1080
Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan E-Learning
di MAN 1 Takengon
Rahmayani Fitri, Elisa, Soewarno Universitas Syiah Kuala Email: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kendala yang dialami siswa XI IPA di MAN I Takengon saat pembelajaran fisika menggunakan e-learning. perlu adanya upaya untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan e-learning sudah efektif atau belum. Berdasarkan hasil observasi awal di MAN 1 Takengon diperoleh informasi bahwa guru mengalami kendala pada proses pembelajaran menggunakan e-learning disebabkan karena guru tersebut kurang menguasai ilmu teknologi (IT), banyaknya siswa yang tidak mengikuti proses pembelajaran menggunakan e-learning, banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami materi yang di sajikan guru karena minimnya penjelasan dan juga materi, sarana dan prasarana yang dimiliki kurang mendukung, dan beberapa dari siswa mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses internet yang bagus sehingga tidak bisa digunakan dengan maksimal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan E-Learning di MAN 1 Takengon. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Sampel penelitian yaitu 60 siswa siswi kelas XI IPA di MAN 1 Takengon yang di pilih secara random sampling. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah angket tertutup. Teknik analisis data yang di gunakan pada penelitian ini adalah Likert’s summeted rating. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dalam kategori efektif dengan skor 4.067, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori efektif dengan skor 2.335, dan analisis hasil belajar siswa dalam kategori sangat efektif yaitu 100%. Jadi, secara umum dapat dikatakan pembelajaran fisika menggunakan e-learning di MAN 1 Takengon efektif.efektivitas pembelajaran fisika menggunakan e-learning Di MAN 1 Takengon Efektif.
Kata Kunci : Efektivitas Pembelajaran Fisika, Menggunakan E-Learning PENDAHULUAN
Pembelajaran merupakan proses interaksi antar siswa dengan guru dan sumber belajar dalam mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran merupakan salah satu bentuk bantuan yang diberikan kepada siswa agar mereka dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan, serta pembentukan sikap, karakter dan kepercayaan pada siswa. Pembelajaran adalah proses guru untuk membantu siswa agar siswa dapat belajar. Menurut (Eveline, 2010) pembelajaran pada dasarnya adalah proses yang berpusat pada siswa yang
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998
1081 berarti bahwa siswa harus memperoleh pengetahuan dan berperan aktif dalam mencari dan menemukan pengetahuan mereka sendiri.
Pembelajaran di Indonesia tidak berjalan seperti biasanya semenjak adanya Pandemi Covid-19. Pandemi Covid-19 sudah menjadi pandemi yang sangat mendunia pada saat ini (Ibrahim, 2020). Oleh karena itu, pemerintah menerapkan sistem di rumah saja, sekolah tidak lagi melakukan kegiatan seperti biasanya, dan semua kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa hanya dapat dilakukan di rumah. Dengan adanya perintah ini maka semua sekolah harus mempertimbangkan strategi pembelajaran jarak jauh berdasarkan kompetensi atau kemampuan masing-masing sekolah dalam waktu singkat, dengan mempertimbangkan kemampuan guru, siswa, orang tua, dan kemampuan fasilitas yang dimiliki.
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan melalui sistem online atau sistem dalam jaringan (daring) yang dimulai sejak bulan Maret 2020. Pelaksanaan pembelajaran secara daring bertujuan untuk mengurangi angka penyebaran Covid-19. Dengan adanya pandemi covid-19 ini, dalam proses belajar, guru dan siswa akan merasakan kehadiran teknologi, pembelajaran tatap muka tidak mungkin dilakukan dalam kondisi saat ini. Oleh karena itu, belajar online menjadi pilihan pertama.
