• Tidak ada hasil yang ditemukan

NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT AHMAD PARIZKI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK, PROVINSI SUMATERA BARAT AHMAD PARIZKI"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

1

P

PROGRA YA SEKOLA

1

PROVINSI SUMATERA BARAT

Oleh :

AHMAD PARIZKI

OGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTR

( STTIND ) PADANG 2018

1

NGAN

STRI

(2)

ANALISIS GEOM PADA PT. YUA

NAGARI GU

P

PROGRA YA SEKOLA

GEOMETRI JALAN TAMBANG BATU UANDA PUTRA YLM DI JORONG C

I AIA DINGIN, KECAMATAN LEM GUMANTI, KABUPATEN SOLOK,

PROVINSI SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh : AHMAD PARIZKI

1310024427009

OGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTR

(STTIND) PADANG 2018

TU GAMPING G CUBADAK LEMBAH SOLOK,

NGAN

STRI

(3)
(4)

ANALISIS GEOMETRI JALAN TAMBANG BATU GAMPING PADA PT. YUANDA PUTRA YLM DI JORONG CUBADAK

NAGARI AIA DINGIN, KECAMATAN LEMBAH GUMANTI, KABUPATEN SOLOK,

PROVINSI SUMATERA BARAT

Nama : Ahmad Parizki

NPM : 1310024427009

Pembimbing I : Ir. Asep Neris Bachtiar, M.Si, M.Eng Pembimbing II : Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc

RINGKASAN

PT. Yuanda Putra YLM merupakan perusahaan tambang batuan yang beroperasi di Jorong Cubadak Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Secara geografis PT. Yuanda Putra YLM terletak antara koordinat 100º 49• 3,42••- 100º 49•14,40•• Bujur Timur (BT) dan 1º 9• 2,40••- 1º 9• 59,90•• Lintang Selatan (LS).

PT. Yuanda Putra YLM memiliki akses jalan tambang sepanjang 500 m pada jalan tambang tersebut banyak sekali terjadi permasalah, seperti lebar jalan tambang pada kondisi jalan lurus dan tikungan masih kurang, cross slope dan super elevasi pada jalan tambang tidak ada, kemiringan jalan pada kondisi mendaki dan menurun (grade) terlalu curam yaitu sebesar 20º.

Penelitian ini akan menghitung geometri jalan tambang ideal dengan menggunakan rumus geometri jalan dan merancang desain jalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM dengan menggunakan software autocad 2007.

Dari hasil pengolahan data didapatkan bahwa pada lebar jalan tambang pada kondisi lurus dan tikungan akan dilakukan penambahan, pada cross slope akan dilakukan perbaikan dari kemiringan 0º dan ketinggian vertikal jalan 0 cm kemudian akan didesain menjadi dengan ketinggi vertikal 15.3 cm dan dengan kemiringan sebesar 2º, super elevasi akan dilakukan perbaikan dari kemiringan 0º kemudian akan didesain menjadi dengan kemiringan jalan tikungan sebesar 23.74º, kemudian pada grade jalan tambang akan dilakukan perbaikan yaiitu dari kemiringan 20º akan direndahkan menjadi 4.5º.

Kata Kunci: Jalan Tambang, Geometri.

(5)

GEOMETRY ANALYSIS OF STREET MINE BATU GAMPING ON PT. YUANDA PUTRA YLM IN JORONG CUBADAK

NAGARI AIA DINGIN, LEMBAH GUMANTI DISTRICT, SOLOK REGENCY,

WEST SUMATERA PROVINCE

Name : Ahmad Parizki

NPM : 1310024427009

First Supervisor : Ir. Asep Neris Bachtiar, M.Si, M.Eng Second Supervisor : Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc

ABSTRACT

PT. Yuanda Putra YLM is a rock mining company that operating in Jorong Cubadak Nagari Aia Dingin, Lembah Gumanti District, Solok Regency, West Sumatra Province. Geographically PT. Yuanda Putra YLM lies between the coordinates 100º 49 '3,42' '- 100º 49'14,40' 'East Longitude and 1º 9' 2,40 '' - 1º 9 '59,90' 'South Latitude.

PT. Yuanda Putra YLM has 500m long mining road access. On the mine road there are many problems are appears, such as mine road width on the straight and bend road condition is still lacking, cross slope and super elevasi on the mining road is not available, the slope of the road in climbing and descending condition (grade) is too steep which is 20º.

This research will calculate the ideal mine road geometry by using road geometry formula and designing the ideal mining road of PT. Yuanda Putra YLM by using software autocad 2007.

From the results of data processing found that on the width of mine road on the straight and turn conditions will be added, the cross slope will be improved from the slope of 0 º and the vertical height of the road 0 cm will be designed to be 15.3 cm vertical height and with a slope of 2 º, super elevasi will be repaired from a slope of 0º then will be designed to be with a slope of road bend of 23,74º, then on grade the mine road will be repaired from 20º slope will be lowered to 4.5º.

Key Words: Mine Road, Geometry.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkah dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Walaupun demikian, penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini dengan baik.

Dalam proses ini penulis telah didorong dan dibantu oleh berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak H. Riko Ervil, MT selaku Ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang.

2. Bapak Dr. Murad MS, MT selaku Ketua Program Studi Teknik Pertambangan.

3. Bapak Ir. Asep Neris Bachtiar, M.Si, M.Eng selaku Dosen Pembimbing I dalam penulisan skripsi.

4. Bapak Ahmad Fauzi Pohan, S.Pd, M.Sc selaku Dosen Pembimbing II dalam penulisan skripsi.

5. Bapak Fandi Irawan, ST selaku Kepala Teknik Tambang PT. Yuanda Putra YLM dan pembimbing lapangan.

6. Karyawan/I PT. Yuanda Putra YLM yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.

(7)

7. Teman-teman Mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri (STTIND) Padang, khususnya dari jurusan Teknik Pertambangan.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-Nya kepada pihak-pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Pada akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari seluruh pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

Padang, Juli 2018

( Ahmad Parizki )

(Ahmad Parizki)

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

COVER

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

RINGKASAN ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 4

1.4 Rumusan Masalah ... 4

1.5 Tujuan Penelitian . ... 4

1.6 Manfaat Penelitian . ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengertian Jalan ... 6

2.1.2 Geometri Jalan ... 7

1) Lebar Jalan Lurus ... 7

(9)

2) Lebar Jalan Tikungan ... 8

3) Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Super Elevasi) ... 9

4) Kemiringan Jalan Melintang (Cross Slope )... 10

5) Kemiringan Jalan (Grade) ... 11

2.1.3 Penelitian Relevan... 12

2.2 Kerangka Konseptual ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian... 23

3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ... 23

3.2.1 Tempat Penelitian... 23

3.2.2 Waktu Penelitian ... 27

3.3 Variabel Penelitian ... 27

3.4 Jenis Data Dan Sumber Data... 27

3.4.1 Jenis Data ... 27

3.4.2 Sumber Data... 28

3.5 Teknik Pengumpulan Data... 28

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data... 30

3.6.1 Perhitungan Geometri Jalan dan Produktifitas Alat... 30

1) Perhitungan Jalan Lurus ... 30

2) Perhitungan Jalan Tikungan ... 30

3) Perhitungan Kemiringan Jalan Melintang (Cross Slope) ... 30

4) Perhitungan Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Super Elevasi)... 30

5) Perhitungan Kemiringan Jalan (Grade)... 30

(10)

3.7 Kerangka Metodologi ... 31

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data ... 33

4.1.1 Data Primer ... 33

4.1.2 Data Sekunder ... 36

4.2 Pengolahan Data... 36

4.2.1 Perhitungan Geometri Jalan ... 36

1) Perhitungan Lebar Jalan Lurus ... 36

2) Perhitungan Lebar Jalan Tikungan ... 37

3) Perhitungan Kemiringan Jalan Tikungan (Super Elevasi)... 37

4) Perhitungan Kemiringan Jalan Melintang (Cross Slope) ... 38

5) Perhitungan Kemiringan Jalan (Grade)... 38

BAB V ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA 5.1 Analisis Hasil Perhitungan Geometri Jalan ... 39

1) Analisis Hasil Perhitungan Lebar Jalan Lurus ... 39

2) Analisis Hasil Perhitungan Lebar Jalan Pada Tikungan ... 40

3) Analisis Hasil Perhitungan (Super Elevasi) ... 40

4) Analisis Hasil Perhitungan (Cross Slope) ... 41

5) Analisis Hasil Perhitungan Kemiringan Jalan (Grade)... 41

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 42

6.2 Saran ... 45

DAFTAR KEPUSTAKAAN ... 46 LAMPIRAN ...

