• Tidak ada hasil yang ditemukan

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Keuangan ix

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat, Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang menyusun dan menyampaikan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LK K/L) yang meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan kepada Menteri Keuangan selaku pengelola fiskal, dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP).

Laporan Keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu 018.09.633996.KD, Semester I TA. 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur pendapatan dan belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2015.

Realisasi Pendapatan Negara pada Semester I TA 2015 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp 51.035.047. atau mencapai 100.2 persen dari estimasi pendapatannya sebesar Rp 33.127.824.

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp 5.557.146.582. atau mencapai 43.70 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp 5.557.146.582.

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Semester I TA 2015 dan 2014 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 1

Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2015 dan 2014 (dalam Rupiah)

30 Juni 2014

% Real. Thd Realisasi Anggaran

Pendapatan Negara 33.127.824 51.035.047 154,05 24.594.152

Belanja Negara 12.716.818.000 5.557.146.582 43,70 4.215.546.443

Uraian

Anggaran Realisasi

30 Juni 2015

2. NERACA

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada 30 Juni 2015.

Neraca yang disajikan adalah hasil dari proses Sistem Akuntansi Instansi, sebagaimana yang diwajibkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem

(2)

Laporan Keuangan x Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Nilai Aset per 30 Juni 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp 8.319.777.071. yang terdiri dari:

Aset Lancar sebesar Rp 195.628.470.; Aset Tetap (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp 8.124.148.601.; Piutang Jangka Panjang (neto setelah penyisihan piutang tak tertagih) sebesar Rp. 0.; dan Aset Lainnya (neto setelah akumulasi penyusutan) sebesar Rp 0.

Nilai Kewajiban seluruhnya tersaji sebesar Rp 200.000.000. yang terdiri dari hanya Kewajiban Jangka Pendek. Dan nilai Ekuitas disajikan sebesar Rp 8.119.777.071.

Ringkasan Neraca per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 2

Ringkasan Neraca per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 (dalam Rupiah)

Rp %

ASET

Aset Lancar 195.628.470 - 195.628.470 100,00 Aset Tetap 8.124.148.601 7.494.502.683 629.645.918 8,40 Piutang Jk Panjang - - - 0,00 Aset Lainnya - - - 0,00 Jumlah Aset 8.319.777.071 7.494.502.683 825.274.388 11,01 KEWAJIBAN

Kewajiban Jk Pendek 200.000.000 16.842.836 183.157.164 91,58 Jumlah Kewajiban 200.000.000 16.842.836 183.157.164 91,58 EKUITAS

Ekuitas 8.119.777.071 7.503.287.847 616.489.224 8,22

Jumlah Ekuitas 8.119.777.071 7.503.287.847 616.489.224 8,22 Jumlah Kewajiban & Ekuitas 8.319.777.071 7.520.130.683 799.646.388 10,63

Uraian 31 Des 2015 31 Des 2014 Kenaikan / Penurunan

3. LAPORAN OPERASIONAL

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari kegiatan operasional, surplus/defisit dari kegiatan non-operasional, suplus/defisit pos luar biasa, dan surplus/defisit LO.

Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp 45.355.217, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp 4.974.322.208. sehingga terdapat deficit dari kegiatan operasional sebesar Rp -4.928.966.991. Kegiatan Non Operasional dan Pos-pos Luar Biasa masing-masing surplus sebesar Rp 1.308.300 dan deficit sebesar Rp 0 sehingga entitas mengalami deficit LO sebesar Rp -3.978.048.636.

4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 1 Januari 2015 adalah sebesar Rp 7.503.287.847 dikurangi deficit-LO sebesar Rp - 3.978.048.636. kemudian ditambah dengan koreksi-koreksi senilai Rp 0 dan ditambah dengan transaksi antar entitas

(3)

Laporan Keuangan xi sebesar Rp 5.544.147.915 sehingga ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2015 adalah senilai Rp - 4.297.658.691.

5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2015, Pendapatan Negara dan Hibah dan Belanja Negara diakui berdasarkan akuntansi berbasis kas, yaitu diakui pada saat kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

Sedangkan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca untuk periode per tanggal 30 Juni 2015 disusun dan disajikan berdasarkan akuntansi berbasis akrual, yaitu diakui pada saat diperolehnya hak atas dan timbulnya kewajiban tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan dari rekening kas negara.

