• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA SAPAAN BAHASA SUKU ANAK DALAM DESA BUKIT SUBAN KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN SAROLANGUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA SAPAAN BAHASA SUKU ANAK DALAM DESA BUKIT SUBAN KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN SAROLANGUN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

261

KATA SAPAAN BAHASA SUKU ANAK DALAM DESA BUKIT SUBAN KECAMATAN AIR HITAM KABUPATEN SAROLANGUN

Sainil Amral

1

, Eka Sulistiani

2

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari,

Jambi

[email protected] [email protected]

Abstract

This research aims to describe the form and function of the words of the Language of Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. This research uses the qualitative descriptive method. The data in this study is in the form of oral speech about greetings used to greet the speaker community in daily communication in Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. The results of this research are in the form of descriptions of kinship and non-kinship greeting forms.

Thus it can be said that the form of the kinship of Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun there are several types, namely the word direct kinship greeting in sequence such as the word "Puyang Jenton" which means great-grandfather, the term direct kinship greeting is not sequential as the word "Kakok Betina" which means sister. The word kinship is not directly marital relationship like the greeting "Obe" which means wife. As for the form of non-kin kinship greetings of Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun there are several types, namely non-kinship greetings in general society such as the greeting word "Jengki"

which means greedy people, non-kinship greetings in the field of customs such as the greeting "Tumenggung" which means the head of customs, and non-kinship greetings in the area of religion such as the greeting "Ngebang" which means people who chant the adzan.

Keywords: greetings, Anak Dalam tribe

1Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari, Jambi

2 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Batanghari, Jambi

(2)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

262

PENDAHULUAN

Bahasa daerah sebagai komponen kebudayaan yang berkembang di Indonesia harus dijaga kelestariannya. Setiap daerah memiliki bahasa daerah masing-masing yang harus dipertahankan dan dilestarikan penggunaannya. Hal tersebut tertuang dalam penjelasan pasal 36 UUD 1945 mengenai pembinaan, pengembangan dan pemeliharaan bahasa daerah. Salah satu bahasa daerah yang perlu dilestarikan dalam menunjang pertumbuhan, perkembangan bahasa daerah dan kebudayaan nasional adalah bahasa Suku Anak Dalam (SAD) di Provinsi Jambi. Masyarakat suku anak Dalam memiliki perangkat bahasa tertentu sebagai sarana berkomunikasi satu sama lain.

Dalam berkomunikasi harus terdiri dari beberapa unsur yaitu, harus ada pembicara atau penutur, harus ada lawan bicara atau mitra tutur, serta hal yang dikomunikasikan. Salah satu strategi komunikasi yang masih bertahan sampai sekarang yakni bertutur sapa. Menurut Rahima (2016: 31) bertutur sapa sebagai salah satu sistem untuk menyampaikan maksud mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Konteks situasi tuturan ada karena adanya perbedaan pandangan (pengetahuan) antara penutur dan mitra tutur, dan aspek-aspek kebahasaan.

Kata sapaan merupakan bentuk bahasa yang digunakan dalam bertegur sapa di kehidupan sehari-hari dalam melaksanakan aktivitas baik lisan maupun tulisan. Tanpa menggunakan kata sapaan para penutur akan sulit dalam berkomunikasi dan tidak akan mengetahui arah atau sasaran pembicaraan dari lawan bicara. Penggunaan kata sapaan pasti memiliki perbedaan dari satu daerah dengan daerah yang lain. Perbedaan itu disebabkan oleh faktor sosial, budaya, maupun kaidah kebahasaan yang ada disetiap daerah.