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lebar Jalan Lurus ... 7

Gambar 2.2 Lebar Jalan Tikungan ... 8

Gambar 2.3 Cross Slope... 10

Gambar 2.4 Kemiringan Jalan... 11

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual ... 22

Gambar 3.1 Keadaan Morfologi PT. Yuanda Putra YLM ... 26

Gambar 3.2 Kerangka Metodologi... 31

Gambar 4.1 Pengukuran Super Elevasi Aktual Jalan Tambang PT. Yuanda Putra YLM... 34

Gambar 4.2 Pengukukuran Cross Slope Aktual Jalan Tambang PT. Yuanda Putra YLM ... 35

Gambar 4.3 Pengukuran Grade Aktual PT. Yuanda Putra YLM ... 36

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Curah Hujan PT. Yuanda Putra YLM ... 24

Tabel 4.1 Lebar Jalan Tambang Aktual PT. Yuanda Putra YLM ... 33

Tabel 4.2 Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Yuanda Putra YLM ... 34

Tebel 5.1 Analisis Hasil Perhitungan Lebar Jalan Lurus ... 39

Tebel 5.2 Analisis Hasil Perhitungan Lebar Jalan Pada Tikungan... 40

Tabel 6.1 Lebar Jalan Tambang Aktual PT. Yuanda Putra YLM... 42

Tabel 6.2 Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Yuanda Putra YLM ... 43

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A. Struktur Organisasi PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran B. Peta Lokasi dan Kesampaian Daerah PT. Yuanda Putra YLM Lampiran C. Peta Geologi Detail PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran D. Peta Topografi PT. Yuanda Putra YLM Lampiran E. Peta Layout Tambang PT. Yuanda Putra YLM Lampiran F. Peta Geologi Lembar Solok, Sumatera

Lampiran G. Peta Desain Lebar Jalan Tambang PT. Yuanda Putra YLM Lampiran H. Spesifikasi Truck Canter FE 74 HD 125 PS

Lampiran I. Spesifikasi Excavator Komatsu PC 200

Lampiran L. Desain Lebar Jalan Tambang Aktual Pada Segmen 1 PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran M. Desain Lebar Jalan Tambang Ideal Pada Segmen 1 PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran N. Desain Lebar Jalan Tambang Aktual Pada Segmen 2 PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran O. Desain Lebar Jalan Tambang Ideal Pada Segmen 2 PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran P. Desain Jalan Tambang Pada Tikungan dan Super Elevasi Ideal PT.

Yuanda Putra YLM

Lampiran Q. Desain Cross Slope Ideal PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran R. Desain Kemiringan Jalan (Grade) Aktual PT. Yuanda Putra YLM Lampiran S. Desain Kemiringan Jalan (Grade) Ideal PT. Yuanda Putra YLM

(14)

Lampiran T. Surat Pengambilan Data Lapangan Di PT. Yuanda Putra YLM Lampiran U. Data Lapangan PT. Yuanda Putra YLM

Lampiran V . Schedule Penelitian di PT. Yuanda Putra YLM Lampiran W. Dokumentasi Lapangan di PT. Yuanda Putra YLM

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Industri pertambangan merupakan suatu industri yang mampu menggerakkan perekonomian suatu bangsa. Kegiatan industri ini mampu menyerap tenaga kerja, meningkatkan taraf hidup masyarakat dan memberikan pemasukan bagi negara serta daerah, sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dicapai. Dalam perkembangannya saat ini telah banyak komoditas bahan galian berupa batubara, mineral logam, mineral non logam dan komoditas batuan yang diusahakan dalam kegiatan industri pertambangan.

Salah satu komoditas tambang yang dapat diusahakan dalam bidang industri pertambangan adalah batugamping. Batugamping atau sering juga disebut batukapur merupakan salah satu mineral industri yang banyak digunakan oleh sektor industri, kontruksi dan pertanian. Contoh dari sektor industri adalah sebagai bahan pembuat semen, pemutih kertas dan penetral limbah, contoh dari sektor kontruksi adalah sebagai bahan keramik dan untuk perkerasan jalan dan contoh dari sektor pertanian adalah sebagai pupuk pertanian serta masih banyak lagi kegunaan yang dapat kita peroleh dari batugamping.

PT. Yuanda Putra YLM adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan batugamping yang terletak di Jorong Cubadak, Nagari Aia Dingin, Kec. Lembah Gumanti, Kab. Solok, Prov. Sumatera Barat. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Sumatera Barat Nomor : 544–529-2016 Tanggal 17

(16)

Mei 2016, IUP Operasi Produksi PT. Yuanda Putra YLM yang diberikan seluas 10 Ha.

Setiap operasi penambangan memerlukan jalan tambang sebagai sarana infrastruktur yang vital didalam lokasi penambangan dan sekitarnya. Jalan tambang berfungsi sebagai penghubung lokasi-lokasi penting, antara lain lokasi tambang dengan area crushing plant (perencanaa mesin penghancur), pengolahan bahan galian, perkantoran, perumahan karyawan dan tempat-tempat lain di wilayah penambangan. Konstruksi jalan tambang secara garis besar sama dengan jalan angkut di kota. Perbedaan yang khas terletak pada permukaan jalannya (road surface) yang jarang sekali dilapisi oleh aspal atau beton seperti pada jalan angkut di kota, karena jalan tambang sering dilalui oleh peralatan mekanis yang memakai crawler track, misalnya bulldozer, excavator, crawler rock drill (CRD), track loaderdan sebagainya.

Kondisi jalan yang tidak sesuai dan cenderung dipaksakan akan mempengaruhi tidak nyamannya operator alat untuk melintasi jalan, produktivitas umur alat menurun, dan berpotensi menimbulkan kecelakaan pada jalan tambang.

Panjang jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM yaitu sejauh ± 500 meter yang berada pada daerah perbukitan, yang mana pada jalan tambang tersebut banyak sekali terjadi permasalahan seperti, tidak ada rambu-rambu jalan, akses jalan masuk tambang yang sempit, jalan menuju ke lokasi penambangan berada dalam area lahan pertanian masyarakat, lebar jalan tambang tidak sesuai dengan standarisasi, tidak adanya super elevasi dan cross slope pada jalan tambang, drainase yang ada pada jalan tambang menyatu dengan aliran sungai dari

(17)

perbukitan yang mana apabila pada saat hujan deras bisa menyebabkan terjadinya erosi terhadap jalan tambang, kemiringan jalan tambang yang curam yaitu 20º dan pada jalan tambang tidak ada tanggul pembatas. Dengan adanya permasalahan tersebut maka diperlukan analisis mengenai kondisi geometri jalan angkut yang ada di PT. Yuanda Putra YLM agar proses pengangkutan material batugamping dapat berjalan dengan lancar dan tidak terjadi kecalakan pada jalan tambang.

Berdasarkan dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti dan membahas geometri jalan angkut pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT.

Yuanda Putra YLM, dan penelitian ini diberi judul “Analisis Geometri Jalan Tambang Batu Gamping Pada PT. Yuanda Putra YLM di Jorong Cubadak Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat”.

1.2. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Akses jalan masuk tambang yang sempit yang berada di samping rumah masyarakat.

2. Jalan menuju ke lokasi penambangan berada dalam area lahan pertanian masyarakat.

3. Drainase yang ada pada jalan tambang menyatu dengan aliran sungai dari perbukitan, yang mana apabila pada saat hujan deras bisa menyebabkan aliran sungai menjadi lebih besar dan bisa menyebabkan terjadinya erosi terhadap jalan tambang.

4. Kemiringan jalan tambang yang curam yaitu 20º.

(18)

5. Lebar jalan tambang tidak sesuai dengan standarisasi.

6. Super elevasi dan cross slope pada jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM sebesar 0º.

7. Pada jalan tambang tidak memilik tanggul dan rambu-rambu jalan.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah pada penelitian ini adalah menghitung geometri jalan tambang yang meliputi, lebar jalan lurus, lebar jalan tikungan, super elevasi, cross slopedan grade.

1.4. Rumusan Masalah

Dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

1. Berapa geometri jalan tambang aktual di PT. Yuanda Putra YLM ?

2. Berapa geometri jalan tambang ideal yang akan digunakan di PT. Yuanda Putra YLM ?

3. Bagaimana desain jalan tambang ideal di PT. Yuanda Putra YLM ? 1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan adalah:

1. Mengungkap geometri jalan tambang aktual di PT. Yuanda Putra YLM.

2. Menentukan geometri jalan tambang ideal yang akan digunakan di PT.

Yuanda Putra YLM.