Pembelajaran online adalah pembelajaran jarak jauh, dalam Pembelajaran jarak jauh selalu menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan pembelajarannya mulai dari teknologi yang paling sederhana hingga teknologi yang terkini. Pembelajaran online lahir dari generasi keempat setelah adanya internet (Yuhasriati et al., 2020). Jadi, pembelajaran
online adalah pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan internet. Oleh karena itu,
dalam bahasa Indonesia pembelajaran online diterjemahkan sebagai „pembelajaran dalam jaringan‟ atau „pembelajaran daring‟. Istilah online learning banyak disinonimkan dengan istilah lainnya seperti e-learning, internet learning, web-based learning, tele-learning,
distributed learning dan lain sebagainya (Ally,2008). Dengan adanya pembelajaran jarak
jauh, maka peserta didik tidak harus datang ke sekolah untuk melaksanakan pembelajaran.
E-learning merupakan suatu sistem pendidikan yang menggunakan teknologi
informasi dalam proses belajar mengajar yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja karena materi pembelajarannya dapat diakses dari jarak jauh. “E-learning adalah pengaplikasian kegiatan komunikasi, pendidikan dan pelatihan secara elektronik yang memiliki karakteristik (1) interaktivitas (2) kemandirian (3) aksesibilitas (4) pengayaan” Rusman (2012:292).
Pembelajaran e-learning tidak hanya sekedar membagikan materi pembelajaran di dalam jaringan internet. Dalam online learning , selain ada materi pembelajaran online juga ada proses kegiatan belajar mengajar secara online. Jadi, perbedaan pokok antara pembelajaran online dengan sekedar materi pembelajaran online adalah adanya interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran dengan Model pembelajaran (Tian, 2019).
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah satu guru fisika dan beberapa peserta didik di MAN I Takengon diperoleh informasi bahwa guru mengalami kendala pada proses pembelajaran menggunakan e-learning disebabkan karena guru tersebut kurang menguasai ilmu teknologi (IT) dan banyaknya siswa yang tidak
1082
mengikuti proses pembelajaran menggunakan e-learning. Kemudian, terdapat beberapa kendala yang di alami siswa terkait pembelajaran fisika menggunakan e-learning yaitu: banyak siswa yang mengalami kesulitan memahami materi yang di sajikan guru karena minimnya penjelasan dan juga materi, sarana dan prasarana yang dimiliki kurang mendukung, dan beberapa dari siswa mengalami kesulitan untuk mendapatkan akses internet yang bagus sehingga tidak bisa digunakan dengan maksimal.
Perlu adanya upaya untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan
e-learning sudah efektif atau belum. Efektivitas pembelajaran adalah tolak ukur keberhasilan
dari proses interaksi antara siswa dengan guru dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif apabila kegiatan mengajar dapat mencapai tujuan sesuai pada rencana awal. Menurut ( Maryani, 2013) dengan adanya media pembelajaran e-learning proses pembelajaran siswa akan menjadi lebih efektif dan kondusif, meningkatkan minat siswa dengan metode mengajar yang lebih bervariasi dan dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat mempertinggi hasil belajar yang di capainya.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Nadziroh, 2017) dengan judul “The Analisa Efektivitas Sistem Pembelajaran Berbasis E-Learning ” menunjukan bahwa
e-learning efektif dalam meningkatkan mutu pembelajaran, karena proses pembelajaran
tidak hanya terpaku dalam satu waktu dan dalam ruangan saja. Hasil penelitian ( Rachmat & Krisnadi, 2020) dengan judul “ Analisis Efektivitas Pembelajaran Daring (Online) Untuk Siswa SMK Negeri 8 Kota Tangerang Pada Saat Pandemi Covid 19 ” membuktikan bahwa pembelajaran daring kurang efektif karena siswa kurang paham dengan pembelajaran yang diberikan guru melalui pembelajaran daring dan kendala yang dihadapi siswa dalam pembelajaran daring adalah kendala jaringan yang lambat dan penelitian yang di lakukan oleh ( Mawar, 2012) dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Pada Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kalasan” menunjukan bahwa efektivitas penggunaan media pembelajaran e-learning berbasis web lebih tinggi daripada menggunakanmedia pembelajaran konvensional.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Pembelajaran Fisika Menggunakan E-Learning di MAN 1 Takengon.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitiatif, dimana semua data atau informasi diwujudkan dalam bentuk analisis. Penelitian kualitatif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian yang menganalisis efektivitas pembelajaran fisika menggunakan e-learning.
