• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IV METODE PENELITIAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian sikap dan kepuasan petani sebagai konsumen terhadap atribut benih kedelai edamame ini dilaksanakan di Desa Sukamaju, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purpossive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Megamendung sebagai wilayah mulai ditanamnya kedelai edamame dan Desa Sukamaju sebagai salah satu daerah pengembangan edamame yang melibatkan petani di sekitarnya, sehingga dalam pengembangannya pun menjadi lebih cepat. Selain itu, didukung juga oleh topografi dari Kecamatan Megamendung yang cocok untuk penanaman edamame.

Penelitian di lapangan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan September 2011.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Pencarian informasi data penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesioner yang dilaksanakan dengan wawancara secara langsung responden yaitu petani kedelai edamame. Kuesioner yang diajukan meliputi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan sikap dan keputusan pembelian serta tingkat kepuasan petani sebagai konsumen terhadap atribut benih kedelai edamame.

Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai instansi seperti BPS (Badan Pusat Statistik), perpustakaan LSI (Lembaga Sumber Informasi), perpustakaan Fakultas, perpustakaan PSE-KP (Pusat Analisis Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian), BP3K Wilayah Ciawi, Kantor Desa Sukamaju, dan berbagai literatur seperti buku, skripsi, artikel-artikel dari internet, majalah pertanian, jurnal, dan sebagainya. Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

(2)

Tabel 2. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian

No Jenis Data Sumber Data Data yang Diperlukan Metode Pengumpulan

Data

1

Data Primer

Kuesioner Identitas responden, pengetahuan responden tentang produk yang berkaitan dengan penelitian.

Survey, observasi melalui penyebaran kuesioner, wawancara.

2

Data Sekunder

BPS, LSI, BP3K, Kantor Desa Sukamaju, jurnal, skripsi, majalah, internet

Gambaran umum tempat penelitian, informasi dan data kelompok tani,

penelitian kepustakaan.

Studi literatur

4.3. Metode Penentuan Sampel

Penentuan sampel penelitian dilakukan menggunakan teknik Probability Sampling melalui pendekatan Simple Random Sampling. Metode ini dipilih agar populasi memiliki peluang yang sama untuk diseleksi sebagai sampel. Kerangka sampling (sampling frame) diperoleh dengan mengetahui data jumlah petani berdasarkan informasi dari Gapoktan Mitra Tani Sejahtera pada setiap kelompok tani yang berjumlah sepuluh di Desa Sukamaju. Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah petani kedelai edamame yang pernah melakukan keputusan pembelian benih dan pernah menanam kedelai edamame.

Dalam penelitian ini, responden yang diambil berjumlah 40 orang petani dari 60 petani kedelai edamame di Desa Sukamaju. Nazir (2009) mengemukakan bahwa 30 sampel responden dari populasi sudah dapat mewakili karakteristik responden. Selain itu, jumlah sampel 30 telah menyebar normal (Koentjaraningrat, 1997). Jumlah tersebut diambil melebihi jumlah minimal untuk mengantisipasi adanya data yang tidak valid dan lebih menggambarkan populasi.

Oleh karena itu, jumlah sampel sebanyak 40 dianggap telah mewakili atau telah memenuhi syarat minimal yang telah ditentukan.

Penentuan sampel sebanyak 40 diperoleh dari data tentang jumlah petani di Desa Sukamaju, selanjutnya dipilih petani kedelai edamame secara acak (simple random sampling) untuk masing-masing kelompok tani sebanyak empat

(3)

orang. Jumlah empat orang ini diambil karena mengingat keterbatasan yang ada pada peneliti dan juga disesuaikan dengan populasi yang ada. Pemilihan sampel menggunakan cara undian dengan memberikan nomor-nomor pada seluruh anggota populasi sesuai dengan banyaknya jumlah sampel yang dibutuhkan, sehingga diperoleh 40 responden.

4.4. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel atribut.

Variabel atribut adalah variabel yang tidak bisa dimanipulasikan ataupun sukar dimanipulasikan (Nazir, 2009). Variabel-variabel atribut umumnya merupakan karakteristik manusia seperti intelegensia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan, sikap, dan sebagainya.

Pada penelitian ini, variabel yang digunakan untuk menganalisis karakteristik konsumen dan keputusan konsumen dalam pembelian benih kedelai edamame dikelompokkan berdasarkan demografi (nama, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status dan pendapatan). Sedangkan untuk menganalisis sikap dan kepuasan konsumen digunakan variabel atribut yang terkait dengan benih kedelai edamame yaitu dengan melihat evaluasi (ei) dan kepercayaan (bi) responden.

Sebelas atribut yang diujikan dalam penelitian ini antara lain atribut harga benih, harga jual polong, umur tanaman, produktivitas, ketahanan hama penyakit, ketersediaan benih di pasar, sertifikasi benih, keseragaman masak panen, daya tumbuh, jumlah polong, dan musim tanam. Atribut benih kedelai edamame yang diujikan tersebut merupakan hasil dari penelusuran penelitian sebelumnya yang relevan dengan kedelai edamame dan juga merupakan saran dari salah satu ketua kelompok tani serta produsen benih sekaligus pengumpul kedelai edamame di Kecamatan Megamendung.