3. Mendapatkan desain jalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

(19)

1. Bagi mahasiswa, menjadi sarana untuk mempraktekkan ilmu pengetahuan yang didapat selama ini.

2. Bagi perusahaan, menjadi acuan bahan pertimbangan untuk melakukan rencana perbaikan pada jalan tambang.

3. Bagi STTIND, menjadi bahan referensi bagi mahasiswa dan meningkatkan kemampuan mahasiswa.

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang.

Pertambangan mineral adalah pertambangan mineral yang berupa bijih atau batuan, di luar panas bumi, minyak dan gas bumi, serta air tanah.

Konstruksi adalah kegiatan usaha pertambangan untuk melakukan pembangunan seluruh fasilitas operasi produksi, termasuk pengendalian dampak lingkungan.

2.1.1 Pengertian Jalan

Definisi jalan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1980 menjelaskan bahwa jalan adalah suatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan perlengkap dan perlengkapannya yang diperuntukan bagi lalu lintas. Bangunan pelengkap dan perlengkapan jalan yaitu bagunan atau aksesoris jalan, misalnya lampu jalan, rambu-rambu lalu lintas, tangga penyebrangan dan lain-lain.

Jalan tambang adalah klasifikasi jalan secara khusus, yaitu jalan yang pembinaannya dilakukan oleh perusahaan tambang. Maksudnya jalan tersebut dibuat dan digunakan hanya untuk kepentingan-kepentingan pertambangan.

(21)

2.1.2 Geometri Jalan

Dalam geometri jalan, ada beberapa hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengoptimalkan fungsi jalan serta menjaga keselamatan pengguna jalan, yaitu : 1. Lebar Jalan Lurus

Perhitungan lebar jalan angkut yang lurus dan belok (tikungan) berbeda karena pada posisi membelok kendaraan akan membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar akibat jejak ban depan dan ban belakang yang ditinggalkan diatas jalan melebar. Lebar jalan minimum pada jalan lurus dengan lajur tunggal atau ganda, menurut Standar AASHTO jalan harus ditambah dengan setengah lebar alat angkut pada bagian tepi kiri dan kanan jalan, seperti pada gambar 2.1.

(Sumber: Indonesianto.2005)

Gambar 2.1 Lebar Jalan Angkut Lurus

(22)

Rumus perhitungan lebar jalan angkut pada jalan lurus:

n Wt

  

n 1

 

12 Wt

 

(2.1)

L     

(Sumber: Indonesianto.2005)

Keterangan:

L = Lebar minimum pada jalur lurus (m) n = Jumlah jalur

Wt = Lebar satu unit kendaraan (m) 2. Lebar Jalan Tikungan

Penentuan lebar jalan pada tikungan (belokan) didasarkan pada lebar jejak ban, lebar juntai (overhang) bagian depan dan belakang saat kendaraan belok, jarak antar kendaraan saat bersimpangan dan jarak dari kedua jalan. Dapat di lihat pada gambar 2.2.

(Sumber: Indonesianto.2005)

Gambar 2.2 Lebar Jalan Pada Tikungan

(23)

Rumus perhitungan lebar jalan angkut pada jalan tikungan:

  

C

n U Fa Fb Z

W

(2.2)

(Sumber: Indonesianto.2005)

Keteraangan:

W = Lebar jalan pada jalur tikungan (m) U = Jarak jejak roda truck (m)

Fa = Lebar juntai depan (m) Fb = Lebar juntai belakang (m)

Z = Jarak sisi luar truck ke tepi jalan (m) C = Jarak antar truck (m)

3. Kemiringan Jalan Pada Tikungan (Super Elevasi)

Super elevasi merupakan kemiringan jalan pada tikungan yang terbentuk oleh batas antara tepi jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian.

Bagian tikungan jalan perlu diberi elevasi, yakni dengan cara meninggalkan jalan pada sisi luar tikungan. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari/mencegah kendaraan tergelincir keluar jalan atau terguling.

Kemiringan jalan ini secara matematis merupakan perbandingan antara kenaikan tinggi jalan dengan lebar jalan. Untuk menentukan besarnya kemiringan tikungan jalan dihitung berdasarkan kecepatan rata-rata kendaraan yang melalui.

Super elevasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

R g

,m/mataumm/m v

Tanθ 2   (2.3)

(Sumber: Indonesianto.2005)

(24)

Keterangan:

V = Kecepatan rencana km/jam.

R = Radius tikungan m.

G = Gravitasi bumi 9,8 m/det2.

4. Kemiringan Jalan Melintang (Cross Slope)

Pembentukan croos slope bertujuan untuk mempelancar penirisan air pada permukaan jalan angkut apabila turun hujan, air hujan yang ada pada permukaan jalan akan mengalir ketepi jalan angkut dan air tidak menggenang ke permukaan jalan angkut yang akan membahayakan kendaraan yang lewat beserta mempercepat kerusakan jalan tambang. Jalan angkut yang baik memiliki cross slope 40 cm berdasarkan lebar jalan angkut.

(Sumber: Indonesianto.2005)

Gambar 2.3 Kemiringan Jalan Melintang (Cross Slope)

(25)

Rumus perhitungan kemiringan jalan melintang:

2 L

a 1  (2.4)

(Sumber: Indonesianto.2005)

mm/m 44

a

b   (2.5)

(Sumber: Indonesianto.2005)

Keterangan:

a = Jarak horizontal L = Lebar jalan angkut

b = Tinggi vertikal pada poros memanjang jalan 5. Kemiringan Jalan (Grade)

Kemiringan atau “grade” jalan angkut merupkan suatu factor penting yang harus diamati secara detail dalam kegiatan kajian terhadap kondisi jalan tambang tersebut. Hal ini dikarenakan kemiringan jalan angkut berhubungan langsung dengan kemampuan alat angkut, baik dari pengereman maupun dalam mengatasi tanjakan.

(∆h)

(α)

(∆x)

(Sumber: Indonesianto.2005)

(26)

Gambar 2.4 Kemiringan Jalan (Grade)

Kemiringan (grade) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

 

100%

x Grade h

 

α (2.6)

(Sumber: Indonesianto.2005)

Keterangan:

∆h =

Beda tinggi antara dua titik yang diukur.

∆x =

Jarak antara dua titik yang diukur.

Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 18 % - 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit, lebiih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8

% atau 4.5 %.

2.1.3 Penelitian Relevan

1. Aldiyansyah, dkk. Jurnal Geomine, Vol 4, No. 2: Agustus (2016), menjelaskan tujuan penelitian untuk mendapatkan geometri jalan yang sesuai dengan standarisasi dan Metode penelitian yang dilakukan di lapangan yaitu dengan cara melakukan pengukuran jalan hauling hingga menuju front penambangan dengan memperhitungkan jarak, lebar, dan kemiringan dengan menyesuaikan standarisasi perhitungan teknis, kemudian dari data tersebut diolah menggunakan autocad 2007 sehingga memudahkan dalam proses analisis. Proses pengambilan data yang

(27)

dilakukan di lapangan yaitu dengan melakukan pengamatan secara langsung mengenai studi kasus seperti melakukan pengukuran jarak, lebar, dan kemiringan jalan dan aspek pendukung kegiatan pengangkutan seperti melihat alat angkut yang digunakan di lapangan. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa lebar jalan angkut untuk keadaan lurus yaitu 5 m dan 9 m sedangkan pada keadaan tikungan yaitu 8,11 m dan 14,25 m . kesimpulan yang didapatkan bahwa keadaan lebar jalan pada STA 57 – 58 masih mengalami kekurangan yaitu 4 m dan harus dilakukan penambahan yaitu sebesar 1 m dan kemiringan memanjang pada STA 9 – 10 yaitu mencapai 30,48% dan harus dilakukan pemotongan sebesar 25%.

2. Thony Riyanto, dkk. Jurnal Himasapta, Vol. 1, No.2, Halaman 50-56 Agustus (2016), menjelaskan pada kegiatan pemindahan material overburden, jalan tambang merupakan parameter penting untuk menunjang kinerja alat angkut. Pada jalan tambang sering dijumpai kerusakan-kerusakan di badan jalan seperti, jalan berlubang dan permukaan jalan tidak mulus. Hal ini biasanya disebabkan oleh kondisi geometri jalan dan daya dukung tanah pada jalan tambang yang belum memenuhi standar, sehingga perlu dilakukan evaluasi. Penelitian penelitian dilakukan di Jalan Alphard, Dodge dan Cadillac dengan jalan 3720 meter di Pit Tutupan Highwall PT Pamapersada Nusantara Jobsite PT Adaro Indonesia.