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif yang dimaksudkan pada penelitian ini untuk mendeskripsikan data-data informasi mengenai keadaan saat ini yaitu pada efektifitas pembelajaran fisika menggunakan
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998
1083 Subjek dalam penelitian ini adalah siswa siswi kelas XI IPA di MAN 1 Takengon yang berjumlah 146 orang. Penentuan subjek penelitian menggunakan teknik random sampling.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini berupa angket dan dokumentasi. Pada penelitian ini menggunakan angket secara tertutup, pada angket tertutup pernyataan sudah tersusun secara terstruktur. Siswa yang sudah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan e-learning akan diberikan lembar angket dan dokumentasi dalam penelitian ini berkaitan dengan penelitian seperti hasil belajar dan perangkat pembelajaran. Penetapan skor untuk pernyataan positif dan negative seperti tabel 1.
Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban siswa
No Alternatif Jawaban Keterangan
1. 5 Sangat Setuju
2. 4 Setuju
3. 3 Ragu-ragu
4. 2 Tidak Setuju
5. 1 Sangat Tidak Setuju
(Sumber .Sugiyono, 2017:93)
Skor yang dicapai oleh siswa adalah jumlah dari seluruh angka untuk seluruh pernyataan yang direspon atau diberi tanda ceklis. Perbedaan jumlah angka yang dicapai oleh para siswa dapat ditafsirkan sebagai perbedaan sikap, positif atau negative, terhadap objek sikap Yusrizal ( 2016 : 328).
Untuk menilai sikap individu atau kelompok (skor rata-rata ), yaitu dengan cara membandingkan skor yang diperoleh dengan kriteria tertentu. Caranya adalah sebagai berikut, jumlah butir skala sikap 5:
1. Skor maksimal, yaitu skor jawaban terbesar di kali banyak item 5×28=140. 2. Skor minimal, yaitu skor jawaban terkecil dikali banyak item 1 ×28=28.
3. Nilai median, yaitu hasil penjumlahan skor maksimal dengan skor minimal dibagi dua (140 +28) ∶2=84.
4. Nilai kuartil 1, yaitu hasil penjumlahan skor minimal dengan median dibagi dua (28+84):2=56.
5. Nilai kuartil 3, yaitu hasil penjumlahan skor maksimal dengan median dibagi dua (140 +84):2=112.
Untuk menghitung total skor alternatif jawaban siswa dengan cara menjumlahkan skor-skor item yang diperoleh siswa menggunakan prosedur Likert’s Summeted Rating. HASIL DAN PEMBAHASAN
Data diperoleh dari hasil angket yang sudah diisi oleh setiap responden penelitian berjumlah 60 orang siswa. Data angket pada penelitian ini berisikan 28 butir pertanyaan yang dibagi kedalam dua aspek yaitu aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dan aspek aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Aspek dari
1084
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran terdiri dari tiga indikator yaitu persiapan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, dan evaluasi pengajaran. Sedangkan aspek aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran terdiri dari empat indikator yaitu aktivitas melihat, aktivitas lisan, aktivitas menulis, dan aktivitas mental.
Aspek kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran fisika menggunakan
e-learning di MAN 1 Takengon, berada dalam kategori efektif dengan skor 4.067, artinya
guru sudah merumuskan tujuan pembelajaran, merencanakan langkah-langkah pengajaran, menyiapkan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan, mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran, dan menyiapkan bahan pengajaran remedial. Kemampuan guru pada dasarnya sangat penting dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar siswa, hal ini dikarenakan proses belajar mengajar dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak hanya ditentukan oleh sekolah, pola struktur serta isi kurikulumnya, tetapi juga di tentukan oleh kemampuan guru yang mengajar dalam membimbing siswa. Pernyataan ini didukung oleh Rusman (2013) menyatakan bahwa guru merupakan faktor penentu yang sangat dominan dalam pendidikan pada umumnya, karena guru memegang peranan dalam proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan.