Dengan menggunakan kata sapaan, penutur

dapat menentukan sasaran yang akan disapanya (Rahima, A. dan Ike Novita, 2021:2). Pendapat tersebut mengacu pada penjelasan A. Rahima (2016: 32) bahwa penggunaan kata sapaan yang kurang tepat

akan mengganggu jalannya komunikasi. Penggunaan kata sapaan dalam

suatu komunikasi dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti siapa yang menyapa, siapa yang disapa, dan hubungan antara menyapa dan disapa. Selain itu, kata sapaan yang digunakan untuk bertegur sapa tidak selalu sama untuk setiap lawan bicara. Di satu sisi, perbedaan hubungan antara penyapa dan disapa sangat berpengaruh.

Hubungan yang dimaksud berupa hubungan kekerabatan atau nonkekerabatan. Dalam tulisan ini penulis akan mengkaji bentuk sapaan masyarakat Suku Anak Dalam (SAD). Salah satu suku yang ada di pedalaman Provinsi Jambi. Kata sapaan ini juga digunakan pada Suku Anak Dalam (SAD) Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.

Bahasa SAD memiliki keunikan tersendiri sehingga menarik untuk dikaji.

Kajian kata sapaan ini merupakan kajian dari

ruang lingkup kebahasaan atau

sosiolinguistik. Sosiolinguistik adalah ilmu

yang mengkaji tentang bahasa dalam

kehidupan sosial, dan salah satunya yaitu

kata sapaan. Kata sapaan ini bisa digunakan

dalam berinteraksi baik dalam lingkungan

keluarga ataupun dalam lingkungan umum

atau masyarakat yang disebut sapaan

kekerabatan dan nonkekerabatan. Salah satu

sapaan yang digunakan yaitu kata sapaan

untuk menyapa bibi adalah ibung, mamok

untuk menyapa paman, kakok betino untuk

menyapa kakak perempuan, kakok jenton

untuk menyapa kakak laki-laki, dan masih

banyak kata sapaan lainnya. Tidak dapat

dimungkiri bahwa penggunaan kata sapaan

menjadi bagian penting dalam proses

interaksi sosial, yakni untuk mengawali atau

memulai percakapan.

(3)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

263

Bahasa Suku Anak Dalam sangat menarik untuk dikaji karena belum adanya penelitian linguistik tentang bahasa Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Ketertarikan peneliti meneliti bahasa Suku Anak Dalam yaitu sudah adanya lokalisai atau dibuatkan perkampungan untuk Suku Anak Dalam, sehingga, lebih mudah dalam melakukan observasi dan pelaksanaan penelitian dibandingkan dengan daerah-daerah lain yang mereka masih bersifat nomaden.

Karena mereka sudah dibuatkan tempat tinggalnya maka mereka sudah berbaur dengan masyarakat sekitarnya. Peneliti ingin mengkaji lebih dalam tentang kata sapaan bahasa Suku Anak Dalam, karena banyak yang tidak tahu tentang sapaan Suku Anak Dalam. Peneliti merupakan penduduk di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Berdasarkan hal tersebut penelitian tentang kata sapaan bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun, ini dilakukan.

Berdasarkan paparan di atas diketahui beberapa alasan untuk melakukan penelitian ini, di mana bahasa berperan penting untuk meningktkan keterampilan berbahasa bagi masyarakat dalam berkomunikasi terutama bahasa daerah Suku Anak Dalam yang perlu dilestarikan dan dikembangkan karena kata sapaan Bahasa Suku Anak Dalam berbeda dengan kata sapaan daerah lainnya.

Fokus penelitian ini yaitu kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan Suku Anak Dalam (SAD). Menurut Syafyahya (2000:

7) bentuk kata sapaan dibagi menjadi dua yaitu (1) kata sapaan kekerabatan dan (2) kata sapaan nonkekerabatan. Menurut Bierber et al (dalam Fitri, 2012: 20) membagi kata sapaan ke dalam fungsi berikut (1) menandai mitra bicara dan (2) mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial.