Dari hasil pengujian kuesioner melalui uji validitas dan uji reliabilitas diperoleh delapan dari sebelas atribut benih kedelai edamame yang digunakan dalam penelitian ini (Tabel 3). Kedelapan atribut tersebut yaitu atribut harga benih, harga jual polong, produktivitas, ketahanan hama penyakit, ketersediaan benih di pasar, keseragaman masak panen, daya tumbuh dan jumlah polong.

Terdapat tiga atribut yang tidak menjadi pertimbangan petani dalam proses

(4)

pengambilan keputusan pembelian benih yaitu atribut umur tanaman, sertifikasi benih, dan musim tanam. Dalam penelitian ini, atribut umur tanaman benih tidak menjadi pertimbangan petani karena menurut petani dari segi umur tanaman tidak jauh berbeda dengan komoditi lain yang biasa ditanam petani yang relatif singkat yaitu sekitar dua bulan. Sedangkan untuk atribut sertifikasi benih secara umum petani cenderung tidak mengetahui apa maksud dari serfikasi benih itu sendiri.

Hanya beberapa petani saja yang mengetahui tentang sertifikasi benih. Selain itu, benih yang petani beli dari produsen pun memang tidak tercantum label yang berisikan mengenai karakter dari benih tersebut seperti tanggal kadaluarsa dan berat bersih benih. Untuk atribut musim tanam tidak ada perbedaan yang terlalu jauh jika ditanam pada saat musim kemarau atau musim hujan. Kalaupun ada perbedaan hanya dalam hal jarak tanam dan terkait pemeliharaan saja karena kedelai edamame termasuk komoditi dengan harga jual yang stabil dibandingkan komoditi lain.

Tabel 3. Atibut Benih Kedelai Edamame

No Atribut benih kedelai edamame

1 Harga benih 2 Harga jual polong 3 Produktivitas

4 Ketahanan hama penyakit 5 Ketersediaan benih di pasar 6 Keseragaman masak panen 7 Daya tumbuh

8 Jumlah polong

Delapan variabel atribut benih kedelai edamame yang digunakan dalam penelitian dijelaskan sebagai berikut :

1. Atribut harga benih, berkaitan dengan besarnya harga dari benih kedelai edamame yang akan dibeli oleh petani.

2. Atribut harga jual polong, berkaitan dengan besarnya harga jual polong dari benih kedelai edamame yang akan dijual oleh petani.

3. Atribut produktivitas, berkaitan dengan hasil per luasan lahan yang diperoleh petani pada suatu musim tanam.

(5)

4. Atribut ketahanan hama penyakit, berkaitan dengan jenis dan jumlah hama penyakit yang menyerang kedelai edamame.

5. Atribut ketersediaan benih di pasar, berkaitan dengan ketersediaan dan kemudahan memperoleh benih kedelai edamame di pasar.

6. Atribut keseragaman masak panen, berkaitan dengan seragamnya kedelai edamame yang masak pada saat panen.

7. Atribut daya tumbuh, berkaitan dengan besarnya daya tumbuh dari benih kedelai edamame yang akan digunakan.

8. Atribut jumlah polong, berkaitan dengan jumlah polong yang akan diterima oleh produsen sesuai dengan standar yang ditentukan.

4.5. Pengujian Kuesioner

Responden yang diajukan kuesioner dalam penelitian ini adalah petani kedelai edamame. Kuesioner yang diberikan kepada responden perlu diuji dari sisi validitas dan reliabilitas agar data yang dikumpulkan dapat menggambarkan kejadian yang akan diukur dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Menurut Nazir (2009) jika validitas dan reliabitilas tidak diketahui, maka akibatnya menjadi fatal dalam memberikan kesimpulan ataupun dalam memberikan alasan terhadap hubungan-hubungan antarvariabel. Bahkan secara luas, validitas dan reliabilitas mencakup mutu seluruh proses pengumpulan data sejak konsep disiapkan sampai kepada data siap untuk dianalisis.

4.5.1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mampu mengukur apa yang ingin diukur (Umar, 2000). Uji validitas dilakukan dengan menggunakan metode Cochran Q Test, yaitu dengan memberikan kuesioner kepada responden yang dapat dilihat pada lampiran 1. Kuesioner yang akan diberikan kepada responden mencakup atribut-atribut yang berhubungan dengan benih kedelai edamame. Untuk menentukan atribut-atribut apa saja yang melekat pada suatu produk adalah dengan memberikan pertanyaan kepada responden dengan pilihan jawaban “Ya” dan “Tidak”. Dalam pengolahan data, skala yang digunakan adalah skala nominal di mana jawaban “Ya” diberi nilai 1 dan jawaban

“Tidak” diberi nilai 0.

(6)

Metode Cochran Q Test merupakan riset pendahuluan untuk menentukan atribut-atribut apa saja yang melekat pada produk (Simamora, 2002). Kuesioner pendahuluan diujikan pada 10 orang untuk memenuhi syarat pengujian atribut Cochran Q Test yang dilakukan terhadap sepuluh persen dari jumlah populasi (Umar, 2000). Hasil kuesioner pendahuluan diuji menggunakan Cochran Q Test dengan tahapan sebagai berikut :

1. Hipotesis atas atribut yang akan diuji, yaitu :

H0 : Semua atribut yang memberikan hasil yang sama H1 : Semua atribut yang memberikan hasil yang berbeda.

