• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan (return) dari setiap aktivitas perdagangan yang terjadi di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan (return) dari setiap aktivitas perdagangan yang terjadi di"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal adalah salah satu sarana alternatif untuk menghimpun dana jangka panjang dari masyarakat selaku investor di dalam menunjang pembangunan suatu negara. Masyarakat selaku investor akan selalu berusaha mencari keuntungan (return) dari setiap aktivitas perdagangan yang terjadi di pasar modal. Sedangkan perusahaan dapat menghimpun dana dari masyarakat untuk mengatasi kesulitan finansial yang dialaminya. Pasar modal, selain sebagai suatu sarana untuk mencari dana bagi perusahaan, juga sebagai wadah investasi bagi investor. Untuk itu dalam menciptakan iklim investasi yang baik dan berlakunya pelaksanaan serta pengawasan yang baik maka ada lembaga yang mengatur.

Pasar modal (capital market) merupakan suatu pengertian yang abstrak, yaitu tempat bertemunya antara penawaran dan permintaan dana, atau dengan kata lain adalah tempat di mana bertemunya dua kelompok yang saling berhadapan dan saling mengisi yaitu masyarakat (calon investor) dan perusahaan yang membutuhkan dana (Hartono, 2007). Fungsi pasar modal itu sendiri adalah mengalokasikan secara efisien arus dana unit ekonomi yang mempunyai surplus tabungan (saving surplus unit) kepada unit ekonomi yang mengalami defisit tabungan (saving deficit unit), atau dengan kata lain pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang

(2)

mempunyai kelebihan dana (lender) ke pihak yang memerlukan dana (borrowers) (Husnan, 2003).

Dalam dunia investasi saham, dikenal adanya market timing yang menjelaskan kapan saat yag tepat untuk berada di dalam dan di luar pasar atau dapat diartikan investor memperhatikan kapan waktu yang tepat untuk membeli aset dan kapan waktu yang tepat untuk menjual aset. Dengan melihat market timing yang tepat maka investor dapat memperoleh keuntungan dan meminimalisasi resiko. Berbeda dengan hipotesis pasar efisien menurut Fama (1970) menunjukkan suatu keadaan di mana pada suatu waktu tertentu harga akan mencerminkan seluruh informasi yang tersedia di pasar saham tertentu.

Berdasarkan hipotesis pasar efisien investor seharusnya tidak dapat memperoleh keuntungan di atas rata-rata (abnormal return) dalam memprediksi tingkat pengembalian suatu saham.

Banyak penelitian yang memberikan bukti empiris yang mendukung konsep pasar yang efisien. Namun di sisi lain muncul sejumlah penelitian yang menyatakan adanya anomali pasar yang merupakan penyimpangan terhadap hipotesis pasar yang efisien. Anomali tersebut melanggar hipotesis mengenai efisiensi pasar bentuk lemah disebabkan adanya return yang tidak random, tetapi dapat diprediksi berdasarkan pengaruh kalender tertentu.

Anomali pasar tersebut antara lain low P/E ratio, January effect, size effect, day of the week effect dan The Monday Effect.

The Monday Effect adalah adanya kondisi di mana return saham secara signifikan negatif pada hari Senin. Hal ini menyebabkan apabila return pada

(3)

hari Senin dapat diprediksi maka dapat dirancang suatu pedoman yang dapat memanfaatkan pola musiman tersebut untuk mendapatkan return abnormal, yaitu selisih antara return yang diharapkan dengan return yang didapatkan.

Padahal pada pasar yang efisien seharusnya tidak akan muncul suatu pola pergerakan harga yang bersifat konstan dan bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan return abnormal.

Banyak penelitian telah membuktikan pengaruh the Monday Effect terhadap return saham. Penelitian dengan tema tersebut pertama kali dilakukan oleh Fields pada tahun 1931 yang membuktikan bahwa return pada hari Senin berbeda dengan return pada hari-hari lainnya (Budileksmana, 2005). Jaffe, Wasterfield dan Ma (Budileksmana, 2005) juga membuktikan bahwa return pada hari Senin dipengaruhi oleh kondisi pasar selama semingu sebelumnya. Hal ini dudukung hasil penelitian Abraham dan Ikenberry (Budileksmana, 2005) yang membuktikan bahwa the Monday Effect sebagian besar dipengaruhi oleh terjadinya return negatif pada hari Jumat sebelumnya.

