dept.

5.6. Kondisi Tidak Normal dan Darurat

a. Menangani kondisi tidak normal atau kondisi darurat dengan menjalankan prosedur penanganan yang telah ditetapkan, sehingga tidak membahayakan keselamatan dan kesehatan manusia, serta tidak menimbulkan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan.

b. Melaporkan kepada instansi pemerintah terkait dalam waktu 7 x 24 jam dan/atau sesuai peraturan yang berlaku jika terjadi keadaan darurat.

Operation Dept.;

HSE

(8)

7 of 13

5.7. Baku Mutu Emisi Sumber Tidak Bergerak Bagi PLTGU dan Persyaratan Lubang Sampling

Tabel 5.1. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 tahun 2008 Lampiran III A Bagi unit pembangkit yang telah beroperasi sebelum 1 Desember 2008 (Unit 1 s/d 6 dan Unit 9)

No. Parameter Kadar Maksimum (mg/Nm3)

Minyak Gas

1 Sulfur Dioksida (SO2) 800 150

2 Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

800 400

3 Total Partikulat 150 30

4 Opasitas 20 % -

Catatan :

1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm) 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan

3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali opasitas 4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan

Tabel 5.2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 tahun 2008 Lampiran III B Bagi unit pembangkit beroperasi setelah 1 Desember 2008 (Unit 8)

No. Parameter Kadar Maksimum (mg/Nm3)

Minyak Gas

1 Sulfur Dioksida (SO2) 650 150

2 Nitrogen Oksida (NOx) dinyatakan sebagai NO2

450 320

3 Total Partikulat 100 30

4 Opasitas 20 % -

Catatan :

1. Volume gas diukur dalam keadaan standar (25°C dan tekanan 1 atm) 2. Opasitas digunakan sebagai indikator praktis pemantauan

3. Semua parameter dikoreksi dengan O2 sebesar 15% dalam keadaan kering kecuali opasitas 4. Pemberlakuan baku mutu emisi untuk 95% waktu operasi normal selama 3 (tiga) bulan

(9)

Gambar 5.1. Persyaratan Lubang Sampling

5.8. CEMS Factory Manual A. Multigas Analyzer

Saat ini gas analyser yang digunakan adalah MIR 9000 analyser dari Environment S.A, L’Instrumentation de l’environment, Poissy, France. Analyser ini memungkinkan pengukuran terus menerus pada sampel dengan 1 s/d 16 jenis gas dengan spektroskopi inframerah dengan korelasi, menggunakan filter gas. Gas yang diukur dalam keadaan bersih dan tidak eksplosif.

A.1 Technical Characteristics

Tabel 5.3. MIR 9000 TECHNICAL CHARACTERISTICS Number of gases measured 1 to 16 per analyser

Unit (programmable) ppm, mg/Nm3 or %

Gases analysed (according to configuration) HCl, SO2, NO, NO2, NOx, N2O, NH3, CO, CO2, CH4, HC, COT, HF and H2O

(10)

9 of 13

Analog inputs 7 (programmable)

Detectable minimum 2% full scale

Repeatability ± 2% full scale on calibration bench

Zero drift ± 2% full scale in 30 days

Span drift ± 2% full scale in 30 days

Linearity ± 1% full scale

Integration time Automatic

Analog outputs (1 per gas anaysed) 0-1 V, 0-10 V, 0-20 mA, 4-20 mA

Output scales Programmable

Sample flow 0.33 l/min. approximately with SEC probe

1 l/min. approximately with dilution unit

Sample temperature 0°C < Temp. < 70°C (at the inlet of the analyzer)

Maximum sample dew point 0°C with SEC probe

+50°C with dilution unit

Display LCD 240*128, text and graphic mode

Control keyboard 6 keys

Microprocessor ARM7 32 bits

Power supply 230V; 50 Hz (100V; 50-60 Hz on request) +

ground

Consumption 200 VA

Working temperature (rack version) +10°C to +35°C Working temperature (tight box version) -10°C to +35°C

Alarm checking

Permanent

Detection and indication of operation

malfunction: temperature, electrical parameters, etc

Overshooting of measurement threshold (programmable thresholds)

Test and diagnostic for maintenance Selection on the keyboard and display of all parameters

Note : These characteristics correspond to a standard analyzer. They can vary depending on the application to which the analyzer is related.