2. Mencari Q hitung dengan rumus sebagai berikut

Qhit =

( )

⎥⎥

⎢⎢

⎡ ⎟

⎜ ⎞

−⎛

n

i i n

i i

k

i i k

i i

C R

k

C C

k k

2

1 2

Di mana :

k = Jumlah atribut yang diuji

Ci = Jumlah yang menjawab “ya” dari setiap blok

Ri = Jumlah yang menjawab “ya” dari semua atribut tiap blok

3. Penentuan Q tabel dengan cara Q tabel diukur dengan α = 0.05 derajat kebebasan (dk) = jumlah atribut -1 dan akan diperoleh dari tabel chi square distribution (khi kuadrat).

4. Keputusan, yaitu :

• Jika Q hitung > Q tabel, maka tolak H0

• Jika Q hitung < Q tabel, maka terima H0

Untuk mengetahui atribut apa saja yang menjadi pertimbangan responden, maka dilakukan Uji Cochran. Uji Cochran dilakukan terhadap 10 orang responden dengan memberikan pertanyaan tertutup dengan menyediakan 11 atribut yang diperoleh dari referensi studi terdahulu dan beberapa saran dari produsen benih.

Dasar dari Uji Cochran adalah jika nilai Q hitung < Q tabel, maka terima H0

dengan kesimpulan bahwa proporsi jawaban “ya” tidak berbeda untuk setiap variabel.

(7)

Berdasarkan hasil Uji Cochran dapat dilihat pada pengujian keempat hasil Qhitung sebesar 11.545 dan Qtabel sebesar 14.067, sehingga Qhitung <

Qtabel yang berarti terima H0 dengan kesimpulan bahwa proporsi jawaban “ya”

tidak berbeda untuk setiap variabel. Artinya dilakukan empat kali pengujian validitas karena ada tiga atribut yang tidak menjadi variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu atribut umur tanaman, sertifikasi benih, dan musim tanam. Uji validitas dengan uji Cochran ini dapat dikatakan valid hasilnya jika yaitu nilai Qhit < Q tabel, maka akan terima H0 yang artinya semua variabel atribut memberikan hasil yang sama.

Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 11 atribut yang diujikan ternyata melalui Uji Cochran diperoleh hasil terdapat delapan atribut yang paling dipertimbangkan oleh responden dalam melakukan pembelian benih kedelai edamame. Delapan atribut tersebut yaitu harga benih, harga jual polong, produktivitas, ketahanan hama penyakit, ketersediaan benih di pasar, keseragaman masak panen, daya tumbuh, dan jumlah polong. Hasil Uji Cochran selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.

Tabel 4. Hasil Uji Cochran

No Atribut Uji ke-

1

Uji ke-2 Uji ke-3 Uji ke-4

1 Harga benih 8 8 8 8

2 Harga jual 10 10 10 10

3 Umur tanaman 4 4 4

4 Produktivitas 10 10 10 10

5 Ketahanan hama penyakit 10 10 10 10

6 Ketersediaan benih di pasar 6 6 6 6

7 Sertifikasi benih 1

8 Keseragaman masak panen 8 8 8 8

9 Daya tumbuh 8 8 8 8

10 Jumlah polong 7 7 7 7

11 Musim tanam 2 2

Qhitung 43,730 31,184 18.794 11.545

Qtabel 18,307 16,919 16.507 14.067

(8)

4.5.2. Uji Reliabilitas

Menurut Nazir (2009), reliabilitas adalah ketepatan atau tingkat presisi suatu ukuran atau alat pengukur. Dengan instrumen atau alat ukur yang baik mampu memberikan informasi yang sebenarnya di lapang. Pada penelitian ini, uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan Rumus Alpha (α). Pengujian reliabilitas dengan Rumus Alpha (α) dilakukan melalui tahap berikut ini :

1. Mencari nilai varian (σt2) tiap butir dengan rumus :

∑X2 (∑X)2 σt2 = n

n

Keterangan :

σt2 = Nilai varian tiap butir n = Jumlah sampel

X = Nilai skor yang dipilih

2. Mencari jumlah varian (σb2) dengan rumus :

∑ σb2 = σ12 + σ22 +……+ σn2

Keterangan :

∑ σb2 = Jumlah varian

σ12 = Nilai varian dari butir ke-1 σn2 = Nilai varian dari butir ke-n 3. Memasukan pada rumus Alpha (α)

r11 = k 1- ∑ σb2

k – 1 σt2

Nilai reliabilitas yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan nilai dari tabel r product moment. Jika nilai |r11| > r product moment dapat disimpulkan bahwa instrumen atau alat ukur yang digunakan baik. Hasil uji Reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 6.

4.6. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan menggunakan bantuan tabulasi data, analisis sikap

(9)

menggunakan metode multiatribut Fishbein. Sedangkan analisis tingkat kinerja dan kepentingan menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA) dan tingkat kepuasan menggunakan metode Customer Satisfaction Index (CSI).