Berdasarkan fokus penelitian tersebut maka, penelitian ini bersusaha untuk menjawab pertanyaan bagaimana bentuk dan fungsi sistem sapaan kekerabatan maupun nonkekerabatan pada Suku Anak Dalam, Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan bentuk dan fungsi sistem kata sapaan kekerabatan maupun nonkekerabatan pada Suku Anak Dalam, Desa Bukit Suban, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun.

Manfaat penelitian merupakan kegunaan yang terdapat dalam sebuah penelitian. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi kajian dan pengetahuan dalam studi linguistik dan memperkaya hasil penelitian kebahasaan tertutama tentang kata sapaan.

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk beberapa pihak, sebagai beirkut.

1. Bagi pembaca, penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kata sapaan.

2. Bagi guru, penelitian ini bermanfaat sebagai alternatif bahan ajar di sekolah mengenai bahasa daerah terutama bahasa kata sapaan Suku Anak Dalam.

3. Penelitian ini bermanfaat bagi pemerintah daerah karena bisa dibukukan, serta pelestarian bahasa daerah.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. cara peneliti menghasilkan kata-kata yang tertulis ataupun lisan sesuai dengan objek yang diteliti yaitu kata sapaan bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

Bodgan dan Taylor (dalam Sari dkk,

2013:3) menyatakan bahwa “Penelitian

kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-

(4)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

264

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati”. Selanjutnya Sugiyono (2009: 15) menyatakan bahwa:

“Penelitian kualitatif adalah suatu metode penelitian yang berlandasan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah di mana peneliti adalah sebagai insturmen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive, teknik pengumpulan dengan trinagulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Data merupakan segala sesuatu keterangan yang berupa anggapan dan hal pokok yang harus ada dalam suatu penelitian. Data dalam penelitian ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu data primer dan data sekunder. Widjono (2007: 248) mengatakan bahwa “Data primer adalah bukti penulisan yang diperoleh di lapangan yang dilakukan secara langsung oleh penulisnya”. Data primer dalam penelitian ini berupa ucapan- ucapan lisan mengenai bentuk sapaan yang digunakan untuk menyapa masyarakat penutur dalam berkomunikasi sehari-hari di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

Hasan (2014: 19) mengemukakan bahwa “Data sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang melakukan penelitian dari sumber yang telah ada. Data ini diperoleh dari perpustakaan atau laporan-laporan penelitian terdahulu”.

Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data pelengkap yang diperoleh dari buku-buku atau artikel yang berhubungan dengan teori kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan.

Sumber data diperoleh berdasarkan objek yang akan diteliti. Arikunto (2016:

172) mengatakan bahwa “Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa informan yang dapat dipercaya dan telah

dianggap dapat mewakili masyarakat Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu menggunakan teknik observasi, teknik simak, wawancara dan dokumentasi. Teknik observasi dilakukan secara langsung dengan mengamati Suku Anak Dalam yang menggunakan kata sapaan. Widoyoko (2014: 46) “Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap unsur-unsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian”.

Zaim (2014: 89) “Metode simak adalah metode pengumpulan data yang dilakukan melalui proses penyimakan atau pengamatan terhadap penggunaan bahasa yang diteliti. Di dalam proses penerapannya dipergunakan teknik sadap atau disebut juga dengan teknik dasar. Penyadapan dilakukan pada bahasa lisan informan pada saat melakukan percakapan atau berbicara.

Teknik sadap ini juga diikuti dengan teknik catat dan rekam.

Teknik wawancara dilakukan dengan berdialog kecil dengan narasumber mengenai kata sapaan dalam bahasa Suku Anak Dalam di Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun. Wawancara adalah proses tanya jawab lisan di mana dua orang atau lebih bertatap muka secara fisik untuk mengetahui tanggapan, pendapat, yang dikerjakan dengan sistemmates yang berlandaskan dengan tujuan penelitian” (Soegijono, 1993:

18).

Teknik dokumentasi merupakan teknik utama apabila peneliti melakukan pendekatan analisis isi (content analysis)”

Arikunto (2014: 201).

