KAJ I AN FI SKAL REGI ONAL Tahun 2017
KEMENTERI AN KEUANGAN RI
DI REKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KAJIAN FISKAL REGIONAL
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
Tim Penyusun º Penanggung jawab : Midden Sihombing º Ketua : Muhammad Yusuf º Wakil Ketua : Muksin º Anggota : Budi Marsudiyoto, Harwanto, Apriliansyah Noor, Warno, Firstanto Ary Wibowo, Deni Herdianto, Prasetyo Adi Priatno, Amrizal, Chyntia Bella Br. Sitepu, Tri Rahardjo, R.Jabbar Quddus Muhammad º Pengumpulan Data : Sugeng, Sriyono.
Kementerian Keuangan R.I
Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur
II Assalamu’alaikum wr.wb.
Salam sejahtera untuk kita semua.
Pertama-tama mari kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa karena hanya dengan izin-Nya maka Kajian Fiskal Regional Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Kalimantan Timur tahun 2017 ini bisa diselesaikan.
Selanjutnya, kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi, baik berupa data, informasi maupun masukan yang sangat membantu penyelesaian kajian ini.
Kajian Fiskal Regional ini disusun sebagai salah satu bentuk peran Kanwil Ditjen Perbendaharaan sebagai perwakilan Kementerian Keuangan di daerah. Kajian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap tentang kondisi fiskal regional, yang terdiri dari indikator ekonomi, indikator kesejahteraan, kinerja pelaksanaan APBN- APBD serta keunggulan dan potensi daerah. Dibagian akhir juga disajikan dua analisis tematik, pertama Sinkronisasi APBN dan APBD pada sektor Pendidikan, Kesehatan dan Ketahanan Pangan dan kedua Penggunaan Dana Desa. Sebagaimana layaknya sebuah kajian, di bagian paling akhir diuraikan rekomendasi upaya-upaya yang perlu dilakukan di masa mendatang, terutama oleh pengambil kebijakan di tingkat nasional dan di tingkat regional.
Dengan kajian ini, diharapkan kebijakan fiskal, baik di tingkat pusat maupun daerah, dapat dirumuskan, direncakan dan diimplementasikan lebih baik. Upaya ini diyakini akan menjadi stimulus sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi regional. Dalam konteks kekinian, hal tersebut tentunya sangat penting bagi regional Kaltim mengingat pertumbuhan ekonomi di regional ini baru memasuki masa pemulihan pasca pertumbuhan minus selama tahun 2015-2016.
Kami menyadari bahwa kajian ini tentunya masih banyak kekurangan, karena keterbatasan data ataupun kekhilafan tim penyusun. Masukan, saran atau bahkan kritik tentunya sangat kami harapkan untuk perbaikan kajian ini di masa mendatang.
Terima kasih, Wassalamu’alaikum wr.wb.
Midden Sihombing
Kakanwil DJPb Prov. Kaltim.
III
... II ... III
... 1
A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL ... 1
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ... 1
2. Suku Bunga... 8
3. Inflasi ... 9
4. Nilai Tukar ... 11
B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN ... 11
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI) ... 11
2. Tingkat Kemiskinan ... 13
3. Ketimpangan (Gini Ratio) ... 15
4. Kondisi Ketenagakerjaan ... 15
C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL ... 16
... 18
A. APBN TINGKAT PROVINSI ... 18
B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ... 19
1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ... 19
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi ... 22
C. BELANJA PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI ... 26
1. Perkembangan Pagu dan Realisasi Berdasarkan Organisasi (Bagian Anggaran/ Kementerian/Lembaga) ... 26
2. Perkembangan Pagu Dan Realisasi Berdasarkan Fungsi ... 28
3. Perkembangan Pagu Dan Realisasi Berdasarkan Jenis Belanja ... 29
D. ANALISIS CASH FLOW PEMERINTAH PUSAT ... 30
E. TRANSFER KE DAERAH ... 30
F. PENGELOLAAN BLU PUSAT ... 32
1. Profil Dan Jenis Layanan BLU Pusat ... 32 ... VI
...VIII
IV
2. Perkembangan Pengelolaan Aset, PNBP, dan RM BLU Pusat ... 32
3. Kemandirian BLU ... 33
4. Profil dan Jenis Layanan Satker PNBP ... 36
5. Potensi Satker PNBP Menjadi Satker BLU ... 37
G. PENGELOLAAN MANAJEMEN INVESTASI PUSAT ... 38
1. Kredit Program... 38
... 43
A. APBD TINGKAT PROVINSI ... 43
B. JENIS PENDAPAPATAN DALAM APBD... 44
C. JENIS BELANJA DALAM APBD ... 49
1. Rincian Belanja Daerah Berdasarkan Klasifikasi Urusan ... 49
2. Rincian Belanja Daerah Menurut Jenis Belanja (Sifat Ekonomi) ... 50
D. PENGELOLAAN BLU DAERAH ... 56
E. PENGELOLAAN INVESTASI DAERAH ... 58
1. Bentuk Investasi Daerah ... 58
2. Profil Dan Jenis Badan Usaha Milik Daerah ... 59
F. SILPA DAN PEMBIAYAAN ... 60
1. Perkembangan Surplus/Defisit APBD ... 60
2. Pembiayaan Daerah ... 62
... 64
A. LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KONSOLIDASIAN ... 64
B. PENDAPATAN KONSOLIDASIAN ... 65
C. BELANJA KONSOLIDASIAN ... 67
D. SURPLUS/DEFISIT ... 68
E. ANALISIS KONTRIBUSI PEMERINTAH DALAM PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) ... 68
A. KEUNGGULAN DAN POTENSI EKONOMI REGIONAL ... 70
... 70
1. Industri Pengolahan ... 71
2. Pertanian ... 72
3. Pertambangan dan Penggalian... 73
B. TANTANGAN FISKAL REGIONAL ... 74
... 80
V
... 90
A. KESIMPULAN ... 90
B. REKOMENDASI ... 91
DAFTAR PUSTAKA ... 93
VI
Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan Industri Pengolahan Tahun 2017 ... 2
Tabel 1.2 PDRB berdasarkan Pengeluaran Tahun 2017 ... 3
Tabel 1.3 Nominal PDRB berdasarkan Pengeluran Tahun 2017 ... 4
Tabel 1.4 Jumlah Proyek dan Realisasi PMA dan PMDN Tahun 2016 dan 2017 ... 5
Tabel 1.5 PDRB Berdasarkan Lapangan Usaha Tahun 2017 ... 7
Tabel 1.6 Indeks Pembangunan Manusia Kab/Kota di Kalimantan Timur Tahun 2010 – 2016 ... 12
Tabel 1.7 Perbandingan Target RPJMD dan Realisasi Indikator Makroekonomi... 16
Tabel 2.1 Pagu dan Realisasi APBN Tahun 2016 dan 2017 (miliar Rp) ... 18
Tabel 2.2 Target dan Realisasi Perpajakan Pusat Kaltim 2016 - 2017 (miliar Rp) ... 19
Tabel 2.3 Realisasi Penerimaan PNBP Tahun 2016 – 2017 (juta Rp) ... 22
Tabel 2.4 Penerimaan PNBP Tahun 2017 berdasarkan Fungsi (juta Rp) ... 24
Tabel 2.5 Kontirbusi Pajak dan PNBP terhadap Ekonomi Regional ... 25
Tabel 2.6 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Bagian Anggaran 2016 – 2017 (miliar Rp) ... 27
Tabel 2.7 Perkembangan Pagu dan Realisasi berdasarkan Fungsi Kaltim 2016 – 2017 (miliar Rp) ... 28
Tabel 2.8 Perkembangan Pagu dan Realisasi Menurut Jenisnya Kaltim 2016 dan 2017 (miliar Rp) ... 29
Tabel 2.9 Cash Flow Pemerintah Pusat di Kaltim Tahun 2016 dan 2017 (miliar Rp) ... 30
Tabel 2.10 Pagu dan Realisasi Dana Transfer ke Daerah dan Dana Desa Kaltim 2016 – 2017 (miliar Rp) ... 31
Tabel 2.11 Nilai Aset dan Pagu BLU Pusat di Provinsi Kaltim ... 32
Tabel 2.12 Perkembangan Nilai Aset BLU di Provinsi Kaltim (miliar Rp) ... 33
Tabel 2.13 Perkembangan Nilai Pagu BLU tahun 2016 – 2017 (miliar Rp) ... 33
Tabel 2.14 Tingkat Efektivitas BLU Pusat ... 34
Tabel 2.15 Profil Satker Pengelola PNBP di Provinsi Kaltim TA 2017 (juta Rp) ... 36