Software yang digunakan untuk mengolah data analisis yaitu Microsoft Excel dan Minitab 14.

4.6.1. Analisis Deskriptif

Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status suatu kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Nazir, 2009). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena. Analisis deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan dan menganalisis karakteristik konsumen dalam melakukan pembelian benih kedelai edamame. Data yang diperoleh dari analisis ini akan ditabulasikan, dan dideskripsikan secara keseluruhan. Kuesioner untuk menjawab analisis deskriptif ditunjukkan pada lampiran 2.

4.6.2. Analisis Multiatribut Fishbein

Engel et al. (1994) menyatakan bahwa model atribut sikap dari Fishbein menjelaskan bahwa sikap konsumen terhadap suatu objek (produk atau merek) sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap atribut-atribut yang dievaluasi.

Sedangkan menurut Simamora (2002) model Fishbein didasarkan pada pemikiran bahwa sikap dibentuk oleh komponen kepercayaan (beliefs) dan perasaan (feelings). Model ini sendiri dapat menjelaskan dua jenis sikap berdasarkan objek sikap, yaitu sikap terhadap objek (attitude toward object) dan sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior).

Umar (2000) menyatakan model Fishbein berfokus pada prediksi sikap yang dibentuk seseorang terhadap objek tertentu. Model ini mengidentifikasikan tiga faktor utama untuk sikap. Faktor pertama yaitu keyakinan seseorang terhadap atribut yang menonjol dari objek. Faktor kedua adalah kekuatan keyakinan seseorang bahwa produk memiliki atribut khas. Faktor ketiga adalah evaluasi dari masing-masing keyakinan akan atribut yang menonjol dimana diukur seberapa

(10)

baik atau tidak baik keyakinan mereka terhadap atribut-atribut tersebut. Atribut yang paling menonjol dari produk tersebut dapat diketahui dengan melihat atribut mana yang menduduki peringkat paling tinggi. Selanjutnya hal kedua yang paling penting yaitu menganalisis dimensi evaluatif yang berhubungan dengan setiap atribut produk.

Model multiatribut Fishbein terhadap objek menggambarkan hubungan diantara pengetahuan produk yang dimiliki konsumen dan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau atribut suatu produk. Hal pertama yang paling penting yaitu diperlukan beberapa informasi penting dari konsumen sebagai responden yang bersifat kognitif atau berupa pengetahuan konsumen yang berkaitan dengan produk. Melalui dasar kognitif, maka dapat diketahui sejauh mana seorang konsumen mengenal, mengetahui, mengerti, dan memahami produk karena sebuah sikap akan sangat bergantung kepada pengetahuan mengenai objek penelitian melalui atribut-atribut produk. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produk berupa benih kedelai edamame.

Model multiatribut Fishbein digunakan karena model ini mampu memberikan informasi tentang persepsi petani sebagai konsumen terhadap benih kedelai edamame yang sudah ada, lebih sederhana dalam penggunaan data, kemudahan pengisian kuesioner maupun proses analisisnya. Pada penelitian ini, untuk menilai sikap petani terhadap atribut benih kedelai edamame akan dibandingkan dengan benih kedelai. Benih kedelai dijadikan sebagai pembanding karena dilihat secara fisik benih tersebut memiliki beberapa atribut terkait yang sama dengan kedelai edamame. Dengan membandingkan kedelai edamame dengan kedelai, maka akan diketahui dari segi sikap, benih mana yang dapat memberikan sikap paling positif bagi petani. Selain itu, benih kedelai memang yang pernah ditanam oleh petani di Desa Sukamaju.

Model sikap multiatribut Fishbein didasarkan pada perangkat kepercayaan mengenai atribut objek yang diberi bobot oleh evaluasi terhadap atribut. Model multiatribut Fishbein dirumuskan sebagai berikut :

i n

i ie b

Ao

=

=

1

(11)

Keterangan :

Ao : Sikap terhadap objek

bi : Kekuatan kepercayaan bahwa objek memiliki atribut -i ei : Evaluasi mengenai atribut -i

n : Jumlah atribut yang menonjol

Komponen ei menggambarkan evaluasi dari atribut, diukur pada skala evaluasi lima angka yaitu dari skala satu “sangat tidak penting” sampai skala lima

“sangat penting”. Sedangkan komponen bi menggambarkan seberapa kuat konsumen percaya atau seberapa kuat konsumen puas bahwa produk tertentu memiliki atribut yang diberikan. Pengukuran tingkat kepercayaan sama dengan pengukuran tingkat kepentingan yang diukur pada skala evaluasi lima angka yaitu skala satu “sangat tidak penting” sampai skala lima “sangat penting”, namun berbeda pada hal indikatornya. Pada penelitian ini, skala yang dipakai yaitu skala dengan bobot nilai satu sampai dengan lima. Hal ini dilaksanakan karena kuesioner yang diberikan berupa pertanyaan tertutup yang telah tersedia pilihan jawaban. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi yang umumnya pasti ganjil seperti tiga, lima, tujuh, dan sembilan.