Pemilihan lokasi jalan penelitian berdasarkan jalan yang memiliki data jumlah alat angkut dan jumlah fleet paling banyak, serta data kecepatan alat angkut paling rendah. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

(28)

dengan menganalisis geometri jalan, daya dukung tanah jalan terhadap beban yang melewatinya, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan jalan dan perbaikan geometri. Penelitian dimulai dengan pengambilan data geometri aktual jalan dan daya dukung tanah aktual jalan (CBR subgrade dan rolling resistance). Kemudian membandingkan dengan standar teoritis, diperoleh geometri ideal untuk desain kecepatan 60 km/jam yaitu lebar jalan lurus 24 meter, lebar jalan tikungan 28 meter, grade maksimal 8%, superelevasi8% dan cross slope 2 - 4%. Daya dukung tanah jalan diperoleh CBR ideal 40% dan rolling resistance 65 lb/ton (3,25%). Dapat diketahui bahwa jalan dalam kondisi paling rusak adalah jalan Cadillac Kemudian membandingkan travel speed alat angkut kondisi jalan aktual dan kondisi simulasi pada jalan Cadillac, dan didapat selisih waktu tempuh sebesar 0.67 - 1.31 menit. Tidak terlalu menjadi masalah jika alat angkut harus kehilangan waktu cycle time sebesar 0.67 – 1.31 menit. Berdasarkan pertimbangan tersebut, tidak terlalu disarankan untuk melakukan perbaikan perkerasan di jalan Cadillac, cukup dengan hanya melakukan pemeliharaan dan perawatan jalan meliputi grading, compacting dan water spraying.

Namun jika jalan Cadillac dalam kondisi rusak parah, mengganggu keselamatan kerja dan diharuskan melakukan perkerasan, maka berdasarkan data CBR yang ada, ketebalan lapisan perkerasan yang dapat diberikan yaitu 1 lapisan di atas subgrade, sebesar 9.64 inci material batulempung (claystone).

(29)

3. Adi winarko, dkk. (2004), menjelaskan sistem penambangan yang diterapkan adalah metode tambang terbuka dengan menggunakan excavator backhoe sebagai alat gali muat dan dump truck Scania P380CB-6X4 sebagai alat angkut overburden. Produkivitas alat angkut yang rendah menyebabkan target produksi overburden tidak tercapai. Faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu waktu kerja, waktu edar, kesediaan alat, dan kondisi jalan angkut. Curah hujan yang tinggi juga mempengaruhi kegiatan operasional. Untuk meningkatkan kerja alat gali-muat dan alat angkut, maka dilakukan evaluasi teknis mengenai kondisi geometri jalan angkut overburden, agar produktivitas alat angkut meningkat dan target produksi untuk tahun 2014 sebesar 240.000 BCM/bulan dapat tercapai. Setelah dilakukan evaluasi teknis, ditemukan bahwa geometri jalan angkut belum memenuhi kriteria, diantaranya grade jalan yang melebihi grade maksimal, lebar jalan yang kurang, tidak ada saluran drainase, tidak ada crossfall, tidak ada tanggul pengaman dan tidak ada superelevasi pada tikungan.

Setelah dilakukan perbaikan jalan angkut berupa pelebaran jalan dan penerapan crossfall, pembuatan tanggul pengaman, serta saluran drainase, didapatkan bahwa produktivitas unit meningkat. Produksi teoritis setelah perbaikan jalan adalah 274.300,15 BCM/bulan. Terdapat peningkatan produksi sebesar 98.291,73 BCM/bulan dari produksi sebelum perbaikan jalan sebesar 176.008,42 BCM/bulan.

4. Rudy Azwari, (2014), menjelaskan fungsi utama jalan angkut secara umum adalah untuk menunjang kelancara operasi penambangan terutama dalam

(30)

kegiatan pengangkutan. Medan berat yang mungkin terdapat disepanjang jalan angkut harus diatasi dengan mengubah rancangan jalan untuk meningkatkan keamanan dan keselamatan kerja. Untuk pencapaian produksi batubara sebesar 1.000.000 ton/bulan, jalan angkut memberikan kontribusi yang besar bagi kelancaran dalam opersai pengangkutan jika geometri jalan sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan. Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan, geometri jalan dinilai teramat sempit untuk pergerakan alat angkut dan dapat membahayakan bagi pengguna jalan yang lain. Berdasarkan perhitungan The American Association Of State Highway and Transportation Officials (AASHTO) Manual Rural High Way Design 1973, lebar minimum jalan angkut agar dapat dilalui dengan baik oleh Dump Truck Scania P420 yang melintas adalah 9 meter untuk jalan lurus dan 14 meter untuk jalan tikungan Kemiringan pada tikungan (superelevasi) harus dibuat berkisar antara -195,763 mm/m sampai 1,246 mm/m supaya alat angkut bisa melewati tikungan dengan kecepatan maksimal. Berdasarkan lebar jalan yang dibuat, cross slope yang harus dibuat yaitu sebesar 18,75 cm terhadap sisi jalan agar badan jalan tidak digenangi oleh air. Daya dukung material yang ada dapat diklasifikasikan bahwa material daya dukung tanah untuk jalan angkut termasuk dalam kategori compact grvel and boulder-graver formation; very compact sandi gravel yang memilik daya dukung tanah sebesar 20.000 psf. Dengan nilai daya dukung material sebesar 20.000 psf, maka dapat menahan beban yang didistribusikan pada permukaan jalan sebesar 17.601,234 psf.

(31)

5. Yusman Latunggu, (2012), menjelaskan tujuan penelitian untuk menentukan bentuk geometri jalan pada tambang F menuju crushing plant di PT. Wijaya Karya Bitumen dan membandingkan dengan standar jalan tambang menurut teori AASHTO. Untuk menentukan geometri jalan, terlebih dahulu melakukan pengukuran lebar alat angkut terbesar yang digunakan. Dimana, alat angkut terbesar yang digunakan adalah Dump Truck Hino Fm 260 Ti dengan lebar sebesar 2,72 m. dari hasil pengukuran geometri jalan PT.

Wijaya Karya Bitumen diperoleh lebar jalan lurus pada setiap sengmen 4,60 m-7,20 m, lebar jalan tikungan 6,20 m-7,10 m, jari-jari tikungan 7,80 m- 7,94 m, superelevasi 0,15 m-0,16 m, dan nilai grade 0,0045º - 3,34º.

Sedangkan cross slope tidak ditemukan pada setiap segmennya.

Berdasarkan perbandingan dengan standar jalan menurut teori AASHTO, maka perlu penambahan lebar jalan dari 4,20 m menjadi 9,52 m pada jalan lurus dan 6,20 m menjadi 11,32 m pada lebar jalan tikungan, pada jari-jari tikungan dari 7,83 m menjadi 8,85 m, superelevasi dari 0,15 m menjadi 1,25 m, dan cross slope sebesar 0,19 m. sedangkan kemiringan jalan sudah sesuai standar AASHTO.

6. Zulkifli Sayuti, dkk. Geosains (2013), menjelaskan operasi pengangkutan bongkaran Overburden ke Disposal PT. Kitadin TDM menggunakan Dump Truck Komatsu HD 785-5 dan Caterpillar 777D. Operasi pengangkutan memegang peranan yang sangat penting. Keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan tidak pernah lepas dari interaksi antara jalan angkut dan alat angkut itu sendiri. Geometri jalan angkut di Pit Seam 11 PT. Kitadin TDM

(32)

belum memenuhi syarat jalan angkut tambang yang baik. Selain itu tidak ada saluran penirisan di tepi jalan angkut tambang yang mengakibatkan badan jalan angkut tambang tergenang air pada saat hujan. Oleh karena itu di lakukan pengkajian terhadap geometri jalan angkut dan perencanaan pembutan saluran penirisan di tepi jalan angkut di Pit Seam 11 Selatan PT. Kitadin TDM untuk keamanan dan kelancaran operasi pengangkutan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengkaji secara teknis kondisi jalan angkut tambang di Pit Seam 11 Selatan dan merencanakan dimensi saluran penirisan jalan yang akan digunakan di tepi jalan angkut tambang. Berdasarkan spesifikasi alat angkut terlebar yaitu Caterpillar 777D diperoleh lebar jalan angkut minimum untuk dua jalur pada jalan lurus yaitu 21,35 m dan pada jalan tikungan yaitu 26,21 m.

Super elevasi atau kemiringan pada tikungan adalah 1,04 m. Cross slope sebesar 42,7 cm. Grade jalan yang mampu di atasi oleh HD -785 sebesar 10,3%.Dimensi saluran penirisan di tepi jalan, ditentukan dengan menggunakan rumus Manning, setelah analisis data curah hujan tahun 2004-2008 dengan curah hujan harian sebesar 85,22 mm/hari, dan perolehan daerah tangkapan hujan seluas 519.779 m2. Saluran penirisan tersebut berbentuk trapezium dengan panjang sisi saluran 1.396 m, lebar dasar saluran 1.392 m, kedalaman aliran 1.209 m, dan lebar muka air 2.794 m.