Instrumen penelitian yang digunakan

yaitu buku dan pena untuk mencatat data-

data yang penting saat melakukan

penelitian. Gawai atau handphone untuk

mempotret dan merekam semua percakapan

(5)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

265

atau pembicaraan ketika melakukan penelitian.

Mahsun (2005: 229) mengemukakan

“Analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi, mengelompokkan data”. Adapun langkah- langkah untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Membagi percakapan kekerabatan dan

nonkekerabatakn berdasarkan kategorinya dalam bentuk tabel.

2. Memberikan kode dan menjelaskan dalam bentuk kalimat.

3. Menganalisis dan mengklasifikasi jenis kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan Bahasa Suku Anak Dalam.

4. Memberikan gambaran dalam bentuk deskriptif kualitatif secara keseluruhan mengenai kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan Bahasa Suku Anak Dalam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian ditemukan bentuk kata sapaan kekerabatan 62 data dan non kekerabatan 30 data. Irmayani (2004: 32) menyatakan

“Kata sapaan kekerabatan terbagi menjadi dua yaitu: kata sapaan kekerabatan langsung hubungan darah, dan kata sapaan kekerabatan tak langsung hubungan perkawinan. Pada kata sapaan kekerabatan langsung hubungan darah terbagi lagi menjadi dua yaitu: hubungan langsung secara berurutan dan hubungan langsung tak berurutan”. Menurut Syafyahya (2000:

24) “Kata sapaan nonkekerabatan dibagi menjadi tiga yaitu: kata sapaan nonkekerabatan bidang umum, adat- istiadat, dan agama”.

1. Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan

a. Kata Sapaan Kekerabatan Langsung Hubungan Darah

1) Hubungan Langsung Secara Berurutan

a) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Orang Tua Laki-laki dari Buyut

Kata sapaan untuk menyapa orang tua laki-laki dari buyut adalah munyang jenton.

Menurut Irmayani (2004: 33) munyang jenton merupakan kata sapaan untuk menyapa orang tua laki-laki dari buyut laki- laki dan perempuan.

b) Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Orang Tua Perempuan dari Buyut

Kata sapaan untuk menyapa orang tua perempuan dari buyut adalah munyang betina. Dalam teori Irmayani (2004: 33) disapa nenenk tue sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam di sapa munyang betina.

c) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Buyut Laki-laki

Kata sapaan untuk menyapa buyut laki- laki adalah puyang jenton. Menurut Irmayani (2004: 34) puyang jenton merupakan kata sapaan untuk menyapa orang tua kakek atau nenek. Dalam teori Irmayani (2004: 34) disapa uyuk lakik sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam di sapa puyang jenton.

d) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Buyut Perempuan

Kata sapaan untuk menyapa buyut perempuan adalah puyang betina. Dalam teori Irmayani (2004: 35) di sapa uyuk tina’

sementara dalam Bahasa Suku Anak Dalam di sapa puyang betina.

e) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Kakek

Kata sapaan untuk menyapa kakek adalah nenek jenton. Dalam teori Irmayani (2004: 35) disapa datok sementara dalam Bahasa Suku Anak Dalam di sapa nenek jenton.

2) Bentuk Kata Sapaan Hubungan Langsung Tak Berurutan

a) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan

terhadap Kakak Perempuan

(6)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

266

(1) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan

terhadap Kakak Perempuan Tertua

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa kakak perempuan tertua adalah kakok betina tuha. Dalam teori Irmayani (2004: 38) disapa mbok sedangkan dalam Bahasa Suku Anak Dalam di sapa kakok betina tuha.

(2) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Kakak Perempuan Tengah

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa kakak perempuan tengah adalah kakok betina dan nama diri. Dalam teori Irmayani (2004: 38) disapa mbok sedangkan dalam Bahasa Suku Anak Dalam disapa kakok betina dan nama diri.