(4)

Laporan Keuangan xii

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 DAN 2014

(Dalam Rupiah) TA 2014

ANGGARAN REALISASI REALISASI

A. Pendapatan Negara dan Hibah B.1.

1. Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1. 33.127.824 51.035.047 154,05 24.594.152 Jum Pendpt Negara & Hibah 33.127.824 51.035.047 154,05 24.594.152

B. Belanja Negara B.2.

1. Belanja Pegawai B.2.1. 5.264.571.000 2.296.803.105 43,63 1.963.752.764 2. Belanja Barang B.2.2. 6.019.247.000 2.205.417.857 36,64 1.870.254.679 3. Belanja Modal B.2.3. 1.433.000.000 1.053.802.000 73,54 381.539.000 4. Belanja Sosial B.2.4. - - 0,00 - Jumlah Belanja Negara 12.716.818.000 5.556.022.962 43,69 4.215.546.443

% thd Anng CATATAN

URAIAN TA 2015

Bengkulu, 30 Juni 2015

A.n. Kuasa Pengguna Anggaran/

Kepala Balai,

Kasubbag Tata Usaha

Wahyuni A. Wulandari, S.Pt, M.Si NIP. 19750724 199903 2 002

(5)

Laporan Keuangan xiii

II. NERACA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU NERACA

PER 30 JUNI 2015 DAN 2014

(dalam Rupiah) CATATAN 30 Juni 2015 31 Desem ber 2014

C.1

Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 200.000.000 0

Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 - 0

Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 - 0

Kas pada Badan Layanan Umum C.1.4 - 0

Investasi Jangka Pendek Lainnya C.1.5 - 0

Belanja Dibayar di Muka (prepaid) C.1.6 - 0

C.1.6 - 0

C.1.7 - 0

C.1.8 - 0

C.1.9 - 0

C.1.10 (4.371.530) 0 C.1.11 - 0

C.1.12 - 0

C.1.13 - 0

C.1.14 - 25.628.000 195.628.470 25.628.000 C.2 C.2.1 521.527.200 521.527.200 C.2.2 5.508.674.200 4.415.712.200 C.2.3 5.809.231.000 5.809.231.000 C.2.4 648.682.000 648.682.000 C.2.5 75.385.616 75.385.616 C.2.6 - 0

C.2.7 (3.483.954.539) (3.127.069.561) C.2.8 (710.515.006) (633.313.469) C.2.9 (244.881.870) (215.652.303) C.2.10 - C.2.11 - 8.124.148.601 7.494.502.683 C.3 C.3.1 - 0

C.3.2 - 0

C.3.3 - 0

C.3.4 - 0

C.3.5 - 0

C.3.6 - 0

- 0

C.4 C.4.1 - 0

C.4.2 - 0

C.4.3 - 0

C.4.4 - 0

C.4.5 - 0

C.4.6 0

C.4.7 0

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4.8 (100.811.000) (100.811.000) Dana Kelolaan

Aset Lain lain

Aset Tak Berw ujud Dalam Pengerjaan Dana yang Dibatasi Penggunaannya Dana Penjamin

TP/TGR

Piutang Jangka Pajang Lainnya

Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang Jk Panjang Lainnya

Kemitraan dengan Pihak Ketiga Piutang Jangka Panjang

Tagihan Penjualan Angsuran

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Tagihan Penjualan Angsuran

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - TP/TGR

Jum lah Piutang Jangka Panjang (Bersih) Aset Lainnya

Aset Tak Berw ujud

Akumulasi Penyusutan Peralatan dan Mesin

Jum lah Aset Tetap

Akumulasi PenyusutanGedung dan Bangunan Akumulasi Penyusutan Jalan Irigasi dan Jaringan Akumulasi Penyusutan Aset Tetap Lainnya Akumulasi Penyusutan KDP

Tanah

Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya KDP

Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Penyisihan Piutang Tak tertagih - Piutang Lainnya Piutang Lainnya

Persediaan Jum lah Aset Lancar Aset Tetap

Piutang

Piutang Bukan Pajak

NAMA PERKIRAAN ASET

Aset Lancar Kas dan Bank

Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

(6)

Laporan Keuangan xiv

-

0

8.319.777.071 7.520.130.683 C.5 C.5.1 - 16.842.836 C.5.2 - 0

C.5.3 200.000.000 0 C.5.4 - 0

C.5.5 - 0

C.5.6 - 0

C.5.7 - 0

Jum lah Kew ajiban Jangka Pendek 200.000.000 16.842.836 C.6 0 C.6.1 - - 0 C.7

C.7.1 8.119.777.071 7.503.287.847 8.119.777.071

7.503.287.847 8.319.777.071

7.520.130.683 JUMLAH KEWAJIBAN

Utang Belanja

Kew ajiban Jangka Panjang Jum lah Aset Lainnya JUMLAH ASET KEWAJIBAN

Kew ajiban Jangka Pendek Utang Kepada Pihak Ketiga Bagian Lancar Utang Jangka Panjang