Tabel 2.16 Perkembangan Pengelolaan Aset Satker PNBP (juta Rp) ... 37
Tabel 2.17 Perkembangan Pagu PNBP dan Pagu RM Satker PNBP (juta Rp)... 38
Tabel 2.18 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Tahun 2017 (Rp) ... 40
Tabel 3.1 I-Account agregat APBD Kaltim Tahun 2016 dan 2017 (miliar Rp) ... 43
Tabel 3.2 Agregat Pendapatan APBD Kaltim Tahun 2016 dan 2017 (miliar Rp) 44 Tabel 3.3 Belanja per Urusan APBD Kaltim Tahun 2016 – 2017 (miliar Rp) ... 49
Tabel 3.4 Agregat Belanja per Jenis Belanja APBD Kaltim Tahun 2016 – 2017 (miliar Rp) ... 50
Tabel 3.5 Profil BLUD Regional Kaltim 2016 – 2017 (juta Rp) ... 56
VII
Tabel 3.6 Perkembangan Aset BLUD Regional Kaltim 2015 – 2017 (juta Rp) ... 57 Tabel 3.7 Perkembangan Pagu dari APBD dan Pagu dari Pendapatan BLUD
2015 – 2017 (juta Rp) ... 57 Tabel 3.8 Penyertaan Modal/Investasi Daerah Tahun 2015 – 2017 (miliar Rp).. 59 Tabel 3.9 Perkembangan Aset BMUD 2015 – 2017 (miliar Rp) ... 59 Tabel 4.1 Laporan Realisasi Anggaran Konsolidasian Tingkat Wilayah Kaltim
Tahun 2017 (miliar Rp) ... 64 Tabel 4.2 Kontribusi Pendapatan Konsolidasian Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi 2016 – 2017 ... 66 Tabel 4.3 Rasio Surplus/Defisit Konsolidasian terhadap PDRB Kaltim ... 68 Tabel 4.4 Kontribusi Pemerintah dalam Pembentukan PDRB (triliun Rp) ... 68 Tabel 5.1 Penyaluran Kredit dan Realisasi Investasi di Kaltim 2017 (triliun Rp) . 71 Tabel 6.1 Penggunaan Dana Desa di Kaltim Tahun 2017 ... 86
VIII Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim dan Nasional Tahun 2015 s.d. 2017
(yoy) ... 1
Grafik 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Regional Kalimantan Tahun 2017 (yoy) ... 1
Grafik 1.3 Struktur PDRB dan Pertumbuhan Menurut Lapangan Usaha ... 2
Grafik 1.4 Struktur Ekonomi Kalimantan Tahun 2017... 3
Grafik 1.5 Distribusi PDRB dan Pertumbuhan Menurut Pengeluaran (%) ... 4
Grafik 1.6 Perkembangan PDRB per Kapita tahun 2013 - 2017 ... 8
Grafik 1.7 Perkembangan Suku Bunga Tahun 2017 ... 9
Grafik 1.8 Tingkat Inflasi Kaltim dan Nasional Tahun 2017 (y-on-y) ... 9
Grafik 1.9 Tingkat Inflasi Kaltim dan Nasional Tahun 2017 (month to month) ... 10
Grafik 1.10 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar AS Tahun 2017 ... 11
Grafik 1.11 IPM antar Provinsi di Kalimantan 2014 - 2016 ... 13
Grafik 1.12 Tingkat Kemiskinan Kaltim ... 13
Grafik 1.13 Indeks Kedalaman & Indeks Keparahan Kemiskinan ... 14
Grafik 1.14 Indeks Gini Ratio Kaltim tahun 2014 - 2017 ... 15
Grafik 1.15 Perkembangan Tingkat Pengangguran ... 16
Grafik 1.16 Target dan Capaian Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan Kaltim (%) ... 17
Grafik 2.1 Rasio Perpajakan Pusat terhadap PDRB Kaltim 2013 - 2017 ... 20
Grafik 2.2 Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Tahun 2017 ... 21
Grafik 2.3 10 PNBP berdasarkan Fungsi dengan perubahan terbesar Tahun 2017 (juta Rp) ... 24
Grafik 2.4 Kontribusi Perpajakan Pusat (non BM & BK) per Penduduk Kaltim 2016 dan 2017 ... 26
Grafik 2.5 Penyaluran Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2017 ... 31
Grafik 2.6 Tingkat Kemandirian BLU Pusat ... 33
Grafik 2.7 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Menurut Sektor Usaha Tahun 2017 ... 41
Grafik 2.8 Penyaluran Kredit Usaha Rakyat dan Jumlah Debitur Per Kab/Kota Tahun 2017 ... 41
Grafik 3.1 Rasio Realisasi PAD terhadap Pendapatan Kaltim Tahun 2016 - 2017 ... 45
Grafik 3.2 Rasio Realisasi PAD terhadap Target PAD Kaltim Tahun 2015 - 2017 ... 46
Grafik 3.3 Rasio DBH terhadap Pendapatan Kaltim Tahun 2015 - 2017 ... 47
Grafik 3.4 Rasio Belanja Modal terhadap Total Belanja Kaltim Tahun 2017 (miliar Rp) ... 51
Grafik 3.5 Rasio Belanja Pegawai terhadap Total Belanja Kaltim Tahun 2017 (miliar Rp) ... 52
Grafik 3.6 Rasio Bantuan Keuangan terhadap Total Belanja Kaltim Tahun 2017 (miliar Rp) ... 53
IX
Grafik 3.7 Rasio Belanja Hibah terhadap Total Belanja Kaltim Tahun 2017
(miliar Rp) ... 54
Grafik 3.8 Rasio Ruang Fiskal terhadap Pendapatan Kaltim Tahun 2016 ... 54
Grafik 3.9 Rasio Surplus/Defisit terhadap Pendapatan Kaltim Tahun 2015 - 2017 ... 60
Grafik 3.10 Rasio SILPA/SIKPA terhadap Total Belanja Kaltim Tahun 2015 - 2017 ... 62
Grafik 3.11 Keseimbangan Primer Kaltim Tahun 2015 2017 (Triliun Rp) ... 62
Grafik 4.1 Komposisi Pendapatan Konsolidasian TA 2016 - 2017 ... 65
Grafik 4.2 Komposisi Penerimaan Konsolidasian TA 2017 ... 65
Grafik 4.3 Komposisi Belanja dan Transfer Konsolidasian Tahun 2017 ... 67
Grafik 4.4 Komposisi Belanja Konsolidasian Tahun 2017 ... 67
Grafik 5.1 Lapangan Usaha Pembentuk Struktur PDRB Terbesar (%) ... 70
Grafik 5.2 Pertumbuhan Ekonomi Kaltim 2012 – 2017 ... 74
Grafik 5.3 Perkembangan Rasio Kepatuhan Pajak Kaltim 2014 – 2017 ... 77
Grafik 5.4 Perkembangan Rasio Belanja 2016 – 2017 (%) ... 78
Grafik 6.1 Pagu dan Realisasi Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Ketahanan Pangan APBN 2017 (miliar Rp) ... 81
Grafik 6.2 Pagu dan Realisasi Sektor Pendidikan, Kesehatan dan Ketahanan Pangan APBD 2017 (miliar Rp) ... 81
Grafik 6.3 Penyaluran dan Penyerapan Dana Desa di Kaltim Tahun 2017 (miliar Rp) ... 85
Grafik 6.4 Perbandingan Dana Desa dan Alokasi Dana Desa di Kaltim Tahun 2017 (miliar Rp) ... 88
BAB  I  PERKEMBANGAN DAN ANALISIS  
EKONOMI REGIONAL 
1
A. INDIKATOR MAKROEKONOMI FUNDAMENTAL
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
a. Laju Pertumbuhan Ekonomi (PDRB)
Masa depan Perekonomian Kalimantan Timur mulai cerah dengan ditandai pertumbuhan ekonomi tahun 2017 sebesar 3,13 persen, setelah sebelumnya mengalami dua periode yang kurang menggembirakan pada tahun 2015 dan 2016 karena kontraksi ekonomi masing-masing sebesar 1,28 persen dan 0,38 persen. Dibandingkan tingkat pertumbuhan Nasional, pertumbuhan ekonomi regional Kaltim tersebut masih jauh dibawah pertumbuhan nasional tahun 2017 yang mencapai 5,07 persen, melanjutkan tren yang relatif stabil dibandingkan tahun sebelumnya.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan provinsi lain di Pulau Kalimantan, pertumbuhan ekonomi Kaltim baik di triwulan IV 2017 (yoy) maupun tahun 2017 tercatat
2,17%
-1,28%
-0,38%
3,13%
5,02% 4,79% 5,03% 5,07%
-2%
-1%
0%
1%
2%
3%
4%
5%
6%
2014 2015 2016 2017 Kaltim Nasional 1,61%
5,19%
-4%
-2%
0%
2%
4%
6%
I II II IV I II II IV I II II IV
2015 2016 2017
Kaltim Samarinda Nasional
1,65 1,35
-3,16
0,86
2,6
5,8 5,34
4,46
1,61
7,04 5,17
6,74
5,29
3,13
6,59
Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara
q to q Tw.IV 2017 y on y Tw.IV 2017 2017 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
2
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
paling rendah. Pertumbuhan tertinngi di triwulan IV tercatat di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 7,04 persen, sedangkan pertumbuhan tertinggi tahun 2017 tercatat di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 6,74 persen.