A.2 Storage Characteristics Temperature : -10 °C to +60 °C Humidity : 0 to 95%

A.3 Installation Characteristics

Links between monitors (Figure 1-9 and Figure 1-10)

The MIR 9000 requires the following power supplies and external links:

(11)

Gambar 5.2. MIR 9000 Power Supplies and External Link

A.4 Penanganan dan Penyimpanan

MIR 9000 harus ditangani dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan dari berbagai konektor dan koneksi yang mencuat keluar dari bagian belakang atau sisi lateral. Pastikan saluran masuk cairan / outlet monitor dilengkapi dengan tutup pelindung selama penyimpanan. Selebihnya untuk Pengoperasian (Operation, Operation Instructions) dan Pemeliharaan (Preventive Maintenance, Corrective Maintenance, Component Breakdown & Location) dapat dipelajari pada Technical Manual MIR 9000-LCD, Multigas Analyzer.

A.5 Sampling Probe

Selengkapnya dapat dipelajari dalam dokumen manual Technical Instruction for Sec Probe Type 2.

A.6 Dryer

Selengkapnya dapat dipelajari dalam dokumen manual Technical Manual MDS Dryer.

A.7 Gas Injection

Selengkapnya dapat dipelajari dalam dokumen manual Technical Instructions TIG Span Gas Injection Panel.

(12)

11 of 13

A.8 Computer Software

Selengkapnya dapat dipelajari dalam dokumen manual:

- Technical Notice WinSCAN Acquisition Software ver.3_ documentation version 5 - Technical Notice WinSCAN Edit Software ver.3_ documentation version 5

B. Dust and Opacity Monitor

Untuk pemantauan debu partikulat dan opasitas saat ini digunakan Dust and Opacity Monitor D-R 290 dari DURAG GmbH, Kollaustraße, Hamburg. D-R 290 terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

8.8. The optical measuring unit (measuring head) 8.9. The reflector

8.10. The purge air unit

8.11. The display and control unit

8.12. The weld-on tubes with adjustment flange

Gambar 5.3. D-R 290 System Components

D-R 290 adalah sistem pengukuran dengan pemeliharaan rendah (low maintenance) dengan interval pemeliharaan tergantung unit instalasi yang harus ditentukan oleh operator, yaitu:

- Sifat alami media yang diukur

- Kondisi yang berhubungan dengan tekanan

- Kondisi ambien pada umumnya (misalnya kondisi iklim pada titik pengukuran)

Hal yang baik untuk memulai pekerjaan pemeliharaan dengan interval pendek (biasanya 4 minggu), dan kemudian secara bertahap meningkatkan hingga sekali setiap 6 bulan, tergantung pada keadaan yang mempengaruhi.Terlepas dari ini, pemeriksaan harus dilakukan setiap 4 (empat) minggu. Jika sistem pengukuran tidak dipertahankan secara memadai, terdapat peningkatan kontaminasi lensa dan filter, atau indikasi kegagalan sistem, dan mungkin, kerusakan perangkat utama pengukur.

(13)

Prosedur pemeliharaan harus memperhatikan sequence sbb:

Visual inspection and cleaning of the external device parts  Inspection and check of catches, locks and screw connections  Check on the purge air unit and hose connections to ensure no leakage and tight fit 

Filter check and/or replacement 

Cleaning of the cover glasses and zero point reflector 

Remove deposits from the Weld-On tubes 

(if necessary : Functional check of the Fail-Safe shutter) 

Selengkapnya Pengoperasian dan Pemeliharaan Dust and Opacity Monitor D-R 290 dapat dipelajari pada D-R 290 DURAG Manual, Document man_dr290_uk.doc version 01.04.2008.

VI. PENANGGUNG JAWAB

6.1. Departemen Operasi bertanggungjawab terhadap kualitas emisi gas buang (pengaturan proses pembakaran dan pemantauan emisi) dan availability alat pengukur emisi beserta kelengkapan teknisnya.

6.2. Departemen Pemeliharaan bertanggungjawab terhadap pemeliharaan dan reabilitas alat pengukuran emisi beserta kelengkapan teknisnya.