Sejalan dengan penelitian di atas, Sun dan Tong (Iramani, 2006) membuktikan bahwa fenomena the Monday Effect secara signifikan terjadi pada dua Senin terakhir setiap bulannya. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abraham dan Ikenberry (Budileksmana, 2005) bahwa return negatif disebabkan pada hari Jumat sebelumnya. Cahyaningdyah (Iramani 2006) juga menyimpulkan bahwa return terendah terjadi pada hari Senin dan return tertinggi terjadi pada hari Jumat.

(4)

Penelitian tentang fenomena the Monday Effect di Indonesia juga dilakukan oleh Tahar dan Indrasari (2004) terhadap perusahaan LQ 45 yang listed di BEJ. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang negatif pada hari Senin sedangkan di hari – hari yang lain abnormal return menununjukkan nilai positif. Kesimpulan yang sama juga diambil Budileksmana (2005) dalam penelitiannya yang menggunakan sampel indeks pasar di BEJ pada tahun 1999 – 2004. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat abnormal return yang negatif pada hari Senin sedangkan di hari – hari yang lain abnormal return menununjukkan nilai positif. Sementara itu Manurung (2001) dengan menggunakan model yang dipakai French (1980) dengan proxy Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam periode penelitian Januari 1993 sampai Oktober 2000 secara keseluruhan tidak menemukan adanya the Monday Effect di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia).

Karena adanya keberagaman atau ketidak konsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai the Monday Effect di pasar modal Indonesia, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai fenomena the Monday Effect di Bursa Efek Indonesia (BEI). Fokus analisis penelitian ini ditekankan pada return pasar pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI dengan mengambil periode pengamatan 2007-2013.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka masalah yang akan diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah :

(5)

1. Apakah return saham pada hari Senin berbeda dengan return pada hari – hari lainnya?

2. Apakah return saham terendah pada hari Senin terkosentrasi pada Senin dua minggu terakhir pada setiap bulannya?

3. Apakah return saham pada hari Jumat minggu sebelumnya berpengaruh terhadap return saham pada hari Senin?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan paparan rumusan masalah tersebut maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui perbedaan return saham pada hari Senin berbeda dengan return pada hari – hari lainnya

2. Untuk membuktikan return saham terendah pada hari Senin terkosentrasi pada Senin dua minggu terakhir pada setiap bulannya.

3. Untuk membuktikan pengaruh return saham pada hari Jumat sebelumnya di BEI terhadap return saham pada hari Senin.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat:

1. Bagi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebagai tambahan referensi untuk meminimalisir terjadinya kerugian perusahaan akibat the Monday Effect.

2. Bagi investor, hasil penelitian ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk melakukan investasi.

(6)

3. Bagi akademisi, diharapkan penelitian ini dapat memberikan sumbangan informasi, pengetahuan atau sebagai bahan referensi mengenai pengaruh the Monday Effect terhadap tingkat keuntungan saham.

1.5 Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing- masing bab dijelaskan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran.

Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi penelitian atau ruang lingkup wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang digunakan.

(7)

Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian

Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi variabel penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan.

Bab V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab penutup yang memuat simpulan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Substitusi Silase Secara Kimiawi Limbah Padat Surimi Ikan Swanggi (Priacanthus macracanthus) pada Tepung Ikan terhadap Retensi Protein dan Retensi Lemak Ikan Nila (Oreochromis

Hasil penelitian ini berkaitan dengan teori yang disebut dengan teori agensi yang menyatakan bahwa profit yang tinggi bagi suatu perusahaanakan memberikan kesempatan pada

2 Menurut penatausahaan piutang PNBP kami, sampai saat ini Saudara belum melakukan pelunasan/pembayaran atas piutang PNBP sebesar Rp,...(11)...(...(12)...) sesuai dengan

Jika server mempunyai beberap interface yang aktif, maka postfix bisa diletakkan pada salah satu interface saja dengan direktif inet_interfaces, defaultnya postfix akan mendengarkan

- Tugas : Mengatur setiap hal yang berhubungan dengan sarana penyimpanan fisik perusahaan seperti mengatur sirkulasi material proyek termasuk inventarisasi material, mengatur stok

Sedangkan sel surya adalah sebuah alat yang mengkonversikan energi foton (cahaya sebagai partikel) menjadi energi listrik. Agar mampu menjadi sumber tenaga listrik dengan daya

Penelitian Aplikasi Bottom Ash Untuk Adsorpsi Limbah Pewarnaan Jeans Dengan Pilot Plant Kolom Horizontal..

dan jamur tempe bubuk putih yang menghasilkan efektivitas retting lebih tinggi di antara perlakuan retting embun lainnya mampu menghasilkan serat dengan tingkat