Tahun 2017 menandai pergeseran lapangan usaha penyokong pertumbuhan ekonomi regional Kaltim, karena pertumbuhan ekonomi tertinggi bersumber dari sektor Industri Pengolahan sebesar 0,74 persen. Pertumbuhan industri pengolahan ini tercermin dari peningkatan produksi pada Industri Pengolahan Besar dan Sedang serta Industri Pengolahan Kecil dan Mikro. Peningkatan produksi Industri Pengolahan Mikro dan Kecil bahkan mencapai 37,69 persen pada triwulan IV tahun 2017 (yoy) walaupun sempat mengalami penurunan pada triwulan II sebesar 12,89 persen.
Jenis Industri Triw. I Triw. II Triw. III Triw. IV Industri Pengolahan Besar dan Sedang 3,10 1,56 0,66 - 0.15 Industri Pengolahan Kecil dan Mikro 5,74 - 12,89 0,29 37,69
Sementara itu, pertambangan mulai pulih dengan angka pertumbuhan sebesar 1,21 persen setelah tahun lalu tumbuh -1,76 persen. Angka pertumbuhan tersebut sejalan dengan nilai ekspor hasil pertambangan pada tahun 2017 yang meningkat menjadi US$ 11,95 miliar dari US$ 8,81 miliar (BPS Provinsi Kaltim, Perkembangan Ekspor Provinsi Kaltim Bulan Desember 2017). Pertumbuhan sektor pertambangan ini terjadi di tengah kebijakan larangan impor batubara di
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
1,21
7,33
3,47
6,53 5,7
0,59 0,49 0,74 0,33 0,37 0
2 4 6 8
0 50 100 150 200 250
Pertambangan Konstruksi Industri
Pengolahan Perdag. Besar &
Eceran Pertanian, Hutan
& Ikan
2016 2017 Growth (yoy) Kontribusi
%
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
3
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
berbagai pelabuhan kecil di Tiongkok mulai bulan Juli 2017 (Bank Indonesia, KEKR bulan Agustus 2017).
b. Nominal PDRB
Produk Domestik Regional Bruto Kaltim tahun 2017 tercatat mencapai Rp592,5 triliun (ADHB) dan Rp452,84 triliun (ADHK) sehingga tetap menempatkan Kaltim sebagai regional yang mendominasi struktur perekonomian di Kalimantan dengan peranan sebesar 52,29 persen, sedangkan peranan terkecil bersumber dari provinsi termuda, Kaltara sebesar 6,83 persen.
1) Nominal PDRB Sisi Pengeluaran
Sumber 2017 Distribusi
2016 Nominal Distribusi
Konsumsi Rumah Tangga 66.147,74 16,42 17,90
Konsumsi LNPRT 1781,78 0,44 0,48
Pengeluaran Pemerintah 12.144,05 3,52 4,76
Pembentukan Modal Tetap Bruto 110.190,25 26,30 28,55
Perubahan Inventori 1.096,37 0,30 0,38
Ekspor netto (Ekspor – Impor) 156.499,57 28,99 26,11 Net Ekspor Antar Daerah 104.948,53 24,03 21,82
PDRB 452.808,29 100,00 100,00
Porsi terbesar pembentuk PDRB sisi pengeluaran tahun 2017 (ADHK) berasal dari komponen Ekspor Netto yang menyumbang 28,99 persen dari total PDRB. Bahan Bakar Mineral merupakan komoditi utama dalam kegiatan ekspor di Kaltim yang mencapai 92,73 persen dari keseluruhan angka ekspor Kaltim (Berita Resmi Statistik, Perkembangan Ekspor dan
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
Kalbar 15,66%
Kalteng 11,14%
Kalsel 14,08%
Kaltim 52,29%
Kaltara 6,83%
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
4
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Impor Provinsi Kalimantan Timur, Desember 2017). Angka ini menunjukkan terjadinya perubahan sumber utama pertumbuhan, yang pada tahun 2015 dan 2016 adalah Pembentukan Modal tetap Domestik Bruto dengan porsi terbesar pembentuk PDRB sebesar 28,44 persen.
Sumber Tahun 2017
I II III IV Total
Konsumsi Rumah Tangga 16.288,71 16.490,77 16.646,62 16.721,64 66.147,74
Konsumsi LNPRT 441,08 455,25 434,67 450,78 1781,78
Pengeluaran Pemerintah 1.830,47 3.265,53 2.843,29 4.204,76 12.144,05 Investasi Sektor Bisnis/Swasta 25.913,06 25.798,73 28.438,99 30.039,47 110.190,25 Perubahan Inventori 323,58 317,99 260,06 194,74 1.096,37 Ekspor netto (Ekspor – Impor) 42.586,53 38.736,55 37.230,96 37.945,53 156.499,57 Net Ekspor Antar Daerah 25.421,37 27.780,62 27.239,47 24.507,07 104.948,53 PDRB 112.804,80 112.845,44 113.094,06 114.063,99 452.808,29
Penurunan laju pertumbuhan yang sangat signifikan terjadi pada konsumsi pemerintah dan perubahan inventori yang masing-masing mengalami penurunan sebesar 15,28 persen dan 15,85 persen. Penurunan kedua komponen tersebut tidak signifikan mempengaruhi laju pertumbuhan karena memiliki peranan yang relatif kecil dalam struktur PDRB.
40,67 24,03
26,3 16,42 11,68 3,52 0,44 0,3 Ekspor LN Net Ekspor AD PMTB Kons RT Impor LN Kons Pemerintah Kons LNPRT Perubahan Inv.
Porsi
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
2,55 7,57 3,01 2,54 2,51 -15,28
4,89 -15,85
Laju Pertumbuhan
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
5
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
a) Konsumsi
Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga terhadap PDRB mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun lalu yang tercatat 17,90 persen. Pada tahun 2017 p eranan konsumsi rumah tangga sebesar 16,42 persen, mengalami penurunan sebesar 1,48 persen. Namun demikian, konsumsi rumah tangga masih mengalami pertumbuhan sebesar 2,54 persen menjadi sebesar Rp66,15 triliun. Pertumbuhan konsumsi tersebut tidak terlepas dari meningkatnya jumlah penduduk di Kaltim, berdasarkan data yang diambil dari sidata BAPPEDA, jumlah penduduk Kalimantan Timur mengalami peningkatan sebesar 2,12 persen menjadi 3.575.449 orang dari 3.501.232 orang pada tahun 2016.
b) Investasi
Investasi yang berada di Kaltim terlihat dari komponen Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) pada struktur PDRB. Peranan PMTB dalam struktur PDRB mengalami penurunan sebesar 2,25 persen pada tahun 2017 menjadi 26,30 persen dari 28,55 persen pada tahun 2016. Walaupun mengalami penurunan kontribusi namun PMTB masih tetap mengalami pertumbuhan sebesar 3,01 persen menjadi Rp110,19 triliun.