Utang Jangka Pendek Lainnya

Jum lah Kew ajiban Jangka Panjang Uang Muka dari KPPN Pendapatan Diterima Dimuka Pendapatan yang Ditangguhkan

Utang Jangka Panjang Dalam Negeri Lainnya

Jum lah Ekuitas

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS EKUITAS

Ekuitas

(7)

Laporan Keuangan xv

II. NERACA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 ( dalam Rp)

Uraian 2015 2014 Kenaikan/(Penurun

an) KEGIATAN OPERASIONAL

PNBP Lainnya 45.355.217 - 45.355.217 Pendapatan BLU - - - Pendapatan Hibah - - - Jumlah Pendapatan Operasional 45.355.217 - 45.355.217 BEBAN OPERASIONAL

Beban Pegawai 2.296.803.105 - 2.296.803.105

Beban Persediaan 486.293.973 - 486.293.973

Beban Jasa 611.998.317 - 611.998.317

Beban Pemeliharaan 186.472.377 - 186.472.377 Beban Perjalanan Dinas 929.438.354 - 929.438.354 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat - - - Beban Bunga - - - Beban Subsidi - - - Beban Hibah - - - Beban Bantuan Sosial - - - Beban Penyusutan dan Amortisasi 463.316.082 - 463.316.082 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih - - - Beban Transfer - - - Beban Lain-lain - - - Jumlah Beban Operasional 4.974.322.208 - 4.974.322.208 Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional (4.928.966.991) - (4.928.966.991) KEGIATAN NON OPERASIONAL

Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar

Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar - - Beban Pelepasan Aset Non Lancar - - Jumlah Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non

Lancar

- - -

Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 1.308.300 1.308.300 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya - - Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non

Operasional Lainnya

1.308.300 - 1.308.300

Jumlah Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional

1.308.300 - POS LUAR BIASA

Pendapatan Luar Biasa - -

Beban Luar Biasa - -

Jumlah Surplus/Defisit dari Pos Luar Biasa - - - SURPLUS/DEFISIT – LO (4.927.658.691) - (4.928.966.991)

(8)

Laporan Keuangan xvi

II. NERACA

BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 DAN 2014

( dalam Rp)

URAIAN 2015 2014

EKUITAS AWAL 7.503.287.847

SURPLUS/DEFISIT – LO (4.927.658.691)

DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

-

Koreksi Nilai Persediaan Selisih Revaluasi Aset Tetap

Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi Lain-lain

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS (DEL/KEL) 5.544.147.915

KENAIKAN/(PENURUNAN) EKUITAS 616.489.224

EKUITAS AKHIR 8.119.777.071

Bengkulu, 30 Juni 2015 A.n Kuasa Pengguna Anggaran/Kepala Balai, Kasubbag Tata Usaha

Wahyuni A. Wulandari, S.Pt, M.Si NIP. 19750724 199903 2 002

(9)

Laporan Keuangan - 1 - A. PENJELASAN UMUM

Dasar Hukum A.1. DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

6. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.

Dasar Hukum Entitas dan Rencana Strategis

A.2 KEBIJAKAN TEKNIS BPTP BENGKULU

BPTP Bengkulu didirikan sebagai salah satu upaya Kementerian Pertanian untuk meningkatkan produktivitas, produksi dan nilai tambah produk pertanian secara berkelanjutan, sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tani. BPTP Bengkulu bertujuan untuk mempercepat adopsi dan difusi inovasi teknologi yang dihasilkan.

Melalui peranan BPTP Bengkulu diharapkan dapat menyediakan teknologi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sosial ekonomi dan budaya masyarakat Bengkulu.

Untuk mewujudkan tujuan diatas BPTP Bengkulu berkomitmen dengan visi “Pada Tahun 2014 BPTP Bengkulu menjadi lembaga pengkajian terdepan penghasil dan penyedia 80% teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi yang diadopsi oleh 75%

pengguna untuk menunjang pembangunan pertanian di Bengkulu”.

Untuk mewujudkan visi tersebut BPTP Bengkulu melakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut :

1. Tersedianya teknologi pertanian unggul spesifik lokasi

2. Meningkatkanya penyebarluasan (desiminasi) teknologi pertanian

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

(10)

Laporan Keuangan - 2 - 3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (dibidang

pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian) 4. Meningkatkanya sinergi operasional pengkajian dan

pengembangan inovasi pertanian

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian

Dalam tataran praktisnya, BPTP Bengkulu membuat rencana strategis kegiatan yang diyakini mampu mendorong terciptanya visi dan misi dalam rangka menunjang tujuan pembangunan pertanian.

Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

A.3 PENDEKATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Semester I Tahun Anggaran 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

Basis Akuntansi A.4 BASIS AKUNTANSI

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu menerapkan akuntansi dan pelaporan berbasis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas, serta menerapkan akuntansi dan pelaporan berbasis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran.

Akuntansi dan pelaporan berbasis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas ata setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan akuntansi dan pelaporan berbasis

(11)

Laporan Keuangan - 3 - kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar.

Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Kebijakan Akuntansi

A.5 KEBIJAKAN AKUNTANSI

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu adalah sebagai berikut:

(1) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan-LRA

• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum negara yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan-LO

(2) Kebijakan Akuntansi atas Pendapatan-LO

• Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan/atau pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi.

• Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

(12)

Laporan Keuangan - 4 - (3) Kebijakan Akuntansi atas Belanja

• Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum negara yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam periode tahun yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diuangkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

Kebijakan Akuntansi atas Beban

(4) Kebijakan Akuntansi atas Beban

• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

• Belanja diakui pada saat timbulnya kewajiban/terjadinya konsumsi aset/terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.

• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja.

Kebijakan Akuntansi atas Aset

(5) Kebijakan Akuntansi atas Aset

• Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun oleh masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. Dalam pengertian aset ini tidak termasuk sumber daya alam seperti hutan, kekayaan di dasar laut, dan kandungan pertambangan. Aset diakui pada saat diterima atau pada saat hak kepemilikan berpindah.

• Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi, Aset Tetap,

(13)

Laporan Keuangan - 5 - Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

Aset Lancar Aset Lancar

• Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca.

• Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan disajikan sebagai Bagian Lancar Piutang.

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

• Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

• Persediaan dicatat di neraca berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan:

➢ harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian;

➢ harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

➢ harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

Aset Tetap a. Aset Tetap

• Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

• Aset tetap dilaporkan pada neraca berdasarkan harga perolehan atau harga wajar.

(14)

Laporan Keuangan - 6 -

• Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut:

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp 300.000 (tiga ratus ribu rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp 10.000.000 (sepuluh juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

Piutang Jangka Panjang

b. Piutang Jangka Panjang

• Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun.

• TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran.

• TP adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah.

• TGR adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum

(15)

Laporan Keuangan - 7 - yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya.

Aset Lainnya c. Aset Lainnya

• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lain-lain.

• Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual.

• Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas.

Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

(6) Kebijakan Akuntansi atas Kewajiban

• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

(16)

Laporan Keuangan - 8 -

Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas

(7) Kebijakan Akuntansi atas Ekuitas

• Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tak Tertagih

(8) Kebijakan Akuntansi atas Penyisihan Piutang Tidak Tertagih

• Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah.

• Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masing-masing piutang pada tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagaimana Tabel 3.

Tabel 3

Penggolongan Kualitas Piutang

Kualitas Piutang

Uraian Penyisi

han Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal

jatuh tempo 0.5%

Kurang Lancar

Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan

pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat

Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan 50%

Macet 1 Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak

dilakukan pelunasan

100%

2 Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang

Negara/DJKN

Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

(9) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap.

Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan

(17)

Laporan Keuangan - 9 - Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No.90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

• Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap:

a. Tanah;

b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP);

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

• Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

• Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

Secara umum tabel masa manfaat tersebut tersaji pada Tabel 4.

Tabel 4

Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun

Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun (10) Kebijakan Akuntansi atas Penyusutan Aset Tetap

Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi dan pelaporan berbasis akrual sesuai dengan amanat PP Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memenberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama pos-pos ekuitas dana pada

(18)

Laporan Keuangan - 10 - Neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis akuntansi kas menuju akrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akun- akun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi.

Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015.

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah Rp 51.035.047

B.1 Pendapatan Negara dan Hibah

Realisasi Pendapatan Negara dan Hibah untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp 51.035.047. atau mencapai 154,05 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp 33.127.824. Pendapatan Negara dan Hibah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu terdiri dari Pendapatan dari Pengelolaan BMN, Jasa, dan Pendapatan Lain-lain.

Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasinya dapat dilihat dalam Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5

Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

1. Pendapatan Penjualan hasil Pertanian 18.000.000 10.752.000 59,73 2.. Pendapatan Iftan dan Hasil Cetak 9.990.000 3.562.000 35,66 3. Pendapatan dari Pengelolaan BMN 5.137.824 2.980.956 58,02 4. Pendapatan Jasa - 22.380.000 0,00 5. Pend. Denda Keterlambatan Peny. Pekerjaan - 1.980.017 0,00 6. Pendapatan Pelunasan Piutang - 4.371.530 0,00 7. Penerimaan Pengembalian Belanja - 1.308.300 0,00 8. Pendapatan Lain-lain - 3.700.300 0,00 Jumlah 33.127.824 51.035.103 154,06

Uraian

2015

Anggaran Realisasi % Real Angg.

Berdasarkan Tabel 6 Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014 menunjukkan bahwa realisasi pendapatan dari PNBP pada TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 34,29 persen dari realisasi pendapatan PNBP TA 2014.

Hal ini disebabkan antara lain:

1. Terdapat Pendapatan Jasa yang signifikan sebesar Rp.

22.380.000

2. Terdapat Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan dan Pelunasan Piutang yang sebelumnya tidak

(19)

Laporan Keuangan - 11 - terdapat pada TA 2014 ;

Tabel 6

Perbandingan Realisasi Pendapatan TA 2015 dan 2014

URAIAN REALISASI 30

Juni 2015

REALISASI 30 Juni 2014

NAIK (TURUN)

% 1. Pendapatan Penjualan hasil Pertanian 10.752.000 - 100,00 2.. Pendapatan Iftan dan Hasil Cetak 3.562.000 13.410.000 (73,44) 3. Pendapatan dari Pengelolaan BMN 2.980.956 16.409.132 (81,83) 4. Pendapatan Jasa 22.380.000 - 100,00 5. Pend. Denda Keterlambatan Peny. Pekerjaan 1.980.017 - 100,00 6. Pendapatan Pelunasan Piutang 4.371.530 - 100,00 7. Penerimaan Pengembalian Belanja 1.308.300 2.220.000 (41,07) 8. Pendapatan Lain-lain 3.700.300 5.965.000 (37,97)

Jumlah 51.035.103 38.004.132 34,29

Realisasi Belanja Negara RpRp 5.556.022.962

B.2. Belanja Negara

Realisasi belanja BPTP Bengkulu pada Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp 5.556.022.962. atau 43,69 persen dari anggaran senilai Rp 12.716.818.000. Rincian Anggaran dan realisasi belanja s e m e s t e r I TA 2015 tersaji pada Tabel 7.

Tabel 7

Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja TA 2015

URAIAN ANGGARAN REALISASI %

Belanja Pegawai 5.264.571.000 2.297.926.725 43,65

Belanja Barang 6.019.247.000 2.205.417.857 36,64

Belanja Modal 1.433.000.000 1.053.802.000 73,54

Bantuan Sosial 0 0 0

Total Belanja Kotor 12.716.818.000 5.557.146.582 43,7

Pengembalian Belanja (1.123.620) 0

Belanja Netto 12.716.818.000 5.556.022.962 43,69

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini

(20)

Laporan Keuangan - 12 -

0 1.000.000 2.000.000 3.000.000 4.000.000 5.000.000 6.000.000 7.000.000

Belanja Pegawai

Belanja Barang Belanja Modal Belanja Sosial 2.297.927 2.205.418

1.053.802

-

Ribu

Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja untuk periode yang berakhir 30 Juni 2015

Anggaran Realisasi

Berdasarkan Tabel 8 Perbandingan Realisasi Belanja (Bersih) TA 2015 dan TA 2014 menunjukkan bahwa realisasi belanja pada TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 31,80 persen dibandingkan realisasi belanja pada TA 2014.

Hal ini disebabkan karena antara lain:

1. Peningkatan Anggaran DIPA pada Tahun Anggaran 2015 Tabel 8

Perbandingan Realisasi Belanja TA 2015 dan 2014

URAIAN JENIS BELANJA REALISASI T.A. 2015 REALISASI T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai 2.296.803.105 1.963.752.764 16,96 Belanja Barang 2.205.417.857 1.870.254.679 17,92 Belanja Modal 1.053.802.000 381.539.000 176,20 Bantuan Sosial - - 0,00 Jumlah Belanja 5.556.022.962 4.215.546.443 31,80

Belanja Pegawai Rp50.090.765.929

B.2.1 Belanja Pegawai

Realisasi Belanja BPTP Bengkulu semester I TA 2015 meliputi:

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS; Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS; Belanja Honorarium; Belanja Lembur; dan Belanja Vakasi.

Realisasi Belanja Pegawai TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-

(21)

Laporan Keuangan - 13 - masing sebesar Rp 2.296.083.105. dan Rp 1.963.752.764.

Berdasarkan Tabel 9, realisasi belanja TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 16,96 persen dari realisasi belanja TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya penambahan pegawai yang mendapatkan jabatan fungsional peneliti.