(3) Bentuk Kata Sapaan Kekerbatan terhadap Kakak Perempuan Paling Muda

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa kakak perempuan paling muda atau bungsu adalah kakok betina dan nama diri. Dalam teori Irmayani (2004: 38) disapa mbok sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam di sapa kakok betina dan nama diri.

Secara teori memiliki sapaan khusus.

b) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Kakak Laki-laki

(1) Bentuk Kata Sapaan Kekerbatan terhadap Kakak Laki-laki Tertua

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa kakak laki-laki tertua adalah kakok jenton tuha. Dalam teori Irmayani (2004:

39) disapa abang sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa kakok jenton tuha.

(2) Bentuk Kata Sapaan Kekerbatan terhadap Kakak Laki-laki Tengah

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa kakak laki-laki tengah adalah kakok jenton dan nama diri. Dalam teori Irmayani (2004: 39) di sapa abang sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam di sapa kakok jenton dan nama diri.

(3) Bentuk Kata Sapaan Kekerbatan terhadap Kakak Laki-laki Paling Muda

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa kakak laki-laki paling muda atau bungsu adalah kakok jenton dan nama diri.

Dalam teori Irmayani (2004: 39) disapa abang sedangkn dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa kakok jenton dan nama diri.

c) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Perempuan

(1) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Perempuan Tertua

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa adik perempuan tertua adalah adik betina dan nama diri. Dalam teori Irmayani (2004: 40) disapa adek sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa adik betina.

(2) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Perempuan Tengah

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa adik perempuan tengah adalah adik betina dan nama diri. Dalam teori Irmayani (2004: 40) disapa adek sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa adik betina.

(3) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Perempuan Paling Muda

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa adik perempuan paling muda atau bungsu adalah adik betina dan nama diri.

Dalam teori Irmayani (2004: 40) disapa adek sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa adik betina dan nama diri.

d) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Laki-laki

(1) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Laki-laki Tertua

Kata sapaan kekerabatan untuk

menyapa adik laki-laki tertua adalah adik

jenton dan nama diri. Dalam teori Irmayani

(2004: 40) disapa adek sedangkan dalam

bahasa Suku Anak Dalam disapa adik jenton

dan nama diri.

(7)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

267

(2) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan

terhadap Adik Laki-laki Tengah

Kata sapaan untuk menyapa adik laki- laki tengah adalah adik jenton dan nama diri.

Dalam teori Irmayani (2004: 40) disapa adek sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa adik jenton dan nama diri.

(3) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Adik Laki-laki Paling Muda

Kata sapaan untuk menyapa adik laki- laki paling muda atau bungsu adalah adik jenton dan nama diri. Dalam teori Irmayani (2004: 40) disapa adek sedangkan dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa Adik Jenton dan Nama Diri.

b. Kata Sapaan Kekerabatan Tak Langsung Hubungan Perkawinan 1) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Suami

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa suami adalah ayak, mbuk. Dalam teori Irmayani (2004: 43) disapa bapak atau uwak sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa ayak, mbuk.

1) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Istri

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa istri adalah obe. Dalam teori Irmayani (2004:44) disapa umak sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa obe.

2) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Menantu

a) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Menantu Laki-laki

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa menantu laki-laki adalah mengkanak jenton. Dalam teori Irmayani (2004: 44) disapa menantu atau nak + nama diri sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa mengkanak jenton.

b) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Menantu Perempuan

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa menantu perempuan adalah

Mengkanan betina. Dalam teori Irmayani (2004: 44) disapa menantu atau nak + nama diri sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa mengkanak betina.

3) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Mertua

a) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Mertua Laki-laki

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa mertua laki-laki adalah kangkubanon. Dalam teori Irmayani (2004:

45) disapa mertue sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa kangkubanon.

b) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Mertua Perempuan

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa mertua perempuan adalah kangtuha. Dalam teori Irmayani (2004: 45) disapa mertue sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa kangtuha.

4) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Ipar Perempuan

a) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Ipar Perempuan Tertua

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa ipar perempun tertua adalah kakok ipo tuha. Dalam teori Irmayani (2004: 45) disapa abang atau adek sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa kakok ipo tuha.

b) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Ipar Perempuan tengah

Kata sapaan kekerabatan untuk menyapa ipar perempuan sebaya adalah kakok ipo tangah. Dalam teori Irmayani (2004: 45) disapa abang atau adek sementara dalam bahasa Suku Anak Dalam disapa kakok ipo tangah.

c) Bentuk Kata Sapaan Kekerabatan

terhadap Ipar Perempuan Paling Muda

Kata sapaan kekerabatan untuk

menyapa ipar perempuan paling muda atau

bungsu adalah mengkadik betina. Dalam

teori Irmayani (2004: 45) disapa abang atau

adek sementara dalam Bahasa Suku Anak

Dalam disapa mengkadik betina.

(8)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

268

2. Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan

Fungsi kata sapan dalam penelitian ini mengacu pada dua fungsi kata sapaan, yaitu fungsi kata saaan untuk menandai lawan tutur dan fungsi kata sapaan untuk mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial (Bieber (dalam Fitri, 2012)).

a. Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan untuk Menandai Lawan Tutur

1) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Orang Tua Laki-laki dari Buyut

Kutipan 1

Munyang jenton lagi moen dan cucung.

(Datuk tue sedang main dengan cucung).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak di awal kalimat.

2) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Buyut Laki-laki

Kutipan 2

Puyang jenton magho awok pougi ke umah (buyut laki-laki ayok pergi ke ladang).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

3) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Nenek

Kutipan 3

Nenek betina nio ado makonon ambek ke ghumake (nenek sini ambil makanan ke rumah kalau mau).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

4) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Kakak Perempuan Tertua

Kutipan 1

Kakok betina tuha ayok pogi ke humah/

ladong. (kakak (perempuan paling tua) ayok pergi ke ladang).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

5) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Saudara Perempuan Tertua dari Ayah dan Ibu

Kutipan 5

Uwak betina tuha pougi biyoyan cibuk ko aek (bibi (paling tua) kamu pergi ambil air).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

6) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Keponakan Laki-laki Tertua Kutipan 6

Nakan jenton magho kito buat ladong (ponakan ayo kita buat ladang).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

7) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Suami

Kutipan 7

Ayak kan podo nak komono? (suami kamu mau kemana?).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

8) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Istri

Kutipan 8

Obe ayok awak makon. (istri ayok kita makan).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

9. Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Menantu Laki-laki

Kutipan 9

(9)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

269

Mengkanak jenton ayok kito ngambek bedemo. (menantu laki-laki ayok kita ngambil meranti).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

10) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Mertua Laki-laki

Kutipan 10

Kangkubanon ayok kito keluong. (mertua laki-laki ayok kita keluar).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut menandai lawan tutur karena terletak diawal kalimat.

b. Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan untuk mempertahankan dan Memperkuat Hubungan Sosial

1) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Buyut Perempuan

Kutipan 11

Maro awak bebenon, puyang betina. (ayok cari akar buyut).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

2) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Cicit Perempuan

Kutipan 12

Kemaghi cicit betina (kemari cicit perempuan).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

3) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Mertua Perempuan

Kutipan 13

Ayo kito keluong, kangtuha (ayo kita keluar, mertua perempuan).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan

memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

4) Fungsi Kata Sapaan Kekerbatan terhadap Kakak Perempuan Paling Muda

Kutipan 14

Maghi pogi ke pasagh, Nia. (mari pergi ke pasar, Nia (kakak paling kecil).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

5) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Ipar Perempuan Tertua

Kutipan 15

Komono mikay lalamo dak betomu, kakok ipo tuha?) (gimana kabarmu lama tidak bertemu, ipar perempuan paling tua?).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

6) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Ipar Perempuan Paling Muda Kutipan 15

Mikay sodah mandi bolum, Mengkadik betina? (kamu sudah mandi belum, adik perempuan (ipar paling muda)?.