Investasi 2016 2017
Proyek Nominal Proyek Nominal Penanaman Modal Dalam Negeri 186 6,84 238 9,72
Penanaman Modal Asing 471 1,18 397 0,97
Kenaikan nominal investasi pada Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), menunjukkan peningkatan sebesar 41,97 persen. Peningkatan signifikan terjadi pada sektor primer yang mencapai 134,37 persen dan sektor tersier sebesar 97,52 persen. Nilai investasi di tahun 2017 pada sektor primer sebesar Rp7,27 triliun, sedangkan pada sektor tersier sebesar Rp1,96 triliun. Sementara itu, nilai investasi pada sektor sekunder mengalami penurunan sebesar 82,38 persen menjadi Rp446,87 miliar. Hal yang berbeda terlihat pada Penanaman Modal Asing (PMA) yang mengalami penurunan sebesar 17,89 persen.
Sumber : sidata.kaltimprov.go.id, diakses tanggal 13 Februari 2018
*) Angka Nominal PMA dalam jutaan US$ dan angka nomonal PMDN dalam triliun rupiah
6
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
c) Pengeluaran Pemerintah
Konsep pengeluaran pemerintah yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik yaitu jumlah belanja pegawai, belanja barang, belanja bantuan sosial dan belanja lainnya ditambah dengan unsur penyusutan aset tetap. Selain itu, pendapatan PNBP dijadikan faktor pengurang dalam konsumsi pemerintah.
Peranan pengeluaran pemerintah terhadap PDRB di tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 1,24 persen dari 4,76 persen di tahun 2016 menjadi 3,52 persen. Peranan pengeluaran pemerintah ini tidak terlepas dari menurunnya anggaran pemerintah yang tercermin dari penurunan laju pertumbuhan sebesar 15,28 persen. Pengeluaran pemerintah di Kalimantan Timur pada tahun 2017 sebesar Rp12,14 triliun sedangkan pada tahun 2016 sebesar Rp14,58 triliun.
d) Ekspor dan Impor
Peranan ekspor netto terhadap PDRB menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Pada tahun 2017 kontribusi ekspor netto mencapai 28,99 persen, meningkat dari tahun 2016 yang mencapai 26 persen. Peningkatan ini juga tercermin dalam neraca perdagangan Kalimantan Timur tahun 2017 yang mencapai US$14,25 miliar, meningkat US$4,12 miliar dari tahun 2016 yang hanya mencapai US$10,13 miliar.
Komoditas ekspor utama adalah Bahan Bakar Mineral (BBM) yang mencapai 92,73 persen dari total ekspor. Dari jumlah tersebut, 68,40 persen merupakan BBM Nonmigas, sedangkan 24,33 persen adalah BBM Migas. Tujuan utama ekspor migas adalah Jepang, mencapai 36,43 persen, sementara untuk tujuan utama ekspor non migas adalah India yang mencapai 23,06 persen.
Impor utama tahun 2017 adalah Migas, mencapai US$2,40 miliar atau 74,36 persen dari keseluruhan impor. Sumber utama impor dari Nigeria yang mencapai 6,39 persen.
7
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
2) Nominal PDRB Sisi Penawaran
Lapangan Usaha Tahun 2017 2016
Distrib.
Nominal (%)
(Rp.Miliar) Growth
(%) Distrib.
(%)
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 30.272,61 5,70 7,96 8,22 Pertambangan dan Penggalian 215.214,21 1,21 46,31 43,17
Industri Pengolahan 96.989,99 3,47 19,07 20,62
Pengadaaan Listrik, Gas 238,53 6,79 0,05 0,05
Pengadaan Air 219,98 9,05 0,05 0,05
Konstruksi 31.822,67 7,33 8,07 8,31
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi
Mobil dan Sepeda Motor 23.467,40 6,53 5,30 5,53
Transportasi dan Pergudangan 13.261,10 7,08 3,62 3,71 Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 3.781,31 9,17 0,93 0,95
Informasi dan Komunikasi 7.049,90 8,73 1,26 1,30
Jasa Keuangan 6.532,01 (0,61) 1,53 1,72
Real Estate 4.032,55 3,35 0,88 0,96
Jasa Perusahaan 853,81 3,54 0,21 0,22
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 7.820,64 (0,23) 2,03 2,32
Jasa Pendidikan 6.398,19 7,64 1,55 1,62
Jasa Keseharan dan Kegiatan Sosial 2.492,46 7,16 0,59 0,63
Jasa Lainnya 2.400,13 7,98 0,62 0,63
Produk Domestik Regional Bruto 452.847,48 3,13 100,00 100,00
Dilihat dari lapangan usaha, Sektor Pertambangan dan Penggalian masih mendominasi struktur perekonomian dengan kontribusi sebesar 46,31 persen. Angka ini sedikit lebih besar dari peranan sektor tersebut di tahun 2016 yang telah mencapai 43,17 persen. Kenaikan ini diduga disebabkan karena adanya kenaikan harga batubara. Berdasarkan harga acuan batubara yang dikeluarkan oleh Kementerian ESDM, rata-rata harga batubara acuan pada tahun 2017 naik sebesar 45,41 persen menjadi US$89,92 dari US$61,84 pada tahun 2016. Dengan struktur yang sangat dominan pada satu lapangan usaha tersebut, maka perekonomian Kaltim
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
8
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
akan rentan terhadap perubahan harga batubara. Pada saat harga batubara anjlok maka akan langsung mengakibatkan kontraksi ekonomi seperti yang terjadi pada tahun 2015 dan 2016.
Share terbesar kedua penyumbang PDRB adalah industri pengolahan dengan peranan sebesar 19,07 persen, turun sebesar 1,55 persen dari tahun 2016. Namun demikian, walaupun mengalami penurunan dalam hal peranan di struktur perekonomian, industri pengolahan masih mampu untuk tumbuh sebesar 3,47 persen. Untuk sektor yang lain, kontribusi untuk PDRB masih di bawah 10 persen.
3) PDRB per Kapita
Setelah mengalami penurunan dalam 3 tahun terakhir, PDRB per kapita Kalimantan Timur mencapai titik tertinggi pada tahun
2017 mencapai
Rp165,71 juta. Angka ini diperoleh dari PDRB berdasarkan harga berlaku yang didapatkan dari Berita Resmi Statistik dari BPS Provinsi Kalimantan Timur dan data jumlah penduduk yang terdapat dalam sidata BAPPEDA Provinsi Kaltim.
Untuk data per kabupaten/kota, pada tahun 2016, Kota Bontang memiliki PDRB per kapita yang paling tinggi yaitu sebesar Rp 323,22 juta yang kemudian diikuti oleh Kabupaten Kutai Timur senilai Rp 284,55 juta.
PDRB per kapita yang paling rendah adalah Kabupaten Penajam Paser Utara dengan PDRB per kapita senilai Rp48,44 juta.
2. Suku Bunga
Tingkat suku bunga kredit investasi selama 2017 mengalami penurunan mulai bulan Agustus 2017. Sampai dengan Juli 2017, BI rate sebagai suku bunga acuan berada pada level 4,75 dan pada bulan Agustus diturunkan menjadi 4,50. BI Rate ini kemudian diturunkan kembali pada bulan September 2017 sebesar 25 basis poin menjadi 4,25.
158,47 157,40
146,99
144,83 165,71
130 135 140 145 150 155 160 165 170
2013 2014 2015 2016 2017
Rp.Juta
Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Timur
9
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Suku bunga merupakan salah satu instrumen yang dapat dipergunakan oleh otoritas moneter dalam mengendalikan inflasi. Pada saat inflasi tinggi, maka suku bunga dinaikkan sebagai daya tarik investor untuk menempatkan investasinya ke dalam instrumen investasi yang ada di bank. Hal ini dapat mengurangi jumlah uang beredar sehingga konsumsi akan menurun dan inflasi juga akan terkendali.