Skala lima diplih karena dengan semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden semakin terwakili dan tentu disesuaikan dengan batas kemampuan dari responden. Dalam penelitian ini, responden adalah petani kedelai edamame yang secara umum di lapang identik dalam hal keterbatasan waktu dan kemampuan, sehingga skala lima diasumsikan cocok dengan karakter responden.

Estimasi sikap terhadap setiap objek digunakan indeks ∑ biei dengan mengalikan setiap skor kepercayaan dengan skor evaluasi yang sesuai. Hasil pencapaian akhir dari atribut-atribut akan berupa suka atau tidak suka, setuju atau tidak setuju, tahan atau tidak tahan dan lain-lain. Kuesioner untuk penilaian sikap dan kepuasan ditunjukkan pada lampiran 3.

4.6.3. Metode Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performance Analysis (IPA) dapat menunjukkan tingkat kepentingan dengan tingkat pelaksanaan kinerja atribut produk. Tingkat kepentingan tersebut akan diukur menggunakan skala Likert. Menurut Simamora (2002) skala Likert yang juga disebut summated ratings scale merupakan teknik

(12)

pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Skala Likert merupakan indikator skala untuk mengukur tingkat kepentingan menurut persepsi konsumen dan tingkat pelaksanaan secara nyata yang ditunjukkan melalui kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen dipengaruhi oleh dua faktor yaitu harapan konsumen akan kinerja sebuah produk dan kenyataan yang diterima setelah mengkonsumsi produk tersebut. Konsumen akan merasa puas jika kinerja produk sama atau bahkan melebihi harapan konsumen dan sebaliknya, konsumen akan merasa tidak puas jika kinerja produk ternyata tidak sesuai dengan harapan (Santoso, 2005).

Tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja suatu atribut. Tingkat pelaksanaan kinerja adalah bagaimana kinerja yang telah diberikan oleh pihak perusahaan terhadap konsumen (Umar, 2000).

Skala ini memungkinkan konsumen mengungkapkan perasaannya yang diekspresikan ke dalam sebuah kepuasan. Dengan demikian pada penelitian ini menggunakan lima skala karena dengan semakin banyak pilihan jawaban, maka jawaban responden semakin terwakili dan tentu disesuaikan dengan batas kemampuan dari responden. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi. Karena pilihan jawaban beerjenjang, maka setiap jawaban bisa diberi bobot sesuai dengan intensitasnya. Dalam pengukuran tingkat kepentingan (importance) akan diberi peringkat dengan skala lima angka yaitu dari skala satu “sangat tidak penting” sampai skala lima “sangat penting” yang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Skala dan Kriteria Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame

Skala Kriteria

1 Sangat tidak penting

2 Tidak penting

3 Cukup penting

4 Penting

5 Sangat Penting

(13)

Tabel 5 menunjukan skala yang akan menjadi ukuran pada atribut benih kedelai edamame. Skala tersebut memerlukan suatu indikator yang jelas mengenai batasan dan artinya agar dapat diukur dengan benar dan memudahkan peneliti dalam melakukan pengumpulan dan pengolahan data. Dalam analisis Importance Performance Analysis (IPA) ini atribut yang digunakan tidak berjumlah delapan atribut, tetapi ada enam atribut yaitu produktivitas, ketahanan hama penyakit, ketersediaan benih di pasar, keseragaman masak panen, daya tumbuh, dan jumlah polong. Hal ini dikarenakan dua atribut yaitu harga benih dan harga jual polong tidak dapat dikategorikan dari sangat mahal sampai sangat murah karena responden dalam penelitian ini tidak seragam, sehingga tidak digunakan. Indikator tersebut dapat ditentukan melalui penelusuran penelitian sebelumnya, artikel dari internet, dan informasi dari salah satu ketua kelompok tani serta produsen sekaligus pengumpul kedelai edamame di Kecamatan Megamendung (Tabel 6).

Tabel 6. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

1 Produktivitas Sangat tidak penting : Produktivitas edamame sangat tidak penting jika produktivitas yang dihasilkan sangat rendah.

Tidak penting : Produktivitas edamame t tidak penting jika produktivitas yang dihasilkan rendah.

Cukup penting : Produktivitas edamame cukup penting jika produktivitas yang dihasilkan cukup tinggi.

Penting : Produktivitas edamame penting jika produktivitas yang dihasilkan tinggi.

Sangat Penting : Produktivitas edamame sangat penting jika produktivitas yang dihasilkan sangat tinggi.

2 Ketahanan hama penyakit

Sangat tidak penting : Ketahanan hama penyakit sangat tidak penting jika edamame sangat mudah terserang hama penyakit dan sangat sulit dalam penanganannya.

Tidak penting : Ketahanan hama penyakit tidak penting jika edamame mudah terserang hama penyakit dan sulit dalam penanganannya.

Cukup penting : Ketahanan hama penyakit cukup penting jika edamame cukup mudah terserang hama penyakit dan cukup sulit dalam penanganannya.

(14)

Tabel 6. Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

3 Ketersediaan benih di pasar

Sangat tidak penting : Ketersediaan benih di pasar sangat tidak penting jika benih sangat sulit untuk dicari dan dibeli.