7. Syamsudin, dkk. Prosiding Teknik Pertambangan (2016), menjelaskan kondisi geometri jalan angkut yang ada sekarang belum sepenuhnya

(33)

memenuhi syarat lebar minimum dua jalur, terutama pada segmen 2 hampir semua stasiunnya memiliki lebar kurang dari 18 m, kemudian lebar jalan angkut dua jalur pada tikungan masih banyak juga yang belum memenuhi standar sebesar 21,5 m, untuk superelevasi pada setiap belokan sudah memenuhi standar berdasarkan perhitungan, kemudian kemiringan jalan angkut masih banyak yang tidak memenuhi standar yaitu sebesar 8%.

Penggunaan bahan bakar secara actual dilapangan sebesar 28,21 liter/jam pada jalur A dan 28,73 liter/jam pada jalur B. konsumsi solar sebelum evaluasi geometri jalan angkut pada jalur A sebesar 1,41 liter/ritase, dan pada jalur B sebesar 0,71 liter/ritase, sedangkan konsumsi bahan bakar pada jalur yang telah di evaluasi menjadi 1,2601 liter/ritase dab 0,698 liter/ritase.

Factor yang paling mempengaruhi bahan bakar adalah jarak angkut, terlihat dari hasil perhitungan menggunakan regresi linear yang menghasilkan nilai R2 = 0,8755 = 87%, nilai R tersebut merupakan nilai R terbesar dibandingkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi bahan bakar lainnya.

8. Kurniawan Nur Pratomo, dkk. Prosiding Teknik Pertambangan (2016), menjelaskan dalam suatu aktivitas penambangan, banyak faktor yang mempengaruhi terhadap aspek ketercapaian produksi, salah satunya yaitu jalan angkut. Jalan angkut memberi konstribusi yang besar bagi kelancara dalam operasi pengangkutan jika geometri jalan sesuai dengan dimensi alat angkut yang digunakan, maka target produksi andesit sebesar 45.000 ton/bulan dapat tercapai. Kondisi lapangan saat ini secara geometri jalan

(34)

dinilai tidak representative untuk pergerakan alat angkut dan dapat menganggu aktivitas penambangan. Berdasarkan lebar minimum jalan angkut agar dapat dilalui dengan baik oleh Dump Truck Komatsu HD 180-D yang melintas adalah 10,5 m untuk jalan lurus dan 14 m untuk jalan tikungan. Kemiringan pada tikungan (superelevasi) dengan kisaran antara 0,0041 m/m sampai 0,091 m/m agar alat angkut bisa melewati tikungan kecepatan maksimal. Berdasarkan lebar jalan yang dibuat, cross slope yang harus dibuat yaitu sebesar 21.877 cm terhadap sisi jalan agar badan jalan tidak digenangi oleh air. Untuk pendukung keamanan dan keselamatan kerja pada jalan angkut maka dibuat jarak henti pada jalan lurus yaitu 13,599 sampai 15,364 meter dan untuk jarak henti pada tikungan 8 sampai 14 meter. Untuk tanggul pengaman (safety berm) perlu dibuat tingginya yaitu 1,356 meter. Waktu tempuh dump truck Komatsu HD 180 – D tidak bermuatan sebelum perbaikan adalah 390,5008 detik dan setelah dilakukan penurunan kemiringan jalan angkut maka waktu tempuh dump truck tidak bermuatan adalah 341,139 detik, lebih cepat ± 49,362 detik.

9. Anindita Dwi Angraini, dkk. Jurnal Karya Teknik Sipil, Volume 3, Nomor 4, Halaman 821-829 (2014), menjelaskan Perkembangan ekonomi dan pertumbuhan di Kota Wonosari relatif berkembang cepat,sehingga menimbulkan tingginya mobilitas yang berdampak pada kenaikkan arus lalu lintas, volume lalu lintas dan sistem jaringan jalan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan adanya rencana Pembangunan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari yang mampu mendukung terciptanya

(35)

suatu sistem transportasi yang efektif, efisien, memberikan kelancaran transportasi, serta meningkatkan peran dan fungsi jalan nasional yang memiliki peran penting dalam melancarkan arus transportasi regional di Propinsi Jawa Tengah.Dari hasil analisa Perencanaan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari sesuai dengan survey volume lalu lintas dapat ditentukanjumlah lajur yaitu 2/2UD .Dari hasil perhitungan perencanaan jalan lingkar utara Kota Wonosari, pada persimpangan ditetapkan penggunaan perkerasan rigidsedangkan untuk sepanjang jalur lalu lintas jalan lingkar utara Kota Wonosari menggunakan perkerasan lentur.

10. Balya Muhammad Akbar, dkk. Jurnal Himasapta, Vol. 1, No. 3, Halaman 71-73, Desember (2016), menjelaskan PT Tanjung Alam Jaya adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan batubara di Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan. PT TAJ mulai melakukan kegiatan penambangan pada tahun 1999. Umumnya jalan tambang PT TAJ cukup bagus namun ada beberapa kondisi yang memungkinkan bisa terjadi kecelakaan kerja misalnya kurangnya perhatian terhadap rambu-rambu, kondisi jalan yang sempit dibeberapa belokan sehingga memungkinkan kecelakaan. Metode penelitian yang dilakukan di lapangan berupa observasi langsung dan wawancara dengan pihak perusahaan terkait masalah yang terjadi di jalan angkut tambang sehingga bisa dilakukan evaluasi tentang keselamatan kerjanya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa volume tersibuk terjadi pada tanggal 17 Januari pukul 09.00 – 10.00 dengan volume 23.4 SMP/Jam dan yang

(36)

terendah volume lalu lintasnya 14.3 SMP/Jam pada pukul 11.00 – 12.00.

Tingkat pelayanan jalan tambangnya termasuk dalam kategori A yang artinya kondisi jalan berada di zona bebas tanpa hambatan.

2.2 Kerangka Konseptual

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual Proses

Data-data yang sudah terkumpul kemudian selanjutnya akan diolah dengan mengggunakan rumus geometri jalan dan Software Autocad 2007.

Output

1. Mengungkap geometri jalan tambang aktual di PT. Yuanda Putra YLM 2. Menentukan geometri jalan tambang ideal di PT. Yuanda Putra YLM 3. Mendapatkan desain jalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM

Input Data primer

1. Pengukuran geometri jalan di PT. Yuanda Putra YLM 1) Pengukuran panjang jalan PT. Yuanda Putra YLM 2) Pengukuran lebar jalan lurus

3) Pengukuran jalan pada tikungan 4) Pengukuran super elevasi 5) Pengukuran cross slope 6) Pengukuran kemiringan jalan Data sekunder

1. Data spesifikasi alat angkut dan alat muat PT. Yuanda Putra YLM.

2. Peta desain jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM.

3. Peta layout tambang.

(37)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian terapan (applied research). Penelitian terapan adalah penelitian yang bertujuan untuk hati-hati, sistematik dan terus menerus terhadap suatu masalah dengan tujuan digunakan segera untuk keperluan tertentu. Menurut Sugiono (2009), penelitian terapan ini digolongkan dalam penggolongan menurut tujuan.

Penelitian yang bertujuan untuk menemukan pengetahuan yang secara praktis dapat diaplikasikan. Walaupun ada kalanya penelitian terapan juga untuk mengembangkan produk Penelitian dan pengembangan bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan memvalidasi suatu produk.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perusahaan pertambangan batugamping PT.

Yuanda Putra YLM lokasi IUP Operasi Produksi Batugamping PT. Yuanda Putra YLM secara administratif berada di Jorong Cubadak, Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok Provinsi Sumtera Barat dengan luas lokasi penambangan 10 Ha. Secara geografis PT. Yuanda Putra YLM terletak antara koordinat 100º 49• 3,42••- 100º 49•14,40•• Bujur Timur (BT) dan 1º 9•

2,40••- 1º 9• 59,90•• Lintang Selatan (LS).

(38)

Untuk menuju ke lokasi penelitian dapat ditempuh dengan kendaraan roda 4 dan roda 2 melalui jalur jalan Negara Padang – Solok (75 Km) – Kecamatan Lembah Gumanti (50 Km) dengan waktu tempuh 4 jam.

Dengan beroperasinya penambangan batugamping oleh PT. Yuanda Putra YLM, perusahaan ini berharap akan mendatangkan devisa bagi negara dan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah, selain itu juga membuka lahan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan masyarakat yang bermukim di sekitar area pertambangan. Adapun peta lokasi dan kesampaian daerah PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran B.