Penetapan suku bunga ini tidak terlepas dari perkembangan berbagai indikator, terutama tingkat inflasi. Pada tahun 2017, inflasi tertinggi di Kalimantan Timur terjadi pada bulan Mei 2017 sebesar 4,66 persen yang bertepatan dengan bulan puasa, sedangkan secara nasional inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juni 2017 sebesar 4,37. Inflasi ini merupakan inflasi yang terjadi musiman yaitu ketika bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Idul Fitri.
3. Inflasi
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
0,0%
1,0%
2,0%
3,0%
4,0%
5,0%
6,0%
Jan 17 Feb 17 Mar 17 Apr 17 Mei 17 Jun 17 Jul 17 Agt 17 Sep 17 Okt 17 Nop 17 Des 17 Kaltim Nasional Samarinda Balikpapan
4,75 4,25
4,25 3,15 3,61
0 1 2 3 4 5
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sep Okt Nov Des
%
BI Rate Inf Kaltim (yoy) Inf Nasional (yoy) Sumber : KPwBI Kalimantan Timur
10
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Inflasi year on year Kaltim pada tahun 2017 mencapai 3,15 persen, sedikit lebih rendah dibanding tahun 2016 yang tercatat sebesar 3,39 persen. Dibandingkan dengan inflasi nasional, pada awal tahun sampai bulan Agustus 2017 inflasi Kaltim lebih tinggi dari inflasi nasional, akan tetapi setelah bulan Agustus inflasi Kaltim berada lebih rendah dari inflasi nasional. Inflasi tertinggi di Kaltim berada pada level 4,66 persen tercatat di bulan Mei, sedangkan inflasi terendah pada bulan Desember sebesar 3,15 persen. Sementara itu, inflasi nasional tertinggi
sebesar 4,37 persen pada bulan Juni 2017 sedangkan terendah pada bulan November senilai 3,30 persen. Pola kenaikan dan penurunan tingkat inflasi per bulan (yoy) di Kaltim memiliki kesamaan dengan pola inflasi nasional.
Inflasi pada tahun 2017 disebabkan karena kenaikan biaya bahan bakar, penerangan dan air sebesar 19,17 persen. Kenaikan tarif dasar listrik (TDL) tahap kedua yang terjadi pada bulan Maret dan April 2017 berkontribusi sangat besar pada inflasi di tahun 2017. PLN Wilayah Kaltimra resmi mencabut subsidi sebanyak 363.894 pelanggan listrik daya 900 VA. Para pelanggan listrik ini dianggap sudah tidak berhak menerima subsidi pemerintah, masing-masing sebesar Rp 110 ribu per pelanggan. Deputi Manajer Hukum dan Humas PLN Wilayah Kaltim-Kaltara, Wijayanto Nugroho, mengatakan ada 408.650 pelanggan daya 900 VA di Kaltimra. Namun, hanya 44.756 pelanggan yang layak menerima subsidi. Pelanggan ini masuk kategori masyarakat miskin sesuai hasil verifikasi Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Selain disebabkan oleh pencabutan subsidi listrik, inflasi tahun 2017 juga diakibatkan karena kenaikan tarif pulsa ponsel dan kenaikan biaya STNK.
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
-1,0%
-0,5%
0,0%
0,5%
1,0%
1,5%
2,0%
Jan 17 Feb 17 Mar 17 Apr 17 Mei 17 Jun 17 Jul 17 Agt 17 Sep 17 Okt 17 Nop 17 Des 17 Kaltim Nasional Samarinda Balikpapan
11
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
4. Nilai Tukar
Pada tahun 2017 nilai tukar rupiah cenderung lebih stabil bila dibanding dengan
tahun 2016. Hal ini tercermin dari nilai tertinggi dan nilai terendah dalam dua periode tercatat di periode tahun 2016. Nilai tukar dolar stabil pada level Rp13.319 sampai dengan Rp13.351 sampai bulan Agustus 2017. Bulan September 2017, rupiah mengalami pelemahan dan mencapai puncaknya pada bulan Oktober 2017 yang mencapai Rp13.572. Pelemahan rupiah ini terjadi lebih disebabkan karena faktor eksternal. Gubernur Bank Indonesia, Agus DW Martowardojo, mengungkapkan bahwa dollar AS menguat secara global sebagai dampak respon pasar keuangan terhadap dinamika proses pencalonan Bank Sentral, normalisasi kebijakan moneter, meningkatnya ekspektasi kenaikan suku bunga serta rencana reformasi pajak di AS.
Ditambahkan oleh Deputi Senior Bank Indonesia, Adityawaswara, faktor yang paling mempengaruhi pelemahan rupiah adalah ketidakjelasan antara siapa yang akan menjadi gubernur The Fed. Setelah adanya kejelasan Jerome Powell sebagai kandidat kuat pengganti Janet Yellen sebagai gubernur The Fed, volatilitas rupiah cenderung mereda. Kondisi tersebut tercermin dari menguatnya rupiah pada bulan November 2017 menjadi Rp13.514.
B. INDIKATOR KESEJAHTERAAN
1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI)
Indeks Pembangunan Manusia di Kaltim selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun, pertumbuhan IPM Provinsi Kaltim pada tahun 2016 mencapai 0,57
13.915
13.063
13.351
13.548
Rp12.600 Rp12.800 Rp13.000 Rp13.200 Rp13.400 Rp13.600 Rp13.800 Rp14.000
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nop Des
2016 2017
Sumber: Bank Indonesia
12
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
persen dengan indeks mencapai 74. IPM provinsi Kaltim dan mayoritas Kab/Kota di Kaltim tercatat pada kategori tinggi (IPM > 70), hanya terdapat 3 kabupaten yang memiliki IPM dibawah 70 yaitu Kutai Barat, Penajam Paser Utara dan Mahakam Ulu. Rendahnya IPM kabupaten-kabupaten tersebut terutama disebabkan karena merupakan daerah otonom baru hasil pemekaran.
Sementara itu, kenaikan IPM tertinggi tercatat di Penajam Paser Utara dan Paser, masing-masing 1,01 persen dan 1,00 persen. Kemajuan pembangunan di Kabupaten Penajam Paser Utara didorong oleh dimensi pendidikan dan kesehatan, sementara Kabupaten Paser dikarenakan perbaikan standar hidup layak dan juga pendidikan.
Kab/Kota 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Growth (%) Paser 66,54 67,11 68,18 69,61 69,87 70,30 71,00 1,00 Kutai Barat 65,90 66,92 67,14 68,13 68,91 69,34 69,99 0,94 Kutai Kartanegara 67,45 68,47 69,12 70,71 71,20 71,78 72,19 0,57 Kutai Timur 66,94 67,73 68,71 69,79 70,39 70,76 71,10 0,48 Berau 69,16 70,43 70,77 72,02 72,26 72,72 73,05 0,45 Penajam Paser Utara 66,37 66,92 67,17 68,07 68,60 69,26 69,96 1,01 Mahakam Ulu n/a n/a n/a 63,81 64,32 64,89 65,51 0,96 Balikpapan 75,55 76,02 76,56 77,53 77,93 78,18 78,57 0,50 Samarinda 75,85 77,05 77,34 77,84 78,39 78,69 78,91 0,28 Bontang 76,97 77,25 77,55 78,34 78,58 78,78 78,92 0,18 Kalimantan Timur 71,31 72,02 72,62 73,21 73,82 74,17 74,59 0,57
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
13
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
Apabila dibandingkan dengan IPM provinsi lain di Pulau Kalimantan, hanya Kalimantan Timur yang masuk ke dalam kategori tinggi, sedangkan provinsi lain baru sampai pada kategori sedang.
Secara mengejutkan provinsi Kalimantan Utara sebagai provinsi termuda berada di posisi kedua IPM tertinggi dengan nilai indeks sebesar 69,20. IPM Kalimantan Timur juga lebih tinggi dari IPM tingkat nasional yang berada pada level 70,18.