6.3. HSE bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan peraturan pemerintah terkait dan standard lainnya serta pelaporan kepada instansi lingkungan terkait.

6.4. Manajemen puncak memastikan efektifitas jaminan mutu pengendalian emisi udara dan menyediakan sumber daya yang dibutuhkan sehingga memenuhi peraturan perundang- undangan yang berlaku.

Tabel 6.1. Pelatihan dan/atau Kompetensi yang Dibutuhkan

Jenis Pelatihan Personil

Terkait

PPPU Pemantauan Emisi

Pengoperasian CEMS

Pemeliharaan CEMS

Proses Pembakaran

Pemeliharaan Mesin Pembakaran

Efficiency /

Technical Engineer

HSE *√

Operator

Control Instrument

& Electrical Eng, Spv, Tech

*Optional : 1 personil di HSE Section

(14)

13 of 13

VII. REFERENSI

7.1. Peraturan Pemerintah RI No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

7.2. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Kehuanan No. 15 Tahun 2019 tentang Baku Mutu Emisi Sumber tidak Bergerak Bagi Usaha dan/atau Kegiatan Pembangkit Tenaga Listrik Termal.

7.3. Keputusan Kepala Bapedal No. 205 tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak.

7.4. PP No.50 Tahun 2012 Penerapan SMK3 Elemen 6.1 dan 6.2.

7.5. ISO 14001:2015 klausul 9.1.2.

7.6. ISO 45001:2018 klausul 9.1.2.

7.7. CPS/G000/20026 HSE Manual PT Cikarang Listrindo, Tbk.

7.8. HP01-01-007 Prosedur Pemantauan dan Pengukuran.

7.9. HP01-00-001 Prosedur Identifikasi Aspek-Dampak Lingkungan dan Bahaya K3 serta Penilaian dan Pengendalian Risiko.

7.10. HP01-00-014 Prosedur Pengendalian Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan Pencegahan

VIII. LAMPIRAN

8.1. Technical Manual MIR 9000-LCD Multigas Analyzer 8.2. Technical Instruction for Sec Probe Type 2

8.3. Technical Manual MDS Dryer

8.4. Technical Instructions TIG Span Gas Injection Panel

8.5. Technical Notice WinSCAN Acquisition Software ver.3_ documentation version 5 8.6. Technical Notice WinSCAN Edit Software ver.3_ documentation version 5

8.7. D-R 290 DURAG Manual, Document man_dr290_uk.doc version 01.04.2008

Gambar

Tabel 5.2.  Peraturan  Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 21 tahun 2008 Lampiran III B  Bagi unit pembangkit beroperasi setelah 1 Desember 2008 (Unit 8)
Gambar 5.1. Persyaratan Lubang Sampling
Gambar 5.2. MIR 9000 Power Supplies and External Link
Gambar 5.3. D-R 290 System Components
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan : Menentukan bagian terendah janin yang terdapat pada bagian bawah uterus,.. apakah sudah masuk atau belum Pintu

1) Banyaknya komponen fisik yang belum terpenuhi untuk mendapatkan pencapaian hasil yang baik dalam cabang olahraga. 2) Pencapaian hasil yang belum maksimal dalam menekuni

Menampilkan data terkait data Sales Order Number, Sales Order Date, Kode Barang, Jenis Barang, Nama Barang, Harga Beli, Harga Jual, Quantity, dan Subtotal. Query ini

Puji syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala sesuatu dalam kehidupanku, melimpahkan rahmat dan hidayahNya, dan memberikan

(1972) mengemukakan definisi adenomiosis sebagai invasi jinak jaringan endometrium ke dalam lapisan miometrium yang menyebabkan pembesaran uterus difus dengan gambaran

Penentuan tingkat ploidi secara tidak langsung dengan mengamati karakter stomata dapat digunakan untuk seleksi awal pada populasi hasil regenerasi jaringan

Kondisi operasi yang relatif baik untuk ekstraksi kurkumin dari kunyit dengan pelarut asam asetat glacial 98 % adalah pada waktu ekstraksi 75 menit dan volume pelarut 300 ml

SD Negeri 1 Pilangsari, sekolah yang digunakan penulis sebagai tempat dilaksanakannya konseling khususnya salah satu siswa kelas 4 dapat diketahui terdapat satu