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

7) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Biras Laki-laki Tertua

Kutipan 16

Ngapo boye pemaghah teghuih, kakok jenton? (kenapa suka marah, abang (biras laki-laki tertua)?.

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata

tersebut dapat mempertahankan dan

memperkuat hubungan sosial karena terletak

diakhir kalimat.

(10)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

270

8) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan

terhadap Besan Perempuan yang Tua Kutipan 17

Ndok komono siang nio, bisan betina? (mau kemana siang ini, besan perempuan?).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

9) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Keponakan Perempuan Tertua

Kutipan 18

Mikay ndok pogi ke tuko, Nakan betina?

(kamu mau pergi ke toko, ponakan perempuan (tertua)?.

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

10) Fungsi Kata Sapaan Kekerabatan terhadap Sepupu Laki-laki Paling Muda Kutipan 19

Pogi ambik motogh keun, Ton. (pergi ambil motor sana, Ton (sepupu paling muda).

Menurut Bieber (dalam Fitri, 2012: 9), kata tersebut dapat mempertahankan dan memperkuat hubungan sosial karena terletak diakhir kalimat.

3. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan

a. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Umum

Tabel 1. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Umum

NO Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam

Bidang Umum

Bentuk Kata Sapaan dalam Bidang Umum Bahasa Suku Anak Dalam

1 Teman sebaya yang sama jenis (sesame perempuan atau sesame laki-laki)

Guding Guring 2 Teman sebaya (perempuan dan laki-laki) Kinde

3 Orang yang mengobati Dukun

4 Tukang urut Tukang ughut

5 Orang yang suka berburu bebughu

b. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Adat-istidat

Tabel 2. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Adat-istidat

No Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam

Bidang Adat-istidat

Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Adat-istidat Suku Anak Dalam

1 ketua adat tumenggung

2 orang yang menikahkan oghang yang tuo

c. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Agama

Tabel 3. Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Agama

No Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam

Bidang Agama

Bentuk Kata Sapaan Nonkekerabatan dalam Bidang Agama Suku Anak Dalam 1 orang yang menunaikan ibadah haji haji

2 orang azan ngebong

3 orang yang khotbah penceramah

4 orang yang memimpin sholat pak imama 5 bapak-bapak yang menunaikan ibadah haji pak haji

(11)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

271

4. Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan

1) Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan untuk Menandai Lawan Tutur

Tabel 4. Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan untuk Menandai Lawan Tutur

No Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan untuk

Menandai Lawan Tutur

Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan untuk Menandai Lawan Tutur Suku Anak Dalam

1 teman sebaya yang sama jenis (sesame perempuan atau sesame laki-laki)

guding guring

2 laki-laki yang belum menikah budak bujang 3 perempuan yang belum menikah budak lapai

budak gadih 4 orang yang memimpin sholat pak imama 5 bapak-bapak yang menunaikan ibadah haji pak haji

2) Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan untuk Mempertahankan dan Memperkuat Hubungan Sosial

Tabel 5. Fungsi Kata Sapaan Nonkekerabatan untuk Mempertahankan dan Memperkuat Hubungan Sosial

No Mempertahankan dan Memperkuat Hubungan Sosial

Mempertahankan dan Memperkuat Hubungan Sosial Suku Anak Dalam

1 orang yang mengobati dukun

2 tukang urut tukang ughut

3 orang yang suka berburu bebughu 4 orang yang suka keluyuran keluyuran

5 orang yang dihormati padek penghangai

6 orang yang malas nyogan

7 orang yang mencuri pemaling

SIMPULAN

Tuhan menciptakan manusia dengan berbagai ragam suku dan bangsa. Setiap suku dan bangsa memiliki kehidupan sosial yang beragam. Kehidupan sosial ini dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat, termasuk bahasa yang digunakan.