Tidak penting : Ketersediaan benih di pasar tidak penting jika benih sulit untuk dicari dibeli.

Cukup penting : Ketersediaan benih di pasar cukup penting jika benih cukup sulit untuk dicari dan dibeli.

Penting : Ketersediaan benih di pasar penting jika benih tidak sulit untuk dicari dan dibeli.

Sangat Penting : Ketersediaan benih di pasar sangat penting jika benih sangat tidak sulit untuk dicari dan dibeli.

4 Keseragaman masak panen

Sangat tidak penting : Keseragaman masak panen sangat tidak penting jika polong yang masak sangat tidak seragam.

Tidak penting : Keseragaman masak panen tidak penting jika polong yang masak tidak seragam.

Cukup penting : Keseragaman masak panen cukup penting jika polong yang masak cukup seragam.

Penting : Keseragaman masak panen penting jika polong yang masak seragam.

Sangat Penting : Keseragaman masak panen sangat penting jika polong yang masak sangat seragam.

5 Daya tumbuh Sangat tidak penting : Daya tumbuh sangat tidak penting jika daya tumbuh edamame sangat tidak sesuai standarnya.

Tidak penting : Daya tumbuh tidak penting jika daya tumbuh edamame tidak sesuai standarnya.

Cukup penting : Daya tumbuh cukup penting jika daya tumbuh edamame cukup sesuai standarnya.

Penting : Daya tumbuh penting jika daya tumbuh edamame sangat sesuai standarnya.

Sangat Penting : Daya tumbuh sangat penting jika daya tumbuh edamame sangat sesuai standarnya.

6 Jumlah polong Sangat tidak penting : Jumlah polong sangat tidak penting jika jumlah polongnya sangat tidak sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Tidak penting : Jumlah polong tidak penting jika jumlah polongnya tidak sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Cukup penting : Jumlah polong cukup penting jika jumlah polongnya cukup sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Penting : Jumlah polong penting jika jumlah polongnya sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Sangat Penting : Jumlah polong sangat penting jika jumlah polongnya sangat sesuai dengan keinginan pengumpul benih.

Dalam pengukuran tingkat kinerja (performance) terhadap atribut benih kedelai edamame dan kedelai juga menggunakan lima skala seperti tingkat kepentingan (importance). Namun, dengan kriteria yang berbeda sesuai dengan

(15)

atribut yang digunakan. Skala dan kriteria tingkat kinerja atribut benih kedelai edamame dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Skala dan Kriteria Tingkat Kinerja Atribut Benih Kedelai Edamame

Atribut 1 2 3 4 5 Produktivitas Sangat

rendah

Rendah Cukup Tinggi

Tinggi Sangat Tinggi Ketahanan hama

penyakit

Sangat rendah

Rendah Cukup Tinggi

Tinggi Sangat Tinggi Ketersediaan

benih di pasar Sangat sulit

diperoleh Sulit

diperoleh Cukup mudah diperoleh

Mudah

diperoleh Sangat mudah diperoleh Keseragaman

masak panen

Sangat tidak seragam

Tidak seragam

Cukup seragam

Seragam Sangat Seragam Daya tumbuh Sangat tidak

tinggi

Tidak tinggi

Cukup tinggi

Tinggi Sangat tinggi Jumlah polong Sangat tidak

banyak

Tidak banyak

Cukup banyak

Banyak Sangat banyak

Sama halnya dengan tingkat kepentingan (importance), tingkat kinerja (performance) juga memerlukan suatu indikator yang jelas mengenai batasan dan artinya agar dapat diukur dengan benar dan memudahkan peneliti dalam melakukan penilaian. Indikator tingkat kinerja diuraikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Indikator Tingkat Kepercayaan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

1 Produktivitas Sangat rendah : 30-34 kg/100m2 Rendah : 35-39 kg/100m2 Cukup tinggi : 40-44 kg/100m2 Tinggi : 45-49 kg/100m2 Sangat Tinggi : > 50 kg/100m2 2 Ketahanan

hama penyakit

Sangat rendah : hampir seluruh terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Rendah : lebih dari 50% terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Cukup tinggi : 50% terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Tinggi : kurang dari 50% terserang hama kupu-kupu putih dan ulat.

Sangat Tinggi : hampir tidak ada tanaman terserang hama kupu- kupu putih dan ulat.

(16)

Tabel 8. Indikator Tingkat Kepercayaan Atribut Benih Kedelai Edamame

No Atribut Indikator

3 Ketersediaan benih di pasar

Sangat sulit diperoleh : Hanya dijual pada tempat tertentu dengan jumlah yang terbatas.

Sulit diperoleh : Hanya dijual pada pedagang besar.

Cukup mudah diperoleh : Tersedia namun dengan persediaan yang terbatas.

Mudah diperoleh : Mudah dicari dan memiliki persediaan yang banyak.

Sangat mudah diperoleh : Mudah dicari dan dibeli dengan persediaan yang sangat banyak.