2. Tingkat Kemiskinan
Tingkat kemiskinan pada September tahun 2017 berada pada angka 6,08 persen, sedikit di bawah target RPJMD 2013-2018 yang ditetapkan sebesar 6,10 persen. Tingkat kemiskinan menurun 0,09 persen atau berkurang 1,5 ribu orang dibanding periode Maret 2017. Perkembangan tersebut menyebabkan
penurunan jumlah
penduduk miskin dari semula sebanyak 220,17 ribu jiwa menjadi 218,67 ribu jiwa.
Penurunan angka
kemiskinan tersebut terjadi di tengah penurunan Nilai Tukar Petani (NTP). Pada bulan Maret 2017, NTP berada pada angka 98,25 dan menurun pada bulan September 2017 menjadi 96,17. Selain itu garis kemiskinan di Kaltim mengalami kenaikan sebesar 4,06 persen dari Rp548.094 per kapita di bulan Maret 2017 menjadi Rp561.868 di bulan September 2017.
(Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur, 2 Januari 2018). Kenaikan 6,23
6,1 6,11 6
6,19
6,08
5,8 5,9 6 6,1 6,2 6,3
Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Tk. Kemiskinan (%)
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
64,89 67,77 67,63 73,82 68,64 68,9
65,59 68,53 68,38 74,17 68,76 69,55
65,88 69,13 69,05 74,59 69,20 70,18
59 61 63 65 67 69 71 73 75
Kalbar Kalteng Kalsel Kaltim Kaltara Nasional 2014 2015 2016
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
14
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
tersebut lebih rendah dari kenaikan garis kemiskinan nasional yang mencapai 3,39 persen. Penurunan angka kemiskinan ini diduga lebih disebabkan karena ekonomi Kalimantan Timur yang terus tumbuh sehingga pendapatan yang diperoleh masyarakat miskin juga mengalami kenaikan.
Perekonomian Kalimantan Timur saat ini banyak disokong oleh sektor-sektor modern seperti pertambangan, industri pengolahan, konstruksi dan lainnya.
Bahkan, sektor pertambangan dan turunannya berkontribusi lebih dari 50 persen pada struktur ekonomi Kalimantan Timur. Sementara itu sektor pertanian yang merupakan sektor pertanian seperti terlupakan dan menyumbang penduduk miskin terbanyak, menurut data BPS hampir 67 persen penduduk miskin berada di sektor pertanian. Hal ini juga diperparah dengan tingkat pendidikan yang masih sangat rendah, data BPS mengemukakan bahwa 76 persen tenaga kerja yang berada di sektor pertanian masih lulusan Sekolah Dasar (SD). Hal ini menjadikan sektor pertanian masih dikelola secara tradisional sehingga produksi pertanian juga tidak akan bisa naik signifikan.
Kondisi ini mengakibatkan sulitnya penduduk miskin keluar dari kemiskinan yang melanda.
Selain persentase dan jumlah penduduk miskin, indikator kesejahteraan juga harus memperhatikan Indeks Kedalaman Kemiskinan, yaitu ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, dan Indeks Keparahan Kemiskinan yaitu gambaran mengenai kesenjangan pengeluaran di antara sesama penduduk miskin. Semakin rendah angka indeks, menunjukkan kondisi yang lebih baik.
Pada bulan September 2017,
Indeks Kedalaman
Kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0,011 persen dari Maret 2017 menjadi 0,874. Kondisi ini menunjukkan kedalaman kemiskinan sedikit berkurang karena rata-rata pengeluaran penduduk miskin meningkat, lebih mendekati garis kemiskinan, sehingga lebih dekat untuk keluar dari kategori miskin. Sementara
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur 0,793 0,904
0,693 1,044
0,808 0,885 0,874
0,176 0,219 0,167 0,275
0,168 0,208 0,187 0
0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
Sept 14 Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Index Kedalaman Index Keparahan
15
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
itu, Indeks Keparahan Kemiskinan juga turun dari 0,208 di bulan Maret menjadi 0,187 pada bulan September 2017. Hal ini mengindikasikan kondisi tingkat keparahan kemiskinan semakin berkurang karena ketimpangan pengeluaran di antara sesama penduduk miskin sedikit dapat dikurangi.
3. Ketimpangan (Gini Ratio)
Tingkat ketimpangan atau kesenjangan kesejahteraan antar penduduk yang diukur dengan indeks Gini Ratio pada tahun 2017 tercatat makin meningkat pada beberapa periode pengukuran. Kenaikan tersebut dimulai pada september 2016 yang meningkat 0,008 poin menjadi 0,328. Kemudian kembali meningkat 0,002 poin ke indeks 0,330 pada bulan Maret 2017 dan mencapai angka 0,333 pada
bulan September 2017. Kenaikan gini rasio ini terjadi di tengah pertumbuhan ekonomi yang juga semakin meningkat. Ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak dinikmati secara merata oleh seluruh penduduk di Kalimantan Timur. Pertumbuhan tersebut lebih banyak dinikmati oleh kalangan menengah- atas, sehingga kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin semakin lebar.
4. Kondisi Ketenagakerjaan
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2017 tercatat turun 1,64 persen dari Februari 2017 menjadi 6,91 persen atau sekitar 114,29 ribu dari
0,34
0,28 0,333
0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4
Mar 14 Sep 14 Mar 15 Sep 15 Mar 16 Sep 16 Mar 17 Sep 17
Perkotaan Pedesaan Kaltim
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur
16
BAB I PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
1,65 juta orang angkatan kerja. Penurunan ini terjadi karena banyak masyarakat Kaltim yang mencari kerja
di daerah lain
(kaltim.prokal.co, 07 Nov 2017). TPT pada bulan Agustus sudah mampu memenuhi target tingkat pengangguran yang ditetapkan di RPJMD sebesar 7,60 persen, tetapi masih jauh di atas tingkat pengangguran nasional sebesar 5,50 persen.
C. EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PEMBANGUNAN REGIONAL
No Variabel Makro Ekonomi Target Realisasi Deviasi
1 Pertumbuhan Ekonomi 0,5±1 3,13 +1,63
2 Inflasi 4±1 3,15 +0,50
3 Indeks Pembangunan Manusia 74,46 74,59 +0,09
4 Tingkat Kemiskinan 6,10 6,08 +0,02
5 Gini Rasio 0,32 0,333 -0,013
6 Pengangguran 7,18 6,91 +0,17
Sumber: Penyesuaian RPJMD Prov. Kaltim & BPS Provinsi Kaltim
Data target variabel makro ekonomi diambil dari Penyesuaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2013-2018 yang telah disahkan melalui Peraturan Gubernur Kalimantan Timur nomor 50 Tahun 2016. Terdapat target pada tahun 2017 yang ditetapkan dalam Peraturan Gubernur Nomor 48 Tahun 2016 Tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 21 Tahun 2016, Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2017, akan tetapi target dalam RKPD tersebut masih menggunakan data RPJMD yang lama sehingga kurang menggambarkan sasaran dan target yang akan dicapai.
Penyesuaian tersebut perlu dilakukan karena perubahan yang signifikan pada kondisi perekonomian di Kaltim pada tahun 2015. Pada tahun tersebut, terjadi
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Timur 0
2 4 6 8 10
Feb 15 Agst 15 Feb 16 Agst 16 Feb 17 Agt 17
%
TPT Kaltim TPT Nasional
17
BAB I
PERKEMBANGAN DAN ANALISIS EKONOMI REGIONAL
penurunan drastis terhadap harga batubara yang merupakan komoditas utama di Kaltim.
Perubahan RPJMD tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan fenomena pembangunan dan permasalahan/isu strategis pembangunan yang paling terkini.
Alasan utama yang melandasi dilakukannya perubahan yaitu untuk menyelaraskan RPJMD dengan RPJMN, terbitnya Peraturan Daerah nomor 1 tahun 2016 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2016-2036, kinerja ekonomi global yang cenderung menurun dan berdampak pada kapasitas fiskal dan target pembangunan. Selain itu, target kinerja pada tahun-tahun sebelumnya tidak dapat tercapai karena berkurangnya sumber pendanaan sebagai akibat tidak tercapainya target pendapatan.