1. Iklim dan Curah Hujan

Pada prinsipnya iklim pada daerah penambangan PT. Yuanda Putra YLM Indonesia sama dengan iklim Indonesia pada umumnya yaitu iklim tropis dengan dua musim, musim panas dan musim hujan. Intensitas hujan yang tinggi pada musim hujan akan mengakibatkan terhentinya proses penambangan, hal ini disebabkan karena genangan air pada daerah penambangan, kondisi jalan yang licin sehingga mempengaruhi kegiatan penambangan. Data curah hujan Kabupaten Solok tahun 2016 seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Curah Hujan PT. Yuanda Putra YLM (mm)

No Bulan Curah Hujan Hari

Hujan (mm)

1 Januari 71,00 13

2 Februari 7,00 3

3 Maret 36,00 7

(39)

4 April 223,00 16

5 Mei 185,00 17

6 Juni 22,00 5

7 Juli 93,00 4

8 Agustus 155,00 10

9 September 199,00 14

10 Oktober 147,00 17

11 November 506,00 25

12 Desember 191,00 13

Jumlah 1.835,00 144,00

(Sumber: Solok Dalam Angka, 2016)

2. Stratigrafi dan Geologi 1. Stratigrafi

Daerah IUP Operasi Produksi Batugamping PT. Yuanda Putra YLM termasuk kedalam Peta Geologi Lembar Solok (P.H. Silitonga dan Kastowo, 1995). Berdasarkan peta geologi dimaksud, litologi daerah adalah merupakan Anggota Batugamping Formasi Kuantan yang terdiri dari batugamping, batusabak, filit, serpih terkersikan dan kuarsit. Dapat dilihat pada lampiran F.

2. Struktur Geologi

Tektonik Sumatera dipengaruhi oleh interaksi konvergen antara dua lempeng yang berbeda jenis. Arah gerak kedua lempeng terhadap jalur subduksi membentuk sudut lancip sehingga pembentukan struktur geologi di Pulau Sumatera didominasi oleh sesar-sesar mendatar dekstral (right handed wrench fault).Hubungan struktur geologi satu terhadap lainnya selain mengontrol sebaran batuan di permukaan juga menjadikan daerah ini cukup kompleks secara tektonik.

(40)

Terbentuknya sejumlah struktur sesar yang cukup rapat ternyata diikuti oleh aktifitas magmatik yang menghasilkan tubuh-tubuh intrusi batuan beku.

3. Morfologi

Morfologi Nagari Aia Dingin umumnya merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 200-1.500 mdpl. Secara umum daerah ini memiliki kemiringan lereng landai hingga terjal dengan sudut kemiringan lereng berkisar antara 100- 500. Pada daerah sebaran sumberdaya batugamping, mempunyai ciri morfologi berupa perbukitan berbentuk kerucut. Pada dinding-dinding bukit inilah dapat dilihat singkapan batugamping. Daerah ini umumnya ditutupi oleh hutan primer dan semak belukar. Adapun morfologi daerah PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada gambar 3.1.

(Sumber: Documentasi Lapangan)

Gambar 3.1 Keadaan Morfologi

(41)

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu yang direncanakan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu mulai dari bulan Agustus 2017 sampai dengan bulan Desember 2017.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut.

Sesuai dengan permasalahan yang diteliti, maka variabel penelitian meliputi kegiatan pengukuran panjang jalan, pengukuran lebar jalan, pengukuran lebar jalan pada tikungan, pengukuran super elevasi, pengukuran cross slope dan pengukuran kemiringan jalan (grade) pada jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM.

3.4 Jenis Data dan Sumber Data 3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data ini merupakan data yang diambil langsung dari hasil pengamatan di lapangan terhadap objek penelitian. yaitu: pengukuran panjang jalan, pengukuran lebar jalan, pengukuran lebar jalan tikungan, pengukuran super elevasi, pengukuran cross slope dan pengukuran kemiringan jalan pada jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM.

2. Data Sekunder

Data ini merupakan data yang diambil dari arsip-arsip perusahaan dan buku- buku yang berkaitan dengan objek yang diteliti, yaitu: data spesifikasi alat yang

(42)

digunakan, peta desain jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM, peta layout tambang PT. Yuanda Putra YLM.

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang didapatkan berasal dari pengamatan langsung di lapangan, arsip-arsip perusahaan dan mencatat semua hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian yaitu pada PT. Yuanda Putra YLM.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data dilakukan pengukuran langsung dilapangan, seperti:

1. Pengukuran panjang jalan

Pengukuran panjang jalan tambang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu meteran, pengukuran dilakukan dari jalan masuk PT. Yuanda Putra YLM sampai pada lokasi penambangan.

2. Pengukuran lebar jalan

Pengukuran lebar jalan tambang dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu meteran, pengukuran dilakukan dari jalan masuk tambang PT. Yuanda Putra YLM sampai ke lokasi penambangan yang mana pada saat pengukuran dibagi menjadi beberapa titik yang akan diukur yang mana jarak pengukuran antara titik satu dengan yang lainnya adalah sepanjang 25 m.

3. Pengukuran lebar jalan tikungan

Pengukuran lebar jalan tikungan dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu meteran, pengukuran dilakukan pada setiap tikungan yang ada di PT.

Yuanda Putra YLM.

(43)

4. Pengukuran super elevasi

Pengukuran super elevasi dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu waterpass, pengukuran dilakukan pada setiap tikungan yang ada di PT.

Yuanda Putra YLM pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan waterpass pada jalan tikungan kemudian kita putar kuncian pada waterpass tersebut untuk meletakkan atau memposisikan gelembung/mata bola air pada posisi di tengah, setelah gelembung berada di tengah makan jarum penunjuk akan menununjukkan berapa derajat kemiringan yang akan kita dapat.

5. Pengukuran cross slope

Pengukuran cross slope dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu waterpass, pengukuran dilakukan pada jalan lurus yang ada di PT. Yuanda Putra YLM pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan waterpass pada jalan kemudian kita putar kuncian pada waterpass tersebut untuk meletakkan atau memposisikan gelembung/mata bola air pada posisi di tengah, setelah gelembung berada di tengah maka jarum penunjuk akan menununjukkan berapa derajat kemiringan yang akan kita dapat.

6. Pengukuran kemiringan jalan (grade)

Pengukuran kemiringan jalan dilakukan dengan menggunakan alat ukur yaitu waterpass, pengukuran dilakukan pada kemiringan jalan yang ada di PT.

Yuanda Putra YLM pengukuran dilakukan dengan cara meletakkan waterpass pada kemiringan jalan kemudian kita putar kuncian pada waterpass tersebut untuk meletakkan atau memposisikan gelembung/mata bola air pada posisi di

(44)

tengah, setelah gelembung berada di tengah makan jarum penunjuk akan menununjukkan berapa derajat kemiringan yang akan kita dapat.

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Teknik pengolahan data yang digunakan peneliti mengacu kepada perhitungan dan menganalisis geometri jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM.

3.6.1. Perhitungan Geometri Jalan 1. Perhitungan Jalan Lurus

Menggunakan rumus pada persamaan (2.1) 2. Perhitungan Jalan Tikungan

Mengunakan rumus pada persamaan (2.2)

3. Perhitungan Kemiringan Jalan Tikungan (Super Elevasi) Menggunakan rumus pada persamaan (2.3)

4. Perhitungan Kemiringan Jalan Melintang (Cross Slope ) Menggunakan rumus pada persamaan (2.4), (2.5) 5. Perhitungan Kemiringan Jalan (Grade )

Menggunakan rumus pada persamaan (2.6) 3.7 Kerangka Metodologi

Adapun langkah-langkah penelitian yang digunakan penulis dapat dilihat pada kerangka metodologi berikut:

A

Analisis Geometri Jalan Tambang Batu Gamping pada PT. Yuanda Putra YLM di Jorong Cubadak Nagari Aia Dingin, Kecamatan Lembah

Gumanti, Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat

(45)

Identifikasi Masalah:

1. Akses jalan masuk tambang yang sempit yang berada di samping rumah masyarakat.

2. Jalan menuju ke lokasi penambangan berada dalam area lahan pertanian masyarakat.

3. Drainase yang ada pada jalan tambang menyatu dengan aliran sungai dari perbukitan.

4. Kemiringan jalan tambang yang curam yaitu 20º.

5. Kemiringan Super elevasi dan cross slope pada jalan tambang sebesar

6. Lebar jalan angkut tidak sesuai dengan standarisasi.

7. Pada jalan tambang tidak memilik tanggul pembatas dan rambu rambu jalan.

Pengumpulan Data:

Data Primer:

1. Pengukuran geometri jalan PT.

Yuanda Putra YLM.