4 Keseragaman masak panen

Sangat tidak seragam : hampir seluruh tanaman tidak masak Tidak seragam : kurang dari 50% tanaman masak

Cukup seragam : 50% tanaman cukup masak Seragam: lebih 50% tanaman masak

Sangat seragam : hampir seluruh tanaman masak 5 Daya tumbuh Sangat tidak tinggi : < 70 %

Tidak tinggi : 70-74 % Cukup tinggi : 75-80 % Tinggi : 81-85 % Sangat tinggi : > 86%

6 Jumlah polong

Sangat tidak banyak : tidak ada polong Tidak banyak : 1 polong

Cukup banyak : 2 polong banyak : 3 polong

Sangat banyak : > 3 polong

Skala dan indikator untuk tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) digunakan untuk bobot atau skor penilaian atribut pada metode IPA dan CSI. Hasil dari perhitungan metode Importance Performance Analysis (IPA) yang dilakukan pada tingkat kepentingan (importance) dan tingkat kinerja (performance) berupa rata-rata skor yang akan diplotkan ke dalam diagram kartesius. Perhitungan tersebut dapat dijabarkan dengan rumus sebagai berikut :

n Xi X

=

n Yi Y

=

Keterangan :

X = Skor rata-rata tingkat kinerja produk

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan responden Xi = Total skor tingkat kinerja dari seluruh responden Yi = Total skor tingkat kepentingan dari seluruh responden n = Jumlah responden

(17)

Penilaian hasil IPA tersebut digolongkan ke dalam rentang skala untuk menentukan tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut dengan menggunakan skala numerik linear (Simamora, 2002). Rentang skala diperoleh melalui rumus sebagai berikut :

RS = (m-n) b Di mana :

m : Skor tertinggi n : Skor terendah

b : Jumlah kelas atau kategori yang akan disusun

Pada penelitian ini akan digunakan rentang skala sebagai berikut : RS = 5-1 = 0,8

5

Rentang skala ini digunakan untuk penilaian skor pada kriteria tingkat kepentingan (important) pada metode analisis IPA, rentang skalanya adalah sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = sangat tidak penting 1,81 – 2,60 = tidak penting 2,61 – 3,40 = biasa

3,41 – 4,20 = penting 4,21 – 5,00 = sangat penting

Sedangkan untuk tingkat kinerja (performance) skala dan kriteria yang digunakan sebagai berikut :

1,00 – 1,80 = sangat tidak penting 1,81 – 2,60 = tidak penting 2,61 – 3,40 = biasa

3,41 – 4,20 = penting 4,21 – 5,00 = sangat penting

Hasil perhitungan akan diplotkan pada diagram kartesius. Diagram kartesius terbentuk dari dua sumbu yaitu sumbu X dan Y yang terbagi atas empat

(18)

kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik (X,Y). Nilai pada diagram kartesius diperoleh dari rumus sebagai berikut :

K i X X

n

i

=

= 1

K i Y Y

n

i

=

= 1

Keterangan :

X = Rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kinerja produk

Y = Rata-rata dari skor rata-rata skor tingkat kepentingan responden X = Skor rata-rata tingkat kinerja produk

Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan responden n = Jumlah responden

K = Banyaknya atribut yang dapat mempengaruhi kepuasan responden Diagram kartesius diperlukan dalam menjelaskan hubungan antara tingkat kinerja dari produk dengan tingkat kepentingan responden. Diagram kartesius ini terdiri atas empat kuadran yaitu kuadran I yang merupakan daerah prioritas utama, kuadran II merupakan daerah yang harus dipertahankan, kuadran III merupakan daerah prioritas rendah dan kuadran IV merupakan daerah berlebihan. Diagram kartesius dapat dilihat pada Gambar 3.

Y : Tingkat kepentingan

Kuadran I Kuadran II

(Prioritas Utama) (Pertahankan Prestasi) Y

Kuadran III Kuadran IV (Prioritas Rendah) (Berlebihan)

X : Tingkat kinerja

X

Gambar 3. Diagram Kartesius

Sumber : Umar (2000)

(19)

Keterangan :

1. Kuadran I (Prioritas Utama) merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap penting oleh konsumen tetapi pada kenyataannya faktor-faktor ini belum sesuai seperti yang diharapkan. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame yang diangap penting oleh konsumen, namun pada kenyataannya produsen belum melaksanakannya sesuai dengan harapan petani sebagai konsumen. Oleh karena itu, atribut yang terdapat dalam benih kedelai edamame harus menjadi prioritas utama untuk ditingkatkan karena pada keadaaan ini tingkat kepuasan konsumen masih rendah.

2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) merupakan wilayah yang memuat faktor- faktor yang dianggap penting oleh konsumen dan faktor-faktor yang dianggap oleh pelanggan adalah sesuai dengan yang dirasakan sehingga tingkat kepuasannya relatif tinggi. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame yang diangap penting oleh konsumen telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh petani sebagai konsumen. Pada keadaaan ini tingkat kepuasan konsumen relatif tinggi, sehingga seluruh atribut yang berada pada kuadran II ini harus tetap dipertahankan.

3. Kuadran III (Prioritas Rendah) merupakan wilayah yang memuat faktor- faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerjanya tidak terlalu istimewa. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan pada kenyataannya kinerjanya biasa saja atau tidak terlalu istimewa. Pada keadaaan ini tingkat kepuasan konsumen relatif rendah, sehingga produsen belum terlalu penting untuk meningkatkan atribut yang berada pada kuadran III ini.