2. Adanya mutasi pegawai dari instansi lain.

Tabel 9

Perbandingan Belanja Pegawai TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BELANJA REALISASI 30 Juni 2015

REALISASI 30 Juni 2014

Naik (Turun) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 2.287.766.725 1.957.504.764 16,87 Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai

Non PNS 0 0 -

Belanja Honorarium 0 0 -

Belanja Lembur 10.160.000 6.248.000 62,61 Belanja Vakasi - - - Jumlah Belanja Kotor 2.297.926.725 1.963.752.764 17,02 Pengembalian Belanja Pegawai (1.123.620) - - Jumlah Belanja Bersih 2.296.803.105 1.963.752.764 16,96

Belanja Barang Rp 4.974.322.208

B.2.2 Belanja Barang

Realisasi Belanja Barang TA 2015 dan TA 2014 adalah masing- masing sebesar Rp 4.974.322.208. dan Rp 2.949.012.781.

Berdasarkan Tabel 10, Realisasi Belanja Barang TA 2015 mengalami kenaikan 68,86 persen dari Realisasi Belanja Barang TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain adanya penambahan Pagu DIPA .

Tabel 10

Perbandingan Belanja Barang TA 2015 dan TA 2014

URAIAN JENIS BELANJA Realisasi 30 Juni 2015

Realisasi 30 Juni 2014

Naik (Turun) %

Beban Operasional 3.246.413.160 820.286.029 295,77

Beban Jasa 611.998.317 129.291.302 373,35 Beban Pemeliharaan 186.472.377 1.198.620.138 (84,44) Beban Perjalanan Dalam Negeri 929.438.354 800.815.312 16,06 Jumlah Belanja Kotor 4.974.322.208 2.949.012.781 68,68 Pengembalian Belanja - - - Jumlah Belanja Bersih 4.974.322.208 2.949.012.781 68,68

(22)

Laporan Keuangan - 14 -

Belanja Modal Rp1.053.802.000

B.2.3 Belanja Modal

Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 1.053.802.000. dan Rp 119.862.038.

Berdasarkan Tabel 11, Realisasi Belanja Modal TA 2015 mengalami kenaikan sebesar 779,18 persen dibandingkan Realisasi Belanja Modal TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain:

1. Pengadaan peralatan dan mesin untuk mengganti yang sudah tidak beroperasi dengan kapasitas penuh;

Tabel 11

Perbandingan Realisasi Belanja Modal TA 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI 30 Juni

2015

REALISASI 30 Juni 2014

Naik (Turun) %

Belanja Modal Peralatan dan Mesin 1.053.802.000 70.830.748 1387,77

Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0 0 0,00

Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0 0 0,00

Belanja Modal Fisik Lainnya 0 0 0,00

Jumlah Belanja Kotor 1.053.802.000 70.830.748 1387,77

Pengembalian Belanja Modal 0 0 0,00

Jumlah Belanja Bersih 1.053.802.000 70.830.748 1387,77

Belanja Bantuan Sosial Rp 0

B.2.4. Belanja Bantuan Sosial

Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2015 dan TA 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 0. dan Rp 0.

Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2015 tidak mengalami kenaikan atau pun penurunan dibandingkan Realisasi Belanja Bantuan Sosial TA 2014. Hal ini disebabkan tidak adanya Belanja Bantuan Sosial.

C. PENJELASAN ATAS POS- POS NERACA

Aset Lancar Rp 195.628.470

C.1. Aset Lancar

Nilai Aset Lancar per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 195.628.470. dan Rp 25.628.000.

Aset lancar merupakan aset yang diharapkan segera untuk dapat direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan.

Rincian Aset Lancar Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu per 30 Juni 2015 disajikan pada Tabel 12.

(23)

Laporan Keuangan - 15 - Tabel 12

Rincian Aset Lancar per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014

No. Aset Lancar TA 2015 TA 2014

1 Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 200.000.000 Rp - 2 Kas di Bendahara Penerimaan Rp - Rp - 3 Kas Lainnya dan Setara Kas Rp - Rp - 4 Belanja Dibayar di Muka Rp - Rp - 5 Piutang Bukan Pajak Rp - Rp - 6 Bag Lancar Tagihan TP/TGR Rp (4.371.530) Rp - 7 Persediaan Rp - Rp 25.628.000 Jumlah Rp 195.628.470 Rp 25.628.000

Kas di Bendahara Pengeluaran Rp 200.000.000

C.1.1. Kas di Bendahara Pengeluaran

Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran per 30 Juni 2015 dan 2014 adalah masing-masing sebesar Rp 200.000.000. dan Rp0. yang merupakan kas yang dikuasai, dikelola dan di bawah tanggung jawab Bendahara Pengeluaran yang berasal dari sisa UP/TUP yang belum dipertanggungjawabkan atau belum disetorkan ke Kas Negara per tanggal neraca. Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran disajikan dalam Tabel 13.