1) Panjang jalan PT. Yuanda Putra YLM

2) Lebar jalan lurus.

3) Lebar jalan pada tikungan.

4) Super elevasi.

5) Cross slope

6) kemiringan jalan ( Grade ).

Data Sekunder:

4. Data spesifikasi alat angkut dan alat muat PT. Yuanda Putra YLM.

5. Peta layout tambang.

6. Peta desain jalan tambang PT.

Yuanda Putra YLM.

Pengolahan Data:

1. Mengunakan rumus geometri jalan

2. Menggunakan software Autocad 2007 untuk mendesain jalan tambang

B

(46)

Gambar 3.2 Kerangka Metodologi Penelitian

4. Mengungkap geometri jalan tambang aktual di PT. Yuanda Putra YLM 5. Menentukan geometri jalan tambang ideal di PT. Yuanda Putra YLM 6. Mendapatkan desain jalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM

(47)

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Dari hasil kegiatan pengumpulan data, maka data-data yang didapatkan berupa:

4.1.1. Data Primer

Data primer pada penelitian ini meliputi:

1. Panjang jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM yaitu 500 m.

2. Lebar jalan tambang aktual PT. Yuanda Putra YLM.

Tabel 4.1

Lebar Jalan Tambang Aktual PT. Yuanda Putra YLM Titik ( Meter ) Lebar Jalan Aktual PT. Yuanda

Putra YLM

0 m 4,20 m

25 m 9 m

50 m 6 m

75 m 7 m

100 m 7 m

125 m 5,80 m

150 m 7 m

175 m 7 m

200 m 6,70 m

225 m 7 m

250 m 7 m

275 m 7, 30 m

300 m 7 m

325 m 7 m

350 m 6,10 m

375 m 7 m

400 m 7 m

425 m 5, 30 m

450 m 7 m

475 m 7 m

500 m 9 m

(48)

3. Lebar jalan tikungan aktual PT. Yuanda Putra YLM Tabel 4.2

Lebar Jalan Tikungan Aktual PT. Yuanda Putra YLM Titik Lebar Jalan Tikungan Aktual PT.

Yuanda Putra YLM

Tikungan 1 7,30 m

Tikungan 2 7 m

Tikungan 3 7 m

4. Pengukuran super elevasi aktual di PT. Yuanda Putra YLM

Kemiringan jalan pada 3 ( tiga ) tikungan di jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 0º, dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.1 Pengukuran Super Elevasi Aktual PT. Yuanda Putra YLM

(49)

5. Pengukuran cross slope aktual di PT. Yuanda Putra YLM

Kemiringan jalan melintang PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 0º, dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini.

Gambar 4.2 Pengukuran Cross Slope Aktual PT. Yuanda Putra YLM

6. Pengukuran grade aktual PT. Yuanda Putra YLM

Kemiringan jalan pada tanjakan PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 20º, dapat dilihat pada gambar 4.3 dibawah ini.

(50)

Gambar 4.3 Pengukuran Grade Aktual PT. Yuanda Putra YLM

4.1.2. Data Sekunder

1. Data Spesifikasi Alat Gali Muat dan Alat Angkut PT. Yuanda Putra YLM, dapat dilihat pada lampiran H dan I.

2. Peta Layuot Tambang PT. Yuanda Putra YLM, dapat dilihat pada lampiran E.

3. Desian Jalan Tambang PT.Yuanda Putra YLM, dapat dilihat pada lampiran G.

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Perhitungan Geometri Jalan 1. Perhitungan lebar jalan lurus

1) Lebar jalan lurus aktual di PT. Yuanda Putra YLM

Lebar jalan lurus Aktual di PT. Yuanda Putra YLM adalah antara 4, 20 m sampai dengan 9 m.

(51)

2) Lebar jalan lurus teoritis

       

       

   

m 985 , 6

955 , 2 94 , 3

985 , 0 3 94 , 3

1,970 12

1 2 1,970 2

L

2. Perhitungan lebar jalan tikungan

1) Lebar jalan tikungan aktual di PT. Yuanda Putra YLM

Lebar jalan tikungan aktual di PT. Yuanda Putra YLM adalah antara 7 m sampai dengan 7,30 m.

2) Lebar jalan tikungan teoritis

 

 

m 110 , 7

555 , 3 2

985 , 0 570 , 2 2

985 , 0 0,985 60

30 1,495 2

W

3. Perhitungan kemiringan jalan tikungan ( super elevasi )

1) Kemiringan super elevasi aktual di PT. Yuanda Putra YLM

Kemiringan jalan tikungan (super elevas) pada jalan tambang PT.

Yuanda Putra YLM adalah sebesar 0º.

2) Kemiringan jalan tikungan ( super elevasi ) teoritis.

 

0 1 -

det m det

m

det 2

det 2

det

det 2 m

74 . 23

(0.440) Tan

440 . 0

68.6 30.25

) 8 . 9 0 . 7 ( 5

. 3600 5

20000

9.8 7.0

20 Tan

2 2 2

2

2 2

θ θ θ

m m

m KmJam

m m

(52)

4. Perhitungan kemiringan jalan melintang (cross slope)

1) Kemiringan cross slope aktual di PT. Yuanda Putra YLM

Kemiringan jalan melintang (cross slope ) pada jalan tambang PT.

Yuanda Putra YLM adalah sebesar 0º.

2) Kemiringan jalan melintang (cross slope ) teoritis

2 dengan sebanding

cm 4 , 15

mm 154

mm/m 44

m 5 , 3 b

m 3,5 m 492 , 3

6,985 12

a

0

5. Perhitungan kemiringan jalan (grade)

1) Kemiringan jalan (grade) aktual di PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 20º.

2) Kemiringan jalan (grade) teoritis.

Menurut buku Yanto Indonesianto. Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 18 % sampai 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4.5º.

(53)

BAB V

ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

Dalam bab ini hasil analisis didiskusikan berdasarkan kerangka teori penelitian yang telah diajukan.

5.1. Analisa Hasil Perhitungan Geometri Jalan 1. Analisis hasil perhitungan lebar jalan lurus

Tabel 5.1

Analisis Hasil Perhitungan Lebar Jalan Lurus Titik

( Meter )

Lebar Jalan Aktual

Lebar Jalan Teoritis/Ideal

Penambahan Lebar Jalan Lurus

0 m 4,20 m 6,985 m 2, 785 m

25 m 9 m 6,985 m -

50 m 6 m 6,985 m 0,985 m

75 m 7 m 6,985 m -

100 m 7 m 6,985 m -

125 m 5,80 m 6,985 m 1,185 m

150 m 7 m 6,985 m -

175 m 7 m 6,985 m -

200 m 6,70 m 6,985 m 0,285 m

225 m 7 m 6,985 m -

250 m 7 m 6,985 m -

275 m 7, 30 m 6,985 m -

300 m 7 m 6,985 m -

325 m 7 m 6,985 m -

350 m 6,10 m 6,985 m 0,885 m

375 m 7 m 6,985 m -

400 m 7 m 6,985 m -

425 m 5,30 m 6,985 m 1,685 m

450 m 7 m 6,985 m -

475 m 7 m 6,985 m -

500 m 9 m 6,985 m -

Dari analisis perhitungan secara teoritis dan data aktual yang didapat dilapangan maka akan dilakukan penambahan pelebaran jalan pada beberapa titik yaitu pada titik 0 m akan dilakukan pelebaran jalan sebesar 2.785 m, kemudian

(54)

pada titik 50 m akan dilakukan pelebaran jalan sebesar 0,985 m, kemudian pada titik 125 m akan dilakukan pelebaran jalan sebesar 1,185 m, kemudian pada titik 200 m akan dilakukan penambahan pelebaran jalan sebesar 0,285 m, kemudian pada titik 350 m akan dilakukan pelebaran jalan sebesar 0,885 m, dan pada titik 425 m akan dilakukan penambahan pelebaran jalan sebesar 1,685 m, desain rancangan lebar jalan tambang ideal pada kondisi jalan lurus di PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran J dan K.

2. Analisis hasil perhitungan lebar jalan pada tikungan

Tabel 5.2

Analisis Hasil Perhitungan Lebar Jalan pada Tikungan

Titik

Lebar Jalan Tikungan Aktual

Lebar Jalan Tikungan Teoritis/Ideal

Penambahan Lebar Jalan Tikungan

Tikungan 1 7,30 m 7,110 m -

Tikungan 2 7 m 7,110 m 0,110 m

Tikungan 3 7 m 7,110 m 0,110 m

Dari analisis perhitungan secara teoritis dan data aktual yang dihasilkan maka akan dilakukan penambahan pelebaran jalan pada beberapa tikungan yaitu pada tikungan 2 akan dilakukan pelebaran jalan sebesar 0,110 m, dan pada tikungan 3 akan dilakukan pelebaran jalan sebesar 0,110 m, desain rancangan lebar jalan tambang ideal pada kondisi tikungan di PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran L.