Bahasa merupakan alat kominikasi yang dapat dijadikan ciri terpenting dari suatu masyarakat. Salah satunya masyarakat Suku Anak Dalam (SAD). Bahasa yang digunakan SAD dapat berupa kata sapaan kekerabatan dan nonkekerabatan. Kata sapaan tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang membedakan dengan bahasa lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Fitri, Eliana Nurpadina. (2012).

Penggunaan Kata Sapaan Bahasa Jerman Dalam Novel Remaja UND WENN SCHON. SKRIPSI. Jakarta:

Universitas Indonesia.

Hasan, Iqbal. (2004). Analisis Data Penelitian Dengan Statistik. Jakarta:

Bumi Aksara.

Irmayani, dkk. (2004). Sistem Sapaan Bahasa Melayu Ketapang. Jakarta:

Departemen Pendidikan Nasional Pusat Bahasa.

Mahsun. (2005). Metode Penelitian Bahasa:

Tahapan Strategi, Metode dan

(12)

Kata Sapaan Bahasa Suku Anak Dalam Desa Bukit Suban Kecamatan Air Hitam Kabupaten Sarolangun

272

Tekniknya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Rahima, (2016) Sistem Sapaan Bahasa Melayu Jambi (Address System Of Jambi Malay), Denpasar: Prosiding Konggres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia (KIMLI), h. 31- 34

Rahima, A. (2021). Variasi Sapaan Ragam Akrab dan Ragam Santai Masyarakat Melayu Jambi dalam Komunikasi

Verbal (Kajian Sosiolinguistik). Jurnal Ilmiah

Dikdaya, 11(1), 1-6.

Rahima, A., & Novita, I. (2021). Kata Sapaan Nonkekerabatan Masyarakat bugis Bone di Desa Sungai Raya Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kajian Sosiopragmatik) Aksara:

Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(1), 1-8.

Sari, dkk. (2013). Sistem Kata Sapaan Kekerabatan Dalam Bahasa Melayu di Kepenghuluan Bangko Pusako Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 1(2): 513.

Soegijono, K. R. (1993). Wawancara Sebagai Salah Satu Metode Pengumpulan Data. Media Litbangkes. 111(01):18.

Sugiyono. (2007). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Syafyahya, Leni. (2000). Kata Sapaan Bahasa Minangkabau di Kabupaten Agam. Jakarta: Pusat Bahasa.

Widjono, H. S. (2007). Bahasa Indonesia Mata Kuliah pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.

Jakarta: Grafindo.

Zaim. (2014). Metode Penelitian Bahasa:

Pendekatan Struktural. Padang:

Sukabina Press.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti laksanakan, kesimpulan yang dapat diambil dari analisis data penelitian mengenai kualitas pela- yanan pengguna BPJS Kesehatan di

Dari beberapa pendapat tersebut penulis menyimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis merupakan kemampuan peserta didik dalam memahami makna dari suatu persoalan

Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk sapaan dalam keluarga dan pola penggunaan sapaan dalam keluarga bahasa Tolaki di Kecamatan

Menurut Aminullah (2003), ada beberapa tahapan yang perlu dilakukan dalam pendekatan sistem untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks, yaitu; (1) analisis

Penggunaan metode problem based learning merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan menulis deskripsi, karena dengan metode yang mengarahkan siswa

JointSMO berhasil memiliki akurasi yang lebih tinggi dengan FullSMO di kedua kernel hal ini dikarenakan SubsetSMO menggunakan pecahan data train yang sudah di acak

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Sistem Pendukung Keputusan

Pemenang wajib melunasi seluruh harga lelang dalam jangka waktu 3 (Tiga) hari dari setelah lelang dilaksanakan, apabila dalam jangka waktu tersebut pemenang tidak melunasi