Aspek Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran fisika menggunakan
e-learning di MAN 1 Takengon, berada dalam kategori efektif dengan skor 2.335, artinya
siswa sudah membaca dan memahami bahan ajar yang disediakan guru, memperhatikan gambar dan video yang di sajikan guru di dalam e-learning, mengajukan pertanyaan, diskusi, Menulis / mencatat uraian, dan Memecahkan soal di dalam e-learning
Hasil belajar siswa mendapatkan total presentase jumlah siswa yang dinilai rata-rata hasil belajarnya melewati KKM dengan menggunakan e-learning adalah sebesar 100% sangat baik. Angka yang diperoleh melewati 85% dari jumlah siswa dalam kelas tersebut yang menjadi standarisasi para ahli untuk menyatakan suatu pembelajran efektif. Jadi, berdasarkan keterkaitan teori dan hasil penelitian yang diperoleh, maka pembelajaran fisika menggunakan e-learning efektif mencapai ketuntasan hasil belajar.
Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Andi, 2015) dengan judul “Eefektivitas Penggunaan Media Pembelajaran E-Learning Berbasis Web Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fisika Kelas X Persiapan di SMK Negeri 11 Semarang ” menunjukan bahwa e-learning efektif dalam meningkatkan prestasi siswa pada mata pelajaran fisika di SMK Negeri 11 Semarang. Rata–rata peningkatan nilai mata pelajaran ini yang diajarkan dengan e-learning lebih tinggi (80,28) disbanding dengan rata-rata peningkatan nilai yang di ajarkan tidak menggunakan e-learning. Hasil penelitian ( Rayyan, dkk , 2020) dengan judul “ Analisis Efektivitas Media Pembelajaran E-Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Pelajaran Fisika” menunjukan bahwa media pembelajaran e-learning efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai efektifitas terendah 21.72% sampai tertinggi 94,47% dengan rata-rata 69,67% KESIMPULAN
Berdasarkan dari analisis data dan hasil pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa efektivitas pembelajaran fisikan menggunakan e-learning di MAN 1
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora Agustus 2021 eISSN 2657- 0998
1085 Takengon efektif. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis, di dapatkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dalam kategori efektif dengan skor 4.067, aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam kategori efektif dengan skor 2.335, dan analisis hasil belajar siswa dalam kategori sangat efektif yaitu 100%. Jadi, secara umum dapat dikatakan pembelajaran fisika menggunakan e-learning di MAN 1 Takengon efektif. DAFTAR PUSTAKA
Ally, M. 2008. Foundation For Educational Theory For Online Learning In T. Anderson (Ed).The Theory and practice Of Online Learning Second Edition PP, 1-20, Edmonton, Canada: AuPress.
Eveline. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia.
Ibrahim, 2020. Sosialisasi Kesehatan untuk Pencegahan Penyebaran Covid-19 di SMA
Mesjid Raya Aceh Besar.
http://ojs.serambimekkah.ac.id/BAKTIMAS/article/view/2987
Maryani, Y. 2013. Aplikasi E-Learning Sebagai Model Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi di Jurusan Kesehatan Gigi Poltekes Kemenkes Pontianak. Vol 9 No. 1
hal 27-39.
Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.
Rusman. 2013. Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Jakarta : PT Bumi Aksara
Sugiyono. (2017). Statiska untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Yuhasriati, Jasmaniah, Azhari, B., Ma‟Awiyah, A., Zulkifli, Syabuddin, Hamid, M., Hamidansyah, Ridhwan, M., Hambali, Ilyas, & Bahri, S. (2020). E-Learning as Connector among Education Institution in the 4th Industrial Revolution. Journal of
Physics: Conference Series. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1471/1/012024
Yusrizal. 2016. Pengukuran & Evaluasi Hasil dan Proses Belajar. Yogyakarta : Pale Media Prima.