3. Analisis hasil perhitungan kemiringan jalan pada tikungan (super elevasi ) Dari analisis data aktual yang didapat dilapangan pada setiap tikungan yang ada di PT. Yuanda Putra YLM super elevasi nya adalah sebesar 0º dan

(55)

perhitungan super elevasi secara teoritis yang dihasilkan adalah sebesar 23.74º maka akan dilakukan perbaikan super elevasi pada setiap tikungan yang ada jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM, desain rancangan super elevasi jalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran M.

4. Analisis hasil perhitungan kemiringan jalan melintang (cross slope )

Dari analisis data aktual yang didapat dilapangan cross slope yang ada pada jalan tambang PT. Yuanda Putra adalah sebesar 0º, tinggi vertikal pada poros memanjang jalan adalah 0 cm dan perhitungan cross slope secara teoritis yang dihasilkan adalah untuk tinggil vertikal pada poros memanjang jalan adalah sebesar 15,3 cm dan cross slope nya sebesar 2º maka akan dilakukan perbaikan cross slope pada jalan tambang PT. Yuanda putra YLM, desain rancangan cross slopejalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran N.

5. Analisis hasil perhitungan kemiringan jalan (grade )

Dari analisis data aktual yang didapat dilapangan kemiringan jalan ( grade ) pada kondisi jalan mendaki atau menurun di PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 20º atau 30,40 % sedangkan standarisasi kemiringan jalan pada kondisi jalan mendaki atau menurun menurut buku Yanto Indonesianto, kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 18 % sampai 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4.5º, maka akan dilakukan perbaikan pada grade jalan tambang yang ada di PT. Yuanda Putra YLM, desain rancangan grade jalan tambang ideal PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran O.

(56)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data-data aktual hasil pengukuran geometri jalan yang dilakukan di jalan tambang PT. Yuanda Putra YLM adalah sebagai berikut:

1) Panjang jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM adalah sepanjang 500 m.

2) Lebar jalan tambang aktual di PT. Yuanda Putra YLM adalah dari 4,20 m sampai 9 m.

3) Lebar jalan tikungan aktual di PT. Yuanda Putra YLM adalah dari 7 m sampai 7,30 m

4) Kemiringan jalan pada tikungan (Super elevasi) aktual pada jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 0º.

5) Kemiringan jalan melintang (Cross slope) aktual pada jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 0º.

6) Kemiringan jalan pada pendakian atau menurun (Grade) aktual pada jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM adalah sebesar 20º.

2. Hasil perhitungan geometri jalan tambang teoritis/ideal yang didapat untuk jalan tambang di PT. Yuanda Putra YLM adalah sebagai berikut:

1) Lebar jalan lurus teoritis/ideal yang didapat adalah sebesar 6,986 m.

2) Lebar jalan tikungan teoritis/ideal yang didapat adalah sebesar 7,111 m.

(57)

3) Kemiringan jalan tikungan (super elevasi) teoritis/ideal yang didapat adalah 23.74º.

4) Kemiringan jalan melintang (cross slope) teoritis/ideal yang didapat adalah tinggi vertikal atau tinggi tengah jalan sebesar 15,4 cm atau sebanding 2º.

5) Kemiringan jalan pada pendakian atau menurun (grade) teoritis/ideal yang didapat berdasarkan Menurut buku Yanto Indonesianto. Secara umum kemiringan jalan maksimum yang dapat dilalui dengan baik oleh alat angkut besarnya berkisar antara 18 % sampai 10 %. Akan tetapi untuk jalan naik maupun turun pada bukit, lebih aman kemiringan jalan maksimum sebesar 8 % atau 4.5º.

3. Desain jalan tambang ideal dan aktual PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran.

1) Desaian lebar jalan lurus ideal dan aktual PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran J dan K.

2) Desain lebar jalan tikungan ideal dan aktual PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran L.

3) Desain kemiringan jalan tikungan (super elevasi) ideal dan aktual PT.

Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran M.

4) Desain kemiringan jalan melintang (cross slope) ideal dan aktual PT.

Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran N.

5) Desain kemiringan jalan pada pendakian dan penurunan (grade) ideal dan aktual PT. Yuanda Putra YLM dapat dilihat pada lampiran O.

(58)

6.2. Saran

Saran dari peneliti setelah melakukan kegiatan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh pihak PT. Yuanda Putra YLM untuk melakukan perbaikan pada jalan tambang.

2. Dengan adanya rancangan jalan yang sesuai standar dapat menghindari terjadinya resiko kecelakaan pada jalan tambang yang ada di PT. Yuanda Putra YLM.

3. Perlu dilakukan penambahan pada rambu-rambu jalan dan penerangan pada jalan tambang yang ada di PT. Yuanda Putra YLM.

(59)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Adi Winarko, Djuki Sudarmono, dkk, Evaluasi Teknis Geometri Jalan Angkut Overburden Untuk Mencapai Target Produksi 240.000 BCM/Bulan Di Site Project Mas Lahat PT. Ulima Nitra Sumatera Selatan, Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Sriwijaya, 2004.

Aldiyansyah, Jamal Rauf Husain, dkk, Analisi Geometri Jalan Di Tambang Utara Pada PT. Ifishdeco Kecamatan Tinanggea Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara, Jurusan Teknik Pertambang Universitas Muslim Indonesia dan Program Studi Teknik Geologi Universitas Hasanuddin, 2016.

Anindita Dwi Anggraini, Moga Narayudha, dkk, Perencanaan Jalan Lingkar Utara Kota Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurusan Teknik Sipil Universitas Diponegoro, 2014.

Balya Muhammad Akbar, Nurhakim, dkk, Analisis Pengaruh Tingkat Pelayanan Jalan Terhadap Keselamatan Kerja Pada Tambang Batubara, Teknik Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat, 2016.

Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu, Sumatera Barat, 2016.

Departemen Kimpraswil, Kemantapan Jalan dan Penanganan Jalan, Jakarta, 2002.

Direktorat Jenderal Bina Marga, Tipe dan Kondisi Jalan Kerusakan Perkerasan Jalan, 1990.

Direktorat Jenderal Bina Marga, SK No. 77/KPTS/db/1990, Perencanaan dan penyusunan Program Jalan, Departemen Pekerjaan Umum, 1990.

Fitri, Meldia, dkk, Paduan Penulisan dan Ujian Skripsi, STTIND Padang.

Padang, 2013.

Hary Christady Hardiyanto, Mekanika Tanah 1, Jurusan Teknik Sipil Dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, 2005.

Referensi

Dokumen terkait

• Tekanan tanah lateral adalah gaya yang ditimbulkan oleh akibat dorongan tanah di belakang struktur penahan tanah... Tanah di kiri dinding turap digali perlahan-lahan sampai

Sehingga secara konkret, apabila menghadapi orang yang sedang mengalami krisis, kita harus melihatnya secara lengkap, utuh dalam keseluruhan sebagai manusia yang perlu

Gunarso mengatakan dari segi hukum kenakalan remaja digolongkan dalam dua kelompok yang berkaitan dengan norma-norma hukum yaitu : (1) kenakalan yang bersifat amoral dan

Yang dimaksud dengan memberikan pendidikan adalah memberikan pendidikan atau pengajaran tentang bahaya akibat penyalahgunaan NAPZA termasuk kedalam pendidikan

'DODP PHQHPXNDQ OLOLWDQ JDULV DQWDUD GXD [ RUDQJ QRUPDO DNDQ PHQHPXNDQ JDULV \DQJ PHQJKXEXQJNDQ ZDUQD XQJX GDQ RUDQJH GDQ SHQGHULWD JDQJJXDQ SHQJOLKDWDQ PHUDK KLMDX PHQHPXNDQ JDULV

17 Pada laporan kasus ini terdapat riwayat adanya kutil yang tumbuh dengan lambat selama 12 tahun dan pasien ser in g beker ja di sawah tan pa menggunakan alas kaki,

Analisis fasa dan kandungan mineral dilakukan pada pellet geopolimer yang memiliki kuat tekan tertinggi untuk metode sintesis geopolimer dengan variasi NaOH kecuali untuk

Kartu reagen memiliki 3 jenis yaitu GN (Gram-Negatif) yang digunakan untuk mengidentifikasi secara langsung bakteri Gram- negatif, GP (Gram-Positif) yang digunakan