Tabel 13

Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran

No Jenis T.A. 2015 T.A. 2014

1 Bank BRI acc 011501000989308 126.744.625 0

2 Uang Tunai 6.096.800 0

132.841.425

0

Jumlah

Kas di Bendahara Penerima Rp 0

C.1.2. Kas di Bendahara Penerimaan

Saldo Kas di Bendahara Penerimaan per tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebesar masing-masing Rp 0. dan Rp 0. Kas di Bendahara Penerimaan meliputi saldo uang tunai dan saldo rekening di bank yang berada di bawah tanggung jawab Bendahara Penerimaan yang sumbernya berasal dari pelaksanaan tugas pemerintahan berupa Penerimaan Negara Bukan Pajak. Saldo kas ini mencerminkan saldo yang berasal dari pungutan yang sudah diterima oleh Bendahara Penerimaan selaku wajib pungut dan sudah disetorkan ke Rekening Kas Negara sebelum tanggal neraca.

Nilai Kas di Bendahara Penerimaan pada Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu pada tanggal pelaporan adalah Rp 0.

(24)

Laporan Keuangan - 16 -

Kas Lainnya dan Setara Kas Rp 0

C.1.3. Kas Lainnya dan Setara Kas

Saldo Kas Lainnya dan Setara Kas per tanggal 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 masing-masing sebesar Rp 0. dan Rp 0.

Kas Lainnya dan Setara Kas merupakan kas yang berada di bawah tanggung jawab bendahara pengeluaran yang bukan berasal dari UP/TUP, baik saldo rekening di bank maupun uang tunai.

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas disajikan dalam Tabel 14.

Tabel 14

Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas

No Jenis T.A. 2015 T.A. 2014

1 Jasa Giro yang belum di setor ke kas negara - - 2 Pajak PPh yang Belum Disetor - - 3 Honor kegiatan yang belum dibagikan - - 4 Pengembalian Belanja belum disetor ke kas negara - -

-

- Jumlah

Jumlah tersebut di atas telah diselesaikan dengan melakukan penyetoran dan penyerahan uang kepada pihak yang terkait yang berhak.

Belanja Dibayar di Muka Rp 0

C.1.4. Belanja Dibayar di Muka

Saldo Belanja Dibayar di Muka per tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 0. dan Rp 0. Belanja dibayar di muka merupakan hak yang masih harus diterima dari pihak ketiga setelah tanggal neraca sebagai akibat dari telah dibayarkannya secara penuh belanja dan membebani anggaran tahun anggaran berjalan namun barang atau jasa belum diterima.

Rincian Belanja Dibayar di Muka disajikan dalam Tabel 15.

Tabel 15

Rincian Belanja Dibayar di Muka

No Jenis T.A. 2015 T.A. 2014

1 Pembayaran Internet - - 2 Pembayaran Sewa Peralatan dan Mesin - - 3 Pembayaran Sewa Gedung Kantor - -

-

- Jumlah

(25)

Laporan Keuangan - 17 -

iutang Bukan Pajak Rp 0

C.1.5. Piutang Bukan Pajak

Saldo Piutang Bukan Pajak per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 0. dan Rp 0. Piutang bukan pajak merupakan hak atau pengakuan pemerintah atas uang atau jasa terhadap pelayanan yang telah diberikan dan belum diselesaikan pembayaran atau serah terimanya pada akhir tahun anggaran per tanggal neraca.

Tabel 16

Rincian Piutang Bukan Pajak

No Uraian T.A. 2015 T.A 2014

1 2 3 4

-

- Jumlah

Mutasi piutang PNBP pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2014 -

Mutasi tambah:

- Mutasi kurang:

Pelunasan tahun 2015 -

Saldo per 30 Juni 2015 -

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Piutang Bukan Pajak Rp 0

C.1.6. Penyisihan Piutang Tak Tertagih - Piutang Bukan Pajak

Nilai Penyisihan piutang tak tertagih – piutang bukan pajak per 30 Juni 2015 dan 2014 adalah sebesar Rp 0. dan Rp 0.

Penyisihan piutang tak tertagih - piutang bukan pajak merupakan estimasi atas ketidak tertagihan piutang jangka pendek yang ditentukan oleh kualitas masing-masing debitur. Rincian estimasi penyisihan sebagaimana tersaji pada Tabel 17.