4. Kuadran IV (Berlebihan) merupakan wilayah yang memuat faktor-faktor yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan dirasakan terlalu berlebihan. Pada kuadran ini menunjukkan bahwa atribut benih kedelai edamame dianggap penting dan kinerjanya dinilai berlebihan oleh konsumen.

Pada keadaaan ini kinerja produk lebih tinggi dari tingkat kepentingan konsumen, sehingga perlu menurunkan kinerja agar dapat mengefisiensikan

(20)

sumberdaya atau juga dapat dipertahnakan sebagai antiisapsi terhadap perubahan selera dari konsumen.

4.6.4. Metode Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) atau indeks kepuasan pelanggan berguna untuk mengukur tingkat kepuasan konsumen secara menyeluruh dengan mempertimbangkan tingkat kepentingan dari kinerja atribut-atribut benih kedelai edamame. Menurut Stratford (2008) menyatakan bahwa pengukuran indeks ini dengan empat tahapan yaitu sebagai berikut :

1. Menentukan Means Importan Score (MIS) dan Means Satisfaction Score (MMS). Nilai ini diperoleh berdasarkan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan nilai rata-rata kinerja tiap responden. Nilai MIS dan MSS dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

n Yi MIS

n

i

=

= 1

n Xi MSS

n

i

=

= 1 Keterangan :

n = Jumlah responden

Yi = Nilai kepentingan atribut ke-i Xi = Nilai kinerja atribut ke-i

2. Membuat Weight Factors (WF) , bobot ini merupakan persentase nilai MIS tiap atribut terhadap total MIS seluruh atribut. Perhitungan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

% 100

1

×

=

= p

i

MISi WF MISi

3. Membuat Weight Score (WS), bobot ini merupakan perkalian antara Weight Factors (WF) dengan Means Satisfaction Score (MMS) atau rata-rata tingkat kepuasan. Perhitungan tersebut dirumuskan sebagai berikut :

WSi = WFi x MSSi

4. Customer Satisfaction Index (CSI) merupakan fungsi dari Weight Score (WS) dibagi Highest Scale (HS). Nilai CSI dapat diperoleh dengan rumus sebagai berikut :

(21)

%

1 ×100

=

=

HS WSi CSI

p

i

Tingkat kepuasan konsumen dapat dilihat dari kriteria tingkat kepuasan.

Kepuasan tertinggi apabila CSI menunjukkan 100 persen dengan rentang kepuasan 1-100 persen. Berdasarkan Simamora (2002) untuk membuat sklala linear numerik diawali dengan mencari rentang skala (RS) dengan rumus sebagai berikut :

RS = (m-n)/b

Di mana :

m : Skor tertinggi n : Skor terendah

b : Jumlah kelas atau kategori yang akan disusun

Pada penelitian ini akan digunakan rentang skala sebagai berikut : RS = (100% - 0%) x 100%

5

Berdasarkan skala rentang tersebut, maka kriteria kepuasannya adalah sebagai berikut :

0% < CSI ≤ 20% = Sangat tidak puas 20% < CSI ≤ 40% = Tidak puas 40% < CSI ≤ 60% = Cukup puas 60% < CSI ≤ 80% = Puas

80% < CSI ≤ 100% = Sangat puas

Gambar

Tabel  2. Jenis dan Sumber Data yang Digunakan dalam Penelitian
Tabel 6.  Indikator Tingkat Kepentingan Atribut Benih Kedelai Edamame
Tabel 7.  Skala dan Kriteria Tingkat Kinerja Atribut Benih Kedelai Edamame
Tabel  8.  Indikator Tingkat Kepercayaan Atribut Benih Kedelai Edamame
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perilaku pimpinan yang handal sangat dibutuhkan untuk memotivasi karyawan agar dapat bekerja dengan baik demi tercapainya tujuan perusahaan tersebut, karena kepemimpinan adalah

dapat diukur dari besarnya retensi yang dapat ditahan oleh perusahaan.. Retensi merupakan bagian risiko yang ditahan oleh

Oleh karena itu, penataan ZPPT di kawasan TNKJ untuk zona penangkapan ikan didesain de- ngan pertimbangan berikut: (1) menentukan jenis SDI unggulan yang terdapat di

Tekhnik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.objek penelitianya adalah pemanfaatan media pembelajaran audio visual , sedangkan subjeknya adalah

Pada perancangan ini, data yang di gunakan adalah Grafis Lingkungan dalam bentuk sign system metode perancangan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, buku, dan

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas berpikir dan prestasi belajar ekonomi pada siswa kelas X-I SMA Negeri 1 Bobotsari tahun ajaran

Stripper adalah operasi pemisahan solut dari fase cair ke fase gas, yaitu dengan mengontakkan cairan yang berisi solut dengan pelarut gas ( stripping agent) yang

Menurut Bapak/Ibu, apakah k aryawan yang dapat menghasilkan pekerjaan/jasa sesuai dengan jumlah yang telah ditargetkan perusahaan, merupakan hasil prestasi kerja dari karyawan