Sebagaimana terlihat pada tabel 1.6, target yang disusun oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur secara mayoritas dapat tercapai, hanya Gini Rasio yang targetnya masih meleset. Dengan banyaknya target variabel makro ekonomi yang tercapai dapat disimpulkan bahwa penetapan target tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi.
Sumber: RPJMD, RPJMN dan BPS Provinsi Kaltim
6,10 6,10 6,19 6,08
3,90 3,90
1 2 3 4 5 6 7
Mar 15 Sept 15 Mar 16 Sept 16 Mar 17 Sept 17 Target RPJMD Kemiskinan Target RPJMN 7,18 7,18
8,55
6,91 6,3 6,3 5
5,5 6 6,5 7 7,5 8 8,5 9
Feb 15 Agst 15 Feb 16 Agst 16 Feb 17 Agt 17 Target RPJMD Pengangguran Target RPJMN
BAB iI  PERKEMBANGAN DAN PELAKSANAAN APBN DI 
TINGKAT REGIONAL 
18
A. APBN TINGKAT PROVINSI
Pagu Realisasi Pagu Realisasi
A. PENDAPATAN NEGARA 23.391,15 16.401,08 20.290,89 17.832,08 1. Penerimaan Pajak 22.025,15 15.188,58 18.846,96 15.227,11 2. PNBP 1.366,01 1.212,49 1.443,93 2.604,98 B. BELANJA NEGARA 29.184,18 27.277,39 26.219,73 24.655,51 I. BELANJA PEMERINTAH PUSAT 8.398,34 6.933,20 8.106,92 7.319,04 1. Belanja Pegawai 2.661,17 2.562,21 2.679,71 2.586,97 2. Belanja Barang 2.621,89 2.100,07 2.642,34 2.366,73 3. Belanja Modal 3.103,41 2.253,92 2.773,65 2.342,65 4. Belanja Hibah - 5,32 - 11,77 5. Belanja Bantuan Sosial 11,88 11,69 11,22 10,92 II. TRANSFER KE DAERAH DAN 20.785,83 20.344,19 18.112,82 17.336,47 DANA DESA
1. Transfer ke Daerah a. Dana Perimbangan
1) Dana Alokasi Umum 4.274,41 4.274,41 4.902,96 4.902,96 2) Dana Bagi Hasil 12.902,51 13.122,26 9.347,87 8.960,62 3) Dana Alokasi Khusus 3.033,15 2.390,23 3.020,51 2.635,24 b. Dana Insentif Daerah 35,00 35,00 149,06 149,06 2. Dana Desa 540,76 522,29 692,42 688,59 C. SURPLUS DEFISIT (5.793,03) (10.876,32) (5.928,84) (6.823,43)
Tahun 2016 Tahun 2017
Uraian
Sumber : Kanwil DJP Kaltim, Kanwil DJBC Kalbagtim, OmSPAN dan SIMTRADA, diolah.
Dana APBN yang dikelola di regional Kaltim diadministrasikan oleh beberapa unit berbeda di lingkup Kementerian Keuangan. Untuk sisi penerimaan perpajakan, data diperoleh dari Kanwil Ditjen Pajak Kaltim dan Kaltara, sementara untuk data Bea dan Cukai diperoleh dari Kanwil Ditjen Bea & Cukai Kalbagtim. Sedangkan untuk data PNBP merupakan data yang dikelola oleh Kanwil Ditjen Perbendaharan Provinsi Kaltim, begitu
19
BAB II PERKEMBANGAN DAN PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
juga untuk data belanja pemerintah pusat. Untuk transfer daerah, data dikelola secara terpusat oleh Ditjen Perimbangan Keuangan melalui aplikasi Simtrada.
Realisasi pendapatan di tahun 2017 baik secara nominal maupun persentase terhadap target menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan akhir tahun, pendapatan yang terhimpun mencapai 87,88 persen dari target. Pada tahun 2017, pendapatan perpajakan mencatatkan realisasi senilai Rp15,23 triliun atau 80,79 persen dari target. Persentase tersebut meningkat sebesar 12,26 persen dari tahun 2016 yang hanya mencapai Rp15,19 triliun atau 68,53 persen. Sementara itu, penerimaan PNBP tercatat mengalami peningkatan signifikan mencapai 114,85 persen dari tahun lalu, pada tahun 2017 realisasi mencapai Rp2,6 triliun atau 180,41 persen dari target.
Pada sisi realisasi Belanja, terjadi sedikit peningkatan dibanding tahun sebelumnya secara persentase terhadap pagu. Total persentase realisasi belanja negara yang disalurkan pada tahun 2017 mencapai 94,03 persen dari pagu, meningkat 0,57 persen dari tahun 2016.
B. PENDAPATAN PEMERINTAH PUSAT TINGKAT PROVINSI
1. Pendapatan Perpajakan Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi
Jenis 2016 2017
Target Real % Target Real %
PPh 15.909,47 9.512,42 59,79% 12.686,77 9.181,26 72,37%
PPN 4.996,16 3.804,98 76,16% 5.172,81 4.213,92 81,46%
PPnBM 10,04 17,69 176,24% 17,92 82,15 458,43%
PBB 632,22 1.335,49 250,93% 820,01 1.047,45 127,74%
Pajak Lainnya 101,24 96,15 94,97% 91,67 115,84 126,37%
Bea Masuk 437,15 377,690 86,40% 456,82 542,79 118,82%
Bea Keluar 0,03 0,04 113,64% 22,41 43,63 194,69%
Cukai 0 0 0 0 0,07 -
Total 22.025,14 15.188,58 68,96% 18.846,96 15.227,11 80,79%
Sumber: Kanwil DJP Kaltim dan Kanwil DJBC Kalbagtim
Kinerja perpajakan Kaltim di tahun 2017 menunjukkan sejumlah peningkatan.
Realisasi penerimaan di tahun ini tercatat sebesar 80,79 persen dari target, jauh lebih besar dari tahun 2016 yang hanya mencapai 68,96 persen. Namun demikian, apabila dilihat dari nominal realisasi, peningkatan perpajakan hanya senilai Rp38,53 miliar. Dengan demikian, peningkatan kinerja perpajakan lebih disebabkan karena penurunan target sebesar Rp3,18 triliun.
20
BAB II
PERKEMBANGAN DAN PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
Jika dilihat per jenis pajak capaian yang terkecil dicatatkan Pajak Penghasilan (PPh) yang hanya terealisasi sebesar 72,37 persen dari target. Namun secara nominal, penerimaan terkecil dihasilkan oleh Cukai yang hanya sebesar Rp70 juta.. Capaian realisasi tertinggi dicatatkan oleh penerimaan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di mana berhasil terkumpul 458,43 persen dari target. Sedangkan jika dilihat secara nominal, pendapatan tertinggi tercatat pada jenis Pajak Penghasilan yang mencapai Rp9,18 triliun.
Dibandingkan capaian tahun sebelumnya, penurunan realisasi yang paling drastis tercatat pada jenis Pajak Bumi dan Bangunan. Pada tahun 2016, realisasi Pajak Bumi dan Bangunan mencapai 250,93 persen dari target dan turun drastis walaupun masih melebihi target di tahun 2017 menjadi 127,74 persen dari target. Penurunan persentase realisasi jenis pajak ini disebabkan kombinasi kenaikan target dan penurunan realisasi pada tahun 2017.