Tabel 17

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih-Piutang Bukan Pajak

Debitur Kualitas Nilai Piutang % Nilai Penyisihan

- Jumlah

(26)

Laporan Keuangan - 18 -

Bag Lancar TP/TGR Rp 4.371.53

C.1.7. Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Saldo Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per tanggal 30 Juni 2015 dan 2014 masing- masing adalah sebesar Rp 4.371.530. dan Rp 0. Bagian Lancar Tagihan TP/TGR merupakan Tagihan TP/TGR yang sudah diselesaikan pada tanggal neraca yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan atau kurang.

Rincian Bagian Lancar Tagihan TP/TGR tersaji dalam Tabel 18 merupakan tagihan kepada bendaharawan dan kegiatan-kegiatan pengkajian sebesar Rp. 4.371.530.

Tabel 18

Rincian Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

No Uraian T.A. 2015 T.A. 2014

1 UPBS 2.000 -

2 Lab Tanah 1.087.000 -

3 Peng. Brg & Jasa 1.742.030 -

4 Perjalanan 1.540.500 -

4.371.530

- Jumlah

Sedangkan mutasi Bagian Lancar Tagihan TP/TGR adalah sebagai berikut:

Saldo per 31 Desember 2014 0

Mutasi tambah:

Bag Lancar Tagihan TP/TGR 2015 4.371.530 Mutasi kurang:

Pelunasan tahun 2015 4.371.530

Saldo per 31 Desember 2013 0

Mutasi penambahan dan pengurangan dapat dijelaskan sebagai berikut:

- Mutasi tambah sebesar Rp 4.371.530. merupakan reklasifikasi dari Tagihan TP/TGR jangka panjang sebagai Bagian Lancar di TA 2015 atas temuan tim revieu Inspektorat Jenderal terhadap beberapa kegiatan.

(27)

Laporan Keuangan - 19 -

Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bag.

Lancar TP/TGR Rp 0

C.1.8 Penyisihan Piutang Tak Tertagih – Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan / Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Nilai Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) per 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp 0.

Saldo Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) merupakan estimasi atas ketidaktertagihan Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang ditentukan oleh kualitas masing-masing piutang.

Rincian estimasi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/ Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) tersaji pada Tabel 19.

Tabel 19

Rincian Penyisihan Piutang Tak Tertagih Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR)

Debitur Kualitas Nilai Piutang % Nilai Penyusutan

- Jumlah

Persediaan Rp 0 C.1.9 Persediaan

Nilai Persediaan per 30 Juni 2015 dan 2014 masing-masing adalah sebesar Rp 0. dan Rp 25.6284.000.

Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Rincian Persediaan per 31 Desember 2015 dan 2014 tersaji pada Tabel 20.

Tabel 20 Rincian Persediaan

No Persediaan T.A 2015 T.A 2014

1 Barang Konsumsi 486.293.973 - 2 Barang untuk Pemeliharaan - - 3 Suku Cadang - - 5 Cadangan Persediaan - 25.628.000

486.293.973

25.628.000

Jumlah

Semua jenis persediaan pada tanggal pelaporan berada dalam kondisi

Referensi

Dokumen terkait

25 penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan kinerja perusahaan perbankan antara sebelum dan saat penerapan internet banking didasarkan atas equity to total

Tipe experience yang digunakan untuk mempengaruhi pelanggan dan menggabungkan seluruh aspek, sense, feel, think, dan act serta menitik beratkan pada penciptaan persepsi

Daerah yang berada di iklim tropis dengan musim kemarau pendek sekitar 1 hingga 4 bulan disertai dengan beberapa hujan badai berintensitas tinggi merupakan

PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA PERIODE 2021 Tata Tertib Rapat Kerja Bersama Majelis Permusyawaratan Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

UMKM Ice Cream Firda dalam perhitungan harga pokok produksi masih menggunakan perhitungan yang sederhana dimana hanya melakukan perhitungan semua beban tanpa

Kita harus melakukan negosiasi untuk mendapatkan apa yang kita inginkan dari pihak lain yang memilikinya dan yang juga mempunyai keinginan atas sesuatu yang kita miliki1.

Semen Indonesia ( plant Semen Gresik Tuban IV) dengan menggunakan metode ZSI (Zone Selective Interlocking)” adalah benar benar hasil karya intelektual mandiri,

Pasien lansia dengan FA memiliki ciri-ciri berbeda dari pasien muda, yaitu rapuh, memiliki banyak komorbiditas termasuk kardiovaskular maupun penyakit non-jantung,