Pada penerimaan Bea dan Cukai, persentase realisasi penerimaan baik bea masuk, bea keluar dan cukai pada tahun 2017 mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi di tengah kenaikan target yang ditetapkan untuk masing-masing kantor pelayanan bea dan cukai.
a. Analisis Pajak terhadap PDRB (Tax Ratio) Grafik 2.1
Rasio Perpajakan Pusat terhadap PDRB Kaltim 2013-2017
Sumber: BPS Prov. Kaltim, Kanwil DJP Kaltim dan Kanwil DJBC Kalbagtim
Rasio perpajakan Kaltim tahun 2017 adalah sebesar 2,57 persen dari PDRB. Angka tersebut menunjukkan penurunan yang signifikan bila dibandingkan tahun 2015 dan 2016 yang sebesar 3,16 dan 3,00 persen dari PDRB. Tax ratio tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kinerja perpajakan di Kalimantan Timur. Pada tahun 2017, PDRB berdasarkan harga berlaku mencapai Rp592,50 triliun meningkat sebesar Rp85,43 triliun atau 16,85 persen. Sementara itu, realisasi penerimaan perpajakan di Kaltim sebesar Rp15,23 triliun hanya mengalami peningkatan sebesar
2,68% 2,75%
3,16% 3,00%
2,57%
2013 2014 2015 2016 2017
21
BAB II PERKEMBANGAN DAN PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
0,25 persen. Peningkatan tersebut jauh lebih kecil daripada kenaikan PDRB sehingga mengakibatkan rasio perpajakan menurun sebesar 0,43 persen.
b. Analisis Perbandingan Data Realisasi Pendapatan Pajak antara DJPBN dengan DJP dan DJBC
Grafik 2.2
Perbandingan Realisasi Penerimaan Perpajakan Tahun 2017
Sumber : LRA LKPK Triwulan IV OmSPAN, Kanwil DJP Kaltimtara, dan Kanwil DJBC Kalbagtim
Berdasarkan data dari pihak Ditjen Pajak (DJP) dan Ditjen Bea & Cukai (DJBC), penerimaan perpajakan regional Kaltim di tahun 2017 adalah sebesar Rp15,23 triliun. Sedangkan berdasarkan data Ditjen Perbendaharaan mencapai Rp15,71 triliun. Terdapat perbedaan jumlah data penerimaan namun tidak signifikan antara dua sumber data tersebut. Hampir seluruh jenis penerimaan tercatat lebih besar di Ditjen Perbendaharaan, kecuali PBB. Selisih tersebut disebabkan karena di satu pihak DJP dan DJBC mencatat penerimaan berdasarkan penyetor (Wajib Pajak dan Wajib Setor) terdaftar, yaitu sesuai kode lokasi pada NPWP yang diterbitkan kantor pelayanan di wilayah Kaltim, sedangkan Ditjen Perbendaharaan mencatat penerimaan yang penyetorannya dilakukan di Kaltim tanpa mempedulikan di mana NPWP Wajib Pajak dan Wajib Setor tersebut terdaftar.
9.181,3
4.296,1
1.047,5
115,8 542,8
43,6 0,1
9.773,6
5.238,8
688,4
117,5 542,8
43,6 0,1
PPh PPN PBB Pajak Lainnya Bea Masuk Bea Keluar Cukai
DJP/DJBC DJPb
22
BAB II
PERKEMBANGAN DAN PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak Pemerintah Pusat Tingkat Provinsi a. Perkembangan PNBP Menurut Jenis
Uraian 2016 2017
Target Realisasi % Target Realisasi %
PNBP 1.366.007,9 1.212.494,2 88,8 1.443.927,8 2.604.975,2 180,4
SDA 0 10 0 0 0 0
Pendapatan Kehutanan 0 10 0 0 0 0
PNBP LAINNYA 1.357.518,5 1.019.002,9 75,1 1.371.738,2 2.362.122,1 172,2 Pendapatan Pemanfaatan BMN 11.933,2 13.849,8 116,1 4.020,1 15.043,4 374,2 Pendapatan Jasa 1.011.175,2 667.989,6 66,1 1.066.716,6 942.046,5 88,3
Pendapatan Bunga 0 0,8 0 0 0,3 0
Hasil Tindak Pidana Korupsi 4.409,5 13.796,8 312,9 5.137,7 16.153,6 314,4 Pendapatan Pendidikan 319.488,3 84.889,3 26,57 236.600,6 75.590,8 31,9
Hasil Korupsi 1.085,1 2.042,5 188,24 415,0 1.613,4 388,7
Iuran dan Denda 494,2 6.532,3 1.321,6 258,6 3.541,2 1.369,5
Pendapatan Lain-Lain 8.933,0 229.901,7 2.573,6 58.589,6 1.308.132,7 2.232,7
PENDAPATAN BLU 8.489,4 193.491,3 676,9 72.189,5 242.853,2 336,4
Pendapatan Jasa Layanan
Umum 8.489,4 160.602,9 2.279,2 36.740,3 204.826,9 557,5
Pendapatan Hibah BLU 0 1.320,0 0 1.889,6 0 0
Pendapatan Hasil Kerjasama 0 28.929,3 0 31.894,1 36,028,6 112,9
Pendapatan BLU Lainnya 0 2.639,1 0 1.665,5 1.997,5 119,94
Sumber : LRA LKPK Triwulan IV OmSPAN, diolah
Total realisasi PNBP Kaltim Tahun 2017 tercatat sebesar Rp2,60 triliun, meningkat drastis dari realisasi tahun lalu sebesar 114,84 persen atau lebih dari dua kali lipat realisasi tahun 2016 yang hanya mencapai Rp1,21 triliun.
PNBP pada tahun 2017 hanya berasal dari PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU.
Kontributor terbesar penerimaan PNBP berasal dari PNBP Lainnya yang mencatatkan realisasi sebesar Rp2,36 triliun dan berperan terhadap 90,68 persen penerimaan PNBP, sementara sisanya berasal dari Pendapatan BLU yang terealisasi sebesar Rp242,85 miliar.
Secara administrasi di regional Kaltim tidak tercatat PNBP SDA, karena meskipun lokasi pertambangan ataupun penyetoran dilakukan di wilayah Kaltim namun administrasi pencatatan dilakukan secara terpusat oleh Ditjen Minerba, sehingga tercatat pada Kanwil DJPb Provinsi DKI Jakarta.
Hal tersebut dikuatkan dengan dinobatkannya PT Kaltim Prima Coal
23
BAB II PERKEMBANGAN DAN PELAKSANAAN APBN DI TINGKAT REGIONAL
sebagai wajib bayar dengan kontribusi terbesar untuk kelompok PNBP Sumber Daya Alam Non Minyak dan Gas Bumi pada tanggal 30 November 2017 oleh Menteri Keuangan. Penghargaan ini merupakan kali kedua bagi PT. Kaltim Prima Coal.
Secara rinci, kategori PNBP Lainnya yang terealisasi di Kaltim paling banyak disumbangkan oleh kelompok Pendapatan Lain-Lain. Realisasi pada kelompok Pendapatan Lain-Lain pada tahun 2017 mencapai Rp1,308 triliun atau sebesar 55,38 persen dari total PNBP Lainnya. Jenis PNBP yang mendominasi dalam kelompok Pendapatan Lain-Lain yaitu Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu yang terealisasi sebesar Rp1,306 triliun atau mencapai 99,88 persen dari Pendapatan Lain- Lain. Apabila dilihat lebih dalam lagi terdapat Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran Yang Lalu yang mencapai Rp1,29 triliun yang disetorkan oleh Satker Transfer Dana Perimbangan (DBH). Penerimaan ini berasal dari pengembalian kelebihan salur DBH di tahun-tahun sebelumnya baik pada tahun 2014, 2015 maupun 2016.
Penyumbang terbesar selanjutnya untuk kategori PNBP lainnya adalah kelompok Pendapatan Jasa dengan realisasi sebesar Rp942,04 miliar atau sebesar 39,88 persen. Jenis PNBP yang mendominasi dalam kelompok pendapatan jasa adalah pendapatan jasa Bandara, Kepelabuhan dan Kenavigasian sebesar Rp619,39 miliar, berbagai Pendapatan Jasa Kepolisian sebesar Rp163,63 miliar dan Pendapatan Jasa dari BPJS Kesehatan sebesar Rp53,23 miliar.
Untuk kategori Pendapatan BLU, angka tersebut merupakan penerimaan dari Universitas Mulawarman dan Rumah Sakit Bhayangkara Balikpapan sebagai BLU yang ada di Kaltim. Pendapatan BLU di tahun 2017 didominasi oleh pendapatan jasa layanan umum yang mencapai Rp204,82 miliar.
b. Perkembangan PNBP Fungsional
Dilihat berdasarkan fungsinya, PNBP dari Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan dan Kenavigasian yang diterima oleh Kementerian Perhubungan mendominasi penerimaan PNBP tahun 2017 sebesar RP619,38 miliar. Jumlah ini hampir 10 kali lipat dari penerimaan PNBP dari